CHAPTER 22 CHAPTER 22
Accounting for Changes and Error Analysis Accounting for Changes and Error Analysis
JENIS-JENIS PERUBAHAN AKUNTANSIJENIS-JENIS PERUBAHAN AKUNTANSI
Tiga jenis perubahan akuntansi antara lain: Tiga jenis perubahan akuntansi antara lain:
1.
1. Perubahan Prinsip Akuntansi. Perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum kePerubahan Prinsip Akuntansi. Perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke prinsip
prinsip akuntansi akuntansi yang yang berlaku berlaku umum umum lainnya. lainnya. Sebagai Sebagai contoh, contoh, perubahan perubahan metode metode penyusutpenyusutanan dari saldo menurun berganda ke penyusutan garis lurus atas
dari saldo menurun berganda ke penyusutan garis lurus atas aktiva pabrik.aktiva pabrik. 2.
2. Perubahan Estimasi Akuntansi. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atauPerubahan Estimasi Akuntansi. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atau diperolehnya pengalaman tambahan. Contonya adalah perubahan estimasi umur manfaat aktifa diperolehnya pengalaman tambahan. Contonya adalah perubahan estimasi umur manfaat aktifa yang dapat disusutkan.
yang dapat disusutkan. 3.
3. Perubahan EStimasi Pelaporan. Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenisPerubahan EStimasi Pelaporan. Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis entitas lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok entitas lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan di m
perusahaan di mana laporan keuana laporan keuangan konsolidangan konsolidasi disusun.asi disusun.
Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal
Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini tidak ini tidak diklasifikasidiklasifikasikankan sebagai perubahan akuntansi.
sebagai perubahan akuntansi. 4.
4. Kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan. Kesalahan yang terjadi sebagai akibat dariKesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan. Kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan matematis, kesalahan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau kesalahan matematis, kesalahan penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian atau penyalahg
penyalahguanaan uanaan fakta fakta yang yang ada ada pada pada saat saat laporan laporan keuangan keuangan disusun. disusun. ContohnyContohnya a adalahadalah penerapan me
penerapan metode persediaan eceran ytode persediaan eceran yang tidak tepaang tidak tepat dalam menent dalam menentukan nilai tukan nilai persediaan akhir.persediaan akhir.
Perubahan-perubahan itu diklasifikasi dalam empat kategori ini karena karakteristik Perubahan-perubahan itu diklasifikasi dalam empat kategori ini karena karakteristik individual dari setiap kategori membutuhkan metode yang berbeda untuk mengakui perubahan itu individual dari setiap kategori membutuhkan metode yang berbeda untuk mengakui perubahan itu dalam laporan keuangan. Masing-masing kategori tersebut akan dibahas secara terpisah untuk dalam laporan keuangan. Masing-masing kategori tersebut akan dibahas secara terpisah untuk menyelidiki karakteristiknya yang tidak biasa, dan untuk menentukan bagaimana masing-masing menyelidiki karakteristiknya yang tidak biasa, dan untuk menentukan bagaimana masing-masing kategori harus dilaporkan dalam akun serta bagaimana informasi harus diungkapkan dalam laporan kategori harus dilaporkan dalam akun serta bagaimana informasi harus diungkapkan dalam laporan komparatif.
komparatif.
NEYSA APRITA KUSWARA (15) NEYSA APRITA KUSWARA (15)
AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN
PERUBAHAN PRINSIP AKUNTANSI
Perubahan prinsip akuntansi melibatkan perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke yang lain. Sebagai contohnya, suatu perusahaan dapat mengubah dasar penetapan harga persedian dari biaya rata-rata ke LIFO. Atau perusahaan itu dapat mengubah metode penyusutan
aktiva lancar dari metode dipercepat kegaris lurus, atau sebaliknya.
Perubahan prinsip akuntansi tidak dianggap berasal dari penerapan prinsip baru dalam mengakui kejadian-kejadian yang telah terjadi untuk pertama kalinya atau yang terjadi sebelumnya tetapi tidak material. Akhirnya, jika prinsip akuntansi yang sebelumnya diikuti tidak dapat diterima, atau prinsip itu diterapkan secara tidak benar, maka perubahaan ke prinsip akuntansi yang berlaku umum dianggap sebagai koreksi kesalahan. Perpindahan dari akuntansi dasar kas atau pajak penghasialan kedasar akrual dianggap juga sebagai koreksi kesalahan. Jika perusahaan mengurangi nilai sisa ketika menghitung penyusutan aktiva pabrik dengan metode slado menurun berganda dan akhirnya menghitung kembali penyusutan itu tanpa mengurangkan estimasi nilai sisa, maka suatu keslahan telah dikoreksi.
Tiga pendekatan berikut telah disarankan untuk melaporkan perubahan prinsip akuntansi dalam akun-akun:
Retroaktif. Pengaruh komulatif dari penggunaan metode baru terhadap laporan keuangan pada
awa periode harus dihitung. Penyesuaian retroaktif atas laporan keuanagan kemudian dibuat, dengan menyusun kembali laporan keuanagan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip yang baru diterapkan. Pendukung pendapatan ini berpendapat bahwa hanya dengan menyusun kembali laporan periode sebelumnya yang dapat menyebabkan perubahan prinsip akuntansi untuk laporan keuangan yang dapat dibandingkan.
Periode Berjalan. Penyeseuian ini dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan sebagai
pos khusus dengan judul ‘Pos- pos luar angkasa’ dan ‘Laba Bersih’. Pendukung metode ini berpendapat bahwa menyatakan kembali laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya akan
mengakibatkan hilangnya kepercayaan para investor atas laporan keuangan.
Prospektif (di masa depan). Pendukung pendekataan ini berargumen bahwa setelah
manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang dapat diterima, maka laporan teresebut telah final, manajemen tidak dapat mengubah periode sebelumnya dengan menerapkan prinsip baru.
Perubahan Akuntansi Jenis Pengaruh Komulatif
Persyaratan umum yang ditetapkan oleh profesi akuntansi adalah bahwa metode periode berjalan, atau ‘catch-up’, harus digunakan untuk memperhitungkan perubahan prinsip akuntansi.
Peryaratan umum tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan periode berjalanatau catch-up harus dijalankan. Pengaruh komulatif dari penyesuian harus diperoleh dalam laporan laba-rugi di antara ‘pos- pos luar biasa’ dan ‘laba rugi’.
2. Laporan keuangan periode sebelumnya yang dimasukkan untuk tujuan komparatif tidak perlu dinyatakan kembali.
3. Laba sebelum pos-pos luar biasa dan laba bersih, yang dihitung atas dasar pro-forma (seolah-olah) harus ditampilkan pada laporan laba rugi untuk semua periode. Laba tersebut disajikan seolah-olah prinsip yang baru diadopsi telah diterapkan selama seluruh periode yang terpengaruh. Data laba per saham yang terkait juga harus dilaporkan. Jadi, para pembaca memiliki pemahaman tentang bagaimana laporan keuangan yang dinyatakan kembali itu diperoleh.
Perubahan Akuntansi Jenis Pengaruh-Retroaktif
Dalam situasi tertentu, perubahan prinsip akuntansi dapat ditangani secara retroaktif. Penyesuaian retroaktif atas laporan keuangan yang disajikan dibuat dengan menyusun kembali laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip yang baru diadopsi. Setiap bagian dari pengaruh komulatif yang berkaitan dengan tahun-tahun sebelumnya diperlakukan sebagai penyesuaian laba ditahan awal dari tahun paling awal yang ditampilkan.
Lima situasi yang membutuhkan pelaporan kembali laporan keuangan dari semua periode sebelumnya adalah:
1. Perubahan dari metode penilaian persediaan LIFO ke metode lainnya. 2. Perubahan metode akuntansi untuk kontrak jenis kontruksi jangka panjang.
3. Perubahan dari atau ke metode akuntansi “biaya penuh” dalam industri ekstraktif.
4. Penerbitan laporan keuangan oleh perusahaan untuk yang pertama kalinya guna memperoleh modal ekuitas tambahan, mempengaruhi kombinasi bisnis, atau pendaftaran sekuritas.
5. Pengumuman professional yang merekomendasikan bahwa perubahan prinsip akuntansi diperlukan secara retroaktif.
Perubahan Ke Metode LIFO
Seperti diindikasikan, pengaruh komulatif dari setiap perubahan akuntansi harus ditampilkan dalam laporan laba rugi di antara judul ‘Pos luar biasa’ dan ‘Laba bersih’, kecuali untuk kondisi -kondisi yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Selain itu, aturan ini tidak dapat diterapkan apabila perusahaan beralih ke metode penilaian persediaan LIFO. Dalam situasi ini, persediaan tahun dasar untuk menghitung persediaan LIFO berikutnya merupakan persediaan awal pada metode ini diadopsi. Tidak ada pernyataan kembali atas laba tahun-tahun sebelumnya karena dianggap sangat tidak praktis. pernyataan kembali dengan metode LIFO akan tergantung pada asumsi-asumsi seperti tahun yang berbeda dimana lapisan persediaan itu ditetapkan.
PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI
Penyusunan laporan keuangan memerlukan estimasi dampak dari kondisi-kondisi dan peristiwa di masa datang. Berikut adalah contoh pos-pos yang memerlukan estimasi:
1. Piutang tak tertagih. 2. Keusangan persediaan.
3. Umur manfaat dan nilai sisa aktiva.
4. Periode yang menerima manfaat dari biaya yang ditangguhkan. 5. Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak penghasilan.
6. Cadangan mineral yang dpat dipulihkan kembali.
PELAPORAN PERUBAHAN DALAM ENTITAS
Suatu perubahan akuntansi yang terjadi pada laporan keuanagn yang sebenarnya merupakan laporan dari entitas yang berbeda harus dilaporkan dengan menyatakan kembali laporan keuangan yang disajikan selama periode sebelumnya, guna menunjukan informasi keuangan bagi entitas pelaporan yang baru selama semua periode.
Contoh perubahan dalam entitas pelaporan adalah:
1. Menyajikan laporan konsolidasi untuk menggantikan laporan perusahaan individual.
2. Mengubah anak perusahaan tertentu yang terdiri dari kemolpok perusahaan dimana laporan keuangan konsolidasi disajikan.
3. Mengubah perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan. 4. Akuntansi untuk pooling of interests.
5. Perubahan metode akuntansi biaya, ekuitas, atau konsolidasi untuk anak perusahaan dan investasi. Perubahan dalam entitas pelaporan bukan berasal dari penciptaan, pemutusan (cessation), pembelian, atau disposisi anak perusahaan atau unit bisnis lainnya.
PELAPORAN KOREKSI KESALAHAN
Tidak ada perusahaan, baik yang kecil maupun besar yang kebal dari kesalahan. Akan tetapi, risiko dari kesalahan yang material dapat dikurangi dengan menyelenggarakan pengendalian internal yang baik dan aplikasi prosedur akuntansi yang baik.
Beikur ini adalah contoh-contoh dari kesalahan akuntansi:
1. Perubahan dari prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dasar pemikiran dari hal ini adalah bahwa periode sebelumnya telah disajikan secara tidak benar karena penerapan prinsip akuntansi yang tidak benar. Contoh: perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak penghasilan ke dasar akrual.
2. Kesalahan matematis yang diakibatkan oleh penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya. Contoh: penjumlahan kartu perhitungan persediaan yang salah dalam menentukan nilai persediaan.
3. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan jujur. Contoh: penggunaan tariff penyusutan yang secara jelas tidak realistis.
4. Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengakrualkan atau menangguhkan beban atau pendapatan tertentu pada akhir periode.
Segera setelah ditemukan, kesalahan-kesalahan tersebut harus dikoreksi dengan ayat jurnal yang tepat dalam akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Profesi akuntansi mensyaratkan bahwa koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya, dicatat dalam tahun
di mana kesalahan itu ditemukan, dan dilaporkan pada laporan keuangan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba ditahan. Jika laporan komparatif disajikan, maka laporan periode sebelumnya yang terpengaruh harus dinyatakan kembali untuk mengoreksi kesalahan. Pengungkapan ini tidak perlu diulang dalam laporan keuangan periode berikutnya.