• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIBAH KOMPETITIF DPP/SPP FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENGARUH AUDIO BRAINWAVE TERHADAP PERUBAHAN FREKUENSI GELOMBANG OTAK MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HIBAH KOMPETITIF DPP/SPP FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENGARUH AUDIO BRAINWAVE TERHADAP PERUBAHAN FREKUENSI GELOMBANG OTAK MANUSIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HIBAH KOMPETITIF DPP/SPP FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGARUH AUDIO BRAINWAVE TERHADAP PERUBAHAN FREKUENSI GELOMBANG OTAK MANUSIA

ERNIE DWI RESTANTI, S. ST

UNIT PENGEMBANGAN PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 Teknologi Kedokteran

(2)

1. Judul Penelitian : Pengaruh Audio Brainwave Terhadap Perubahan Frekuensi Gelombang Otak Manusia

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Ernie Dwi Restanti b. Jenis Kelamin : P

c. NIK : 120885549

d. Jabatan Struktural : - e. Jabatan Fungsional : - f. Laboratorium : -

g. Program Studi : S1 Kebidanan

h. Alamat Kantor : Jl. Veteran Malang 65145 i. Telepon / Faks : (0341) 569117, 567192

j. Alamat Rumah : Jl. KH. Wachid Hasyim RT 14 RW 04 Lebo Sidoarjo k. Telepon / Faks / E-mail : 085646004688

3. Jangka Waktu Penelitian : 1 tahun

Malang, 31 Januari 2013

Ketua Peneliti,

Ernie Dwi Restanti, SST NIK. 120885549

(3)

Bab I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dewasa ini praktik hypnobirthing marak digunakan di kalangan masyarakat luas. Relaksasi hypnobirthing dapat dipelajari dan dipraktikkan sehari-hari dalam persiapan untuk menghadapi persalinan. Metode yang digunakan antara lain menggunakan visualisasi, sugesti positif, serta bantuan CD audio yang mengkondisikan ibu hamil untuk mudah memasuki kondisi relaksasi mendalam, sehingga diharapkan akan terampil dalam mengakses kondisi hening dan meditatif yang pada akhirnya akan berdampak pada kelancaran proses persalinan. Konsep hypnobirthing ini masih menjadi kontroversi karena memang belum banyak penelitian dan literatur medis (terutama dari Indonesia) yang menjelaskan tentang dasar ilmiah dari konsep hypnobirthing, sehingga perdebatan di kalangan praktisi kesehatanpun tak terelakkan.

Berkaca dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti salah satu tools yang biasa digunakan dalam praktik hypnobirthing ini, yaitu CD audio brainwave. Peneliti ingin meneliti tentang pengaruh audio brainwave terhadap perubahan gelombang otak manusia, sejauh mana metode ini dapat mempengaruhi gelombang otak seseorang. Harapannya, hasil penelitian ini akan dijadikan dasar bagi penelitian lanjutan yang akan membahas tentang pola gelombang otak pada ibu hamil, serta efek apa yang bisa ditimbulkan oleh terapi audio brainwave ini.

I.2 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh audio brainwave terhadap perubahan frekuensi gelombang otak manusia..

I.3 Urgensi Penelitian

a. Menjadi sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dalam perkembangan ilmu kesehatan

b. Sebagai dasar bagi penelitian lanjutan yang akan dilakukan bertahap setelah penelitian ini selesai, yang membahas tentang audio brainwave, hypnobirthing, dan pengembangannya dalam berbagai aspek

(4)

d. Memberi wacana pada para praktisi kesehatan tentang terapi audio brainwave yang menjadi salah satu tools dalam praktik hypnobirthing

(5)

BAB II

STUDI PUSTAKA DAN ROADMAP

Otak manusia dibagi dalam dua belahan (hemisfer) yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua hemisfer mempunyai peran yang sama pentingnya walaupun masing-masing fungsinya berbeda bahkan bertentangan. Pikiran tak hanya terkait pembagian otak secara fungsional, tapi juga pembagian berdasarkan aspek kesadarannya, yaitu pikiran sadar dan bawah sadar. Pikiran sadar diasosiasikan dengan frekuensi Beta (13-21 Hz), sedangkan bawah sadar ada di frekuensi Alpha (8-12 Hz), Theta (4-8 Hz) dan Delta (1-4 Hz). Umumnya manusia hanya memanfaatkan pikiran sadarnya yang memiliki kekuatan hanya 12% dari keseluruhan kekuatan pikirannya. Bawah sadar yang kemampuannya sebesar 88% dari seluruh kemampuan pikiran ini hanya bisa diakses lewat gelombang Alpha.

Otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang bervariasi dan berfluktuasi. Gelombang listrik ini disebut gelombang otak atau brainwave. Gelombang otak dibedakan menjadi gelombang beta, alpha, theta dan delta. Masing – masing gelombang memancarkan frekuensi tertentu yang dapat direkam dengan alat perekam gelombang otak, EEG (Elektroensefalogram). Otak manusia memancarkan gelombang sesuai kondisi jiwa yang dialami dan akan berubah sesuai dengan apa yang dilakukan oleh orang tersebut.

Gelombang otak tidak hanya menunjukkan kondisi pikiran dan tubuh seseorang, tetapi dapat juga distimulasi untuk mengubah kondisi mental seseorang. Dengan mengkondisikan otak agar memproduksi atau mereduksi jenis frekuensi gelombang otak tertentu, maka dimungkinkan untuk menghasilkan beragam kondisi mental dan emosional (Aryunani, 2010). Jenis-jenis gelombang otak

Gelombang otak dibagi menjadi 4 jenis : 1) Beta (13 - 21 Hz)

Pada frekuensi ini seseorang sedang dalam kondisi terjaga atau sadar penuh dan didominasi oleh logika. Saat berada pada frekuensi ini, otak (kiri) sedang aktif digunakan untuk berpikir, konsentrasi dan sebagainya, sehingga gelombangnya meninggi. Gelombang tinggi ini merangsang otak mengeluarkan hormon kortisol dan norepinefrin yang menyebabkan cemas, khawatir, marah dan stress. Akibat buruknya, beberapa gangguan penyakit mudah datang saat seseorang terlalu aktif di gelombang ini.

2) Alpha (8 - 12 Hz)

Seseorang yang sedang rileks, melamun, atau berkhayal gelombang otaknya berada pada frekuensi ini. Kondisi ini merupakan pintu masuk atau akses ke bawah sadar, sehingga otak

(6)

akan bekerja lebih optimal. Anak balita gelombang otaknya selalu dalam keadaan alpha, karena itulah mereka mampu menyerap informasi secara cepat. Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonin dan endorphin yang menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman, tenang, bahagia. Hormon ini membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil, dan kapasitas indra manusia meningkat.

3) Theta (4 - 7,9 Hz)

Pancaran frekuensi ini menunjukkan seseorang sedang dalam kondisi mimpi. Dalam kondisi ini pikiran menjadi sangat kreatif dan inspiratif. Seseorang yang berada dalam gelombang ini berada dalam kondisi relaks yang dalam, pikiran sangat hening, intuisi muncul. Hal ini terjadi karena otak mengeluarkan hormon melatonin, catecholamine dan AVP (arginine-vasopressin).

4) Delta (0,1 - 3,9 Hz)

Frekuensi terendah ini memancar saat seseorang tertidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tak bisa merasakan badan, tidak berpikir. Di gelombang ini otak mengeluarkan HGH (Human Growth Hormone / hormon pertumbuhan) yang bisa membuat orang awet muda. Fase delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Tubuh akan melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringan, dan aktif memproduksi sel-sel baru saat seseorang tertidur lelap.

Saat otak terlalu lateral (satu sisi terlalu dominan), gelombang otaknya ada di Beta. Kondisi ini bercirikan fokus kesadaran keluar dan terpecah. Kondisi ini diperlukan untuk berpikir dan bekerja namun menimbulkan rasa tidak nyaman dan stres jika dilakukan berlebihan. Ketika otak memulai proses sinkronisasinya, kedua sisi otak akan menampakkan kecenderungannya untuk lebih bekerjasama dan mulai berpindah menuju ke kondisi gelombang otak alpha.

Pada tahun 1975, Monroe menggunakan teknologi Hemy-Sync, yaitu suatu program audio brainwave yang didesain untuk membantu hemisfer kanan dan kiri bekerja secara sinkron. Telah banyak individu yang terbantu oleh teknologi ini, mulai dari siswa sekolah, kuliah hingga profesional. Serupa dengan Monroe, Edrington bersama koleganya dari Tacoma Community College WA menggunakan program audio dengan frekuensi yang didesain sedemikian rupa untuk menciptakan kondisi yang nyaman untuk belajar. Siswa di kelas yang diajarnya mendapatkan peningkatan prestasi yang signifikan dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan teknologi HemisphericSynchronization/Brainwave Synchronization.

Dari hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan bahwa Brainwave Entrainment merupakan alat terapi yang efektif bagi penderita defisit fungsi kognitif, stress, sakit

(7)

kepala/migrain, pre menstrual syndrome dan masalah perilaku (Huang dan Charyton, 2008). Peneliti juga telah melakukan penelitian serupa yang membahas tentang pengaruh audio brainwave terhadap peningkatan daya ingat, dan menghasilkan kesimpulan bahwa audio brainwave terbukti dapat meningkatkan daya ingat. Dengan banyaknya manfaat dari teknologi brainwave ini, peneliti tertarik untuk meneliti efek teknologi brainwave terhadap perubahan gelombang otak seseorang, dengan metode yang terukur dan akurat, menggunakan peralatan quantitative electroencephalograph (QEEG). Harapannya, dengan mengukur efek audio brainwave secara langsung, akan diketahui secara pasti tentang bisa/tidaknya alat ini merubah gelombang otak seseorang untuk mencapai frekuensi yang diinginkan.

Metode stimulasi gelombang otak

Metode yang biasa digunakan dalam brainwave entrainment (stimulasi gelombang otak) antara lain melalui nada pendengaran, lampu flash atau kombinasi keduanya. Pada stimulasi pendengaran, bentuk yang biasa digunakan adalah isochronic, monaural atau binaural beats. Pada isochronic, paparan nada dengan frekuensi berbeda dimodulasikan dengan impuls on off bergantian. Sedangkan pada monaural dan binaural beats, nada disajikan dengan 2 frekuensi berbeda yang hampir mirip dan otak mengolahnya menjadi gelombang baru yang dihasilkan dari selisih dua gelombang nada yang berbeda tersebut. Pada monaural beats, paparan nada disajikan secara bersamaan sedangkan pada binaural beats paparan nada dilakukan secara terpisah pada masing-masing telinga (Huang dan Charyton, 2008).

Stimulasi gelombang otak adalah fenomena yang alami, sama alaminya dengan teori fisika. Getaran suara tertentu yang didengarkan pada telinga bisa menggetarkan otak, sehingga otak memproduksi gelombang yang frekuensinya sama dengan frekuensi yang kita dengar. Hal ini dapat dianalogikan dengan hukum fisika pada dua garpu tala. Apabila ada dua garpu tala yang senada, jika salah satu garpu tala (T1) diketuk/digetarkan, lalu didekatkan tanpa menyentuhnya kepada garpu tala lain (T2), yang diam, maka garpu tala yang lain ini akan ikut bergetar dengan nada yang sama. Garpu tala T2 disebut beresonansi (ikut bergetar) dengan garpu tala T1. Demikian pula otak manusia, dengan diketahuinya setiap tingkat gelombang otak manusia yang mampu beresonansi dari getaran audio, visual dan sinyal raba atau perasaan, maka kita dapat menstimulasi otak kita agar menghasilkan gelombang otak tertentu sesuai kebutuhan, misalnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir, ingatan, pemahaman yang cepat, mengobati atau meningkatkan kesehatan bagi mereka yang menderita

(8)

Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD), Attention Deficit Disorder (ADD), insomnia dan seterusnya.

Beberapa peneliti di luar negeri telah melakukan penelitian tentang brainwave entrainment. Mereka menggunakan peralatan quantitative electroencephalograph (QEEG) untuk mempelajari pola gelombang otak. Dan hasilnya adalah ditemukan pola-pola tertentu dalam aktivitas otak, yang polanya berbeda untuk tiap kondisi fungsi kognitif yang berlainan, yang mencakup kondisi patologis, kondisi normal, maupun kondisi optimal. Para peneliti melatih subyek yang memiliki pola frekuensi yang terkait dengan berbagai masalah/penyakit/gangguan dengan mengubah pola gelombang otak mereka, lalu mencocokkannya dengan pola gelombang individu yang tidak bermasalah dan berfungsi normal (Kennerly, 2006).

Ketika otak distimulasi dengan audio brainwave, dalam waktu 6 menit frekuensi otak akan bergeser menuju frekuensi sesuai yang dipaparkan (DigitalPrayer Technologies, 2011).

B. Kerangka Berfikir

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Keterangan :

: diteliti : tidak diteliti

Audio Brainwave

Perubahan gelombang otak Sinkronisasi kedua hemisfer

(9)

C. Hipotesis

Ada pengaruh audio brainwave terhadap perubahan gelombang otak manusia

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen kuasi dengan rancangan penelitian pretest-posttest design.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, Jl.Argopuro 43 Surabaya

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa anggota Armabi bidang Ilmiah S1 Kebidanan Universitas Brawijaya periode 2012/2013

D. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa anggota Armabi bidang Ilmiah S1 Kebidanan Universitas Brawijaya sebanyak 10 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling

E. Definisi Operasional

Variabel Bebas (variable independent) : Audio Brainwave

Definisi Operasional : Audio Brainwave adalah terapi gelombang otak (alpha) dengan mendengarkan CD yang berdurasi 30 menit dan dilakukan dalam satu kali terapi (single session). Dengan cara ini memudahkan pendengarnya memasuki alpha state dimana kedua belahan otak dapat bekerjasama secara optimal.

(11)

Variabel terikat (variable dependent) : Perubahan Gelombang Otak

Definisi Operasional : Perubahan gelombang otak adalah perubahan frekuensi gelombang otak sebelum dan setelah dipaparkan audio brainwave yang diukur menggunakan peralatan quantitative electroencephalograph (QEEG)

Skala Pengukuran : interval

F. Kerangka Kerja

Gambar 3.1 Kerangka kerja

G. Cara kerja 1. Alat

a. Quantitative electroencephalograph (QEEG) b. Laptop

c. Headphone

Sampel : mahasiswa S1 Kebidanan Universitas Brawijaya angkatan 2010/2011 sebanyak 10 orang

pretest posttest

Analisis data

Penyajian Hasil Penelitian Pemaparan Audio brainwave

(12)

d. CD Audio Brainwave DigitalPrayer® 2. Intervensi

a. Seluruh mahasiswa diukur gelombang otaknya (pretest) menggunakan quantitative electroencephalograph (QEEG)

b. Setelah itu, seluruh mahasiswa diminta mendengarkan CD audio brainwave selama 30 menit

c. Selama mendengarkan CD audio brainwave seluruh mahasiswa diukur gelombang otaknya sekali lagi (posttest) menggunakan quantitative electroencephalograph (QEEG)

H. Rencana Analisis Data

Penilaian dilakukan pada hasil pengukuran gelombang otak sebelum perlakuan. Kemudian selama diberi perlakuan berupa terapi audio brainwave, gelombang otak mahasiswa diukur kembali. Selanjutnya dari semua data yang didapat lalu dianalisis secara statistik menggunakan SPSS versi 17 memakai uji T berpasangan untuk membandingkan antara hasil pretest dan posttest. Tingkat kemaknaan yang digunakan adalah α = 0,05.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aryunani, 2010. Pengaruh Audio Brainwave Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Interaksi Sosial Anak Autis di Cakra Autis Center. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dahlan MS., 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

Huang TL., Charyton C., 2008. A comprehensive review of the psychological effects of brainwave entrainment. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18780583 (18 februari 2011)

Johnson JS., Hamidi M., 2009. Using EEG to explore how rTMS produces its effect on behaviour. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19915972 (07 Agustus 2011)

Kennerly RC., 1996. An Empirical Investigation Into the Effect of Beta Frequency Binaural Beat Audio Signals on Four Measures of Human Memory. http://www.monroeinstitute.org/research/an-empirical-investigation-into-the- effect-of-beta-frequency-binaural-beat-audio-signals-on-four-measures-of-human-memory (18 Februari 2011)

Nash RA, 1996. The Serotonin Connection. The Journal of Orthomolecular Medicine first quarter 1996. 11 :1

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Putra YP., 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif : Total-mind Learning. Bandung : Yrama Widya

(14)

Sirota M., Montgomery S., 2009. Entrainment of neocortical neurons and gamma oscillations by the hippocampal theta rhythm. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19038224 (07 Agustus 2011)

Sentanu E., 2007. Quantum Ikhlas Teknologi Aplikasi Kekuatan Hati. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

___________2009. The Science and Miracle of Zona Ikhlas Aplikasi Teknologi Kekuatan Hati. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Subandono J., 2007. Inovasi Dalam Mengoptimalkan Daya Ingat Dengan Menyeimbangkan Fungsi Otak Kiri dan Kanan Berperspektif Gender. LPP UNS

Sugiyono., 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfa Beta

Taufiqurahman M. A., 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta : UNS Press

Teplan M., Krakovska A., 2011. Direct effects of audio-visual stimulation on EEG. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21256616(07 Agustus 2011)

Will U., Berg E., 2007. Brainwave synchronization and entrainment to periodic acoustic stimuli. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17709189(18 Februari 2011)

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir  Keterangan :
Gambar 3.1  Kerangka kerja

Referensi

Dokumen terkait

Lihotussikapaikan ohjekustannushinta (vuonna 1999 vähennettynä avus- tus) 400 lihasikapaikan sikalassa on noin 1 930 markkaa. Jos sikapaikalla kasva- tetaan kolme erää

Pembebanan pada pipa juga bisa terjadi karena berat material pipa, fluida yang mengalir di dalam pipa, juga berat-berat dari komponen-komponen pipa, dll, beban-beban ini bersifat

5 Berdasarkan ulasan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kemasan Rokok dan Label Peringatan Kesehatan terhadap

Berdasarkan hasil pengamatan tanaman secara morfologi di Kecamatan Kintamani dan sekitarnya didapatkan 9 jenis tanaman jeruk yaitu jeruk Siam, Selayar, Besakih, Tejakula,

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis (1) Saluran, margin pemasaran TBS kelapa sawit dan bagian harga yang diterima oleh petani ;

Dalam penelitian ini status sosial ekonomi yang dimaksud adalah. keadaan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat Desa

Penelitian ini menggunakan analisa Indeks Williamson (IW) dan analisa tipologi daerah. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) dengan analisa IW di Kabupaten Gresik

“ Ya kalau peran guru dalam mendidik untuk membentuk siswa di SMAN 1 Sutojayan ini yang di luar kelas itu seperti halnya ya menjaga kebersihan dan membuang sampah