PENAYANGAN DAFTAR HITAM
265
Jumlah Penyedia
yang dikenakan
Sanksi Daftar
Hitam Tahun
2016 karena
Kontrak
8.934
paket yang
terindikasi putus
kontrak tahun
2016
Peraturan Kepala LKPP
Nomor 18 Tahun 2014
tentang
Daftar Hitam Dalam
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Presiden RI
Nomor 54 Tahun 2010 dan
perubahannya
tentang
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Pasal 19
Pasal 19 ayat (1) Pasal 93 ayat (2) Pasal 118 ayat (2),(6) Pasal 124
Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
n. tidak masuk dalam Daftar Hitam;
(2) Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa: d. Penyedia Barang/Jasa dimasukkan dalam Daftar Hitam.
(2) Perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi berupa: b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
(6) Apabila ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan Penyedia
Barang/Jasa, dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon pemenang, dimasukkan dalam Daftar Hitam, dan jaminan Pengadaan Barang/Jasa dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/daerah
(1) K/L/D/I membuatDaftar Hitam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 ayat (2) huruf b, yang memuat identitas Penyedia Barang/Jasa yang dikenakan sanksi oleh K/L/D/I.
(2) (3) K/L/D/I menyerahkan Daftar Hitam kepada LKPP untuk dimasukkan dalam Daftar Hitam Nasional.
Q1.
APA ITU
APA ITU
DAFTAR HITAM?
DAFTAR HITAM
adalah daftar yang
dibuat oleh K/L/D/I yang memuat
identitas Penyedia Barang/Jasa yang
dikenakan
sanksi oleh PA/KPA
berupa
larangan mengikuti Pengadaan
Barang/Jasa pada K/L/D/I
dan/atau yang
dikenakan sanksi oleh Negara/Lembaga
Pemberi Pinjaman/Hibah pada kegiatan
yang termasuk dalam
ruang lingkup
Peraturan Presiden tentang Pengadaan
Q2.
APA BEDANYA
DENGAN
DAFTAR
DAFTAR HITAM NASIONAL
adalah
kumpulan Daftar Hitam
yang dimuat
dalam Portal Pengadaan Nasional
Akses di :
Inaproc.id/daftar-hitam
Q3.
SIAPA
YANG BISA
PENYEDIA BARANG/JASA,
apabila saat proses pemilihan dan/atau pelaksanaan
kontrak melakukan :
SIAPA
YANG BISA DIKENAKAN SANKSI DAFTAR HITAM?
Pasal 3 Perka LKPP No.18 Tahun 2014
Mempengaruhi Pokja ULP/PP/pihak lain yang berwenang
Melakukan persekongkolan dengan Penyedia B/J lainnya untuk mengatur Harga Penawaran
Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yag tidak benar
Mengundurkan diri setelah batas akhir pemasukan penawaran
Mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak
Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak
PENYEDIA BARANG/JASA,
apabila saat proses pemilihan dan/atau pelaksanaan
kontrak melakukan :
SIAPA
YANG BISA DIKENAKAN SANKSI DAFTAR HITAM?
Pasal 3 Perka LKPP No.18 Tahun 2014
Ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan Penyedia B/J
Pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK yang disebabkan kesalahan Penyedia B/J
Tidak bersedia menandatangani BAST
Terbukti terlibat kecurangan dalam pengumuman pelelangan
Dalam evaluasi ditemukan bukti persaingan usaha tidak sehat, kolusi/persekongkolan
Penyedia B/J menolak menaikkan jaminan pelaksanaan untuk penawaran dibawah 80% HPS
PENYEDIA BARANG/JASA,
apabila saat proses pemilihan dan/atau pelaksanaan
kontrak melakukan :
SIAPA
YANG BISA DIKENAKAN SANKSI DAFTAR HITAM?
Pasal 3 Perka LKPP No.18 Tahun 2014
Menolak SPPBJ
Mengundurkan diri dari masa penawarannya masih berlaku
Menawarkan, menerima, menjanjikan, menerima hadiah atau imbalan
Tidak memperbaiki atau mengganti barang akibat cacat mutu
Tidak menindaklanjuti hasil rekomendasi BPK/APIP yang mengakibatkan timbulnya kerugian negara
KONSEKUENSI SANKSI DAFTAR HITAM
1) Seluruh Penyedia Barang/Jasa yang bergabung dalam
satu konsorsium/kemitraan
dikenakan sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam
2) Sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam yang
dikenakan kepada
kantor pusat perusahaan berlaku
juga untuk seluruh kantor cabang/perwakilan
perusahaan.
3) Sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam yang
dikenakan kepada
kantor cabang/perwakilan
perusahaan berlaku juga untuk kantor
cabang/perwakilan lainnya dan kantor pusat
perusahaan.
Q4.
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
1. Pengusulan : Pasal 7
PPK/Pokja
ULP/PP
PA/KPA
• Menyampaikan usulan Daftar Hitam kepada PA/KPA dengan melampirkan :
- Identitas penyedia; - nama paket pekerjaan; - nilai total HPS;
- perbuatan yang dilakukan oleh Penyedia; - Berita Acara Pemeriksaan (penelitian
dokumen; klarifikasi);
- Dokumen pendukung (kontrak dll).
• Disampaikan paling lambat 3 hari setelah Berita Acara Pemeriksaan ditandatangani.
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
1. Pengusulan
2. Pemberitahuan
PPK/Pokja ULP/PP
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
2. Pemberitahuan : Pasal 8
PPK/Pokja
ULP/PP
Penyedia
Barang/Jasa
• Menyampaikan tembusan surat usulan Daftar Hitam kepada Penyedia Barang/Jasa.
• Disampaikan pada hari yang sama dengan penyampaian surat usulan ke PA/KPA, melalui : a. surat elektronik (e-mail);
b. Faksimile;
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
1. Pengusulan
2. Pemberitahuan
3. Keberatan
PPK/Pokja ULP/PP
PPK/Pokja ULP/PP
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
3. Keberatan : Pasal 9
PA/KPA
• Apabila penyedia barang/jasa merasa
keberatan dengan usulan Daftar Hitam, dapat mengajukan keberatan tertulis kepada PA/KPA.
• Disampaikan paling lambat 5 hari sejak
tembusan surat usulan diterima disertai bukti pendukung.
• Apabila APIP telah melakukan pemeriksaan, maka Penyedia Barang/Jasa tidak dapat mengajukan keberatan.
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
1. Pengusulan
2. Pemberitahuan
3. Keberatan
4. Permintaan Rekomendasi
PPK/Pokja ULP/PP
PPK/Pokja ULP/PP
Penyedia Barang/Jasa
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
4. Permintaan Rekomendasi : Pasal 10
APIP
• Menyampaikan permintaan kepada APIP untuk memberikan rekomendasi terhadap usulan Daftar Hitam dengan melampirkan :
- Surat usulan PPK/Pokja ULP/PP; - Berita Acara Pemeriksaan;
- Dokumen pendukung lainnya; - Surat keberatan (jika ada).
• Disampaikan paling lambat 5 hari sejak surat usulan dan/atau surat keberatan diterima.
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
1. Pengusulan
2. Pemberitahuan
3. Keberatan
4. Permintaan Rekomendasi
5. Pemeriksaan Usulan
PPK/Pokja ULP/PP
PPK/Pokja ULP/PP
Penyedia Barang/Jasa
PA/KPA
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
5. Pemeriksaan Usulan : Pasal 11
PA/KPA
• Melakukan pemeriksaan dan klarifikasi kepada
PPK/Pokja ULP/PP, Penyedia Barang/Jasa, dan/atau pihak lain yang dianggap perlu.
• Membuat rekomendasi atas usulan Daftar Hitam dan menyampaikannya kepada PA/KPA
(dikenakan atau tidak dikenakan sanksi)
• Disampaikan paling lambat 10 hari sejak surat usulan dan/atau keberatan diterima.
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
1. Pengusulan
2. Pemberitahuan
3. Keberatan
4. Permintaan Rekomendasi
5. Pemeriksaan Usulan
6. Penetapan
PPK/Pokja ULP/PP
PPK/Pokja ULP/PP
Penyedia Barang/Jasa
PA/KPA
APIP
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
6. Penetapan : Pasal 12
Penyedia
Barang/Jasa
• Menerbitkan Surat Keputusan Daftar Hitam berdasarkan : - Surat usulan PPK/Pokja ULP/PP;
- Surat rekomendasi APIP; - Dokumen pendukung;
- Surat keberatan Penyedia Barang/Jasa (jika ada).
• SANKSI DAFTAR HITAM BERLAKU SEJAK TANGGAL SURAT KEPUTUSAN DITETAPKAN.
• Ditetapkan paling lambat 5 hari setelah surat rekomendasi APIP diterima.
• Disampaikan pada hari yang sama kepada Penyedia Barang/Jasa dan PPK/Pokja ULP/PP.
(Format pada Lampiran II dan III Perka LKPP No.18 Tahun 2014)
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
6. Penetapan : Pasal 12
Penyedia
Barang/Jasa
SK Penetapan paling kurang memuat : a. Identitas penyedia
b. ringkasan rekomendasi APIP; c. nama paket pekerjaan;
d. nilai total HPS; e. jenis pelanggaran;
f. jangka waktu berlakunya sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam; dan
g. nama PA/KPA.
Penyedia yang dikenakan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam berdasarkan penetapan BUMN/BUMD, lembaga donor, pemerintah negara lain dan/atau putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha/putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap, tidak dapat mengikuti Pengadaan Barang/Jasa di seluruh K/L/D/I dalam jangka waktu yang ditetapkan.
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
1. Pengusulan
2. Pemberitahuan
3. Keberatan
4. Permintaan Rekomendasi
5. Pemeriksaan Usulan
6. Penetapan
7. Pencantuman/pemasukan
dalam Daftar Hitam
PPK/Pokja ULP/PP
PPK/Pokja ULP/PP
Penyedia Barang/Jasa
PA/KPA
APIP
PA/KPA
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
7. Pencantuman/Pemasukan Dalam Daftar Hitam : Pasal 14
LKPP
Menyampaikan permintaan untuk menayangkan Daftar
Hitam ke dalam Daftar Hitam Nasional dengan melampirkan : - Surat Keputusan Daftar Hitam;
- Surat usulan PPK/Pokja ULP/PP; - Surat rekomendasi APIP;
- Surat keberatan Penyedia Barang/Jasa (jika ada)
• Disampaikan paling lambat 5 hari sejak Surat Keputusan Daftar Hitam ditetapkan
(Format pada Lampiran IVI Perka LKPP No.18 Tahun 2014)
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
1. Pengusulan
2. Pemberitahuan
3. Keberatan
4. Permintaan Rekomendasi
5. Pemeriksaan Usulan
6. Penetapan
7. Pencantuman/pemasukan
dalam Daftar Hitam
8. Pencantuman/pemasukan
dalam Daftar Hitam Nasional
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
7. Pencantuman/Pemasukan Dalam Daftar Hitam Nasional : Pasal 15
• Melakukan penelitian terhadap kelengkapan dokumen
penyampaian Daftar Hitam.
• Apabila lengkap, LKPP menayangkan Daftar Hitam ke dalam Daftar Hitam Nasional.
• Apabila belum lengkap, LKPP meminta kekurangan dokumen kepada PA/KPA untuk dilengkapi.
• Kebenaran atas isi Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam dan dokumen pendukung adalah menjadi tanggung jawab PA/KPA.
• LKPP tidak bertanggung jawab terhadap keabsahan Surat Keputusan Penetapan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam dan dokumen pendukung.
APA SAJA
TAHAPAN
YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENETAPKAN
DAFTAR HITAM?
7. Pencantuman/Pemasukan Dalam Daftar Hitam Nasional : Pasal 16
LKPP mencantumkan/memasukkan Penyedia Barang/Jasa yang terbukti melakukan tindakan
persekongkolan, penipuan, pemalsuan, Korupsi, Kolusi dan/atau Nepotisme di bidang Pengadaan Barang/Jasa ke dalam Daftar Hitam Nasional berdasarkan
penyampaian salinan putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap dari Pengadilan dan/atau PA/KPA.
JANGKA WAKTU PROSES PENETAPAN DAFTAR HITAM
Pasal 17:
Surat Keputusan Penetapan sanksi
pencantuman dalam Daftar Hitam oleh
PA/KPA tetap berlaku sejak tanggal
penetapan walaupun jangka waktu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat
(5), Pasal 8 ayat (2), Pasal 10, Pasal 11 (1),
Pasal 12 ayat (1), Pasal 14 ayat (2)
SANKSI
Pasal 18 ayat (1), (2) dan (3):
Dalam hal jangka waktu sebgaimana
dimaksud pada pasal 7 ayat (5), Pasal 8
ayat (2), Pasal 10, Pasal 11 (1), Pasal 12
ayat (1), Pasal 14 ayat (2) terlampaui maka
PPK/Pokja ULP/Pejabat Pengadaan,
PA/KPA, APIP dapat dikenakan sanksi
sesuai Peraturan Perundang-undangan
Q5.
APAKAH DAFTAR
HITAM BISA
APAKAH DAFTAR HITAM BISA
DIBATALKAN
?
1. Daftar Hitam hanya dapat dibatalkan melalui pengadilan dengan cara mengajukan gugatan;
2. Putusan Pengadilan untuk membatalkan Daftar Hitam harus
berkekuatan hukum tetap (BHT).
3. Berdasarkan putusan Pengadilan BHT, PA/KPA menetapkan
Surat Keputusan Pembatalan Daftar Hitam(Format pada Lampiran V Perka LKPP No.18 Tahun 2014).
4. PA/KPA menyampaikan permintaan untuk menghapus Daftar Hitam dari Daftar Hitam Nasional kepada LKPP dengan
melampirkan :
- Surat Keputusan Pembatalan Daftar Hitam;
- Putusan Pengadilan BHT mengenai pembatalan Daftar Hitam.
Q6.
APAKAH DAFTAR
HITAM BISA
APAKAH DAFTAR HITAM BISA
DIPERBAIKI
?
1. Apabila terdapat kesalahan administratif (bukan
prosedur) pada Keputusan Daftar Hitam yang telah
ditetapkan, maka dapat melakukan Perubahan pada
Keputusan dengan memperhatikan
Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 80 Tahun 2012 tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah
.
2. Agar dapat mengutamakan kehati-hatian agar tidak
menimbulkan permasalahan hukum dikemudian hari.
3. Perubahan Keputusan yang telah ditetapkan, agar
DAFTAR HITAM NASIONAL
DAFTAR HITAM NASIONAL PADA
INAPROC 5.0
Klik “Daftar Hitam”
Akses ke laman
DAFTAR HITAM NASIONAL PADA
INAPROC 5.0
“
Daftar Hitam Aktif
” menampilkan informasi mengenai Daftar Hitam Penyedia Barang/Jasa
yang statusnya masih berlaku.
Ketik keyword nama
Penyedia atau nomor NPWP
DAFTAR HITAM NASIONAL PADA
INAPROC 2.0
“
Daftar Hitam Non Aktif
” menampilkan
Daftar Hitam yang masa berlakunya sudah habis atau
sudah dicabut penetapannya
Klik tombol “Non Aktif”
Klik Nama Penyedia untuk melihat detil informasi
Ketik keyword nama
DAFTAR HITAM NASIONAL PADA
INAPROC 2.0
Setelah INAPROC 5.0 :
- Pencarian nama Penyedia Barang/Jasa dari
database ADP (Agregasi Data Penyedia)
PENAYANGAN DAFTAR HITAM TAHUN 2016 BERDASARKAN
JENIS PELANGGARAN
Tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak secara bertanggung jawab
Dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK karena kesalahan penyedia
Membuat dan/atau menyampaikan dokumen yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan
Mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan alasan yang tidak dapat diterima PPK
Mengundurkan diri setelah batas akhir pemasukan penawaran
Menolak SPPBJ dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh PPK
Tidak memperbaiki atau mengganti barang akibat cacat mutu
Tidak bersedia menandatangani BAST akhir pekerjaan
Hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data
PENAYANGAN DAFTAR HITAM NASIONAL
Klarifikasi akan dilakukan LKPP apabila :
1. Berkas penetapan sanksi Daftar Hitam yang disampaikan oleh PA/KPA ke
LKPP
tidak lengkap
(Pasal 15 Perka LKPP No.18 Tahun 2014);
2. Terdapat tahapan prosedur yang
tidak tercantum
pada konsiderans/dasar
pertimbangan penetapan Daftar Hitam;
3. Informasi yang tercantum pada Surat Keputusan dan dokumen
pendukungnya
tidak jelas atau tidak secara implisit
menjelaskan tentang
Daftar Hitam;
4. Surat penyampaian
tidak ditujukan
secara langsung kepada LKPP (hanya
PERMASALAHAN
PERMASALAHAN 1
Dapatkah ditetapkan sebagai pemenang?
Tidak Dapat Ditetapkan sebagai Pemenang berdasarkan Pasal
19 ayat (1) huruf
n “
tidak masuk dalam daftar hitam
”
Pengumuman Lelang
Batas Akhir Pemasukkan
Penawaran
Penetapan Pemenang
PERMASALAHAN 2
Dapatkah PPK menerbitkan SPPBJ?
1. SPPBJ tidak dapat diterbitkan
2. Lelang dinyatakan gagal
3. Evaluasi Ulang
Penetapan Pemenang
Penanyangan dalam Daftar
Hitam Nasional
SPPBJ
PERMASALAHAN 3
Penetapan Pemenang
Penerbitan SPPBJ
Penandatanganan Kontrak
SK Penetapan Blacklist
Dapatkah PPK menandatangani Kontrak?
1. PPK tidak dapat menandatangani Kontrak
2. Lelang dinyatakan gagal
PERMASALAHAN 4
Langkah apa yang harus diambil PPK?
1.
PPK melakukan pemutusan kontrak dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam pasal 93 dan Pasal 118.
2.
Penyedia dibayar sesuai prestasi pekerjaan setelah dilakukan
proses audit tanpa diberikan keuntungan.
3.
Terhadap sisa pekerjaan, dapat dilakukan Penunjukan Langsung
PERMASALAHAN 5
Langkah apa yang harus diambil PPK?
1.
PPK melakukan pemutusan kontrak dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam pasal 93 dan Pasal 118.
2.
Prestasi Pekerjaan berdasarkan hasil perthitungan bersama dan hasil
audit tanpa diberikan keuntungan dengan memperhitungkan
besaran uang muka yang telah diberikan.
3.
Terhadap sisa pekerjaan, dapat dilakukan Penunjukan Langsung oleh
PERMASALAHAN 6
Langkah apa yang harus diambil PPK?
1. PPK mengenakan sanksi kepada Penyedia berdasarkan Pasal
118.
2. Prestasi Pekerjaan dibayarkan tanpa keuntungan.
PERMASALAHAN 7
Langkah apa yang harus diambil PPK?
1. PPK mengenakan sanksi kepada Penyedia berdasarkan Pasal
118.
2. Penyedia diminta mengembalikan keuntungan.
PERMASALAHAN 8
Langkah apa yang harus diambil PPK?
Dikeranakan Pengenaan Sanksi Daftar Hitam tidak berlaku surut
(non retroaktif), maka Hak dan Kewajiban Penyedia tetap
mengacu sesuai kontrak. (Pasal 124)
Penetapan Pemenang
Penandatanganan Kontrak
Penayangan Daftar Hitam Nasional
SK Penetapan Blacklist
PPK mengetahui Penyedia masuk
PERMASALAHAN 9
Langkah apa yang harus diambil PPK?
1.
PPK melakukan pemutusan kontrak dan Penyedia dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam pasal 93 dan Pasal 118.
2.
Penyedia dibayar sesuai prestasi pekerjaan setelah dilakukan
proses audit tanpa diberikan keuntungan.
3.
Terhadap sisa pekerjaan, dapat dilakukan Penunjukan Langsung