• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2011"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI SULAWESI SELATAN

TRIWULAN-II

2011

(2)

Halam ini sengaja dikosongkan

(3)

Kata Pengantar

Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank.

Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligence dan research unit di wilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survei), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala.

Sejak tahun 2002 KBI Makassar telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) disusun dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Dalam perkembangannya, cakupan ini akan kami kembangkan terus sejalan dengan ketersediaan data ekonomi daerah yang kami peroleh.

Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya.

Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontinyu, tepat waktu dan

reliable. Selanjutnya, kami mengharapkan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung di

masa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini.

Makassar, Agustus 2011 BANK INDONESIA MAKASSAR

ttd.

Lambok A. Siahaan Pemimpin

(4)

Halam ini sengaja dikosongkan

(5)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ~ iii

DAFTAR ISI ~ v

DAFTAR GRAFIK ~ vii

DAFTAR TABEL ~ ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ~ 1

INDIKATOR EKONOMI KER Trw. I-2011 ~5

BAB 1 PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ 7

1.1. Permintaan Daerah ~ 7

1.1.1. Konsumsi ~ 8

1.1.2. Investasi ~ 10

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor) ~ 11

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral) ~ 15

1.2.1. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan~ 16

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restauran ~ 18

1.2.3. Sektor Bangunan ~ 19

1.2.4. Sektor Angkutan Komunikasi ~ 20

1.2.5. Sektor Pertanian ~ 21

1.2.6. Sektor Jasa-jasa ~ 23

1.2.7. Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 23

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air ~ 24 1.2.9. Sektor Industri Pengolahan ~ 25

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ~ 27

2.1. Perkembangan Inflasi ~ 27

2.1.1 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ~ 27 2.1.2 Inflasi Berdasarkan Kota ~ 41

2.2 Disagregasi Inflasi ~ 43

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI~ 44

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ~ 47

(6)

3.1. Kondisi Umum ~ 47

3.1.1. Perkembangan Kelembagaan ~ 47 3.1.2. Perkembangan Aset Perbankan ~ 48

3.2. Intermediasi Perbankan ~ 48

3.2.1. Perkembangan Dana Masyarakat ~ 48 3.2.2. Penyaluran Kredit ~ 49

3.2.3. Kredit UMKM ~ 53

3.3. Perbankan Syariah ~ 54

3.4. Perbankan BPR ~ 55

B. Sistem Pembayaran~ 56

3.5. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) ~ 56 3.6. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ~ 56

3.7. Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan ~ 57 3.8. Perkembangan Kliring dan RTGS ~ 58

3.8.1. Perkembangan RTGS ~ 58

3..2. Perkembangan Kliring ~ 59

BOKS I

PENGEMBANGAN KLUSTER CABE DI KABUPATEN MAROS,

SULAWESI SELATAN ~ 61

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ~ 63

4.1. Pendapatan Daerah ~ 63

4.2. Belanja Daerah dan Transfer ~ 63

BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ~ 65

5.1. Ketenagakerjaan ~ 65

5.2. Kesejahteraan ~ 66

5.2.1. Nilai Tukar Petani ~ 66

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin ~ 68

5.3. Survei ~ 69

BAB 6 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ 71

6.1. Outlook Kondisi Makroregional ~ 72

6.2. Outlook Inflasi ~ 76

6.3. Prospek Perbankan ~ 77

(7)

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB ~ 7

Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi ~ 9

Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Investasi ~ 11

Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor ~ 12

Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor ~ 14

Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan~ 17

Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel Restauran~ 18

Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan~ 19

Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja SubSektor Angkutan~ 20

Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian ~ 21

Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 23 Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih ~ 23 Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan~ 25

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan~ 27

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan ~ 28

Grafik 2.3. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil

SPH di Makassar ~ 29

Grafik 2.4. Harga CPO Internasional ~ 29

Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan ~ 30

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang~ 31

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Internasioanal: Komoditas Emas~ 31

Grafik 2.8. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Pakaian dan Perlengkapan~ 31

Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Sulawesi Selatan ~ 31

Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 32

Grafik 2.11. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.Bahan Kimia~ 32 Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 33

Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 34 Grafik 2.14. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau

Sulawesi Selatan ~ 34

Grafik 2.15. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi- Rokok SPH di Makassar~ 35

Grafik 2.16. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau~ 35 Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar~ 36 Grafik 2.18. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar Sulawesi

Selatan ~ 36

Grafik 2.19. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Konstruksi ~ 37 Grafik 2.20. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga ~ 38 Grafik 2.21. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan ~38

Grafik 2.22. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 38

Grafik 2.23. Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini DIbandingkan 6 b.y.l~ 38 Grafik 2.24. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan Tulis ~39 Grafik 2.25. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ 40

Grafik 2.26. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan Sulawesi Selatan ~ 40

Grafik 2.27. Perkembangan Rata-rata Harga Minyak Dunia ~41

Grafik 2.28. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Kendaraan & Suku Cadang ~41 Grafik 2.29. Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 42

(8)

Grafik 2.30. Sumbangan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 44 Grafik 2.30. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 44

Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 50

Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan 6 bln y.a.d~ 50

Grafik 3.3. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan ~ 50

Grafik 3.4. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Sektor Ekonomi ~ 50

Grafik 3.5. NPLs Per Sektor Ekonomi ~ 52

Grafik 3.6. Pangsa Kredit/Pembiayaan MKM Bank Umum Per Sektor Ekonomi ~ 53

Grafik 3.7. Perkembangan Aset BPR/S ~ 55

Grafik 3.8. Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S ~ 55

Grafik 3.9. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) ~ 56

Grafik 3.10. Aliran Uang Kartal Keluar (Outflow) ~ 56

Grafik 3.11. Pemberian Tanda Tidak Berharga dan Inflow ~ 57

Grafik 3.12. Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu Berdasarkan Pecahan Trw.IV-2010 ~ 57 Grafik 3.13. Transaksi RTGS – Total Transaksi ~ 58

Grafik 3.14. Transaksi RTGS – Incoming ~ 59 Grafik 3.15. Transaksi RTGS – Outgoing ~ 59

Grafik 5.1. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ~ 66

Grafik 5.2. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani ~ 67

Grafik 5.3. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Diterima Petani ~ 67

Grafik 5.4. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Dibayar Petani ~ 68

Grafik 5.5. Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan ~ 68

Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskin se-Sulampua per Maret 2010 ~ 69

Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini ~ 69

Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat ini Dibandingkan 6 Yang Lalu ~ 69

Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 73

Grafik 6.2. Indeks PDRB SUlsel (yoy) dan Proyeksinya~ 73

Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6 bulan y.a.d ~ 73

Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen 6 bulan y.a.d ~ 73

Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 bulan y.a.d ~ 73

Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 73

Grafik 6.7. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 74

Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan Sulsel dan Proyeksinya ~ 76

Grafik 6.9. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 76

Grafik 6.10. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 77 Grafik 6.11. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 77

(9)

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (yoy) ~ 8

Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (yoy) ~ 16

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy) ~ 28

Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kelompok Bahan Makanan ~ 28

Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Sandang~ 31

Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan ~ 32

Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 34

Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bahan Bakar ~ 36

Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga~ 38

Tabel 2.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan ~ 40

Tabel 2.9. Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 43

Tabel 3.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan ~ 47

Tabel 3.2. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ~ 48

Tabel 3.3. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum ~ 49

Tabel 3.4. Penyaluran Kredit /Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan~ 49

Tabel 3.5. Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi ~ 52

Tabel 3.6. Perkembangan NPLs Net dan Gross Bank Umum ~ 52

Tabel 3.7. Pertumbuhan Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank

Umum (y.o.y) ~ 53

Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah ~ 54

Tabel 3.9. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Wilker KBI Makassar

Trw. II-2011~ 58

Tabel 3.10. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ~ 60

Tabel 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sampai Dengan

Semester II-2010~ 64

(10)

Halam ini sengaja dikosongkan

(11)

Ringkasan Eksekutif

Asesmen Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan II-2011 cenderung meningkat apabila dibandingkan triwulan sebelumnya namun melambat dibandingkan triwulan II-2010 (sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan).

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2011 tercatat sebesar 8,62% (y.o.y), sementara pada triwulan II-2010 sebesar 9,04%. Namun cenderung meningkat apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2011 sebesar 7,34%. Perekonomian Sulsel pada triwulan II-2011 tumbuh di atas pertumbuhan nasional yang sebesar 6,49% (y.o.y), dengan pola pertumbuhan yang relatif searah.

Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan dimaksud terutama didukung oleh pertumbuhan investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), sektor utama yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi adalah pertanian, perdagangan-hotel-restauran, keuangan-persewaan-jasa perusahaan.

Asesmen Inflasi

Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan II-2011, masih sejalan dengan proyeksi inflasi di kisaran 6,72% ± 0.5% (y.o.y), meningkat pada tingkat yang moderat dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan II-2011 sebesar 6,37% (y.o.y), meningkat dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 5,00% (y.o.y) dan juga apabila dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 6,32% (y.o.y). Sementara itu, dibandingkan inflasi

Nasional sebesar 5,54% (y.o.y)1

, inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih tinggi.

Secara tahunan, terdapat 3 (tiga) kelompok komoditas yang memiliki laju inflasi tertinggi yaitu kelompok bahan makanan, kelompok sandang dan kelompok kesehatan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hampir semua kelompok mengalami peningkatan, kecuali kelompok pendidikan.

1

(12)

Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan Sulsel pada triwulan II-2011 secara umum mengalami pertumbuhan yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan I-2011. Hal ini tercermin

dari peningkatan beberapa indikator perbankan seperti penyaluran kredit dan LDR, sedangkan penghimpunan DPK (Dana Pihak Ketiga) mengalami perlambatan. Penyebab meningkatnya kinerja perbankan tersebut terutama karena peningkatan pertumbuhan di sisi kredit pada Bank Umum konvensional, selain itu kinerja Bank Syariah yang juga menunjukan peningkatan pertumbuhan pada penyaluran kredit. Sejalan dengan itu, kinerja intermediasi perbankan yang dicerminkan oleh nilai LDR (Loan to Deposit Ratio) secara keseluruhan mengalami peningkatan pertumbuhan, terutama karena pertumbuhan kredit melebihi pertumbuhan DPK. Sedangkan NPLs (Non Performing Loans) Bank Umum pada triwulan laporan secara gross adalah sebesar 3,36%, masih berada dibawah batas aman 5,00%. Meski di sisi lain, perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) relatif menurun namun masih pada tingkat yang moderat.

Nilai transaksi tunai maupun non tunai pada triwulan II-2011 menunjukkan peningkatan, sejalan dengan masih tingginya pertumbuhan ekonomi Sulsel dan juga sejalan

dengan meningkatnya penyaluran kredit dan LDR di Sulsel pada triwulan laporan.

Pada triwulan II-2011, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan net inflow sebesar Rp0,19 triliun. Kemudian, jumlah uang kartal dengan kondisi tidak layak edar yang telah dibukukan sebagai PTTB tercatat sebesar Rp1,75 triliun, relatif meningkat apabila dibandingkan PTTB pada triwulan I-2011. Sedangkan Jumlah temuan uang palsu di KBI Makassar selama triwulan laporan tercatat sebanyak 217 lembar dengan nilai nominal sebesar Rp14,07 juta, mengalami penurunan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya

Dari sisi transaksi non-tunai, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan

II-2011 meningkat menjadi Rp38,2 triliun atau tumbuh sebesar 9,1% (y.o.y). Transaksi BI-RTGS dalam periode laporan masih didominasi oleh aliran dana yang masuk (incoming) ke perbankan Sulsel. Selain itu, nominal perputaran kliring pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp8,3 triliun atau tumbuh sebesar 12,71% (yoy), dimana secara nominal dan pertumbuhan jumlah kliring pada triwulan II-2011 relatif sama dibandingkan triwulan I-2011.

Asesmen Keuangan Daerah

Kinerja keuangan Pemerintah Propinsi Sulsel sampai dengan triwulan II-2011 berada pada posisi yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010. Pada sisi penerimaan, realisasi jumlah pendapatan mencapai 49,37% pada triwulan

(13)

Kondisi tersebut relatif sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II-2011 yang relatif kecil, yaitu sebesar 0,19% (y.o.y).

Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Daya serap perkembangan pertumbuhan ekonomi Sulsel hingga Februari 2011 terhadap angkatan kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari naiknya Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2011 (65,0%) apabila dibandingkan tahun sebelumnya (62,2%). Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulsel

tercatat mengalami penurunan sebesar 1,3%, dari 8,0% pada Februari 2010 menjadi

6,7% pada Februari 2011. Selanjutnya di sisi lain pertumbuhan ekonomi Sulsel juga memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan petani yang

tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP), yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan. Rata-rata pertumbuhan NTP Sulsel pada triwulan

II-2011 tercatat tumbuh meningkat sebesar 6,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,13% (yoy).

Prospek Ekonomi Triwulan II-2011

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan III-2011 diperkirakan masih

akan tumbuh cukup tinggi. Pada sisi permintaan, perkiraan peningkatan pertumbuhan pada triwulan III-2011, dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, swasta dan pemerintah sejalan dengan proyeksi meningkatnya aktivitas perekonomian Sulsel. Realisasi belanja pemerintah yang masih relatif kecil pada periode laporan diperkirakan akan mulai meningkat cukup besar pada triwulan mendatang. Selain itu, hadirnya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri diproyeksikan ikut menjadi pemicu dorongan konsumsi Sulsel. Kemudian investasi pada triwulan III-2011 diprediksi masih tinggi sejalan dengan masih derasnya penanaman modal asing di Sulsel yang terlihat sejak awal tahun 2011. Pada sisi ekspor-impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel akan cenderung meningkat. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan Jepang pasca tsunami yang memasuki proses

recovery perekonominnya. Selain itu pembangunan PLTA Karebe yang diprediksi akan selesai

pada triwulan III-2011. PLTA dimaksud dapat memproduksi energi hidroelektrik yang cukup besar untuk menggantikan bahan bakar dan diesel yang ada dan memasok tanur-tanur listrik di fasilitas Sorowako, serta akan mengurangi biaya energi perseroan dengan cara yang lebih

ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pada sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan

diprediksikan karena meningkatnya kinerja sektor pertanian, angkutan-komunikasi, industri pengolahan dan pertambangan-penggalian.

(14)

Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan akan cenderung melambat pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan II-2011. Tekanan inflasi pada triwulan III-2011 diperkirakan masih bersumber dari peningkatan inflasi volatile food dan

administered inflation. Sementara laju inflasi inti masih relatif terkendali.

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan III-2011 diperkirakan akan tumbuh

cukup baik meski cenderung melambat. Intermediasi perbankan diprediksi akan sedikit melambat sehubungan dengan meningkatnya biaya dana alias cost of fund. Selain itu, perkembangan DPK (Dana Pihak Ketiga) diperkirakan melambat, sejalan dengan proyeksi peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan III-2011. Meski demikian, perkembangan perbankan Sulsel masih terus tumbuh meningkat tren-nya dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%.

(15)

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN

a. INFLASI dan PDRB 1 2 3 4 1 2** MAKRO - Sulawesi Selatan 120.11 120.79 125.64 126.75 127.70 130.74 - Sulawesi Utara 118.72 118.96 123.49 125.27 126.91 128.49 - Gorontalo 120.20 119.90 126.65 127.11 127.14 125.09 - Papua 119.07 120.30 121.94 122.80 123.97 128.42 - Irian Jaya Barat 134.75 137.15 143.69 143.34 141.35 125.03 - Maluku 121.22 121.54 127.25 128.22 126.62 143.73 - Sulawesi Tengah 120.19 122.19 128.22 128.70 131.90 133.69 - Sulawesi Tenggara 122.60 123.46 128.12 127.61 130.61 130.99 - Sulawesi Barat 122.39 123.13 125.07 127.59 129.63 132.76 - Maluku Utara 122.53 120.99 124.11 126.78 127.41 129.17 - Sulawesi Selatan 3.46 5.00 6.58 6.57 6.33 6.18 - Sulawesi Utara 1.84 4.21 7.38 6.28 6.90 6.38 - Gorontalo 3.59 2.73 7.60 7.43 5.77 5.15 - Papua 3.31 4.75 4.56 4.48 4.12 7.11 - Irian Jaya Barat 3.23 4.57 8.65 7.41 4.90 3.93 - Maluku 7.08 10.04 13.15 8.78 4.45 4.80 - Sulawesi Tengah 3.21 5.31 6.92 6.40 9.74 10.00 - Sulawesi Tenggara 1.35 2.41 3.99 3.87 6.53 7.20 - Sulawesi Barat 3.00 3.56 3.69 5.12 5.92 7.53 - Maluku Utara 4.43 3.40 4.69 5.32 3.98 6.76 1. Pertanian 3,265.68 3,615.33 3,780.29 3,218.25 3,582.10 3,978.80 2. Pertambangan dan Penggalian 1,157.58 1,101.71 1,087.69 1,143.21 1,005.80 1,126.00 3. Industri Pengolahan 1,648.87 1,748.89 1,738.57 1,733.02 1,700.00 1,774.80 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 123.69 136.38 139.20 130.32 128.70 139.30 5. Konstruksi/Bangunan 694.20 709.11 733.65 763.20 753.10 789.60 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,043.86 2,102.33 2,220.16 2,332.84 2,279.30 2,369.20 7. Angkutan dan Komunikasi 1,061.81 1,123.81 1,181.41 1,253.06 1,201.00 1,239.10 9. Keuangan, Persewaan dan Jasa 929.37 930.77 903.17 978.82 1,010.00 1,056.90 10. Jasa-jasa 1,348.10 1,366.30 1,390.83 1,430.40 1,439.80 1,467.60 7.96 9.22 7.48 8.93 7.34 8.62 * 478.48 477.22 592.28 466.81 448.01 399.05 194.26 166.57 271.79 241.98 222.94 149.15 122.67 102.04 256.08 178.49 174.14 119.18 254.08 305.13 201.77 233.87 225.88 295.90 Catt : Per Trw.II-2008, penghitungan inflasi menggunakan tahun dasar 2007

*) Sementara

Volume Impor Non Migas (Ribu Ton) Nilai Impor Non Migas (USD Juta) Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) Volume Ekspor Non Migas (Ribu Ton)

2010 2011

Indeks Haga Konsumen

Laju Inflasi Tahunan (y.o.y;%)

PDRB - Harga Konstan (Miliar Rp)

Pertumbuhan PDRB (y.o.y;%)

(16)

LANJUTAN ... INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN

B. PERBANKAN

1 2 3 4 1 2**

Total Aset (Rp. Miliar) 42,063 46,117 48,938 52,865 53,491 56,464

30,175.34 32,752.57 33,958.94 37,298.83 37,461.05 37,904.15 Giro 5,148.85 5,731.33 5,947.53 5,627.99 6,515.71 6,256.37 Tabungan 14,676.24 16,737.24 18,273.54 20,864.60 19,647.54 20,265.08 Deposito 10,350.25 10,283.99 9,737.87 10,806.24 11,297.80 11,382.70 37,041.42 39,883.76 41,120.47 43,025.20 46,519.87 48,615.32 - Modal Kerja 13,853.82 14,873.23 15,424.31 16,609.73 17,246.85 18,015.06 - Investasi 7,705.26 8,143.12 7,975.95 8,960.67 9,147.97 9,670.26 - Konsumsi 15,482.34 16,867.42 17,720.21 17,454.80 20,125.05 20,930.00 122.75% 121.77% 121.09% 115.35% 124.18% 128.26% 37,041.42 39,883.76 41,120.47 43,025.20 46,519.87 48,615.32 - Pertanian 513.85 448.33 412.95 468.23 498.92 639.09 -Pertambangan 263.03 259.60 263.17 331.22 339.16 431.49 -Industri pengolahan 2,921.77 3,277.68 3,366.74 3,884.30 3,700.81 3,985.75 -Listrik,Gas dan Air 339.47 299.16 417.94 440.60 419.63 288.53 -Konstruksi 1,934.70 2,319.01 2,529.77 2,678.57 2,869.88 2,797.51 -Perdagangan 9,057.40 9,853.48 11,435.18 12,677.98 11,994.85 12,837.71 -Pengangkutan 1,175.62 1,284.72 1,020.97 1,005.47 1,040.09 1,274.54 -Jasa Dunia Usaha 1,100.71 899.49 986.38 1,577.55 1,932.32 2,216.38 -Jasa Sosial Masyarakat 1,515.69 1,678.92 1,461.84 1,640.52 1,684.90 1,725.44 -Lain-lain 18,219.20 19,563.37 19,225.53 18,320.78 22,039.30 22,418.88 17,563.20 20,207.56 13,412.15 13,198.51 14,970.24 15,216.14 3,901.54 4,608.93 1,702.46 1,189.31 2,279.30 2,693.14 - Modal Kerja 1,223.68 1,458.37 1,335.60 845.46 1,965.22 2,329.26 - Investasi 369.88 450.21 366.87 343.85 314.08 363.88 - Konsumsi 2,307.99 2,700.34 - - - -10,342.59 10,926.40 7,066.34 6,654.87 7,604.87 8,096.46 - Modal Kerja 3,765.82 4,271.83 5,016.06 4,588.83 5,122.02 5,145.70 - Investasi 1,564.84 1,786.43 1,949.52 1,961.89 2,482.85 2,950.76 - Konsumsi 5,011.93 4,868.15 100.76 104.15 - -3,319.07 4,672.24 4,643.34 5,354.33 5,086.08 4,426.54 - Modal Kerja 2,343.29 3,372.92 3,540.80 4,038.91 4,000.27 3,598.57 - Investasi 832.52 1,123.67 1,102.54 1,315.41 1,085.81 827.97 - Konsumsi 143.26 175.65 - - - -3.47% 2.95% 3.06% 2.94% 3.25% 3.54% 2.99% 3.01% 3.75% 3.94% 4.89% 5.88%

BANK UMUM SYARIAH

1,465.95 1,525.11 1,575.50 1,978.89 1,994.61 2,378.58 884.32 900.65 952.41 1,192.44 1,253.51 1,289.01 Giro 79.86 92.94 130.68 208.60 162.30 153.40 Tabungan 377.86 395.69 414.33 479.01 544.78 569.44 Deposito 426.60 412.01 407.40 504.83 546.43 566.17 1,699.14 1,650.08 1,954.48 2,020.19 2,357.99 2,656.38 - Modal Kerja 585.30 578.31 660.86 662.12 790.24 762.31 - Investasi 165.20 388.05 376.63 346.89 353.25 352.14 - Konsumsi 948.65 683.72 916.99 1,011.17 1,214.50 1,541.93 192.14% 183.21% 205.21% 169.42% 188.11% 206.08% Catt. * (<Rp. 50 Juta) ** (Rp. 50 < X < Rp. 500 Juta) *** (Rp. 500 Juta < X < Rp. 5 M) **** Data Sementara 2011 2010 NPL UMKM gross (%) Kredit UMKM (Rp. Miliar) Kredit Mikro* (Rp. Miliar)

Kredit Kecil ** (Rp. Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp. Miliar)

NPL Total gross (%) D P K (Rp. Miliar)

L D R

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar) Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

INDIKATOR

BANK UMUM :

FDR

Total Aset (Rp. Miliar) D P K (Rp. Miliar)

(17)

Bab 1

Perkembangan Kondisi

Makroekonomi

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan II-2011 mengalami peningkatan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya namun lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2010 (sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2011 tercatat sebesar 8,62% (y.o.y), sementara pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2011 sebesar 7,34% dan triwulan II-2010 mencapai 9,04%. Perekonomian Sulsel pada triwulan II-2011 tumbuh di atas pertumbuhan nasional yang sebesar 6,49% (y.o.y), dengan pola pertumbuhan yang relatif searah, dan telah berlangsung selama dua tahun terakhir.

Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan dimaksud terutama didukung oleh pertumbuhan investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), sektor utama yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, sektor perdagangan-hotel-restauran, dan sektor keuangan-persewaan-jasa keuangan.

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB

1.1 Permintaan Daerah

Pada triwulan II-2011, secara umum seluruh komponen permintaan mengalami pertumbuhan positif. Kegiatan investasi masih menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel. Peran konsumsi yang sebelumnya lebih dominan dalam

0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10% 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2** 2009 2010 2011 y.o.y Sulsel y.o.y Nas Sumber : BPS, diolah

(18)

memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan perekonomian Sulsel mulai digeser perannya oleh kinerja investasi sejak triwulan I-2011. Pertumbuhan investasi pada triwulan II-2011 tercatat sebesar 18,56% (y.o.y), sehingga memberikan sumbangan sebesar 4,12%. Sementara pertumbuhan konsumsi cenderung melambat pada triwulan laporan menjadi sebesar 4,09% (y.o.y) atau lebih kecil apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,65% (y.o.y), namun masih memberikan sumbangan yang cukup baik sebesar 2,79%. Sedangkan kegiatan perdagangan eksternal menunjukan peningkatan pertumbuhan baik ekspor maupun impor, sehingga mengakibatkan net ekspor tumbuh signifikan sebesar 17,88% (yoy) pada triwulan II-2011 dan memberikan sumbangan sebesar 1,71%.

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y)

1.1.1. Konsumsi

Kinerja konsumsi pada triwulan laporan masih cukup baik yaitu tercatat sebesar 4,09% (y.o.y), meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 4,65% (y.o.y) dan triwulan II-2010 sebesar 6,48% (y.o.y). Pertumbuhan konsumsi yang relatif melambat tersebut dipengaruhi oleh realisasi anggaran pemerintah yang sampai dengan triwulan II-2011 belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan realisasi sebesar 33,94% dari total anggaran Rp1,01 triliun (lihat Bab Keuangan Daerah). Sejalan dengan itu, konsumsi rumah tangga-nirlaba juga mengalami perlambatan pertumbuhan pada tingkat yang moderat. Selain itu, apabila dibandingkan dengan triwulan II-2010 terdapat perbedaan yang relatif menonjol, yaitu pada triwulan II-2011 tidak terdapat penyelenggaraan pemilukada, sedangkan pada triwulan II-2010 ada sebanyak 10 pemilukada kabupaten/kota1 di Sulawesi Selatan dengan jumlah kandidat relatif cukup banyak.

Pertumbuhan konsumsi yang melambat tersebut, didukung pula oleh hasil survei konsumen Bank Indonesia Makassar yang menunjukkan penurunan optimisme Indeks

1

Sepuluh kabupaten dimaksud adalah Luwu Utara, Bulukumba, Maros, Pangkep, Tana Toraja, dan Soppeng, Gowa, Barru, Luwu Timur, Kepulauan Selayar.

Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL

1 4.75% 32.03% ‐44.04% ‐40.98% ‐55.43% 4.09% 3.34% 6.29% ‐20.79% ‐15.25% ‐5.54% 4.09% 2 6.17% 11.09% ‐30.04% ‐36.22% ‐5.13% 6.19% 4.31% 2.34% ‐13.62% ‐13.16% ‐0.46% 6.19% 3 6.30% 1.04% ‐29.27% ‐46.39% 38.34% 8.04% 4.41% 0.22% ‐12.87% ‐16.28% 3.41% 8.04% 4 7.23% 22.80% 26.29% 43.77% ‐33.40% 6.53% 5.17% 4.43% 10.65% 13.71% ‐3.06% 6.53% 1 6.19% 2.75% 90.54% 98.08% 53.35% 7.35% 4.38% 0.69% 22.98% 20.70% 2.28% 7.35% 2 6.48% 9.64% 57.06% 67.22% 29.55% 9.04% 4.53% 2.13% 17.04% 14.66% 2.38% 9.04% 3 5.63% 7.03% 62.70% 91.46% 18.68% 7.39% 3.88% 1.39% 18.05% 15.93% 2.13% 7.39% 4 5.78% 6.62% 18.27% 12.97% 57.38% 8.93% 4.16% 1.48% 8.77% 5.48% 3.29% 8.93% 1 4.65% 28.44% 5.90% 13.77% ‐44.24% 7.34% 3.26% 6.78% 2.66% 5.36% ‐2.70% 7.34% 2 4.09% 18.56% 23.20% 24.72% 17.88% 8.62% 2.79% 4.12% 9.98% 8.27% 1.71% 8.62% 3 4 Sumber : BPS & Proyeksi BI Note: Investasi merupakan penggabungan antara PMTB dan perubahan inventori * Angka Sementara & ** Angka Sangat Sementara 20 11* *

PERIODE PERTUMBUHAN (yoy) SUMBANGAN (yoy)

20

09

2

010

(19)

Keyakinan Konsumen pada triwulan laporan dibandingkan triwulan I-2011 (grafik 1.2.1). Prompt indikator yang juga menunjukkan penurunan konsumsi adalah melambatnya volume impor consumer goods (grafik 1.2.4). Sementara, pemakaian air (grafik 1.2.9.) dan perkembangan indeks penjualan eceran kelompok bahan bakar (grafik 1.2.6.) menunjukan pergerakan yang relatif stabil. Selain itu, perkembangan indeks penjualan eceran untuk kelompok peralatan rumah tangga (grafik 1.2.10.) juga relatif stagnan jika dibandingkan dengan triwulan I-2011.

Meskipun demikian, tingkat pertumbuhan konsumsi Sulsel sebesar 4,09% (y.o.y) dinilai masih cukup tinggi, dimana beberapa indikator yang mencerminkan dorongan kinerja konsumsi Sulsel antara lain pertumbuhan konsumsi listrik sektor rumah tangga (grafik 1.2.2) dan sektor sosial (grafik 1.2.3) yang relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Selain itu, perkembangan indeks penjualan eceran untuk beberapa kelompok seperti kelompok pakaian-perlengkapan dan peralatan tulis (grafik 1.2.5 dan 1.2.6) cenderung meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I-2011.

Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi

Grafik 1.2.1.

Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.2.2.

Konsumsi Listrik Sektor RT

Grafik 1.2.3.

Konsumsi Listrik Sektor Sosial

Grafik 1.2.4.

Volume Impor Consumers Goods

‐15% ‐10% ‐5% 0% 5% 10% 15% 20% 95 100 105 110 115 120 125 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Indeks Keyakinan Konsumen y.o.y Smb : Survei Konsumen  KBI Mks 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 100  150  200  250  300  350  400  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Ju t a  GW H Rumah Tangga y.o.y Sbr : PLN Divre VII 0% 5% 10% 15% 20% 25% ‐ 5  10  15  20  25  30  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Ju ta  GW H

Sosial y.o.y Sbr : PLN Divre  VII

‐500% 0% 500% 1000% 1500% 2000% 2500% 3000% ‐ 10  20  30  40  50  60  70  1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2** 2009 2010 2011 Ju ta  Kg Consumer Goods Consumer Goods y.o.y * Sementara Smb : Cognos ‐ BI

(20)

Grafik 1.2.5. Indeks Penjualan Eceran Kel. Pakaian dan Perlengkapan

Grafik 1.2.7. Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau

Grafik 1.2.6.

Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Bakar

Grafik 1.2.8. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Perlatan Tulis

Grafik 1.2.9. Pemakaian Air (M3

)

Grafik 1.2.10. Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan Rumah Tangga

1.1.2. Investasi

Kinerja investasi pada triwulan laporan tumbuh cukup signifikan yaitu sebesar 18,56% (y.o.y), meski melambat dibandingkan triwulan I-2011 yang tumbuh sebesar 28,44%. Tetapi pertumbuhan investasi periode lapotan jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 9,64% (y.o.y). Pertumbuhan investasi di Sulsel pada triwulan ini masih didorong oleh realisasi proyek-proyek infrastruktur swasta. Penanaman Modal Asing (PMA) diperkirakan masih akan mendominasi bentuk investasi di Provinsi Sulawesi Selatan pada 2011. Dimana sejumlah calon investor pada 2011 dimaksud

‐50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 300% 0  50  100  150  200  250  300  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Perlt RT yoy Smb : SPE ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0  100  200  300  400  500  600  700  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Mknn & Temb yoy Smb : SPE ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 0  10  20  30  40  50  60  70  80  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Bhn Bkr yoy Smb : SPE ‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 0  50  100  150  200  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Prltn Tls yoy Smb : SPE ‐20% ‐15% ‐10% ‐5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 0 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Ju ta  M3 Pemakaian Air (M³) Y.O.Y (PA) Sumber : PDAM Mks * Sementara ‐50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% 300% 0  50  100  150  200  250  300  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Perlt RT yoy Smb : SPE

(21)

kebanyakan merupakan realisasi dari penjajakan dan arahan yang telah mereka dilakukan

sepanjang 2010, seperti investasi pembangkit listrik2

. Sebaliknya, investasi di sektor pemerintah diperkirakan cenderung melambat karena masih rendahnya realisasi belanja modal pemda yang baru mencapai 27,86% (lihat Bab Keuangan Daerah).

Perkembangan investasi yang cukup tinggi tercermin dari hasil survei penjualan eceran untuk kelompok bahan konstruksi menunjukan peningkatan pada triwulan laporan (grafik 1.3.1). Selain itu, peningkatan pertumbuhan investasi, juga ditandai dengan masih tingginya volume impor capital goods (grafik 1.3.2) dan realisasi pengadaan semen (grafik 1.3.3.).

Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Investasi

Grafik 1.3.1. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Bahan Konstruksi

Grafik 1.3.2. Volume Impor

Capital Goods

Grafik 1.3.3.

Realisasi Pengadaan Semen

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor)

Dari sisi perdagangan eksternal, kinerja net ekspor-impor Sulsel pada triwulan laporan mengalami peningkatan yang cukup signifikan apabila dibandingkan triwulan I-2011, dari kontraksi atau tumbuh -44,24% (y.o.y) menjadi tumbuh sebesar 17,88% (y.o.y). Peningkatan kinerja net ekspor-impor pada triwulan laporan, terutama disebabkan oleh pertumbuhan

2

Seputar Sulawesi, 8 Maret 2011, PMA Dominasi Investasi Sulsel 2011, http://seputarsulawesi.com/news-1319-pmadominasiinvestasisulsel2011.html. ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 0  100  200  300  400  500  600  700  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Bhn Kons yoy Smb : SPE ‐200% ‐100% 0% 100% 200% 300% 400% 500% 600% 700% 800% 900% ‐ 2  4  6  8  10  12  14  16  18  1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2** 2009 2010 2011 Ju ta  Kg Capital Goods Capital Goods Series2 * Sementara Smb : Cognos ‐ BI ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0  100  200  300  400  500  600  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2* 2009 2010 2011 R ibua n  To n

(22)

volume ekspor luar negeri non migas Sulsel (grafik 1.4.1). Kenaikan kinerja ekspor Sulsel yang lebih besar daripada impor, menyebabkan net ekspor Sulsel mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada periode laporan.

Peningkatan pertumbuhan ekspor juga didorong oleh 5 komoditas ekspor unggulan Sulsel, seperti nikel, kakao, ikan-udang-kerang, biji-bijian berminyak dan kayu olahan (grafik

1.4) pada Juni 20113

. Peningkatan ekspor nikel didukung oleh produksi yang meningkat dengan selesainya perawatan tanur yang dilakukan pada triwulan I-2011 dan juga dipengaruhi oleh mulai meningkatnya permintaan Jepang memasuki masa recovery pasca tsunami, Maret 2011. Peningkatan tersebut juga sejalan dengan prompt kenaikan muat luar negeri via pelabuhan (grafik 1.4.3).

Di sisi lain, pertumbuhan ekspor Sulsel pada triwulan laporan terbantu oleh kinerja perdagangan antar pulau (ekspor antar pulau), yang tercermin dari peningkatan aktivitas muat dalam negeri via pelabuhan (grafik 1.4.2). Hal ini diperkirakan didominasi oleh ekspor antar pulau komoditas makanan seperti beras dan gula yang pasokannya cukup berlimpah di wilayah Sulsel karena panen raya yang terjadi pada Maret-April 2011. Selain itu, juga terdapat pabrik gula rafinasi di Sulsel yang cukup besar produksinya untuk memenuhi permintaan daerah di luar Sulsel.

Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor

Grafik 1.4.1.

Volume Ekspor Luar Negeri Non Migas Total

Grafik 1.4.2.

Volume Muat Dalam Neg. via Pelabuhan

Grafik 1.4.3.

Volume Muat Luar Negeri via Pelabuhan

Grafik 1.4.4.

Volume Ekspor Luar Negeri Ikan, Udang, Kerang dan lain-lain

3

Sumber BPS: BRS Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Selatan Juli 2011

‐60% ‐50% ‐40% ‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40% ‐ 50  100  150  200  250  300  350  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2008 2009 2010 2011 Rib u  To n

EKSPOR NON MIGAS TOTAL y.o.y

Smb : Cognos ‐ BI * Sementara ‐60% ‐50% ‐40% ‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40% 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Ri b u  To n MUAT AP yoy Sumber : Pelindo IV * : Sementara ‐80% ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Ri b u  To n MUAT LN Series2 Sumber : Pelindo IV * : Sementara ‐50% ‐40% ‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% ‐ 1  2  3  4  5  6  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2008 2009 2010 2011 Rib u  To n

IKAN, UDANG, KERANG, DLL TOTAL y.o.y

Smb : Cognos ‐ BI * Sementara

(23)

Grafik 1.4.5.

Volume Ekspor Luar Negeri Kopi, Teh, Kakao dan Sejenisnya

Grafik 1.4.6.

Volume Ekspor Luar Negeri Komoditas Nikel

Grafik 1.4.7.

Volume Ekspor Luar Negeri Kayu Olahan

Sementara, meningkatnya kinerja impor terutama terjadi karena menguatnya permintaan terhadap barang-barang intermediate goods (grafik 1.5.4). Selain itu, diperkirakan terjadi kenaikan impor barang-barang dari luar negeri yang diindikasikan dari meningkatnya aktivitas bongkar luar negeri via pelabuhan (grafik 1.5.6). Hal tersebut masih sejalan dengan masih menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap USD (grafik 1.5.7) pada periode laporan. Hal tersebut sejalan dengan aktivitas perekonomian yang cenderung meningkat menjelang pertengahan tahun, sebagaimana tercermin dari hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia, dimana perkembangan indeks penghasilan saat ini (triwulan II-2011) dibandingkan 6 bulan yang lalu cenderung meningkat pada triwulan II-2011. Selain itu Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia juga menunjukan pergerakan yang searah, terutama pada kelompok pakaian-perlengkapan, peralatan tulis dan bahan kimia (grafik 1.2.8, 1.2.9 dan 1.2.10).

Namun pertumbuhan impor beberapa komoditas relatif stagnan, seperti impor capital

goods (grafik 1.5.1) dan consumer goods (grafik 1.5.3). Kemudian di perkuat dengan sedikit

menurunnya aktivitas bongkar dalam negeri via pelabuhan (grafik 1.5.5).

‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% ‐ 10  20  30  40  50  60  70  80  90  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2008 2009 2010 2011 Ri b u  To n KOPI, TEH, KAKAO & SEJENISNYA TOTAL y.o.y Smb : Cognos ‐ BI * Sementara ‐400% ‐200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 1200% 1400% 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Volume Ekspor Nikel

y.o.y Smb : Cognos ‐ BI* Sementara

‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% ‐ 2  4  6  8  10  12  14  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2008 2009 2010 2011 Ri b u  To n BARANG2 KAYU & GABUS

TOTAL y.o.y Smb : Cognos ‐ BI

(24)

Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor

Grafik 1.5.1.

Volume Impor Luar Negeri Capital Goods

Grafik 1.5.2.

Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan 6 bln yg lalu

Grafik 1.5.3.

Volume Impor Luar Negeri Consumer Goods

Grafik 1.5.4.

Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods

Grafik 1.5.5.

Volume Bongkar Dalam Negeri via Pelabuhan

Grafik 1.5.6.

Volume Bongkar Luar Negeri via Pelabuhan

Grafik 1.5.7.

Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD

Grafik 1.2.8. Indeks Penjualan Eceran Kel. Pakaian dan Perlengkapan

‐200% ‐100% 0% 100% 200% 300% 400% 500% 600% 700% 800% 900% ‐ 2  4  6  8  10  12  14  16  18  1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2** 2009 2010 2011 Ju ta  Kg Capital Goods Capital Goods Series2 * Sementara Smb : Cognos ‐ BI ‐25% ‐20% ‐15% ‐10% ‐5% 0% 5% 10% 0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011

Penghasilan  saat ini dibandingkan  6 bln yg lalu y.o.y Smb : Survei Konsumen KBI Mks ‐500% 0% 500% 1000% 1500% 2000% 2500% 3000% ‐ 10  20  30  40  50  60  70  1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2** 2009 2010 2011 Ju ta  Kg Consumer Goods Consumer Goods y.o.y * Sementara Smb : Cognos ‐ BI ‐80% ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% ‐ 50  100  150  200  250  300  350  1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2** 2009 2010 2011 Ju ta  Kg Intermediate Goods Intermediate Goods y.o.y * Sementara Smb : Cognos ‐ BI ‐80% ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Rib u  To n BONGKAR AP yoy Sumber : Pelindo IV * : Sementara ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0.0 0.1 0.1 0.2 0.2 0.3 0.3 0.4 0.4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Ri b u  To n BONGKAR LN yoy Sumber : Pelindo IV * : Sementara ‐15.0% ‐10.0% ‐5.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 6,000 6,500 7,000 7,500 8,000 8,500 9,000 9,500 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Rata‐rata Kurs Tengah yoy ‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0  50  100  150  200  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Pakn & Perlgk yoy Smb : SPE

(25)

Grafik 1.5.9. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Tulis

Grafik 1.5.10. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Bahan Kimia

Meski pertumbuhan net ekspor-impor pada periode laporan sangat tinggi namun cederung melambat apabila dibandingkan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 29,55%. Salah satu penyebabnya diperkirakan karena pada triwulan II-2010 terdapat persiapan Pilkada pada 10 (sepuluh) kabupaten di Sulsel yang berlangsung pada 23 Juni 2010. Hal tersebut disebabkan karena tingginya impor antar provinsi pada periode tersebut yang tercermin dari meningkatnya volume bongkar dalam negeri via pelabuhan pada triwulan II-2010 (grafik 1.5.5).

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral)

Dari sisi penawaran (sektoral), secara tahunan (y.o.y) seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif. Beberapa sektor menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan yaitu pertanian, perdagangan-hotel-restauran, keuangan-persewaan-jasa perusahaan dan angkutan-komunikasi. Dibandingkan triwulan I-2011, secara umum sektor-sektor perekonomian mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan kecuali 4 (empat) sektor, yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, listrik-gas-air dan angkutan-komunikasi yang pertumbuhannya melambat pada level yang moderat. Sektor pertambangan merupakan satu-satunya sektor yang mengalami kontraksi pada triwulan I-2011, telah tumbuh positif pada triwulan II-2011.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, diikuti berturut-turut oleh sektor perdagangan-hotel-restauran, bangunan, angkutan-komunikasi, pertanian, jasa-jasa, pertambangan-galian, listrik-gas-air bersih dan pertumbuhan terendah tercatat pada sektor industri pengolahan.

‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 0  50  100  150  200  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Prltn Tls yoy Smb : SPE 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 0  50  100  150  200  250  300  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Bhn Kimia yoy

(26)

Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y)

1.2.1. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Pertumbuhan sektor ini paling tinggi dibandingkan 9 (sembilan) sektor perekonomian di Sulsel yaitu sebesar 13,56% (y.o.y). Demikian pula, pertumbuhan tersebut juga jauh lebih tinggi apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 sebesar 8,67% (y.o.y). Meningkatnya pertumbuhan sektor dimaksud disebabkan oleh meningkatnya kegiatan usaha jasa perbankan, jasa pembiayaan dan juga kegiatan sub-sektor persewaan seperti persewaan motor, mobil dan bus pariwisata, sejalan maraknya aktivitas MICE (Meeting, Incentive,

Convention and Exhibition) di Sulsel. Peningkatan sub sektor perbankan dimaksud tercermin

pada relatif meningkatnya pertumbuhan pembiayaan kredit (grafik 1.6.4), nilai tambah bruto (grafik 1.6.3), lembaga keuangan non bank (grafik 1.6.1 dan 1.6.2).

Selanjutnya meskipun pertumbuhan triwulan II-2011 cukup tinggi, namun relatif melambat dibandingkan triwulan II-2010 yaitu sebesar 15,88% (y.o.y). Sumber penyebab tingginya pertumbuhan pada triwulan II pada 2010 dan 2011 sangat berbeda. Tingginya kontribusi sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan. Sektor keuangan-persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan II-2010 karena penyelenggaraan aktivitas Pemilukada pada 10 (sepuluh) kabupaten di Sulsel, Juni 2010. Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan NTB

Tani Tambang Industri LGA Bgn PHR Angkom Keu Jasa TOTAL

1 7.22% ‐13.99% ‐5.80% 9.25% 15.78% 10.93% 4.77% 5.94% 7.65% 4.09% 2 4.12% ‐4.51% 6.69% 9.86% 11.74% 10.55% 8.67% 9.16% 6.80% 6.19% 3 6.43% ‐4.31% 11.78% 13.62% 14.64% 10.28% 10.75% 11.41% 6.71% 8.04% 4 0.84% 5.73% 1.72% 2.47% 14.34% 11.33% 15.99% 18.24% 3.39% 6.53% 1 ‐6.98% 25.52% 14.12% 5.08% 11.83% 8.99% 17.56% 25.16% 3.25% 7.35% 2 7.68% 17.85% 3.56% 12.58% 9.07% 9.67% 15.44% 15.88% 3.13% 9.04% 3 6.42% 12.52% ‐0.16% 6.31% 7.33% 10.51% 13.38% 11.82% 4.21% 7.39% 4 1.09% 11.20% 8.74% 8.20% 8.68% 17.15% 13.39% 15.07% 6.44% 8.93% 1 12.08% ‐13.16% 3.10% 4.05% 8.48% 11.52% 13.11% 8.67% 6.80% 7.34% 2 10.05% 2.19% 1.48% 2.08% 11.35% 12.70% 10.27% 13.56% 7.42% 8.62% 3 4 PERIODE PERTUMBUHAN (yoy) 2011 ** 2 009 20 10*

Tani Tambang Industri LGA Bgn PHR Angkom Keu Jasa TOTAL 1 2.12% ‐1.37% ‐0.81% 0.09% 0.77% 1.69% 0.38% 0.38% 0.85% 4.09% 2 1.20% ‐0.40% 0.95% 0.10% 0.62% 1.65% 0.70% 0.61% 0.76% 6.19% 3 1.89% ‐0.38% 1.62% 0.14% 0.77% 1.65% 0.89% 0.73% 0.74% 8.04% 4 0.24% 0.50% 0.24% 0.03% 0.79% 1.81% 1.36% 1.17% 0.39% 6.53% 1 ‐2.11% 2.07% 1.79% 0.05% 0.65% 1.48% 1.39% 1.64% 0.37% 7.35% 2 2.19% 1.42% 0.51% 0.13% 0.50% 1.57% 1.28% 1.08% 0.35% 9.04% 3 1.86% 0.99% ‐0.02% 0.07% 0.41% 1.72% 1.14% 0.78% 0.46% 7.39% 4 0.29% 0.97% 1.17% 0.08% 0.51% 2.87% 1.24% 1.08% 0.73% 8.93% 1 3.16% ‐1.25% 0.42% 0.04% 0.48% 1.93% 1.14% 0.66% 0.75% 7.34% 2 2.83% 0.19% 0.20% 0.02% 0.63% 2.08% 0.90% 0.98% 0.79% 8.62% 3 4 Sumber : BPS & Proyeksi BI * Angka Sementara & ** Angka Sangat Sementara PERIODE SUMBANGAN (yoy) 2011* * 20 09* 2010*

(27)

Bank Umum (grafik 1.6.3) yang cukup tinggi pada triwulan II-2010 dan juga tercermin dari terjadinya peningkatan transaksi RTGS di Sulsel (grafik 1.6.4) yang tumbuh cukup tinggi sejak 2009 atau sebelum terselenggaranya Pemilukada dan secara nominal cukup tinggi pada triwulan II-2010. Sedangkan pada triwulan II-2011, peningkatan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan diperkirakan merupakan pegaruh dari besarnya aliran investasi asing atau peran swasta di Sulsel pada 2011.

Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Grafik 1.6.1.

Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank (Penggadaian)

Grafik 1.6.2.

Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank (FIF)

Grafik 1.6.3.

Nilai Tambah Bruto Bank Umum

Grafik 1.6.4.

Perkembangan Kredit Bank Umum

Grafik 1.6.5. Transaksi RTGS ‐ 500  1,000  1,500  2,000  2,500  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 M illi o n s Sbr : Kanwil Pegadaian  Mks * Sementara ‐40% ‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 1  2  3  4  1  2  3  4  1  2  2009 2010 2011 Mi ly a Rp Sbr : FIF Mks 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 0 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 T rily u n  Rp NTB SULSEL y.o.y Sbr : LBU ‐ BI 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Tr iliu n  Rp KREDIT yoy 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% ‐ 5  10  15  20  25  30  35  40  45  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Total Y.O.Y Tr ili u n  Rp

(28)

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR)

Pertumbuhan sektor ini juga cukup tinggi dan memiliki tingkat pertumbuhan, yaitu sebesar 12,70% (y.o.y). Pertumbuhan pada triwulan laporan cenderung meningkat apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 11,52% (y.o.y). Peningkatan pada sektor ini tercermin dari beberapa prompt indikator seperti volume bongkar muat luar negeri via pelabuhan (grafik 1.7.1) dan rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) berbintang (garfik 1.7.2).

Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran

Grafik 1.7.1.

Volume Bongkar Muat Luar Negeri Via Pelabuhan

Grafik 1.7.2.

Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang

Grafik 1.7.3.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau

Grafik 1.7.4.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Pakaian dan Perlengkapan

Grafik 1.7.5.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan Tulis

Grafik 1.7.6.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Kimia

‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 0.0 0.1 0.1 0.2 0.2 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 0.5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Rib u  To n BONGKAR LN MUAT LN Growth (yoy) Sumber : Pelindo IV * : Sementara ‐15% ‐10% ‐5% 0% 5% 10% 15% 20% ‐ 10  20  30  40  50  60  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Ss yoy Sumber: BPS ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0  100  200  300  400  500  600  700  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Mknn & Temb yoy Smb : SPE ‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0  50  100  150  200  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Pakn & Perlgk yoy Smb : SPE ‐30% ‐20% ‐10% 0% 10% 20% 0  50  100  150  200  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Prltn Tls yoy Smb : SPE 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 0  50  100  150  200  250  300  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Bhn Kimia yoy

(29)

Faktor pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi masyarakat terhadap bahan makanan maupun makanan jadi, yang secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi terhadap pertumbuhan sub-sektor perdagangan dan restauran pada triwulan laporan. Hal tersebut diindikasikan oleh meningkatnya indeks penjualan eceran untuk kelompok komoditas makanan dan tembakau (grafik 1.7.3), pakaian-perlengkapan (grafik 1.7.4), peralatan tulis (grafik 1.8.5) serta kelompok komoditas bahan kimia (grafik 1.7.6).

1.2.3. Sektor Bangunan

Sektor yang juga mencatat pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan laporan adalah sektor bangunan. Dengan pertumbuhan sektor ini sebesar 11,35% (y.o.y), maka lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,48%. Peningkatan pertumbuhan sektor bangunan, diperkirakan terjadi karena mulai berjalannya proyek-proyek pembangunan swasta pada pertengahan tahun 2011, terutama pada sektor konstruksi. Hal ini tercemin dari meningkatnya realisasi pengadaan semen (grafik 1.8.1) dan juga meningkatnya indeks penjualan eceran untuk kelompok bahan konstruksi (grafik 1.8.2). Tingginya pertumbuhan sektor dimaksud sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi pada triwulan laporan (18,56%). Meskipun demikian, jika ditinjau dari realisasi proyek-proyek pemerintah menunjukkan kondisi yang belum optimal. Hal ini tercermin dari realisasi belanja modal, sampai dengan triwulan II-2011 baru mencapai sebesar 27,55%. Oleh karena itu terbuka peluang untuk lebih mengoptimalkan realisasi anggaran belanja modal pada triwulan-triwulan yang akan datang.

Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan

Grafik 1.8.1

Realisasi Pengadaan Semen

Grafik 1.8.2 Indeks Penjualan Eceran

Kel. Bahan Konstruksi

Demikian pula, apabila dibandingkan dengan triwulan II-2010 (9,07%), pertumbuhan sektor bangunan pada triwulan ini tercatat masih lebih tinggi yang menunjukkan sektor

‐20% ‐10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0  100  200  300  400  500  600  1  2  3  4  1  2  3  4  1  2* 2009 2010 2011 R ibua n  To n

Sulsel y.o.y Sumber : ASI* : Sementara

‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 0  100  200  300  400  500  600  700  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Bhn Kons yoy Smb : SPE

(30)

mempunyai prospek berkembang yang baik, seiring dengan meningkatnya pembangunan sarana perkantoran, perbelanjaan, perhotelan maupun properti residensial.

1.2.4. Sektor Angkutan-Komunikasi

Sektor angkutan-komunikasi masih mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi dibandingkan sektor lainnya pada triwulan II-2011. Pada triwulan laporan, sektor ini tercatat tumbuh sebesar 10,27% (y.o.y), relatif melambat apabila dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 13,11% (y.o.y). Perlambatan sektor ini sejalan dengan prompt indikator aktivitas lalu lintas penumpang dan pesawat udara yang cenderung tumbuh melambat namun jika dilihat secara total jumlahnya terus meningkat (grafik 1.9.1 dan 1.9.2) dengan pertumbuhan di atas 10%. Selain itu hasil Survey Penjualan menunjukkan bahwa penjualan kelompok komoditas bahan bakar menununjukan pertumbuhan yang cenderung stabil (grafik 1.9.4).

Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan

Grafik 1.9.1. Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Udara

Grafik 1.9.2. Lalu Lintas Pesawat

Angkutan Udara

Grafik 1.9.3. Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Laut

Grafik 1.9.4.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Bakar ‐10% ‐5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% ‐ 200  400  600  800  1,000  1,200  1,400  1,600  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2008 2009 2010 2011 Rib u  Org DEP ARR y.o.y

Lalu Lintas Penumpang

Smb : Bandara S. Hasanuddin * : Sementara ‐10% ‐5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% ‐ 2,000  4,000  6,000  8,000  10,000  12,000  14,000  16,000  18,000  20,000  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2008 2009 2010 2011 DEP ARR y.o.y

Lalu Lintas Pesawat

Smb : Bandara S. Hasanuddin * : Sementara ‐ 50  100  150  200  250  300  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Embarkasi (keluar) Debarkasi (masuk) Sumber : Pelindo IV * : Sementara ri bu  or g ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 0  10  20  30  40  50  60  70  80  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Bhn Bkr yoy Smb : SPE

(31)

Grafik 1.9.5.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Kendaraan dan Suku Cadang

Perlambatan pertumbuhan pada sektor ini diperkirakan berasal dari menurunnya aktivitas lalu lintas darat. Sejalan dengan hasil Survei Bank Indonesia, yang menunjukan relatif menurunnya indeks penjualan eceran kelompok kendaraan dan suku cadang (grafik 1.9.5) dan relatif stagnannya penjualan kelompok bahan bakar.

1.2.5. Sektor Pertanian

Pertumbuhan sektor pertanian pada dua triwulan terakhir mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu di atas 10%. Pada triwulan II-2011, sektor pertanian masih mencatat pertumbuhan sebesar 10,05%, sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar 12,08% (y.o.y). Masih terjaganya pertumbuhan sektor pertanian karena pada beberapa daerah baru mengalami panen, meskipun masa panen raya komoditas padi sudah berlalu. Salah satu penyebab musim tanam yang tidak serempak itu, karena adanya keterbatasan ataupun kelebihan air irigasi di masing-masing wilayah sehingga panen pun terjadi secara bertahap.

Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian

Grafik 1.10.1. Realisasi dan Perkiraan Luas Panen & Produksi Padi

Grafik 1.10.2.

Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0  50  100  150  200  250  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Kend & Sk Cd yoy Smb : SPE 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000 ‐ 100,000  200,000  300,000  400,000  500,000  600,000  700,000  800,000 

Jan Feb Mar Apr Mei* Jun**

2011 Luas Tanam (HA) Luas Panen (HA) Produksi (TON) TON HA Sumber: Dinas Pertanian TON HA ‐2% ‐1% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 94  96  98  100  102  104  106  108  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 NTP  y.o.y 

(32)

Grafik 1.10.3. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Diterima Petani

Sedangkan perlambatan pertumbuhan sektor pertanian dimaksud juga dicerminkan oleh menurunnya produksi padi dan luas panen pada triwulan II-2011 (grafik 1.10.1). Meski demikian, kesejahteraan petani cenderung meningkat karena harga komoditas yang lebih kecil menyebabkan harganya cenderung lebih mahal dan didukung oleh tingkat inflasi yang relatif terkendali. Hal tersebut tercermin pada Indeks Nilai Tukar Petani, Indeks yang Diterima Petani yang meningkat dibandingkan periode sebelumnya (grafik 1.10.2 dan 1.10.3)

Pertumbuhan kinerja sektor pertanian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 7,68% (y.o.y). Pada tahun 2010, terjadi gangguan kinerja sektor pertanian yang disebabkan oleh pengaruh cuaca yang menghambat pertumbuhan pertanian Sulsel sehingga terjadi pergeseran awal musim hujan dan kemarau menyebabkan terjadinya perubahan pola tanam dan waktu tanam. Sementara kondisi paruh pertama tahun 2011, siklus cuaca relatif lebih baik, sehingga pertumbuhan sektor pertanian triwulan

II-2011 menjadi lebih baik.

1.2.6. Sektor Jasa-jasa

Pertumbuhan sektor jasa-jasa menunjukkan terus mengalami peningkatan sejak tahun 2010. Pada triwulan laporan, sektor jasa-jasa mengalami sedikit peningkatan apabila dibandingkan triwulan I-2011 dari tumbuh sebesar 6,80% menjadi sebesar 7,42% (y.o.y).

Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan seperti lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, bimbingan belajar dan berbagai lembaga kursus lainnya di bidang seni. Hal ini sejalan dengan permintaan masyarakat yang semakin meningkat akan layanan jasa-jasa dimaksud.

1.2.7. Sektor Pertambangan - Penggalian

Pada triwulan laporan sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup besar yaitu dari terkontraksi atau tumbuh negatif 13,16% pada triwulan I-2011, menjadi tumbuh positif 2,19% (y.o.y) pada triwulan laporan. Peningkatan kinerja sektor dimaksud

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 105  110  115  120  125  130  135  140  145  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Indeks Yang Diterima  Petani  y.o.y 

(33)

tercermin pada peningkatan volume ekspor luar negeri nikel (grafik 1.11.1). Kondisi ini antara lain akan didorong oleh peningkatan produksi nikel oleh PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) berencana menggenjot produksi pasca melakukan perawatan pabrik pada akhir triwulan I-2011 sekaligus didukung oleh mulai meningkatnya permintaan dari Jepang pasca tsunami. Selain itu, dukungan penyelesaian proyek PLTA Karebe sudah mencapai 99%. Meski belum optimal, proyek tersebut nantinya akan memproduksi cukup energi hidroelektrik untuk menggantikan bahan bakar dan diesel yang ada untuk memasok tanur-tanur listrik di fasilitas Sorowako, serta akan mengurangi biaya energi perseroan dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertambangan-Penggalian

Grafik 1.11.1. Harga Nikel Internasional

Grafik 1.11.2.

Volume Ekspor Luar Negeri Nikel

Selanjutnya apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010 yang sebesar 17,85% (y.o.y), maka pertumbuhan pada triwulan ini tercatat jauh lebih rendah karena pada Maret 2011, Jepang selaku negara tujuan ekspor utama Indonesia terkena tsunami dan menyebabkan perekonomiannya terpuruk jika dibandingkan tahun 2010. Meski di sisi lain, harga nikel internasioanal masih cukup baik (grafik 1.11.1).

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Pertumbuhan sektor listrik-gas-air bersih menduduki peringkat ke delapan dari 9 (sembilan) sektor perekonomian Sulsel. Kinerja sektor listrik-gas-air pada triwulan laporan cenderung mengalami perlambatan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan sektor ini tercatat tumbuh sebesar 4,05% (y.o.y), sementara pada triwulan II-2011 tumbuh sebesar 2,08%. Perlambatan pertumbuhan tersebut diduga bersumber dari realtif stagnannya pertumbuhan sub sektor air di Sulsel (grafik 12.2). Meski demikian dorongan kinerja sib sektor listrik menyumbang positif bagi pertumbuhan sektor listrik-gas dan air secara keseluruhan.

‐80% ‐60% ‐40% ‐20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% ‐ 5  10  15  20  25  30  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2009 2010 2011 Th o u sa n d s USD/metric ton yoy indeks ‐400% ‐200% 0% 200% 400% 600% 800% 1000% 1200% 1400% 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Volume Ekspor Nikel

(34)

Sementara secara tahunan, apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010 sebesar 12,58% (y.o.y), pertumbuhan sektor ini pada triwulan laporan tercatat jauh lebih rendah. Perlambatan pertumbuhan tersebut sejalan dengan konfirmasi kepada PDAM Makssar pada awal Juli 2011, dimana telah terjadi penurunan penggunaan air. Namun hal tersebut, diduga diakrenakan telah terjadi pencurian air maupun terdapatnya sambungan

illegal, karena pelanggan dengan penggunaan air nol meter, mencapai angka 10 ribu orang4.

Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Grafik 1.12.1.

Penjualan Listrik (Juta Kwh)

Grafik 1.12.2. Pemakaian Air (M3

)

1.2.9. Sektor Industri Pengolahan

Pada triwulan II-2011, sektor ini mengalami perlambatan pertumbuhan yang cukup besar apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari tumbuh dari sebesar 3,10% (y.o.y) pada triwulan I-2010 menjadi sebesar 1,48% pada triwulan laporan. Perlambatan pertumbuhan tersebut diperkirakan terjadi pada industri makanan - minuman di Sulsel, yang tercermin pada penurunan jumlah produksi tepung terigu pada triwulan laporan apabila dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut diperkirakan sebagai akibat dari masih tingginya harga gandum internasional (grafik 1.14.2), yang mempengaruhi stock gandum sebagai bahan baku impor industri tepung terigu. Hal tersebut tercermin dari impor intermediate goods yang rendah pada triwulan I-2011 (grafik 1.14.3).

Di sisi lain, dukungan pertumbuhan dari industri semen masih cukup baik. Hal ini diperkirakan masih akan meningkat sejalan dengan pengerjaan proyek-proyek swasta, termasuk pelaku bisnis (investor) asing yang cukup besar pada tahun 2011 (grafik 1.14.4).

4

Fajar, 2 Juli 2011, PDAM Sidak Indikasi Pencurian Air,

http://www.fajar.co.id/read-20110701203555-pdam-sidak-indikasi-pencurian-air. ‐10% ‐5% 0% 5% 10% 15% 20% ‐ 100  200  300  400  500  600  700  800  900  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Ju ta  KW H Total Pemakaian  Listrik y.o.y Sbr : PLN Divre VII ‐20% ‐15% ‐10% ‐5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 0 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2* 2009 2010 2011 Ju ta  M3 Pemakaian Air (M³) Y.O.Y (PA) Sumber : PDAM Mks * Sementara

Gambar

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y)
Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi Grafik 1.2.1.
Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Investasi Grafik 1.3.1.
Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor  Grafik 1.4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penggunaan lisin yang ditambahkan pada pakan komersial terhadap pertumbuhan benih ikan Nila (Oreochromis

Selain metode tersebut penelitian ini juga mengunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk menentukan Key performance Indikator (KPI) yang

Pertambangan emas di kawasan Gunung Halimun ini memperlihatkan masalah yang sangat kompleks seperti lingkungan yang rusak, solidaritas dalam masyarakat

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa suku bangsa Kluet menganut bentuk sistem kekerabatan patrilineal dan matrilineal. Dilihat dari sistem marga dan

Pertama - tama marilah kita ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua khususnya bagi penulis

Pada tabel diatas diketahui nilai signifikan regression sebesar 0.000, nilai tersebut lebih kecil dari 0.005, hal ini berarti hipotesis yang penulis ajukan dapat

Kemudian dicari nilai hasil penjumlahan ‘sum_a’ yang terkecil jika ditemukan nilai ‘sum_a’ yang bernilai minimum maka, posisi ‘r’ akan dicatat dan nilai vektor

IMAM 1 MUHAMMAD FAISOL BIN MUNJIR Alam Nusantara IMAM 2 DR KHAIZATUL EZAM BIN ABU BAKAR Fasa 10 IMAM 3 DATUK MUHAMMAD BIN MAIDON Fasa 3 AJK WANITA DR ANIS SAFURA BINTI RAMLI