• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUATU TINJAUAN TERHADAP TERHADAP PERKOSAAN MENURUT PASAL 285 KUHPIDANA DR. WEMPIE JH. KUMENDONG, SH, MH NIP. :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUATU TINJAUAN TERHADAP TERHADAP PERKOSAAN MENURUT PASAL 285 KUHPIDANA DR. WEMPIE JH. KUMENDONG, SH, MH NIP. :"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA ILMIAH

SUATU TINJAUAN TERHADAP TERHADAP PERKOSAAN

MENURUT PASAL 285 KUHPIDANA

O L E H :

DR. WEMPIE JH. KUMENDONG, SH, MH

NIP. : 19580724 1987031003

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS HUKUM MANADO

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas tuntunan dan pengantaran-Nya sehingga karya ilmiah ini dengan judul: “Suatu Tinjauan Terhadap Terhadap Perkosaan Menurut Pasal 285

KUHPIDANA " Karya Ilmiah ini, merupakan sumbangan pemikiran penulis

dalam pengembangan ilmu hukum khususnya di Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado.

Disadari bahwa terbentuknya karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi masukan berupa pendapat/saran, baik di dalam seminar bagian maupun oleh tim pemeriksa dan penilai karya ilmiah Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado. Untuk itu ijinkanlah Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Telly Sumbu, SH.,MH., selaku Dekan dan Ketua Tim Pemeriksa dan Penilai Karya Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado, yang telah memeriksa dan telah banyak memberi masukan berupa pendapat dan saran.

2. Seluruh Panitia Tim Pemeriksa dan Penilai Karya Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado yang juga telah memeriksa dan memberi masukan berupa pendapat/saran.

3. Rekan-rekan Dosen, khususnya yang tergabung dalam Bagian Hukum Pidana yang memberikan masukan berupa pandapat/saran yang sifatnya konstruktif dalam Seminar Bagian Hukum Pidana.

Penulis menyadari bahwa hasil tulisan ini belumlah sempurna karena sebagai manusia biasa tidak luput dari segala kekurangan dan kelemahan, sehingga terbuka kemungkinan kritik dan saran dari setiap pembaca demi kesempurnaan.

Akhirnya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Manado, Juli 2016

(4)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. LATAR BEL AKANG PENUL IS AN

Kel ompok delik yang pali ng ban yak menim bulkan kesulit an adal ah delik susil a (Bld.: zedendeli ct en ). Hal ini sesuai d engan apa yang dikatak an oleh J.M. van B emmel en , s eoran g ahli hukum bangsa B el anda, b ahwa,

Kej ahat an t erhadap n yawa merupakan kej ahatan yang pali ng menghebohkan. Delik ini m engejut kan dan m enimbul kan reaksi hebat . Delik hart a keka yaan m erupakan kej ahat an yan g pali ng ban yak t erj adi. Deli k kesus ilaan um umn ya t idak begitu m engej utkan seper ti deli k t erhadap n yawa, dan frekuensin ya l ebih kurang daripada delik harta keka yaan. Akan tet api deli k i ni m enim bulkan ban yak kes ulit an bagi pem buatan undang -undang, hakim dan juga bagi admi nist rasi dal am pelaks anaan pidana. 1

Sal ah satu delik dal am lin gkungan deli k susil a ini, yait u deli k/tindak pidana perkosaan (Bl d.: ver kracht ing ) yang dirumuskan dal am P as al 285 KUHPi dana.

Pas al ini , menurut terj em ahan Tim Penerj em ah Badan Pembi naan Hukum Nasional, berbun yi , “Barangsi apa dengan kekerasan atau ancam a n kekerasan m em aks a s eorang wanita bers etubuh dengan dia di l uar perkawi nan, di ancam karena mel akukan perkos aan dengan pidana penj ara pal ing l am a dua belas tahun”. 2

Tindak pidana perkosaan yang ancam an pidana maks imumn ya 12 (dua belas) t ahun penjara ini m emiliki unsur -unsur :

1. Dengan kekeras an at au ancam an kekeras an; 2. Mem aksa;

1 J.M. van Bemmelen, Hukum Pidana 3. Bagian Khusus Delik-delik Khusus,

(5)

3. Seorang wanit a;

4. Berset ubuh dengan dia; 5. Di luar perkawinan.

Sekalipun u ns ur-unsur tindak pidana perkos aan i ni keli hat ann ya sudah cukup jel as dan hampi r tidak ada lagi kem ungkinan perbed aan pendapat antara satu orang dengan orang lainn ya m engenai pengerti an dari m asi ng -m as ing unsur dalam pas al t indak pidana perkosaan , t et api ti ndak pidana i ni m erupakan sal ah sat u ti ndak pidana yang cukup sulit pem buktiannya . Kesulit ann ya, yait u pem bukt ia n m engenai unsur penggunaan kekerasan at au ancaman kekeras an.

Indonesi a juga s udah memil iki draft KUHPi dana baru, di mana draft yang t erakhir yai tu R ancangan Undang -undang tent ang Kit ab Undang -undang Hukum Pidana ya ng tel ah di publikasi kan oleh Depart em en H ukum dan Perundang -undangan dal am t ahun anggaran 1999/2000.

Di dal am R UU KUHPidana 1999 i ni, terdapat rumusan mengenai ti ndak pi dana yang dinamakan perkos aan, yaitu dalam Pas al 423. R umus an pasal t ersebut adal ah s ebagai berikut:

(1) Dipidana karena mel aku kan tindak pidana perkos aan dengan pidana penjara paling l am a 12 (dua bel as ) t ahun dan paling si ngkat 3 (ti ga) t ahun :

a. laki -l aki yang m el akukan perset ubuhan dengan perempuan di luar perkawi nan, bert ent angan dengan kehendak perempuan tersebut;

b. laki -l aki yang m el akukan perset ubuhan dengan perempuan di luar perkawinan, t anpa pers etuj uan perempuan ters ebut:

c. laki -l aki yang m el akukan perset ubuhan dengan perempuan dengan pers etuj uan perempuan t ers ebut , tet api pers etujuan t ersebut dicapai mel alui anca m an untuk di bunuh at au dilukai;

d. laki -l aki yang m el akukan perset ubuhan dengan perempuan, dengan persetujuan perem puan ters ebut karena perempuan t ersebut perca ya bahwa laki -l aki tersebut adal ah suam in ya yang s ah;

2 Tim Penerjemah Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kitab Undang-undang

(6)

e laki -l aki yang m el akukan perset ubuhan d engan perempuan yang berusi a di bawah 14 (em pat belas) tahun, dengan perset ujuann ya; atau

f laki -l aki yang m el akukan perset ubuhan dengan perempuan, padahal diket ahui bahwa perem puan tersebut dalam keadaan pings an at au tidak berda ya. (2) Dianggap j uga m el akukan tindak pidana perkos aan, ji ka

dal am keadaan sebagaim ana dimaksud dal am a yat (1): a. laki -l aki m emasukkan alat kel ami nn ya ke dal am anus

at au m ulut perempuan; atau

b. laki -l aki mem as ukkan suatu benda yang bukan merupakan bagi an t ubuhn ya ke dal am vag ina at au anus perempuan.3

Pas al i ni dii kuti ol eh draft P as al 424 t entang tindak pidana men yerang kehormatan kes usil aan, ya ng di rum uskan s ebagai berikut,

Seti ap orang yang dengan kekeras an at au ancaman kekeras an mem aks a s es eorang mel akukan atau m embi arkan dilakukan pada di rin ya perbuat an cabul , dipidana karena m el akukan perbuat an m en yerang kehormatan kesus ilaan, dengan pi dana penjara paling l ama 9 (s embilan) tahun dan paling singkat 2 (dua) t ahun.4

B. PE RMAS ALAHAN

Dengan bertol ak dari urai an s ebel umn ya dapa t di rumuskan beberapa m as al ah s ebagai beri kut:

1. Bagaim anakah kons ep perkosaan ( ver kr achting ) dal am Pas al 285 KUHPidana?

2. Bagaim ana konsep perkosaan dal am R UU KUHPi dana 1999 dibandi ngkan dengan konsep perkosaan dal am KUHPidana?

C. METODE PE NELITIAN

Untuk men ghimpun bahan yang di perl ukan dal am rangka penulis an skri psi i ni penulis m enggunakan m etode peneli tian

3 RUU Nomor … Tahun … tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana,

Departemen Hukum dan Perundang-undangan, 1999-2000, hal.160-161.

4

(7)

kepust akaan (li brar y r es earch) , yait u dengan m empel ajari berbagai pustaka hukum , him punan perat uran perundang -undangan, artikel -artikel hukum, dan berbag ai sumber tert ulis lainn ya.

D. SISTEMATI KA PE NULIS A N

Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari: Latar Belakang Penulisan, Perumusan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan

Bab II Tinjuan Pustaka, yang terdiri dari : Sejarah KUHPidana, Pengertian Delik Susila dan Delik-delik Susila dalam KUHPidana

Bab III Pembahasan, yang terdiri dari : Tindak Pidana Perkosaan dalam KUHPidana dan Konsep Perkosaan dalam RUU KUHPidana

Bab IV Pewnutup, yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran

(8)

BAB II PE MB AHAS AN

A. TINDAK PI DANA PE RKOS AAN DAL AM KUH PI DANA Pas al 285 KUHPidana, menurut terj em ahan Tim Penerj em ah Badan Pembinaan Hukum Nasional Depart em en Kehakiman, menentukan bahwa, “Barang siapa dengan kekerasan at au ancaman kekerasan m em a ksa s eorang wanit a bers et ubuh dengan di a di luar perkawi nan, di ancam karena m el akukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”. 5

Terj emahan yang terdapat dal am himpunan peraturan yang disus un ol eh R edaksi PT Ichti ar Baru -Van Hoeve adal ah, “Barangsiapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan mem aks a s eorang wanit a yang bukan ist rin ya bersetubuh dengan dia, di ancam karena mel akukan perkos aan dengan pi dana penjara paling lama dua belas tahun”. 6

Terj emahan P.A.F. Lam int ang & C.D. S a mosi r, “Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanit a untuk mel akukan pers etubuhan dengan diri n ya di luar perkawinan, maka i a karena sal ah tel ah m el akukan perkosaan, dihukum dengan hukuman penjara sel am a -lam an ya duabelas tahun”. 7

Terj emahan -terj em ahan l ainn ya dapat dikat akan berkis ar ant ara kedua t erjemahan yang dikut i pkan di at as . Tidak ban yakn ya ragam perbedaan antara berbagai t erjemahan KUHP berkenaan dengan pasal 285 dikarenakan rumus an pas al i ni han ya singkat s aja.

5 Tim Penerjemah Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kitab Undang-undang

Hukum Pidana, Sinar Harapan, Jakarta, 1983, hal. 116.

6 Redaksi PT Ichtiar Baru-Van Hoeve, Himpunan Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia, PT Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta, 1989, hal. 1400.

7 P.A.F. Lamintang, C.D. Samosir, Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru, Bandung,

(9)

Tindak pi dana ini diberi kuali fikas i sebagai “perkos aan”, yang m erupakan terjem ahan dari kat a Bahasa Belanda “verkrachting”. Dalam bahasa Indonesia, kata “perkosaan” mempun yai arti yang l ebi h luas, yaitu seti ap perbuatan yang bersi fat mem aksa; s ebagai cont ohn y a : perkosaan t erhadap hak -hak asasi manusia. Tetapi kata “perkosaan” sebagai kualifikasi tindak pi dana dalam pas al 285 KUHP dibat asi artin ya s ehingga han ya m encakup perbuatan yang di rumus kan pas al 285 ters ebut.

Berkenaan dengan kualifikasi “perkosaan” in i Wirjono Prodj odi koro m emberikan pendapatn ya s ebagai beri kut ,

Terjemahan dalam bahasa Indonesia dari kata “verkrachting” adalah “perkosaan”, tetapi terjemahan ini meskipun hanya mengenai nama suat u tindak pidana, tidak t epat, ol eh karena di ant ara orang -orang Bel anda “verkrachti ng” sudah m erat a berarti “perkosaan untuk bersetubuh” sedang dalam bahasa Indonesia kata “perkosaan” saja sama sekali belum menunjuk pada pengertian “perkosaan untuk bersetubuh”, maka sebaikn ya kwali fikasi tindak pi dana dari pasal 2 85 K.U.H.P. ini harus “perkosaan untuk bersetubuh”. 8

Dengan menimbang bahwa kata “perkosaan” dalam bahasa Indonesi a m empun yai art i yang luas, berbeda haln ya dengan istilah Belanda “verkrachting”, maka Wirjono Prodjodikro mengusulkan di gunakann ya kuali fik asi “perkosaan untuk bersetubuh”. Dengan kualifikasi seperti ini, menurut beliau, barul ah j elas apa kualifi kasi tindak pidana yang dirumus kan dal am P as al 285 KUHP idana t ersebut .

Sebagai s ub yek dari tindak pidana ini han ya dis ebutkan “barangsiapa”. Dengan melihat pada kata ini, berarti semua orang at au si apa s aj a, dapat m elakukan perbuat an perkosaan. Tet api , dengan m engkaji uns ur -unsur P as al 285 dapat dim akl umi bahwa tidakl ah sem ua orang dapat menjadi pel aku dari tindak pidana yang di rumus kan dal am pasal 285 KUHP idana.

8 Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia, PT Eresco,

(10)

Pembatasan yang terpenting adalah bahwa “barangsiapa” itu m el akukan pers etubuhan dengan s eorang wanita. Dengan demi kian, maka pel aku ti ndak pidana ini harusl ah seorang l aki -laki , karena han ya l aki -l aki yang dapat mel akukan perset ubuhan dengan s eorang wani ta.

Lakil aki tidak dapat melakukan pers etubuhan dengan laki -laki l ain, demikian pula wani ta ti dak dapat mel akukan pers etubuhan dengan wanita l ai n. Perbuat an ant ara m ereka yang berj enis kelam in s am a, dal am KUHPi dana dicakup di bawah nam a “perbuatan cabul” tau “perbuatan melanggar kesusilaan”, misal n ya s ebagaim ana yang dirumus kan dal am pas al 292 KUHPidana.

Unsur -unsur dari pas al 285 KUHPi dana adal ah : 1. Dengan kekeras an at au dengan ancam an kekeras an; 2. Mem aks a;

3. Seorang wanit a;

4. Wanit a it u bukan is t eri n ya/di luar perkawinan;

5. Berset ubuh/m el akukan perset ubuhan dengan di rin ya.

Masi ng-m asing unsur tersebut akan di uraikan dan di bahas dal am bagi an berikut ini.

1. Den gan k ek erasan atau d engan an caman kek erasan .

KUHPidana ti dak mem beri defi ni si apa yang dimaksudkan dengan “kekerasan”. Dalam Pasal 89 KUHPidana han ya dikatakan bahwa dipers am akan dengan mel akukan kekerasan, yaitu perbuat an m embuat dal am keadaan pings an atau ti dak berda ya.

Dengan dem iki an, yang dit entukan dalam pas al 89 KUHPidana adal ah perluasan dari pengerti an m elakukan kekerasan. Termasuk ke dalam pengertian “dengan kekerasan” pada pasal 285 KUHPidana adal ah perbuatan m embuat seseorang dal am keadaan pingsan at au ti dak berda ya. Pingsan at au ti dak berda ya itu adal ah aki bat dari perbuat an ya ng

(11)

dilakukan oleh si pel aku. Sebagai contoh adal ah pel aku membubuhkan obat tidur dengan kadar yang tinggi ke dal am minum an yang akan diminum seseorang sehingga pada akhirn ya yang bers angkut an tidak sadarkan di ri.

Karena tidak adanya definisi “dengan kekerasan” dalam KUHP, m aka para penulis hukum pidana t el ah memberi kan pandangann ya t ent ang apa yang dim aks udkan dengan isti lah tersebut .

S.R. Sianturi, misalnya menulis bahwa, “yang dimaksud dengan kekerasan, adal ah s eti ap perbuat an dengan menggunakan t enaga terh adap orang at au barang yang dapat mendat angkan kerugi an bagi siterancam atau mengagetkan yang dikerasi.” 9

Sel anjut n ya Sianturi memberi kan beberapa contoh sebagai beri kut ,

Suatu cont oh t ent ang kekeras an a.l . i al ah : menarik s embari meluncurkan celana wanit a, kem udi an wanit a tsb dibant ing ke t anah, t angann ya dipegang kuat -kuat , dagun ya di tekan lalu didim as ukkan kem aluan si -pri a tsb. Put us an Pengadilan Negeri Poso No.27/Pid/ 1971 t anggal 11 Nopember 71 (Vi de Law R eport 1973 hal .50). 10

Mengenai apa yang dim ak s udkan dengan “ancam an kekerasan”, S.R. Sianturi menulis bahwa, “yang dimaksud dengan ancaman kekerasan adal ah m embuat s es eorang ya ng diancam itu ket akutan karena ada ses uat u yang akan merugikan dirinya dengan kekerasan.” 11

Sebagai cont oh adalah m enodongka n pisau ke l eher korban dengan kat a -kat a m engancam bahwa jika m el awan akan dibunuh dengan menusukkan pi sau t ers ebut.

2. Memak sa.

9 S.R. Sianturi, Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya, Alumni AHM-PTHM,

Jakarta, 1983, hal. 63.

10 Ibid., hal.231. 11

(12)

Mengenai apa yang dimaksudkan dengan “memaksa”, S.R. Si ant uri m emberikan penj el as an,

Yang dim aks ud dengan m emaks a adal ah suatu tin dakan yang m emoj okkan seseorang hingga ti ada pilihan lai n yang lebi h waj ar bagin ya sel ain dari pada m engikuti kehendak dari si pemaks a. Dengan perkataan lai n tanpa ti ndakan sipemaks a itu sit erpaksa ti dak akan mel akukan at au mel al aikan sesuatu sesuai dengan kehendak si pemaks a. Dal am hal i ni tidak diharuskan bagi siterpaks a u tuk mengam bil risiko yang s angat m erugikann ya, m is aln ya lebi h bai k m ati at au l uka -luka/kees akit an dari pada mengikut i kehendak si pem aksa. Di sini harus di nil ai secara kasuistis kewaj a rann ya. P em aks aan pada dasarn ya dibarengi dengan kekerasan at au ancam an kekeras an. 12

Mem aks a secara hurufi ah berarti m el akukan s es uat u terhadap s es eorang yang bert entangan dengan kehendak orang tersebut . Hal m em aks a ini , sebagai mana di kat akan Si nturi, pada das arn ya di barengi dengan kekeras an atau ancam an kekerasan.

3. Seorang wanita.

Korbannya adalah “seorang wanita”. Tidak menjadi soal berapakah usi a dari wanit a t ersebut . Wanit a it u mungki n masi h anak -anak at aupun mungki n s ebalikn ya s udah berus ia am at l anj ut.

Unsur i ni juga m enunjukkan bahwa pel aku tindak pidana perkosaan harus lah seorang l aki -l aki karena han ya laki -laki yang dapat melakukan perset ubuhan dengan seorang wanit a. 4. Wanita i tu bukan is terinya/di lu ar p erk awinan.

Apakah perset ubuhan itu terj adi di dal am atau di luar perkawi nan harusl ah diperhatikan perat uran perundang -undangan yang berlaku di Indonesi a mengenai hukum perkawi nan, yaitu Undang -undang Nomor 1 Tahun 1974 tent ang P erkawinan, dan berbagai perat uran pelaks anaann ya , terut am a P eraturan Pem eri ntah Nomor 9 Tahun 1975 t ent ang Pel aksanaan UU No.1 Tahun 1974.

(13)

“Di luar perkawinan” berarti di luar perkawinan yang sah berdas arkan ket ent uan Undang -undang No.1 Tahun 1974 tent ang Perkawinan. Dal am P asal 2 a yat (1) undang -undang ini dit ent ukan bahwa perkawi nan adal ah s ah apabil a dil akukan menurut ketentuan masi ng -m asing agaman ya dan keperca yaann ya it u.

Oleh karenan ya ol eh S.R. Sianturi diberikan koment ar mengenai apa yang dinam akan kawin gantung bahwa, “J adi ‘kawin gantung’ yang dikenal sebagai salah satu bentuk perkawi nan adat, tidak term asuk pengerti an di dal am perkawi nan. D engan perkat aan lai n dal am rangka penerapan pasal ini tetap dipandang sebagai di luar perkawinan”. 13

5. Bersetubuh/ melaku kan pers etubuhan d engan dirinya.

Mengenai arti istilah “persetubuhan” (Bld.: vleselijke gemeenschap ), dij el askan ol eh S.R . Si ant uri,

Yang dim aks ud dengan bersetubuh untuk penerapan pas al ini ial ah m em asukkan kem aluan si pri a ke kemal uan si wanit a sedemi ki an rupa yang normal iter at au yang dapat mengakibatkan kehami lan. J ika kem al uan si pri a han ya “sekedar menempel” di atas kemaluan si wanita, tidak dapat dipandang sebagai pers etubuhan, m al ainkan percabul an dal am arti sempit , yang untuk itu dit erapkan pas al 289. Pers etubuhan ters ebut harus dil akukan ol eh orang yang m em aksa tsb. J ika ada orang l ain (pria at au wanit a) yang t urut mem aks a, maka mereka ini adal ah pes ert a peti ndak ( mededader ). Perbandingkanlah pengerti an pers et ubuhan ini dengan ya ng di uraikan pada pas al 284. 14

Sekalipun sepint as kelihat an han ya ada 1 ( sat u) alat bukti saj a, sebenarn ya dal am kas us perkos aan masi h ada kemungki nan terbuka adan ya al at -al at bukti lain, yaitu :

1. Alat bukti petunj uk.

12 Ibid., hal. 81. 13 Ibid., hal. 231. 14

(14)

Alat bukti pet unjuk merupakan s alah s a tu al at bukti yang s ah m enurut P asal 184 a yat (1) KUHAP . Al at bukt i pet unjuk di at ur dalam Pasal 188 yang m emberikan ket entuan,

(1) Petunjuk adal ah perbuat an, kej adian at au keadaan, yang karena pers esuai annya, bai k ant ara yang s atu dengan yang l ain, m aupun dengan ti ndak pidana i tu s endiri, menandakan bahwa tel ah t erj adi suatu tind ak pidana dan si apa pel akun ya.

(2) Petunjuk s ebagaim ana dim aks ud dal am a yat (1) han ya dapat diperol eh dari :

a. ket erangan saksi; b. surat;

c. ket erangan t erdakwa.

(3) Penil ai an at as kekuatan pembukti an dari suat u pet unj uk dal am s eti ap keadaan t ertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana s etelah i a mengadakan pem eriks aan dengan penuh kecermatan dan kes aksam aan berdasarkan hari nuranin ya.

Dengan demiki an, pada hakekatn ya petunjuk adalah suat u kes impul an at au pen yim pul an . Kesimpulan m engenai perbuat an, kejadi an at au keadaan ini dit ari k ol eh hakim ini didasarkan pada persesuai an ant ara bebeapa al at bukti lai n, yait u ket erangan saksi, surat dan ket erangan t erdakwa.

2. Ket erangan terdakwa.

Dari ket erangan terdakwa s endiri ada kemungki nan dapat diperol eh ket erangan m engenai peristi wa s ebenarn ya yang terj adi . Dalam kas us pert am a di at as, sekalipun terdakwa men yangkal t el ah m el akukan paks aan dengan kekeras an at au ancaman kekeras an, mel ai nkan s uka sam a s uka, t et api terdakwa ti dak menyangkal benar tel ah men yet ubuhi s aksi korban.

3. Visum et Repertum .

Visum et Repertum sebagai al at bukt i surat dapat menj adi al at bukt i yang s aling m endukung dengan alat -al at bukti l ainn ya s ebagaim ana t ern yata dal am kedua kasus yang dikemukakan di at as.

(15)

B. KO NSE P PE RKOS AAN DAL AM RUU KUH PI DANA

Dal am bab ini akan dibahas mengenai kons ep perkos aan dal am R UU KUHPi dana 1999, j uga s uat u kons ep l ai n yang sebenarn ya m erupakan bagi an yang t erkait amat erat dengan kons ep perkos aan, yaitu konsep pers etubuhan.

1. Kon sep perkosaan .

Untuk mem ahami kons ep perkos aan dal am RUU KUHPidana 1999, perl u diket ahui rumus an s el engkapn ya dari Pas al 423 ters ebut, yaitu:

(1) Dipidana karena melakukan t indak pi dana perkos aan dengan pi dana penj ara pal ing lam a 12 (dua belas) tahun dan pali ng s ingkat 3 (ti ga) tahun :

a. laki -l aki yang mel akukan pers et ubuhan dengan perempuan di luar perkawinan, bertent angan dengan kehendak perempuan t ersebut;

b. laki -l aki yang mel akukan pers et ubuhan dengan perempuan di luar perkawi nan, t anpa pers etuj uan perempuan ters ebut:

c. laki -l aki yang mel akukan pers et ubuhan dengan perempuan dengan perset ujuan perem puan tersebut, tet api persetuj uan tersebut di capai melalui ancaman untuk di bunuh at au dilukai;

d. laki -l aki yang mel akukan pers et ubuhan dengan perempuan, dengan perset ujuan perem puan tersebut karena perem puan t ers ebut perca ya bahwa l aki -l aki tersebut adal ah suam in ya yang s ah;

e laki -l aki yang mel akukan pers et ubuhan dengan perempuan yang berusia di bawah 14 (empat bel as ) tahun, dengan perset ujuann ya; atau

f laki -l aki yang mel akukan pers et ubuha n dengan perempuan, padahal diket ahui bahwa perempuan tersebut dalam keadaan pings an at au tidak berda ya. (2) Dianggap juga m el akukan tindak pi dana perkos aan,

jika dalam keadaan sebagaim ana dim aks ud dal am a yat (1):

a. laki -l aki memasukkan al at kelam inn ya k e dal am anus at au m ulut perempuan; at au

b. laki -l aki m em asukkan s uat u benda ya ng bukan merupakan bagian tubuhn ya ke dal am vagi na at au anus perempuan.15

15 RUU Nomor … Tahun … tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana,

(16)

Oleh draft P as al 423 RUU KUHPidana 1999 i ni, ti ndak pidana yang dirum uskan di dal am n ya dinam akan tindak pidana perkosaan.

Cakupan tindak pidana perkos aan dal am draft P as al 423 a yat (1) t ersebut , yait u laki -laki yang m el akukan pers etubuhan dengan perempuan di luar perkawinan:

a. bert ent angan dengan kehendak perempuan ters ebut. b. tanpa perset ujuan perem puan ters ebut.

c. dengan pers etujuan perem puan ters ebut, t et api perset ujuan tersebut di capai mel alui ancam an unt uk dibunuh atau dilukai.

d. dengan persetujuan perempuan t ers ebut karena perempuan tersebut perca ya bahwa l aki -l aki t ers ebut adal ah suami n ya yang s ah.

e. dengan perem puan yang berusia di bawah 14 (empat bel as ) tahun, dengan perset ujuann ya.

Dal am bagi an penj el as an pas al diberi kan ket erangan bahwa ket ent uan dal am huruf ini mengatur m engenai tindak pidana perkosaan yang dikenal sebagai “ statutory rape”, yaitu bahwa meskipun pihak perempuan memberikan perset ujuan, nam un karena perem puan tersebut belum m encapai um ur 14 (em pat belas) t ahun, maka persetubuhan itu dikat egori kan sebagai perkosaan menurut perat uran perundang -undangan.

f. padahal di ket ahui ba hwa perempuan t ers ebut dalam keadaan pingsan at au tidak berda ya

Kons ep perkos aan dal am draft P as al 423 ini s udah berbeda dengan konsep t indak pidana perkos aan dal am P as al 285 KUHPidana. Dilihat dari sudut juml ah huruf yang mengat ur m engenai cakupan perkos aan (huruf a sam pai dengan huruf f) sudah m enunj ukkan bahwa perkosaan dal am draft Pasal 423 m emi liki cakupan yang l ebih l uas.

(17)

Dal am P as al 285 KUHPidana, penekanan perkos aan adalah pada unsur “dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa”. Di sini, perkosaan dilihat dari sudut pelaku, yaitu pel aku mel akukan perbuat an kekeras an atau ancam an kekerasan untuk m emaksa.

Dal am draft Pas al 423, perkos aan dili hat dari sudut wanit a/perem puan. Dal am draft P as al 423 a yat (1) huruf a misalnya, persetubuhan itu “ber tentangan dengan kehendak perempuan tersebut” dan dalam draft Pasal 423 ayat (1) huruf b, persetubuhan itu “tanpa persetujuan perempuan tersebut”. Dem iki an juga unt uk huruf c sampai dengan huruf f, semuan ya dil ihat dari sudut s i perem puan.

Dal am draft Pas al 423 a yat (1) huruf d, e dan f, terli hat bahwa sam a s ekali ti dak ada uns ur m emaksa dengan kekeras an at au ancam an kekerasan. J elas bahwa kons ep perkos aan dal am R UU KUHPi dana 1999 ters ebut, sudah j auh berbeda dengan kons ep perkosaan dalam Pasal 285 KUHPi d ana.

Amat berbeda cakupan perkos aan dal am R UU KUHPidana 1999. Dal am draft P as al 423 a yat (2) di katakan bahwa,

Dianggap j uga m elakukan ti ndak pi dana perkosaan, jika dal am keadaan sebagaim ana dimaksud dal am a yat (1): a. laki -l aki m emasukkan alat kel ami nn ya ke dal am anus

at au m ulut perempuan; atau

b. laki -l aki mem as ukkan suatu benda yang bukan merupakan bagi an t ubuhn ya ke dal am vagina at au anus perempuan.16

Dal am huruf a, juga dipandang s ebagai perkosaan jika al at kel ami n l aki -l aki dim asukkan ke dal am anus (dubur) at au mulut perempuan. Sel anjutn ya, m enurut huruf b, juga dipandang s ebagai perkosaan jika suat u benda, yang bukan

16 RUU Nomor … Tahun … tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Op.cit.,

(18)

bagian tubuh laki -l aki, ke dal am vagi na at au anus (dubur) perempuan.

Perkos aan , baik dalam si stem Civil L aw seperti di negeri Bel anda s ert a sist em Common L aw seperti di Inggris dan Ameri ka, sebenarn ya t erkai t am at erat dengan pers etubuhan (Bl d.: vl eselij ke gemeens chap ; Ingg.: s exual intercours e , carnal know ledge ), yait u adal ah masukn ya al at kel amin l aki -l aki ke dal am al at kel amin wanit a ( vagi na ). Di luar daripada terj adin ya persetubuhan, maka perbuat an itu merupakan perbuat an cabul.

Mem asukkan al at kelamin l aki -l aki ke dal am anus atau mulut perem puan ataupun m em asukkan s uat u benda ke dal am anus (dubur) perempuan , s ebenarn ya lebih t epat m e nj adi cakupan dari tindak pidana men yerang kehorm at an kesusil aan yang di rumuskan dal am draft Pasal 424 RUU KUHPi dana 1999 s ebagai berikut ,

Seti ap orang yang dengan kekeras an atau ancam an kekerasan m em aksa seseorang m el akukan at au membi arkan dil akukan pada di rin ya perbuat an cabul, dipidana karena mel akukan perbuat an men yerang kehorm at an kesusil aan, dengan pi dana penj ara pal ing lam a 9 (sembil an) tahun dan pali ng s ingkat 2 (dua) tahun.17

17

(19)

BAB III P E N U T U P A. KESI MPUL AN

Berdasarkan pem bahas an yang dil akuka n dal am bab sebelumn ya, m aka dapat dit arik kesim pulan -kes impulan sebagai berikut :

1. Kons ep perkosaan ( ver kracht ing ) dalam Pas al 285 KUHPidana mengikut i kons ep perkosaan negara -negara dengan sist em Civil Law / Kot inen Eropa. P eristi wa t erut am a dilihat dari sud ut pel aku/l aki -laki, ya ng m elakukan kekerasan atau ancam an kekerasan untuk m em aksa korban/perempuan. P engerti an pers etubuhan (vlesel ijke gemeens chap) yang berkaitan amat erat dengan perkosaan adal ah m em asukkan al at kelamin laki -laki ke dalam al at kel amin perem puan (vagina), walaupun kedal am an penet rasi (penem bus an) cukup sedikit s aj a dan tidak perlu sampai m em ancarkan beni h.

2. Kons ep perkos aan dal am P asal 423 RUU KUHPidana 1999/ 2000 mengikut i konsep perkos aan ( rape) negara -negara dengan sis tem Common Law / An glo -Saxon. Peristi wa t erutam a dilihat dari s udut korban/perem puan, yaitu peristi wa bert ent angan dengan kehendak at au tanpa perset ujuan korban/perem puan.

B. SARAN

Saran -s aran yang dapat di kem ukakan berkenaan dengan kesi mpul an -kesi mpul an ters ebut adal ah :

1. Kons ep perkos aan dal am P as al 423 RUU KUHPidana 1999/ 2000 m erupakan konsep yang dapat di terim a untuk KUHPidana Nasional mendatang sebab cenderung m emberikan perlindungan yang l ebi h besar kepada pihak korban/perem puan.

(20)

2. Draft Pasal 423 a ya t (2) R UU KUHPidana 199 9/ 2000 l ebi h tepat unt uk diint egrasikan ke dalam tindak pi dana m en yerang kehorm at an kes usil aan yang di at ur dal am draft Pasal 424 RUU KUHPidana 1999/2000.

(21)

DAFTAR P USTAKA

Bemm el en, J .M. van, Mr., Hukum Pi dana 3. Bagian Khus us delik -deli k khusus , t erj emahan : Hasnan, Binaci pta, J akarta, 1986. Clark & Mars hal l, A Treatise on the Law of Crimes , C all aghan &

Compan y, Chi cago, s ixth edi tion, 1958.

J ones, P.A., LLB, C ard, R., LL.M ., C ross and Jones’ Introduct ion to Cri minal Law , But terworths, London, 1976.

Nus ant ara, A.H.G.,SH, et al , K UHP dan Perat uran -per aturan Pel aksana , Dj ambat an, J akart a, 1986.

Lami nt ang, P.A.F., Drs.,S H, Sam osi r, C.D.,SH, Hukum Pi dana Indonesia , Si nar Baru, Bandung, 1983.

Prodj odi koro, Wirj ono, Prof.,Dr,S H, Hukum Acar a Pidana di Indonesia , Sumur Bandung, Bandung, cet.ke -10, 1981.

---, Tindak -ti ndak Pidana T ert ent u di Indonesia , PT Eres co, J akart a-Bandung, cet .ke -2, 1974.

RUU Nomor … Tahun … tentang Kitab Undang -undang Hukum Pidana, Departem en Hukum dan Perundang undangan, 1999 -2000

Seno Adji, Oem ar, Prof.,SH, Hukum (Acara) Pidana dalam Pros peksi , Erl angga, Jakart a -Bandung, 1983.

Siant uri , S.R ., S H, Tindak Pidana di K UHP Beri kut Urai annya , Alumni AHM -PTHM, J akart a, 1983.

Soesi lo, R ., K UHP Sert a Komentar -koment arnya L engkap Pasal Demi Pas al , Polit ei a, Bogor, 1981.

Tim Penerj em ah Badan P embi naan Hukum Nasional , Ki tab Undang -undang Hukum Plidana , Sinar Harapan, J akart a, 1983.

Varia Per adilan , Tahun II No.24, September 1987 dan Tahun III No.31, April 1988.

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen pendukung bagi NPWP berupa salinan kartu NPWP, Surat Pemberitahuan Pajak (SPT), atau dokumen lainnya yang mencantumkan NPWP dan nama pemilik NPWP. Dalam

Apabila kemudian mengalami pemekaran, maka tanah pertanian di luar desa sepanjang jalan raya akan berkembang menjadi permukiman baru.. Bentuk

dalam strata pemerintahan setempat. Pelaksanaanya adalah suatu lembaga tetap dengan pegawai yang bekerja penuh secara profesional. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan

Sebelum memulai pembuatan buku saku, tim peneliti melakukan needs analysis yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan para pengguna produk buku saku bercakap-cakap dan

Penyediaan media promosi untuk Mitra Binaan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar Program Kemitraan yang merupakan bagian dari kegiatan unit Program

Ya paling saya kasih tahu, kalau adiknya nakal sama kakaknya ya saya Cuma bilang “hayo, itu kakak mu lo..?. harus ngalah to sama mbak Erika, saudara tu yang

Hasil percobaan stripping dengan variasi konsentrasi asam sulfat ditunjukkan pada Gambar 12, dimana peningkatan konsentrasi asam dalam larutan yang digunakan untuk

memberi pengalaman belajar se- cara langsung kepada siswa dan lebih menuntut keaktifan proses belajar siswa bila dibandingkan menggunakan media lain. Merujuk