• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan kurikulum pendidikan nasional Indonesia dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan kurikulum pendidikan nasional Indonesia dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONA INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN PAI

DI SMP BAHAUDIN NGELOM SEPANJANG SIDOARJO

SKRIPSI Oleh :

Fahmi Taufiq Nugroho NIM. D01213011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Fahmi Taufiq Nugroho, D01213011, 2017, pengembangan Kurikulum Pendidikan Nasional dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bahaudin Ngalom Sepanjang Sidoarjo, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci : Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia, Pengembangan Kurikulum

Berbedanya kurikulum pada lembaga pendidikan akan mempengaruhi hasil atau produk dari lembaga pendidikan tersebut, untuk itu peneliti ingin mengkaji lebih dalam lagi tentang kurikulum yang diterapkan di SMP Bahaudim Ngalom Sepanjang Sidoarjo, karena dalam lembaga tersebut memiliki beberapa komponen kurikulum yang saling dipadukan.

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana konsep Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo ? (2) Bagaimana eksistensi Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo? (3) Bagaimana pengembangan Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo?.

Dalam penelitiannya peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan teknik observasi partisipasif, dimana peneliti ikut berpartisipasi dalam objek penelitiannya, wawancara untuk menggali informasi dari data primer dan dokumentasi berupa data yang diperoleh dari dokumen lembaga sebagai data sekundernya. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis konten dan analisis deskriptif. Yang akhirnya data akan diolah dengan proses editing dan pengorganisasian data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngalom Sepanjang Sidoarjo mengembangkan kurikulumnya dengan memadukan antara kurikulum yang dipakai di sekolah umum dengan kurikulum madrasah serta kurikulum yang diolah oleh lembaga tersebut dengan memisahkan antara aspek dalam pembelajaran PAI dengan 4 mata pelajaran yakni fiqih, aqidah akhlaq, sejarah

keislaman dan Alqur’an. Pada masing masing aspek menggunakan kurikulum yang

berbeda.

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... x

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kerangka Konseptual ... 8

F. Sistematika Pembahasan... 11

BAB II : KAJIAN TEORI A. kurikulum pendidikan nasional indonesia ... 12

B. pengertian pendidikan agama islam ... 20

(8)

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 35

B. teknik pengumpulan data ... 39

C. jenis data ... 41

D. sumber data ... 42

E. Analisis data ... 43

BAB IV: HASIL PENELITIAN A.Gambaran umum objek penelitian ... 45

B. Pengembangan kurikulum Pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo. ... 70

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 75

B. Saran-saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA

(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL

4.1 Data siswa 5 tahun terakhir... 51

4.2 Data Keadaan Guru Dan Karyawan ... 54

4.3 Data Fasilitas Sarana Prasarana ... 56

4.4 Data Komponen Kurikulum Wajib SMP Bahaudin... 67

4.5 Data Komponen Kurikulum Kekhasan SMP Bahaudin... 69

(10)

A. LATAR BELAKANG

Dalam era yang serba maju ini indonesia mengalami suatu

perkembangan yang cepat. Sistem kehidupan masyarakat juga tak luput dari

arus globalisasi ini. Globalisasi yang melanda masyarakat muslim indonesia

ini berasal dari dunia barat dan terus memegang supremasi dan dominasi

dalam berbagai lapisan kehidupan masyarakat dunia umumnya.

Dominasi pada lapisan kehidupan masyarakat ini bukan hanya

berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan sains-teknologi, tetapi juga

dalam bidang lainnya seperti sosial, budaya, gaya hidup dan setrusnya.

Berkembangnya globalisasi modern ini dapat terjadi melalui media

televisi, smartphone dan media elektonik lainnya. Seperti informasi dan

konten-konten pada internet yang tidak disadari menjadi pemicu

perkembangan globalisasi di dunia.

Sulit untuk menyeleksi bahkan mengevaluasi nilai-nilai modern yang

disuguhkan oleh pihak ekstern terhadap bangsa indonesia dengan mengakses

berbagai konten yang tersebar dan berkembang pada negara maju yang tak

luput memberikan pengaruh terhadap prilaku keseharian, baik pengaruh

positif ataupun negatif.1

(11)

2

Pendidikan berperan penting dalam membendung bentuk modernisasi

yang terjadi pada lapisan masyarakat, degan adanya pendidikan dan sistem

pendidikan yang bagus akan menghasilkan pula produk-produk yang bagus.

Pendidikan agama islam menjadi salah satu alternatif pilihan pendidikan yang

mengajarkan banyak tentang nilai-nilai dan moral terhadap peserta didiknya.

Sementara pendidikan yang baik adalah pendidikan yang sesuai

dengan tujuan pendidikan tersebut, seperti yang telah disimpulkan saat

konferensi dunia pertama tentang pendidikan islami bahwa tujuan akhir dari

pendidikan islami adalah manusia yang menyerahkan diri secara mutlak

kepada Allah. Sampai dari sini dapat dilihat bahwa para ahli pendidikan

islami bersepakat bahwa manusia yang baik adalah manusia yang bertaqwa

kepada Allah.2

Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan

pengetahuan, tingkahlaku, jasmani dan ruhani, serta kemampuan yang harus

dimiliki untuk hidup didunia dan akhirat. Tujuan yang berkaitan dengan

masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, memperkaya pengalaman

masyarakat. Sementara tujuan profesional dari pendidikan yang islami adalah

keterkaitan pendidikan sebagai seni, profesi, dan sebagai kegiatan

masyarakat.3

Bukan hanya bagaimana pembelajaran pendidikan agama islam yang

diterapkan dengan baik akan tetapi hal yang lebih intens lagi adalah

(12)

bagaimana menata pembelajaran pendidikan agama islam yang baik pula. Hal

itu bisa tersampaikan apabila kurikulum yang digunakan adalah kurikulum

yang tepat. Sementara untuk menuju tujuan pendidikan agama islam yang

baik dibutuhkan adanya perubahan-perubahan sistem pendidikan yang baik

seperti perkembangan pada kurikulum yang ada. Mengutip pendapat Audrei

danHoward Nichools, oemar hamalik mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah the planning of learning oppurtunities intended to bring about certain desired in pupils, and assessment of the extend to which these changes heve taken place. Yang artinya, pengembangan kurikulum adalah perencanaan

kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta diidik ke arah

perubahan perubahan yang diinginkan serta menilai hingga sejauh mana

perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri peserta didik.

Adapun yang dimaksud dengan kesempatan belajar adalah hubungan

yang telah direncanakan dan terkontrol antara para peserta didik, guru, bahan

dan peralatan, serta lingkungan belajar. Semua rencana belajar yang

direncanakan oleh guru bagi para peserta didik sesungguhnya adalah

kurikulum itu sendiri.4

Pada mulanya orang islam menganggap kurikulum hanyalah kumpulan

pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik. Pengertian sempit ini tidaknya

dianut oleh orang islam saja, akan tetapi orang barat pun pernah menganut

(13)

4

pandanagn ini. Kemudian orang barat memperluas pengertian kurikulum.

Ketika konsep barat itu memasuki dunia Islam pada akhir abad ke-19, dan

sudah banyak pula muslim yang mengambil spesialis dalam bidang

pendidikan modern, maka mulailah kecaman terhadap pengertian kurikulum

dalam arti sempit yang masih dianut ketika itu, misalnya universitas

Al-Azhar, Azzaituna di Tunisia, Al-Qurawiyyin di Maroko. Diantar kecamannya

adalah, dalam kurikulum arti sempit itu tidak diantumkan pengalaman belajar

yang diperoleh peserta didik di sekolah, perhatian hanya terpusat pada teori

dan hafalan, kurang memperhatikan pengembangan pengaplikasian keduanya,

terlalu memusatkan perhatian pada hal yang telah berlalu, kurang

memperhatikan materi dengan kemampuan, bakat, minat, dan kebutuhan

peserta didik, serta kekreatifan siswa, pelajaran terkadang berbeda dari realita,

kurang memahami individu peserta didik dan tidak menggunakan pendekatan

multi disiplin dalam memecahkan masalah.5

Kecaman-kecaman ini diperhatikan oleh para pendidik, dan mulai

merubah pandangan mereka tentang kurikulum. Menurut Al Syaibani

kurikulum pendidikan Islami seharusnya menonjolkan mata pelajaran agama

dan akhlaq.6Hal ini juga dapat mencegah dan membendung perkembangan

globalisasi yang menyebar luas diantera masyarakat muslim dunia terutam di

Indonesia. Kurikulum pendidikan Islami seharusnya memperhatikan

pengembangan seluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani dan ruhani.

(14)

Untuk pengembangan menyeluruh ini kurikulum harus berisi mata pelajaran

yang banyak sesuai dengan pembinaan aspek itu.7

Berbedanya kurikulum pada lembaga pendidikan juga akan

mempengaruhi hasil atau produk dari lembaga pendidikan tersebut, menurut

sutrisno madrasah/sekolah didirikan dengan maksud untuk mengumpulkan

keunggulan yang ada pada madrasah/sekolah tersebut.8Misalnya madrasah

dengan kurikulum pesantren maka akan unggul dengan ilmu-ilmu islami,

sementara sekolah dengan kurikulum umum akan unggul dengan ilmu-ilmu

umumnya.

Mendesain kurikulum berarti juga mempertimbangkan nilai-nilai yang

pastinya nilai tertinggi yang diyakini kebenarannya. Ralitanya, kebanyakan

madrasah memiliki kualitas yang lebih rendah daripaa pesantren padahal

didalam madrasah sudah mencantumkan kurikulum yang diterapkan dalam

pesantren, jauh lebih terbelakang lagi dengan ilmu-ilmu umum, karena tidak

mencantumkan kurikulum yang digunakan pada sekolah umum.

Dari uraian latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengetahui

lebih lanjut tentang lembaga pendidikan yang mengintegrasikan 3 macam

kurikulum yang terdapat di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo

yaitu kurikulum pembelajaran PAI yang mengacu pada Kurikulum

Pendidikan Nasional Indonesia, kurikulum PAI yang mengacu pada

kurikulum muatan lokal dengan menekankan keagamaan yang lebih. Dengan

(15)

6

judul “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Nasional dalam Pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo”. Yang mana untuk mengetahui bagaimana lembaga pendidikan tersebut

memadukan kurikulum yang diterapkan dalam pembelajaran PAI.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP

Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo ?

2. Bagaimana eksistensi Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia di SMP

Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo ?

3. Bagaimana pengembangan kurikulum pendidikan nasional Indonesia

dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo?

C. BATASAN MASALAH

Peneliti memberikan batasan pada penelitian ini agar dalam penelitian

ini tidak keluar dan permasalahan yang dibahas, yaitu:

1. Penelitian ini hanya membahas tentang kurikulum pendidikan nasional

Indonesia yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin

(16)

2. Penelitian ini hanya membahas tentang integrasi/ keterpaduan kurikulum

pendidikan nasional Indonesia dan kurikulum muatan lokal dalam

pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

D. TUJUAN

Tujuan penelitian yang diharapkan dapat dicapai melalui penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui konsep dan eksistensi kurikulum Kurikulum Pendidikan

Nasional Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

2. Mengetahui eksistensi kurikulum Kurikulum Pendidikan Nasional

Indonesia di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo

3. Mengetahui pengembangan kurikulum Kurikulum Pendidikan Nasional

Indonesia dalam pembelajaran PAI di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang

Sidoarjo.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Sebagai sumbangan kepada UIN Sunan Ampel Surabaya, khususnya

kepada perpustakaan sebagai bahan bacaan yang bersifat ilmiah dan

sebagai konstribusi hasanah intelektual pendidikan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif

(17)

8

3. Hasil penelitia ini dihrapkan dapat memperkaya hazanah pemikiran

islam, khususnya sebagai upaya pencarian solusi alternatif dalam

melakukan melakukan pembaharuan pendidikan islam di indonesia di

tengah persaingan global ini.

F. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kurikulum pendidikan nasional indonesia

Secara etimologi kurikulum berarti berasal dari bahasa yunani yaitu

curir yang artinya berlari dan curere yang berarti tempat berpacu.

Dalam UU sisdiknas no.20 tahun 2003, kurikulum didefinisikan

sebagai seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam

penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada

setiap satuan pendidikan.9

Menurut Oemar Hamalik kurikulum adalah program pendidikan

yang disediakan oleh lembaga pendidikan sekolah bagi peserta didik.10

2. Pembelajaran PAI

Pembelajaran atau pengajaran adalah suatu kegiatan yang

menyangkut pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotorik

semata mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih

cakap berpikir kritis, sistematis dan objektif, serta terampil dalam

(18)

mengerjakan sesuatu, misalnya menulis, membaca, lari cepat, loncat

tinggi, berenag membuat pesawat radoi, dan sebagainya.11

Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan ynang diberikan kepada

seseorang terhadap seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai

ajaran islam.12

3. Pengembangan kurikulum pendidikan nasional dengan kurikulum muatan

lokal.

Yang dimaksudkan disini adalah pengembangan kurikulum yang

dilaksanakan di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo meliputi

kurikulum pembelajaran PAI yang mengacu pada Kurikulum Pendidikan

Nasional Indonesia yang dikembangkan dengan kurikulum PAI yang

mengacu pada kurikulum kementerian Agama serta kurikulum yang

dikelola oleh lembaga tersebut dengan menekankan keagamaan yang

lebih.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian

ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

(19)

10

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan

masalah, definisi operasional, sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tinjauan tentang kurikulum yang

meliputi: pengertian kurikulum, pengembangan kurikulum,

prinsip pengembangan kurikulum, pendekatan pengembangan

kurikulum, model pengembangan kurikulum dan kurikulum

dalam lembaga pendidikan islam. Pendidikan Agama Islam

yang meliputi: pengertian pendidikan islam tujuan pendidikan

islam.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang bab ini berisi tentang jenis penelitian,

pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,

analisis data.

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang:

A. Profil SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo,

meliputi: sejarah berdirinya SMP Bahaudin Ngelom

Sepanjang Sidoarjo, letak geografis SMP Bahaudin

Ngelom Sepanjang Sidoarjo, visi-misi dan susunan

pengurus SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo,

(20)

Sidoarjo, keadaan sarana dan prasarana SMP Bahaudin

Ngelom Sepanjang Sidoarjo, keadaan para guru SMP

Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo.

B. Penyajian data, meliputi data tentang kurikulum

pendidikan agama islam, proses pembelajaran agama

islam di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang

berkenaan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan

(21)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia

Kurikulum memiliki beberapa tafsiran yang dirumuskan oleh

pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum. Istilah kurikulum berasal dari

bahasa latin, yaitu curriculae yang berarti jarak yang arus ditempuh oleh seorang pelari1. Dari Macam-macam devinisi yang diberikan tentang

kurikulum, lazimnya kurikulum dipandang senagai suatu rencana yang

disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan

tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya15.

Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran yang harus ditempuh dan

harus dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata

ajaran/ subject matter tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang

berguna baginya. Semakin banyak penemuan maka semakin banyak pula mata

ajaran yang harus disusun dalam kurikulum dan arus dipelajari siswa16.

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran . kurikulum adalah suatu

program pendidikan yang diadakan untuk membelajarkan siswa. Dengan

program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi

perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan

15Nasution,Kurikulum Dan Pengajaran(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 5

(22)

pendidikan dan pembelajaran. Oleh sebab itu kurikulum harus

disusunsedemikian rupa agar maksud tersebut dapat dicapai. Kurikulum tidak

terbatas pada sejumlah mata pelajaran tertentu saja, tetapi meliputi setiap

sesuatu yang bisa mempengaruhi siswa, seperti : bangunan sekolah, alat

pelajaran, perlengkapan, perpustakaan gambar-gambar, halaman dan lain

sebagainya yang menunjang pembelajaran efektif. Semua kesempatan dan

kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu

kurikulum.

Kurikulum sebagai pengalaman belajar, yakni kurikulum merupakan

serangkaian pengalaman belajar yang tidak terbatas dalam ruang kelas saja,

melainkan juga mencakup kegiatan di luar kelas. Jadi, kurikulum pada

umumnya adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraaan

proses kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum berupa susunan bahan kajian

dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pembelajaran17.

Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar, baik

dalam ruangan kelas maupun diluar sekolah. Sementara itu,Harold B. Alberty

(1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan siswa

di bawah tanggung jawab sekolah.18 Selain itu, kurikulum juga sebagai

17Oemar Hamalik, Kurikulum, h. 18

(23)

14

seperangkat perencanaan dan media untuk mengantar lembaga pendidikan

dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Kurikulum dapat

diartikan menurut fungsinya sebagaimana dalam pengertianberikut ini:

1. Kurikulum sebagai program studi. Merupakan seperangkat mata

pelajaran yang mampu dipelajari oleh peserta didik di sekolah atau di

institusi pendidikan lainnya.

2. Kurikulum sebagai konten. Merupakan data atau informasi yang

tertera dalam buku-buku kelas tanpa dilengkapi dengan data atau

informasi lain yang memungkinkan timbulnya belajar.

3. Kurikulum sebagai kegiatan terencana. Merupakan kegiatan yang

direncanakan tentang hal-hal yang akan diajarkan dan dengan cara

bagaimana hal itu dapat diajarkan dengan berhasil.

4. Kurikulum sebagai hasil belajar. Merupakan seperangkat tujuan yang

utuh untuk memperoleh suatu hasil tertentu tanpa menspesifikasi

caracara yang dituju untuk memperoleh hasil tersebut, atau

seperangkat hasil belajar yang direncanakan dan diinginkan.

5. Kurikulum sebagai reproduksi kultural. Merupakan transfer dan

refleksi butir-butir kebudayaan masyarakat, agar dimiliki dan

dipahami anak-anak generasi muda masyarakat tersebut.

6. Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Merupakan keseluruhan

(24)

7. Kurikulum sebagai produksi. Merupakan seperangkat tugas yang harus

dilakukan untuk mencapai hasil yang ditetapkan terlebih dahulu.

Menarik kesimpulan bahwa pertimbangan-pertimbangan para ahli

pendidikan Islam dalam menentukan/memilih kurikulum adalah segi

akhlak/budi pekerti dan berikutnya segi kebudayaan dan manfaat19. Dalam

kata lain bearti kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan

pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran

pada semua jenis dan jenjang pendidikan.20

Di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 19 dijelaskan bahwa, Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengatuaran mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional"21

Kurikulum adalah sebagai suatu sistem yang didalamnya terdapat

komponen-komponen yang saling berhubungan dan bergantung. Beberapa

komponen dalam kurikulum antara lain:

1. Komponen tujuan

19Nur Uhbiyati; Abu ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 187. 20Zainal Arifin,Konsep dan Model pengembangan Kurikulum(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012), h. 1.

(25)

16

Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara

keseluruhan, meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif dan

domain psikomotor.Hal ini dicapai dalam rangka mewujudkan lulusan dalam satuan pendidikan sekolah yang sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional. Tujuan pendidikan yang berkaitan dengan aspek

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) disebut tujuan lembaga (institusional). Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan setiap

bidang studi (misalnya: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan lain

sebagainya) disebut tujuan kurikuler. Secara hierarkis tujuan

pendidikan tersebut dapat diurutkan sebagai berikut:

a) Tujuan Pendidikan Nasional

b) Tujuan Institusional

c) Tujuan Kurikuler

d) Tujuan instrusional, yang terdiri dari:

1) Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan

2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

2. Komponen materi

Isi kurikulum atau bahan yaitu memuat tentang sejumlah

materi yang memang sesuai untuk dikonsumsi oleh siswa pada

(26)

tentang pengaturan/struktur materi atau sejumlah program yang tepat

untuk kelas-kelas tertentu.

3. Komponen Media (sarana dan prasarana)

Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media

merupakan perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih

mudah dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, pemanfaatan dan

pemakaian media dalam pengajaran secara tepat terhadap pokok

bahasan yang disajikan pada peserta didik akan mempermudah

peserta didik dalam menanggapi, memahami isi sajian guru dalam

pengajaran.

4. Komponen strategi

Strategi pelaksanaan suatu kurikulum tergambar dari cara yang

ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian,

melaksanakan bimbingan dan penyuluhan dan cara dalam mengatur

kegiatan sekolah secara keseluruhan. Dengan strategi yang baik akan

bisa membangkitkan motivasi belajar anak. 22 Motivasi adalah

22

(27)

18

kekuatan tersembunyi didalam diri kita untuk berkelakuan dan

bertindak dengan cara yang khas.23

5. Komponen Proses Belajar Mengajar

Komponen ini sangat penting dalam sistem pengajaran, sebab

diharapkan melalui proses belajar mengajar akan terjadi

perubahan-perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Keberhasilan

pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indikator

keberhasilan pelaksanaan kurikulum.

Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pengajaran yang

kondusif, merupakan indikator kreativitas dan efektivitas guru dalam

mengajar. Dan hal tersebut dapat dicapai bila guru dapat:

a) Memusatkan pada kepribadian anak dalam mengajar

b) Menerapkan metode mengajarnya

c) Memusatkan pada proses dan produk

d) Memusatkan pada kompetensi yang relevan.24

Seperti yang dikemukakan di media massa, bahwa melalui

pengembangan Kurikulum 2013 dapat menghasilkan insan Indonesia

yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap,

keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini

(28)

pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi

dan karakter peserta didik.

Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep

kompetensi adalah25:

a) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.

b) Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu.

c) Kemampuan(skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh iindividu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebeankan

kepadanya.

d) Nilai(value),adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

e) Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.

f) Minat (interest), merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.

Terkait dengan kompetensi tersebut diatas, maka ada beberapa

hal yang harus diperhatikan yang tercakup dalam kurikulum, antara

(29)

20

tindak lanjut. Agar kurikulum berjalan dengan lancar maka hal – hal

tersebut harus saling berkaitan dan saling mendukung.25

B. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani Paedagogie yang berarti “pendidikan” dan Paedagogia yang berarti “pergaulan dengan

anak-anak”. Sementara itu, orang yang tugas membimbing atau mendidik

dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri disebut Paedagogos. Istilah

paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Pengertian Pendidikan dari segi bahasa adalah sebagai berikut:

1. Tarbiyah, berarti proses menumbuhkan dan mengembangkan potensi (fisik, intelektual, sosial, estetika, dan spiritual) yang terdapat pada

peserta didik, sehingga dapat tumbuh dan terbina dengan optimal, melalui

cara memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki, dan mengaturnya

secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan.26

2. Al-Ta’lim, menurut H. M Quraisy Shihab adalah mengajar yang intinya tidak lain kecuali mengisis benak anak didik dengan pengetahuan yang

berkaitan dengan alam metafisika serta fisika.27

3. Al-Ta’dib, menurut al-Naquib al-Attas adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang

25E. Mulyasa,Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,(Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013), h. 66-68.

(30)

tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan,

sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan

keagungan Tuhan.28

4. Al-Mau’idzah, adalah pendidikan dengan cara memberikan penyadaran dan pencerahan batin agar timbul kesadaran untuk berubah menjadi orang

yang baik.29

5. Al-Tadris, berarti pengajaran, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan

menimbulkan perubahan pada dirinya.

Sedangkan Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut para ahli

adalah sebagai berikut:

1. Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, bahwa

Pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya

sebagai pandangan hidup (way of life).30

2. Pendidikan agama Islam ialah pendidikan yang dilaksanakan berdasar

ajaran Islam.

3. Pendidikan agam Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran

agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik

agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

28Ibid., h. 14. 29Ibid., h. 17.

(31)

22

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah

diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam

itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan

kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

4. A. Arifin mengartikan Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses

sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang

dibutuhkan oleh hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada

ajaran Islam.31

5. Ahmad D. Marimba mengartikan bahwa Pendidikan Agama Islam

adalah suatu konsep berupa bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan

hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama

menurut ukuran Islam.

Adapun tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia agar

menjadi hamba Allah yang shaleh dalam seluruh aspek kehidupannya.32

Pada tataran ini manusia sebagai subjek dan objek pendidikan sangat

diharapkan untuk melibatkan seluruh potensi kemanusiaannya yang

bermuara pada pengabdian dirinya kepada Tuhan. Dalam hal ini Allah

mensinyalir dalam Al-quran surah Adz-Dzariyat (51) ayat 56:

Artinya:Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

31Sri Minarti,Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Filosofis & Aplikatif-Normatif, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 31.

(32)

Melihat posisi sentral manusia dalam proses pendidikan yang

melibatkan potensi fitrah, rasa ketuhanan, hakikat, serta wujud manusia

menurut pandangan Islam, maka tujuan pendidikan Islam adalah untuk

aktualisasi dari potensi-potensi kemanusiaan tersebut.33

Dalam Undang – undang No. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pengertian tersebut senada dengan pendapatnya Muhaimin bahwa

mengenai Pendididkan Agama Islam, yaitu sebagai usaha sadar, yakni

suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara

berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.34

Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan

pendidikan Islam yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir.

1. Tujuan Sementara

Yaitu sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang

melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara di sini yaitu

tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah,

pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu

33Sri Minarti,Ilmu, h. 35.

(33)

24

kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmanai-rohani

dan sebagainya.35

2. Tujuan Akhir

Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya

kepribadian muslim. Sedangkan kepribadian muslim di sini adalah

kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau

mencerminkan ajaran Islam.

Menurut Drs Ahmad D. Marimba aspek-aspek kepribadian dapat

digolongkan ke dalam 3 hal, yaitu:

a) Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang

mudah nampak dan ketahuan dari luar.36

b) Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera

dilihat dan ketahuan dari luar.

c) Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan

yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.

Berpijak dari istilah diatas, pendidikan bisa diartikan sebagai usaha

yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk

membimbing atau memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah

kedewasaan. Atau dengan kata lain, pendidikan kepada anak-anak dalam

(34)

pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri

dan masyarakat.

Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukkan pendidikan adalah

Education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Sementara itu,

pengertian agama dalam kamus bahasa Indonesia yaitu: “Kepercayaan kepada

Tuhan (Dewa dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan

kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.”

Pengertian agama menurut Frezer dalam Aslam Hadi yaitu:

”menyembah atau menghormati kekuatan yang lebih agung dari manusia yang

dianggap mengatur dan menguasai jalannya alam semesta dan jalannya peri

kehidupan manusia.”

Menurut M. A. Tihami pengertian agama yaitu:

1. Al-din(agama) menurut bahasa terdapat banyak makna, antara lain al-Tha'at(Ketaatan), al-Ibadat (Ibadah), al-Jaza(Pembalasan), al-Hisab

(perhitungan).

2. Dalam pengertian syara', al-din (agama) adalah keseluruhan jalan hidup yang ditetapkan Allah melalui lisan Nabi-Nya dalam bentuk

ketentuan-ketentuan (hukum). Agama itu dinamakanal-dinkarena kita (manusia) menjalankan ajarannya berupa keyakinan (kepercayaan) dan

perbuatan. Agama dinamakan al-Millah, karena Allah menuntut ketaatan Rasul dan kemudian Rasul menuntut ketaatan kepada kita

(35)

26

menetapkan atau menentukan cara hidup kepada kita (manusia)

melalui lisan Nabi SAW.

Dari keterangan diatas dan pendapat, dapat disimpulkan bahwa agama

adalah peraturan yang bersumber dari Allah SWT, yang berfungsi untuk

mengatur kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan Sang Pencipta

maupun hubungan antar sesamanya yang dilandasi dengan mengharap ridha

Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Kemudian pengertian Islam itu sendiri adalah agama yang diajarkan oleh Nabi

Muhammad SAW berpedoman pada kitab suci Al-Qur'an, yang diturunkan ke

dunia melalui wahyu Allah SWT. Agama Islam merupakan sistem tata

kehidupan yang pasti bias menjadikan manusia damai, bahagia,dan sejahtera.

Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang diungkapkan

Zakiyah Daradjat, yaitu:

1. Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan

terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya dapat

memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta

menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life).

2. Pendidkan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan

berdasarkan ajaran Islam.

3. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui

ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

(36)

menyeluruh, serta menjadikan keselamatan hidup di dunia dan di

akhirat kelak.

Sedangkan M. Arifin mendefinisikan pendidikan Agama Islam adalah

proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan

yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar

(fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar). Jadi, Pendidikan

Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan

terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati,

dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan,

baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.37

Selain itu tentunya pendidikan agama islam memiliki tujuan, Tujuan

merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha

yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan

lain. Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan

yang meliputi beberapa aspek, misalnya:

1. Tujuan dan tugas hidup manusia. Manuisa hidup bukan karena kebetulan

dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup

tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah

SWT. Indikasi tugasnya barupa ibadah dan tugas sebagai wakil-Nya

dimuka bumi.

(37)

28

2. Memerhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang manusia

sebagai makhluk unik yang mempunyai beberapa potensi bawaan, seperti

fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter, yang berkecenderungan pada al-hanif (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada.

3. Tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai

budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat,

maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam

mengantisipasi perkembangan dunia modern.

4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi kehidupan ideal Islam

mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia

di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal

kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia

berusaha keras untuk meraih kehidupan diakhirat yang lebih

membahagiakan, sehingga manusia dituntut agar tidak terbelenggu oleh

rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki.38

C. Pengembangan kurikulum nasional dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP

Kurikulum merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis

sehingga perlu dinilai dan dikembangkan secara terus menerus dan

berkelanjutan sesuai dengan perkembangan yang ada dalam

(38)

masyarakat. Sedangkan pengembangan kurikulum merupakan upaya

lebih lanjut agar mendapat nilai tambah menuju peningkatan proses

dan kualitas pendidikan di sekolah. Pengembangan yang dimaksud

mencakup seluruh unsur atau komponen pembelajaran yang meliputi

tujuan, isi, metode dan evaluasi.39

Pengembangan kurikulum di sini mengarah pada kegiatan

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program pendiddikan. Dari

pengertian di atas dapat diartikan bahwa pengembangan kurikulum

adalah upaya kegiatan edukatif yang dilakukan oleh sekolah untuk

menumbuh kembangkan seluruh potensi siswa dengan merencanakan,

melaksanakan, dan menilai apa yang telah ditetapkan untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

Sebelum melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum, terlebih

dahulu harus mengenal komponen atau unsur-unsur dalam pengembangan

kurikulum yang didasari oleh landasan pengembangan kurikulum. Dasar

tersebut terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat:

1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar

nasional pendidikan untukk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(39)

30

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan

dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

daerah dan peserta didik.

3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan

memperhatikan: peningkatan iman dan taqwa peningkatan akhlak

mulia, peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik,

keragaman potensi daerah dan lingkungan dan seterusnya.40

Adapun komponen-komponen kurikulum yakni antara lain: tujuan,

materi atau pengalaman belajar, organisasi dan evaluasi.41

1. Tujuan

Tujuan sebagai sebuah komponen kurukulum merupakan

kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler

yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk

kurikulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program

pendidikan, sehingga arah dan tujuan pengembangan kurikulum di sini

harus jelas, yaitu harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan

nasional.

2. Materi

40Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, (Jakarta: Depdiknas, 2003), hlm. 9

(40)

Materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum. Isi atau

materi kurikulum adalah semua pengetahuan, ketrampilan, nilai- nilai

dan sikap yang terorganisasi dalam mata pelajaran atau bidang studi.

Dengan demikian jelaslah bahwa baik materi atau isi kurikulum harus

dipikirkan dan dikaji serta diorganisasikan dalam

pengembangankurikulum.42Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya

yang berjudul Kurikulum dan Pembelajaran bahwa isi kurikulum

dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Materi kurikulum berupa bahan pembelajaran yang terdiri dari

bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh

siswa dalam proses belajar dan pembelajaran.

b) Materi kurikulum mengaju pada pencapaian tujuan masing-masing

satuan pendidikan. Perbedaan dalam ruang lingkup dan urutan

bahan pelajaran disebabkan oleh perbedaan tujuan satuan

pendidikan tersebut.

c) Materi kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional. Dalam hal ini tujuan pendidikan nasional merupakan

target tertinggi yang hendak dicapai melalui pencapaian materi

kurikulum.43

3. Metode

42Ibid.,hlm. 273-275

(41)

32

Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan

materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode

atau strategi pembelajaran menepati fungsi yang penting dalam

kurikulum, karena memuat tugas yang perlu dikerjakan peserta

didik maupun guru, sehingga dalam penyusunannya

berdasarkan analisa yang mendalam yang mengacu pada tujuan

kurikulum.

4. Organisasi

Dalam proses belajar tentunya berbeda antara belajar disekolah

dengan belajar dikehidupan masyarakat, yang mana belajar

disekolah memerlukan pengorganisasian yang sistematis. Seperti

halnya kurikulum merupakan suatu rencana belajar, maka isi dan

pengalaman belajar memerlukan pengorganisasian sedemikian rupa

sehingga dapat berguna bagi tujuan-tujuan pendidikan. Namun

perlu kita sadari bahwa pengorganisasian kurikulum merupakan

kegiatan yang sulit dan kompleks, sehingga perlu adanya

kerjasama dengan pihk-pihak yang terkait.

5. Evaluasi

Evaluasi pada dasarnya ditujukan untuk mengetahuai sejauh mana

(42)

tiga ranah yaitu: afektif, kognitif dan spikomotorik.44 Namun secara

luas evaluasi bisa ditujukan untuk mengevaluasi semua

komponen-komponen yang terkait dengan pengembangan kurikulum.

sehingga kedudukan evaluasi di sini sangatlah penting karena

akan memberikan informasi baik tentang perkembangan belajar

siswa maupun keefektifan kurikulum dan pembelajaran, sehingga dapat

dijadikan putusan dalam proses pembelajaran dan pendidikan secara

tepat.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode dalam pembahasan ini merupakan langkah yang berkaitkan

dengan cara kerja dalam pencapaian sasaran yang diperlukan bagi peneliti,

sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam upaya

mencapai sasaran atau tujuan pemecahan. Sedangkan penelitian adalah usaha

untuk mencari apa yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara

hati-hati, sistematis, serta sempurna terhadap permasalahan sehingga dapat

digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya46. Oleh karena

itu, dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian,

pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik

analisis data.

Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif

subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori

dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di

lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan

gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil

penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam

46

(44)

penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,

penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan

atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian

kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai

bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian atau survei

kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan

informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara

mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan

penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil

yang diwawancarai secara mendalam.

Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan interviewer

atau moderator group periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk

mengidentifikasi dan menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang

gagasan atau topik yang dibahas dan untuk menentukan derajat kesepakatan

yang ada dalam grup. Kualitas hasil temuan dari penelitian kualitatif secara

langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari

interviewer atau moderator group.

Jenis penelitian yang sering kurang dilakukan dari survei karena mahal

dan sangat efektif dalam memperoleh informasi tentang kebutuhan

(45)

36

Dalam hal ini sering metode pilihan dalam kasus di mana pengukuran atau

survei kuantitatif tidak diperlukan.

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, artinya,

prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data yang dinyatakan

verbal dan klasifikasinya bersifat teoritis, tidak diolah melalui perhitungan

matematik dengan berbagai rumus statistik. Dalam penelitian kualitatif,

karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara,

maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif

juga masih bersifat sementara, dan akan berkemban setelah peneliti memasuki

lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau dalam

penelitian kuantitatif itu bersifata menguji hipotesis atau teori, sedangkan

dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.

Dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang

saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,

analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi

atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk

memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat

kaitan antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesa

atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendedkripsikan

informasi apa adanya sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Penelitian

(46)

atau keputusan untuk melakukan tindakan-tindakan dalam melakukan

tugasnya.47

Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai

dengan jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif

yang bersifat holistik atau menyeluruh, jumlah teori yang harus dimiliki oleh

peneliiti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan

fenomena yang berkembang dilapangan.48

B. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Metode Wawancara

Metode interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan

data dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data melalui tanya

jawab, dialog secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam

metode ini teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan

keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan

muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti.49

Adapun dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan

adalah teknik wawancara semi terstruktur. Dalam pelaksanaan peneliti

tidak terpaku pada pedoman wawancara, sehingga peneliti lebih leluasa

dalam menggali informasi secara lebih terbuka dari informan. Pedoman

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 26 8Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 213 49

(47)

38

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan.50

2. Metode observasi

Metode observasi merupakan cara pengumpulan data melalui

pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang

fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung51.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi

partisipatif. Yang mana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang

yang sedang siamati atau digunakan sebagai sumberdata penelitian.

Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang

dikerjakan oleh sumberdata. Daam observasi partisipasif, peneliti

mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengar apa yang diucapkan,

dan berpartisipasi dalam aktifitas mereka52.

Sehingga akan mendapatkan data profil SMP Bahaudin Ngelom

Sepanjang Sidoarjo dan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum

pembelajaran PAI yang digunakan di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang

Sidoarjo.

3. Dokumentasi

50Sugiyono,Metode, h. 233

(48)

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable

atau catatan, transkip, buku, suratkabar, majalah, peraturan, kebijakan dan

sebagainya. Pada teknik pengumpulan dookumentasi bahan-bahan

pustaka digunakan sebagai sumber informasi untuk menjelaskan

pengembanga kurikulum yang digunakan di SMP Bahaudin Ngelom

Sepanjang Sidoarjo.

Metode dokumentasi ini merupakan pelengkap dari metode

wawancara dan observasi. Dokumen yang berbentuk gambar, tabel, bagan

sketsa sebagai struktur organisasi guru dan karyawan, kegiatan belajar

mengajar sebagai bentuk gambar dan lain-lain.

C. Jenis data

a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan

dicatatat untuk pertama kali. Dalam pengumpulan data primer ini dapat

dilakukan dengan cara wawancara. diperoleh secara langsung dari

sumbernya untuk diamati dan dicatat dalam bentuk pertama kalinya dan

merupakan bahan utama peneliti, yaitu sumber yang langsung

memberikan data kepada pengumpulan data lewat orang lain atau lewat

dokumen.53

53

(49)

40

Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer yaitu profil SMP

Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo, kurikulum pembelajar pendidikan

agama islam di SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo

b. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung

diperoleh dari peneliti sendiri. Data sekunder biasanya berwujud data

dokumentasi atau data laporan yang tersedia.54Sumber data sekunder ini

adalah buku-buku, artikel, jurnal dan bahan –bahan kapustakaan lainnya

yang ada relevansinya dengan penelitian ini.

D. Sumber data

a. Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam penelitian

ini informan mempunyai beberapa kriteria yang dianggap dapat

memberikan informasi tentang kurikulum yang digunakan di SMP

Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo seperti kepala sekolah, wakil

kepala kurikulum dan staf guru

b. Sumber tertulis

(50)

Sumber tertulis dapat dikatakan sebagai sumber kedua yang

berasal dari luar sumber kata-kata dan tindakan. Dapat berupa buku,

skripsi, majalah ilmiah dan lainnya.

E. Analisis Data

1. Tekhnik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data

kedalam pola atau kategori dan uraian satuan dasar sehingga lebih muda

untuk dibaca dan di interpretasikan55. Analisis data bertujuan untuk

menelaah data secara sistematika yang diperoleh dari berbagai teknik

pengumpulan data yang antara lain: observasi wawancara dan

dokumentasi. Setelah data terkumpul selanjutnya adalah data

diklasifikasikan sesuai dengan kerangka penelitian kualitatif deskriptif

yang berupaya menggambarkan kondisi latar belakang penelitan secara

menyeluruh dan data tersebut ditarik suatu temuan penelitian.

Dalam penelitian kualitatif dikenal dua strategi analisis data yang

sering digunakan bersama atau terpisah, strategi analisis data yang sering

digunakan bersama-sama atau terpisah, strategi tersebut yaitu analisis

deskriptif kualitatif dan verikatif kualitatif56. Adapun dala penelitian ini

teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif ini berupa

kata-kata atau paragraf yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat

(51)

42

deskriptif mengenai peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi dalam lokasi

penelitian.

Sedangkan bodgan menyatakan bahwa analisis data merupakan

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah difahami dan temuannya daat diinformasikan

kepada orag lain.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis

data adalah proses mencari menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data kedalam kategori tertentu, menjabarkan dalam

setiap unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedaam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Data-data yang sudah terkumpul tersebut kemudian dianalisis

menurut beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Pengolahan data dengan cara diting, yaitu dengan memeriksa kembali

data-data yang sudah dikumpulkan,

b. Pengorganisasian data, yaitu menyusun dan mensistematikan kembali

data-data yang diperoleh kedalam kerangka paparan yang telah

direncanakan.

c. Penemuan hasil, yaitu dengan melakukan analisa lanjutan secara

(52)

menggunakan kaidah-kaidah, teori-teori, serta daalil-dalil untuk

memperoleh kesimpulan, atau dengan istilah lain merupakan cara

berpikir deduktif.

Pada analisis data kualitatif dalam hal ini dilakukan terhadap data

yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian

dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu

kebenaran atau sebaliknay, sehingga memperoleh gambaran baru ataupun

menguatan suatu gambaran yang sudah ada atau sebaliknya. Jadi bentuk

analisis ini dilakukan merupakan penjelasan-penjelasan, bukan berupa

angka-angka statistik atau bentuk angka lainnya57.

Adapun untu kepereluan analisis data digunakan berbagai metode

analisis data sebagai berikut :

a. Analisis konten yaitu suatau teknik untuk mengambil kesimpulan

dengan mengidentifikasi berbagai karkteristik secara objektif,

sistematis dan generalis58. Objektif berarti menurut aturan atau

prosedur yang apabila dilaksanakan oleh peneliti lain dapat

menghasilkan kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya penetapan

isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang ditetapkan secara

konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data agar

tidak bisa. Generalis artinya penemuan harus memiliki refrensi teoritis.

Informasi yang yang didapatkan dari analiis isi dapat dihubungkan

57Joko subagyo,metode, h. 106

(53)

44

dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi teoritis

yang tinggi. Analisis konten merujuk pada metode analisis yang

integratif dan lebih konseptual yang menemukan, mengidentifikasikan,

mengolah dan menganalisis dokumen untuk memahami makna,

signifikansi dan relevansinya. Sehingga merupakan suatu analisis

mendalam yang dapat menggunakan teknik kuantitatif ataupun

kualitatif terhadap pesan-pesan menggunakan metode ilmiah da tidak

terbatas pada jenis variable yang dapat diukur atau konteks tempat

pesan-pesan diciptakan atau disajikan.

b. Metode deskriptif, yaitu bertujuan menggunakan fakta secara secara

sistematis, faktual dan cermat, dengan kata lain bertujuan untuk

menguraikan secara teratur59. Data yang diuraikan berupa penjelasan

yang menggambarkan keadaan, peristiwa ataupun proses.

(54)

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil sekolah

a. Nama Sekolah : SMP Bahaudin

b. NSS/NDS/NIS/NPNS :

204050214090/E.03142005/200900/20501671

c. NPWP Sekolah : 00 366 270 7 617 000

d. Nama Kepala Sekolah : Drs. H. Muhammad NuhSholeh

e. No. Telp/ HP : (031) 70308194

f. Nama Yayasan : YayasanPendidikanBahauddin

g. Alamat Yayasan : Ngelom I/123 Taman

h. No. Telp. Yayasan : (031) 7873296

i. No. Akte Pendirian Yayasan : No.22,Tanggal 23 Oktober 1983

j. Kepemilikan Tanah : Yayasan

k. Status tanah : Hak Milik

l. Luas tanah : 939 m2

m. Status Bangunan : Yayasan

(55)

46

2. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya SMP Bahaudin Ngalom Sepanjang

Sidoarjo

SMP Bahauddin berlokasi di Desa Ngelom Taman, Kecamatan Taman,

Kabupaten Sidoarjo, berdiri sejak tahun 1989. SMP Bahauddin dibangun atas

inisiatif ketua yayasan yang dimana beliau ingin mendirikan Madrasah Aliyah

Bahauddin untuk mewadahi masyarakat dan santri – santri yang berada di

Pondok Pesantren di Desa Ngelom yang ingin melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama.

SMP Bahauddin ini berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan

Bahauddin (YAPIB) yang dipimpin oleh KH. Sholeh Qosim atas usulan

beliau, mulailah didirikan SMP di Desa Ngelom dan berkat dukungan

masyarakat, SMP Bahauddin terus berjalan dan berkembang sesuai zamannya.

Dan pada tahun 2003 SMP Bahauddin mendaftarkan diri ke Lembaga

Pendidikan Ma’arif NU Sidoarjo, untuk dijadikan salah satu sekolah yang ada

di bawah pengawasan dan pengelolaan.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai beberapa tujuan

di dalam mendirikan SMP Bahauddin, antara lain :

a. Untuk membantu masyarakat dalam masalah pendidikan.

b. Untuk menghimpun dan membina anak – anak usia sekolah dalam taraf

usia yang sejajar.

c. Untuk memperdalam penegtahuan umum sekaligus pengetahuan agama

(56)

d. Untuk meningkatkan kwalitas pendidikan anak – anak agar menjadi

muslim yang berpengetahuan luas dan bertanggung jawab.

e. Serta memberikan wadah dalam pendidikan dan akhlak bagi santri dan

masyarakat.

Sasaran pembangunan Humas SMP Bahauddin adalah :

a. Memfasilitasi dan memberdayakan Komite Sekolah sebagai perwujudan

pelibatan masyarakat terhadap perkembangan sekolah.

b. Mencarai dan mengelola dukungan masyarakat ( dana, pemikiran, moral,

dan tenaga ).

c. Menyusun rencana dan program pelibatan orangtua siswa dan masyarakat

dalam kegiatan pengembangan sekolah.

d. Mempromosikan sekolah kepada masyarakat.

e. Membina kerjasama dengan pemerintah setempat dan lembaga terkait.

f. Membina hubungan yang harmonis dengan orangtua siswa.

g. Menyelesaikan masalah – masalah administrasi sekolah yang ada

hubungannya dengan pemerintah setempat.

h. Menyusun program kerja dan anggaran Humas.

i. Membantu komite dalam pengembangan sekolah.

j. Memfasilitasi hubungan antar warga sekolah dan komite.

k. Melaksanakan promosi sekolah.

l. Mengkoordinasikan pelaksanaan praktek kerja industri

m. Mengkoordinasikan pelaksanaan ujian kompetensi produktif.

(57)

48

3. Visi, Misi dan Tujuan

Sebelum suatu lembaga pendidikan melaksanakan program –

programnya, terlebih dahulu lembaga tersebut haruslah mengerti akan Visi,

Misi dan Tujuan daripada lembaga tersebut didirikan. Adapun visi, misi dan

tujuan dari Madrasah Aliyah Bahauddin adalah :

a. Visi SMP Bahauddin

“Terwujudnya insan bernalar dan berbudi berdasarkan iman dan

taqwa”. Indikator dari visi tersebut antara lain :

a) Mampu bernalar dengan sistematis dan logis

b) Memiliki kedisplinan dan budi pekerti yang baik

c) Memiliki sikap dan perilaku keagamaan yang baik

d) Memiliki kepedulian sosial yang tinggi

b. Misi SMP Bahauddin

a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga

setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan

potensi yang dimiliki.

b) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh

(58)

c) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam sehingga

dapat ditumbuhkan pribadi ditumbuhkan pribadi yang beriman,

bertaqwa dan berakhlaqul karimah.

c. Motto dan Tujuan Madrasah Aliyah Bahauddin

“ Berprestasi, Luhur Budi, Mampu Berkompetisi”. Tujuan SMP

Bahauddin antara lain :

a) Lulusan SMP Bahauddin memiliki sikap dan perilaku yang terpuji,

memiliki penalaran yang baik, serta memiliki kepeduliaan social

yang tinggi.

b) Lulusan SMP Bahauddin dapat mempraktikkan shalat dengan benar

dan membaca Al Qur’an dengan lancer.

c) Rata–rata ujian Nasional mencapai 6,0.

d) Lulusan Madrasah Aliyah Bahauddin dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

[image:58.612.133.529.236.716.2]

4. Data siswa 5 tahun terakhir

Tabel 4.1

Data siswa 5 tahun terakhir

Tahun

Pelajaran

Kelas VII

Kelas

VIII KelasIX Jumlah

(59)

50

2012/

2013 193 229 240 662

2013/

2014 267 187 224 678

2014/

2015 278 263 176 717

2015/

2016 270 247 256 773

2016/

2017 245 234 247 726

5. Struktur Organisasi

a. Ketua Yayasan : KH. Sholeh qosim

b. Komite sekolah :Drs. Ichwan Tojib

c. Kepala sekolah :Drs. H. Muhammad Nuh Sholeh

d. Wakil kepala sekolah :Ratna Sari Dewi, S.Pd

e. Unit perpustakaan :Nuryati, S.Pd

f. Unit Tata usaha :M. Khoirul Anam, S.Pd.I

g. Waka kurikulum :Ratna Sari Dewi, S.Pd

h. Waka sarpras :Nurul Huda, S.Ag

i. Waka kesiswaan :Fitroh Yulaga, S.Pd

j. Waka humas :Farihul Umam, S.H.I

k. Wali kelas 7 :

a) Nuryati, S.Pd

(60)

c) Nur Aini, S.Pd

d) Dini Widyati, S.Pd

e) Uswatun H, S.Pd

f) Menik As, S.Pd

l. Wali kelas 8 :

a) L Mahbubah, S.Ag

b) Ratna Sari D, S.Pd

c) Titin A, S.Pd

d) Fitroh Y, S.Pd

e) Ninik Ch, S.Pd

f) Elok J, S.Pd

m. Wali kelas 9 :

a) S Subaidah, S.Pd

b) Samirah, S.Pd

c) Nina Nur M, S.Pd

d) Dra. Saimah

e) Kuswatul H, S.Pd

f) Diyah K, S.Pd

6. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru merupakan penentu terhadap keberhasilan suatu kegiatan belajar

(61)

52

akan menunaikan tugasnya dengan baik atau dapat bertindak sebagai tenaga

pengajar yang efektif, jika padanya terdapat berbagai kompetensi keguruan

dan melaksanakan fungsinya sebagai guru.

Untuk mengetahui keadaan guru di SMP Bahauddin, dapat dilihat

[image:61.612.142.523.220.703.2]

tabel :

Tabel 4.2

Data Keadaan Guru Dan Karyawan

No. Nama Guru Jabatan

1. H. Choiruddin, Sh Guru

2. Drs. H. MUHAMMAD NUH Ka. Madrasah

3. Sabbaha Lillah, S. Sas Guru / wali kelas

4. Purnomo,S. Pd Guru / wali kelas

5. Khoirul Anam Guru

6. Dyah Kusumarini, S. Pd Guru

7. Syihabuddin, S. Ag Guru / wali kelas

8. Titin Agustin, S. Pd Guru

9. Muhammad Farihul Umam,S.Hi Guru / wali kelas

10. Iis Rusiandaru,S.Pd Guru

11. Drs.H.CHUSNUL HUDA Guru

12. Indah Mufarrocha,S.Psi Bk

(62)

7. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di sekolah ikut memiliki peran yang penting dalam

proses belajar-mengajar. Sama halnya di MA Bahauddin Sepanjang, sekolah

ini juga menyediakan beberapa sarana dan prasarana dalam proses belajar

mengajar dengan tujuan agar hasil belajar tercapai dengan maksimal.60

Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMP Praja Mukti Surabaya

[image:62.612.138.524.81.527.2]

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

60Wawancara dengan Waka sarpras SMP Bahaudin Ngelom Sepanjang Sidoarjo, M. Khoirul Anam,, 3 maret 2017 pukul 12.00 WIB

14. Zaenal Arifin, S.Pd Guru / wali kelas

15. Kuswatul Chasanah,S.Pd Guru

16. Machmudah,S.Si Guru / wali kelas

17. Samirah, S. Pd Guru

18. Nur Aini, S.Si Guru

Gambar

Tabel 4.1Data siswa 5 tahun terakhir
Tabel 4.2Data Keadaan Guru Dan Karyawan
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

yang berasal dari Bogor mempunyai kemiripan yang relat if t inggi dengan ikan nila GMT dari Sukabumi dan ikan nila GIFT yang berasal dari Sukamandi sedangkan ikan nila Nirwana

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menerapkan kerja kelompok untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan anak kelompok B

lengkap karena tidak menuliskan satuan pada besaran. 4) Menuliskan besaran yang ditanya, dari 30 peserta didik 14 (46,7%) orang. peserta didik menuliskan simbol besaran

Berdasarkan data perbandingan hasil keputusan antara sistem dan ahli, maka tingkat akurasi dari sistem pendukung keputusan pemilihan penanaman varietas unggul padi

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat cukup bukti secara empiris untuk menerima hipotesis (H7) bahwa sema- kin tinggi kapabilitas pemasaran perusahaan maka kinerja pemasaran

[r]

The subject of the study was 5 th semester students and 2 lecturers of English Education Study Program of Unimus1. It observed the communication strategies used during the