• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Masa Transisi Periode Orde Baru Ke Reformasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Masa Transisi Periode Orde Baru Ke Reformasi"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Masa Transisi Periode Orde Baru ke Reformasi

Masa Transisi Periode Orde Baru ke Reformasi

1.

1. Pengertian dan Sejarah Lahirnya Orde BaruPengertian dan Sejarah Lahirnya Orde Baru

Orde baru adalah tatanan seluruh peri kehidupan rakyat, bangsa dan negara Republik  Orde baru adalah tatanan seluruh peri kehidupan rakyat, bangsa dan negara Republik  Indonesia yang diletakan kepada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Dilihat Indonesia yang diletakan kepada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Dilihat dari prosesnya, lahirnya cita-cita untuk mewujudkan Orde Baru itu merupakan suatu reaksi dari prosesnya, lahirnya cita-cita untuk mewujudkan Orde Baru itu merupakan suatu reaksi dan koreksi prinsipil terhadap praktek-praktek penyelewengan yang telah terjadi pada masa dan koreksi prinsipil terhadap praktek-praktek penyelewengan yang telah terjadi pada masa lampau, yang

lampau, yang lazim disebut zaman lazim disebut zaman Orde Lama. Oleh Orde Lama. Oleh karena itu, pengertian karena itu, pengertian Orde Baru yangOrde Baru yang terpenting adalah suatu Orde yang mempunyai sikap dan tekad mental dan itikad baik yang terpenting adalah suatu Orde yang mempunyai sikap dan tekad mental dan itikad baik yang mendalam untuk mengabdi kepada rakyat, mengabdi kepada kepentingan nasional yang mendalam untuk mengabdi kepada rakyat, mengabdi kepada kepentingan nasional yang dilandasi falsafah pancasila dan yang menjunjung tinggi azas dan sendi undang-undang dasar dilandasi falsafah pancasila dan yang menjunjung tinggi azas dan sendi undang-undang dasar 1945.

1945.11Adapaun secara konkritAdapaun secara konkrit Orde Baru lahir sebagai upaya untuk :Orde Baru lahir sebagai upaya untuk :

1.

1. Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.

2.

2. Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.

3.

3. Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

4.

4. Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional gunaMenyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna

mempercepat proses pembangunan bangsa.

mempercepat proses pembangunan bangsa.

Orde Baru mencoba melakukan penataan kembali kehidupan bangsa di segala bidang, Orde Baru mencoba melakukan penataan kembali kehidupan bangsa di segala bidang, meletakkan dasar-dasar untuk kehidupan nasional yang konstitusional, demokratis dan meletakkan dasar-dasar untuk kehidupan nasional yang konstitusional, demokratis dan berdasarkan hukum.

berdasarkan hukum.

Di bidang ekonomi, upaya perbaikan dimulai dengan program stabilisasi dan Di bidang ekonomi, upaya perbaikan dimulai dengan program stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Program ini dilaksanakan dengan skala prioritas: (1) pengendalian rehabilitasi ekonomi. Program ini dilaksanakan dengan skala prioritas: (1) pengendalian inflasi, (2) pencukupan kebutuhan pangan, (3) rehabilitasi prasarana ekonomi, (4) inflasi, (2) pencukupan kebutuhan pangan, (3) rehabilitasi prasarana ekonomi, (4) peningkatan ekspor, dan (5) pencukupan kebutuhan sandang.

peningkatan ekspor, dan (5) pencukupan kebutuhan sandang.22

2.

2. Prestasi PembangunanPrestasi Pembangunan

Setelah memegang sepucuk surat “ajaib” Supersemar 1966 (surat perintah sebelas Setelah memegang sepucuk surat “ajaib” Supersemar 1966 (surat perintah sebelas maret), perlahan namun pasti, Soeharto naik ke tahta keppresidenan. Sejak itu, segala rencana maret), perlahan namun pasti, Soeharto naik ke tahta keppresidenan. Sejak itu, segala rencana

1 1

Cuplikan Dari Pidato Pejabat Presiden Jendral Soeharto Kepada

Cuplikan Dari Pidato Pejabat Presiden Jendral Soeharto Kepada Sidang Kabinet AMPERA tanggal 19 April 1967.Sidang Kabinet AMPERA tanggal 19 April 1967. 2

2

http://ginandjar.com/public/04DinamikaPembangunanNasional.pdf  http://ginandjar.com/public/04DinamikaPembangunanNasional.pdf 

▸ Baca selengkapnya: jelaskan tentang krisis hukum yang terjadi pada masa pemerintahan orde baru

(2)

pembangunan negeri dipersiapkan dan disusun Soeharto beserta Orde Barunya. Kalau pada pembangunan negeri dipersiapkan dan disusun Soeharto beserta Orde Barunya. Kalau pada masa pemerntahan Orde Lama pemerintah hanya sibuk membangun konsolidasi politik (ingat masa pemerntahan Orde Lama pemerintah hanya sibuk membangun konsolidasi politik (ingat slogan “

slogan “ politik  politik sebagai sebagai panglima”panglima”), ), Pada Pada masa masa Orde Orde Baru Baru berkuasa berkuasa terjadi terjadi disorientasidisorientasi dalam pelaksanaan kebijakan. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menjadi prioritas dalam pelaksanaan kebijakan. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama (ingat slogan

utama (ingat slogan “ekonomi sebagai panglima”“ekonomi sebagai panglima”). Pragmatisme ekonomi nampak nyata). Pragmatisme ekonomi nampak nyata dalam proses pengambilan kebijakan. Alasan-alasan yang bersifat ideologis dikesampingkan. dalam proses pengambilan kebijakan. Alasan-alasan yang bersifat ideologis dikesampingkan. Faktor-faktor yang menjadi hambatan-hambatan dalam merangsang proses perbaikan Faktor-faktor yang menjadi hambatan-hambatan dalam merangsang proses perbaikan ekonomi dipangkas. Arah politik-ekonomi berbalik 180°. Investasi yang menjadi musuh pada ekonomi dipangkas. Arah politik-ekonomi berbalik 180°. Investasi yang menjadi musuh pada masa pemerintahan Orde Lama dijadikan relasi setia.

masa pemerintahan Orde Lama dijadikan relasi setia.

Hal pertama yang dilakukan dalam rangka penyuksesan program-program Hal pertama yang dilakukan dalam rangka penyuksesan program-program pembangunan yang

pembangunan yang dicanangkannya adalah Soeharto dicanangkannya adalah Soeharto bersedia menjalin bersedia menjalin kerjasama kerjasama dengandengan melakukan

melakukan penandatanganan nota penandatanganan nota kesepakatan kesepakatan ekonomi ekonomi dengan dengan organisasi-organisasiorganisasi-organisasi Internasional

Internasional —  —  jalan pintas yang bersifat prgmatisjalan pintas yang bersifat prgmatis  —  —  salah satunya Indonesia kembalisalah satunya Indonesia kembali

menjadi anggota World Bank, IMF (

menjadi anggota World Bank, IMF ( Internasi Internasional onal Monetary Monetary Fund Fund ) sebagai syarat untuk ) sebagai syarat untuk 

mengikuti perundingan Paris Club.

mengikuti perundingan Paris Club.

Dalam perundingan tersebut Indonesia menyatakan kesiapsediaannya untuk 

Dalam perundingan tersebut Indonesia menyatakan kesiapsediaannya untuk 

penjadwalan kembali pembayaran utang-utang. Sebelumnya telah diterbitkan terlebih dahulu

penjadwalan kembali pembayaran utang-utang. Sebelumnya telah diterbitkan terlebih dahulu

surat keputusan presiden tentang pengakuan dan kesanggupan bayar utang-utang yang

surat keputusan presiden tentang pengakuan dan kesanggupan bayar utang-utang yang

sebelumnya di tolak untuk diakui oleh Soekarno atau utang baru yang dibuat oleh soeharto.

sebelumnya di tolak untuk diakui oleh Soekarno atau utang baru yang dibuat oleh soeharto.

Indonesia bersedia membayar utang sebesar US $ 55.000.000 , sebagai tanda

Indonesia bersedia membayar utang sebesar US $ 55.000.000 , sebagai tanda

„ goodwill” goodwill”.. Indonesia menyerahkan $ 30.000 terlebih dahulu dan sisanya dapat diselesaikanIndonesia menyerahkan $ 30.000 terlebih dahulu dan sisanya dapat diselesaikan

dalam waktu satu tahun, untuk itu Indonesia minta dikirim sebuah team dari mereka. Maka

dalam waktu satu tahun, untuk itu Indonesia minta dikirim sebuah team dari mereka. Maka

datanglah team dari IMF, yang diterima oleh menteri keuangan.

datanglah team dari IMF, yang diterima oleh menteri keuangan. 33 Dengan konsekueansi dariDengan konsekueansi dari

penjadwalan hutang tersebut, imbasnya Indonesia harus bersedia berada dibawah kendali

penjadwalan hutang tersebut, imbasnya Indonesia harus bersedia berada dibawah kendali

IMF dan World Bank. Maka sejak 1967, kendali IMF dan World Bank terhadap Indonesia

IMF dan World Bank. Maka sejak 1967, kendali IMF dan World Bank terhadap Indonesia

dilaksanakan.

dilaksanakan.44

Sedangkan

Sedangkan untuk kepentingan lobby dengan IMF dan Negara-negara majuuntuk kepentingan lobby dengan IMF dan Negara-negara maju

perwakilan Indonesia,

perwakilan Indonesia, pada tanggal 18 pada tanggal 18 juni 1968 Soeharto juni 1968 Soeharto membentuk Tim Ahli membentuk Tim Ahli EkonomiEkonomi

3 3

Seda, Frans.

Seda, Frans.Mengenang Situasi lahirnya “peraturan 3 oktober 1966” Mengenang Situasi lahirnya “peraturan 3 oktober 1966” dapat dilihat dalam bukudapat dilihat dalam bukuPresiden soehartoPresiden soeharto Bapak pembangunan Indonesia: Evaluasi Pembangunan Pemerintahan Orde

Bapak pembangunan Indonesia: Evaluasi Pembangunan Pemerintahan Orde BaruBaru isinya ditetapkan danisinya ditetapkan dan disampaikan dalam sidang umum MPR RI tanggal 1-11 Maret 1983. Hal 99

disampaikan dalam sidang umum MPR RI tanggal 1-11 Maret 1983. Hal 99 4

4

Dian Kartika Sari. Dimuat dalam Jurnal INFID (

Dian Kartika Sari. Dimuat dalam Jurnal INFID (International NGO Forum On Indonesian Development) Tentang: 10International NGO Forum On Indonesian Development) Tentang: 10 TAHUN

(3)

pembangunan negeri dipersiapkan dan disusun Soeharto beserta Orde Barunya. Kalau pada pembangunan negeri dipersiapkan dan disusun Soeharto beserta Orde Barunya. Kalau pada masa pemerntahan Orde Lama pemerintah hanya sibuk membangun konsolidasi politik (ingat masa pemerntahan Orde Lama pemerintah hanya sibuk membangun konsolidasi politik (ingat slogan “

slogan “ politik  politik sebagai sebagai panglima”panglima”), ), Pada Pada masa masa Orde Orde Baru Baru berkuasa berkuasa terjadi terjadi disorientasidisorientasi dalam pelaksanaan kebijakan. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menjadi prioritas dalam pelaksanaan kebijakan. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama (ingat slogan

utama (ingat slogan “ekonomi sebagai panglima”“ekonomi sebagai panglima”). Pragmatisme ekonomi nampak nyata). Pragmatisme ekonomi nampak nyata dalam proses pengambilan kebijakan. Alasan-alasan yang bersifat ideologis dikesampingkan. dalam proses pengambilan kebijakan. Alasan-alasan yang bersifat ideologis dikesampingkan. Faktor-faktor yang menjadi hambatan-hambatan dalam merangsang proses perbaikan Faktor-faktor yang menjadi hambatan-hambatan dalam merangsang proses perbaikan ekonomi dipangkas. Arah politik-ekonomi berbalik 180°. Investasi yang menjadi musuh pada ekonomi dipangkas. Arah politik-ekonomi berbalik 180°. Investasi yang menjadi musuh pada masa pemerintahan Orde Lama dijadikan relasi setia.

masa pemerintahan Orde Lama dijadikan relasi setia.

Hal pertama yang dilakukan dalam rangka penyuksesan program-program Hal pertama yang dilakukan dalam rangka penyuksesan program-program pembangunan yang

pembangunan yang dicanangkannya adalah Soeharto dicanangkannya adalah Soeharto bersedia menjalin bersedia menjalin kerjasama kerjasama dengandengan melakukan

melakukan penandatanganan nota penandatanganan nota kesepakatan kesepakatan ekonomi ekonomi dengan dengan organisasi-organisasiorganisasi-organisasi Internasional

Internasional —  —  jalan pintas yang bersifat prgmatisjalan pintas yang bersifat prgmatis  —  —  salah satunya Indonesia kembalisalah satunya Indonesia kembali

menjadi anggota World Bank, IMF (

menjadi anggota World Bank, IMF ( Internasi Internasional onal Monetary Monetary Fund Fund ) sebagai syarat untuk ) sebagai syarat untuk 

mengikuti perundingan Paris Club.

mengikuti perundingan Paris Club.

Dalam perundingan tersebut Indonesia menyatakan kesiapsediaannya untuk 

Dalam perundingan tersebut Indonesia menyatakan kesiapsediaannya untuk 

penjadwalan kembali pembayaran utang-utang. Sebelumnya telah diterbitkan terlebih dahulu

penjadwalan kembali pembayaran utang-utang. Sebelumnya telah diterbitkan terlebih dahulu

surat keputusan presiden tentang pengakuan dan kesanggupan bayar utang-utang yang

surat keputusan presiden tentang pengakuan dan kesanggupan bayar utang-utang yang

sebelumnya di tolak untuk diakui oleh Soekarno atau utang baru yang dibuat oleh soeharto.

sebelumnya di tolak untuk diakui oleh Soekarno atau utang baru yang dibuat oleh soeharto.

Indonesia bersedia membayar utang sebesar US $ 55.000.000 , sebagai tanda

Indonesia bersedia membayar utang sebesar US $ 55.000.000 , sebagai tanda

„ goodwill” goodwill”.. Indonesia menyerahkan $ 30.000 terlebih dahulu dan sisanya dapat diselesaikanIndonesia menyerahkan $ 30.000 terlebih dahulu dan sisanya dapat diselesaikan

dalam waktu satu tahun, untuk itu Indonesia minta dikirim sebuah team dari mereka. Maka

dalam waktu satu tahun, untuk itu Indonesia minta dikirim sebuah team dari mereka. Maka

datanglah team dari IMF, yang diterima oleh menteri keuangan.

datanglah team dari IMF, yang diterima oleh menteri keuangan. 33 Dengan konsekueansi dariDengan konsekueansi dari

penjadwalan hutang tersebut, imbasnya Indonesia harus bersedia berada dibawah kendali

penjadwalan hutang tersebut, imbasnya Indonesia harus bersedia berada dibawah kendali

IMF dan World Bank. Maka sejak 1967, kendali IMF dan World Bank terhadap Indonesia

IMF dan World Bank. Maka sejak 1967, kendali IMF dan World Bank terhadap Indonesia

dilaksanakan.

dilaksanakan.44

Sedangkan

Sedangkan untuk kepentingan lobby dengan IMF dan Negara-negara majuuntuk kepentingan lobby dengan IMF dan Negara-negara maju

perwakilan Indonesia,

perwakilan Indonesia, pada tanggal 18 pada tanggal 18 juni 1968 Soeharto juni 1968 Soeharto membentuk Tim Ahli membentuk Tim Ahli EkonomiEkonomi

3 3

Seda, Frans.

Seda, Frans.Mengenang Situasi lahirnya “peraturan 3 oktober 1966” Mengenang Situasi lahirnya “peraturan 3 oktober 1966” dapat dilihat dalam bukudapat dilihat dalam bukuPresiden soehartoPresiden soeharto Bapak pembangunan Indonesia: Evaluasi Pembangunan Pemerintahan Orde

Bapak pembangunan Indonesia: Evaluasi Pembangunan Pemerintahan Orde BaruBaru isinya ditetapkan danisinya ditetapkan dan disampaikan dalam sidang umum MPR RI tanggal 1-11 Maret 1983. Hal 99

disampaikan dalam sidang umum MPR RI tanggal 1-11 Maret 1983. Hal 99 4

4

Dian Kartika Sari. Dimuat dalam Jurnal INFID (

Dian Kartika Sari. Dimuat dalam Jurnal INFID (International NGO Forum On Indonesian Development) Tentang: 10International NGO Forum On Indonesian Development) Tentang: 10 TAHUN

(4)

Presiden, terdiri dari beberapa kaum tehnokrat yang biasa disebut

Presiden, terdiri dari beberapa kaum tehnokrat yang biasa disebut dengan istilah “dengan istilah “ Mafia Mafia

 Berkelee

 Berkeleeyy”” 55, mereka , mereka adalah adalah : Prof.Dr. : Prof.Dr. Widjoyo Nitisastro, Widjoyo Nitisastro, Prof.Dr. Ali Prof.Dr. Ali Wardhana, Prof.Wardhana, Prof.

Moh. Sadli. Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Prof.Dr. Soebroto, Dr. Emil Salim, Drs.

Moh. Sadli. Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Prof.Dr. Soebroto, Dr. Emil Salim, Drs.

Frans Seda, dan Drs. Radius Prawiro.

Frans Seda, dan Drs. Radius Prawiro.66..

Tugas team adalah merumuskan dari sekian banyak alternatif suatu pola-pola pokok  Tugas team adalah merumuskan dari sekian banyak alternatif suatu pola-pola pokok  kebijakan operasionil yang pragmatis dan realistis berdasarkan prinsip-prinsip yang telah kebijakan operasionil yang pragmatis dan realistis berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diletakan baik dalam keputusan MPRS , hasil seminar A.D dibandung, statement-statement diletakan baik dalam keputusan MPRS , hasil seminar A.D dibandung, statement-statement pemerintah mengenai rehabilitasi dan stabilisasi dan dapat diterapkan dalam kondisi yang pemerintah mengenai rehabilitasi dan stabilisasi dan dapat diterapkan dalam kondisi yang dihadapi. Nantinya pokok-pokok kebijakan ekonomi yang telah digariskan tersebuat akan dihadapi. Nantinya pokok-pokok kebijakan ekonomi yang telah digariskan tersebuat akan dijadikan missi offensive keluar pemerintah Orde Baru untuk mengetuk pintu para kerditur dijadikan missi offensive keluar pemerintah Orde Baru untuk mengetuk pintu para kerditur dan investor agar menanam modal di Indonesia. Missi ekonomi yang pertama kali dilakukan dan investor agar menanam modal di Indonesia. Missi ekonomi yang pertama kali dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX ke eropa, inggris dan Jepang.

oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX ke eropa, inggris dan Jepang.77 Semenjak itu ekonomi Indonesia terus mengalami perbaikan

Semenjak itu ekonomi Indonesia terus mengalami perbaikan. Pertumbuhan dan. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi terus meningkat.

pembangunan ekonomi terus meningkat. Sebutan “Bapak Pembangunan Indonesia” yangSebutan “Bapak Pembangunan Indonesia” yang ditetapkan berdasarkan ketetapan No. V MPRS RI 1983 akhirnya melekat pada dirinya. ditetapkan berdasarkan ketetapan No. V MPRS RI 1983 akhirnya melekat pada dirinya. Soeharto dan Pembangunan menjadi Jargon serasi kalau kita melakukan refleksi pada masa Soeharto dan Pembangunan menjadi Jargon serasi kalau kita melakukan refleksi pada masa itu.

itu.

 Berikut ini adalah

 Berikut ini adalah catatan-ccatatan-catatan keberhasilan pemerintah dalam pembanguan danatatan keberhasilan pemerintah dalam pembanguan dan  pertumbuh

 pertumbuhan ekonoan ekonomidi berbagmidi berbagai aspek keai aspek kehidupan:hidupan: 2.1

2.1 EkonomiEkonomi 2.1.1

2.1.1 Pengendalian angka Pengendalian angka kelahirankelahiran

Banyak anggapan bahwa jumlah penduduk yang besar merupakan sebuah Banyak anggapan bahwa jumlah penduduk yang besar merupakan sebuah potensi yang besar untuk menggali dan mengolah sumber-sumber kekayaan alam. potensi yang besar untuk menggali dan mengolah sumber-sumber kekayaan alam. Banyak yang berspekulasi jumlah penduduk yang besar dapat menopang dan Banyak yang berspekulasi jumlah penduduk yang besar dapat menopang dan mensukseskan proses pembangunan ekonomi. Namun apa jadinya bila jumlah mensukseskan proses pembangunan ekonomi. Namun apa jadinya bila jumlah penduduk yang besar

penduduk yang besar tidak di itidak di imbagi mbagi dengan laju pertumbuhan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Makaekonomi. Maka semua itu akan menjadi sia-sia, bahkan bisa membuat bencana.

semua itu akan menjadi sia-sia, bahkan bisa membuat bencana. 5

5

Untuk memperdalam tentang konsep ini anda bisa membaaca buku Baswir, Revrisond, 2006,

Untuk memperdalam tentang konsep ini anda bisa membaaca buku Baswir, Revrisond, 2006, Mafia Berkeley danMafia Berkeley dan Krisis Ekonomi Indonesia,

Krisis Ekonomi Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 6

6

Op.cit, Dian Kartika Sari, hal 7 Op.cit, Dian Kartika Sari, hal 7 7

7

Loc. Cit, Seda, Frans, Hal 100 Loc. Cit, Seda, Frans, Hal 100

(5)

Ketika Orde Baru sibuk melakukan pengenjotan angka pertumbuhan Ketika Orde Baru sibuk melakukan pengenjotan angka pertumbuhan ekonomi, salah satu kendala yang dihadapi adalah tingginya tingkat kelahiran ekonomi, salah satu kendala yang dihadapi adalah tingginya tingkat kelahiran bayi. Sehingga upaya yang dilakukan untuk menaikan taraf hidup rakyat jalan bayi. Sehingga upaya yang dilakukan untuk menaikan taraf hidup rakyat jalan ditempat, karena fertilitas penduduk yang tinggi. oleh karena itu salah satu cara ditempat, karena fertilitas penduduk yang tinggi. oleh karena itu salah satu cara untuk mengendalikan angka kelahiran adalah dengan melaksanakan program untuk mengendalikan angka kelahiran adalah dengan melaksanakan program keluarga

keluarga berencana. berencana. Sehingga Sehingga peningkatan peningkatan jumlah jumlah penduduk penduduk tidak tidak akanakan menihilkan hasil pembangunan ekonomi. Dengan demikian, hasil usaha-usaha menihilkan hasil pembangunan ekonomi. Dengan demikian, hasil usaha-usaha pembangunan nasional akan dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan nasional akan dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga peningkatan tingkat kesejahteraan rakyat waktu yang tidak terlalu lama, sehingga peningkatan tingkat kesejahteraan rakyat segera dapat terwujud.

segera dapat terwujud.

Program keluarga berencana yang dijalankan soeharto termasuk kedalam Program keluarga berencana yang dijalankan soeharto termasuk kedalam kebijakan yang bisa dikatakan berhasil. Karena dengan melakukan kebijakan kebijakan yang bisa dikatakan berhasil. Karena dengan melakukan kebijakan tersebut, struktur sosial Indonesia banyak mengalami perubahan yang dramatis. tersebut, struktur sosial Indonesia banyak mengalami perubahan yang dramatis. Keberhasilan program keluarga berencana telah menurunkan tingkat pertumbuhan Keberhasilan program keluarga berencana telah menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk dari rata-rata 2,4% pada periode 1965-1980 menjadi rata-rata 1,8% penduduk dari rata-rata 2,4% pada periode 1965-1980 menjadi rata-rata 1,8% pada tahun 1980-1996.

pada tahun 1980-1996.88 Tingkat kemiskinanpun turun secara nyata dari 70%Tingkat kemiskinanpun turun secara nyata dari 70% pada akhir tahun 1960-an menjadi 27% pada pertengahan tahun 1990-an. Proporsi pada akhir tahun 1960-an menjadi 27% pada pertengahan tahun 1990-an. Proporsi penduduk Indonesia yang tinggal didaerah-daerah perkotaan meningkat dari 17% penduduk Indonesia yang tinggal didaerah-daerah perkotaan meningkat dari 17% pada

pada tahun tahun 1971 1971 menjadi menjadi 31% 31% pada pada tahun tahun 1990. K1990. Kelompok elompok pekerjaanpekerjaan professional, manajerial dan

professional, manajerial dan clericalclerical meningkat dari 5,7% pada tahun 1971meningkat dari 5,7% pada tahun 1971 menjadi 8,8% pada tahun 1990.

menjadi 8,8% pada tahun 1990.99

2.1.2

2.1.2 Revolusi HijauRevolusi Hijau

Kebijakan modernisasi pertanian di Indonesia pada masa orde baru Kebijakan modernisasi pertanian di Indonesia pada masa orde baru dikenal dengan sebutan

dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau. Revolusi Hijau. Revolusi ini bertujuan mengubah petani-Revolusi ini bertujuan mengubah petani-petani gaya lama (

petani gaya lama ( peasant) peasant) menjadi petani-petani gaya baru. Revolusi Hijaumenjadi petani-petani gaya baru. Revolusi Hijau memodernisasikan pertanian gaya lama untuk memenuhi Industrialisasi ekonomi memodernisasikan pertanian gaya lama untuk memenuhi Industrialisasi ekonomi Nasional.

Nasional.

8 8

World Bank, 1998,

World Bank, 1998,Indonesia In Crisis; A Macroeconomic Update,Indonesia In Crisis; A Macroeconomic Update, Wangshiton: World Bank, hal 43Wangshiton: World Bank, hal 43 9

9

Hull, T.H & Jones, G.W, 1994,

Hull, T.H & Jones, G.W, 1994, “Demographic Perspective” in Indonesia’s New Order: The Dynamics of Socio“Demographic Perspective” in Indonesia’s New Order: The Dynamics of Socio--Ekonomic Transformations,

(6)

Revolusi Hijau merupakan program unggulan pada pemerintahan Orde Revolusi Hijau merupakan program unggulan pada pemerintahan Orde Baru. Secara konsepsi revolusi hijau adalah konsep tandingan dari

Baru. Secara konsepsi revolusi hijau adalah konsep tandingan dari land reformland reform atau biasa disebut dengan“revolusi merah” yang dilakukan oleh Negara

atau biasa disebut dengan“revolusi merah” yang dilakukan oleh Negara-negara-negara blok Soviet (Timur). Umumnya mereka berideologi komunis. Karena Indonesia blok Soviet (Timur). Umumnya mereka berideologi komunis. Karena Indonesia lebih dekat dan boleh di bilang sekutu terdekat Amerika Serikat maka nama lebih dekat dan boleh di bilang sekutu terdekat Amerika Serikat maka nama Revolusi Hijau dianggap lebih tepat. Karena ada kebijakan Revolusi Hijau Revolusi Hijau dianggap lebih tepat. Karena ada kebijakan Revolusi Hijau tersebut Indonesia mampu mencapai swasembada beras pada tahun 1984, AS tersebut Indonesia mampu mencapai swasembada beras pada tahun 1984, AS langsung mempromosikan Soeharto untuk mendapatkan penghargaan dari badan langsung mempromosikan Soeharto untuk mendapatkan penghargaan dari badan pangan dunia (FAO).

pangan dunia (FAO).

2.1.3

2.1.3 IndustrialisasiIndustrialisasi

Pada awal PJP I, struktur produksi masih rentan dan didominasi oleh Pada awal PJP I, struktur produksi masih rentan dan didominasi oleh sektor pertanian. Pangsa sektor pertanian terhadap PDB hampir mencapai 50 sektor pertanian. Pangsa sektor pertanian terhadap PDB hampir mencapai 50 persen sedangkan industri pengolahan dibawah 10 persen. Dalam tahun 1995, persen sedangkan industri pengolahan dibawah 10 persen. Dalam tahun 1995, keseimbangan kedua sektor itu telah berubah yaitu pangsasektor pertanian telah keseimbangan kedua sektor itu telah berubah yaitu pangsasektor pertanian telah menurun menjadi 17,2 persen sedangkan pangsa sektor industri pengolahan menurun menjadi 17,2 persen sedangkan pangsa sektor industri pengolahan meningkat menjadi 24,3 persen, sehingga tatanan perekonomian menjadi lebih meningkat menjadi 24,3 persen, sehingga tatanan perekonomian menjadi lebih kukuh. Peranan sektor migas yang pada dekade 70-an mendominasi ekspor dan kukuh. Peranan sektor migas yang pada dekade 70-an mendominasi ekspor dan penerimaan Negara mulai menurun sejak tahun 1981/82. Akibat dari

penerimaan Negara mulai menurun sejak tahun 1981/82. Akibat dari boomingbooming minyak pada saat itu. Namun, dalam tahun 1995/96, peran ekspor migas dalam minyak pada saat itu. Namun, dalam tahun 1995/96, peran ekspor migas dalam total ekspor telah turun menjadi 22,0 persen dari puncaknya pada tahun 1982/83 total ekspor telah turun menjadi 22,0 persen dari puncaknya pada tahun 1982/83 sebesar 79,0 persen. Peran penerimaan negara yang berasal dari migas juga turun sebesar 79,0 persen. Peran penerimaan negara yang berasal dari migas juga turun yaitu menjadi sebesar 20,8 persen, dari puncaknya pada tahun 1981/82 sebesar yaitu menjadi sebesar 20,8 persen, dari puncaknya pada tahun 1981/82 sebesar 70,6 persen.

70,6 persen.

Struktur tenaga kerja juga telah mengalami perubahan dan menuju ke arah Struktur tenaga kerja juga telah mengalami perubahan dan menuju ke arah yang makin seimbang. Pada tahun 1971, pekerja yang bekerja di sektor pertanian, yang makin seimbang. Pada tahun 1971, pekerja yang bekerja di sektor pertanian, industri pengolahan, dan sektor lainnya adalah masing-masing 66,3 persen, 6,8 industri pengolahan, dan sektor lainnya adalah masing-masing 66,3 persen, 6,8 persen, dan 26,9 persen. Dalam tahun 1995, pekerja yang bekerja di sektor persen, dan 26,9 persen. Dalam tahun 1995, pekerja yang bekerja di sektor pertanian, industri, dan sektor lainnya telah berubah menjadi masing-masing 47,3 pertanian, industri, dan sektor lainnya telah berubah menjadi masing-masing 47,3 persen, 10,7 persen, dan 42,0 persen. (Angkatan kerja pada tahun 1971 persen, 10,7 persen, dan 42,0 persen. (Angkatan kerja pada tahun 1971

(7)

berdadarkan usia penduduk di atas 10 tahun, dan pada tahun 1995 berdasarkan usia penduduk di atas 15 tahun).

2.2 Pendidikan

Meskipun Soeharto menujukan sikap ketidaksukaannya terhadap kritik intelektual disatu sisi, disisi yang lain sebenarnya rezim ini sangat aktif dalam memajukan bidang pendidikan. Sejak Repelita II (1974/1975-1978-1979) sampai dengan Repelita ke IV (1984/1985-1988/1989) anggaran pendidikan di Indonesia terus mengalami kenaikan.10

Sebagai hasilnya, profil pendidikan Indonesia selama 1980an sangatlah berbeda dari profil pendidikan pada 1960an. Ini bisa dilihat dari angka-angka komparatif jumlah siswa (sekolah-sekolah negeri dan swasta) yang berada dibawah tanggung jawab Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selama periode 1965-1990, total siswa ang belajar disekolah dasar meningkat dari 11.577.943 menjadi 26.348.376. Sementara  jumlah siswa sekolah menengah pertama meningkat dari 1.052.007 menjadi 5.686.118. Jumlah siswa sekolah menengah atas meningkat dari 412.607 menjadi 3.900.667 (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1997). Sementara itu, jumlah mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi (termasuk program sarjana dan diploma) meningkat dari 278.000 11 (Thomas, 1973:13,173) menjadi 1.590.593 (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan).

10

Pada Repelita II (1974/1975-1978/1979), anggaran pendidikan sebesar 10 % dari total anggaran negara: pada Repelita III (1979/1980-1983/1984), anggaran pendidikan meningkat menjadi 10,4%, dan melonjak menjadi 14,7% pada Repelita IV (1984/1985-1988/1989). Lihat departemen penerangan (1983,1988). Diakses dalam buku Latief, Yudi, 2005,Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia Abad 20, Jakarta: Mizan, hal 457

11

Angka akurat dari statistik pendidikan di perguruan tinggi pada tahun 1960an sulit untuk didapat. Sebagai missal, berdasarkan statistik pendidikan dari kementrian pendidikan, Thomas mencatat bahwa total mahasiswa pada tahun 1965an adalah sebesar 268.000. namun, dia menambahkan bahwa jumlah total mahasiswa untuk tahun itu mungkin kurang dari angka tersebut ( Thomas 1973:13). Berdasarkan catatan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997), jumlah total mahasiswa universitas pada tahun 1965 adalah sebesar 46.000, angka ini jelas tidak memasukan jumlah mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi swasta dan program-program diploma.

Diakses dalam buku Latief, Yudi, 2005, Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia  Abad 20,Jakarta: Mizan, hal 457

(8)

Sejak 1984, pemerintah menerapkan wajib belajar selama enam tahun secara nasional. Akibatnya, pada awal 1990an, keikutsertaan dalam pendidikan dasar merupakan fenomena yang universal. Atas prestasi ini, pada 1993 Indonesia meraih Avicenna Award dari UNESCO. Peningkatan juga berlangsung pada jenjang sekolah menengah pertama, terutama setelah pemberlakukan kebijakan wajib belajar 9 tahun pada tahun 1994. Jumlah siswa pada level pendidikan yang lebih tinggi masih tetap kecil, tetapi juga mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah mahasiswa di perguruan tinggi, berdasarkan kelompok usia, meningkat dari 1 % pada tahun 1965 menjadi 7% pada tahun 1986. Peningkatan ini bahkan menjadi 7% oada tahun 1986. Peningkatan ini bahkan berlangsung secara lebih nyata setelah jumlah perguruan tinggi yang ada semakin banyak, terutama untuk perguruan tinggi swasta sejak 1990. Pada 1960, hanya ada 135 lembaga perguruan tinggi (negeri dan swasta) di Indonesia. Pada 1991, jumlah itu menjadi 921, yang terdiri dari 872 perguruan tinggi swasta dan 49 perguruan tinggi negeri.12

Hal senada juga terjadi pada lembaga-lembaga pendidikan islam. Pemerintah orde baru melakukan dorongan untuk mendukung pendidikan agama di sekolah-sekolah umum dan di Universitas-Universitas. Setiap siswa wajib mengikuti pelajaran agama disekolah umum mulai dari sekolah dasar sampai peruruan tinggi. jadi, meskipun pemerintah mencoba bersaha untuk menjauhkan islam dari kehidupan public, sesungguhnya Orde Baru juga berperan dalam proses islamisasi dunia akadenis.13

Namun patut disayangkan, peningkatan kaum terdidik yang menempati status sosial tertentu dalam masyarakat tidak di imbangi dengan pemenuhan lapangan pekerja di sector-sektor public. Tapi untunglah masih ada sector swasta yang menawarkan gaji dan Insentif lain yang lebih menjamin, sehingga preperensi mereka untuk bekerja sebagai pegawai negeri mulai berubah.

12

Oey- Gardiner, M. & suryatini, A. 1990, “ Issues ini Indonesian Higher Education Policy Making Processes “,

makalah untuk International conference on economic Policy Making Procces in Indonesian, Bali, 6-9 September.

Diakses dalam buku Latief, Yudi, 2005, Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia  Abad 20,Jakarta: Mizan, hal 458.

(9)

2.3 Bidang Sosial dan Keagamaan

Pada hakekatnya azas yang harus diterapkan dalam proses pembangunan  —  apalagi menyangkut tentang pembangunan masyarakat —  prinsip keseimbangan dan pemerataan. Apa yang dimaksud dengan prinsip keseimbangangan dan pemerataan bahwasanya pembangunan bukan hanya identik pada hal-hal yang bersifat materil tapi aspek spiritual dalam melaksanakan pembangunan layak di prioritaskan. Seperti pidato yang dikemukakan presiden di depan sidang paripurna DPR-GR tahun 1971” Pembangunan hakekatnya adalah pembangunan manusia dan ditujukan untuk  kepentingan manusia. Sebab itu disamping pembangunan ekonomi kitapun harus membangun segi yang lain dari kehidupan kita: politik, sosial, budaya, pendidikan, mental dan sebagainya “.

Agama mempunyai peran yang sangat penting terhadap pembentukan moral manusia Indonesia sebagai dasar membentuk manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, dukungan prasarana dan sarana peribadatan yang memadai memang diperlukan dalam upaya menjalankan kehidupan ibadah yang tenteram dan damai.

Untuk komunitas muslim, presiden Soeharto sendiri, dibawah dukungan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, secara aktif mensponsori pembangunan mesjid-mesjid dan aktifitas dakwah. Selama 1970-an dan 1980-an, yayasan ini telah mendirikan sebanayak  400 mesjid serta memberikan dukungan dana bagi seribu dai muslim yang dikirim ditempat-tempat terpencil dan zona-zona transmigrasi.14 Selama cabinet pembangunan ketiga (1978-1983), jumlah ruang kelas (disekolah-sekolah agama swasta) yang telah direnovasi dengan dukungan pemerintah ialah sebesar 26.280; selama cabinet pembangunan ke empat (1983-1988), angka ini melonjak menjadi 50.734.15 presentase itu turus meningkat pada tahun tahun berikutnya, akibat memudarnya dukungan militer & non-islam terhadap kekuasaan pemerintah, sehingga soeharto harus mencaribakingan dari komutitas muslim, yang berimplikasi dengan semakin akomodati & kooptatifnya

14

LihatTempo(8 Desember 1990) 15

Departemen Penerangan Republik Indonesia, Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia di Depan Dewan Perwakilan Rakyat R.I Tahun 1983 dan 1988, Jakarta: Departemen Penerangan R.I

(10)

istana terhadap elit muslim. Kareba lobi-lobi elit muslim yang duduk didalam strutur birokasi.

2.4 Politik

2.4.1 Perampingan Partai politik 

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, ketika Indonesia memakai sistem Demokrasi Liberal dalam sistem pemerintahannya. Dimana sulit sekali Indonesia menciptakan stabilitas politik untuk menopang pembangunan ekonomi akibat sering terjadinya konflik kepentingan antar partai politik, partisipasi rakyat dalam dunia politik di batasi. Soeharto melakukan fusi terhadap Sembilan partai politik  menjadi dua. Fusi ini dilakukan lebih dasarkan program ketimbang ideology. Empat partai islam yang ada (NU, Parmusi, PSII, dan Perti) digabung menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mewakili dimensi spiritual dalam pembangunan. Lima partai non-islam (yaitu PNI, IPKI, Murba, Parkindo, dan Partai Khatolik di fusikan menjadi Partai Demokrasi Perjuangan (PDI), yang merepresentasikan dimensi material dan kebangsaan dari pembangunan. Pada versi fusi awal, partai-partai Kristen (Parkindo dan Katolik) dimasukan dalam kelompok “spiritual”. Namun, mereka menolak bergabung dengan kelompok itu, dan memilih bergabung dengan kelompok “kebangsaan”. Selain dua k elompok  itu, ada pula Golkar, yang tak pernah diakui sebagai partai politik, yang merepresentasikan dimensi “fungsional” dari pembangunan.

Pada dasanya kebijakan fusi ini berhasil meredusir medan konflik ekternal antar partai politik. namun konflik internal dalam partai semakin intens. Seperti apa yang dialami PPP dalam menyikapi RUU Perkawinan dan Keluarga Berencana. Terjadi perpecahan antar kelompok Islamis-Moderat (mayoritas menduduki kursi elit partai dan pemerintahan) dengan mereka yang Islamis-Fundamentalis (lingkaran luar kekuasaan). Hal ini mengakibatkan perang dingin, tak jarang bagi kelompok Islamis-Fundamentalis melakukan tindakan subversif  terhadap kekuasaan.

(11)

2.4.2 Dwifungsi ABRI

Salah satu doktrin yang terkenal yang sijakankan soeharto untk  menciptakan stabilitas politik dalam negeri adalah pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI. ABRI pada saat itu mempunyai dua peran yaitu peran Hankam dan Sosial. Peran ini dilandasi dengan adanya pemikiran bahwa TNI adalah tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.

Awal sejarahnya Dwi Fungsi ABRi merupakan sebuah konsepsi “Jalan Tengah” yang dicetuskan pertama kali oleh A.H Nasution ketika berpidato dalam dies natalis akademi militer nasionla (AMN) November 1958 “ Yang paling baik  buat TNI dalam perkembangan negara sekarang adalah ini telah mulai dilaksanakan sebagai garis kebijaksaan, baik oleh panglima tertinggi,  pemerintah, maupun pemimpin angkatan perang. Yaitu membuka kesempatan  yang luas bagi tokoh tokoh militersebagai perseoangan untuk turut serta secara aktif menyumbangkan tenaganya di bidang miter , yaitu turut serta menentukan kebijaksanaan Negara pada tingkat-tingkat yang tertinggi seperti dalam bidang  finansil-ekonomi dll” Ungkapan itu dikemukakan setelah beberapa perwira ABRI

telah menduduki jabatan-jabatan sipil, termasuk tiga orang menduduki jabatan menteri pada cabinet karya yang di bentuk Soekarno pada tahun 1957.

Dalam perkembangannya setelah terjadinya suksesi kepemimpinan dari Soekarno ketangan Soeharto konsepsi pelaksanaan Dwi fungsi ABRi melangami  perubahan. Pada landasan awalnya hanya dilandasi “keterlibatan perseorangan‟ anggota TNI dalam pemerintahan, kemudian hari meluas menjadi paham dan lebih menekankan “keterlibatan institusi/organisasi‟‟ pada setiap bidang kenegaraan, baik sosial, politik, budaya maupun ekonomi.

Sepanjang kekuasaan orde baru 1967-1998 menguasai hampir seluruh sendi kehidupan. Soehartolah yang berada di balik itu semua. Dengan intervensi yang dilakukan olehnyaABRI menempati posisi posisi startegis dalam

(12)

pemerintahan. Maka tidaklah mengherankan kalau jabatan eksekutif (Gubernur, Bupati, Duta Besar, menteri, dan jabatan-jabatan puncak di departemen), dan legislative banyak di isi perwira ABRI.

Namun imbas dari pelasanaan Dwi fungsi ABRI yang menempati sendi-sendi kehidupan bernegara control Negara menjadi kuat. Rezim soeharto menjadi dominan, terkadang otoriter. Militer dijadikan tombak untuk mempertahankan kekuasaan. ABRI di sahkan melakukan tindakan-tindakan refresif oleh pengauasa dengan mengatasnakankan stabilitas politik.

2.4.3 P-4 ( Pedoman, penghayatan dan pengamalan pancasila)

Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Suharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila yaitu gagasan Ekaprasetia Pancakarsa. Gagasan tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai Ketetapan MPR dalam sidang umum tahun 1978 mengenai “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila” atau biasa dikenal sebagai P4.

Guna mendukung program Orde baru yaitu Pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen maka sejak tahun 1978 diselenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat.

Tujuan dari penataran P4 adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.

Pelaksanaan Penataran P4 tersebut menunjukkan bahwa Pancasila telah dimanfaatkan oleh pemerintahan Orde Baru. Hal ini tampak dengan adanya himbauan pemerintah pada tahun 1985 kepada semua organisasi untuk  menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Penataran P4 merupakan suatu bentuk  indoktrinasi ideologi sehingga Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.

(13)

2.5 Bidang Hukum(Reformasi Hukum)

Hukum merupakan dasar untuk menegakkan nilai-nilai kemanusian. Berbagai perbaikan di bidang hukum telah dilakukan dan diarahkan menurut petunjuk UUD 1945. Dalam kaitan ini, antara lain telah ditetapkan Undang-undang tentang KUHAP, Undang-Undang-undang tentang Hak Cipta, Paten, dan Merek, kompilasi hukum Islam, dan lain -lain. Agar hukum dapat dijalankan berdasarkan peraturan- peraturan yang berlaku, telah pula dilakukan penyuluhan hukum

kepada masyarakat luas maupun kepada aparat pemerintah. Perbaikan aparatur hukum terus menerus dilakukan meskipun belum mencapai hasil yang optimal, dan belum sepenuhnya dapat memenuhi tuntutan keadilan masyarakat.

3. Catatan Buruk Pemerintahan Orde-Baru

3.1 Tirani Kekuasaan

Soeharto cap sebagai presiden bertangan besi dalam menjalankan roda pemerintahan. Ia tak men-tolerir segala bentuk tindakan subversif yang mencoba membuat instabilitas politik. Penilaian ini bukan sekadar subjektifitas belaka. Itu telah nampak pada saat ia merintis kekuasaan. Pada awal merintisnya Orde baru, kekuasaan dibangun atas landasan kekerasan anti komunisme, dan kejam dalam memberlakukan perbedaan pendapat. Artinya kekerasan marupakan satu dari tonggak yang menopang Orde baru selain kinerja Ekonomi dan manupulasi Ideologi.16 Banyak insiden-insiden yang terjadi ketika Soeharto menjabat sebagai presiden selama 32 tahun. Beberapa contoh kasus pemerintah yang bersikap otoriter dalam menjalankan kekeuasaan adalah:

Proses Perealisasian Proyek Pembangunan, banyak tanah rakyat yang diambil alih, dibeli dengan harga yang sangat murah yang tidak masuk akal, dibeli paksa, diduduki semena-mena, baik oleh Negara maupun oleh perusahaan-perusahaan besar. Kisah sedih rakyat yang terusir dari tanah miliknya tidak  16

Liddle, R, William, 1985. ‘Soehato’s Indonesia: Personall rule and political institusion, pacific affairs 58: 68-90 dikutip dlm tulisan Cribb Robert, tentang Pluralisme Hukum, Desentralisasi, dan akar kekerasan di Indonesia dalam buku Haris, Masri (penerjemah), 2005, Konflik Kekerasan Internal: Tinjauan Sejarah, Ekonomi-Politik dan kebijakan di Asia Pasifik,Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, LIPI, LASEMA-CNRS, KITLV, hal 46

(14)

terhitung lagi jumlah kasusnya. Itu tentunya sejalan dengan kebijakan ekonomi pemerintah Orde baru, yaitu yang ber-orientasi pada ekspor. Pendek kata, semua kekayaan alam, termasuk tanah, harus diekpolitasi untuk kebutuhan ekspor, demi kebutuhan untuk memperoleh devisa. Atas nama pembangunan ekonomi, dan untuk kepentingan ekspor, menyingkirkan rakyat dari tanahnya adalah sah-sah saja. Termasuk, misalnya, menggusur tanah pertanian rakyat untuk dijadikan lapangan Golf adalah sah. Karena lapangan golf adalah sarana loby bagi usahawan asing maupun dalam negeri untuk memperlancar bisnis mereka. Jadi menggusur tanah rakyat untuk membangun lapangan golf dibenarkan, karena lapangan golf adalah semacam prasarana untuk pembangunan yang berorientasi ekspor. 17

Media Massa; yang mencoba kritis terhadap rezimnya-pun di bredel. Bulan madu media massa terhadap kekuasaan hanya terjadi pada awa-awal pemerintahnnya. Namun setelah terjadinya insiden Malari (15 januari 1974 ) sikap represif pemerintah terhadap media massa kembali terjadi. Setidaknya ada 12 surat kabar dan majalah yang ditutup yaitu,  Indonesia Raya, Harian  Nusantara, Harian KAMI, Abadi, The Jakarta Times, Pedoman, Mingguan Wenang, Pemuda Indonesia, serta mingguan berita  Ekspress, seluruhnya berlokasi di jakarta; juga harian Suluh Berita di Surabaya, mingguan Mahasiswa  Indonesia dibandung dan mingguan Indonesia Pos di ujung pandang. Peristiwa malari juga mengakibatkan pengontrolan terhadap aktivitas mahasiswa yang dianggap tidak sehat, yang nantinya akan dikeluarkan peraturan NKK/BKK yang salah satunya adalah adanya pembatasan jam kepada para mahasiswa dalam melakukan aksi kegiatan kampus.

Peritiwa Tanjung Priuk: merupakan kejadian berdarah yang menimpa umat islam. Terjadi pembantaian terhadapa ratusan umat muslim. Kejadian ini bermula pada tanggal 12 september 1984 setelah berlangsungnya protes dai kaum muslimin didaerah itu terhadap prilaku tak sopan dari pejabat militer lokal.

17

Majalah INFO Hak Asasi Manusia, Ketika Sangkur Bicara Kejahatan Rasial MEI 1998: Siapa Harus Bertanggung  Jawab,edisi Perdana-Desember 1998, Baca Artkel Tentang Pengambilan Tanah Rakyat Di Majalengka hal 10

(15)

Dikisahkan bahwa dua Pejabat Militer Lokal telah masuk mesjid As-Sa‟adah tanpa melepaskan sepatu mereka dan kemudian secara sengaja menyiram subuah pengumuman mengenai ceramah agama di dinding mesjid itu dengan air lumpur. Ditengah hubungan yang tak serasi antara komunitas islam dan aparat keamanan, insiden itu segera berubah menjadi huru-hara dan ratusan orng terbunuh karena ditembak. Militer berdalaih bahwa alasan mereka melakukan aksi tersebut adalah karena dimesjid tersebut telah beredar dakwah/ ceramah-ceramah yang dilakukan para ustadt kepada para jemaah yang menyinggung keperintah dan ingin melakukan tindakan-tindakan maker.

Penembak Misterius (Petrus), pada awal tahun 1980an, serdadu dari komando pasukan khsusus, Kopasusus, bergerak secara sistematis di kota-kota Indonesia sambil menembaki untuk membunuh anggota-anggota yang telah di Identifikasi atau diduga anggota dari kelompok-kelompok kejahatan kota. Para serdadu itu menggenakan pakaian orang biasa. Namun pemerintah menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan pada waktu itu, dan mengatakan pembunuhan-pembunuhan itu bagian dari perang antar kelompok  kejahatan.

3.2 Sentralisme Ekonomi dan Politik

Indonesia adalah Negara kepulauan. Dari Sabang-Merauke terbentang sekitar 15.000 pulau yang masing-masing dipisahkan oleh laut. Indonesia juga terdiri dari 500 macam suku dengan Potensi kekayaan SDA pada masing-masing daerah yang berbeda-beda. Oleh karena itu secara geopolitik sebenarnya Indonesia tak mungkin menerapkan prinsip sentralisasi seperti yang dijalankan pada masa Orde baru.

Namun, kondisi politik yang buruk, tampaknya menjadi alasan yang rasional bagi rezim tersebut untuk tetap menerapkan kebijakan pendahulunya yang sentralistik (Orde Lama). Dalam rangka menjalankan Stabilitas tersebut, Rezim Orde Baru menggunakan dua pendekatan.18 Pertama, peningkatan

18

(16)

instrument kekerasan/militer. Orde Baru seringkali memakai pendekatan keamanan dalam penyelesaian setiap masalah antara Negara dan rakyat. Apabila ada perselisihan antara pemerintah dengan rakyat, seringkali moncong senjata yang dihadapkan kepada rakyat. Kedua, penataan birokrasi menjadi bergantung keatas. Hal ini memastikan adanya loyalitas tunggal. Kehidupan Negara makin sentralistik tatkala dikeluarkan UU No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok  pemerintahan di daerah. Undang-Undang yang berlaku selama pemerintahan Orde Baru ini, pada prinsipnya tidak mengakui eksistensi pemerintah daerah. Segalanya bergantung keatas. Elite-elite daerah ketika itu hanyalah merupakan “boneka” yang sepenuhnya dikendalikan pusat. Yang benar-benar pemerintah (pemegang otoritas) adalah elite pusat, sedangkan didaerah hanya merupakan perpanjangan tangan dari pusat.

Sistem kekuasaan ini riskan karena dengan kekuasaan yang lebih besar di tingkat pemerintah lebih tinggi itu seringkali disalahgunakan untuk memaksakan kehendak terhadap pemerintahan dibawahnya. Pemerintahan yang lebih tinggi, yang mempunyai kekuasaan yang lebih besar, cenderung akan memperlakukan daerah dibawahnya sebagai sarana untuk mencapai tujuan sendiri. Sedangkan daerah dibawahnya, yang tentu saja lebih lemah tersebut, harus mengabdi kepada daerah diatas.

Pembangian kekuasaan yang tidak jelas ini mengakibatkan sering terjadi penumpukan wewenang dalam pemerintahan pusat. Banyak daerah-daerah yang  jauh dari jangkauan pemerintah terabaikan baik secara politik maupun ekonomi. Apalagi sistem  Jawanisasi yang dijalakan oleh Seoharto mengakibatkan terjadinya kesenjangan pembangunan antara Pulau Jawa (pusat kekuasaan) dengan Luar Jawa, Jakarta menjadi tujuan urbanisasi dari penjuru pelosok  nusantara akibat peran ganda yang dimiliki jakarta yaitu selain dijadikan pusat pemerintahan jakarta juga menjadi pusat ekonomi. Padahal daerahlah yang memberikan kontribusi bagi terlaksananya pembangunan dan menjadi penyangga kestabilan politik pusat.

Konflik-konflik daerah yang pernah mencuat selama Orde Baru adalah Konflik Aceh yang diakibatkan akibat pemerintah rakus dan kurang

(17)

memperhatikan kearifan lokal yang nyata-nyata mempunyai karakteristik  tersendiri dibandingkan dengan daerah lainnya, konflik Ambon, Maluku, papua dll. Puncaknya adalah keluarnya Timor-Leste yang dahulu bagian dari NKRI menjadi Negara sendiri.

3.3 Kecurangan dalam pemilu

Pada masa kekuasaan Soehato, “pemilu” sering diplesetkan artinya menjadi “Pembuat Pilu” kita semua tahu apa maksudnya. Plesetan gaya George Aditjondro lain lagi. Menurutnya di Indonesia pada masa soeharto tidak pernah ada “general elections” yang ada ”elections general”19 kenapa demikian,  jawabannya tak lain adalah karena kebobrokan yang dilakukan pemerintah

Soeharto pada saat pelaksanaan pemilu.

Kritik yang umumnya di tujukan pada pemilu-pemilu Orde Baru terutama menyoroti belum dijalankan sepenuhnya asas langsung, umum, besas dan rahasia (luber) jujur dan adil (jurdil). Kritik serius misalnya diajukan melalui hasil-hasil penelitian Liddle.20setelah meneliti secara cukup serius, pemilu-pemilu Orde Baru — kecuali pemilu 1982 —  dengan metode kualitatif, Liddle sampai pada kesimpulan : pemilu-pemilu Orde Baru bukanlah alat yang memadai untuk  mengukur suara rakyat. Pemilu-pemilu itu dilakukan melalui sebuah proses yang tersentralisasi pada tangan-tangan birokrasi. Tangan-tangan itu tidak hanya mengatur hampir seluruh proses pemilu, namun jua berkepantingan untuk  merekayasa kemenangan bagi “partai milik pemerintah”. Kompetisi ditekan seminimal mungkin, dan keragaman pandangan tidak memperoleh tempat yang memadai.

Baru-baru ini juga dipublikasikan pula hasil penelitian serius Irwan dan Edriana mengenai pemilu 1992 yang pada tingkatan kesimpulan memiliki

20

Liddle, R. William, 1992, Pemilu-Pemilu Orde Baru: pasang surut kekuasaan politik, terj. Nug Katjasungkana Jakarta: LP3ES

(18)

“kesepakatan” dengan hasil penelitian liddle.21 Irawan dan Edriana menemukan 900 kasus pelanggaran asas luber dalam pelaksanaan pemilu 1992. Ke-900 pelanggaran tersebut terdiri dari 52 kasus (5,7 %) pelanggaran hak kampanye, 38 kasus (4,22%) intimidasi untuk memilih Golkar, 472 Kasus (52,44%) pelanggaran terhadap saksi parpol, 223 kasus (24,78%) pelangaran dalam pemungutan dan perhitungan suara, dan 14 kasus (1,56%) pelanggaran lain-lain.

Lebih jauh, Irawan dan Edriana juga mendata pelaku pelanggaran tersebut. Dari 1019 pelanggaran, 71 (6,97%) diantaranya dilakukan oleh aparat keamanan, 296 (29,05%) dilakukan oleh birokrasi pemerintahan, 23 (2,26%) dilakukan Golkar, 618 (60,65%) dilakukan badan-badan penyelenggaraan pemilu, dan 11 (1,08%) pelaku-pelaku lain.

Baik penelitian Liddle maupun Irawan dan Edriana pada akhirnya menggambarkan batapa pemilu-pemilu Orde Baru memang masih mengidap penyakit-penyakit yang serius, dan belum sampai pada tingkatan Demokratis. Fakta inilah yang pernah terkonfirmasikan oleh jajak pendapat yang diadakan  Republika, Maret 1995 lalu.22 Penemuan itu mengarahkan kita pada 6 buah bentuk kesimpulan terhadap praktik penyimpangan penyelenggaraan pemilu yang paling serius. Pertama, campur tangan birokrasi yang terlampau besar dalam mempengaruhi pilihan politik masyarakat. Kedua, panitia pemilu tidak  independen. Ketiga, kompetensi antar kontestan tak leluasa. Keempat, rakyat tak  bebas mendiskusikan dan menentukan pilihan. Kelima, perhitungan suara tak   jujur dan yang keenam kontestan tak bebas kampanye karena dihambat aparat

keamanan/perizinan.

3.4 Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Istilah bisnis yang paling populer dalam startegi penjarahan harta negara dibawah Orde Baru adalah Patronase Bisnis. Pola bisnis ini mempunyai tempat 21

Irawan, Alexander dan Edriana, 1995, Pemilu: Pelanggaran Asas Luber , Jakarta: Sinar Harapan 22

Jajak pendapat Litbang Redaksi Republika ini relevan dicermati. Jajak pendapat ini menghimpun pandangan 320 responden yang terdiri dari kalangan akademisi (77 orang), anggota DPR pusat (30) dan mahasiswa (213),

Responden mahasiswa dan akdemisi dijaring dari 3 kota : Jakarta, Bandung dan yogyakarta. Dapat dilihat dalam buku seri penerbitan studi politik Laboratorium Ilmu Politik FISIP UI tentang Evaluasi Pemilu Orde Baru: Mengapa 1996-1997 terjadi pelbagai kerusuhan? Menyimak Gaya Politik M. Natsir, Jakarta: Mizan

(19)

yang dominan dalam perekonomian. Patronase bisnis berarti pola bisnis (ekonomi) yang terbentuk berdasarkan hubungan patron-klien. Patron adalah posisi atas dan klien adalah posisi bawah. Ini berarti hubungan patron-klien tidaklah setara, tetapi atas-bawah. Dalam hubungan kuasa, patron lebih berkuasa dari pada klien. Pengaruh patron bisa berbentuk kuasanya dan bisa pula nasihat atau wejangannya. Apa yang berkembang dibwah Orde Baru dapat di tunjukan bagaimana para pejabat membagi-bagikan akses bisnis kepada konco-konco bisnisnya, keluarga, dan kerabatnya. 23 Para birokrat Tinggi, terutama yang paling berkuasa, menjadi patron utama bagi para pengusaha utama. Pengusaha mengakses para birokrat untuk memperoleh proyek, kontrak, konsesi, kebijakan, hak monopoli, kredit, dan subsidi. Sistem pemerintahan yang sentarlistik yang dijalankan pada masa Orde Baru dimana seluruh sumber ekonomi dikuasi oleh Negara, memberikan wewenang yang luas bagi para birokrat untuk menjalankan skandal yang dalam studi ilmu politik modern di sebuat sebagai praktik KKN (Korupi, Kolusi dan Nepotisme).

3.5 Kerusakan Lingkungan ( kasus Freefort dan Newmont) 24

Tak ada yang perlu menyangkal kalau dibilang bahwa indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan Alam terbesar di dunia. Dari Sabang sampai Merauke didalam lapisan bumi kita tertimbun jutaan harta karun yang bisa dimanfaatkan bagi kemaslahatan Ibu pertiwi. Ketika baru mencapai singgasana kekuasaan Soehato meyadari itu, dengan pemanfaatkan potesni SDA yang selama ini belum di maksimalkan ia mencoba membangun beberapa Proyek  Explorasi Pertambangan. Karena pada saat itu keadaan kas Negara tidak  memmungkinkan untuk mendanainya disisi lain upaya pembangunan Ekonomi sangat mendesak akhirnya diambillah jalan dengan mengundang bantuan Asing untuk melakukan Inveshtasinya di Indonesia.

23

Radjab, Suryadi A, 1999, Praktik Culas Bisnis Gaya Orde Baru, Jakarta: Grasindo, hal 33-34 24

Ginting, Pius, 2008,Warisan Orde Baru Dalam Pertambangan: Mengundang Modal, Memperkosa Alam, Tercatat dalam Jurnal INFID No. 13/06/Juni 2008, hal 12-15

(20)

Sebuah delegasi dikirim menghadiri sebuah konferensi luar Biasa di Jenewa bernama “To Aid in the Rebuilding of A Nation”, November 1967. Delegasi pemerintah Orde baru menghadap partisispan Kapitalis yang paing berkuasa, dipimpin oleh David Rockefeler. Selama tiga hari, ekonomi Indonesia dibagi-bagi, sektor demi sektor. Sebuah konsorium Amerika dan Jepang menguasai Nikel Papua. Perusahaan-perusahaan Amerika, jepang dan Prancis mendapatkan Hutan (John Pilger, 2002). Namun sebelum itu, yang terbesar diantaranya adalah sebuah pegunungan tembaga dan emas, telah jatuh kepada perusahaan pertambangan Amerika Serikat (AS), Freefort-Mc Moran, dimana Henry Kisingger, Mantan Menteri Luar Negeri AS, kemudian menjadi salah satu petingginya.

Eksplorasi penambangan Erstberg dimulai Desember 1967. Secara resmi dibuka oleh Soeharto maret 1973. Kawasan Erstberg selesai ditambang tahun 1980-an dengan mewariskan lubang sedalam 360 meter. Sejak 1988, PT Freeport mulai mengeruk cadangan lainnya, Grasberg. Tahun 2005 telah menimbulkan lubang utama bergaris tengah 2,4 KM, seluas 449 Ha, dengan kedalaman 800 M. diperkirakan sebanayak 18 Juta Ton cadangan tembaga, 1.430 ton cadangan emas akan dikeruk hingga penutupan tambang 2041.

Konsekuensi yang harus diterima dari kegiantan penambangan tersebut adalah rusaknya lingkungan yang besar. Hingga tahun 2005, limbah batuan dan Tailing (limbah tambang berbentuk lumpur dari proses pengolahan bijih) yang dibuang oleh PT. Freeport Indonesia (FI) mencapai dua miliar TON. Sejak 1995, limbah tailingsebanyak 100 ribu ton hingga 220 ribu ton dibuang setiap harinya.

Kehidupan masyarakat disekitar lokasi yang bergantung pada kemurahan alam, menjadi terganggu. Ruang penghidupan suku-suku dipegunungan tengah Papua bertambah sempit. Muara sungai Ajkwa yang memiliki nilai ekonomi penting bagi penduduk local hancur akibat timbunan tailing. Pengujian atas contoh-contoh tanaman local yang tumbuh kembali diatas tailing, menunjukan tingginya kadar racun logam seperti Seenium, Pb, Arsen, Seng, Mangan dan Tembaga.

(21)

Pendudukpun beralih dari pekerjaan semula ke pekerjaan beresiko tinggi, yakni mengais emas dilokasi pembuangan tailing PT. Freeport. Konflikpun mewarnai hubungan antara PT. Freeport dengan warga sekitar. Sebagian besar  jalur penyelesaiannya lewat pembunuhan dan kekerasan. Sepanjang tahun 1994-1995 saja, tercatat terjadai pembunuhan terhadap 44 orang dalam beberapa kejadian.

Kejadian serupa juga terjadi di Minahasa, Sulawesi Utara yang melibatkan PT. Newmont Minahasa Raya selaku pemegang kontrak yang di ratifikasi oleh soeharto 6 november 1986. Eksplorasi yang dilakukan olehnya telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Setidaknya sekitar 2000tailing disalurkan ke dasar perairan Teluk Buyat. Pencemaran tersebut membuat lahan pencarian masyarakat terganggu. Ikan-ikan ekonomis bagi warga kehilangan, dan beberapa hasil tangkapan menampilkan cirri-ciri keracunan logam berat.

3.6 Liberalisasi Ekonomi25

Pada masa awal pemerintahan Soehato, komitmen Indonesia pada liberalisasi ekonomi demikian besar. Selain menerbitkan UU nomor 1/1967 tentang penanaman modal asing, dengan dukungan bank dunia, Soehatopun membentuk Inter-Govermental Group on Indonesia (IGGI) untuk mewadahi Negara-negara pendonor. Indonesia juga memperkuat komitmennya dengan mencanangkan deregulasi, debirokratisasi, dan liberalisasi sejak paruh kedua decade 1980-an.

Ketika Soeharto membubarkan IGGI, pada awal decade 1990an, komitmen Indonesia pada pasar bebas mulai dipertanyakan. Masalah ini segera dijawab oleh Soeharto dengan menjadikan Indonesia sebagai tuan-rumah pembentukan Blok perdagangan bebas regional Asia Pasifik yang biasa di sebut APEC tahun 1994. Sinyal pada pasar bebas juga semakin diperkuat dengan keikutsertaan Indonesia dalam penandatanganan piagam WTO akhir 1994.

25

Syamsul Ardiansyah, 2008, Mengenang Soeharto (1921-2008): Soeharto, Petani dan Pengan, dicatat dalam Jurnal INFID No. 13/06/Juni 2008 hal 9-10

(22)

Momentum penandatanganan Piagam WTO merupakan sinyal kuat keberpihakan Indonesia pada pasar bebas. Terlebih karena didirikannya WTO sesungguhnya merupakan momentum khusus dalam sejarah perundingan dagang, ketiak perjanjian pertanian ( Agreement on Agriculture) menjadi salah satu sektor yang mulai dibahas. Perjanjian Pertanian WTO menekankan liberaliasi perdagangan pertanian pada tiga aspek, yakni perluasan pasar dan tarifikasi, pencabutan dukungan domestik dan pencabutan subsidi ekspor.

Keberanian soeharto sebagai Presiden dinegri agraris untuk membuka pasar pertanian nasional, semakin mengubur pertanyaan barat atas komitmen Soeharto pada pasar bebas. Meski demikian, bila mengacu pada pandangan Prof. Bustanul Arifin, tengah memasuki fase destruksi atau fase kehancuran. Hal ini berbeda dengan Negara lain-China-yang membuka pasarnya ketika pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, Indonesia dibawah Soharto, justru masuk ke arena pasar bebas pada saat pertumbuhan ekonomi mulai tertekan yang berujung pada meledaknya krisis ekonomi than 1997. Artinya, tindakan Soeharto membuka pasar pertanian Indonesia adalah langkah yang konyol, tidak masuk akal, dan secara jelas bukan untuk kepentingan nasional.

3.7 Meningkatnya Hutang Luar Negeri ( IMF, CGO, APEC)

Menarik sekali apa yang ditulis Soe Hoek Gie dalam sebuah artikel  berjudul “ Betapa Tak  Menariknya Pemerintahan Sekarang”26 yang didalamnya berisi sebuah statement yang menyatakan “menjadi menteri luar negeri Indonesia  zaman sekarang itu tidak menarik, kerjanya cuma berusaha menunda bayar 

hutang-hutang lama atau cari utang-utang baru “. Yang seolah-olah seluruh usaha diplomasi kita adalah diplomasi cari hutang.

Ungkapan itu memang tak berlebihan, pada awal-awal bahkan menjelang akhir pemerintahan Soeharto bangsa ini selalu disibukan dengan hutang. Bahkan hasil pembangunan pada soeharto pondasi pembiayaannya tak lain karena hutang. Diperkirakan Hutang Luar negeri Indonesia yang dibuat pada awal rintisan Orde 26

(23)

Baru sampai menjelang berakhirnya pemerintahan Soeharto mencapai 135 miliyar dollar. Diperparah menurut lapusan Bank Dunia, bahwa hampir 30 % pinjaman luar negeri Indonesia mengalami kebocoran. Uang-uang tersebut lari kedalam kantong-kantong pejabat korup yang menjilat terhadap kekuasaan.

4. Krisis Moneter dan Ekonomi

Masa pemerintahan Presiden Soeharto mengalami ujian ekonomi paling berat karena terpaan ekonomi tahun 1997. Krisis ekononi yang menimpa beberapa Negara di Asia juga sampai ke Indonesia. Krisis ekonomi yang berkepanjangan yang dipicu oleh pertarungan kekuatan capital di dunia ini, di Indonesia memunculkan istilah “krismon” (krisis moneter).

27 krisis moneter ini bermula di tahiland diakibatkan karena devaluasi baht yang menular ke

Indonesia (contagion effect). Respon pemerintah ketika itu dianggap baik yakni melakukan spread intervensi untuk menstabilkan rupiah. Prediksi ketika itu Indonesia jauh lebih siap ketimbang Thailand untuk bertahan dari krisis karena kesigapan pemerintahnnya dan fundamen ekonomi yang lebih baik ketimbang Thailand. Namun, bulan agustus 1997, pemerintah membuat beberapa keputusan drastis antara lain : pengalihan dan BUMN ke bank-bank SBI dan menaikan tingkat suku bunga SBI (30 % untuk satu bulan dan 28 % untuk tiga bulan). Kebijakan pemerintah ini makin menambah persepsi negative pasar sehingga memicu pembelian dollar AS. Kurs rupiah terus merosot hingga Rp. 3000 per US$ atau terdepresiasi hingga 32 % sejak 1 januari. Sampai akhir tahun 1997 keadaan rupiah tidak  stabil, sebentar naik sebentar turun lagi, akhirnya rupiah ditutup Rp. 4.650 atau terdepresiasi hingga 68, 7% terhadap dollar US$ nilai tukar rupiah terhadapa dollar Amarika terus meluncur dengan cepat ke level Rp. 17.000 per US$ pada 22 Januari 1998.

Beberapa upayapun dilakukan pemerintah untuk mengerem merosotnya nilai tukar rupiah. Otoritas moneter dalam hal ini BI melakukan intervensi dengan cadanggan devisa yang ada dan memberlakukan sistem mengamambang terkendali dengan rentang kendali rupiah yang ditambah. namuan usaha BI untuk memperkuat nilai rupiah nampaknya sia-sia

27

Soegeng Sardjadi, Rinakit, Sukardi, 2004, MENEROPONG INDONESIA 2020: Pemikiran dan Masalah Kebijakan,

(24)

saja, ditambah makin sedikitnya sisa cadangan devisa membuat Bi mengambil langkah untuk  menghapus rentang kendali pada tanggal 14 Agustus 1997. Penentuan nilai tukar rupiah akhirnya diserahkan kepada mekanisme pasar. Adanya capital Outflow semakin menekan nilai tukar rupiah.28Rupiah tetap saja terderesiasi terhadap Dollar US $.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tersebut berdampak negative keuangan Negara. Kondisi perkeonomian Indonesia terguncang, disatu sisi Utang luar negeri kita makin membengkak, angka inflasi semakin meningkat ( tahun 1997 mencapai 11,1% pertahun menjadi 77, 6 % pertahun pada 1998), pertumbuhan ekonomi yang semakin menurun ( kuartal ketiga 3,4 %, nol persen pada kuartal terakhir 1997, dan terus menciut tajam menjadi kontraksi sebesar -7,9% kuartal I 1998, -16,5% kuartal II dan -17,9% pada kuartal III 1998). Ratusan perusahaan mulai dari skala kecil hingga konglomerat bertumbangan, sehingga melahirkan gelombang besar pemutusan hubungan kerja (PHK). Akibat PHK dan naiknya harga-harag dengan cepat ini, jumlah penduduk dibawah garis kemiskinan ini juga meningkat mencapai 50 %.29

Karena tak kuat mneghadapai terpaan badai krisis, akhirnya pemerintaha mengaundang IMF untuk memberikan bantuan bagi upaya pemulihan ekonomi Indonesia. Pemerintah dan IMF menghasilkan kesepakatan (LoL) pertama yang berisikan skema restrukturisasi Bank yang membuat 16 Bank harus ditutup diikuti adanya jaminan olah pemerintah bagi tabungan yang dibawah 20 juta. Kebijakan ini juga mengakibatkan tekanan bai sector perbankan , karena adanya penutupan meyebabkan turunnya kkepercayaan masyarakat terhadap perbankan Indonesia yang diikuti dengan adanya penarikan dana besar-besaran pada bank swasta nasional dan adanya jaminan pemerintah tidak dapat menghentikan hal ini. Krisis perbankan yang sistem

ik ini mengisyaratkan bahwa pemerintah harus merekapitalisasi bank-bank tersebut kalau tak ingin mereka di tutup.

5. Gerakan Reformasi

5.1 Pengertian

28

Ibid. soegeng sardjadi, Rinakit, Sukardi, hal 238 29

(25)

Reformasi sesungguhnya terkai erat dengan proses pergolakan sosial dan keagamaan yang terjadi dalam masyarakat Eropa pada abad pertengahan, baik di lingkungan keagamaan maupun kenegaraan. Hal itu ditandai dengan munculnya penentangan terhadap dominasi ajaran gereja oleh sebagian lapisan masyarakat yang didukung oleh kalangan cendikiawan. Kalangan dilur gereja yang secara gigih menentang otoritas gereja menyebut diri mereka reformis (pembaharu).30 Namun, secara Khusus Reformasi berasal dari bahasa Latin La Reform yang berarti mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Istilah ini digunakan secara populer saat terjadi gerakan sosial keagamaan di Eropa pada abad ke XVI yang membawa efek pada perubahan politik. Gerakan ini menuntut perubahan Internal Gereja Khatolik Roma, dan suatu reaksi terhadapepicurisme Paganisme, yang kemudian melahirkan protestanisme. 31 La Reform sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Martin Luther (Lutherianisme) dan Jean Calvin (Calvinis). Istilah Reformasi kemuadian menjadi sangat populer bagi gerakan-gerakan sosial yang mengatasnamakan perubahan. 32 Di Indonesia kata reformasi menjadi begitu familiar dan sering di ucapkan baik dalam kalangan Civil society Maupun Stakeholder. Reformasi menjadi titk awal bagi kehidupan sektoral masyarakat seperti hokum, politik, budaya, ekonomi, pendidikan, bahkan dalam scope yang lebih kecil menyangkut reformasi diri. Dalam perspektif apapun reformasi mengandung unsur perubahan.33

Pada prinsipnya, reformasi tidak berarti merubah seluruh tatanan secara radikal, tetapi ia berusaha merenovasi bangunan masyarakat yang sudah ada beserta norma-normanyadengan tetap memberikan suatu tafsiran dan pelaksanaan yang berbeda dari sebelumnya.34 Dengan kata lain, secara kontekstual, reformasi sesungguhnya berusaha merumuskan kembali visi dan misi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa setelah sebelumnya terjadi salah urus dan salah

30

BM. Sutedjo, A. Rahman Irsyadi (eds), Pengantar: Ana s Urbaningrum. 1999. Pertarungan Untuk Sebuah Tahta: Presiden dan Agenda Reformasi, Jakarta: Yayasan Studi Perkotaan (SandiKota), hal. 14

31

Shadily, Hasan, 1986, “Reformasi.” Ensiclopedi Indonesia, Jakarta: P.T. Ichtiar Baru van Hoeve, Jilid 5 Hal. 2867 32

Seligman, Edwin R.A (eds), 1962, Encyclopedia of the Social Sciences, New York: The Macmillan Company, vol. XI-XIII, hal. 186-195.

33

Loc.cit,BM. Sutedjo, A. Rahman Irsyadi, hal. 14 34

(26)

arah. Titik focus gerakan reformasi adalah pada pembaharuan sistem dengan menyusun kembali sesuatu yang telah ada sebelumnya dengan susunan yang lebih ideal.

Pada umumnya, masyarakat menganggap Reformasi Indentik dengan Revolusi. Anggapan ini , meskipun tidak semuanya keliru disanggah oleh Nurcholis Madjid dengan menjelaskan bahwa reformasi tidak dimulai dari nol sebagaimana layaknya revolusi. Pendekatan reformisme bahkan dianggap jalan tengah antara konservatisme-radikalisme yang menekankan perubahan secara perlahan-lahan dan sedikit-demi sedikit pada tingkat teoritis.35Reformasi adalah suatu gerakan sosial yang berupaya memperbaiki tatanan masyarakat secara keseluruhan dengan mengubah beberapa aspek struktur sosial. 36 jadi untuk  menggambarkan konsep reformasi setidaknya ada dua hal yang patut kita garisbawahi yaitu perbaikan (korektif), kesinambungan (simultan). Ini berarti reformasi adalah perbaikan (koreksi) yang dilakukan untuk memperbaiki tatanan kehidupan yang lebih baik untuk masa yang akan datang.

Dalam konteks Indonesia, istilah reformasi mengarah pada sebuah pergolakan yang diakibatkan oleh krisis multidimensi yang pada akhirnya menggulingkan kekuasaan presiden Soeharto tanggal 21 mei 1998. Mahasiswa yang di bekingi oleh cendikiawan-cendikiawan melakukan aksi demontrasi besar-besaran menuntut sang presiden lengser. Tuntutan ini bukan tanpa sebab, mahasiswa menganggap pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto menjalankan kekuasaannya secara otoriter, itu dibuktikan dengan melakukan pembabatan setiap aksi anti-pemerintah. Kecurangan terhadap pelaksanaan pemilu 1996, ketidak berdayaan menghadapi krisis ekonomi 1997, Menjamurnya prilaku KKN dikalangan pejabat negara, sentralisme ekonomi dan politik yang mengakibatkan terjadinya kecemburuan sosial di beberapa daerah dan lain-lain , menjadi alasan semakin membesarnya Penetangan-penentangan terhadap berbagai bentuk kesemerautan yang ditujukan terhadap pemerintah.

35

Rais, Amien, 1991,Cakrawala Islam Antara Cita dan Fakta, Bandung: Mizan, hal. 137 36

Referensi

Dokumen terkait

Selain orang kuat lokal, aktor lain yang memainkan peranan politik baru setelah Orde Baru di Medan adalah para pengusaha tingkat menengah yang paling tidak sebahagiannya sangat

Jika pada masa orde baru, orientasi kebijakan negara adalah mendukung terciptanya stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi dengan mengekang partisipasi

Pada masa ini kepemimpinan dan pemerintahan negara diatur menurut Undang-undang Dasar yang bertanggung jawab kepada parlemen sedangkan kabinet disusun menurut

Skripsi ini berjudul “Muhammadiyah Masa Orde Baru: Sikap Politik Muhammadiyah terhadap Kebijakan Pemerintah Orde Baru tahun 1968-1989” permasalahan yang akan

Pendekatan sosial ditandai dengan maraknya para pelajar Muslim yang mengenakan jilbab ke sekolah pada masa pemerintahan Orde Baru, meskipun pemerintah pada masa

Pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan Orde Baru sudah jauh menyimpang dari sistem perekonomian Indonesia. Dalam pasal 33 UUD 1945 tercantum bahwa dasar

Jika pada masa orde baru, orientasi kebijakan negara adalah mendukung terciptanya stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi dengan mengekang partisipasi

Sejarah Pertanian di Kabupaten Deli Serdang pada masa Orde Baru Program Repelita 1-6 pada masa Orde Baru memang memfokuskan pada pembangunan sektor ekonomi dan pertanian yang bertujuan