• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan Landscape-Lifescape Analysis (DRAFT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Bentang Alam dan Kehidupan Landscape-Lifescape Analysis (DRAFT)"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan

Landscape-Lifescape Analysis (DRAFT)

(2)

Apa itu Analisis Bentang Alam dan Bentang

Kehidupan

Tanaman Hewan Tanah/air batuan/Ikli m Ekosiste m Manusia Sistem kehidupan Sos-Bud-Eko Ekosiste m Sos-Bud-Eko So-Bud-Eko Ekosiste m Bentang Alam Investasi Bentang Alam Pembanguna n Desain Projek/Proposal Pernyatan Mslh Kegiatan Proyek Kerangka Logis Monev, dll. Lingkungan Hidup Gender Keberlanjutan

(3)

Apa itu Analisis Bentang Alam dan Bentang

Kehidupan?

«Analisis situasional antara investasi Proyek

Kemakmuran Hijau dengan lingkungan

sosial sekitarnya serta lingkungan alam

untuk mengidentifikasi risiko dan

peluang, yang dapat menginformasikan

desain proyek dan implementasi, serta

(4)

Mengapa kita perlu analisis Bentang Alam

dan Kehidupan

• Memastikan intervensi sosial untuk memaksimalkan

sumber daya manusia, sosial dan modal alam

• Perlindungan terhadap konsekuensi yang tidak

diinginkan karena kurang informasi sosial dan

lingkungan

• Mengidentifikasi dan mengurangi risiko

kecemburuan sosial yang memecah-belah

masyarakat lokal karena merasa dikecualikan dari

proyek

• Memberi masukan penting bagi desain

proyek/proposal serta memastikan keberlanjutan

proyek

(5)

Apa Isi Analisis L-L

• Lihat Bab 6 dari Outline Proposal (hal A-3) dan

Penjelasannya (hal. A14-A19)

• Isinya:

Petunjuk Analisis L-L (lihat Lampiran 8 hal.

A40)

Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial

(ESMS)

(6)

Berapa Skor Analisis L-L dalam Penilaian

Proposal?

• Lihat Bab 6 dari Outline Proposal (hal A-3) dan

Penjelasannya (hal. A14-A19)

• Skornya (hal. 3-1):

– Petunjuk Analisis L-L = 5

– ESMS = 5

– SGIP = 5

• Tetapi ingat, Analisis L-L juga menjadi sumber

informasi bagi Bab 4: Deskripsi Project dari Butir 4.1

4.6.

• Oleh sebab itu: sebaiknya kerjakan Analisis L-L

(7)

Apa Contoh Bentang Alam

• Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Sub-DAS

• Kondisi lahan/lingkungan yang unik (kawasan

gambut, danau, taman nasional, kawasan karst

(kapur), suaka alam, atau interaksi atar kawasan ini,

dll)

• Batasan kewenangan/administrasi (Kabupaten atau

antar Kabupaten, Kecamatan, beberapa kecamatan,

beberapa desa)

(8)

Bagaimana bentuk analisis Bentang Alam dan

Kehidupan

• Bentang Alam Investasi (BAI) (lokasi dimana

Proyek Kemakmuran Hijau Melakukan

kegiatan Utama)

• Bentang Alam Pembangunan (BAP)

(Lingkungan sekitar yang terkena dampak

atau memberi dampak pada investasi Proyek

Kemakmuran Hijau)

(9)

BAI vs BAP

Bentang Alam Investasi

Bentang Alam Pembangunan

(10)

Bagaimana Interaksi dengan Komponen Lain?

Analisis Bentang Alam/Kehidupan

SGIP

SGA/GSI

ESMS

ESP

Desain Proyek dan atau Implementasi

ESMP

SGIP: Social and Gender Integration Plan SGA: Social and Gender Assessment GSI: Gender and Social Inclusion

ESMS: Environmental and Social Management System

ESP: Environmental and Social Performance

(11)

Beberapa Petunjuk Praktis

• Kenali Lokasi Kerja/Investasi Proyek (BAI): Letak

lokasi proyek (dapat berupa sub DAS, beberapa

desa, atau kecamatan)

• Kaitkan dengan Bentang Alam Pembangunan

(BAP), yaitu lingkungan sekitar yang akan

mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh

proyek

• Mulai analisis dari Bentang Alam Investasi (BAI),

kemudian meluas ke Bentang Alam

Pembangunan(BAP) (atau sebaliknya?)

(12)

Bagaimana Prosesnya?

Kerangka

L-L

Analisis

L-L

Masukan dari GPM Pengayaan oleh Pemrakarsa

(13)

Analisis Bentang Alam dan Bantang

Kehidupan

A.

INFORMASI BENTANG ALAM (LANDSCAPE) PROYEK

 Mengidentifikasi karakteristik bio-fisik/lingkungan hidup yang ada, pola penggunaan lahan dan infrastruktur (gunakan peta untuk membantu visualisasi)

 Mendeskripsikan penyediaan layanan lingkungan hidup untuk berbagai kegunaan dan fungsi yang dapat melayani populasi lokal, pihak luar, dan jika berlaku, kepada pemangku kepentingan tingkat nasional atau global

 Mendeskripsikan nilai-nilai ekonomi, keuangan dan sosial yang ada pada bentang alam dan potensi biaya pemeliharaan dan peningkatan fungsi-fungsi bentang alam, dengan menyebutkan sumber-sumber utama modal alam dan isu-isu perlindungan

(14)

Analisis Bentang Alam dan Bentang

Kehidupan

B. SITUASI UMUM SOSIAL EKONOMI PADA BENTANG ALAM PROYEK:

 Struktur sosial:

 Potensi Kerentanan dan kohesi sosial:

 Tren migrasi masuk/keluar dan isu-isu demografi:  Pengembangan manusia dan status/statistik gender:

(15)

Analisis Bentang Alam dan Bentang

Kehidupan

C. PENILAIAN PENERIMA MANFAAT:

 Deskripsi tentang pemanfaat yang diusulkan dan besar populasinya:

 Kebutuhan dan kendala (alam, fisik, keuangan, sosial dan modal manusia) yang dihadapi oleh penerima manfaat:

 Akses terhadap jasa kredit/keuangan untuk masyarakat dan penerima manfaat:  Dis-insentif (ketiadaan insentif) yang dihadapi penerima manfaat:

 Peluang bagi masyarakat dan penerima manfaat:  Pengembangan Kapasitas bagi Masyarakat lokal:

(16)

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan

D. POLA DAN PELUANG MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT:

 Mata pencaharian utama masyarakat:

 Isu Sosial dan Gender yang berdampak pada pola mata pencaharian dalam kaitannya dengan bentang alam:

 Diversifikasi strategi mata pencaharian masyarakat:

(17)

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan

E. ANALISIS PEMANGKU KEPENTINGAN

 Pemangku kepentingan dan peran/pengaruh mereka terhadap proyek/penerima manfaat:

 Bagaimana lembaga politik, administratif, sosial dan budaya – termasuk dari luar wilayah setempat – mempengaruhi pemangku kepentingan lokal dalam mengakses dan

(18)

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan

F. BENTANG ALAM INVESTASI GP

DAMPAK DAN SINERGI INVESTASI GP PADA BENTANG ALAM:

Kegiatan-kegiatan GP/MCAI lainnya yang berpotensi berdampak pada proyek dan L-L nya, jika ada

Kegiatan-kegiatan GP/MCAI lainnya yang berpotensi terdampak oleh proyek dan L-L nya, jika ada

Proyek atau program regional non-GP/MCAI yang berpotensi berdampak pada proyek dan L-L nya

Proyek atau program regional non-GP/MCAI yang berpotensi terdampak oleh proyek dan L-L nya

Peluang bagi proyek untuk menciptakan sinergi positif melalui koordinasi tepat dengan yang tersebut di atas

(19)

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan

G. PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PROYEK ATAU INISIATIF SERUPA

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN:

Pembelajaran dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis (SEA/KLHS) atau analisis-analisis serupa

Pembelajaran dari Forum Multi-pihak (MSF) GP atau forum serupa, dan pembelajaran dari PLUP GP, jika kegiatan telah dimulai di lokasi proyek

Pembelajaran lain yang teridentifikasi oleh pemrakarsa proyek

Pembelajaran lokal, nasional atau global apa yang didapat dari berbagai tantangan dan kegagalan di masa lalu? Kegiatan serupa apa saja yang tidak berjalan di masa lalu, dan

bagaimana investasi kali ini bisa dibangun dari solusi-solusi yang dapat dijalankan dari proyek-proyek yang berhasil.

(20)

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan

TANTANGAN INVESTASI:

Apakah terdapat bias sektoral, apa saja antara lain? Apakah sektor-sektor akan lebih berinvestasi lagi atau lebih mendapatkan manfaat dari investasi ini dibandingkan yang lainnya? Apakah ada sektor yang seharusnya berinvestasi, tapi tidak ditekankan untuk melakukannya? Mengapa? Adakah tantangan atau kendala kebijakan struktural atau kelembagaan?

Adakah ketegangan antara lembaga-lembaga pembangunan, donor dan penelitian di bentang alam yang sama dan apa saja hal tersebut?

Apa saja potensi ketidakpastian atau resiko bagi investor?

Adakah resolusi sengketa dan langkah akuntabilitas sosial untuk penggunaan dan pengelolaan sumber daya lokal?

(21)

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan

H. TANTANGAN/RESIKO BAGI

PROYEK

TANTANGAN DAN POTENSI LINGKUNGAN HIDUP, SOSIAL DAN EKONOMI:

Sertakan deskripsi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Bagaimana status sumber daya alam untuk meningkatkan produktivitas, khususnya lahan, tanah dan air?

Adakah peluang atau kendala akses pasar dan investasi bagi masyarakat setempat, yang signifikan untuk investasi ini?

Adakah praktik-praktik lingkungan hidup destruktif dari penggunaan sumber daya alam terkait, mis. gangguan di wilayah hulu atau hilir daerah aliran sungai yang mempengaruhi mata pencaharian?

(22)

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan

H. TANTANGAN/RESIKO BAGI

PROYEK

POTENSI EKSKLUSIVITAS DAN ELITISME:

Sertakan deskripsi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Adakah potensi tidak diikutsertakannya kelompok-kelompok tertentu dalam kegiatan ekonomi terkait investasi dan kegiatan lainnya, mengapa?

Adakah kecemburuan sosial yang memecah belah, apa alasannya?

Adakah potensi perselisihan dan konflik, mengapa?

IDENTIFIKASI STRATEGI-STRATEGI MITIGASI

(23)

Analisis Bentang Alam dan Kehidupan

Sertakan secara rinci deskripsi tentang:

Metode/mekanisme yang digunakan untuk melakukan analisis L-L untuk menginformasikan desain proyek

Metode/mekanisme yang digunakan untuk memastikan bahwa L-L terus menerus menginformasikan pelaksanaan proyek untuk memungkinkan tanggapan yang tepat Metode/mekanisme untuk memperbarui daftar resiko proyek, dan berbagi informasi ini

dengan MCA Indonesia

(24)

Metodologi Analisis L-L

Contoh, silahkan kembangkan:

Key Informant Interview

Focus Group Discussion

Gendered Natural Resource Assessment

Transect Walks and Direct Observation

Wealth Ranking and Social/Community Maps

Seasonal Calendars and Activity Profiles

Ecological Oral History

Time Lines and Local History

Vulnerability and trend analysis

(25)
(26)

Apa yang akan kita lakukan?

• Memahami Kerangka Logis

• Memahami Kerangka Logis Green Prosperity

MCA Indonesia

• Menyusun Kerangka Logis berdasarkan 4 tema

(27)

Memahami Kerangka Logis

• Apa yang pertama

kali harus disiapkan

sebelum

(28)

Apakah Kerangka Logis (logical framework) ?

• Alat perencanaan proyek berupa matriks yang

sederhana untuk menggambarkan kerangka

pemikiran rancangan suatu proyek

• Jembatan antara pemikiran strategis dan kegiatan

praktis: menggambarkan strategi proyek dan

bagaimana cara-cara mewujudkannya

• Menguraikan bagaimana kita mengetahui bahwa

tujuan-tujuan proyek tercapai

• Menjelaskan prasyarat eksternal yang harus ada agar

proyek berhasil

(29)

Nilai Kerangka Logis dalam

proposal adalah

10 :

• Menunjukkan keselarasan

dengan tujuan Proyek GP dan

• indikator di dalam:

• Mengurangi kemiskinan atau

meningkatkan pendapatan

rumah tangga; dan

• Mengurangi emisi Gas Rumah

Kaca (GHG)

• Kerangka proyek harus

menunjukkan logika proyek

dan konsistensinya.

(30)
(31)

Oleh karena itu setiap proposal WAJIB!

• Proposal mampu mendefinisikan fitur kunci proyek-

tujuan, lokasi, dan konteks proyek

• Proposal mampu menunjukkan bagaimana proyek

berkontribusi pada tujuan inti Proyek GP dan tujuan jangka

panjang pengurangan kemiskinan melalui pertumbuhan

ekonomi rendah karbon yang dituangkan dalam kerangka

kerja logis;

• Dengan jelas menguraikan bagaimana (dan mengapa)

kegiatan proyek yang diusulkan akan berdampak pada

pendapatan rumah tangga dan mewujudkan pengurangan

bersih emisi gas rumah kaca;

(32)

Lanjutan

• Untuk hibah pemberdayaan ekonomi kaum wanita

(hibah gender), jelaskan bagaimana keterampilan

kaum wanita, kewirausahaan, peluang ekonomi, dan

pendapatan akan meningkat dalam prakarsa rendah

karbon;

• Untuk proyek PSDABM lainnya yang mencakup

beberapa kegiatan dan jenis intervensi dalam

pendekatan terpadu (yaitu perlindungan sumber

daya alam, kegiatan meningkatkan mata

pencaharian, dan pengembangan energi

terbarukan), dengan jelas ditunjukkan dalam logika

program bagaimana keterkaitan antara berbagai

kegiatan dan bagaimana kegiatan itu diperlukan untuk

mencapai tujuan proyek secara keseluruhan

(33)
(34)

Memahami Kertas Konsep

• Kembali ke kertas konsep masing masing

• Mulai dengan pertanyaan

• Apa?

• Mengapa?

• Dimana?

• Oleh siapa?

• Untuk siapa?

• Bagaimana?

• Berapa?

(35)
(36)

Perbandingan Peristilahan Antar Lembaga Donor

Ultimate Impact End Outcomes Intermediate Outcomes Outputs Interventions Needs-based Higher Consequence Specific Problem Cause Solution Process Inputs CARE terminology Program Impact Project Impact Effects Outputs Activities Inputs CARE logframe Program Goal Project Final Goal Intermediate Objectives Outputs Activities Inputs

PCI LogFrame Goal Purpose Outputs Activities

USAID Results

Framework Strategic Objective Intermediate Results Outputs Activities Inputs

USAID Logframe Final Goal Strategic Goal/ Objective Intermediate results Activities 202E

DANIDA + DfID Goal Purpose Outputs Activities

CIDA + GTZ Overall goal Project purpose Results/outputs Activities Inputs European Union Overall Objective Project Purpose Results Activities

FAO + UNDP +

NORAD Development Objective Immediate Objectives Outputs Activities Inputs

UNHCR Sector Objective Goal Project Objective Outputs Activities Resources Input/

World Bank Long-term Objectives Short-term Objectives Outputs Inputs

AusAID Scheme Goal Major Development

Objectives Outputs Activities Inputs

36

(37)
(38)
(39)

Merumuskan Tujuan-tujuan

• Tujuan Umum (Goal)

– Gambaran (ideal) keadaan umum yang ingin dicapai dalam

bidang/konteks tertentu

• Sasaran (Outcomes)

– Hal yang harus dicapai untuk mewujudkan tujuan umum yang

telah dirumuskan

• Hasil (Output)

– Hasil-hasil kegiatan yang diperlukan untuk mencapai Sasaran

• Kegiatan (Activities)

– Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang

diharapkan

• Masukan (Inputs)

(40)
(41)

Buat

pohon

masalah

(42)
(43)
(44)

Rangkuman Naratif

Tujuan

(Goal)

Meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat desa

kawasan Laiwangi-Wanggameti

Sasaran

(Outcomes)

Beberapa sasaran (antara) yang harus dicapai untuk

mewujudkan Tujuan Umum yang telah dirumuskan,

misalnya:

1.

Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil

hutan non-kayu oleh masyarakat

2.

Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam

sebagai dasar penghidupan masyarakat

(45)

Deskripsi

Sasaran

(Outcomes)

1.

Mengembangkan usaha produksi dan pemasaran hasil

hutan non-kayu oleh masyarakat

2.

Mengupayakan keberlanjutan sumberdaya alam sebagai

dasar penghidupan masyarakat

Hasil

(Output)

Hasil apa saja yang harus diusahakan agar Sasaran-sasaran tercapai, misalnya….

1.a. Warga masyarakat mempunyai akses terhadap sumberdaya hutan non-kayu

1.b. Warga mempunyai pengetahuan dan ketrampilan pengolahan hasil

hutan non-kayu

2.a. Eksploitasi SDA terkendali

(46)

Rangkuman Naratif

Hasil

(Output)

1.a. Warga masyarakat mempunyai akses terhadap sumberdaya hutan non-kayu

1.b. Warga mempunyai pengetahuan dan ketrampilan pengolahan hasil hutan non-kayu

2.a. Eksploitasi SDA terkendali

2.b. Hasil hutan non-kayu berkelanjutan

Kegiatan

Kegiatan apa yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil tersebut,

misalnya: 1.a.1. Pemilihan dan persiapan Tim Perunding

1.a.2. Perundingan masy – DisHut Kab…..

1.b.1. Pelatihan pasca-panen madu hutan

1.b.2. Kunjungan belajar ke Kelompok tani desa…

2.a.1. Kajian partisipatif kearifan lokal

2.a.2. Pertemuan perumusan aturan adat

2.b.1. Perumusan rancangan perdes ttg HHBK

(47)

Outputs ( KELUARAN) : menilai apa yang Anda lakukan dan siapa target

penerima manfaat. Contoh :

1.

Terdapat 1000 penenun perempuan memanfaatkan pewarna tekstil

selama perkemahan tahun proyek

2.

Tersedia 2.250 ton pupuk organik selama tahun proyek

3.

9 dari 10 perempuan mengikuti setidaknya 75% dari yang tersedia

kegiatan pembuatan pupuk organik yang diselenggarakan

Outcomes (SASARAN) : menilai perubahan dalam populasi target Anda.

Contoh :

• 75% dari penenun penerima manfaat di Desa A meningkat pengetahuan

mereka tentang pemanfaatan pewarna tekstil alami selama perkemahan

musim panas

• 50% dari petani Kakao dari Desa B meningkat pendapatannya sebanyak

10 % dari semula selama tahun proyek .

• Partisipasi perempuan di Desa C meningkat 25% dari data sebelumnya

dalam proses pembuatan pupuk organik

(48)
(49)

Merumuskan Indikator

Dirumuskan secara S-M-A-R-T

– Simple

 Sederhana

– Measurable

 Terukur

– Achievable

 Dapat dicapai

– Realistic relevant  Realistis - relevan

(50)

1. Definisi indikator seharusnya dapat memberikan

informasi mengenai:

• Who? (target group(s), aktor lain, dll)

• What? (produk/proses)

• How much? (Kuantitas)

• How well? (Kualitas)

• When? (waktu/periode)

• Where? (lokasi)

2. Mengidentifikasi sumber verifikasi yang diperlukan

dan frekuensi pengumpulannya

Objectively Verifiable Indicators (OVI)

(51)

Deskripsi

Indikator Objektif

Tujuan

Umum

(Goal)

Meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat

desa-kawasan

Laiwangi-Wanggameti

Petanda tercapainya tujuan: hal-hal

yg dapat diamati & diukur, misalnya:

+ tingkat pendapatan

% belanja konsumsi

Sasaran

(Outcomes)

1. Mengembangkan

usaha produksi dan pemasaran hasil

hutan non-kayu oleh masyarakat

2. Mengupayakan

ke-berlanjutan sumber-daya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat

Petanda tercapainya Sasaran: hal-hal yg dapat diamati & diukur, misalnya:

 # usaha produksi/produsen  # produksi yg dipasarkan  Tingkat ekstraksi : tingkat

regenerasi SDA yg digunakan  Regulasi pemanfaatan SDA  Ada dan berfungsinya institusi

(52)

Indikator Objektif

Cara Verifikasi

Tujuan

Umum

+ tingkat pendapatan

% belanja konsumsi

Cara & sumber kita mengetahui terpenuhinya indikator tujuan, misalnya:

 Q1 & Q6: Survei

rumah-tangga peserta program (control group / Base-line vs

End-line)

Sasaran

 # usaha produksi/ produsen

 # produksi yg dipasarkan  Tingkat ekstraksi : tingkat

regenerasi SDA yg digunakan

 Regulasi pemanfaatan SDA  Ada dan berfungsinya

institusi penegakan

Cara & sumber kita mengetahui terpenuhinya indikator sasaran, misalnya:

 Laporan dua bulanan

pengamatan staf lapangan  Q6: Analisa usaha

 Dokumentasi PerDes (akhir tahun I)

(53)
(54)

Asumsi

• Asumsi = hal-hal

eksternal

diluar kendali proyek

yang jadi

prasyarat

/ prakondisi

tercapainya tujuan,

sasaran, keluaran atau kegiatan tertentu dan

dianggap

terpenuhi

• Anggapan itu mungkin tidak benar =

resiko

;

• Makin besar kemungkinan tidak benar, makin besar

resikonya

• Kemungkinan pengendalian resiko:

– prakarsa menciptakan prasyarat tsb dalam proyek 

x

tidak

lagi jadi resiko

– Gagasan alternatif untuk mencapai tujuan, sasaran,

keluaran atau kegiatan tertentu

(55)

Jika

dan

maka

Rangkuman

Narratif Indikator Objektif Cara Verifikasi Asumsi

Tujuan Umum Sasaran Hasil Kegiatan Masukan

55

(56)

Rangkuman Naratif

Asumsi

Tujuan

Umum

Meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat

desa-kawasan

Laiwangi-Wanggameti

Tidak ada peristiwa ekonomi

makro yg berdampak negatif

terhadap ekonomi lokal

Warga masyarakat responsif thp

prakarsa program

Sasaran

1. Mengembangkan

usaha produksi dan pemasaran hasil

hutan non-kayu oleh masyarakat

2. Mengupayakan

ke-berlanjutan sumber-daya alam sebagai dasar penghidupan masyarakat

1. Warga masyarakat dapat

memenuhi kebutuhan dasar dari sumber lain sehingga HHBK yg diperoleh masyarakat dari hutan tidak dijual sebelum diolah

2. Pasar setempat dapat menampung

produk masyarakat

3. Tidak ada persaingan produk

sejenis dari luar daerah

4. Penjarahan SDA oleh pihak luar

(57)

Latihan 1 dari

• Buat 4 Kelompok

Tematik

1. Energi Terbarukan

2. Pengelolaan DAS

3. Pengembangan Bisnis

4. Pengelolaan Hutan

(58)

Kerangka Logis Sederhana

• Tujuan

• Sasaran Proyek

• Hasil yang

diharapkan

• Kegiatan

• Indikator

• Asumsi

(59)
(60)

World Cafe

• Tunjuk 1 orang menjadi pengelola kafe anda

• Siapkan Kerangka Logis kelompok anda

(61)

Bagaimana?

• Saat ini kita mempunyai 4 kafe

• Peserta selain pengelola dapat berkeliling dan

meminta penjelasan/ bertanya kepada

pengelola kafe masing masing.

• Peserta dapat mencatat hal penting yang

menjadi input

(62)

Kemudian

• Peserta kembali ke kelompok masing masing

• Setiap perwakilan kelompok mengemukakan

hal hal penting yang didapat dari hasil

nongkrong di beberapa kafe tersebut.

• INSIGHT

(63)

Perlu Di INGAT!

• Bangun permasalahan yang genuine, ASLI,

bukan rekaan  sehingga proyek dapat betul

betul membantu mengatasi masalah tersebut

• Kerangka Logis tidak sekedar selesai di

proposal tapi digunakan juga untuk

MONITORING dan EVALUASI juga untuk

penyusunan ANGGARAN

• Kerangka Logis bukan harga mati, tapi

merupakan dokumen hidup yang harus

disesuaikan dengan kondisi proyek.

(64)

TERIMA KASIH

(65)
(66)

Evaluasi

(67)

Baseline :

End-line

(68)

Kegiatan Level Indikator Definisi Satuan Ukuran Pemilahan Frekuensi Pelaporan Data Awal (Baseline) Target* Asumsi Metode Pengumpulan Data 2016 2017

(69)
(70)

Dari Kerangka Logis ke Proposal

Kegiatan Indikator

Definisi

Indikator Cara Verifikasi

Tujuan Umum Sasaran Hasil Masukan

70

Analisa Landscape dan Lifescape Masalah umum Masalah prioritas

Analisa

Biaya

Anggaran Uraian gagasan proyek Rencana monitoring & evaluasi

(71)

Evaluasi

(72)

Baseline :

End-line

(73)

Kegiatan Level Indikator Definisi Satuan Ukuran Pemilahan Frekuensi Pelaporan Data Awal (Baseline) Target* Asumsi Metode Pengumpulan Data 2016 2017

(74)
(75)

Dari Kerangka Logis ke Proposal

Kegiatan Indikator

Definisi

Indikator Cara Verifikasi

Tujuan Umum Sasaran Hasil Masukan

75

Analisa Landscape dan Lifescape Masalah umum Masalah prioritas

Analisa

Biaya

Anggaran Uraian gagasan proyek Rencana monitoring & evaluasi

(76)

Rencana Integrasi Sosial dan

Gender

(Cross Cutting Requirement: Social and Gender

(77)

Rencana Integrasi Sosial dan Gender

(SGIP)

Nilai: 5

(78)

4. Deskripsi Proyek

4.1. Konfirmasi Konsistensi Deskripsi Proyek dengan

Concept Note

4.2. Dasar Pemikiran Proyek

Latar Belakang Informasi Bentang Alam Lokasi Spesifik

Proyek.

Analisa Situasi Umum tentang sosial, lingkungan, ekonomi,

gender dan kelompok rentan

Deskripsi:

Isu spesifik yang ditangani oleh proyek (pernyataan masalah) Mengapa intervensi ini dibutuhkan

Bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani masalah2 tsb Program Pemerintah terkait dan intervensi proyek lain (jika ada).

(79)

Analisa Situasi Umum tentang sosial, lingkungan, ekonomi, gender dan kelompok rentan serta deskripsinya(1

)

• Sosial, Gender dan Kelompok Rentan

– Setidaknya terdapat satu (1) paragraph

menyebutkan keterlibatan, peran, hambatan

yang dihadapi dan kesempatan perempuan dan

kelompok rentan dalam Bab. Dasar Pemikiran

(80)

Analisa Situasi Umum tentang sosial, lingkungan, ekonomi, gender dan

kelompok rentan dan deskripsinya (2)

Paragraph dalam analisa situasi umum tersebut

setiap pilihan tipe proyek yang dipilih dari 7 tipe proyek

yang ada sbb

.

1. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

2. Peningkatan Pengelolaan Hutan

3. Energi Terbarukan Skala Kecil

4. Pertanian Berkelanjutan

5. Pengembangan Bisnis Berbasis NRM

6. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

(81)

Bagaimana Cara Mengembangkan Paragraf Sosial dan

Gender

(82)

Concept Note (CN) Review

(Tipe Proyek: Pertanian Berkelanjutan - Contoh)

Isu Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder,

dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek

Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder

Sumba Timur

Kemiskinan dan

kerentanan

masyarakat

13%. Jumlah petani atau peternak yang tidak memiliki

penqhasilan dari pekeriaan mereka berkisar 13%. dikarenakan tanaman yang ditanam (seperti jagung, padi dan singkong) hanya

cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan harian lanpa ada sisa

untuk diperjual belikan (petani subsisten) (Sumber: Concept Note YSD, 2015)

Konfirmasikan data data/isu pokok di samping ini dan tuliskan harapan dan saran untuk bisa keluar dari persoalan

tsb (seperti tertulsi). Harapan dan saran

diperoleh dari

Saran dan harapan dari:

- Laki2: - perempuan - Kel rentan - Kel non rentan

Kaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proyek YSD – GPM – MCA

96% , Sebagian besar masyarakat Sumba berprofesi sebagai petani atau petemak (96%)

(Sumber: Concep Note YSD, 2015)

Kasta rendah banyak yang tidak memiliki sumberdaya, sehingga

hanya sebagai petani penggarap yang mendapat bagian tertentu atau secara umum hidupnya bergantung pada kelas di atasnya

(83)

Concept Note (CN) Review

(Tipe Proyek: Pertanian Berkelanjutan - Contoh)

Isu Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder,

dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek

Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para Stakeholder

Sumba Timur

Pola Hidup

pola pengeluaran masyarakat terdapat beberapa konsumsi yang cukup mendominasi seperti membeli rokok, pengeluaran untuk acara / upacara adat, dan sirih pinang. Pola pendapatan dan pengeluaran yang kadang tidak seimbang membuat tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum masih rendah.

Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah masih sering terjadi tindak criminal (pencurian) di beberapa wilayah (sumber: Concept Note YSD, 2015)

Konfirmasikan data data/isu pokok di samping ini dan tuliskan

Saran dan harapan dari:

- laki2:

- perempuan - Kel rentan - Kel non rentan

(84)

Desk Review

(Contoh: YSD, Sumba Timur pertanian berkelanjutan)

Isu Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns yang diangkat oleh para Stakeholder,

dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek

Saran dan Harapan yang disampaikan oleh

para Stakeholder Partisipasi

perempuan dalam pertanian

Perempuan dalam konteks pembangunan pertanian, masih berada dalam tataran objek dan partisipan yang pasif, ketiadaan listrik di kecamatan Haharu, Sumba Timur memperparah perempuan pasif.

Perempuan menjadi subjek yang cukup penting dalam proses pembangunan berkelanjutan. Di dalam proses pembangunan, perempuan dinilai mampu mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang tidak terpikirkan oleh laki-laki, seperti kebutuhan di bidang kesehatan, pendidikan, simpan pinjam, air bersih, atau jembatan penghubung ke desa lain. Selain itu, perempuan dinilai dapat bersikap lebih objektif dalam menentukan prioritas kebutuhan (The World Bank, 2009).

Konfirmasikan data/isu pokok di samping ini dan tuliskan

Saran dan harapan dari:

- laki2:

- perempuan - Kel rentan - Kel non rentan

Kaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proyek YSD – GPM - MCA

(85)

Desk Review

(Contoh: YSD, Sumba Timur pertanian berkelanjutan)

Isu Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns

yang diangkat oleh para Stakeholder,

dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek

Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para

Stakeholder

Partisipasi tersebut perlu didorong oleh tiga unsur

pokok, pertama, adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi, kedua, adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi, dan

ketiga, kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi

(Slamet dalam Mardikanto, 2010, h. 104).

Meskipun kerja kebun dilakukan bersama-sama oleh bapa dan mama (sebutan untuk bapak dan ibu menurut masyarakat Sumba Timur), seluruh proses pengolahan dan penyimpanan hasil pertanian dilakukan oleh perempuan.

Dina Listiorini, Perempuan dalam Komunikasi Pembangunan Pertanian di Sumba Timur, Jurnal ILMU KOMUNIKASI, VOLUME 11, NOMOR 2, Desember 2014: 195-214)

http://ojs.uajy.ac.id/index.php/jik/article/view/418/466

(86)

Desk Review

(Contoh: YSD, Sumba Timur pertanian berkelanjutan)

Isu Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns

yang diangkat oleh para Stakeholder,

dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek

Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para

Stakeholder

Pembang unan

Lalu Marlina Rambu Meha, merupakan pegiat tani dari

Sumba Timur, NTT yang melestarikan tenun dan 12 jenis pangan lokal demi mendorong kemandirian perempuan di tengah “pagar’ budaya yang ketat.

(Sumber: Tujuh Wanita Pejuang Pangan Berbagi Cerita Di Hari Perempuan Sedunia, http://www.kiara.or.id/tujuh-wanita-pejuang-pangan-berbagi-cerita-di-hari-perempuan-sedunia/

Saran dan harapan dari:

- laki2: - perempuan

- Kel rentan

- Kel non rentan

Kaitkan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh proyek YSD – GPM - MCA

(87)

Desk Review

(Contoh: YSD, Sumba Timur pertanian berkelanjutan)

Isu Ringkasan Isu Pokok Sosial/Gender dan Concerns

yang diangkat oleh para Stakeholder,

dan Data Pendukung Lainnya di Provinsi/ Lokasi Proyek

Saran dan Harapan yang disampaikan oleh para

(88)

DESK Review

(Tipe Proyek: Daerah Aliran Sungai)

Contoh:

• Perempuan yang tinggal di daerah aliran tengah sungai dan daerah hilir mengatakan bahwa kualitas tanah daerah aliran sungai menjadi sedikit lebih buruk dari lima tahun sebelumnya.

• Hal ini sesuai dengan data perubahan spasial berasal dari penginderaan jarak jauh dan sistem teknik

informasi geografis yang menunjukkan bahwa tiga tingkat hilangnya daerah tanah yaitu:

– - sebagian besar daerah hulu ,

– - seperempat dari aliran tengah sungai dan – - sebagian besar daerah hilir.

• Studi ini menemukan bahwa informasi pengelolaan DAS dilakukan oleh kelompok perempuan yang disampaikan melalui pertemuan informal dan dalam diskusi dengan kepala rumah tangga.

• Bila dilihat dari tingkatan partisipasi warga yang tinggal dekat aliran DAS, menunjukkan ditemukan bahwa perempuan dari daerah aliran hulu dan menengah memiliki pengetahuan ekosistem DAS yang baik .

• Pengenalan pengetahuan efek gas rumah kaca , kepemimpinan dan kemandirian konsep melalui

pembentukan kelompok pendidikan informal dan kelompok swadaya perempuan sangatlah

diharapkan.

Women Empowerment in Watershed Management of the Khwai Noi Upper River, Kanchanaburi Province S. Rodsoodthi, S. Pattanakiat, 2005

(89)

Bagaimana Cara Mengembangkan Paragraf Sosial dan

Gender

Lampiran Proposal

Lembar Kajian Sosial Dan

Gender

A. Bentuk Program B. Jenis Kegiatan untuk kelompok Sasaran 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Kel. Rentan 4. Kel. Non Rentan

C. Tertulis Dalam: 1. Paragraph Dasar Pemikiran Proyek; 2. Logframe 3. Budget 4. Monev Pengembangan Saran dan Harapan

Stakeholders

Kumpulkan dan Lakukan

Analisa

Saran dan Harapan dari para stakeholders

Kelompok Laki-laki Kelompok Perempuan Kelompok Rentan Kelompok non rentan* Konfirmasi kepada Stakeholders Participatory rapid Appraisal Landscape - Lifescale Analysis (L - L analysis)

Kajian Sosial dan Gender Indepth Interview Metodologi Konfirmasi CNs review Desk Reviews Observations Data Sekunder Data primer Problems Statement/ Ringkasan Isu Pokok

(90)

Metodologi L L Analysis

Dengan L-L Analysis mengkonfirmasi (menanyakan):

• Isu spesifik yang ditangani oleh proyek (pernyataan masalah) • Mengapa intervensi ini dibutuhkan

• Bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani masalah2 tsb • Program Pemerintah terkait dan intervensi proyek lain (jika ada)

Kepada stakeholder:

- Laki-laki/ kelompok laki-laki

- Perempuan/ kelompok perempuan - Kelompok rentan

- Kelompok non Rentan

Pastikan persentase (%) tingkat partisipasi

- kelompok perempuan dan

(91)

Metodologi Kajian Sosial dan Gender

Analisis Gender mengkonfirmasi (menanyakan) kepada stakeholder:

Laki-laki/ kelompok laki-laki

Perempuan/ kelompok perempuan

Kelompok rentan

Kelompok non Rentan

Pastikan persentase (%) tingkat partisipasi

- kelompok perempuan dan

(92)

Metodologi Kajian Sosial dan Gender

Kajian Sosial dan Gender mengkonfirmasi (menanyakan):

• Pekerjaan yang sehari-hari dilakukan para stakeholder (sebutkan

hambatan dan kesempatan terkait pekerjaan tsb)

• Sumberdaya yang dibutuhkan yang menunjang pekerjaan mereka

– Apa saja jenis sumberdaya yang dibutuhkan tsb? (kemungkinan

adanya hambatan dan kesempatan)

– Bagaimana tingkat akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan

untuk pemenuhan pangan, mata pencaharian dsb, misalkan

kepesertaan dalam pelatihan-pelatihan (kemungkinan adanya

hambatan dan kesempatan)

– Bagaimana tingkat kontrol terhadap sumberdaya yang dibutuhkan

untuk memperlancar pekerjaan mereka (misal ketersediaan lahan,

dana dsb) (kemungkinan adanya hambatan dan kesempatan)

(93)

Metodology Kajian Sosial dan Gender

Analisa Sosial dan Gender mengkonfirmasi (menanyakan):

• Isu spesifik yang diekspresikan oleh stakeholder (laki-laki

dan perempuan), kemudian dikonfirmasi dengan isu yang

ditangani oleh proyek (pernyataan masalah)

• Intervensi yang dibutuhkan oleh para stakeholder (laki-laki

dan perempuan), kemudian dikonfirmasi dengan:

Pertanyaan mengapa intervensi proyek ini dibutuhkan?

• Bagaimana proyek yang diusulkan akan menangani

masalah2 tsb

• Program Pemerintah terkait dan intervensi proyek lain (jika

ada)

(94)

Hasil L- L Analysis

Menginformasikan disain proyek dan pelaksanaan spesifik

diantaranya terkait dengan rencana integrasi sosial dan gender

(SGIP) untuk menjamin keberlanjutan dari investasi yang

dilaksanakan untuk Kemakmuran Hijau.

Kajian Sosial dan Gender yang terintegrasi

dengan L L Analysis

(95)

Tabel Hasil dari Analisa Sosial dan Gender

Isu kunci persoalan Sosial

dan Kesetaraan Gender

Kegiatan untuk menangani isu2 Anggar an Indikator Kinerja

(96)

Hasil dari Analisa Sosial dan Gender

Isu kunci persoalan Sosial

dan Kesetaraan Gender

Kegiatan untuk menangani isu2

Anggar

an Indikator Kinerja

Proyek Kemakmuran Hijau

Perempuan dan kelompok rentan sering ditemui bahwa mereka tidak terlibat dalam proses konsultasi dan pengambilan keputusan proyek

Memastikan perempuan hadir dan terwakili di tiap pertemuan proyek setidaknya 30 %

perempuan hadir dari dari total yang hadir/atau pada pelatihan-pelatihan yang

diselenggarakan.

Pembuatan Peraturan desa yang mendefinisikan

keterlibatan perempuan dalam proyek kemakmuran hijau

Rp xxx

Tingkat kehadiran

perempuan, laki-laki dan kelompok rentan

Pasal dalam Perdes yang menyertakan keterlibatan perempuan dalam

kegiatan Kemakmuran Hijau

(97)

Hasil dari Analisa Sosial dan Gender

(Logframe)

Tingkatan

Indikator Indikator Kinerja Definisi

Outcome Jumlah peserta (laki-laki dan perempuan) yang mengaplikasikan pengetahuan yang

diperoleh dari kehadirannya dalam kegiatan pelatihan kemakmuran hijau

Jenis pelatihan yang diaplikasikan oleh para peserta misalkan:

- Pembudidayaan pohon - Penggunaan pupuk - Paska panen

- Pengelolaan tanaman pekarangan dsb

Output Jumlah peserta

pelatihan kemakmuran hijau (laki-laki dan perempuan)

Jumlah peserta pelatihan yang telah menyelesaikan paket-paket pelatihan terkait dengan kemakmuran hijau misal: - Paket pelatihan produksi dan

pemasaran produk

- Paket pengurusan perijinan pendirian UKM dsb

(98)

Hasil Analisa Sosial dan Gender

(Contoh: Pengelolaan DAS)

Isu kunci persoalan Sosial dan kesetaraan Gender Kegiatan untuk menangani isu2 Anggara n

Indikator Kinerja Proyek

Turunnya debit air sungai, menyebabkan perempuan di hulu/hilir kurang mendapat manfaat dari

aliran sungai yang ada

Agar dimasa datang perempuan dapat memanfaatkan air sungai melalui open

wells* yang dibuat

dengan baik, perempuan diajak bermusyawarah untuk mengatasi menurunnya debit air. (*bila program mengusulkan membuat open wells) Xxxxx

• Berapa kali dan berapa banyak partisipasi

perempuan/laki-laki hadir dalam pertemuan2 yang

membahas turunnya debit air; dan upaya harvesting the

water (pengambilan

pemanfaatan air) melalui pengelolaan daerah aliran sungai yang baik.

• Jumlah perempuan (rumah tangga dan kelompok rentan yang memanfaatkan kegiatan proyek)

(99)

Tingkatan

Indikator Indikator Kinerja Definisi

Outcome

Meningkatkan volume air sumur ( open wells: sebagai alat pengukuran ) dan di sepanjang DAS menunjukkan peningkatan volume dan perkolasi air karena peremajaan perkebunan dan pohon XXXXX Ha

Output • Komite Desa untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai terbentuk, merupakan kelompok swadaya yang terdiri

dari desa-desa yang tercakup pengelolaan DAS ;

 Perempuan memiliki kesempatan untuk memiliki kelompok mereka sendiri, juga berkesempatan untuk menjadi anggota dalam kelompok anggota yang heterogen , dan memiliki kesempatan untuk memiliki posisi/jabatan di komite .

• Kelompok pengguna air didirikan dan memiliki aturan

sendiri tentang pengelolaan air, dan

kelompok-kelompok terbentuk terdiri dari kel perempuan dan laki-laki

Hasil Analisa Sosial dan Gender

(Pengelolaan DAS Logframe)

(100)

Hasil Analisis Sosial dan Gender

(Pertanian Berkelanjutan)

Isu kunci persoalan Sosial dan kesetaraan Gender

Kegiatan untuk menangani isu2

Angga ran

Indikator Kinerja Proyek

Pertanian Berkelanjutan

Penanaman hutan

kembali/menghutan kembali daerah aliran sungai, dimana hasil tanaman yang ditanam dapat menambah pendapatan keluarga bila hasil tsb

dipasarkan., namun perempuan

dan kelompok rentan jarang hadir dalam pertemuan

Perempuan terlibat dalam

pembibitan, penanaman dan pemeliharaan ( 1 perempuan dari 1 KK mendapatkan jatah untuk mebibitkan setidaknya 20 – 50 pohon

xxxxxx Jumlah pohon yang dibibitkan

atau ditanam atau diawasi oleh kelompok perempuan/laki-laki/kel rentan

jumlah perempuan/laki-laki/ kel rentan yang terlibat dlam

kegiatan pembibitan,

(101)

Tingkatan

Indikator Indikator Kinerja Definisi

Output • Parit dibuat untuk mengurangi erosi tanah dan menyerap air hujan ;

• kelompok swadaya dibentuk termasuk kel perempuan, mereka berpartisipasi dalam pertanian / pekerjaan vegetatif sepanjang sistem pengairan pertanian

• Tugas-tugas didistribusikan ke anggota,

misal : mengolah , bibit , perawatan dll

berdasarkan peraturan mereka sendiri , dipisahkan berdasarkan jenis kelamin

Hasil Analisa Sosial dan Gender

(Pertanian Berkelanjutan Logframe)

(102)

Sistem Pengelolaan Dampak Lingkungan

dan Sosial

(103)

SISTEM PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN DAN

SOSIAL

Sistem Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial atau Environmental and Social Management System (selanjutnya disingkat ESMS) bertujuan untuk

:

 Menyusun rencana mitigasi untuk menghindari atau meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, dan

memaksimalkan dampak positif terhadap masyarakat (termasuk kelompok rentan dan wanita)

 Memastikan keluhan dan komplain masyarakat atau stakeholder lain, ditanggapi dan dikelola dengan baik

 Memastikan keterlibatan masyarakat yang akan terkena dampak dalam seluruh siklus proyek

 Memastikan semua informasi terkait dampak lingkungan dan sosial yang relevan diinformasikan kepada masyarakat

(104)

ALUR PENYARINGAN ESMS DAN INSTRUMEN

Alur Penyaringan

ESMS Instrumen

Usulan Proyek

Pelingkupan & Penyaringan

Usulan Proyek Pelingkupan & Penyaringan Penyiapan Dokumen Perencanaan Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (ESMP)

Penilaian dok ESMP dan Ijin Lingkungan

Pelaksanaan Proyek

 Penyaringan untuk menentukan kategori Proyek

 Pelingkupan dampak lingkungan dan sosial

 Penyiapan dok UKL-UPL atay SPPL

LARAP, singkat, IP Plan atau lainnya

 Konsultasi dan Penyampaian Informasi (disclosure)

Proses Persetujuan Dokumen ESMP dan Ijin Lingkungan (dari

GoI dan MCA I) Pelaksanaan ESMP Pemantauan dan Supervisi

(105)

PENYARINGAN DAMPAK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

Alat kajian/penyaringan :

Ceklist penyaringan dan pelingkupan ESMS Proyek

Kemakmuran Hijau

IFC Standar

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang

tipe kegiatan yang memerlukan Analisis Dampak Lingkungan

(AMDAL)

Proyek yang diusulkan harus kategori

B atau C

(tidak

memerlukan dokumen AMDAL).

Penting untuk dilakukan agar bisa melakukan penyaringan dengan baik

 Memahami kondisi awal lingkungan sekitar proyek  Memahami L-L Analysis

 Berkoordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup/Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten setempat untuk menentukan kategori proyek

(106)

KATEGORI PROYEK

Kategori Proyek Dampak Lingkungan Mitigasi

Kategori A

 Proyek yang diusulkan memiliki dampak penting negatif terhadap lingkungan yang tidak dapat dirubah, berbeda-beda atau belum tersedia teknologi untuk menanggulanginya.

 Dampak dapat mempengaruhi area yang lebih besar dari lokasi atau fasilitas untuk pekerjaan fisik.

 Termasuk dalam daftar kegiatan yang tercantum dalam KepmenLH No 05 year 2012 tentang Jenis Kegiatan yang Harus Dilengkapi AMDAL

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) Diperlukan Surat Ijin Lingkungan

Kategori B

 Proyek memiliki potensi dampak lingkungan proyek yang diusulkan kurang merugikan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan proyek kategori A.

 Dampak terbatas di lokasi proyek, dan tersedia teknologi untuk penanggulangannya.

 Tidak termasuk dalam daftar kegiatan yang tercantum dalam KepmenLH No 05 year 2012 tentang Jenis Kegiatan yang Harus Dilengkapi AMDAL Upaya Pengelolaan Lingkungan- Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Kategori C

 Jika proyek yang diusulkan memiliki dampak minimal atau tidak memiliki dampak lingkungan yang merugikan.

 Tidak termasuk dalam daftar kegiatan yang tercantum dalam KepmenLH No 05 year 2012 tentang Jenis Kegiatan yang Harus Dilengkapi AMDAL Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)

(107)

IFC PERFORMANCE STANDAR

PS2 PS3 PS4 PS5 PS6 PS7 PS8 PS 1

Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja

Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan Pencemaran Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Masyarakat

Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali Secara Paksa Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan

Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan Masyarakat Adat

(108)

IFC PERFORMANCE STANDAR

PS. 1 Penilaian dan Pengelolaan Risiko dan Dampak Lingkungan dan Sosial  Standar Kinerja ini berlaku untuk rencana kegiatan yang mempunyai risiko dan/atau dampak

lingkungan dan / atau sosial.

 Standar Kinerja 1 menetapkan pentingnya(i) pendekatan yang sistematis dalam mengidentifkasi resiko dan atau dampak lingkungan dan sosial ; (ii) keterlibatan masyarakat melalui konsultasi dan komunikasi yang intensif; dan (iii) pengelolaan kinerja lingkungan dan sosial pada seluruh tahapan proyek

PS. 2 Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja

 Tujuan : (i) Untuk membangun, memelihara dan meningkatkan hubungan antara manajemen dan pekerja, (ii)Untuk mendorong perlakuan yang adil terhadap pekerja dan kepatuhan

terhadap hukum ketenaga kerjaan nasional, (iii). Untuk mencegah perlakuan yang tidak dapat diterima tenaga kerja, (iv). Untuk mendorong kondisi kerja yang aman dan melindungi serta meningkatkan kesehatan pekerja

 Persyaratan : (i) Kebijakan Sumberdaya Manusia, (ii) Mengkomunikasikan dan Dokumentasi Kondisi dan Persyaratan, (iii). Saling menghormati kesepakatan bersama, (iv) Hak pekerja untuk berorganisasi dan berunding secara kolektif,(v). Non-diskriminasi dan peluang sama, (vi)

Mekanisme penyampaian keluhan harus jelas, (vii). Perencanaan penghematan tenaga kerja, (viii) Tidak mempekerjakan anak dibawah umur, (ix). Tidak ada kerja paksa, (x). Lingkungan Kerja yang Sehat

(109)

IFC PERFORMANCE STANDAR

PS. 3 Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan Pencemaran

 Tujuan : (i) Untuk menghindari atau meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan menghindari atau meminimalkan pencemaran dari kegiatan proyek, (ii) Untuk mendorong penggunaan yang lebih

berkelanjutan sumber daya, termasuk energi dan air, (iii). Mengurangi emisi gas rumah kaca

PS. 4 Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Masyarakat

 Menghindari atau meminimalkan risiko dan dampak terhadap kesehatan masyarakat, keselamatan dan keamanan yang mungkin timbul dari kegiatan proyek

Persyaratan : (i) Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat : Prasarana dan per lengkapan desain dan keselamatan, pengelolaan bahan yang berbahaya,

paparan masyarakat terhadap penyakit, kesiapan menghadapi kondisi darurat, petugas keamanan

(110)

IFC PERFORMANCE STANDAR

PS. 5. Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali Secara Paksa

 Tujuan : (i) Menghindari, meminimalkan kerugian/dampak sosial dan ekonomi akibat pembebasan tanah atau pembatasan tanah dengan optimasi desain, (ii) menjaga taraf hidup sama atau lebih baik dari sebelum adanya proyek

 Pemicu : (i) pemindahan secara fisik (relokasi, kehilangan tanah, kehilangan rumah), (ii) pemindahan ekonomi (kehilangan mata pencaharian/sumber pendapatan,akses ke sumberdaya alam)

 PS tidak berlaku untuk donasi tanah, atau jual beli atas keinginan sendiri

PS. 6. Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan

 Tujuan : (i) Untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati, (ii) Untuk menjaga manfaat dari layanan ekosistem, (iii) Untuk mendorong pengelolaan

sumber daya alam hayati yang berkelanjutan melalui penerapan praktek-praktek yang mengintegrasikan kebutuhan konservasi dan prioritas pembangunan

 Lingkup : (i) proyek terletak di habitat alam, atau habitat kritis, (ii) yang berpotensi berdampak pada atau tergantung pada jasa ekosistem di mana klien memiliki kontrol manajemen langsung atau pengaruh yang signifikan, (iii). yang mencakup produksi sumber daya alam hayati (misalnya, pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan).

(111)

IFC PERFORMANCE STANDAR

PS 7. Masyarakat Adat

 Berlaku untuk semua proyek yang berdampak pada masyarakat adat (berlaku untuk komunitas, bukan individual)

 Kriteria masyarakat adat : (i) mengidentifikasi diri sebagai masyarakat adat dan mendapat pengakuan dari pihak lain, (ii). Keterikatan bersama habitat yang berbeda, wilayah, atau sumber daya alam, (iii). Memiliki sistem

kemasyarakatan, budaya dan kelembagaan politik yang berbeda, (iv).Memiliki bahasa asli

PS. 8. Warisan Budaya

 Tujuan : (i) Melindungi warisan budaya dari dampak negatif dan mendukung pelestariannya, (ii) Mendukung pembagian keuntungan yang merata dari proyek untuk pemanfaatan warisan budaya

 Project harus melakukan perlindungan warisan budaya berwujud dalam desain dan pelaksanaan proyek.

(112)

INFORMASI “ESMS” DALAM PROPOSAL

Nama Pemohon

1. Penjelasan kegiatan/komponen/fasilitas terkait proyek yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek

2. Pemicu Standar Kinerja IFC

(Silakan lihat ESMS Framework MCA-I

ESMS Proyek GP dan Standar Kinerja IFC)

(Centang pemicu - jika ya, berikan penjelasan singkat) Ya Tidak Tidak Diketahui PS1. Penilaian dan Pengelolaan Risiko dan Dampak

Lingkungan dan Sosial Penjelasan

PS2. Tenaga Kerja dan Kondisi Kerja

PS3. Efisiensi Sumber Daya dan Pencegahan Pencemaran

PS4. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Masyarakat

PS5. Pembebasan Lahan dan Pemukiman Kembali dengan Paksa

PS6. Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan PS7. Masyarakat Adat

PS8. Warisan Budaya

3. Jelaskan kemampuan pemohon

untuk memenuhi persyaratan Kebijakan Lingkungan dan Sosial

4. Penanggung jawab Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial di dalam organisasi porponent

(113)

INFORMASI “ESMS” DALAM PROPOSAL

Informasi banyak diambil dari L-L Analysis

5. Penjelasan singkat Kategori Proyekberdasarkan

• Peraturan Kemenkeu Pemerintah I Indonesia No. 05/2012

• Undang-Undang Pemerintah Indonesia 32/2009

• ESMS GP Bagian 12.1

B. Masalah dan Manajemen Kinerja Sosial dan Lingkungan

6. Jelaskan setiap dampak lingkungan atau sosial langsung atau/dan tidak langsung terkait dengan proyek yang akan didanai oleh Proyek GP dan fasilitas terkait. Identifikasi dan jelaskan dampak potensial yang signifikan dan tidak dapat diubah .

7. Jelaskan setiap potensi dampak kumulatif atau jangka panjang dari Proyek GP/Investasi atas area proyek

8. Jelaskan setiap alternatif proyek (jika relevan) yang dianggap akan membantu menghindari atau meminimalkan dampak negatif:

9. Jelaskan langkah-langkah yang diambil oleh pemohon untuk mengatasi masalah lingkungan dan sosial.

Berikan penilaian atas kemampuanpemohon untuk merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah yang dijelaskan:

10. Identifikasi pemangku kepentingan kunci dan jelaskan mekanisme untuk konsultasi danketerlibatan, dengan penekanan pada masyarakat yang berpotensi terkena dampaknya:

(114)

Pendekatan Proyek,

Rencana Pelaksanaan dan

Keberlanjutan

(

Project Approach, Implementation Plan,

(115)

Pendekatan Proyek

(

Project Approach

)

(116)

Pendekatan Proyek

Pedoman dalam dokumen

Call for

Proposal

:

Kegiatan-kegiatan utama;

Keterkaitan proyek dengan pendekatan

bentang alam.

Metodologi yang akan digunakan

dalam menangani masalah-masalah

utama proyek.

Untuk komponen Enerji Terbarukan

(dan pembangunan infrastruktur lain):

Kajian awal atau kajian kelayakan

teknis (

feasibility study

) lengkap jika

telah ada / rencana (+

m

anggaran) jika

(117)

Kegiatan-kegiatan utama

Apakah intervensi

2

utama (komponen

proyek/sub-proyek) yang akan dilakukan?

Apakah kegiatan

2

utama itu mengarah pada tujuan

2

proyek?

Bagaimana intervensi itu dijabarkan menjadi kegiatan

2

operasional? Penjabaran yang jelas…dengan

logframe

!

Apakah kegiatan

2

itu tepatguna:

Pilihan terbaik dari alternatif yang ada?

Sesuai dengan keadaan sosial-budaya warga desa?

Mudah dipahami, dipelajari, dan diterapkan oleh

peserta program?

(118)

Keterkaitan proyek

dengan pendekatan bentang alam

Apa pokok

2

persoalan, kendala

2

dan peluang

2

yang

muncul dari analisa bentang-alam (geografi, biofisik)

dan bentang-kehidupan (sosial, ekonomi, budaya)?

Apakah rancangan proyek dikembangkan berdasarkan

hasil kajian bentang-alam dan bentang-kehidupan itu?

Menjawab persoalan

2

yang teridentifikasi?

Mengantisipasi kendala

2

yang ditemukan?

Memanfaatkan peluang

2

yang ada?

Sinergis/komplementer dengan prakarsa

2

PSABM

Gambar

Table 7.1 Monitoring and Evaluation Plan
Table 7.1 Monitoring and Evaluation Plan
Tabel Hasil dari Analisa Sosial dan Gender
Tabel 7.1 Rencana Monitoring dan Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat hubungan bermakna antara kejadian inkontinensia ani dengan kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha dengan nilai p=

[r]

Dalam pemodelan matematik bahwa masalah nyata yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari perlu disusun dalam suatu model matematik sehingga mudah dicari solusinya.

- Bahwa benar barang-barang yang diamankan waktu penangkapan tersebut adalah buah kelapa sawit sebanyak 200 janjang, 1(satu) unit mobil pik up merk Mitsubishi warna putih

Senang Kharisma Textile mewujudkannya dalam bentuk pemberian upah, jaminan sosial, dan fasilitas kesejahteraan yang baik.. Perusahaan ini merupakan salah satu dari

Manfaat yang dapat diambil pada penelitian ini adalah untuk (1) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan atau referensi penelitian selanjutnya