DAKWAH MELALUI RADIO : PERSEPSI MASYARAKAT DESA TEBEL BARAT TERHADAP PROGRAM DAKWAH“RASA SAYANG”DI RADIO EL VICTOR
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh :
Rizki Wahyu Andani B01212047
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Rizki Wahyu Andani, B01212047, 2016. DAKWAH MELALUI RADIO (Persepsi Masyarakat Desa Tebel Barat Terhadap Program Dakwah “Rasa Sayang” di Radio El Victor Surabaya). Skripsi Jurusan Komunikasi, Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kata kunci : Persepsi Masyarakat, Program Dakwah, Radio.
Di era modern, radio sudah sangat canggih karena bisa didengarkan dimana saja dan kapan saja. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Persepsi Masyarakat Desa Tebel Barat Terhadap Program Dakwah “Rasa Sayang” di Radio El Victor Surabaya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi masyarakat untuk mengungkap persoalan tersebut. Tujuannya untuk mengamalkan pesab dakwah yang ada di program dakwah "rasa sayang".
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik, Metode deskriptif digunakan untuk menghimpun data aktual. Peneliti menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data, wawancara dengan informan dan juga penyiar radio el victor, agar data yang didapat valid.
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menemukan dua persepsi postifi dan persespsi negatif yang terdapat di program Radio El Victor ini, diantaranya : (1) persepsi positifnya, masyarkat menyukai adanya program ini, dikarenakan masyarakat dapat menambah ilmu agamanya dan merasa pengetahuannya tentang agamanya mendapatkan timbal balik yang besar, (2) persepsi negatif, tidak adanya narasumber dalam program ini, akan tetapi opini yang dibawakan oleh penyiar ditanggapi baik oleh pendengar program “Rasa Sayang” Radio El Victor Surabaya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR………... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Konseptual... 7
F. SistematikaPembahasan ... 10
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN DAKWAH MELALUI RADIO A. Kerangka Teoritik Dakwah Melalui Radio... 12
1. Persepsi Masyarakat... 12
a. Pengertian Persepsi Masyarakat ... 12
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhipersepsi...……… …………...14
a) Faktor Penerima ... 14
b) Faktor Situasi ...15
c) Faktor Objek ... 16
c. Pengaruh persepsi terhadap perilaku sosial.………....17
a) Kebutuhan Kognitif ... 18
c) Kebutuhan Behavior ... 19
d. Syarat individu mengadakan persepsi ... 20
2. Dakwah Melalui Radio ... 20
a. Pengertian Dakwah... 20
a. Pengertian Radio ... 24
b. Sejarah Radio ... 25
c. Karakteristik Radio ...27
1. Auditif ... 27
2. Gangguan ... 27
3. Intim ... 28
d. Dakwah melalui radio ... 30
a. Efektifitas Dakwah melalui siaran radio... 30
b. Menjadi penyiar dan da’i di radio... 31
c. Kelebihan dan kekurangan radio sebagai media dakwah...32
1. Kelebihan radio sebagai media dakwah ... 32
2. Kekurangan radio sebagai media dakwah ... 32
B. Kajian Teori ... 32
C. Penelitian Terdahulu ... 34
BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 39
B. Kehadiran Peneliti ... 42
C. Lokasi penelitian ... 42
D. Sumber Data ... 43
E. Teknik PengumpulanData ... 46
F. Teknik Analisis Data ... 47
G. Teknik Keabsahan Data ... 48
H. Tahap Penelitian ... 49
BAB IV : PENYAJIAN DATATEMUAN PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 52
1. Profile Desa Tebel Barat………...……….52
a. Keadaan Geografis Desa Tebel Barat………..……….52
c. Keadaan sosial ekonomi………...………. 53
d. Keadaan sosial keagamaan………..54
2. ProfileProgram “Rasa Sayang” di Radio El Victor……...………....55
a. Profile Program “Rasa Sayang”….………...………... 55
b. Motto ...……….…... 58
c. Format Radio ...……….………...59
d. Program acara radio ... 59
B. Penyajian Data ... 67
C. Temuan peneletian ... 72
D. Konfirmasi Teori ... 77
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 83
B. Saran... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 85
DAFTAR TABEL
TabelIITipologi Pendengar Radio……..…….……….28
Grafik II Susunan informasi ...29
Tabel III Data Informan ...…………..………45
Tabel IV Program Radio El Victor Surabaya .………....…….59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi era globalisasi informasi dan perkembangan
teknologi akhir-akhir ini, dunia dihadapkan kepada cepatnya
perkembangan arus informasi. Pemanfaatan alat-alat teknologi sebagai
media penyampain informasi kepada khalayak, sepertinya tidak dapat
dibendung. Tetapi sebaliknya, keberadaan teknologi canggih di era
globalisasi informasi dan komunikasi ini harus dimanfaatkan untuk
penyebaran informasi dan pesan-pesan dakwah islam.
Islam adalah ajaran agama, bukan ilmu pengetahuan. Untuk
mempercayai ajaran ini, hidayah menjadi faktor penentu. Hidayah tidak
bisa dijangkau oleh akal, apalagi indra kita. Yang dapat dikembangkan
dari islam agar menjadi sains (ilmu pengetahuan) adalah fenomena dan
pengalaman keagamaan(relegius experiences)bagi umat islam. Fenomena
keagamaan terbentuk dari pengalaman keagamaan, baik individu maupun
kelompok. Pengalaman ini menyangkut perubahan pemahaman mereka
tentang ajaran islam (kognitif) perubahan sikap mereka (afektif), dan
perubahan perilaku mereka (konatif).1
Dalam islam, ajaran dakwah termasuk dalam Al-Qur’an dan As -Sunnah. Ulama membahas dakwah saat bertemu dengan ayat-ayat dakwah.
Dalam kajian tematis, sedikit ulama tafsir memiliki perhatian terhadap
1
tema dakwah. Begitu pula, ulama hadis juga menguraikan dakwah ketika
mengahadapi hadis tetang dakwah.
Akan tetapi pembahasan dakwah kebanyakan ada dalam bab iman,
bab ilmu, bab jihad,dan bab adab. Dalam ilmu tauhid, ulama
membicarakan dakwah dalam konteks tugas risalah para rasul, hidayah,
dan perbuatan manusia. Ulama fikih juga ikut membahas dakwah yang di
letakkan bab jihad. Dalam penulurusan kitab-kitab fikih, para ahli fikih
menekankan dakwah struktural yang dibebankan pada tugas Negara ( al-fiqh al-siyasi). Ulama tasawuf justru meletakkan topik dakwah yang
terfokus pada kepribadian pendakwah. Hanya kitab ihya’ ‘Uum al-Din
(menghidupkan ilmu-ilmu dakwah agama) yang membuat bab al-amr bi al-ma’ruf wa al-naby’an al-munkar (perintah menegakkan kebajikan dan
mencegah kemungkaran). Dalam kitab-kitab sejarah islam yang di tulis
para ulama tarikh, juga tidak ada pembahasan tersendiri tentang dakwah,
bahkan mereka sedikit menggunakan istilah dakwah dalam
mengemukakan perjuangan nabi saw. Dengan demikian, konsep dakwah
dalam literature klasik masih belum mendapat perhatian khusus.2
Mengenai Hukum dakwah banyak di dalam ayat Al-Qur’an maupun teks hadist Nabi Muhammad SAW, yang menguraikan tentang dakwah
islam. Di antara ayat-ayat dakwah yang mengatakan kewajiban dakwah
secara tegas adalah surat an-nahl ayat 125, surat al-imran ayat 104.3
2
Ibid h. 81
3
1. QS. An-Nahl 125
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.4
2.
QS. Al-Imran 104 :Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.5
Aktivitas dakwah islam saat ini tidak cukup dengan media
tradisioanal, seperti melalui ceramah dan pengajian yang masih
menggunakan media komunikasi oral atau komunikasi tutur. Penggunaan
media-media komunikasi modern sesuai dengan taraf perkembangan daya
fikir manusia harus dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah islam
lebih mengena sasaran dan tidak ketinggalan zaman.
Dakwah adalah tindakan mengkomunikasikan pesan-pesan dakwah
sebagai upaya menghimbau orang lain ke arah Islam. Karena dalam
dakwah terdapat penyampaian informasi ajaran Islam berupa ajakan untuk
4
Departemen RI, Al Quran Dan Terjemahannya(Surabaya : Mekar Surabaya, 2002)
5
berbuat baik dan larangan untuk berbuat kemungkaran, nasehat dan pesan
peringatan dan pengajaran dengan segala sifat-sifatnya.
Penggunaan media juga harus menyesuaikan kondisi pada perubahan
zaman. Adapun yang dilakukan para Rasul dalam menyampaikan ajaran
agama Islam yaitu menggunakan metode berbicara dan kontak langsung
serta menggunakan bahasa yang dapat memberikan penjelasan bagi para
kaum yang hidup pada masa Rasul merupakan metode yang sesuai untuk
berdakwah.6
Radio sebagai media massa terus mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Dimulai dari zaman Belanda, zaman Jepang, zaman
kemerdekaan, dan zaman orde baru. Mulai dari radio yang segmentasinya
luas, sampai yang mempersempit diri dalam segmentasi. Sehingga radio
yang dulunya bersifat umum, sekarang dikenal dengan radio wanita, radio
untuk anak muda, radio untuk remaja, radio khusus berita, radio budaya
dan lain sebagainya.
Radio merupakan salah satu media massa yang berkaitan erat dengan
kebutuhan masyarakat yang dapat memberikan berbagai macam informasi,
hiburan, dan pendidikan. Radio sebagai media massa yang efektif dalam
penyebaran informasi, berbagai macam informasi bisa disampaikan
dengan audio yang jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
masyarakat pada umumnya. Radio juga menyebabkan ketergantungan
terhadap masyarakat karena tidak dapat dipisahkan dengan kebiasaan
6
mendengarkan radio karena Radio memberikan kepuasan tersendiri
terhadap pendengarnya, dengan adanya radio tersebut sangat praktis
sehingga masyarakat dapat mendengarkan radio dimana saja dan kapan
saja. Didalam radio sangat diperhatikan bagaimana cara berkomunikasi
terhadap masyarakat, maka beberapa stasiun radio memiliki ciri khas
sendiri-sendiri dalam bersiaran atau berkomunikasi.
Oleh karena itu radio dianggap efektif dalam penyampaian informasi
pada masyarakat, sebab radio merupakan alat informasi yang paling
banyak dimiliki masyarakat. Selain harganya yang terjangkau, radio juga
mempunyai daya persuasi yang khusus bagi masyarakat pendengar, kapan
dan dimana saja. Dengan didukung pula kemajuan teknologi yang
menggabungkan radio bersama telepon genggam, yang saat ini bisa
dibilang telah menjadi barang yang lumrah dimiliki oleh banyak orang.
Masyarakat pada zaman sekarang menginginkan kemasan dakwah yang
dapat dimengerti dan juga dapat dipahami, oleh karena itu radio el victor
memberikan program dakwah yang menarik perhatian pendengar dengan
memberikan kajian-kajian islam yang dibahas dengan gaya bahasa dan
pembawaan yang ringan, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam
menyampaikan kajian yang dibawakan oleh penyiar.
Maka dari itu, peneliti memfokuskan kepada Persepsi Masyarakat
Terhadap Program Dakwah “Rasa Sayang” di Radio El Victor Surabaya yang disiarkan langsung pada pukul 08.00 sampai 10.00 dengan kajian
B. Rumusan Masalah
Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwasanya
Bagaimana Persepsi Masyarakat Desa Tebel Barat Terhadap Program
Dakwah Di Radio El Victor ?
C. Tujuan Penelitian
Agar kita sebagai mahasiswa KPI dapat mengetahui program –
program dakwah Radio El Victor Surabaya, sehingga kita dapat
mengamalkan apa yang dijelaskan dalam program dakwah tersebut
terhadap masyarakat. Dan pengaruh untuk masyarakat sendiri dapat
mengaplikasikan apa yang didapat dari program dakwah “Rasa Sayang”.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan baru terhadap
mahasiswa KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Yang akan
menjadikan refrensi mahasiswa dan akan memberikan penelitian yang
terbaru di dunia komunikasi.
2. Manfaat Praktis
a)Konten yang baik akan memberikan efek yang baik. Mendengar radio
dengan memiliki kuantitas yang bagus, agar mahasiswa dapat mengerti
bagaimana cara siaran radio yang memenuhi standart. Memberikan
penjelasan, bahwasannya radio yang bernuasa islami juga memiliki
E. Definisi Konseptualisasi 1. Persepsi Masyarakat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata persepsi ada dua
pengertian pertama, tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu;
serapan: kedua, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya.7
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan
untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.8
Masyarkat juga sebagai sekelompok orang yang membentuk
sebuahsistemsemi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu - individu yang berada dalam kelompok
tersebut.
Dari penelitian disini pengertian pesepsi lebih mengarah kepada
pengertian nomor satu yakni, bagaimana masyarakat mengetahui
Program Dakwah yang terdapat di Radio El Victor Surabaya dengan
mendengarkan radio tersebut, sehingga masyarakat mengetahui persepsi
dalam kajian dakwah yang disiarkan oleh radio el victor surabaya.
2. Program Dakwah Rasa Sayang
Secara sederhana program diartikan sebagai susunan acara yang
disajikan dalam bentuk siaran, pagelaran dan sebagainya (kamus
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V1.1)
8
Indonesia). Sedangkan pengertian lain dari acara atau programmeadalah rancangan penyiaran produksi siaran radio/televisi (kamus komunikasi).
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara sederhana yaitu : Program diartikan sebagai susunan acara yang disajikan dalam bentuk
siaran, pagelaran dan sebagainya9.
Program siaran yang dibuat oleh radio haruslah sesuai dengan apa
yang disukai oleh para pendengar, dan bisa menawarkan
program-program yang menggambarkan dengan visi misi radio tersebut.
Badan radio siaran swasta ini dimiliki perorangan dan sifatnya
komersial. D'engan lisensi pemerintah, biaya untuk kelangsungan
hidupnya diperoleh dari periklanan dan pensponsoran acara (sponsored program).10
Program Dakwah “Rasa Sayang” merupakan program unggulan
yang kedua setelah fajar syiar, akan tetapi program yang ada di radio El
Victor ini semua memiliki kekhasan dalam menyampaikan suatu pesan
atau informasi kepada pendengarnya.
Program “Rasa Sayang” adalah program yang menyajikan kajian –
kajian sosial dan budaya yang dikaitkan dengan agama, yang dimana
nantinya penyiar akan memberikan pernyataan kepada pendengar dan
pendengar menyampaikan opini kepada penyiar, lalu akan dilihat dari
sudut pandang agama. Tidak hanya itu, pemanis dari program ini adalah
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia
10
terdapat musik religi yang dapat menenangkan hati dan menyejukkan hati
para pendengar radio.
Contoh dari program “Rasa Sayang” yakni suatu ketika ada seorang suami dan istri yang tidak memiliki anak lalu apakah suami ini menikah
lagi atau mengambil anak dari panti asuhan. Dari penyataan seperti
contoh tersebut akan dilihat dari segi sosial, budaya dan juga dari segi
agama. Dan disetiap akhir acara akan diambil kesimpulan oleh penyiar
dan juga penyiar mengembalikan lagi kepada pendengar dengan
mengambil kebaikan dari opini – opini yang dilontaran oleh pendengar
yang lainnya.
Dakwah sendiri yakni mendorong manusia agar berbuat kebajikan
dan mengikuti petunjuk agama, menyeru mereka berbuat kebajikan dan
melarang mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Sehingga jika digabungkan dari 2 kata ini akan menjadi program dakwah,
dan dapat disimpulkan bahwasannya Program Dakwah adalah rancangan
yang disusun secara sistematis, terperinci dan detail dalam melaksanakan
kegiatan berdakwah untuk mencapai suatu tujuan yang mulia.
Dalam sebuah organisasi dakwah, program dakwah ini sangat
dibutuhkan dan bersifat tidak dapat dipisahkan karena keberhasilan suatu
organisasi dakwah dilihat dari program dakwah yang sudah disusun dan
program dakwah ini berkaitan dengan perencanaan11 dalam sebuah
manajemen dakwah. Manfaat dari penyusunan program dakwah yaitu
11
sebagai alat pemerinci dari sebuah perencanaan yang masih umum dan
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan.
Disini peneliti memilih program “Rasa Sayang” dari 4 program dakwah yang ada di El Victor Surabaya. Program dakwah “Rasa Sayang”
adalah program – program dari Radio El Victor itu sendiri. Program
“Rasa Sayang” yang disiarkan pukul 08.00 sampai 10.00 pagi, dengan
memberikan kajian-kajian agama dan juga kajian – kajian sosial dan
budaya, yang berbeda yang membuat pendengar semakin kaya akan ilmu
agamanya.
Sifat pendengar radio adalah heterogen, berbeda dalam usia,
pendidikan, jenis kelamin, dan status kehidupan. Jadi, kekuatan radio
sama sekali belum menjamin bahwa pesan-pesan yang disampaikan oleh
reporter dapat diterima dan dimengerti oleh khalayak. Karena itu,
konsep-konsep pesan dalam penyajian suatu acara harus diupayakan
ringkas dengan membatasi fakta, karena pikiran pendengar tidak dapat
menyimpan informasi yang jumlahnya banyak.12
F. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian skripsi ini tersusun dengan secara rapi dan jelas
sehingga mudah dipahami, maka peneliti susun sistematika pembahasan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
12
Bab ini meliputi : latar balakang masalah, rumusan masalah, tujuan
masalah, manfaat penelitian, definisi konsep, dan terakhir sistematika
pembahasan.
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN
Bab ini berisi tentang kajian teori. Bab ini juga menjelaskan ruang lingkup
dakwah dan radio, persepsi dan juga program. Pengertian dakwah, efek
dakwah, materi dakwah, media dakwah, etika dakwah dalam dunia
modern dan metode komunikasi dakwah. Pengertian radio, sejarah radio,
perkembangan radio, karakteristik radio, dan format radio, dan yang
terakhir penelitian terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahapan penelitian.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini berisikan tentang laporan hasil penelitian meliputi temuan
penelitian terkait data hasil penelitian kemudian konfirmasi temuan
dengan teori.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir yang didalamnya berisi tentang kesimpulan
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
DAKWAH MELALUI RADIO
A. Kajian Kepustakaan 1. Persepsi Masyarakat
a. Pengertian Persepsi Masyarakat
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan,
yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya13. Definisi yang lain menyebutkan
bahwa persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan,
mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap satu obyek
rangsangan. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini persepsi
melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu
peristiwa atau obyek.14
Masyarakat sendiri yakni kelompok-kelompok orang yang
menempati sebuah wilayah (teritorial) tertentu, yang hidup secara relatif
lama, saling berkomunikasi, memilki simbol-simbol dan aturan-aturan
tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota
masyarakat, memiliki sistem stratifikasi, sadar sebagai bagian dari
anggota masyarakat tersebut relatif dapat menghidupi dirinya sendiri.15
13
Walgito Bimo,Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 53
14 Ibid
15
Dan disini persepsi masyarakat yakni bagaimana masyarakat dapat
memahami dan mengerti apa yang disampaikan oleh program dakwah
“rasa sayang”, yang sudah dikaji bersama-sama oleh penyiar dan juga pendengar yang menguatarakan pendapatnya atau opininya.
Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang
pengalaman terhadap suatu benda atau suatu kejadian yang alami.16
Persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, dan
memfokuskan perhatian terhadap satu obyek rangsangan. Dalam proses
pengelompokan dan membedakan ini persepsi melibatkan proses
interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau
obyek.17
Dalam proses persepsi seseorang, memori akan merinci masukan
(input) stimulus dalam usaha menemukan ciri - ciri tertentu yang sesuai
dengan spesifikasi suatu konsep. Dalam proses persepsi itu terjadi
organisasi ciri - ciri utama yang bersifat teratur, dampak gema, efek awal
dan efek akhir serta kualitas orang yang dipersepsi.
Ciri–ciri utama yang teratur adalah ciri–ciri yang dimiliki individu
yang dapat dievaluasi orang lain. Contoh ciri – ciri utama yang teratur adalah kecerdasan, keterampilan, kerajinan atau keakraban. Dampak
gema adalah asumsi individu terhadap orang lain bahwa orang lain itu
memiliki ciri – ciri tertentu yang mempengaruhi perseptor tentang sebagaian besar perilaku orang itu. Efek awal adalah suatu cara yang
16
Bimo Walgito,Pengantar Ilmu Psikologi(Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 53.
17
menunjukkan bahwa informasi awal akan banyak mewarnai persepsi
seseorang terhadap persepsi – persepsi berikutnya. Efek akhir adalah
kecendrungan seseorang untuk menilai orang lain berdasarkan pada ciri–
ciri paling akhir yang dijumpainya. Kualitas perseptor berti bahwa ciri –
ciri yang berbeda dari setiap individu perseptor akan menghasilkan
persepsi yang beragam.18
b. Berikut Ini Adalah Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi :
a) Faktor Penerima
Apabila seseorang mengamati orang lain yang menjadi objek
sasaran persepsi dan mencoba memahaminya, tidak dapat disangkal
bahwa pemahaman sebagai suatu proses kognitif akan sangat
dipengaruhi oleh karateristik keperibadian seorang pengamat.
Diantara karateristik kepribadian utama itu adalah konsep diri, nilai,
dan sikap, pengalaman di masa lampau, dan harapan–harapan yang
terdapat dalam dirinya.19
Seseorang yang memiliki konsep diri (self concept) tinggi dan
selalu merasa diri secara mental dalam keadaan sehat, cenderung
melihat orang lain dari sudut tinjauan yang bersifat positif dan
optimistik, dibandingan dengan seseorang yang memiliki konsep diri
rendah.
Orang yang memegang nilai dan sikap otoritarian tentu akan
memiliki persepsi sosial yang berbeda dengan orang yang
18
Dr Fatah Hanurawan,Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Univ Negri Malang : Agustus 2010) Pt Remaja Rosdakarya. h. 35
19
memegang nilai dan sikap liberal. Pengalaman di masa lalu sebagai
bagian dasar informasi juga menentukan pembentukan persepsi
seseorang. Harapan sering kali memberi semacam kerangka dalam
diri seseorang untuk melakukan penilaian terhadap orang lain ke
arah tertentu.
b) Faktor Situasi
Pengaruh faktor situasi dalam proses persepsi sosial dapat
dipilih menjadi tiga yaitu seleksi, kesamaan, dan organisasi. Secara
ilmiah seseorang akan lebih memusatkan perhatian pada objek –
objek yang dianggap lebih disukai, ketimbang objek – objek yang tidak disukainya. Proses kognitif semacam ini lazim disebut dengan
seleksi informasi tentang keberadaan suatu objek, baik yang bersifat
fisik maupun sosial.20
Unsur kedua dalam faktor situasi adalah kesamaan, Kesamaan
adalah kecenderungan dalam proses persepsi sosial untuk
mengklasifikasikan orang – orang kedalam suatu kategori yang kurang lebih sama. Dalam hal ini, terapat kecenderungan dalam diri
manusia untuk menyesuaikan orang – orang lain atau objek – objek fisik kedalam skema sturktural yang telah ada dalam dirinya. Pada
konteks relasi sosial dengan orang lain kedalam stereotip tertentu
seperti berdasarkan latarbelakang, jenis kelamin, status sosial dan
etnik.
20
Kemudian sebagai unsur ketiga dalam faktor situasi adalah
organisasi persepual. Dalam persepsi sosial, individu cenderung
untuk memahami orang lain sebagai objek persepsi kedalam sistem
yang bersifat logis, teratur dan runtut. Pemahaman sistematik
semacam itu biasa disebut dengan organisasi perseptual. Apabila
seorang menerima informasi maka ia mencoba untuk menyesuaikan
informasi itu ke dalam pola–pola yang telah ada.
c) Faktor Objek
Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu
adalah orang lain. Beberapa ciri yang terdapat dalam diri objek
sangatlah memungkinkan untuk dapat memberi pengaruh yang
menentukan terhadap terbentuknya persepsi.21
Ciri yang pertama adalah dapat menimbulkan kesan pada diri
penerima yaitu keunikan suatu objek. Dalam hal ini, ciri – ciri unik
yang terdapat dalam diri seseorang adalah salah satu unsur penting
yang menyebabkan orang lain merasa tertarik untuk memusatkan
perhatiannya.
Ciri yang kedua adalah kekontrasan, seseorang akan lebih
mudah dipersepsi oleh orang lain terutama apabila ia memiliki
karateristik berbeda dibanding lingkungan fisik maupun lingkungan
sosialnya.
Ciri yang ketiga adalah ukuran dan intensitas yang terdapat
dalam diri objek. dalam konteks ini, seorang ratu dunia (Miss World)
dengan ukuran fisik tertentu dan wajah yang cantik akan lebih muda
menimbulkan kesan pada orang lain ketimbang melihat gadis - gadis
pada umumnya.22
Ciri yang terakhir atau yang keempat adalah kedekatan, objek
dengan latar belakang sosial orang lain. Orang – orang dalam suatu
departemen tertentu akan cenderung untuk diklasifikasikan sebagai
memiliki ciri –ciri yang sama karena hubungan yang dekat diantara
mereka.
c. Pengaruh Persepsi Terhadap Perilaku Sosial
Dalam mempelajari perilaku sosial pada lingkup interaksi sosial,
persepsi sosial menjadi penting karena perilaku seseorang sering kali
relevan untuk dijelaskan melalui penelaah yang menjadi interaksi dalam
berkomunikasi.23
Dalam hubungan sosial, persepsi sosial dapat dijadikan sebagai
kerangka berpikir untuk mempermudah dan mengatur hubungan
seseorang dengan orang lain. Namun demikian, selain bermanfaat dalam
proses interaksi sosial, persepsi sosial sebagain suatu gambaran
penyerdehanaan kesimpulan tentang orang lain, terkadang dapat
menimbulkan masalah – masalah yang berkenaan dengan kesalahan
22
Ibid h. 40
23
persepsi.24 Persepsi masyarakat juga dipengaruhi oleh beberapa
kebutuhan dalam diri individu, yaitu:
a. Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan ini berkaitan erat
dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah
informasi, pengetahuan atau pemahaman seseorang dengan
lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang
untuk memahami dan menguasai lingkungannya.
Hal ini memang benar bahwa individu mempunyai
kecendrungan untuk mengerti dan menguasai lingkungannya.
Disamping itu, kebutuhan ini juga dapat memberikan kepuasan
atas hasrat keingintahuannya.
b. Kebutuhan Afektif
Kebutuhan ini dikuatkan dengan penguatan estetis, hal yang
dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional.
Berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik
sering dijadikan alat untuk mengerjar kesenangan dan hiburan.
orang membeli radio untuk dijadikan hiburan disaat sedang
melakukan pekerjaan atau sedang santai-santai dirumah sebagai
teman bersantainya.
24
c. Kebutuhan Behavioral
Kebeutuhan behavioral merupakan bagaimana masyarkat
dapat membentuk perilaku ketika mendapatkan informasi,
pengetahuan atau hiburan yang disediakan oleh media. Ini
terjadi pada keadaan masyrakat yang membentuk perilakunyan
kepada apa yang sudah didapat dari media tersebut.
Ketika masyarakat mendapatkan pengetahuan dari kajian
dakwah “Rasa Sayang”, masyarakat akan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak disengaja. Dan akan
diaplikasikan juga kepada dirinya sendiri ataupun kepada
lingkungan sekitarnya.
Persepsi masyarakat yang terdapat dalam masing – masing individu
menimbulkan persepsi yang berbeda-beda dengan apa yang mereka lihat,
mereka dengarkan dan juga mereka rasakan. Faktor tersebutlah yang
membuat persepsi masyarakat berbeda – beda dengan apa yang mereka
ketahui tentang program dakwah “Rasa Sayang” yang dibawakan oleh
penyiar yang setiap harinya berbeda-beda. Dengan 3 kebutuhan tadi,
masyarakat akan mendapatkan apa yang mereka dapatkan dari
mendegarkan radio dakwah “Rasa Sayang” di el victor surabaya.
Dengan mengetahui kajian-kajian yang diberikan oleh penyiar
kepada pendengar yang berbeda-beda, akan membuat masyarakat atau
pendengar dapat belajar dari berbagai ilmu yang diberikan oleh
pendengar dan juga penyiar tersebut.
d. Beberapa syarat agar individu dapat menyadari mengadakan persepsi
1) Adanya obyek yang dipersepsikan, obyek menimbulkan stimulus (pesan) yang mengenai alat indera atau reseptor
2) Alat indera atau reseptor, yaitu alat untuk menerima stimulus (pesan)
3) Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.
2. Dakwah Melalui Radio a. Pengertian Dakwah
Dakwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai
tantangan dan problematika yang semakin kompleks. Hal ini tidak
terlepas dari adanya perkembangan dan dinamika masyarakat yang
semakin maju dalam peradaban.25
Pengertian dakwah yakni mendorong manusia agar berbuat
kebajikan dan mengikuti petunjuk agama, menyeru mereka berbuat
kebajikan dan melarang mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
Dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia kejalan Allah dengan cara yang
25
bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula.
Dalam firmannya:
ü
✝ ✁
َﻚ ﱠﺑ َر
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dijalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.26
Maka dapat disimpulkan bahwa dakwah itu ialah suatu ilmu
pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan bagaimana
seharusnya menjalankan usaha untuk menarik perhatian manusia kepada
perbuatan-perbuatan yang dapat membawa manusia kepada jalan
kebenaran yaitu mengajak mereka ke jalan Allah dan meninggalkan
amal-amal yang jelek sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah dalam
Al-Qur’an untuk keselamatan di dunia dan di akhirat. b. Materi Dakwah
Materi Dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i
kepada mad’u, dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi materi
adalah ajaran Islam itu sendiri. Pada dasarnya, materi yang disampaikan
dalam dakwah tentu saja tidak akan pernah lepas dari unsur pertama
26
ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, atau hadits nabi.27
Menurut Asmuni Syukir, materi dakwah ialah pesan-pesan atau
segala sesuatu yang harus disampaikan untuk subyek dakwah kepada
obyek dakwah (manusia), yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada
didalam Kitabullah dan Sunah Rasul28. Namun secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:
a) Aqidah
Aqidah dalam Islam adalah mencakup masalah-masalah yang
erat hubungannya dengan rukun iman. Dibidang aqidah ini bukan
saja pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib di
imani, akan tetapi dimateri dakwah meliputi juga
masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik atau
(menyekutukan adanya tuhan dan sebagainya).
b) Syariah
Syari’ah dalam Islam adalah hubungan erat dengan amal lahir
atau nyata dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum
Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya
dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.
Masalah syari’ah bukan saja terbatas kepada ibadah kepada
Allah, akan tetapi masalah-masalah yang berkenaan dengan
pergaulan hidup antar sesama msanusia, seperti hukum jual beli,
27
Eka Ardana,Jurnalistik Dakwah (Yogyakarta: pustaka belajar 1977) h. 13
28
berumah tangga, tentang warisan, kepemimpinan dan amal-amal
sholeh lainnya.29
c) Budi Pekerti
Akhlak berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah
akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan
dan keislaman, akan tetapi akhlak adalah sebagai penyempurna
keimanan dan keislaman. Sebab Rasulullah SAW sendiri pernah
bersabda, yang artinya “Aku (Muhammad), diutus oleh Allah
didunia ini hannya semata-mata untuk menyempurnakan
akhlak”.30 c. Media Dakwah
Keberadaan media komunikasi sebenarnya telah ada seiring dengan
adanya peradaban manusia itu sendiri, baik sejak manusia mengenal dan
menggunakan simbol-simbol untuk berkomunikasi sampai ditemukannya
tulisan yang dikenal saat ini.31
Seiring dengan perkembangan waktu dan manusia, media
komunikasi berinovasi sampai pada teknologi digital. Komunikasi
dakwah secara retorika atau secara lisan terkadang lebih cocok untuk
jamaah pengajian di kampung. Tetapi pada situasi di tempat kerja atau
untuk kelompok kelas menengah penyampain dakwah dapat melalui situs
web di internet, paket sms mutiara islami dan lainnya. Media dakwah
dibagi menjadi lima bagian, yaitu :
29
Ibid h. 61
30
Ibid h. 62
31
1. Lisan. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah,
bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.
2. Tulisan buku, majalah, surat kabar, korespondensi (surat, email,
sms), spanduk dan lain-lain.
3. Lukisan, gambar, karikatur dan sebagainya.
4. Audio Visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indera
pendengar atau pengelihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk
televisi, slide, LCD, internet dan sebagainya.
5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan
ajaran islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u.
Dalam implementasinya, media komunikasi memerlukan saluran
atau kanal akses sebagai penghubung antara pengirim pesan dan
penerima pesan, antara da’i dan mad’u.
3. Radio
a. Pengertian Radio
Radio adalah siaran atau pengirimian suara atau bunyi melalui
udara. Radio juga dikenal dalam bahasa inggris broadcasting (board=
luas) yang dipahami sebagai penyiaran. Oleh sebab itu, segala sesuatu
dapat disiarkan melalui radio, seperti berita, musik, pidato, puisi, drama
dan dakwah yang dapat didengarkan oleh masyarakat luas. Dengan isi
siaran yang bersifat terbuka itu dan menyentuh khalayak yang luas
atau media massa. Selain itu, radio juga berarti pesawat penerima siaran
radio.32
Sebagai media komunikasi, radio dapat digunakan juga sebagai
media dakwah dalam menyalurkan pesan-pesan dakwah dalam arti yang
luas. Penggunaan radio sebagai media dakwah sudah banyak dilakukan
di indonesia, yang dikenal sebagai radio dakwah, yang pada umumnya
didirikan di masjid atau pesantren sebagai lembaga media penyiaraan
komunitas.33
Siaran radio tidak dapat diterima atau didengar bukan hanya oleh
orang yang berpendidikan tinggi saja, tetapi oleh orang yang
berpendidikan rendah. Radio mendapat banyak pendengar, terutama
radio banyak menghidangkan hiburan dan informasi yang aktual.
Radio mampu melaporkan kepada pendengar mengenai peristiwa yang
sedang berlangsung, yang disebut sebagai laporan pandangan mata.34
Bahkan banyak orang dalam fase pertama mendengar atau
memperoleh berita melalui radio dan para Da’i atau Mubaligh dapat menyiarkan secara lengkap ceramah agama, kothbah sholat jumat,
khotbah idul fitri atau idhul adha secara langsung melaui siaran radio.
b. Sejarah singkat radio
Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama
sebelum menjadi media komunikasi massa seperti dewasa ini. Radio
masuk di indonesia ini sudah ada sejak jaman penjajahan. Radio siaran
32
Anwar Arifin,Dakwah Kontemporer, 2011 (Yogyakarta: Graha Ilmu) h. 108
33
Ibid h. 109
34
yang pertama di Indonesia (pada waktu itu bernama Nederland
Indie-Hindia), ialah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia, yang
sudah ada sejak tanggal 16 juni 1925.35
Pada umumnya radio siaran di indonesia semasa penjajahan
belanda menmpunyai status swasta, karena sejak adanya radio BRV
maka munculah badan radio siaran lainnya yang berdirik di jakarta,
bandung, medan, jogjakarta, surakarta, surabaya, madiun, semarang dan
lain-lainya.
Dan pada masa penjajahan jepang, radio digunakan sebagai alat
bantu dalam pemerintahan jepang dan sebagai kepentingan militer
jepang. Dan perlu diketahui ialah selama kependudukan jepang
kebudayaan dan kesenian mendapat kemajuan yang pesat. Pada saat itu
rakyat mendapat kesempatan banyak untuk mengembangkan
kebudayaan dan kesenian, jauh dibandingkan pada masa beland.
Kesempatan ini menyebabkan munculnya seniman-seniman pencipta
lagu-lagu Indonesia.36
Dalam perjalanan yang cukup panjang, radio pada zaman
kemerdekaan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Tanggal 16
agustus 1945 komplek radio dijaga ketat oleh tentara jepang dan siaran
dalam negeri berjalan dengan membawakan lagu-lagu jepang dan
indonesia, serta berita-berita yang masih menyatakan kemenangan
jepang.
35
Onong uchjana Efendi, teori, praktik dan filsafat komunikasi (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA) h. 158
36
Pada tanggal 17 Agustus 1945, siaran dalam negeri terus berjalan,
dan berita disiarkan dari sumber kantor jepang. Dan pada pukul 19.00
teks proklamasi dibacakan secara bergantian dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris oleh Jusuf Ronodipoero dan Suprapto. 37 Dengan
demikian bahwa radio sepeninggalan jepang di Indonesia diserahkan
sepenuhnya kepada Republik Indonesia, dan ini merupakan cikal bakal
berdirinya Radio Republik Indonesia.
c. Karakteristik radio
Siaran radio adalah “Makanan” indera pendengar atau telinga,
sehingga berbagai siaran yang dikemas sesuai dengan hal-hal yang
dapat dipahami oleh indera telinga. Karena itu, apa yang disajikan
untuk dibaca, belum tentu sesuai untuk didengarkan. Susunan berita
untuk koran belum tentu akan mencapai tujuan jika dihidangkan
melalui radio siaran. Begitu juga susunan pidato untuk disampaikan
dalam acara tabligh akbar, belum tentu sukses jika disampaikan melalui
radio, ini berarti radio mempunyai gaya tersendiri.38Berikut Sifat radio
siaran :
1) Auditif
Yang dimaksud auditif adalah keberadaan siaran radio hanya
untuk didengar.
2) Gangguan
37
Ibid h. 161
38
Sebagai sebuah media massa, radio tidak luput dari
kekurangan. Yaitu memungkinkan terjadinya gangguan. Gangguan
itu antara lain gangguan faktor bahasa, gangguan faktor channel,
serta gangguan faktor mekanik.
3) Intim
Penyiar radio, penceramah, ataupun penghibur seakan berada
di tengah-tengah pendengar. Seolah-olah di anatar mereka terjadi
persahabatan akrab yang menimbulkan timbal balik antara penyiar
radio dan pendengar radio. Menurut skala partisipasi terhadap acara
siaran, ada empat tipologi pendengar:39
Tabel 2.1
Tipologi Pendengar Radio
Tipologi Penjelasan
Pendengar spontan Bersifat kebetulan, tidak berencana
mendengarkan siaran radio atau acara tertentu
dan perhatian mudah beralih ke aktifitas lain.
Pendengar pasif Suka mendengarkan siaran radio untuk mengisi
waktu luang dan menghibur diri, dan
menjadikan radio sebagai teman biasa.
Pendengar selektif Mendengarkan siaran radio pada jam atau acara
tertentu saja, fanatik pada acara atau penyiar
tertentu, dan menyediakan waktu khusus untuk
39
mendengarkan.
Pendengar aktif Secara reguler tak terbatas mendengarkan
siaran radio, apapun dimanapun, dan aktif
berinteraksi melalui telephon. Radio menjadi
sahabat utama, tisak hanya waktu luang.
Sumber : menjadi broadcaster profesional (masduki)
a) Format Stasiun Radio
Format stasiun diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar
tentang apa, untuk siapa dan bagaimana sebuah olah siar di stasiun
radio hingga sebuah acara dikomunikasikan kepada pendengar.
Format siaran stasiun adalah penempatan posisi radio untuk
membidik pendengar. Perumusan format dapat digambarkan pada
tabel berikut ini :40
Grafik 2.1
40
Masduki, Menjadi Brodcaster Profesional
Format Stasiun Visi, Misi dan Target
Pendengar
Progamming Marketing
Komposisi Program
Penjadwalan Program
Target/ Segmentasi
Sumber : menjadi broadcaster profesional (masduki)
Tujuan format stasiun siaran adalah untuk memenuhi sasaran
khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan radio
dan televisi di suatu lokasi siaran.
d. Dakwah Melalui Radio
Tidak heran jika akhir-akhir ini pesawat radio masih dinikmati oleh
masyarakat yang mulai dari kota hingga pedesaan, dan kini hampir di
setiap pedesaan, pegunungan serta lembah sudah ada radio.
a. Efektifitas Dakwah melalui Siaran Radio
Ada beberapa faktor efektifitas radio siaran yang disebabkan
kekuatan yang dimilikinya yaitu:41
1. Daya Langsung
Dakwah melalui siaran radio, untuk mencapai sasarannya, yakni
para pendengar tidak mengalami proses yang kompleks. Setiap
materi tabligh tinggal diucapkan di depan corong radio sebanyak
yang diinginkan.
Pelaksanaannya berlangsung dengan mudah dan cepat. Setiap
informasi, berita, atau peristiwa yang erjadi dapat disiarkan secara
langsung di tengah-tengah siaran dan dapat diikuti oleh pendengar.
2. Daya Tembus
Daya tembus yang dimaksud ialah bahwa siaran radio tidak
mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, jarak tidak menjadi
41
masalah, bagaimanapun jauhnya tempat yang dituju. Siaran radio
dapat ditembusnya, selama dalam jangkauan pemancar. Di gunung,
di lembah, di rawa, di hutan, di pedalaman, di lautan, di pedesaan,
apalagi di perkotaan, semua tidak menjadi rintangan bagi radio
siaran.
Radio siaran akan tetap terus menyiarkan ajaran agama islam
dimanapun berada, agar bisa sampai pesan – pesan yang
disampaikan itu ke telinga pendengar, dan tujuan dari berdakwah
sendiri juga mencapai tujuannya.
3. Daya Tarik
Faktor selanjutnya yang menjadikan radio tetap hidup dan
diminati adalah adanya daya tarik, yaitu sifat dakwah yang serba
hidup tiga unsur, yaitu musik , kata-kata , dan efek suara.
b. Menjadi Penyiar dan Da’i di Radio
Menjadi penyiar sekaligus mengisi materi di radio itu tidak
gampang, jika da’i yang belum terbiasa dengan membawakan dirinya
sebagai penyiar akan mengalami kesusahan dalam menjalani profesinya
sebagai da’i dan penyiar radio. Memang jarang sekali ditemukan da’i
merangkap menjadi penyiar, akan tetapi semua itu bisa menjadi salah
satu kewaspadaan jika narasumber tidak hadir dan penyiar
menggantikan posisi narasumber dengan memiliki pengetahuan yang
c. Kelebihan dan kekurangan radio sebagai media dakwah
1. Kelebihan radio sebagai media dakwah
a. Program Radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga bahan
yang disampaikan benar-benar berbobot (bermutu).
b. Radio merupakan bagian dari budaya masyarakat dan harga atau
biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas memiliki
alat itu.
c. Mudah dijangkau oleh masyarakat. Artinya audien/pendengar
cukup di rumah. Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan,
informasi secara cepat dan akurat.
d. Pesawat Radio mudah di bawa kemana-mana.42
2. Kekurangan radio sebagai media dakwah
a. Siaran hanya sekali didengar (tidak dapat diulang).
b. Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran. Artinya
siaran Radio tidak setiap saat dapat didengar menurut
kehendahnya (obyek dakwah).
c. Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun
teknis.43
B. Kajian Teori
Dalam penelitian kualitatif, teori yang diajukan memang bukanlah
sebagai jawaban terhadap fenomena yang diangkat, melainkan lebih sebagai
perspektif. Karena itu teori yang ditawarkan semula bisa saja berubah atau
42
Asmuni Syukir,Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, …,h. 176-177
43
diganti dengan teori lainnya yang lebih relevan ketika fakta atau temuan di
lapangan mengisyaratkan hal itu.44
Teori yang akan digunakan oleh peneliti sebagai alat analisis dalam
penelitian ini adalah teori S–R, Teori ini mengatakan bahwa efek merupakan
reaksi terhadap situasi tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat
mengharap sesuatu atau memperkirakan sesuatu dengan sejumlah pesan yang
disampaikan melalui penyiaran. Teori ini memiliki tiga elemen, yakni (a)
pesan(stimulus); (b) penerima (receiver); dan (c)efek (respons).
Dalam teori ini, isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan
kedalam pembuluh audien, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti
yang diharapkan. Teori stimulus-respons juga memandang bahwa pesan
dipersepsikan dan didistribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas.
Karenanya, tidak ditunjukkan kepada orang dalam kapasitsnya sebagai
individu, tapi sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mendistribusikan pesan
sebanyak mungkin, penggunaan teknologi merupakan keharusan. Sedangkan
individu yang terjangkau oleh terpaan pesan, diasumsikan tidak akan
terpengaruh oleh isi pesan. Bagaimanapun, pesan yang sama akan dipersepsi
secara berbeda oleh individu dalam kondisi kejiwaan yang berbeda.
Karenanya, pada tahun 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhdap
teori stimulus-respons dengan teorinya dikenal sebagai individual difference theory. DeFleur mengatakan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus
44
tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda sesuai dengan karakteristik
pribadi individu.
C. Penelitian Terdahulu
Banyak karya-karya penelitian (baik yang berupa buku maupun skripsi)
yang membahas tentang masalah seputar radio yang telah dihasilkan oleh
para penelitian, akademis, pemerhati, ilmuan intelektual, maupun para
praktisi yang mempunyai spesifikasi dalam bidang keilmuan yang berkaitan
dengan dunia penyiaran, khususnya radio. diantaranya sebagai berikut :
1. Putri Puji Rahayu, Mahasiswi Ilmu Komunikasi Tahun 2013 (Respon
Pendengar Program Fajar Syi’ar Di Radio El Victor Surabaya : Studi Pada Kajian Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag).
- Persamaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada media yang
digunakan yaitu radio. dan penelitian ini memfokuskan pada
respon pendengar program radio yang dikaji oleh Prof Dr Moh Ali
Aziz M.Ag.
- Perbedaannya terletak pada fokus penelitiannya. Jika penelitian
skripsi ini menggunakan program radio “FAJAR SYIAR”, maka
penelitian yang saya buat menggunakan program “RASA
SAYANG” program syiar yang ada di Radio El Victor Surabaya.
2. Lailatul Fajriya, Mahasiswi KPI Tahun 2009 (Dakwah Melalui Radio :
Analisis Isi Pesan Dakwah Pada Program Keagamaan Spirit Wanita di
- Persamaan dari penelitian ini sama-sama meneliti tentang radio,
dan perbedaannya terletak pada fokus penelitiannya. Fokus
penelitian diatas memfokuskan pada isi pesan dakwah pada
program radio keagamaan spririt wanita, yang menggunakan
metode deskriptif kualitatif.
- Perbedaan dari penelitian ini yaitu, jika penelitian yang diajukan
oleh peneliti menggunakan analisis pesan dakwah maka, penelitian
yang saya buat ini menggunakan persepsi masyarakat mengenai
program dakwah yang ada di radio el victor surabaya.
3. Murshilaturohmi, Mahasiswi KPI 2010 (Dakwah Melalui Media Radio
: Persepsi Pendengar terhadap Program Acara Dakwah “Kajian Rutin”
di Radio DAFA FM Mojosari Mojokerto).
- Persamaannya dari penelitian ini sama-sama menggunakan media
radio sebagai fokus penelitiannya dan juga menggunakan pengaruh
masyarakatnya.
- Perbedaannya Skripsi ini menjelaskan pengaruh yang dibawakan
oleh program radio DAFA FM dan penelitian ini bertempat di
daerah mojokerto. Bagaimana pesan dakwah yang disampikan ini
bisa sampai kepada para pendengernya. Menyampaikan secara
sederhana dengan tatanan bahasa yang halus.
4. Nurun Naimah, Mahasiswi KPI 2009 (Dakwah Melalui Radio Kampus
Dakwah Dan Sarana Laboratorium Bagi Mahasiswa Komunikasi Dan
Penyiaran Islam).
- Persamaan penelitian ini adalah, sama – sama mengunakan media radio.
- Perbedaannya, penelitian ini menjelaskan tentang bagaimana
eksisttensi radio kampus yang sangat dimanfaatkan oleh para
pendengarnya yaitu mahasiswa fakultas dakwah.
5. Lestari Ani Tri 2009 (Radio Sebagai Media Dakwah : Pesan Suara
Fitrah Sebagai Radio Keagamaan Di Surabaya).
- Persamaan dari skripsi ini terletak pada media yang diteliti, media
yang diteliti ini yakni radio sebagai media dakwah yang lebih
murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
- Perbedaanya, penelitian ini menjelaskan bagaimana pesan suara
fitrah ini menjadi salah satu radio yang bisa menjadi sarana
dakwah untuk semua orang, dari kalangan orang menengah atas
ataupun menengah ke bawah.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Nama,Tahun,Universitas Judul skripsi Persamaan Perbedaan
1 Putri Puji Rahayu, 2013,
IAIN Sunan Ampel
Surabaya
Respon pendengar
wanita di radio JT FM
5 Lestari Ani Tri, 2009,
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian atau metode riset berasal dari bahasa inggris. Metode
berasal dari kata Methodh, yang berarti ilmu yang menerangkan metode-metode
atau cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan dari bahasa inggris
“reseach” yang terdiri dari kata re (mengulang) dan search (pencarian, pengejaran, penelusuran dan penyelidikan). Maka, reseach berarti melakukan
pencarian. Sehingga metode penelitian diartikan sebagai suatu perangkat
pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data
yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, diambil
kesimpulan dan selanjutnya dicari pemecahannya.45
Metodologi penelitian berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan
penelitian yang akan dilakukan sebagai acuan besar. Metodologi penelitian akan
sangat menjadi alat bagi peneliti dalam melakukan analisis data yang ada.
Sehingga metodologi penelitian diartikan sebagai suatu seperangkat pengetahuan
tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang
berkenan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, diambil kesimpulan
dan selanjutnya dicari pemecahannya.
A. Pendekatan dan jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena penelitian
kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik. Karena
45
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah untuk mencari dan
menemukan pengertian dan pemahaman tentang fenomena, penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Menurut Bogdan
dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskripsif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.46
Metode yang digunakan adalah jenis metode deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif digunakan untuk menghimpun data aktual.47 Dalam penelitian
deskriptif kualitatif, data yang di kumpulkan berupa kata-kata, gambar dan
bukan angka. selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi
kunci terhadap apa yang di teliti.48
Hal ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak
menggunakan dukungan data kuantitatif, akan tetapi penekanannya tidak pada
pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian
melalui cara-cara berfikir formal dan argumentasi.49
Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan
apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapa-apat upaya mendeskripsikan,
mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi.
Untuk mengetahui gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai informan
yang disampaikan oleh partisipan kemudian dikumpulkan. Informan tersebut
berupa kata atau teks. Data yang berupa kata atau teks tersebut kemudian
46
Lexi J. Moleong, Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 4.
47
Wardi Bachtiar,Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,(Jakarta: logos, 1997), h. 60
48
Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), h. 6
49
dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian dapat berupa gambar atau
deskripsi atau dapat pula berbentuk tema-tema.50
Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan
tertulis, laporan tersebut agak fleksibel karena tidak ada ketentuan baku
tentang struktur dan bentuk laporan hasil penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif sangat di pengaruhi oleh pandangan, pemikiran, dan pengetahuan
peneliti karena data tersebut diiterprestasikan oleh peneliti. Oleh karena itu
sebagian orang mengaggap penelitian kualitatif agak bias karena pengaruh
dari penelitian sendiri dalam analisis data.
Metode deskriptif digunakan untuk menghimpun data aktual.51 Dalam
konteks penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan fenomena yang terjadi
di lokasi penelitian, dalam hal ini mengenai Dakwah Melalui Radio : Persepsi
Masyarakat Desa Tebel Barat terhadap Program Dakwah “Rasa Sayang” di
Radio El Victor Surabaya. Data-data yang akan diteliti oleh peneliti akan
digali secara lebih mendalam dan lebih detail. Data-data tersebut berasal dari
naskah wawancara, foto, dan dokumen lainnya yang menguatkan penelitian
ini.
Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif yaitu demi kemudahan
pada proses penelitian dalam menganalisis data-data dan informasi serta
metode ini relatif lebih mudah, sehingga peneliti menggunakan metode
kualitatif.
50
Lexy J. Moleong,Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h. 3.
51
B. Kehadiran Penelitian
Selain melakukan observasi, mengamati dengan cermat terhadap obyek
penelitian untuk memperoleh data tentang penelitian ini, peneliti terjun
langsung kelapangan. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan
sebagai instrumen kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan
subyek dalam waktu penelitian yang sudah ditetapkan peneliti untuk
memperoleh data sesuai dengan ciri penelitian kualitatif.
Sebelum peneliti hadir di lapangan peneliti memperoleh izin terlebih
dahulu dari pihak – pihak atau instansi – instansi yang terkait yang bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang berlaku. Peneliti hadir
sebagai pewawancara atau pengumpul data tanpa mempengaruhi kehidupan
subyek atau masyarakat.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa Tebel Barat Kecamatan Gedangan
Kabupaten Sidoarjo, sebagai lokasi penelitian. Sebagai sasarannya adalah
masyarakat Desa Tebel Barat yang mendengarkan program dakwah “Rasa
Sayang” yang disiarkan pukul 08.00 –10.00 WIB.
Mengenai alasan penelitian ini dilakukan di Desa Tebel Barat
diantaranya sebagai berikut : pertama peneliti melihat lokasi tempat penelitian dan melihat masyarakat sedikit banyak mendengarkan Radio El
barat, kedua lokasi penelitian dapat dijangkau oleh peneliti dan tempat yang digunakan untuk penelitian strategis.
D. Sumber Data
Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan
data yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang
selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau
mengindikasikan sesuatu.52
Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain53. Namun, sumber data dalam penelitian kali ini adalah berupa
wawancara dengan masyarakat Desa Tebel Barat dan juga penyiar Radio El
Victor Surabaya.
Untuk kelengkapan jenis data di atas maka diperlukan adanya sumber
data yang dipakai peneliti untuk melengkapi jenis data tersebut, yaitu :
a. Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.54 Jadi ia harus mempunyai
banyak pengalaman tentang latar penelitian. Dalam penelitian ini
memerlukan beberapa informan sebagai sumber data yang nantinya
diharapkan dapat nemberikan data-data yang diperoleh peneliti dalam
52
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu- Ilmu Sosial,(Jakarta: Salemba Humanika, 2011) h. 116
53
Lexy Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009) h.157
54
penelitian ini, dengan kriteria penilaian tertentu yang bisa dianggap
mewakili pendengar lainnya.55
Dalam teknik ini penetapan informan dilakukan dengan mengambil
orang yang terpilih oleh peneliti berdasar ciri-ciri spesifik yang dimiliki
oleh sample atau memilih sample yang sesuai dengan tujuan peneliti.
Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
1) Para bapak – bapak pengajian di Desa Tebel Barat yang
mendengarkan program dakwah “Rasa Sayang” di Radio El Victor
Surabaya.
2) Para ibu-ibu pengajian di Desa Tebel Barat, seperti pengajian rutin
jum’at legi, ibu-ibu yasinan dan juga ibu-ibu dirosah.
3) Para pemuda dan pemudi desa tebel yang berusia 20 tahun hingga
26 tahun. Yang sudah bekerja ataupun yang belum bekerja.
Alasan peneliti menjadikan bapak – bapak pengajian, ibu – ibu pengajian
dan juga para pemuda pemudi desa karena peneliti melihat informan –
informan yang dipilih ini memeliki peran, peran disini menyatakan
bahwasannya informan yang dipilih ini adalah tokoh masayarakat dan
pengaruh disini menyatakan bahwasannya masyarakat disegani oleh
masyarakat desa tebel dan pemuda pemudi di desa tebel sendiri juga
berpengaruh dengan masyarakat karena mereka adalah remaja masjid di desa
tebel barat, sehingga informasi dari informan tersebut dipandang perlu untuk
mewakili masyrakat Desa Tebel Barat terhadap persepsi program dakwah
55
“Rasa Sayang” di Radio El Victor Surabaya. Dari observasi sementara
dilapangan maka diperoleh informan diantaranya yaitu :
Tabel 3.1
Nama–nama Informan
No Nama Informan Usia Pekerjaan
1 Nurul Liliyah 26 Tahun Wiraswasta
2 Suratman 45 Tahun Wiraswasta
3 Napriman 56 Tahun Pensiunan
4 Iis sulistyowati 54 Tahun IRT
5 Srinataun 47 Tahun IRT
6 Yayan 27 Tahun Wiraswasta
b. Sumber Tertulis
Sumber tertulis dapat dikatakan sebagai sumber kedua yang berasal
dari luar sumber kata-kata dan tindakan. Dilihat dari segi sumber data,
bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas
sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi
dan dokumen resmi.56 Sumber tertulis dalam penelitian ini berupa
dokumen resmi dan juga dokumen pribadi, baik dari buku, majalah
maupun arsip yang berasal dari lokasi penelitian yaitu di Radio El Victor
Surabaya.
56
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa metode pengumpulan data
yang umum digunakan. Beberapa metode tersebut, antara lain wawancara,
observasi, dan dokumentasi57. Namun dalam teknik pengumpulan data,
peneliti haruslah mengerti pengumpulan data metode apa yang cocok dengan
sesuatu yang sedang diteliti, agar relevan antara data yang diperoleh dengan
kebutuhan penelitiannya.
a) Wawancara
Teknik wawancara sangat iconic dalam penelitian kualitatif, karena
setiap penelitian kualitatif salah satu metodenya adalah metode
wawancara.58 Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara
peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk
tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Karena
itu wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga
dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh
responden yang bersangkutan.59
Model wawancara yang digunakan peneliti kali ini adalah wawancara
dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, sehingga jawaban
dan informasi yang diperlukan mengalir, yang pada akhirnya akan di
analisis dan disimpulkan oleh peneliti.
57
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu- Ilmu Sosial,h. 116
58
Ibid.,h. 117
59
Wawancara ini dilakukan oleh masyarakat desa tebel bart untuk
mendapatkan hasil persepsi terhadap program dakwah dan juga wawancara
kepada pihak radio el victor surabaya untuk mendapatkan data.
b) Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
pihak yang berkaitan.60
Dengan metode dokumentasi dapat menambah dan memperbanyak
data yang diambil dari objek penelitian kali ini, selain itu dengan metode
ini diharapkan dokumentasi dapat menambah dan memperbanyak data
yang diambil dari objek penelitian kali ini, selain itu dengan metode ini
peneliti dapat memberikan data yang riel dan relevan.
Dokumentasi ini dapat berupa foto – foto masyarakat yang sedang diwawancarai untuk memberikan persepsi mereka terhadap Program
Dakwah “Rasa Sayang” di Radio El Victor Surabaya. F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam
unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
60