Repong damar adalah k
e
bun dengan tanaman pokok
Shorea javanicaK.& V.
y
ang merupakan
sumber penghasil damar mata kuc
i
ng ma
s
yarakat Krui
,
Lampung Barat (M
i
chon
etal.,
2000). Krui
ada
l
ah salah
s
atu daerah p
e
n
g
hasil utama
ge
ta
h
damar mat
a
kucing yan
g
terl
e
tak di Propinsi Lamp
u
ng.
Keter
s
ediaan damar tentu
s
aja
sa
n
ga
t ber
ga
ntun
g
p
a
da k
e
b
e
r
a
daan poh
o
n ter
s
ebut. Men
u
rut Din
a
s
P
e
rindu
s
tri
a
n L
a
mpung Barat
(
H
a
rdianto
,
2005b)
,
d
i
Kru
i
t
er
dapat
s
ekitar 1.750.000 pohon damar
produktif d
e
n
g
an
l
ua
s
1
7
.500 h
a
. T
ega
kan d
a
mar
d
i Krui
i
ni t
el
ah m
e
mbentuk
e
ko
sis
t
e
m
l
ayaknya
s
eperti hutan
s
ekunder
,
karen
a
tid
a
k ada
n
ya ke
g
iatan pember
s
ihan tanaman ba
w
a
h,
walaup
u
n
demikian
,
ba
s
i
l
ana
l
i
s
i
s
ve
ge
t
as
i
y
ang dil
a
pork
a
n Prame
s
wari d
a
n Ki
ssinge
r (2004) m
e
nunjukkan
r
e
nd
a
hn
ya
ve
g
eta
s
i
S. javanicap
a
d
a
tingkat tian
g
d
a
n p
a
ncan
g.
Ha
l
ini mengindik
as
ik
a
n regenera
s
i
ta
n
a
man
inidi repon
g
d
a
ma
r
berja
l
an kuran
g
b
a
ik
.
K
e
l
a
n
g
k
aa
n
rege
n
e
ra
s
i pohon dam
a
r d
a
pat dim
a
klumi
.
Penan
a
man
S. javanicaK.&V.
s
u
l
it
dilakuk
a
n karen
a s
iklu
s
b
e
rbun
ga
dan b
e
rbuahnya
t
idak teratur
.
S
e
la in
i
tu
,
buah ta
n
ama
n
i
n
i memi
li
k
i
sifat r
e
k
als
itr
a
n
.
B
e
nih rek
a
l
si
tr
a
n
a
d
a
l
a
h benih
y
an
g
tidak d
a
pat di
si
mp
a
n dalam w
a
ktu
l
am
a (
B
e
w
le
y
d
a
n B
la
ck
,
1
98
5
).
Tan
a
m
a
n iniju
ga
merupakanj
e
ni
s
to
l
eran
ya
n
g
membutuhk
a
n n
a
un
g
an y
a
n
g c
ukup
ra
p
a
t
sel
am
a
m
asa
p
e
rk
eca
rnb
a
h
a
n d
a
n p
e
r
se
m
a
iann
ya.
K
es
ulitan d
ala
rn budid
ay
a ini h
a
m
s segera
di
a
t
as
i
,
kar
e
n
a a
k
a
n
sa
n
g
a
t
m
e
mp
e
n
g
aru
hi
k
e
be
ra
d
aa
n
re
p
o
n
g
d
a
m
a
r Krui
ya
n
g
merup
aka
n pem
aso
k
g
et
ah
d
a
mar
ter
be
s
ar di duni
a
(H
a
rdi
ant
o
, 2
005a
)
. Sa
la
h
satu
up
aya
p
e
ntin
g ya
n
g
h
a
m
s
di
la
kuk
a
n
a
da
l
ah d
e
n
ga
n m
e
nin
g
k
a
tkan d
ay
a
s
impan b
e
nih d
a
mar m
a
t
a
kucin
g
.
P
e
rpanj
a
n
ga
n
v
i
a
b
il
i
tas
b
e
nih ak
a
n m
e
nin
g
k
a
tk
a
n jum
la
h b
e
nih
ya
n
g
d
a
pat dik
e
carnbahkan
se
hin
gg
a m
e
mp
e
rb
esa
r
ke
mun
g
kin
a
n rn
e
nd
a
p
a
tk
a
n bibit den
ga
n mutu
ya
n
g
baik
.
D
aya s
imp
a
n
a
d
a
l
a
h k
e
m
a
mpu
a
n b
e
nih untu
k
b
e
rap
a
l
a
m
a
d
a
p
a
t di
s
imp
a
n
(
Sadj
a
d
et al.,19
9
9)
.
T
uju
a
n
p
en
y
imp
a
n
a
n b
e
nih
a
d
ala
h untuk mernpertah
a
nk
a
n vi
a
b
ili
t
as
ben
i
h d
a
l
a
m p
e
riode
y
an
g
se
p
a
nj
a
n
g
mun
g
kin (Sutopo
, 2
00
2).
B
e
nih
y
an
g
rn
as
uk d
ala
rn k
a
t
eg
ori r
e
k
a
l
s
itran m
e
mi
l
iki
k
e
mampuan
si
mpan
ya
n
g
r
e
ndah
.
P
a
d
a
b
e
nih r
e
k
a
l
s
itr
a
n
,
p
e
rk
e
camb
a
h
a
n umumn
y
a akan ber
la
njut
sege
ra
se
t
ela
b d
i
p
a
n
e
n
(
Adim
argo
n
o, 1997
)
.
B
e
b
e
rap
a fa
mili
y
an
g
m
e
miliki
s
ifat r
e
k
alsi
tr
an
adal
a
h
Dipt
e
ro
ca
rp
aceae,
M
e
li
aceae
d
a
n Rhi
zo
ph
ora
c
e
a
e (
S
c
hmidt
, 2
000
). Shorea javanica
K
.
&V
.
t
er
ma
su
k
d
ala
m
fam
i
l
i Dipte
roca
rp
ac
e
a
e
.
Pen
gg
un
aa
n medi
a si
mp
a
n ju
ga
tamp
a
kn
ya
cukup efe
kt
i
f
d
a
l
a
m
m
e
nin
gka
tk
a
n d
aya s
impan. Purw
a
nin
gs
ih
(
1
999)
m
e
n
gg
unak
a
n
a
bu
g
o
s
ok p
a
d
a
b
e
nih
ta
nam
a
n
t
e
n
g
k
awa
n
g
tun
g
ku
l
(S. stenoptera)d
a
n m
e
nunjukk
a
n p
e
ni
ng
k
a
t
a
n d
aya si
mp
a
n d
a
n d
aya
b
e
rk
e-
camb
a
h hin
gga 3
0 b
a
ri
. Sya
m
s
uwida
(2
00
2)
m
enya
r
a
nkan p
e
n
ggu
n
aa
n
se
rbuk
ge
r
ga
ji
se
ba
ga
i m
e
di
a
s
imp
a
n k
are
n
a
t
e
l
ab
t
e
rbukti dap
a
t m
e
nj
aga
v
ia
bi
l
ita
s
b
e
nib t
a
n
a
man
S. selanica.B
e
b
era
p
a
up
aya
t
e
l
a
h di
la
kukan untuk meni
ngka
tk
a
n d
aya s
imp
an
b
e
nib den
ga
n
s
i
fa
t rek
a
l
s
itr
a
n
,
a
n
ta
ra l
a
in d
e
n
ga
n p
e
n
gg
un
aa
n b
e
b
era
p
a
j
e
ni
s
m
e
di
a s
impan
,
wa
d
a
h
s
imp
a
n
,
inhibitor
,
p
e
r
e
n
da
rn
a
n
a
ir dan
se
b
aga
in
ya (
Widiarti
,
200
5;
R
a
tn
awat
i
,
2005
;
Ku
st
anti
, 2
00
2;
So
fy
an dan Lukm
a
n
,
2000
;
Purwani
n
gs
ih
,
1999).
Se
j
a
uh i
ni wa
d
a
h
s
irnp
a
n
yang
p
al
in
g
b
a
n
ya
k dip
a
k
a
i
a
d
ala
h
ka
run
g
d
e
n
ga
n
I. PENDAHULUAN
I
JURNAL PENELITIAN DIPTEROKARPA Vol. 3 No. 1, September 2009Percobaan dilakukan secara faktorial 3 x 3 dalam rancangan acak lengkap dengan 4 kali ulangan.
Faktor A adalah media simpan yaitu Al tanpa media, A2 abu gosok, dan A3 serbuk: gergaji. Faktor B adalah lama penyimpanan yaitu B 1 lama penyirnpanan 4 minggu, B2 lama penyimpanan 6 minggu, dan 83 lama penyimpanan
8
minggu. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ). Parameter yang diamati adalah kadar air dan persentase dayaD
.
Rancangan dan
Analisa
Data
Benih diambil dari satu pohon induk, dengan cara mengunduh dan mengumpulkan benih masak
yang baru jatuh ke tanah. Buah yang dikurnpulkan digunting sayapnya dan dipilih yang baik, yaitu
yang berukuran besar, tidak terserang ulat atau binatang lainnya dan tidak busuk. Setelah diangin- anginkan selama 24 jam, benih dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan dan diberi media simpan sesuai perlakuan. Semua kantong disimpan dengan suhu kamar (27-30°C), di ruangan yang sama. Pengamatan dilakukan pada minggu ke- 4, 6 dan
8.
Setiap perlakuan diulang empat kali.C. Prosedur Penelitian
oven.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih
S.
javan
i
ca
,
kantong plastik transparan,kantong plastik hitam, serbuk gergaji, abu gosok dan pasir. Alat yang digunakan adalah kaliper dan
B. Bahao dao
Alat
Peoelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Silvikultur, Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian
Universitas Lampung selama 3 bulan, yaitu pada bulan Mei sampai dengan Juli 2007.
A.
Lokasi
dan
Waktu Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
bahan blacu atau goni (Sofyan dan Lukman, 2000; Purwaningsih, 1999). Namun, tampaknya wadah ini kurang baik. Terbuk:ti di dalam masa penyimpanan masih banyak benih yang berkecambah dan daya berkecambah yang semakin rendah dengan lamanya masa penyimpanan. Lisvera (2005) melaporkan bahwa menggunakan berbagai jenis kantong plastik menunjukkan daya kecambah yang
relatif sama pada semua wadah simpan.
Wak:tu simpan yang lebih panjang diharapkan dapat dicapai dengan berbagai perlakuan yang diberikan pada benih rekalsitran. Tujuan penelitian ini adalah untuk: mengetahui wak:tu penyimpanan
yang lebih panjang dengan daya kecambah benih yang masih cukup tinggi. Diharapkan dengan kombinasi penggunaan wadah simpan dan media simpan pada benih damar mata kucing dapat mempertahankan viabilitas benih dengan waktu yang lebih panjang.
METODE ALTERNATIF PENYIMPANAN BENIH DAMAR MATA KUCING (Shoreajavanica K.&V.)
I
Karakteristik benih rekalsitran antara lain adalah berkadar air tinggi, cepat berkecambah serta cepat hilang viabilitasnya. Kadar air merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kemundur- an benih yang diakhiri dengan hilangnya kemampuan benih untuk berkecambah. Menurut King dan Roberts (1979) kadar air kritis yang dapat menyebabkan hilangnya viabilitas adalah berkisar 20-40%, walaupun rnasih tergantung dengan spesiesnya.
Kadar air awal benih sebelurn dilakukan penyimpanan memang cukup rendah, hanya 12%. Penggunaan media abu gosok ternyata mampu mempertahankan kadar air paling baik dibandingkan dengan serbuk gergaji dan tanpa media, selama enam minggu setelah penyirnpanan. Sementara serbuk gergaji tidak memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan bila benih tidak diberi media sirnpan.
A. Kadar air
Keterangan (Remark):
**= sangat nyata ( very significant)
* = nyata (significant)
tn
=
tidak nyata (not significant)Perlakuan Kadar Air Daya Berkecambah
( Treatment ) (Moisture content ) ( ViabilitJ• of the seed )
Media
**
*
Waktu
**
**
Media x Waktu
**
tnTabel (Table) 1. Rekapitulasi analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap parameter kadar air dan daya kecambah (Analysis of variance of treatment effect to moisture content and viability of the seed parameters)
Dari basil pengujian diketahui bahwa perlakuan media, waktu dan interaksinya rnemberikan pengaruh yang sangat nyata bagi parameter kadar air, tetapi tidak untuk parameter daya berkecambah. Masing-masing perlakuan media dan waktu mernberikan pengaruh nyata, tetapi untuk interaksi antara keduanya tidak berpengaruh terhadap daya kecambah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
kecambah. Kadar air benih diukur dua kali, pada awal dan akhir masa penyimpanan dengan tiga ulangan pada masing-masing pengukuran. Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven dengan suhu 105°C selama 18 jam. Persentase daya berkecambah benih mencerminkan berapa banyaknya benih yang dapat berkecambah normal untuk kemudian turnbuh menjadi bi bit yang dapat ditanarn di lapangan.
I
JURNAL PENELITIAN DIPTEROKARPAGambar (Figure) 2. Pengaruh media simpan terhadap daya berkecambah S. javanica (Nilai yang
diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%). (Effect of
storage media on viability ofS. javanica (the value with a same letter indicates
no differences at a=5%})
20 17.67a
-
~ !!.. s: 15 <II .ll E <II u 10 Ql .:,:...
Ql .c 5 <II >, <II "C 0tanpa media abo gosok serbuk gergaji
Persentase daya berkecambah benih mencerminkan berapa banyaknya benih yang dapat
berkecambah normal untuk kemudian tumbuh menjadi bibit yang dapat ditanam di lapangan.
Pemberian media simpan serbuk gergaji dan abu gosok ternyata belum mampu meningkatkan daya
berkecambah benih yang disimpan. Terlihat bahwa perlakuan penyimpanan benih tanpa media
simpan memiliki daya berkecambah yang lebih baik, walaupun bila dihubungkan dengan kemampuan
menjaga kadar air benih, maka tampaknya pemberian media simpan abu gosok dapat dipertimbangkan
penggunaannya untuk meningkatkan daya berkecambah benih
S. java
nica
bila dibandingkan denganpenggunaan serbuk gergaji. B. Daya berkecambah A6 : abu gosok, 6 minggu sirnpan K8 : tanpa media, 8 minggu simpan S8 : serbuk gergaji, 8 minggu simpan A8 : abu gosok, 8 minggu simpan KA : kadar air (water content)
Keterangan (Remark) : K4 : tanpa media, 4 minggu simpan
S4 : sebuk gergaji, 4 minggu simpan A4 : abu gosok, 4 minggu simpan K6 : tanpa media, 6 minggu simpan S6 : sebuk gergaji, 6 minggu simpan
Gambar (Figure) 1. Pengaruh interaksi antara media simpan dan waktu simpan terhadap kadar air
benih S. javanica. (Nilai yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf 1%). (Interaction effect between the storage media and time
of storage on seed moisture contentofS. javanica (the value with a same letter indicates no differences at a=l%))
- 10.00 9.08d ~ !!.. 8.00 ~ 6.00 4.00 2.00 0.00 A4 K4 84 A6 86 K6 KS AS SS 12.00 16.00 14.71a 14.00 12.9b 11.92bc11.64c
METODE ALTERNATIF PENYIMPANAN BENIH DAMAR MATA KUCING (Shoreojavanica K.&V.)
I
Adimargono, S. 1997. Recalcitrant seeds, identification and storage. [Thesis]. Lareinstein
International Agriculture College. Deventer.
Bewley, D.J., Black, M. 1985. Seed physiology of development and germination. 2nd edition. Plenum Press. New York.
D
AFT AR
P
UST AKA
1. Penyimpanan dengan abu gosok dapat dipertimbangkan sebagai media simpan untuk benih S.
javanica, karena mampu menjaga kadar air, walaupun belum dapat meningkatkan lama simpan. 2. Benih S. javanica hanya dapat disimpan tidak lebih dari empat minggu. Waktu simpan empat
minggu saja sudah menyebabkan penurunan kadar air dan daya berkecambah yang sangat besar.
KESIMPULAN
Salah satu penyebab rendahnya daya berkecambah benih diduga karena menurunnya kadar air benih. Viabilitas benih cepat hilang bila kadar air benih lebih rendah dari kadar air kritis. Menurut Hasanah (2002), kadar air benih rekalsitran sebaiknya hams dijaga dalam kisaran 40-50%, agar
viabilitas benih dapat terjaga. Berdasarkan basil penelitian yang dilakukan Syamsuwida (1996), dari delapan jenis perlakuan pengemasan penyimpanan, benih dengan kadar air
di
bawah 50% memiliki daya berkecambah paling rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sasaki ( 1980), bahwa benihDipterocarpacea hilang viabilitasnya pada kadar air di bawah 20-30%.
Gambar (Figure) 3. Pengaruh waktu simpan terhadap daya berkecambah S. javanica. (Nilai yang
diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf I%). (Effect of times of storage to the viability of the S. javanica seed ((the value with a same letter indicates no differences at a=l%))
25 23.56a ~ ~ 20
"'
.tl E 15"'
<J u, ~ u, 10 .tl"'
5 >,"'
"O Oc 0 4 minggu 6 minggu 8 mingguWaktu penyimpanan benih
S.
javanica sebaiknya tidak lebih dari empat minggu. Dari basilpenelitian didapat informasi bahwa bahkan penyimpanan selama empat minggu saja sudah
menyebabkan menurunnya daya berkecambah benih, apalagi bila waktu penyimpanan diperpanjang.
Bahkan pada minggu kedelapan, tidak ada satu pun benih yang berkecambah. Setelah diteliti lebih
lanjut ternyata benih-benih yang ditanam telab membusuk.
I
JURNAL PENELITIAN DIPTEROKARPAPrameswari, D., Kissinger. 2004. Assessment on the composition of vegetation species and structure
of stands in the repong damar situated at tanggamus regency, Lampung Province, pp 120-124. in Mayasa M, Tohru N, Suhardi, Kazuo S, ed. Proceeding of The International Workshop ofBIO- REFOR; Yogyakarta, 15-18 Desember 2003.
Purwaningsih. 1999. Pangaruh kondisi simpan, lama penyimpanan dan invigorasi terhadap viabilitas
benih tengkawang tungkul
(Shor
e
a stenoptera
BURCK). [Thesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Ratnawati. 2005. Optimalisasi sekam padi sebagai media simpan pada penyimpanan dingin dalam mempertahankan viabilitas propagul
Rhizophora stylosa Griff. [
Skripsi]. Univerisitas Lampung. Bandar Lampung.Sadjad, S., Murniati, S., Ilyas. 1999. Parameter pengujian vigor benih. PT Grasindo. Jakarta.seed
Center. Denmark.
Schmitdt, L. 2000. Guide to handling tropical and subtropical forest seeds. Danida Forest And Sofyan, A., Lukman, AH. 2000. Pengaruh lama penyimpanan dan media terhadap perkecambahan dan
pertwnbuhan bibit damar mata kucing
(Shorea javanica
K & V seeds). Buletin Teknologi Reboisasi (11) 1-12.Sutopo, L. 2002. Teknologi benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Syamsuida, D. 2002. Metode altematif penyimpanan benih rekalsitrant. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehuta.nan 3(2)209-220.
Syamsuida, D., Kartiana, ER. 1997. Strategi penanganan benih rekalsitran: upaya penyimpanan
Shorea selani
c
a d
alam bentuk kecambah. Laporan Uji Coba 256. Balai Teknologi Perbenihan.Bogor.
Widiarti, I. 2005. Optimalisasi wadah plastik pada penyimpanan dingin terhadap viabilitas Propagul
Rhizophora stylo
s
a
Griff. [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.Hardianto, BJS. 2004. Pemberdayaan rakyat berbasis hutan. Kompas. Kamis, 19 Februari 2004. King, MW., Roberts, EH. 1979. The storage of recalcitrant seeds-achievements and possible
approach. University of Reading. Rome.
Kustanti, A. 2002. Effektivitas Teknik Penyimpanan dalam Mempertahankan Viabilitas Propagul
Rhizophora stylosa.
[Thesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Ouedragogo, AS., Poulsen, K.,Stubsgaard, F. 1995. Intermediate/recalcitrant tropical forest tree seeds. Proceeding of Workshop on Improved Methods for Handling and Storage Forest Tree
Seeds. International Plant Genetic Resources Institute. Humblebaek. Denmark. Jafarsidik, Y. 2000. Jenis-jenis pobon pengbasil resin. Duta Rimbawan. Jakarta
Hardianto, BJS. 2005. Repong damar mata rantai ekonomi penduduk krui. Kompas. Kamis, 17 Maret
2005.
METODE ALTERNATIF PENYIMPANAN BENIH DAMAR MATA KUCING (Shoreajavanica K.&V.)
I
Indra Gumay Febryano dan Melya Riniart,Wijayanto, N. 1993. Potensi pohon kebun campuran Damar Mata Kucing di Desa Pahrnongan, Krui,
Lampung. Report. Ostrom-Biotrop. Bogor.