• Tidak ada hasil yang ditemukan

RiskBasedCapitalDariBaselImenujuBaselII.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RiskBasedCapitalDariBaselImenujuBaselII."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

RISK BASED CAPIT AL :

RISK BASED CAPIT AL :

Dari Basel I

Dari Basel I

menuj u

menuj u

Basel II

Basel II

(2)

Agenda

1. Pokok-Pokok Kerangka Basel II

(3)

Rekomendasi dan Pedoman yang dikeluarkan

Basel Commi t t ee on

Banki ng Super vi si on (“ BCBS” ) dij adikan acuan Bank Sent ral di

lebih dari 100 negara G-10 dan non G-10

Sej arah

Basel Capit al Adequacy Accord

Juli 1988 Penerbit an

Capit al Accord

(Basel I)

Januari1996

Amandemen Basel I yang memasukkan

Market Risk

Juni 2004 Publikasi New Capit al Accord

(Basel II)

2007 Implement asi

oleh G-10

Diadopsi BI sej ak 1993

Diadopsi BI sej ak 2003

(4)

The Old and the New Structure

Capital Regulation

Basel 1 Basel 2

Minimum Cap. Requirements Minimum Cap. Requirements Supervisory Review Process Market Discipline

Weighted Risks Definition of

Capital Weighted Risks

Definition of Capital Credit Risk Market Risk Credit Risk Market Risk Operational Risk Basic Indicator Approach Standardised Approach Advanced Measure. Approach Standardised Approach Internal Rating-Based Approach Asset Securitisation Simplified Standardised Approach Foundation Approach Standardised Approach Advanced Approach Internal Rating-Based

(5)

Perbandingan BCA I dan BCA II

Fleksibel unt uk memenuhi

kebut uhan beragam

bank-bank

Menggunakan pendekat an

‘ one single size f it s all’ at as

risiko dan modal

Memiliki t ingkat sensit ivit as

t erhadap risiko yang t inggi

Memiliki pendekat an

sederhana t erhadap t ingkat

sensit ivit as risiko

Fokus kepada met ode

int ernal

Fokus kepada suat u ukuran

t unggal

(6)

Mengapa Basel II Perlu Dit erapkan ?

1. Mendorong indust ri perbankan unt uk t erus meningkat kan kemampuan manaj emen risiko

2. Memperkenal kan t eknik penil aian risiko secara l ebih komprehensif 3. Mendorong mar ket di sci pl i ne mel al ui penyempurnaan aspek

t ransparansi inf ormasi keuangan

4. Konvergensi ant ara r egul at or y dan economi c capi t al 5. Meningkat kan kual it as pengawasan

6. Memperl uas keset araan dal am persaingan ant ar bank dengan mencipt akan l evel pl ayi ng f i el d sesuai st andar perbankan int ernasional

7. Adanya kel emahan dal am f r amewor k Basel I t erdahul u, yait u :

• Pendekat an “ one-si ze-f i t s-al l ” sudah t i dak r el evan

• Bel um mencakup sel ur uh r i si ko yang di hadapi bank (mi s. r i si ko op erasional , r eput asi , st r at egi k, l i kui di t as, dl l . )

(7)

7

7

Supervisory Review Process (Pillar 2) Minimum Capit al

Requirement s (Pillar 1)

Market Discipline (Pillar 3)

3 Pillar yang

“ Mut ually Reinf orcing”

Bank harus memelihara modal yang cukup untuk mendukung aktivitas risk t aking

Bank harus dapat menilai risiko dari aktivitas yang dilakukan,

dan pengawas harus dapat mengevaluasi kecukupan

Bank harus mengungkapkan berbagai informasi untuk mendorong mekamisme pasar

sehingga dapat mendukung

(8)

Prakondisi Menuj u Penerapan Basel II

Industri perbankan mengembangkan

‘ budaya’

manaj emen risiko

Pengawasan yang efekt if, mis. kepat uhan t erhadap

25 BCP’ s

Pengaturan yang j elas mengenai disclosure sehingga

mendorong transparansi

(9)

Diversif ied Financial Group

Rural Bank

Securit ies Company

Finance Company

Commercial Bank Hol ding Company

(10)

Pillar 1 – Minimum Capit al Requirement s

Definisi Tier 1, Tier 2, dan Tier3 t idak

berubah

Hanya perhit ungan ATMR yang berubah

Minimum Capit al Rat io = 8% = Modal (Tier 1 = Tier 2 + Tier 3)

(11)

Pillar 1 – Minimum Capit al Requirement s

Minimum Capit al Rat io = 8% = Modal

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Risiko Pasar Perubahan Tidak Signifikan Perubahan Signifikan Tambahan Risiko

Ri si ko ker ugi an dar i posi si dal am on dan of f bal ance sheet yang t imbul karena

perubahan f akt or psar (suku bunga

dan ni l ai t ukar )

Risiko Kredit

Ri si ko ker ugi an karena debi t ur / count er par

t y gagal memenuhi kewaj ibannya sesuai perj anj ian

yang disepakat i

Risiko Operasional

Ri si ko ker ugi an l angsung maupun t i dak l angsung yang

di sebabkan f akt or kel emahan at au kegagal an pr oses

i nt er nal , SDM, sist em, dan kej adian ekst ernal Ri si ko ker ugi an dar i

posi si dal am on dan of f bal ance sheet yang t imbul karena

perubahan f akt or psar (suku bunga

(12)

SIMPLE COMPLEX

Alt ernat if Pendekat an Perhit ungan Beban Modal (Capit al Charge)

Advanced Measur ement Appr oaches

Int ernal VaR Model s Foundat ion IRB

Int er nal Rat i ngs-Based Approaches

Basic Indicat or

St andar dized Appr oach St andar dized Appr oach

St andardized Approach Operat ional

Ri sk

Market Risk

Advanced IRB Credit Risk

(13)

CREDIT RISK - Standardized Approach

Pillar 1 – Minimum Capit al Requirement s

Credit AAA A+ BBB+ BB+ Below Unrat ed

Assessment t o AA- t o A- to BBB- to B-

B-Sovereigns 0% 20% 50% 100% 150% 100%

PSEs 20% 50% 100% 100% 150% 100%

Banks 20% 50% 100% 100% 150% 100%

Credit AAA A+ BBB+ Below Unrat ed

Assessment t o AA- t o A- to BB-

BB-Corporat es 20% 50% 100% 150% 100%

Dengan St andar di zed Appr oach, bobot risiko dit et apkan berdasarkan

peringkat yang dikel uarkan ol eh l embaga pemeringkat yang diakui ot orit as pengawas.

Berikut adal ah cont oh penet apan bobot risiko.

(14)

Pillar 1 – Minimum Capit al Requirement s

CREDIT RISK – Internal Ratings Based Approach

? Hanya bank yang memenuhi persyarat an t ert ent u yang dapat menerapkan IRB

? Bank harus memasukkan sel uruh eksposur ke dal am kat egori aset berdasarkan under l yi ng r i sk char act er i st i cs, yait u Corporat e exposures,

Sovereign exposures, Bank exposures, Ret ail exposures, Equit y exposures, dan El igibl e Purchased Receivabl es

? Bank harus menghit ung komponen risiko (Pr obabi l i t y of Def aul t / PD, Loss Gi ven Def aul t / LGD, Exposur e At Def aul t / EAD)

? Pendekat an IRB : Foundat i on vs Advanced Appr oach

Penet apan pendekat an yang akan digunakan sepenuhnya t ergant ung pada kemampuan bank

? Dal am f oundat i on appr oach, bank menghit ung sendiri PD, sement ara

komponen risiko l ainnya dit et apkan ot orit as pengawas

(15)

Pillar 1 – Minimum Capit al Requirement s

CREDIT RISK – Internal Ratings Based Approach

Mat urit y (M)

Exposure at Def ault (EAD) Loss Given Def ault (LGD) Probabilit y of Def ault (PD)

Penetapan

Mat urit y

Likely size of exposure

Riskiness of a t ransact ion

Riskiness of a borrower, including aproximat ion of size

Parameter

(16)

Pillar 1 – Minimum Capit al Requirement s

OPERATIONAL RISK – Basic Indicator Approach

?

Perhit ungan beban modal didasarkan pada indikat or rat a-rat a

Gr oss Income selama 3 t ahun t erakhir dikalikan dengan (

?

)

K

BIA

= [ S ( GI

1…n

x

?

) ] / n

KBIA = Beban Modal (Capit al Charge)

GI = Gross Income t ahunan selama 3 t ahun t erakhir (hanya yang bernilai posit if) n = Jumlah t ahun dimana Gross Income bernilai posit if

(17)

Pillar 1 – Minimum Capit al Requirement s

OPERATIONAL RISK – Standardized Approach

?

Akt ivit as bank dibagi dal am 8 l ini usaha (busi ness l i nes)

12%

Gross Income

Asset Management

12%

Gross Income

Retail Brokerage

15%

Gross Income

Agency Services

18%

Gross Income

Payment and Settlement

15%

Gross Income

Commercial Banking

12%

Gross Income

Retail Banking

18%

Gross Income

Trading and Sales

18%

Gross Income

Corporate Finance

BETA VALUE

INDIKATOR

BUSINESS LINES

12%

Gross Income

Asset Management

12%

Gross Income

Retail Brokerage

15%

Gross Income

Agency Services

18%

Gross Income

Payment and Settlement

15%

Gross Income

Commercial Banking

12%

Gross Income

Retail Banking

18%

Gross Income

Trading and Sales

(18)

Pillar 1 – Minimum Capit al Requirement s

OPERATIONAL RISK – Standardized Approach

?

Perhit ungan beban modal didasarkan pada indikat or rat a-r at a Gr oss Income sel ama 3 t ahun t erakhir dikal ikan dengan (

?

) unt uk set iap l ini usaha

?

Tot al beban modal dihit ung dengan menj uml ahkan beban modal sel uruh l ini usaha

KTSA = Beban Modal (Capit al Charge)

GI 1- 8 = Gross Income t ahunan selama 3 t ahun t erakhir unt uk 8 lini usaha

? 1 - 8 = Persent ase t ert ent u sesuai rekomendasi Basel

(19)

Pillar 1 – Minimum Capit al Requirement s

A B

0 5 10 15 20 25 30 35

0 5 10 15 20 25 30 35

Current Proposed

Economic Capital (High Side) Economic Capital (Low Side)

% %

AAA AA BAA BB CCC-C

Basel I 8%

Economic

(20)

?

Pillar 1

(capi t al f r amewor k) hanya merupakan “ appr oxi mat i on”

dan t idak sepenuhnya bersif at komprehensif

?

Modal merupakan aspek

“ cr it ical ” unt uk mengant isipasi risiko,

namun bukanlah merupakan sat u-sat unya f akt or yang relevan.

Bank harus memiliki prosedur dan proses pengukuran, pemant auan

dan pengelolaan risiko yang baik.

?

Unt uk it u, Pillar 2 merekomendasikan penerapan 4 prinsip

super vi sor y r evi ew pr ocess

Pillar 2 – Supervisory Review Process

(21)

Bank harus memiliki proses penilaian kecukupan modal dengan

senant iasa memperhat ikan prof il risiko secara menyeluruh, sert a

st rat egi unt uk memelihara t ingkat permodalan t ersebut

(Int er nal

Capi t al Adequacy Assessment Pr ocess - ICAAP)

? ICAAP merupakan t anggung j awab int ernal bank yang harus t erint egrasi ke dal am proses manaj emen dan budaya pengambil an keput usan

? ICAAP harus bersif at r i sk based & f or war d l ooki ng

? ICAAP harus memperhat ikan 5 f akt or berikut :

? pengawasan direksi dan manaj emen senior (boar d and seni or management over si ght )

? pengukuran modal yang baik (sound capi t al assessment )

? pengukuran risiko yang komprehensif (compr ehensi ve assessment of r i sks) yang mencakup sel uruh risiko mat erial yang bel um t ercakup

dal am Pil l ar 1

? pemant auan dan pel aporan (moni t or i ng and r epor t i ng)

? review kont rol int ernal (i nt er nal cont r ol r evi ew)

Pillar 2 – Supervisory Review Process

(22)

Pengawas harus mereview dan mengevaluasi:

(i) penilaian int ernal

bank dan st rat egi kecukupan modal; dan (ii) kemampuan bank unt uk

memant au sert a memast ikan kepat uhan t erhadap kewaj iban

pemeliharaan rasio permodalan

(Super vi sor y Revi ew and Eval uat i on

Pr ocess – SREP)

? SREP harus t erint egrasi ke dal am prakt ek r i sk-based super vi si on dan

dit erapkan pada sel uruh bank

? SREP mencakup sel uruh akt ivit as bank, sel uruh risiko yang bersifat mat erial sert a i nt er nal gover nance

? SREP ant ara l ain mencakup ident if ikasi masal ah, risiko dan penyimpangan dal am pengendal ian int ernal sert a manaj emen risiko, penet apan sej auhmana hasil dari ICAAP dapat diandal kan pengawas, review t erhadap ICAAP yang dil akukan bank, sert a penil aian kepat uhan t erhadap pengat uran

? SREP menghasil kan out put yang akan digunakan pengawas unt uk

Pillar 2 – Supervisory Review Process

(23)

Pengawas harus memiliki kewenangan unt uk memint a bank

memelihara permodalan diat as rasio modal minimum yang

dipersyarat kan

? Pil l ar 1 mencakup mi ni mum capi t al r equi r ement yang merupakan buf f er

unt uk mengant isipasi ket idakpast ian. Buf f er s t ersebut dapat memberikan keyakinan bahwa bank - dengan i nt er nal cont r ol yang baik,

prof il risiko yang t erdiversif ikasi dengan baik, sert a permodal an yang memenuhi persyarat an Pil l ar 1 - akan dapat memenuhi t uj uan dari Pil l ar 1, yait u bank yang sehat .

? Disamping capi t al buf f er pada Pil l ar 1, buf f er j uga dipersyarat kan dal am

Pil l ar 2 unt uk mengant isipasi speci f i c uncer t ai nt i es. Unt uk it u,

pengawas akan memint a bank unt uk beroperasi dengan modal diat as persyarat an Pil l ar 1.

Pillar 2 – Supervisory Review Process

(24)

Pengawas harus mel akukan int ervensi dini unt uk mencegah permodal an bank t urun dibawah t ingkat minimum yang dipersyarat kan, sert a menet apkan r emedi al act i on j ika bank t idak dapat memel ihara at aupun memperbaiki t ingkat permodal an

?

Pengawas harus mempert imbangkan rangkaian t indakan j ika bank t idak memenuhi super vi sor y pr i nci pl es, ant ara l ain : pemant auan yang l ebih int ensif , pembat asan dividen, kewaj iban mempersiapkan capit al rest orat ion pl an, kewaj iban penambahan modal, dl l

?

Gener al pr i nci pl es dal am menet apkan cor r ect i ve act i ons ant ara l ain : (i) harus memperhat ikan aspek f i nanci al st abl i t y dan deposi t or pr ot ect i on, (ii) harus dil akukan secara t epat wakt u, (iii) manaj emen bank harus berkomit men t erhadap l angkah perbaikan, (iv) harus disesuaikan dengan sit uasi dan kondisi yang ada, dan (v) harus mengarah pada penyebab dan sympt oms dari permasal ahan bank (bukan hanya semat a aspek permodal an).

Pillar 2 – Supervisory Review Process

(25)

?

Pil l ar 3 yang dimaksudkan unt uk mel engkapi Pil l ar 1 dan Pil l ar 2, pada prinsipnya bert uj uan :

?

mendorong t ercipt anya l ingkungan usaha perbankan yang sehat

?

agar pengawas memil iki kewenangan unt uk mengharuskan perbankan beroperasi secara sehat , ant ara l ain dengan

mengharuskan perbankan mengungkapkan sel uruh inf ormasi (di scl osur e)

?

Mel al ui di skl osur , diharapkan pel aku pasar dapat menil ai inf ormasi mengenai ruang l ingkup l aporan keuangan, permodal an, eksposur risiko, prosedur pengukuran risiko, sert a kecukupan modal .

?

Bank harus dapat menet apkan inf ormasi yang dipandang “ mat er i al” dan memil ah ant ara inf ormasi yang perl u diungkapkan dan inf ormasi yang dipandang bersif at “ pr opr i et ar y and conf i dent i al ”

?

Fr ekuensi diskl osur sesuai Pil l ar 3 adal ah semest eran, kecual i unt uk pengungkapan kual it at if at as kebij akan manaj emen risiko bank

(t ahunan) at au pengungkapan modal int i, CAR dan komponennya (t riwul anan)

(26)

Agenda

1. Pokok-Pokok Kerangka Basel II

(27)

Keputusan mengenai waktu penerapan Basel II harus memperhatikan prioritas

pengawasan, pot ent ial t rade-offs

dan dampak yang diinginkan

Penetapan terhadap penerapan seluruh

pendekatan dan proses transisi

Perlunya kerj asama yang lebih erat

diantara regulator, serta antara regulator dan industri

Basel II bukanlah

merupakan suatu tuj uan, melainkan “ cara” menuj u pengembangan suatu

sistem perbankan/ keuangan yang lebih sehat

Own obj ect ives vs mar ket expect at ions

Perlu dilakukan dampak penerapan

“ high-level principles on cross-border implement at ion” perlu dit erj emahkan dalam st andar yang

applicable – Sej auh mana fleksibilit as

wakt u penerapan (roll out plan)

(28)

Pert imbangan Prakt is dari BCBS

?

Penilaian terhadap prioritas masing-masing ot orit as

?

Pemenuhan BCP merupakan indikasi yang baik t erhadap

keberl angsungan sist em pengawasan yang sehat

?

Penent uan scope of applicat ion

?

Pract ical st eps untuk penerapan 3 Pillar

?

Review dan penyesuaian t erhadap legal & regulat ory f ramework. Beberapa isu yang perlu diperhatikan :

?

apakah ot orit as pengawas memil iki kewenangan unt uk mewaj ibkan persyarat an modal yang berbeda at au mel ebihi l evel minimum yang dit et apkan?

?

pr e-empt i ve dan cor r ect i ve measur es apa saj a yang dapat dil akukan

ot orit as pengawas?

?

Apakah ot orit as pengawas memil iki kewenangan dan akses yang cukup at as sel uruh inf ormasi secara konsol idasi?
(29)

Pilar 1

Langkah-langkah yang harus dilakukan

Memfasilitasi cross-border supervision

Melakukan dialogue mengenai tantangan dan hambatan implementasi

Pertukaran informasi

diantara otoritas pengawas

Mengkomunikasikan proses transisi pendekatan Memfasilitasi progress dalam rencana implementasi Proses Approval

Menyusun pedoman kualifikasi untuk advanced approaches

Menyusun pedoman bagi pemeriksa melakukan evaluasi atas kepatuhan bank terhadap standar

Menyusun Pedoman Pengawasn/ Pemeriksaan

Mendorong bank melakukan perbaikan untuk menerapan pendekatan yang lebih sophist icat ed

Menyiapkan Perbankan untuk Implementasi

Menilai kesiapan, gapsdan implement at ion challenges

Melakukan dialog secara bilateral Penilaian Praktek dan

Kesiapan Bank

Memberikan operat ional framework bagi bankMengukur dampak potensial terhadap permodalan Dampak Kuantitatif Basel II

Otoritas oengawas harus menetapkan definisi, pendekatan &

t hresholds implementasi

(30)

Pillar 2

Supervisory Issues

Beberapa isu pokok yang perl u dipersiapkan :

?

Apakah bank t el ah memil iki kerangka proses penil aian

kecukupan modal (

i nt er nal capi t al adequacy assessment

pr ocess - ICAAP) yang baik? Bagaimana mendef inisikan ‘ sound’

f r amewor k ?

?

Bagaimana pengawas menerapkan

super vi sor y mi ni mum

st andar ds pada saat mel akukan penil aian kual it as ICAAP bank?

?

Apakah t erdapat st andar pengukuran

‘ ot her mat er i al r i sks’ ?

?

Bagaimana pengawas memast ikan obyekt ivit as dan t ransparasi

(31)

Beberapa l angkah yang perl u dil akukan :

?

Menil ai

gap ant ara cur r ect vs Basel II di scl osur e

r equi r ement s

?

Meningkat kan inf rast rukt ur yang mendukung t ransparansi

?

Mereview kembal i

over l ap ant ara account i ng vs Basel II

r equi r ement s

?

Mengident if ikasi berbagai prekondisi yang diperl ukan

sehingga peningkat an cakupan dan kual it as

di scl osur es

dapat mendorong

mar ket di sci pl i nes

?

Menf ormul asi cara unt uk menil ai ef ekt ivit as Pil l ar 3

Pillar 3

(32)

Kemaj uan Inisiat if Basel II

?

Penyusunan Roadmap Impl ement asi Basel II, yang bert uj uan

unt uk :

?

Pel aksanaan st udi kuant it at if (QIS 5) t erhadap 40 bank

?

Pembent ukan

Wor ki ng Gr oup dengan indust ri perbankan

?

Pembent ukan Tim Impl ement asi Basel II di masing-masing

bank

?

Penyel esaian

“ t empl at e gap anal ysi s” sebagai acuan bagi

perbankan dal am menyusun

gap anal ysi s dan act i on pl an

?

Penyusunan revisi st andar akunt ansi perbankan yang

mengacu pada IAS

?

Pel aksanaan berbagai st udi t erkait dengan

nat i onal

di scr et i on

(33)

Beberapa Isu St r at egi s dan Tant angan

?

Perubahan paradigma : dari kepat uhan menuj u

pengawasan berbasis risiko.

?

Peningkat an kualit as sumberdaya manusia

?

Penyempurnaan sist em dan alat -alat pengawasan

t ermasuk penyempurnaan sist em pelaporan bank dan

sist em inf ormasi manaj emen unt uk pengawasan bank

?

Komit men dari pimpinan dan dukungan pihak t erkait

(34)

PI LLAR 3

Penyempurnaan

LBU Transparansi

On line System Penerbitan

PBI Efektif Perhit. CAR Penerbitan PBI Market Risk

Standardized 2) Q3 2007 Q1 2008 - Q4 2008 Q1 2009 Q4 2008 Q1 2009

Internal Model 3) Q3 2007 dimulai Q3 2007 Q2 2008 Q2 2008 Q1 2009

Credit Risk

Standardized Q3 2007 Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009 Q4 2008 Q1 2009 IRBA 3) Q4 2009 dimulai Q1 2010 Q4 2010 Q4 2010 Q2 2011

Operational Risk

Basic Indicator Q3 2007 Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009 Q4 2008 Q1 2009 Standardized 3) Q4 2009 dimulai Q1 2010 Q4 2010 Q4 2010 Q2 2011 AMA 3) Q4 2009 dimulai Q2 2010 Q2 2011 Q4 2010 Q2 2011

Penerapan Pendekatan Perhitungan Risiko

Q 3 2 0 0 7 Q 1 2 0 0 9

Parallel Run (Standardized)1) atau Proses Validasi (Internal Model) Penerbitan PBI

Risiko Lainnya 4)

Efektif Perhit.

CAR

P I L L A R 1 P I L L A R 2

Ket erangan :

1) Selama periode paralel run, bank menyampaikan laporan secara of f line 2) Penyempurnaan perhit ungan risiko pasar sesuai Basel II

3) Pendekat an ini dapat digunakan oleh bank yang t elah memenuhi persyarat an dan mendapat perset uj uan BI

(35)

TERIMA KASIH

Informasi lebih lanjut :

Tim Inisiatif Basel II Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan

BANK INDONESIA

Menara Radius Prawiro Lantai 9-10

Jl. MH Thamrin No.2 Jakarta Pusat

Telp.3817471 – Fax. 3518946

wimboh@bi.go.id

imansyah@bi.go.id

batunanggar#@bi.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Fotocopy berkas yang tercantum didalam dokumen kualifikasi perusahaan yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut untuk diserahkan pada Panitia sebanyak 1 (satu)

Unit

Banyak Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) Kabupaten Boyolali yang masih dalam proses pembangunan dan pengembangan salah satunya adalah wisata Kampoeng Air di desa

Astari, 2012, “ Pengembangan Sistem Informasi Penyewaan Bus Pariwisata Berbasis Web Pada Big Tour And Travel Tangerang ”, AMIK BSI,.. Tangerang, Jurnal

Rancang Bangun Smart E-commerce Pada Pogram IPTEK Bagi Masyarakat (IbM) Untuk Meningkatkan Pemasaran Produk Handicraft Reog Pada UMKM di Kabupaten Ponorogo, Universitas

disampaikan Ayat (2) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak Berdasarkan

Menghasilkan karya ilmiah berupa hasil pemikiran yang dipublikasikan dalam bentuk buku dengan judul "Ragam Penilaian Otentik dan Evaluasi Pembelajaran"

Pada hari ini Senin Tanggal Dua puluh tiga Bulan Juli Tahun Dua ribu dua belas, Panitia Pengadaan Suku Cadang dan Penunjang Laboratorium Balai POM di Batam