• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK SELAI WORTEL (Daucus carota L) DENGAN PENAMBAHAN PEKTIN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISTIK SELAI WORTEL (Daucus carota L) DENGAN PENAMBAHAN PEKTIN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Produk hortikultura merupakan salah satu hasil dari kekayaan alam

Indonesia, terutama sayuran yang menempati posisi penting dalam hal pemenuhan

kebutuhan zat gizi bagi manusia. Sayur mudah mengalami perubahan fisiologis,

kimiawi, dan mikrobiologi setelah panen apabila tidak ditangani lebih lanjut.

Sayur yang tidak memenuhi standar mutu pemasaran dapat dimanfaatkan menjadi

berbagai macam hasil olahan seperti sari buah, manisan, jelly, selai, dan acar.

Selai merupakan salah satu jenis makanan awetan yang berupa buah atau sayuran

yang sudah dihancurkan, yang kemudian ditambahkan gula dan dimasak hingga

kental atau berbentuk setengah padat. Selai yang baik berwarna cerah, jernih,

kenyal seperti agar-agar, dan mempunyai rasa sayur asli.

Selai menggunakan sayuran lokal seperti wortel, bayam, dan brokoli

sebagai bahan baku pembuatan selai yang diharapkan akan mengurangi

ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan sayuran import dan

meningkatkan potensi pangan lokal yang tersedia di Indonesia. Wortel merupakan

sayuran yang memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat untuk semua

umur, terutama untuk kalangan anak-anak. Anak – anak pada usia dini

memerlukan asupan gizi yang cukup untuk pertumbuhan, perkembangan dan

metabolisme tubuh. Kandungan gizi yang terdapat pada wortel yaitu vitamin,

karoten, kalsium, fosfor, dan mineral.

Buah atau sayur yang digunakan untuk proses pembuatan selai harus

(2)

2

pektin diperlukan untuk pembentukan gel atau sebagai bahan pengental pada selai

dan jelly. Menurut Ropiani (2006), penambahan pektin pada pembuatan selai

dilakukan untuk mengatasi masalah gagalnya pembentukkan gel pada proses

pembuatan selai yang terbuat dari sayuran maupun buah-buahan yang memiliki

kandungan pektin rendah. Gel pektin dapat terbentuk pada berbagai suhu

walaupun kecepatan pembentukkan gel-nya tergantung pada berbagai faktor

antara lain gula, konsentrasi pektin, jenis pektin, pH dan suhu. Penambahan

sukrosa pada proses pembuatan produk makanan seperti selai berfungsi untuk

memberikan rasa manis dan sebagai pengawet yaitu apabila penambahan sukrosa

pada konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan

cara menurunkan aktivitas air dari bahan pangan (Margono, 2000).

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh penambahan pektin yang berbeda konsentrasi terhadap

kadar air, pH, tingkat kemanisan, tekstur, dan sifat organoleptik selai wortel.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat mengetahui konsentrasi

penambahan pektin yang terbaik pada proses pembuatan selai wortel serta selai

Referensi

Dokumen terkait

mikrobiologis dan organoleptik) dengan penambahan ekstrak wortel. b) Mengetahui subsitusi tepung bekatul yang optimal untuk menghasilkan mie. basah dengan

Tingkat penambahan pektin yang berbeda dalam pembuatan selai lembaran pedada berpengaruh terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat, total padatan terlarut,

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh penambahan pektin dan gelatin terhadap karakteristik fisik, kimia dan sensoris selai nangka (Artocarpus

Perbandingan antara selai yang ditambah pektin kulit jeruk 0.5% dengan pektin kulit jeruk 1% menunjukkan bahwa penambahan pektin dan sukrosa berpengaruh nyata terhadap

Penambahan wortel pada dendeng oven dapat menghasilkan dendeng yang empuk dan lebih juicy .Wortel memiliki kandungan gizi yang baik.Wortel juga memiliki serat pangan dan

Campuran ini dikentalkan sampai mencapai kadar zat padat terlarut tidak kurang dari 65% (Desrosier, 1988). Pada pembuatan selai jarang sekali yang menggunakan sayuran sebagai bahan

Perbandingan antara selai yang ditambah pektin kulit jeruk 0.5% dengan pektin kulit jeruk 1% menunjukkan bahwa penambahan pektin dan sukrosa berpengaruh nyata

Diversifikasi pangan perlu dilakukan untuk memperbaiki kebiasaan makan masyarakat dan mengatasi masalah gizi utama di Indonesia. Tepung Ikan patin dan tepung wortel yang