• Tidak ada hasil yang ditemukan

MARINE SEISMIC ACQUISITION.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MARINE SEISMIC ACQUISITION.pdf"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang

Untuk mengetahui sumber daya mineral dan energi dibutuhkan suatu ilmu Untuk mengetahui sumber daya mineral dan energi dibutuhkan suatu ilmu dan teknologi atau instrumen yang dapat mengeksplorasi sumber daya mineral dan teknologi atau instrumen yang dapat mengeksplorasi sumber daya mineral dan energi yang ada di bawah permukaan bumi, yaitu metode seismik. Metode dan energi yang ada di bawah permukaan bumi, yaitu metode seismik. Metode seismik merupakan salah satu metode eksplorasi yang didasarkan pada seismik merupakan salah satu metode eksplorasi yang didasarkan pada  pengukuran

 pengukuran respon respon gelombang gelombang suara suara yang yang menjalar menjalar pada pada suatu suatu medium medium dandan kemudian direfleksikan dan direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan sedimen kemudian direfleksikan dan direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan sedimen atau batas-batas batuan. Metode seismik refleksi dibagi menjadi dua yaitu metode atau batas-batas batuan. Metode seismik refleksi dibagi menjadi dua yaitu metode seismik dangkal dan metode seismik dalam. Seismik dangkal (

seismik dangkal dan metode seismik dalam. Seismik dangkal ( shallow  shallow seismikseismik reflection

reflection) biasanya diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang) biasanya diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya. Sedangkan seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek lainnya. Sedangkan seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Kedua kelompok ini menuntut resolusi dan hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Kedua kelompok ini menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda dan teknik lapangan yang berbeda.

akurasi yang berbeda dan teknik lapangan yang berbeda.

Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang

Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisikageofisika untuk menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di untuk menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di  bawah permukaan bumi dengan menggunakan

 bawah permukaan bumi dengan menggunakan gelombang seismik. gelombang seismik. Hasil rekaman Hasil rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut dengan seismogram yang kemudian yang diperoleh dari survei ini disebut dengan seismogram yang kemudian diproses menjadi

diproses menjadi penampang seismik. penampang seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi denganEksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan

minyak untuk melakukan pemetaan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisastruktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan

melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan-jebakan hidrokarbon berdasarkanhidrokarbon berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.

interpretasi dari penampang seismiknya.

Akuisisi data seismik adalah pekerjaan bagian terdepan dari suatu Akuisisi data seismik adalah pekerjaan bagian terdepan dari suatu eksplorasi hidrokarbon. Pengambilan data seismik merupakan proses untuk eksplorasi hidrokarbon. Pengambilan data seismik merupakan proses untuk memperoleh data seismik yang meliputi survei lapangan, pembangkit sumber memperoleh data seismik yang meliputi survei lapangan, pembangkit sumber energi, penempatan geophone sebagai penerima sinyal, perekaman,

energi, penempatan geophone sebagai penerima sinyal, perekaman,  field field  processing 

 processing , dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya. Persiapan awal yang, dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya. Persiapan awal yang dilakukan adalah menentukan parameter-parameter lapangan yang cocok dari dilakukan adalah menentukan parameter-parameter lapangan yang cocok dari suatu daerah yang hendak disurvei. Tujuannya adalah untuk menentukan kualitas suatu daerah yang hendak disurvei. Tujuannya adalah untuk menentukan kualitas

(2)
(3)

data yang akan diperoleh. Dan tujuan utama dari suatu survei seismik adalah data yang akan diperoleh. Dan tujuan utama dari suatu survei seismik adalah melakukan pengukuran seismik untuk memperoleh rekaman yang berkualitas melakukan pengukuran seismik untuk memperoleh rekaman yang berkualitas  baik.

 baik. Kualitas Kualitas rekaman rekaman seismik seismik itu itu dinilai dinilai dari dari perbandingan perbandingan kandungan kandungan sinyalsinyal refleksi terhadap sinyal gangguan (S/N) dan keakuratan pengukuran waktu refleksi terhadap sinyal gangguan (S/N) dan keakuratan pengukuran waktu tempuh (travel time) gelombang seismik ketika menjalar dalam batuan.

tempuh (travel time) gelombang seismik ketika menjalar dalam batuan.

1.2. Maksud dan Tujuan 1.2. Maksud dan Tujuan

a.

a. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib Program Studi Teknik GeofisikaMemenuhi salah satu mata kuliah wajib Program Studi Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala dengan melaksanakan kerja Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala dengan melaksanakan kerja  praktek.

 praktek.  b.

 b. Mempelajari tahapan akuisisi data seismik laut dalam kegiatan eksplorasiMempelajari tahapan akuisisi data seismik laut dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi.

minyak dan gas bumi.

1.3.

1.3. Lokasi Lokasi Kerja Kerja PraktekPraktek

Lokasi kerja praktek ini berada pada Kantor Pusat Pertamina Hulu Energi Lokasi kerja praktek ini berada pada Kantor Pusat Pertamina Hulu Energi  pada

 pada Divisi Divisi Technical Technical Support Support yang yang beralamat beralamat di di PHE PHE Tower, Tower, Lantai Lantai 11, 11, JalanJalan T.B. Simatupang Kav. 99, Jakarta Selatan

T.B. Simatupang Kav. 99, Jakarta Selatan kode pos 12520.kode pos 12520.

1.4. Waktu Kerja Praktek 1.4. Waktu Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan selama 1 bulan, tepatnya dimulai Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan selama 1 bulan, tepatnya dimulai  pada tanggal 03 Agu

 pada tanggal 03 Agustusstus –  –  03 September 2015. 03 September 2015.

1.5.

1.5. Sistematika Penulisan LaporanSistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini sebagai berikut. Sistematika penulisan pada laporan kerja praktek ini sebagai berikut. a.

a. BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi kerja praktek, waktu kerja Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi kerja praktek, waktu kerja  praktek, dan sistematika penulisan dari laporan kerja praktek ini.

 praktek, dan sistematika penulisan dari laporan kerja praktek ini.  b.

 b. BAB II TINJAUAN PUSTAKABAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi teori-teori

Berisi teori-teori yang beruhubungyang beruhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek.an dengan pelaksanaan kerja praktek. c.

c. BAB III TINJAUAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTEKBAB III TINJAUAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTEK Berisi profil dan visi misi perusahaan.

(4)

d.

d. BAB IV PELAKSANAAN KERJA PRAKTEKBAB IV PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Berisi penjelasan mengenai berbagai macam pekerjaan dan hasil yang Berisi penjelasan mengenai berbagai macam pekerjaan dan hasil yang didapat selama kerja praktek di Kantor Pusat Pertamina Hulu Energi.

didapat selama kerja praktek di Kantor Pusat Pertamina Hulu Energi. e.

e. BAB V PENUTUPBAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran dari laporan kerja praktek ini. Berisi kesimpulan dan saran dari laporan kerja praktek ini.

(5)

BAB II BAB II DASAR TEORI DASAR TEORI 2.1. Gelombang Seismik 2.1. Gelombang Seismik

Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat ditimbulkan dengan dua metode yaitu metode aktif dan metode seismik dapat ditimbulkan dengan dua metode yaitu metode aktif dan metode  pasif.

 pasif. Metode Metode aktif aktif adalah adalah metode metode penimbulan penimbulan gelombang gelombang seismik seismik secara secara aktifaktif atau disengaja menggunakan gangguan yang dibuat oleh manusia, biasanya atau disengaja menggunakan gangguan yang dibuat oleh manusia, biasanya digunakan untuk eksplorasi. Metode pasif adalah gangguan yang muncul terjadi digunakan untuk eksplorasi. Metode pasif adalah gangguan yang muncul terjadi secara alamiah, contohnya gempa. Gelombang seismik termasuk dalam secara alamiah, contohnya gempa. Gelombang seismik termasuk dalam gelombang elastik karena medium yang dilalui yaitu bumi bersifat elastik. Oleh gelombang elastik karena medium yang dilalui yaitu bumi bersifat elastik. Oleh karena itu sifat penjalaran gelombang seismik bergantung pada elastisitas batuan karena itu sifat penjalaran gelombang seismik bergantung pada elastisitas batuan yang dilewatinya. Teori lempeng tektonik telah menjelaskan bagaimana yang dilewatinya. Teori lempeng tektonik telah menjelaskan bagaimana  pergerakan

 pergerakan dari dari lempeng lempeng bumi. bumi. Pergerakan Pergerakan lempeng lempeng bumi bumi menyebabkan menyebabkan batuanbatuan terdeformasi atau berubah bentuk dan ukuran karena adanya pergerakan antar terdeformasi atau berubah bentuk dan ukuran karena adanya pergerakan antar lempeng. Deformasi akibat bergerakan lempeng ini berupa tegangan (

lempeng. Deformasi akibat bergerakan lempeng ini berupa tegangan ( stress stress) dan) dan regangan (

regangan ( strain strain).).

Bumi sebagai medium rambat gelombang seismik tersusun dari perlapisan Bumi sebagai medium rambat gelombang seismik tersusun dari perlapisan  batuan

 batuan yang yang memiliki memiliki sifat sifat fisis fisis yang yang berbeda-beda, berbeda-beda, terutama terutama sifat sifat fisis fisis densitasdensitas  batuan

 batuan (ρ) (ρ) dan dan cepat cepat rambat rambat gelombang gelombang (v). (v). Sifat Sifat fisis fisis tersebut tersebut adalah adalah sifat sifat fisisfisis yang mempengaruhi refleksivitas seismik. Berdasarkan konsep tersebut maka yang mempengaruhi refleksivitas seismik. Berdasarkan konsep tersebut maka dapat dilakukan perkiraan bentuk lapisan/struktur bawah permukaan. Penerapan dapat dilakukan perkiraan bentuk lapisan/struktur bawah permukaan. Penerapan konsepnya kemudian disebut sebagai impedansi akustik, dimana sebagai konsepnya kemudian disebut sebagai impedansi akustik, dimana sebagai karekteristik akustik suatu batuan dan merupakan perkalian antara densitas dan karekteristik akustik suatu batuan dan merupakan perkalian antara densitas dan cepat rambat gelombang pada medium, yang dinyatakan sebagai :

cepat rambat gelombang pada medium, yang dinyatakan sebagai :

   = =   ..

(2.1)(2.1)

Apabila terdapat dua lapisan batuan yang saling berbatasan dan memiliki Apabila terdapat dua lapisan batuan yang saling berbatasan dan memiliki  perbedaan nilai impedansi

 perbedaan nilai impedansi akustik, maka refleksi akustik, maka refleksi gelombang seismik dapat tgelombang seismik dapat terjadierjadi  pada

 pada bidang bidang batas batas antara antara kedua kedua lapisan lapisan tersebut. tersebut. Besar Besar nilai nilai refleksi refleksi yang yang terjaditerjadi kemudian dinyatakan sebagai koefisien refleksi yaitu :

(6)

=

− 

1

1

+

1

1

=





− 

+

1

1

  (2.2)

Koefisien refleksi menunjukkan perbandingan amplitudo (energi) gelombang pantul dan gelombang datang, dimana semakin besar amplitudo seismik yang terekam maka semakin besar koefisien refleksinya.

Gambar 2.1. Skema Pemantulan Gelombang Seismik pada Batas Dua Medium Berbeda Nilai AI-Nya.

2.2. Jenis-jenis Gelombang Seismik

Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior bumi disebut sebagai body wave dan merambat melalui permukaan bumi yang disebut  surface wave. Sumber gelombang seismik ada dua yaitu alami dan buatan. Sumber alami terjadi karena adanya gempa tektonik, gempa vulkanik dan runtuhan/ longsoran, sedangkan buatan menggunakan gangguan yang disengaja.

1. Gelombang Badan/ Body Wave

Gelombang badan adalah gelombang yang menjalar dalam media elastik dan arah perambatannya keseluruh bagian di dalam bumi. Berdasarkan gerak  partikel pada media dan arah penjalarannya gelombang dapat dibedakan menjadi

gelombang P dan gelombang S.

Gelombang P disebut dengan gelombang kompresi/gelombang longitudinal. Gelombang ini memiliki kecepatan rambat paling besar dibandingkan dengan gelombang seismik yang lain, dapat merambat melalui

(7)

medium padat, cair dan gas. Persamaan dari kecepatan gelombang P adalah sebagai berikut :

=  

+

  (2.3) Keterangan :

 = konstanta lame

 = rigiditas

 = densitas

Gambar 2.2. Gelombang P (Elnashai dan Sarno, 2008)

Gelombang S disebut juga gelombang  shear  atau transversal. Gelombang ini memiliki cepat rambat yang lebih lambat bila dibandingkan dengan gelombang P dan hanya dapat merambat pada medium padat saja. Gelombang S tegak lurus terhadap arah rambatnya. Persamaan dari kecepatan Gelombang S (

) adalah sebagai berikut :

=  

  (2.4)

(8)

2. Gelombang Permukaan

Gelombang permukaan merupakan salah satu gelombang seismik selain gelombang badan. Gelombang ini ada pada batas permukaan medium. Berdasarkan pada sifat gerakan partikel media elastik, gelombang permukaan merupakan gelombang yang kompleks dengan frekuensi yang rendah dan amplitudo yang besar, yang menjalar akibat adanya efek  free survace dimana terdapat perbedaan sifat elastik (Susilawati, 2008). Jenis dari gelombang  permukaan ada dua yaitu gelombang Reyleigh dan gelombang Love.

Gelombang Reyleigh merupakan gelombang permukaan yang orbit gerakannya elips tegak lurus dengan permukaan dan arah penjalarannya. Gelombang jenis ini adalah gelombang permukaan yang terjadi akibat adanya interferensi antara gelombang tekan dengan gelombang geser secara konstruktif. Persamaan dari kecepatan gelombang Reyleigh (

) adalah sebagai berikut :

=0,92 √ 

  (2.5)

Gambar 2.4. Gelombang Reyleigh (Elnashai dan Sarno, 2008)

Gelombang love merupakan gelombang permukaan yang menjalar dalam  bentuk gelombang transversal yang merupakan gelombang S horizontal yang  penjalarannya paralel dengan permukaannya (Gadallah and Fisher, 2009).

(9)

2.3. Mekanisme Penjalaran Gelombang Seismik 

Mekanisme penjalaran gelombang seismik didasarkan pada Hukum Snellius, Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Hukum Snellius

Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat di  bawah permukaan. Penjalaran gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari Prinsip Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan mengenai  permukaan bidang batas antara dua medium berbeda akan menimbulkan

gelombang refraksi dan refleksi (Hutabarat, 2009).

Gambar 2.6. Pemantulan dan Pembiasan Gelombang

Sebagian energi gelombang akan dipantulkan sebagai gelombang P dan gelombang S, dan sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P dan gelombang S (Hutabarat, 2009). Hukum Snellius dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

(10)

2. Prinsip Huygens

Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber bagi gelombang baru. Posisi dari muka gelombang dalam dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk semua wavelet sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya kedalaman (Asparini, 2011).

Gambar 2.7. Prinsip Huygens 3. Prinsip Fermat

Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah (Jamady, 2011).

(11)

2.4. Metode Seismik Refleksi di Laut

Seismik merupakan salah satu metode geofisika untuk mengidentifikasi keadaan bawah permukaan menggunakan prinsip perambatan gelombang. Metode seismik yang menggunakan gelombang buatan untuk menghasilkan sumber gelombang biasa disebut metode aktif. Sumber gelombang yang digunakan dalam seismik dapat bermacam-macam sesuai dengan metode yang digunakan, tempat akuisisi data, dan target yang diinginkan dalam setiap pengukuran. Contoh sumber seismik antara lain dinamit, palu, weight drop, vibroseis, air gun, dan lain-lain. Air gun digunakan dalam penelitian bawah permukaan di laut atau disebut offshore.

Metode yang digunakan dalam kerja praktek ini adalah metode seismik refleksi. Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika aktif yang memanfaatkan sumber seismik buatan. Setelah gelombang buatan tersebut diberikan, maka gelombang tersebut akan merambat melalui medium tanah/batuan di bawah permukaan, dimana perambatan gelombang tersebut akan memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan maupun pembiasan sebagai akibat dari adanya perbedaan kecepatan ketika melalui pelapisan medium yang berbeda. Pada jarak tertentu di permukaan, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data rekaman tersebut selanjutnya dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur bawah  permukaan.

Gambar 2.9 Skema Penjalaran Gelombang Seismik pada Data Seismik Laut Dalam penerapannya, metode seismik refleksi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Dengan seismik

(12)

dapat diketahui dan dipetakan gambaran kondisi struktur bawah permukaan s ecara lateral maupun vertikal, dapat digunakan dalam studi stratigrafi dan beberapa kenampakan pola pengendapan, dapat digunakan dalam studi petrofisika (porositas, permeabilitas, dan kompaksi batuan) hingga memungkinkan untuk mendeteksi langsung keberadaan hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Sehingga metode ini dijadikan sebagai salah satu garda terdepan dalam eksplorasi minyak dan gas bumi.

 Namun, keunggulan tersebut juga diimbangi dengan beberapa kelemahan, mengingat survei seismik refleksi umumnya dilakukan dalam skala yang besar. Sehingga akan membutuhkan teknologi, biaya, waktu, dan tenaga yang relatif  besar.

Kegiatan survei seismik (eksplorasi) dapat dikelompokkan dalam tiga serangkaian kegiatan/tahapan utama, yaitu akuisisi data seismik, pengolahan data seismik, dan interpretasi data seismik. Dalam kerja praktek ini pendalaman materi hanya di bagian akuisisi data seismik khususnya di laut atau offshore.

(13)

BAB III

TINJAUAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTEK

3.1. Profil Perusahaan

PT. PERTAMINA HULU ENERGI (PHE) merupakan anak perusahaan operasional strategis PT. PERTAMINA (PERSERO). PHE dirancang untuk mengelola dan mengembangkan Portofolio dalam bisnis Hulu Minyak & Gas melalui berbagai skema kemitraan, di dalam negeri maupun internasional. Skema tersebut termasuk Joint Operating Body of Production Sharing Contract (JOB-PSC), Pertamina Participating Interest (PPI) dan juga kemitraan lainnya dalam mengoperasikan blok di luar negeri.

Minyak & Gas

PHE kini beroperasi di 8 Bidang JOB-PSC, 12 Bidang Pertamina Interest (PPI) dan Indonesia Participant (IP) dan 8 blok di luar negeri (Onshore & Offshore) di 6 negara yang berpartisipasi. PHE juga terlibat dalam kemitraan khusus yang bernama "Tripartite Coorperation" yang terdiri dari 3 Perusahaan Minyak Nasional ASEAN; Pertamina (Indonesia), Petronas Carigali (Malaysia) dan PetroVietnam (Vietnam). Tripartite Coorperation mengakuisisi 1 blok di setiap negara, yaitu Blok Lepas Pantai SK305 di Malaysia, Blok 10 & 11.1 di Vietnam dan Blok Randugunting di Indonesia.

Pada tahun 2009, PHE juga telah diberikan kepercayaan untuk mengelola sebagai operator, blok ONWJ, sebagai hasil dari akuisisi Pertamina belakangan ini dari 100% saham BP yang memiliki 46% Participating Interest (PI) di daerah tersebut. Selanjutnya, PHE juga terlibat dalam mengelola blok baru di Australia, Basker-Manta-Gummy (BMG), dimana baru-baru ini PHE melalui Pertamina memiliki 10% dari PI tersebut.

Coal Bed Methane (CBM)

Pada tahun 2008, PHE juga mulai ikut serta dalam bisnis Coal Bed Methane (CBM) dengan menandatangani Production Sharing Contract (PSC) untuk memanfaatkan sumber daya CBM di Sangatta, Kalimantan Timur. Pada tahun mendatang, PHE akan mengembangkan lebih sumber daya CBM di daerah lain di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan.

(14)

Produksi

Pada tahun 2008, total produksi minyak dan gas dari JOB dan IP / PPI mencapai rata-rata 34.647 BOPD dan 163 MMSCFD. Tahun ini, pertumbuhan diharapkan mencapai 34.674 BOPD pada minyak dan 163 MMSCFD dari gas. Berdasarkan tahun realisasi untuk per tanggal Agustus 2009, produksi minyak dan gas dari PHE telah mencapai 36.000 BOPD atau 108% dari target awal. Penambahan untuk akan hal itu, produksi gas saat ini telah mencapai 214 MMSCFD alrerady atau 155% dari target yang diharapkan. Sebenarnya, jika kita menambahkan produksi dari akuisisi PHE baru-baru ini (PHE ONWJ) yang diproduksi sekitar 26.000 BOPD (Hak PHE 11.960 BOPD), total rata-rata  produksi dari minyak dan gas meningkat sangat menarik 50.000 BOPD dan 373

MMSCFD.

Gambar 3.1 Gambaran Umum Kegiatan Eksplorasi oleh Pertamina Hulu Energi Dalam memperluas ke seluruh dunia dan mencapai visi perusahaan, PHE untuk itu berfungsi sebagai sebuah kendaraan perusahaan untuk mendorong PERTAMINA menjadi Perusahaan Minyak Nasional kelas dunia. Dalam hal ini, PHE diatur tepat menjadi roda gigi yang tinggi untuk arah masa depan

(15)

3.2. Visi dan Misi Perusahaan 3.2.1. Visi

Menjadi perusahaan minyak dan gas bumi hulu kelas dunia.

3.2.2. Misi

Melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi secara profesional dan berdaya laba lebih tinggi serta memberikan nilai tambah bagi stakeholders.

(16)

BAB IV

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4.1. Permasalahan Akuisisi Data Seismik Laut

Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi pada khususnya sebelum melakukan akuisisi data, perlu untuk menentukan target yang akan dicapai dan mengidentifikasikan terlebih dahulu permasalahan yang mungkin terjadi. Terdapat 8 permasalahan, antara lain :

1. Kedalaman target

2. Kualitas refleksi batuan

3. Resolusi vertikal yang diperlukan 4. Besar kemiringan target tercuram

5. Ciri-ciri jebakan hidrokarbon sebagai target 6. Permasalahan noise yang khusus

7. Permasalahan logistik tim

8. Kemungkinan adanya suatu proses khusus yang diperlukan 4.2. Desain Parameter Lapangan

Dari permasalahan tersebut, terdapat beberapa desain parameter utama lapangan yang akan mempengaruhi kualitas data dan perlu dipertimbangkan secara teknis dan ekonomis, yaitu :

1. Offset Terjauh ( Far Offset )

Jarak antara sumber seismik dengan sensor penerima/receiver  terjauh, yang didasarkan pada pertimbangan kedalaman sasaran paling dalam.

(17)

2. Offset Terdekat ( Near Offset )

Jarak antara sumber seismik dengan sensor penerima terdekat, didasarkan pada pertimbangan kedalaman sasaran paling dangkal.

3. Group Interval

Jarak antara satu kelompok sensor penerima/receiver   dengan kelompok penerima berikutnya, dimana satu kelompok memberikan satu trace seismik sebagai stack  atau superposisi beberapa sensor penerima.

Gambar 4.2 Jarak Antar Lintasan Kumpulan Receiver

4. Ukuran Sumber Seismik (Charge Size)

Sumber seismik umumnya menggunakan peledak/dinamit atau vibroseis truck   (untuk survey darat), atau air gun  (untuk survey laut). Ukuran sumber seismik menyatakan ukuran energi yang dilepaskan oleh sumber seismik, yang disesuaikan dengan kedalaman target dan kualitas data yang baik yang dapat dipertahankan.

5. Kedalaman Sumber (Charge Depth)

Sumber seismik sebaiknya ditempatkan di bawah permukaan laut yang tidak berarus kuat, sehingga energi sumber seismik dapat ditransfer secara optimal ke dasar permukaan laut hingga dalam sistem pelapisan medium di bawah permukaan dasar laut.

(18)

Gambar 4.3 Kenampakan Kedalaman Source

6. Kelipatan Cakupan ( Fold Coverage)

Jumlah suatu titik di bawah permukaan yang terekam oleh perekam di permukaan. Semakin besar kelipatannya, maka kualitas data akan semakin baik. Cara ini juga untuk menggandakan rekaman dari suatu titik refleksi menjadi lebih dari satu kali refleksi, yang bertujuan untuk mempertinggi harga S/N.

(19)

7. Laju pencuplikan (Sampling Rate)

Penentuan besar kecilnya sampling rate bergantung pada frekuensi maksimum sinyal yang dapat direkam pada daerah survei tersebut. Penentuan sampling rate ini akan memberikan batas frekuensi tertinggi yang terekam akibat adanya aliasing.

Frekuensi aliasing ini akan terjadi jika frekuensi yang terekam itu lebih besar dari frekuensi nyquistnya. Sebagai contoh, jika kita mengambil sampling ratenya sebesar 4 ms, maka besarnya frekuensi sampling adalah (1000/4) atau 250 Hz , dan besar sampling rate adalah 125 Hz.

Hal di atas memiliki arti fisis yaitu jika besarnya frekuensi gelombang yang terekam memiliki frekuensi lebih besar dari 125 Hz, maka frekuensi tersebut akan menjadi seolah-olah mempunyai frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi sebenarnya, ini yang disebut frekuensi aliasing.

8. Tapis Potong Bawah (Low Pass Filter)

Merupakan filter pada instrumen perekam untuk memotong amplitudo frekuensi gelombang seismik/ trace yang rendah.

9. Frekuensi Perekam

Karakteristik instrumen perekam dalam merespon suatu gelombang seismik.

10. Panjang Perekaman ( Record Length)

Lamanya waktu perekaman gelombang seismik yang ditentukan oleh kedalaman sasaran.

11. Rangkaian Penerima ( Receiver Group)

Suatu kumpulan instrumen sensor penerima/receiver  yang disusun sedemikian hingga, sehingga noise dapat diredam seminimal mungkin.

(20)

12. Panjang Lintasan

Panjang lintasan survei ditentukan dengan mempertimbangkan luas sebaran/panjang target di bawah permukaan terhadap panjang lintasan survey di permukaan.

Gambar 4.5 Panjang Lintasan Akuisisi Seismik Laut 13. Receiver Array

Bentang penerima menentukan informasi kedalaman rambatan gelombang seismik, nilai kelipatan cakupan, dan alternatif skenario  peledakan sumber seismik, seperti ketika lintasan melalui sungai yang

lebar.

Tujuan dari bagian ini adalah untuk mendapatkan bentuk  penyusunan hydrophone yang cocok yang berfungsi untuk meredam noise yang sebesar-besarnya dan sebaliknya untuk mendapatkan sinyal yang sebesar-besarnya. Dengan kata lain untuk meningkatkan signal to ratio yang besar.

Dalam penentuan array hydrophone, maka langkah-langkah yang  perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Menentukan panjang gelombang ground roll yang dominan  b. Membuat kurva array hydrophone

(21)

Gambar 4.6 Konfigurasi kumpulan Hydrophone

14. Arah Lintasan

Arah lintasan ditentukan berdasarkan informasi studi pendahuluan terhadap target.

Gambar 4.7 Arah Lintasan terhadap Struktur Pola Subsurface

15. Spasi Antar Lintasan

Jarak antar satu lintasan ke terhadap lintasan yang lain. 4.3. Peralatan Akuisisi Seismik Laut

1. Kapal Utama

Kapal utama merupakan kapal yang menyediakan seluruh fasilitas dan peralatan selama proses akuisisi data seismik berlangsung di laut baik dalam hal teknis maupun non teknis. Di dalam kapal utama terdapat

(22)

 beberapa departemen yaitu departemen perekaman (recording), navigasi, seismic processing, teknisi peralatan, ahli komputer, departemen yang  bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja, departemen lingkungan, dokter, juru masak, dan terkadang di lengkapi dengan departemen survey gravity dan magnetik. Jumlah orang yang terlibat dalam keseluruhan operasi berjumlah sekitar 40 orang.

Gambar 4.8 Kapal Utama Pengoperasian

Di dalam kapal utama terdapat ruang kerja seismic recording, navigasi dan processing.

(23)

Dan ruangan tempat perangkat keras diletakkan dan dioperasikan yang terdiri atas peralatan berteknologi yang canggih dan mahal.

Gambar 4.10 Stasiun Perangkat Keras

Saat perekaman, berbagai aspek dimonitor secara dinamik seperti rekaman setiap shot, trace seismik , penampang single channel dan signature sumber, serta kedalaman dan tekanan air gun.

(24)

Gambar di bawah ini menunjukkan terdapat 3 rentetan (array) air gun dengan masing-masing rentetan terdiri atas 9 kompartemen.

Gambar 4.12 Air Gun Array

Level ambient noise akibat arus laut, deru mesin kapal, baling-baling, dan lain-lain (warna merah menunjukkan tinggi dan warna biru menunjukkan rendah).

Gambar 4.13 Level Ambient Noise

 Navigasi berfungsi untuk memastikan bahwa akuisisi data seismik berada  pada lintasan yang dikehendaki dan memberikan informasi tentang feather angle

(25)

akibat arus laut yang biasanya diterima di bawah 10° dan juga meminta kapten kapal untuk mengatur kecepatan kapal di bawah 5 knot.

\ Gambar 4.14 Pemantauan Feather Angle pada Lintasan Seismik

2. Kapal perintis

Kapal ini ada sekitar 2 mil di depan kapal utama. Selain  bertanggung jawab membersihkan lintasan yang akan dilewati (membersihkan rumpon, perangkap ikan, dan lain-lain), kapal perintis  bertugas untuk menghalau kapal-kapal yang dapat menghalangi operasi

ini. Selain itu di belakang streamer, terdapat juga sebuah kapal pengawal.

(26)

3. Streamer

Streamer adalah alat untuk penerima sinyal yang dipancarkan oleh Air Gun sebagai source dan dipantulkan balik oleh permukaan dasar laut atau lapisan permukaan sedimen/tanah, terdiri dari beberapa receiver yang dibentuk dari beberapa hydrophone.

Streamer yang dilengkapi dengan hydrophone, ADC (Analog to Digital Converter) dan bird yang berperan untuk mengatur posisi dan kedalaman streamer. Diameter streamer sekitar 7 cm dengan panjangnya  bisa mencapai 10 km. Bagian hitam dari gambar ini menunjukkan  perangkat ADC.

Gambar 4.16 Kabel Streamer

4. Bird

Bird yang berperan untuk mengatur posisi dan kedalaman streamer. Dengan bird ini, dapat menjamin kedalaman streamer dapat diatur di panel kontrol.

(27)

Gambar 4.17 Bird

5. Air Gun

Air gun adalah sumber energi gelombang seismik yang berupa tekanan dan terdiri dari sekumpulan  gun yang terikat pada suatu  pelampung (floaten), atau biasa disebut Gun Array.

Air gun biasanya diatur dengan tekanan mencapai 2000 psi dan sangat berbahaya bagi makhluk hidup di sekitarnya, kekuatan air gun apabila dibandingkan dengan ban mobil di jalan raya hanya 30an psi. Bagian berwarna hitam dan kuning (seperti roket) hanyalah untuk  pelampung atau bagian atasnya saja. Bagian ’air gun’ adalah selinder logam yang menggantung secara vertikal pada kepala yang berwarna kuning dan hitam.

(28)

6. Tail Bouy

Tail bouy adalah wahana yang ditempatkan di ujung  streamer,  berfungsi sebagai pengatur atau penahan streamer agar tidak tenggelam di  bagian ujung belakang, terpasang alat GP 8 receiver, antena radio modem, lampu navigasi, pemantul sinyal radar (radar reflector), kotak elektronik sebagai penghubung dari streamer ke peralatan tail buoy, dan baterai 12 V 38 Ah.

Gambar 4.19 Tail Bouy

7. Hydrophone

Metode seismik memanfaatkan fenomena rambat gelombang seismik, yang merupakan gelombang usikan mekanis yang menjalar dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui lapisan batuan bawah permukaan  bumi. Gelombang ini dapat mengalami pemantulan oleh perlapisan batuan yang memiliki perbedaan densitas dan kecepatan dalam merambatkan gelombang, dan kemudian terekam sebagai fungsi waktu. Sebagai unit  perekam fenomena seismik tersebut, dalam dunia seismik eksplorasi pada

khususnya, digunakan suatu sensor perekaman/receiver  khusus, yang juga  jenisnya berbeda sesuai dengan daerah/lingkungan pengukuran. Untuk survey seismik darat, alat ini berupa geophone, dan untuk survey seismik laut berupa hydrophone. Sensor hydrophone itu berupa kristal piezo elektrik yang peka terhadap perubahan tekanan.

(29)

Gambar 4.20 Hydrophone dan Sensor

4.4. Tahapan dalam Akuisisi Seismik Laut

Tahapan dalam akuisisi seismik laut di lapangan antara lain : 1. Pembuatan Seismik Program

Kegiatan paling awal sebelum melakukan akuisisi seismik. Seismik  program berupa penentuan objektif dan target yang akan dicari, penentuan

lokasi akuisisi data seismik yang terdiri atas titik-titik koordinat  pengukuran, pembuatan desain lapangan, perhitungan panjang bentangan kabel, penentuan target dan kedalaman formasi, penelusuran mengenai  pola struktur dan dipping layer , dan sebagainya.

(30)

2. Pembuatan Desain Lapangan

Terdiri atas desain parameter dan simulasi model akuisisi data seismik.

3. Scouting dan Sosialisasi Lapangan

Scouting adalah pemantauan kondisi lapangan seperti melihat kegiatan nelayan, melihat keberadaan rumpun-rumpun nelayan, keberadaan  platform, dan sebagainya. Pemantauan kondisi alam juga perlu diperhatikan yaitu cuaca, angin, ombak laut, dan arus laut. Karena dapat menghalangi dan mengurangi tingkat kemaksimalan akuisisi data seismik. Sosialisasi lapangan meliputi perizinan melakukan akuisisi data seismik kepada pihak terkait di daerah pengukuran dan penjelasan bagaimana kegiatan akuisisi ini akan dilakukan.

4. Revisi Seismik Program

Hal ini dilakukan jika terdapat ketidakcocokan atau hambatan kondisi lapangan setelah dilakukannya scouting dan sosialisasi lapangan secara seksama dan teliti. Ketika semua hal dibenarkan maka dilakukan  penyerahan kontrak dokumen untuk melakukan kegiatan akuisisi.

5. Mobilisasi Peralatan Akuisisi Seismik

Mengangkut seluruh peralatan dan perlengkapan kebutuhan akuisisi seismik ke lokasi pengukuran menggunakan kapal utama pengoperasian. Seluruh peralatan yang digunakan dikontrak dengan penyedia jasa operasi akuisisi seismik.

6. Persiapan Akuisisi Data

Meliputi kalibrasi lapangan maupun tes parameter yaitu serangkaian kegiatan untuk mengetes, mengukur, memastikan instrumen ukur atau sistem pengukuran sesuai dengan tujuan utama pengukuran seismik dan kondisi lapangan seperti mengukur dan koreksi tekanan pada air gun yang akan digunakan.

(31)

7. Akuisisi Data

Teknik- teknik pengukuran seismik di laut meliputi : a. Sistem Perekaman Seismik

Tujuan utama akuisisi data seismik adalah memperoleh  pengukuran travel time dari sumber energi ke penerima. Keberhasilan akuisisi data bisa bergantung pada jenis sumber energi yang dipilih. Sumber energi seismik dapat dibagi menjadi dua yaitu s umber impulsif dan vibrator. Sumber impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi secara sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber energi impulsif untuk akuisisi data seismik yang digunakan untuk akuisisi data seismik di laut adalah air gun.

Gambar 4.22 Model Simulasi Akuisisi Data Seismik Laut

Sederetan air gun diaktifkan dan menembakkan energi berupa tekanan dalam skala besar sekitar 2000 psi ke bawah laut menuju dasar laut hingga merambat di bawah permukaan bumi. Tiap lapisan di bwah  permukaan bumi merespon dengan mengirimkan gelombang-gelombang refleksi berupa perubahan tekanan yang akan diterima hydrophone.  Hydrophone  terdiri atas kristal piezoelektrik yang terdeformasi oleh perubahan tekanan air. Hal ini akan menghasilkan  beda potensial output. Elemen piezoelektrik ditempatkan dalam suatu

(32)

kabel streamer yang terisi oleh kerosin untuk mengapungkan dan insulasi.

Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan durasi beberapa detik. Panjang sinyal input dapat bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang sinusoidal. Seismik refleksi resolusi tinggi menggunakan vibrator dengan frekuensi 125 Hz atau lebih. Perekaman data seismik itu melibatkan detektor dan amplifier yang sangat sensitif serta magnetic tape recorder .

Gambar 4.23 Fenomena Pemantulan dan Perekaman Gelombang Seismik Hampir semua data seismik direkam secara digital. Karena ouput dari hydrophone sangat lemah dan output amplitude decay dalam waktu yang sangat singkat, maka sinyal ini harus diperkuat. Amplifier bisa juga dilengkapi dengan filter untuk meredam frekuensi yang tidak diinginkan. (Sanny,2004)

Sistem perekaman data lapangan terdiri dari satu sumber seismik dan banyak penerima, dimana gelombang-gelombang seismik terpantul (refleksi) tiba ke permukaan hampir bersamaan. Kondisi tersebut mengakibatkan perekaman dilakukan secara simultan, dengan suatu instrumen multiplexer .  Multiplexer   berfungsi sebagai pencuplik amplitudo gelombang, yang dengan mekanismenya berputar sangat cepat, mencuplik gelombang 1 dari penerima 1 ke 2, 3, dst, mencuplik gelombang 2 dari penerima 1,2,3, dst. Mekanisme tersebut menyebabkan amplitudo gelombang seismik tidak terekam  berdasarkan urutan waktu/trace  seismik, namun berdasarkan urutan

(33)

dalam tahapan Pengolahan Data Seismik dilakukan proses demultiplexing  untuk mengatasinya.

Gambar 4.24 Mekanisme Instrumen Perekaman Data Seismik.

Melalui alat ini juga dilakukan pengaturan laju pencuplikan ( sampling rate), sehingga data yang terekam terhindar dari gejala aliasing .

Banyak faktor yang mempengaruhi perambatan gelombang seismik melalui medium bumi, sehingga mengakibatkan adanya  pelemahan amplitudo yang akan menjadi sulit untuk direkam seiring bertambahnya waktu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dipergunakan instrumen penguat elektronik (amplifier) yang nilai penguatannya (gain) dapat diatur sesuai dengan  bertambahnya waktu. Terdapat dua macam amplifier yang

umumnya digunakan :

 Binary Gain Amplifier, dimana penguatannya dapat diatur naik

+6 dB (penguatan sekitar 12 kali) dan turun -6 (pelemahan sekitar 0,5 kali).

 Automatic Gain Control (AGC), amplifier yang mampu

menguatkan sinyal yang terlalu lemah, sekaligus melemahkan sinyal yang terlalu kuat, sesuai dengan batas dynamic range-nya.

Formater merupakan instrumen pemformat ini berfungsi untuk mengatur penempatan data di dalam pita magnetik saat  perekaman data seismik.

(34)

 b. Prosedur Operasional Seismik Laut

Kapal operasional seismik dilengkapi dengan bahan peledak (air gun), instrumen perekaman serta hidropon, dan alat untuk penentuan posisi tempat dilakukannya survey seismik seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.25. Menurut Kearn & Boyd (1963), terdapat dua pola  penembakan dalam operasi seismik di laut yaitu :

a) Profil Refleksi,  pola ini memberikan informasi gelombang-gelombang seismik sebagai gelombang-gelombang yang merambat secara vertikal melalui lapisan-lapisan di bawah permukaan. Teknik ini melakukan tembakan di sepanjang daerah yang disurvei dengan kelajuan dan penembakan yang konstan. Jarak penembakan antara satu titik terhadap lainnya disesuaikan dengan informasi refleksi yang diperlukan, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.25

Gambar 4.25 Jarak Penembakan terhadap Informasi Refleksi

 b) Profil Refraksi, Pola ini memberikan informasi gelombang-gelombang seismik yang merambat secara horizontal melalui lapisan-lapisan di bawah permukaan. Pada teknik ini kapal melakukan tembakan pada titik-titik tembak yang telah ditentukan (Gambar 4.26).

(35)

Gambar 4.26 Diagram Metode Penembakan Refraksi (a) dan Refleksi (b)

8. Reshoot

Dilakukan misalnya salah satu jika feather angle yang dikontrak tidak sesuai atau apa yang dilakukan di lapangan masih terdapat kekurangan.

9. Recording

Prinsip pekerjaan recording adalah menangkap signal yang merupakan hasil pantulan getaran / gelombang yang dihasilkan oleh sumber getar oleh lapisan batuan. Permasalahannya adalah selain signal yang dipantulkan dari lapisan batuan, ada juga noise dari lingkungan disekitar bentangan, sedangkan alat perekaman tidak dapat memilah antara signal dan noise.

(a) (b)

(36)

10. Field Processing

Tahap pengolahan data seismik lapangan merupakan kegiatan untuk mengontrol kualitas dari perekaman data seismik lapangan dan mengolah data seismik (raw data) menjadi penampang seismik yang mewakili daerah bawah permukaan (Quick Look).

Berikut contoh beberapa parameter geofisika yang dipakai dalam akuisisi data seismik laut sebagai berikut.

Tabel 4.1 Parameter Geofisika dalam Akuisisi Data Seismik Laut

 No Parameter Nilai

1 Record length 9500 ms

2 Sample rate 2 ms

3 Start of data 50 ms

4 Low cut filter 3 Hz/ 6 dB

5 High cut filter 200 Hz @ 370dB / Octave 6 Tape format Demux SEGD rev 1, 8058 7 Polarity first break is negative 8 Shot point interval 25 m

9 No of streamer 1

10 Streamer length 8100 m 11 Number of channels 648 12 Group interval 12.5 m 13 Operating depth 7 m +/- 1 m

14 Offset CSCNG (inline) 125 m (center of source to center of near group)

15 Array volume 4140 cu inc

16 Operating pressure 2000 psi +/- 10%

17 Array configuration 3 strings (each string = 9 segments) 18 Array separation 15 m

19 Source depth 6 m +/- 1 m 20 Center source to nav. Mast 185 m

(37)

First Break

First break adalah dalah gelombang seismik yang terekam pertama kali. Gelombang ini merupakan gelombang yang tercepat sampai ke penerima.

Gambar 4.28 Contoh First Break

Komponen Gelombang

Gambar 4.29 Komponen Gelombang

Frekuensi Gelombang Seismik

Frekuensi gelombang seismik yang 'berguna' biasanya berada dalam rentang 10 sampai 70 Hz dengan frekuensi dominan sekitar 30 Hz (Ozdogan Yilmaz)

(38)

Gambar 4.30 Tipikal Spektrum Amplitudo Gelombang Seismik

Terlihat rentang frekuensi gelombang seismik 10-70 Hz dengan frekuensi dominan 30 Hz, juga karakter spektrum amplitudo wavelet yang digunakan.

Filtering

Filtering adalah upaya untuk 'menyelamatkan' frekuensi yang dikehendaki dari gelombang seismik dan 'membuang' yang tidak dikehendaki. Terdapat  beberapa macam filtering: band pass, low pass (high cut) dan high pass (low cut). Di dalam pengolahan data seismik band pass filter lebih umum digunakan karena  biasanya gelombang seismik terkontaminasi noise frekuensi rendah (seperti

ground roll) dan noise frekuensi tinggi (ambient noise). Gambar di bawah ini menunjukkan ketiga jenis filtering, baik dalam kawasan waktu (time domain) maupun frekuensi domain (frequency domain).

(39)

Tanda A, B, C, D pada band pass filter merupakan frekuensi sudut (corner frequency). Secara matematis, operasi filtering merupakan konvolusi dalam kawasan waktu antara gelombang 'mentah' dengan fungsi filter diatas dan  perkalian dalam kawasan frekuensi

Multiple

Multiple adalah pengulangan refleksi akibat ’terperangkapnya’ gelombang seismik dalam air laut atau terperangkap dalam lapisan batuan lunak. Terdapat beberapa macam multiple: (a) water-bottom multiple, (b) peg-leg multiple dan (c) intra-bed multiple.

Gambar 4.32 Beberapa Macam Multiple

Di dalam rekaman seismik, masing-masing multiple akan menunjukkan ‘morfologi’ reflektor yang sama dengan reflektor primernya akan tetapi waktunya  berbeda.

Untuk model water bottom multiple (model a) katakanlah kita memiliki waktu tempuh sea bottom sebesar 500 ms maka multiplenya akan muncul 500 x 2 = 1000 ms. Jika gelombang tersebut terperangkap tiga kali maka multiple water  bottom berikutnya akan muncul pada 500 x 3 = 1500 ms, dst. Untuk model peg leg multiple (model b), multiple akan muncul pada waktu tempuh gelombang refleksi primer (top gamping) ditambah waktu tempuh sea  bottom.

Untuk model intra bed multiple, multiple akan muncul pada waktu tempuh gelombang primer top gamping ditambah waktu tempuh dalam shale. Gambar di bawah adalah rekaman seismik yang menunjukkan fenomena multiple.

(40)

Perhatikan terdapat 4 multiple akibat dasar laut, berarti gelombang seismik tersebut ‘terperangkap’ em pat kali.

Gambar 4.33 Multiple Akibat Dasar Laut

4.5 Waktu Akusisi Data Seismik Laut

Operasi akuisisi data seismik  memakan waktu dari mulai waktu singkat seperti beberapa minggu sampai terlama hingga beberapa bulan adapula hingga  periode 4 tahunan, tergantung pada ‘kesehatan’ perangkat yang digunakan,

musim, arus laut, cuaca dan masih banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi waktu akusisi data ini.

Operasi akuisisi seismik laut sangat mahal biasanya mencapai hingga 150 ribu dollar per hari itu untuk operasi pemetaan marine 2D dan sekitar 250 ribu dollar per hari dalam operasi pemetaan marine 3D. Maka Quality Control (QC) dari operasi ini sangat diperhatikan, seperti semua hydrophone  bekerja dengan  baik, air gun memiliki tekanan yang cukup, streamer dan air gun berada pada

(41)

4.6 Diagram Alir

Yes Seismik Pro ram

Desain La an an Scoutin  No Mulai Desain Parameter Simulasi Model Akuisisi Sosialisasi La an an Mobilisasi Peralatan Persiapan Akuisisi

Kalibrasi Lapangan Tes Parameter

Akuisisi Data Seismik

Field Processing

Quick Look Data Seismic

Reshoot

Gambar

Gambar 2.1. Skema Pemantulan Gelombang Seismik pada Batas Dua Medium Berbeda Nilai AI-Nya.
Gambar 2.9 Skema Penjalaran Gelombang Seismik pada Data Seismik Laut Dalam  penerapannya,  metode  seismik  refleksi  memiliki  beberapa keunggulan  dibandingkan  dengan  metode  geofisika  lainnya
Gambar 3.1 Gambaran Umum Kegiatan Eksplorasi oleh Pertamina Hulu Energi Dalam memperluas ke seluruh dunia dan mencapai visi perusahaan, PHE untuk  itu  berfungsi  sebagai  sebuah  kendaraan  perusahaan  untuk  mendorong PERTAMINA menjadi Perusahaan Minyak
Gambar 4.2 Jarak Antar Lintasan Kumpulan Receiver
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yaitu independensi, kompetensi dan fee audit terhadap variabel dependen yaitu kualitas

Pengembangan mekanisme imbal jasa di area ini harus dikaitkan dengan berbagai aktivitas untuk meningkatkan (i) tutupan pohon di sempadan sungai, serta (ii) konversi lahan non

menggambarkan semua garis kontur termasuk garis kontur bantuan.. Bukit Bukit Untuk menunjukkan suatu permukaan tanah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya yang

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti penerapan skenario manajemen lalulintas pada ruas Jalan Banda Aceh – Medan pada area Daerah Cunda, Kota Lhokseumawe dengan penggunaan

Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis berat yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan

Dalam penelitian tersebut penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

Metode pembelajaran ini terdiri atas inisialisasi bobot (diambil dari nilai acak yang cukup kecil) dan dilakukan tahapan pembelajaran. 5 menunjukkan arsitektur JST Back

Ilmu ekonomi industri mempelajari berbagai kebijaksanaan perusahaan terhadap pesaing dan pelanggannya yang berada di dalam pasar, dan keadaan industri yang bersaing