• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN ”MANFAAT PAJAK” DI TELEVISI (Studi Deskriptif kualitatif Persepsi Masyarakat SurabayaTentang Iklan ”Manfaat Pajak” di Televisi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN ”MANFAAT PAJAK” DI TELEVISI (Studi Deskriptif kualitatif Persepsi Masyarakat SurabayaTentang Iklan ”Manfaat Pajak” di Televisi)."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskriptif kualitatif Persepsi Masyarakat SurabayaTentang Iklan

”Manfaat Pajak” di Televisi)

SKRIPSI

Oleh :

J ulio Anshar NPM. 0843010234

YAYASAN KESEJ AHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG HIMBAUAN IKLAN PAJ AK “MANFAAT PAJ AK” di TELEVISI

(Study Deskr iptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Sur abaya Tentang Himbauan Iklan Pajak “Manfaat Pajak” di Televisi)

Disusun Oleh :

Julio Anshar NPM. 0843010234

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui, Pembimbing Utama

Dr s. Kusnarto, Msi NIP 195808011984021001

Mengetahui

DEKAN

(3)

(Studi Deskr iptif Kualitatif Per sepsi Masyar akat

Tentang Himbauan Iklan “Manfaat Pajak” di

Televisi)

Nama Mahasiswa : J ulio Anshar

NPM : 0843010234

Pr ogr am Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyutujui,

Pembimbing Utama Tim Penguji:

1.

Dr a.Kusnar to, Msi Ade Kusuma S.sos.M.Med.KOM

NIP. 195808011984021001 NIP. 385011002981

2.

Dr a.Kusnar to, Msi

NIP. 195808011984021001

3.

Dr a.Sumar djijati, Msi NIP. 196203231993092001

Mengetahui, Ketua Pr ogram Studi

(4)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG IKLAN “MANFAAT PAJ AK” di TELEVISI (Studi deskriptif kualitatif persepsi masyarakat tentang iklan “Manfaat Pajak” di

televisi) Oleh : J ULIO ANSHAR NPM. 0843010234

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skr ipsi J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 13 Desember 2012

Pembimbing Utama Tim Penguji : NIP. 19550718 198302 2000 1

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt. Atas terselesaikannya Skripsi ini. Tidak

bisa berkata-kata selain pujian rasa syukur kehadirat Allah Swt. atas rahmat

dan karunia-Nya yang selalu mencurahkan kasih sayang kepada umatnya,

sehingga Skripsi dengan judul “Per sepsi Masyar akat Sur abaya Tentang Iklan

“Manfaat Pajak” di Televisi” dapat terselesaikan dengan baik.

Penelitian ini membutuhkan banyak sekali usaha baik tenaga maupun

pikiran. Peneliti didalam menyelesaikan penelitiannya tidak sendiri karena

banyak sekali yang memberikan dukungan doa dan motivasi dari orang-orang

yang terdekat peneliti. Karena itu dengan tulisan ini setidaknya untuk

menggantikan ucapan rasa terima kasih peneliti kepada orang-orang yang

menjadi bagian penting didalam kehidupan peneliti.

Berikut ini rasa ucapan syukur dan banyak terima kasih diberikan

peneliti kepada :

1. Ibu Dra. Hj Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Kusnarto, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu

membimbing saya dengan penuh pengertian sehingga berkat bimbingan

(6)

4. Kedua Orang Tua Tercinta Yetty Dewi (amak) Michael Ray (ayah) dan

saudara peneliti Aci (Sherly Febriani), Uni Lina (Dian Ferlina), Uda Fandi

(Affandhi Fadhillah), Uda Adie (Ahadi Fajra) dan Adek Putri (Putri Maya

Sari) yang selalu memberikan doa, dorongan moril dan material yang tidak

henti-hentinya kepada peneliti.

5. Keponakan-keponakan yang telah menghibur dikala sedang jenuh Isa, Reza,

Memey, dan Momo, kalian penghibur yang merepotkan om J .

6. Teman-teman seperjuangan peneliti yaitu Reza Permana putra aka.Brenk,

Joko Febriyanto aka.The Joko, Aldi (Arek Ndeso), Dicky Darmawan

aka.Budak, Sandy Ardianto, Abdilah Supodo, Nesya, Yuni aka.Bunder, mbak

Nonna, Bobby, Dion, Laufit, beserta teman-teman yang tidak bisa disebutkan

satu persatu, Terima Kasih Dukungannya semoga Allah SWT memberkatimu.

Terima Kasih.

7. Teman-teman Marching Band GWA UPN. Teddy, Ganesha, Ifung, Biyan,

Dimas, Rico, Dian, Tania, Ayu, Doris, mas Fajar, Rindi, Manda, dan lainnya,

terimakasih buat suportnya selama pengerjaan skripsi ini.

8. Teman-teman SMA yang member bantuan disaat yang super sangat genting,

Taufik, Rahayu, Dadan, Ica, Bayu, Citra, Mbah Firman, Ferry, Juri, Lely.

Terima kasih banyak.

9. Untuk segala peralatan mulai dari Laptop, Handphone, Flashdisk, printer,

speaker, dan headset yang selalu sabar menemani dikala suka dan duka,

(7)

Akhirnya peneliti berharap semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Segala saran dan kritik selalu diharapkan dari peneliti yang

bersifat membangun selalu terbuka lebar dan ditujukan kepada pihak siapa saja

untuk menjadikan penelitian ini bermanfaat bagi semua orang yang menjadi

Adik adik kelas.

Surabaya, 19 November 2012

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAKSI ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Persepsi ... 19

2.1.1.1 Pengertian Persepsi ... 10

2.1.1.2 Jenis Persepsi ... 14

2.1.1.3 Karakteristik Persepsi ... 15

2.1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 16

2.1.1.5 Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi ... 19

2.1.1.6 Proses Terjadinya Persepsi ... 20

2.1.1.7 Proses Persepsi ... 22

(9)

2.1.2.1 Definisi Pajak ... 23

2.1.2.2 Fungsi Pajak ... 24

2.1.3. Periklanan ... 25

2.1.3.1 Pengertian Periklanan ... 25

2.1.3.2 jenis-jenis Iklan ... 26

2.1.4. Model Stimulus - Respons ... 28

2.2. Kerangka berpikir ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1. Metode Penelitian ... 30

3.2. Definisi Konseptual ... 31

3.2.1. Persepsi ... 31

3.2.2. Pajak ... 32

3.2.3. Iklan Pajak ... 32

3.3. Informan ... 33

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5. Teknik análisis Data ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data ... 39

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 39

4.1.1.1 Gambaran Umum Surabaya ... 39

4.1.1.2 Gambaran Umum Iklan Pajak ... 40

(10)

4.1.3 Identitas Informan ... 41

4.2 Analisis Data ... 43

4.2.1 Persepsi Masyarakat Tentang Iklan "Manfaat Pajak" ... 43

4.3 Pembahasan... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 63

DAFTAR LAMPIRAN ... 64

Daftar Pertanyaan ... 64

(11)

JULIO ANSHAR, PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG IKLAN “MANFAAT PAJAK” DI TELEVISI (Deskriptif Kualitatif Persepsi Masyarakat Tentang Iklan “Manfaat Pajak” di Televisi)

Penelitian ini didasarkan pada data yang diperoleh oleh peneliti sebelumnya terhadap rendahnya kesadaran masyarakat tentang pajak dan pengaruhnya iklan “Manfaat Pajak” terhadap persepsi masyarakat.

Model yang digunakan model S-R. model tersebut merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Kita dapat juga mengatakan bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan. Proses ini dapat berupa timbal balik dan mempunyai efek yang banyak. Setiap efek dapat merubah perilaku dari komunikasi berikutnya.

Metode yang digunakan untuk mengetahui permasalahan ini yaitu deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan teknik In depth interview (wawancara mendalam) untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang permasalahan yang ada

Hasil dari penelitian ini, menurut peneliti persepsi masyarakat negatif, hal ini karena persepsi yang diharapkan dari iklan “Manfaat Pajak” ini tidak sama dengan persepsi yang diterima masyarakat setelah melihat iklan “Manfaat Pajak” ditelevisi

(12)

ABSTRACT

J ULIO ANSHAR , The PUBLIC PERCEPTION ABOUT the ADVERTISING TAX BENEFITS on TELEVISION (a descr iptive Qualitative per ceptions of the p ublic about the benefits of Adver tising in television)

This research is based on data obtained by previous researchers on the low level of public awareness about taxes and Tax Benefits of advertising influence public perception.

Model used in the S-R model. the model is the most basic model in the communication sciences. This Model of communication as a process of action reaction. This Model assumes that words verbal, nonverbal signs, images, and actions will stimulate others to respond in a certain way. We can also say that this process is the transfer of information or ideas. This process may take the form of reciprocity and has many effects. Each effect can change the behavior of the next communication.

The method used to determine this issue i.e. qualitative descriptive. Using In depth interviews (in-depth interviews) to get more information about existing problems.

The results of this research, according to researcher perceptions of the expected tax benefits from advertising is not the same as perception accepted the community after seeing the ad ditelevisi tax benefits.

(13)

1.1 Latar Belakang

Salah satu kebutuhan mendasar dari manusia adalah informasi. Melalui

informasi orang dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal. Informasi

dapat diperoleh melalui berbagai media baik media cetak maupun media elektronik.

Dari berbagai informasi yang ada didalam media massa, iklan merupakan hal yang

paling tidak bisa dihindari. Mulai dari kita bangun pagi sampai kita hendak tidur

dimalam hari, kita pasti mau tidak mau mengkonsumsi iklan. Media massa, baik itu

media elektronik, media cetak, internet, dll, menampilkan iklan hampir disemua

isinya, sehingga masyarakat terpaksa mengkonsumsinya. Iklan adalah struktur

informasi dan susunan komunikasi non personal yang biasanya dibiayai dan bersifat

persuasive,tentang produk (barang, jasa, gagasan) oleh sponsor yang teridentifikasi,

melalui berbagai macam media (Widyatama, 2006:13)

Berdasarkan Jean Merrie Boursicat, seorang kolektor film iklan menyebutkan

bahwa iklan yang baik harus bisa menyampaikan pesan dan identitas produk yang

kuat. Hal tersebut bisa dibangun lewat ide cerita, visualisai gambar, atau jingle yang

menarik. Sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat dicerna atau dimengerti serta

(14)

2

Unsur-unsur iklan yang dimaksud adalah bagian dalam iklan yang diterbitkan

di media cetak, yang terdiri dari model (talent), peraga (props), latar (setting),

pencahayaan (lighting). (Wells, Burnet & Mariarty, 1999 : 391-394).

Iklan (advertising) berasal dari kata yunani yang kurang lebih artinya adalah

menggiring orang pada gagasan. Proses penyampaian pesan atau informasi kepada

sebagian atau seluruh khalayak dengan menggunakan media. Iklan atau periklanan di

definisikan sebagai kegiatan berpromosi atau berkampanye melalui media massa

(Wibowo, 2003:05).

Saat ini seringkali kita lihat iklan-iklan layanan masyarakat yang ditujukan

kepada masyarakat sebagai salah satu usaha memasyarakatkan gagasan-gagasan

sosial, yang isi pesannya berasal dari golongan atau instansi tertentu (pemerintah

maupun kelompok), contohnya iklan keluarga berencana atau BKKBN, iklan anti

narkoba ataupun iklan layanan masyarakat dari direktorat jendral pajak.

Salah satu iklan yang menarik perhatian peneliti yaitu iklan layanan pajak.

Berawal dari banyaknya pemberitaan tentang kurangnya fasilitas-fasilitas umum yg

ada di sekolah-sekolah, rumah sakit, puskesmas dan sarana umum lainnya. Seperti

contoh berita tentang siswa SD negeri Oesapa kecil 2 di Kupang, Nusa Tenggara

Timur yang harus bergantian ruang kelas karena keterbatasan ruangan (indosiar.com).

kemudian berita tentang kerusakan jalan terjadi di Desa Jatimulyo, Kecamatan

Plumpang, Kabupaten Tuban yang sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan

(beritajatim.com) dan pemberitaan warga miskin di Padang yang kesulitan untuk membayar

(15)

Dan berbagai pemberitaan tentang kurangnya fasilitas atau sarana dan prasarana umum yang

ada. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut pemerintah memiliki anggaran untuk

melakukan pembenahan sarana dan fasilitas umum yang di butuhkan masyarakat. Salah satu

sumber anggaran pemerintah adalah dari pajak.

Pajak adalah iuran rakyat pada kas Negara berdasarkan undang-undang

dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut berdasarkan

norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif

untuk mencapai kesejahteraan umum. Tanggung jawab atas kewajiban membayar

pajak, sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada pada

anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai

dengan sistem self assesment yang di anut dalam Sistem Perpajakan di Indonesia.

Berdasarkan undang-undang tersebut jenis pajak yang harus dibayar oleh

masyarakat adalah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Fungsi pajak lebih kepada manfaat pajak atau

kegunaan pajak itu sendiri, pajak mempunyai peranan yang sangat penting untuk

kehidupan bernegara, karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara dan pajak

akan digunakan untuk membiayai APBN, maka beberapa fungsi pajak yaitu sebagai

alat untuk memasukkan dana secara optimal ke kas Negara, sebagai alat untuk

mencapai tujuan tertentu. Pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan

yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, dan

(16)

4

Potensi wajib pajak di Surabaya cukup besar, terbukti dari data terakhir tahun

2011, dari 2,8 juta penduduk yang berpotensi membayar pajak, 225,377 yang tercatat

sebagai wajib pajak pribadi. Namun, dari jumlah wajib pajak tersebut sekitar 60

persen wajib pajak yang membayar pajak. (Kantor Pelayana Pajak Pratama Surabaya

Mulyorejo).

Undang-undang No 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara

perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang

No 8 tahun 2007 mengatur bahwa : (1) setiap wajib pajak yang telah memenuhu

syarat subjektif dan objektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan

perpajakan, wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP); (2) setiap wajib pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Pajak Penghasilan dengan benar, lengkap dan jelas serta menyampaikan tepat waktu.

Masyarakat surabaya pada saat ini sangat kurang menyadari pentingnya

membayar pajak hal ini disebabkan adanya pemikiran “kalau bisa tidak membayar

pajak kenapa harus bayar pajak”. Di tambah lagi sejak adanya pemberitaan kasus

penggelapan dana pajak senilai 25 Milyar oleh Gayus Tambunan, serta kasus kasus

lain yang melibatkan oknum-oknum di Direktorat Jendral pajak menimbulkan

berbagai persepsi masyarakat yang merujuk negatif tentang aliran dana pajak dan

sistem perpajakan sehingga membuat Sebagian besar masyarakat beranggapan

membayar pajak bukan untuk menambah sumber pendapatan Negara tetapi malah

menjadi beban APBN Negara, karena secara tidak langsung jelas mengurangi

(17)

menurunnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan jumlah masyarakat yg

mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak.

Pajak merupakan kewajiban bagi setiap warga Negara, hal ini sebagai bentuk

bela Negara terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Dana pajak

sendiri didistribusikan untuk kegiatan dan pembangunan sarana umum seperti,

pembangunan jembatan, jalan-jalan, rumah sakit, sekolah, puskesmas, dan kantor

polisi. Dana pajak juga berguna bagi kesejahteraan masyarakat seperti pengadaan

bantuan dana bagi sekolah-sekolah (BOS), sumbangan buku-buku sekolah,

JAMKESMAS dan obat-obatan gratis untuk warga yang kurang mampu yang ingin

berobat ke rumah sakit atau Puskesmas.

Namun hal ini tidak membuat Direktorat Jendral Pajak berhenti meningkatkan

kesadaran masyarakat membayar pajak. Hal ini terbukti dari masih adanya iklan

layanan pajak versi “Manfaat pajak” yang memberitahukan tentang manfaat pajak

bagi anak-anak sekolah dan masyarakat yang memerlukan bantuan bagi kelangsungan

hidup.

Iklan merupakan sarana untuk penyampaian pesan dan menjadi salah satu cara

bagi perusahaan atau lembaga untuk berkomunikasi dengan masyarakat luas.

Menyatakan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai

kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang,

memberikan layanan, serta gagasan atau ide melalui saluran tertentu dalam bentuk

(18)

6

yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui media untuk

ditunjukkan kepada komunikan dengan cara membayar media.

Kebutuhan instansi-instansi pemerintahan terhadap media semakin meningkat

terutama dalam hal pemberian informasi kepada masyarakat melalui iklan layanan

masyarakat. Iklan tersebut tidak memuat pesan bisnis melainkan menyajikan

pesan-pesan sosial yang dimaksudkan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat

terhadap sejumlah masalah yang dihadapi.

Menurut Hamzah Kartanegara selaku Kepala Seksi Bagian Umum. Iklan

sadar pajak merupakan media penyampaian pesan Dirjen Pajak mengenai masalah

wajib pajak bagi warga Negara yang berpenghasilan. Iklan sadar pajak menjadi

perhatian dan mudah di ingat oleh masyarakat karena menampilkan Deddy Mizwar

sebagai ikon dalam iklan tersebut, Didalam iklan tersebut dijelaskan tentang

pentingnya pajak bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan bantuan dana operasional

dan buku-buku pelajaran untuk membantu kegiatan belajar-mengajar. Kemudian ada

juga bantuan untuk masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan

JAMKESMAS dan pengobatan gratis serta bantuan dana untuk ibu-melahirkan. Iklan

ini bertujuan untuk menghimbau kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar

pajak bagi pembangunan dan kesejahteraan Negara.

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang digunakan untuk menyampaikan

informasi, mempersuasikan atau mendidik khalayak dimana tujuan akhirnya bukan

untuk mendapatkan keuntungan ekonomi melainkan keuntungan sosial. Keuntungan

(19)

dan perubaha perilaku masyarakat terhadap masalah yang diiklankan, serta mendapat

citra baik dihati masyarakat.

Iklan layanan masyarakat pada umumnya dibuat seiiring dengan fenomena

yang sedang terjadi dalam masyarakat pada saat ini dan betujuan untuk kepentingan

masyarakat. Seperti dikatakan Madjadikara, bahwa iklan non komersial atau iklan

layanan masyarakat merupakan iklan yang pesan/informasinya merupakan bagian

dari kampanye social marketing yang bertujuan “menjual” gagasan atau ide untuk

kepentingan pelayanan masyarakat (public service)

Selain mendatangkan kebaikan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat,

bertambahnya pengetahuan masyarakat dan munculnya kesadaran sikap serta perilaku

sebagaimana inti pesan juga dapat menguntungkan pengiklan sendiri, selain

mendapatkan citra baik ditengah masyarakat.

Dengan memanfaatkan media massa televisi dalan penayangan iklan layanan

masyarakat sadar pajak, maka informasi yang disampaikan kepada masyarakat yang

bersifat anonim dan heterogen dapat berjalan serempak.

Masalah yang dibahas penulis dalam penelitiaan ini adalah persepsi

masyarakat Surabaya tentang iklan “Manfaat Pajak”, dikarenakan banyaknya

kasus-kasus di tubuh Direktorat jendral pajak sehingga mempengaruhi jumlah wajib pajak

aktif di Surabaya yang sadar akan pentingnya bayar pajak.

Interpretasi yang dapat dibangun dari adanya penayangan iklan “Manfaat

(20)

8

Jendral Pajak dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar

pajak.

Informan penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang telah terdaftar

sebagai wajib pajak dan juga informan yang akan diteliti adalah wajib pajak yang

mempunyai pengalaman atau permasalahan dalam membayar pajak. Selain itu

informan juga pernah melihat tayangan iklan “Manfaat Pajak”.

Alasan peneliti memilih masyarakat Surabaya karena menurut data yang

peniliti peroleh dari Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Mulyorejo jumlah wajib pajak

yang rutin membayar pajak tidak lebih dari 60 persen dari total 225,377 wajib pajak

yang aktif, dan tergolong sangat rendah.

1.2 Rumusa n Masalah

Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang masalah di atas, maka

perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana

persepsi masyarakat Surabaya tentang iklan “Manfaat Pajak” di televisi?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang yang telah ditentukan, maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui persepsi

(21)

1.4 Ma nfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian mengenai persepsi masyarakat tentang

iklan “Manfaat Pajak” di televisi, maka diharapkan dapat member manfaat

sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Dari penelitian berikut diharapkan dapat memberi manfaat dalam

menambah pengetahuan dibidang kajian Ilmu Komunikasi terutama

terkait dengan persepsi khalayak tentang iklan “Manfaat Pajak” di televisi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Direktorat Jendral

Pajak mengenai bagaimana persepsi masyarakat tentang iklan “Manfaat

Pajak”. Selain itu juga dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai persepsi masyarakat Surabaya tentang iklan

(22)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teor i

2.1.1 Persepsi

2.1.1.1 Penger tian Per sepsi

Pesepsi adalah rangkaian proses yang dilakukan seseorang guna memperoleh

gambaran mengenai sesuatu melalui pemilihan, pengolahan, hingga pengartian

informasi mengenai sesuatu yang diinginkan tersebut. Persepsi tersebut nantinya akan

mempengaruhi tindakan seseorang terhadap hal yang dipersepsikan tersebut.

Persepsi menurut Deddy Mulyana (2001:167) adalah proses internal individu

yang memungkinkan individu untuk memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan

rangsangan yang ditangkap oleh indera manusiawi dari lingkungan sekitarnya, dan

proses tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu tersebut. Persepsi juga

merupakan inti dari komunikasi, sebab apabila persepsi tidak akurat maka tidak

mungkin akan terjadi komunikasi yang efektif. Persepsi jugalah yang menentukan

seseorang memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan lainnya.

Selain itu masih banyak definisi-definisi lainnya dari para ahli, diantaranya

adalah definisi persepsi oleh Brian Fellows. Brian Fellows menyatakan bahwa

(23)

menganalisa informasi. Selain itu ada pula definisi dari Kenneth A. sereno dan

Edward M. bodaken yang mengatakan bahwa persepsi adalah sarana yang

memungkinkan seseorang memperoleh kesadaran akan sekelilingnya dan

lingkungannya. Berbeda dengan Philip Goodacre dan Jennifer Follers yang

menyatakan bahwa persepsi merupakan proses mental yang digunakan untuk

mengenali rangsangan. Sedangkan menurut joseph A. Devito, persepsi adalah proses

menjadikan individu sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita

(Rakhmat, 2003:58)

Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang

terhadap obyek tertentu. Menurut Young (1956) persepsi merupakan aktivitas

mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik

maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan

stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan

diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu

berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain.Persepsi merupakan

suatu proses yang menjadikan individu sangat sadar akan aspek lingkungannya.

Persepsi akan timbul akibat adanya rangsangan dari luar yang diterima oleh alat

indera manusia. Rangsangan akan diseleksi dan di organisir oleh setiap individu

dengan caranya masing-masing melalui pengalaman yang dimilikinya, persepsi baru

akan terbentuk apabila adanya perhatian, pengertian, dan penerimaan dari individu

(24)

12

Hasil dari proses di atas akan membentuk suatu pandangan tertentu terhadap

suatu hal. Namun, dalam keadaannya yang sama sekalipun dapat membuahkan

persepsi yang berbeda-beda antara individu dengan individu yang lainnya. Hal ini

disebabkansetiap manusia mengalami proses sosialisasi yang berdeda termasuk dalam

memberikan perhatian terhadap rangsangan tertentu dan mengabaikan yang lainnnya.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumarwan (2000 : 112) yang

menyatakan bahwa persepsi merupakan cara seseorang memandang dunia sekitarnya.

Proses tersebut dapat berbeda pada setiap individu sesuai keinginan, nilai-nilai serta

harapanb masing-masing individu. Selanjutnya, masing-masing individu akan

cenderung bertindak dan bereaksi berdasarkan persepsinya masing-masing.

Suatu dorongan yang sama tidak selalu menimbulkan tindakan yang sama

pula oleh sebab perbedaan persepsi pada masing-masing individu. Seperti halnya

pada pada masyarakat dalam mempersepsikan iklan pajak setelah adanya kasus-kasus

yang terjadi di Direktorat Jendral Pajak. Persepsi yang dimiliki oleh tiap-tiap individu

akan berbeda, begitu juga dengan perilaku mereka dalam menyikapi stimulus berbeda

pula tergantung pada persepsi mereka yang ciptakan. Dalam perspektif ilmu

komunikasi, persepsi biasa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran

(interpretasi) adalah inti dari persepsi yang indentik dengan penyandian (decoding)

dalam proses komunikasi. Hal ini sesuai dengan definisi John R. Wenburg dan

William W. Wilmot yang mengatakan bahwa persepsi dapat didefinisikan sebagai

cara organism memberi makna, atau menurut Rudolph F. Verderber persepsinya

(25)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk

persepsi, seorang melakukan proses memilih, mengorganisasikan dan

menginterpretasikan sebagai stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal yang

selanjutnya mengungkapkan pandangan, pendapat, ataupun tanggapan mengenai hal

tersebut. Seterusnya, dari persepsi yang diyakini oleh individu tersebut maka akan

mempengaruhi perilakunya mengenai hal yang dipersepsikannya tersebut. Menurut

Linda L. Davidof yang yang disebutkan dalam Chairunnisa (2007:20), hakekat

persepsi ada 3 yaitu :

a. Persepsi bukanlah cerminan realitas orang seringkali menganggap bahwa

persepsi menyajikan atau pencerminan yang sempurna mengenai realitas atau

kenyataan. Namun, yang sebenarnya persepsi bukanlah cerminan realitas

karena indera kita tidak memberikan respon terdahap aspek-aspek yang ada

didalam lingkungan. Selaim itu juga manusia seringkali melakukan persepsi

rangsangan-rangsangan yang pada kenyataannya tidak ada. Dan yang terakhir,

karena persepsi menusia tergantung pada apa yang ia harapkan, pengalaman,

dan motivasi (sangat subyektif).

b. Persepsi merupakan kemampuan kognitif yang multifaseti pada awal proses

pembentukan persepsi, seseorang telah menentukan dahulu apa-apa saya yang

diperhatikan. Setiap kali kita memusatkan perhatian, lebih besar kemungkinan

seseorang akan memperoleh makna dari apa yang ditangkapnya, lalu

(26)

14

kemudian hari akan diingat kembali. Kesadaran dan ingatan juga

mempengaruhi persepsi

c. Atensi : peranan atensi atau perhatian dalam persepsi adalah keterbukaan

seseorang untuk memilih sesuatu. Beberapa psikolog menemukan atensi

sebagai sejenis alat saring (filter) yang akan menyaring semua informasi pada

titik-titik yang berbeda pada proses persepsi.

2.1.1.2 J enis Persepsi

Persepsi manusia dibagi dalam dua jenis, yaitu :

1. Persepsi terhadap terhadap lingkungan atau fisik (obyek) adalah persepsi

manusia terhadap obyek yang melalui lambing-lambang fisik atau sifat-sifat

luar dari suatu benda. Dapat diartikan manusia dalam menilai suatu benda

mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Dan persepsi terhadap obyek bersifat

statis karena pbyek tidak mempersepsikan manusia ketika manusia

mempersiapkan obyek-obyek tersebut. Seseorang dapat melakukan kekeliruan

dalam mempersepsi, sebab terhadang indera seseorang menipu diri orang

tersebut, hal ini dikarenakan oleh :

a) Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, seperti keadaan cuaca

yang membuat orang melihat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti

daalam peristiwa ketika seseorang meliha t bahwa tongkat yang

dimasukkan kedalam air terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat

(27)

b) Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang

lain.

c) Budaya berbeda

d) orang lain dalam mempersepsikan suatu obyek.

2. Persepsi terhadap manusia adalah persepsi manusia terhadap orang melalui

sifat-sifat luar dan dalam (perasaan,motif dan harapan), dapat diartikan

manusia bersifat interaktif karena persepsi terhadap manusia bersifat

berubah-ubah dari waktu ke waktu. Persepsi terhadap manusia juga dapat disebut

dengan persepsi sosial. (Mulyana, 2001 : 17)

2.1.1.3 Karakter istik Persepsi

Menurut Busch dan Houstan (1985) yang dikutip oleh Ujang

Sumarwan (2004;114) karakterisrik persepsi dapat di definisikan sebagai

berikut :

1. Bersifat selektif

Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau kemampuan

mereka dalam proses semua informasi dari lingkungan. Seseorang pasti

berhadapan dengan sub kumpulan yang terbatas dari obyek-obyek dan

peristiwa-peristiwa yang banyak sekali dalam lingkungan mereka.

Masyarakat cenderung memperhatikan aspek lingkungan yang

berhubungan dengan urusan pribadi mereka. Mereka mengesampingkan

(28)

16

2. Terorganisir dan teratur

Suatu perangsangan atan pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari

perangsangan lain. Rangsangan-rangsangan dikelompokkan kedalam

suatu pola atau informasi yang membentuk keseluruhan. Jadi ketika

sseorang memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha untuk

mengatur.

3. Stimulus

Stimulus adalah apa yang dirasakan dan arti yang terdapat didalamnya

adalah fungsi dari perangsang atau pendorong itu sendiri.

4. Subyektif

Persepsi merupakan fungsi factor pribadi ha-hal yang berasal dari sifat

penikmat dan perasa, kebutuhan, nilai-nilai, motif, pengalaman, masa lalu,

pola piker dan kepribadian seseorang dalam individu memainkan suatu

peran dalam persepsi.

2.1.1.4Faktor -faktor yang Mempengar ihi Persepsi

Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mangenai realitas

disekelilingnya, berikut ini beberapaprinsip penting mengenai persepsi sosial

(29)

1. Persepsi berdasarkan pengalaman

Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai

realitas (sosial) yang telah dipelajari sebelumnya. Persepsi manusia

terhadap sekelilingnya. Seseorang, obyek, atau kejadian dan reaksi mereka

terhadap hal-hal ituberdasarkan pengalaman (pembelajaran) masa lalu

mereka berkaitan dengan orang, obyek atau kejadian serupa. Ketiadaan

pengalaman dahulu dalam menafsirkan obyek tersebut berdasarkan

dugaan semata atau pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat

seseorang terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, sehingga

seseorang sering gagal mempersepsikan perbedaan yang sama dalam suatu

objek lain. Manusia cenderung memperlakukan objek tersebut seperti

sebelumnya, sebenarnya terdapat rincial lain dalam onjek tersebut.

2. Persepsi bersifat selektif

Jika setiap saat seseorang disebut dengan jutaan rangsanga inderawi dan

diharuskan menafsirkan rangsangan tersebut semuanya pastilah orang

tersebut tidak mampu melakukannya, sebab adanya keterbatasan

kemampuan inderawi setiap orand dalam menangkap rangsangan

disekitarnya. Factor utama yang mempengaruhi selektif adalah atensi,

dimana atensi ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain :

A. Faktor Internal seperti :

a. Faktor biologis antara lain rasa lapar dan haus

(30)

18

c. Factor sosial, seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan,

penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman masa lalu dan

kebiasaan.

d. Factor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi dan

harapan.

B. Factor eksternal adalah atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti

gerakan, kontras, kebaruan, dan pengulangan.

3. Persepsi bersifat dugaan

Langkah ini dianggap perlu karena seseorang tidak mungkin memperoleh

rincian yang jelas melalui indera kelimanya. Proses ini memungkinkan

seseorang untuk menafsirkan sesuatu (obyek) dengan makna yang lebih

lengkap dari sudut pandang manapun. Hal tersebut disebabkan karena

keterbatasan informasi yang diperoleh melalui alat-alat indera yang

dimiliki manusia, menyebabkan terjadinya ruang kosong, sehingga perlu

menciptakan persepsi yang bersifat dugaan agar dapat menyediakan

informasi yang lengkap bagi ruang kosong tersebut.

4. Persepsi bersifat evaluatife

Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang perlu

melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentingannyaketika

melakukan persepsi. Sebelum melakukan interpretasi pesan, seseorang

(31)

mencocokkan apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi

persifat pribadi dan subyektif.

5. Persepsi bersifat kontekstual

Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh

yang ada di dalam persepsi seseorang,konteks merupakan salah satu

pengaruh yang paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu obyek,

seseorang biasanya meletakkan dalam suatu konteks tertentu dengan

prinsip-prinsip :

a. Struktur obyek atau kejadian-kejadian berdasarkan prinsip

kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan.

b. Kecenderungan seseorang dalammempersepsikan suatu

rangsangan atau kejadian berdasarkan latar belakangnya.

(Mulyana, 2001 : 175-194)

2.1.1.5Faktor -faktor yang ber peran dalam per sepsi

Menurut Walgito (dalam Chairunnisa, 2007 : 23) dalam persepsi

stimulus merupakan salah satu factor yang mempunyai peranan. Factor-faktor

yang berperan dalam persepsi adalah :

a. Obyek yang dipersepsikan, dimana obyek menimbulkan stimulus yang

(32)

20

suatu produk dipengaruhi oleh rangsangan baik dari dalam maupun dari

luar individu

b. Alat indera merupakan alat yang digunakan manusia dalam menerima

stimulus. Dengan mempunyai alat indera maka konsumen dapat

memberika respon terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh

produsen.

c. Perhatian merupakanpemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan pada sesuatu atau sekumpulan obyek. Perhatian

merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka

mengadakan persepsi. Perhatian terjadi apabila kita mengkonsentrasikan

diri pada salah satu alat indera kita dan mengesampingkan

masukan-masukan melalui alat indera yang lain. Apa yang duhayati tidak

tergantung pada stimulus tetapi juga ada proses kognitif yang

merefleksikan, tujuan dan harapan seseorang pada saat itu. Pemusatan

persepsi tersebut yang dikatakan Sobur sebagai perhatian. Perhatian dapat

berfungsi memiliki dan menggerakkan rangsangan yang sampai pada kita,

sehingga tidak kita terima secara kacau.

2.1.1.6Pr oses Ter jadinya Per sepsi

Menurut Alex Sobur (2003 : 449), proses terjadinya persepsi adalah sebagai

(33)

a. Terjadinya stimulasi Alat Indera (sensory stimulation)

Pada tahap pertama, alat-alat indera kita akan dirangsang. Setiap individu

pasti mempunyai kemampuan penginderaan untuk merasakan stimulus

(rangsangan), walau kadang tidak selalu digunakan.

b. Stimulasi Terhadap Alat Indera diatur

Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur menurut

berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip

Proksimitas (proximity) atau kemiripan, sedangkan prinsip lain adalah

kelengkapan (clousure) atai kita mempersepsikan gambar atau pesan yang

dalam kenyataan tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap.

Apa yang kita persepsikan,juga kita tata kedalam suatu pola yang

bermakna bagi kita, pola ini belum tentu benar atau salah dari segi

obyektif tertentu.

c. Stimulasi Alat Indera Ditafsirkan-Dievaluasi

Langkah ketiga adalah pebafsifan dan evaluasi yang tidak semata-mata

didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh

pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, system nilai, keyakinan,

keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada diri

kita. Karena walaupun kita semua sama-sama menerima sebuah pesan,

cara masing-masing orang menafsirkan-mengevaluasinya adalah tidak

(34)

22

2.1.1.7Pr oses Per sepsi

Dalam proses persepsi ada tiga komponen, yaitu :

a. Seleksi

Seleksi adalah proses penyaringan data oleh indera terhadap rangsangan dari

luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

b. Interpretasi

Yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi

seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh factor seperti pengalaman, masa lalu,

motifasi dan lain-lain. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan

seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya.

c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku

sebagai reaksi

Tahap terakhir dari konsep persceptual adalah bertindak sehubungan dengan

apa yang dipersepsikan. Lingkungan persepsi belum sempurna menimbulkan

tindakan. Tindakan itu bisa tersembunyi dan bisa pula terbuka. Tindakan

tersembunyi bisa berupa pembentukan pendapat atau sikap, sedangkan

tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata sehubungan dengan persepsi itu.

(Sobur, 2003 : 464).

Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan

(35)

2.1.2 Pajak

2.1.2.1 Definisi Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan

undang-undang (sehingga dapat dipaksa) dengan tiada mendapat balas jasa secara

langsung. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum guna menutup

biaya produksi barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

(gedeiwan.files.wordpress.com/2009/09/pertemuan-1-pajak.pdf)

Menurut Djayadiningrat (2007), pajak merupakan kewajiban untuk

menyerahkan sebagian dari kekayaan yang disebabkan oleh suatu keadaan.,

kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan

sebagai hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah

serta dapat dipaksakan, tetapi ada jasa balik dari Negara secara langsung,

untuk memelihara kesejahteraan umum.

Pajak ialah iuran wajib berupa barang yang dipungut oleh penguasa

berdasarkan secara norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan

jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.pengertian pajak menurut

(36)

24

2.1.2.2 Fungsi Pa jak

Terdapat beberapa fungsi pajak (Hyas dan Burton), yaitu :

a. Fungsi Budgetair : disebut juga fungsi fiscal, yaitu fungsi untuk mengupulkan

uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan undang-undang berlaku yangh

pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

Negara

b. Fungsi Regular : Merupakan fungsi dimana pajak akan digunakan sebagai

suatu alat untiuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya diluar bidang

keuangan. Pajak digunakan sebagai alat kebijaksanaan.

c. Fugsi Demokrasi : yaitu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau

wujud system gotong royong, termasuk kegiatan pemerintah dan

pembangunan demi kemaslahatan manusia. Fungsi ini sering dikaitkan

dengan hak seseorang untuk mendapatkan pelayanan dari pemerintah apabila

ia telahg melakukan kewajiban membayar pajak, bila pemerintah tidak

memberikan pelayanan baik, pembayar pajak bisa melakukan protes.

d. Fungsi Distribusi : yaitu fungsi yang lebih menekan pada unsur pemerataan

dan keadilan dalam masyarakat.

Pajak mempunyai dua fungsi menurut Mardiasmo, yaitu :

1. Fungsi budgetir, yaitu pajak sebagai sumber dan bagi pemerintah untuk

(37)

2. Fungsi mengatur, yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonom.

2.1.3 Per iklanan

2.1.3.1Penger tian Per iklanan

Iklan adalah suatu pesan yang berisi penawaran suatu produk yang

ditujukan kepada masyarakat untuk menarik minat masyarakat melalui suatu

media. Iklan bertujuan menarik minat konsumen untuk membeli. Iklan adalah

bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah

bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Sehingga secara ringkas, iklan

didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan

kepada masyarakat lewat suatu media serta tidak boleh menipu atau

membohongi khalayak pemirsa iklan televisi, setidaknya mereka

mencantumkan komposisi bahan, nama perusahaan yang memproduksi serta

dimana mereka dapat membeli (Kasali, 1992: 173).

Periklanan biasanya mengandung enam elemen. Pertama, periklanan

adalah bentuk komunikasi yang dibayar. Kedua, selain pesan yang harus

diampaikan harus dibayar, dalam iklan juga terjadi identifikasi sponsor.

Upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen merupakan elemen ketiga

dalam definisi periklanan. Keempat, periklanan memerlukan elemen media

(38)

26

Berdasarkan keenam elemen tersebut, Wells, Burnett dan Moriarty (1998)

dalam Sutisna (2003:276) mendefinisikan periklanan sebagai “Advertising is

paid non personal communication from an identified sponsor using mass

media to persuade or influence an audience”.

Menurut Klepper (1986) dalam Liliweri (1992:28) iklan / advertising

berasal dari bahasa latin, ad-vere berarti mengoperkan pikiran dan gagasan

kepada pihak yang lain. Jika pengertian ini kita terima maka sebenarnya iklan

tidak ada bedanya dengan pengertian komunikasi yang satu arah. Menurut

Bovee (1976) yang mengemukakan bahwa iklan adalah suatu proses

komunikasi, proses pemasaran, proses social dan ekonomi, proses public

relation yang semuanya bergantung dari cara memandang kita. Wright

mengemukakan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang

mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang

membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan / ide-ide

melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasive (Liliweri,

1992:20)

Sedangkan definisi periklanan menurut Institusi Periklanan Inggris adalah periklanan

merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang di arahkan kepada

konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya

yang paling ekonomis (Jefkins, 1997: 23). Definisi standar dari periklanan menurut

(39)

1. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar.

2. Dalam iklan juga terjadi proses identifikasi sponsor. Iklan bukan hanya

menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan, tapi juga

sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar mengenai perusahaan yang

memproduksi produk yang ditawarkan.

3. Periklanan merupakan upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen.

4. Periklanan memerlukan elemen media massa sebagai media penyampai pesan.

5. Periklanan memiliki sifat non personal (bukan pribadi).

6. Audience. Tanpa identifikasi audience yang jelas, pesan yang disampaikan dalam

iklan tidak akan efektif (Sutisna, 2003: 275-276).

Pembuatan program periklanan harus selalu dimulai dengan mengidentifikasi

pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian membuat lima keputusan utama dalam

pembuatan program periklanan, yaitu:

1. Mission (misi): Apakah tujuan periklanan?

2. Money (uang): Berapa banyak yang dapat dibelanjakan?

3. Messsage (pesan): Pesan apa yang harus disampaikan?

4. Media (media): Media yang akan digunakan?

5. Measurement (pengukuran): Bagaimana mengevaluasi hasilnya? (Kotler 2000:

578).

Iklan televisi atau siaran iklan adalah siaran yang khusus ditujukan untuk

(40)

28

kepada khalayak guna kepentingan komersial. Sumber utama stasiun televisi adalah

iklan, disamping pajak pesawat televisi (Wahyudi, 1986:227)

Tiga tujuan utama dari periklanan yaitu menginformasikan, membujuk

dan mengingatkan. Periklanan informatif berarti pemasar harus merancang

iklan sedemikian rupa agar hal-hal penting mengenai produk bisa

disampaikan dalam iklan. Periklanan yang bersifat membujuk berperan

penting bagi perusahaan dengan tingkat persaingan yang tinggi. Iklan yang

bersifat membujuk biasanya dituangkan dalam pesan-pesan iklan

perbandingan (comparative advertising). Tujuan periklanan yang ketiga yaitu

mengingatkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa periklanan adalah

bentuk penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal

melalui media untuk ditujukan pada komunikan dengan cara membayar.

2.1.3.2J enis-jenis Iklan

Dewasa ini terdapat berbagai macam jenis iklan. Banyaknya jenis iklan

tersebut tergantung pada pengelompokkan yang didasarkan pada

kategori-kategori tertentu. Secara teoritik menurut Bitner (1986), ada dua jenisi klan

yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat (Widyatama, 2007:65-66):

1. Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan

(41)

periklanan. Tujuan iklan standar yaitu merangsang motif dan minat para

pembeli atau para pemakai. Dengan kata lain, iklan standar memiliki tujuan

untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan ekonomi. Umumnya iklan

standar ditangani oleh perusahaan periklanan secara profesional. Pesan-pesan

dalam iklan standar disusun secara mantap baik dalam kata-kata, kalimat,

pemilihan gambar dan warna, pemilihan tepat pemasangan atau media yang

tepat agar mampu menjangkau jenis khalayak sasaran tertentu, sampai dengan

menyebarkannya pada waktu yang sesuai, seluruhnya ditangani oleh

orang-orang yang profesional. Dalam sebutan lain, tampaknya istilah iklan standar

sebagaimana dimaksud oleh Bittner dapat disebut dengan iklan komersil.

2. Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit. Iklan ini

sering pula disebut dengan iklan layanan masyarakat. Disebut dengan bersifat

non profit dalam hal ini jangan diartikan sebagai tidak mencari keuntungan

apapun. Sebab iklan layanan masyarakat juga berupaya mencari keuntungan

sosial bukan keuntungan komersial secara langsung. Keuntungan yang

diharapkan dari iklan layanan masyarakat adalah berusaha mendapatkan atau

membentuk citra baik di tengah masyarakat. Jadi esensi yang membedakan

iklan standar dan iklan layanan masyarakat adalah terletak pada tujuan

keuntungan yang ingin diraih atau diharapkan. Bila iklan standar bertujuan

mencari keuntungan ekonomi, maka dalam iklan layanan masyarakat

(42)

30

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan dalam penelitian, jenis

iklan yang diamati dalam penelitian ini yaitu iklan layanan masyarakat

”Manfaat Pajak” termasuk iklan layanan masyarakat.

2.1.4 Model Stimulus – Respons

Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu

komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi

reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal,

gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan

respon dengan cara tertentu. Kita dapat juga mengatakan bahwa proses ini

merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan. Proses ini dapat berupa

timbal balik dan mempunyai efek yang banyak. Setiap efek dapat merubah

perilaku dari komunikasi berikutnya. Model ini mengabaikan komunikasi

sebagai sebuah proses. Dengan kata lain,

(43)

2.2 Kerangka Ber pikir

Dalam kerangka penelitian ini, peneliti berusaha mengetahui persepsi

individu yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak sehingga memberikan

interpretasi terhadap suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat Surabaya,

khususnya berkaitan dengan permasalahan pajak. Peneliti berusaha

mengetahui hal tersebut diatas melalui persepsi seseorang objek disebabkan

karena kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, latar belakang

pengetahuan (frame of reference) yang berbeda budaya dan psikologis

individu yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah

ini :

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Persepsi Masyarakat tentang

Iklan “Manfaat Pajak”

Iklan “ M anfaat

Pajak”

Persepsi

Tingkat Penget ahuam Pengalaman M asa Lalu

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk

menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melaui pengumpulan data

sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau

sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang

dikumpulkan sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti,

maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan

adalah persoalan mendalam (kualitas) data bukannya banyaknya (kuantitas)

data. (Krisyantono, 2007:58).

Menurut Rakhmat (2004:24) penelitian deskriptif ditujukan untuk beberapa

hal diantaranya adalah :

1. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku.

2. Membuat perbandingan atau evaluasi.

3. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang

ada.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah

yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana

(45)

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi deskriptif

untuk menggambarkan persepsi masyarakat tentang iklan “Manfaat Pajak”

dalam membayar pajak.

3.2 Definisi Konseptual

3.2.1 Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang menjadikan individu sangat

sadar akan aspek lingkungannya. Persepsi akan timbul akibat adanya

rangsangan dari luar yang diterima oleh alat indera manusia. Rangsangan akan

diseleksi dan di organisir oleh setiap individu dengan caranya masing-masing

melalui pengalaman yang dimilikinya, persepsi baru akan terbentuk apabila

adanya perhatian, pengertian, dan penerimaan dari individu sesuai dengan

kebutuhan individunya dalam pengalamannya. Dalam hal ini masyarakat

menerima rangsangan berupa pesan dari iklan “Manfaat Pajak” yang dilihat di

televisi, yang kemudian menimbulkan persepsi setelah di seleksi dan di

organisir sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh masing masing

individu.

Berdasarkan fenomena munculnya pro dan kontra iklan “Manfaat

Pajak” sehubungan dengan kasus penggelapan pajak oleh Gayus Tambunan

dan kasus-kasus yang terjadi di Direktorak Jendral Pajak, maka peneliti

(46)

34

memperoleh gambaran mengenai sesuatu melalui pemilihan, pengolahan,

hingga pengartian informasi mengenai suatu yang diinginkan tersebut.

Persepsi yang dibangun tentang iklan “Manfaat Pajak” ini adalah

bedasarkan pengalaman pribadi masyarakat pada saat membayar pajak,.

Perlukah iklan “Manfaat Pajak” masih tetap ditayangkan di media televisi,

sementara orang-orang yang berada di Direktorat jendral Pajak dengan bebas

menggelapkan pajak dengan adanya makelar kasus.

Iklan sadar pajak merupakan media penyampaian pesan Dirjen Pajak

mengenai masalah wajib pajak bagi warga Negara yang berpenghasilan. Iklan

sadar pajak menjadi perhatian dan mudah di ingat oleh masyarakat karena

menampilkan Deddy Mizwar sebagai ikon dalam iklan tersebut, Didalam

iklan tersebut dijelaskan tentang pentingnya pajak bagi sekolah-sekolah yang

membutuhkan bantuan dana operasional dan buku-buku pelajaran untuk

membantu kegiatan belajar-mengajar. Kemudian ada juga bantuan untuk

masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan JAMKESMAS dan

pengobatan gratis serta bantuan dana untuk ibu-melahirkan. Iklan ini

bertujuan untuk menghimbau kesadaran masyarakat akan pentingnya

membayar pajak bagi pembangunan dan kesejahteraan Negara. Masyarakat

diharapkan akan sadar pentingnya membayar pajak dengan adanya iklan

(47)

3.2.2 Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan

undang-undang (sehingga dapat memaksa) dengan tiada mendapat balas jasa secara

langsung. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum guna menutup

biaya produksibarang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum

pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin

maupun pembangunan.

Saat ini masyarakat kurang begitu mempercayai pajak untuk

pembangunan atau menjalankan fungsi pemerintahan, setelah munculnya

fenomena penggelapan pajak oleh Gayus Tambunan senilai 25 Milyar, dan

kasus-kasus lainnya yang belakangan terjadi di Direktorat Jendral Pajak

3.2.3 Iklan Pa jak

Iklan “Manfaat Pajak” merupakan iklan layanan masyarakat yang

bertujuan untuk menghimbau masyarakat khususnya yang telah terdaftar

sebagai wajib pajak untuk sadar akan pentingnya membayar pajak untuk

pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Didalam iklan tersebut Deddy

Mizwar (talent) menjelaskan tentang pentingnya anak-anak sekolah dan

masyarakat kurang mampu yang perlu mendapat bantuan. Dan aliran dana

pajak yang dibayar oleh masyarakat tersebut didistribusikan untuk

(48)

36

Iklan pajak sendiri sebelumnya sudah ada beberapa versi yaitu iklan

pajak “apa kata dunia’ iklan “intergeritas”, iklan “Sensus Pajak Nasional”,

dan masih banyakyang lainnya. Namun pada penelitian ini, obyek yang akan

diteliti bukan merupakan efektivitas iklan melainkan persepsi masyarakat

mengenai iklan “Manfaat Pajak” setelah adanya kasus-kasus yang terjadi di

direktorat Jendral pajak.

3.3 Infor man

Penelitian ini, yang menjadi informan atau obyek penelitian yaitu

masyarakat Surabaya yang telah terdaftar sebagai wajib pajak (WP) di

Surabaya, selain itu juga wajib pajak yang mempunyai pengalaman

bermasalah dalam membayar pajak, seperti : orang-orang yang mempunyai

CV atau wiraswasta lainnya.

Kriteria informan yang akan diteliti adalah masyarakat Surabaya yang

berpenghasilan tinggi, seperti ; individu yang mempunyai perusahaan atau CV

yang bergerak dibidang catering, jasa, bengkel, dan lain-lain. Serta individu

yang bekerja diperusahaan swasta maupun Pegawai Negeri dan berpendidikan

tinggi Seperti contoh informan yang di dapatkan oleh peneliti yakni seorang

ibu rumah tangga yang memiliki usaha di bidang catering, seorang

wiraswasta dan seorang Pegawai Negeri Sipil

Penentuan informan akan dilakukan dengan teknik Snowball yaitu

dengan cara menemukan seorang terlebih dahulu, lalu meminta sejumlah

(49)

melalui informan-informan tersebut, kita menemukan informan lebih banyak

lagi.

Pengumpulan data akan dilakukan berdasarkan jawaban yang

diberikan oleh masyarakat Surabaya sebagai informan utama sebagai Key

informan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :

Wawancara

Merupakan percakapan antara periset-seseorang yang berharap mendapatkan

informasi, dan informan adalah seseorang yang diasumsikan mempunyai

informasi penting tentang suatu obyek (Berger, dalam Kriyanto, 2007:96).

Wawancara yang dilakukan adalah Indepth Interview atau wawancara

mendalam, yaitu mendapatkan informasi dengan cara langsung bertatapmuka

dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap mengenai

topik yang diteliti (Bungin) 2001:110). Wawancara merupakan metode

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung

dari sumbernya.

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi

dengan cara yang lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan

frekuensi yang tinggi dan intensif. Selanjutnya dibedakan antara responden

(50)

38

ingin periset ketahui atau pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali).

(Kriyantono,2007:96).

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti berkaitan dengan seberapa

sering informan melihat iklan “Manfaat Pajak” tersebut, kemudian tanggapan

informan tentang iklan tersebut, setelah itu apakah iklan tersebut bisa

mempengaruhi kesadaran akan pentingnya himbauan yang ada di dalam iklan

“Manfaat Pajak”. Serta efek dari iklan tersebut bagi masing-masing informan.

3.5 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif kualitatif yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan

penelitian. Melalui pendekatan metodeologi ini akan dapat menjangkau secara

komperhensif dengan tanpa mengurangi akurasi metodeologi yang diinginkan.

Pada tahap awal analisis data penelitian dilakukan bersamaan dengan

proses pengambilan data. Analisis data penelitian dilakukan bersamaan

dengan proses wawancara, pengamatan, dan dokumen yang telah terkumpul.

Data kemudian direduksi, karena pada saat proses pengambilan data tersebut

tidak langsung terdapat proses analisis.

Sedangkan interpretasi data bertujuan data bertujuan untuk

memberikan makna terhadap hasil analisis data yang dilakukan serta mencari

implikasinya terhadap teori yang sudah dilakukan untuk menafsirkan hasil

(51)

4.1 Ga mbar an Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data

4.1.1 Ga mbar an Umum Objek Penelitian

4.1.1.1Ga mbar an Umum Sur abaya

Penelitian dengan judul “Persepsi Masyarakat Surabaya Tentang Iklan

“Manfaat Pajak” di Televisi” dilakukan di kotamadya Surabaya. Kotamadya

Surabaya merupakan kota besar kedua di Indonesia setelah ibukota Jakarta.

Kota Surabaya memiliki kepadatan penduduk dan aktivitas pendudu yang

sangat tinggi. Kota Surabaya terletak antara 07o 21o LS (Lintang Selatan) dan

112o 36o sampai dengan 112o 54o BT (Bujur Timur). Wilayah Surabaya

merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3-6 meter diatas permukaan

laut. Kota Surabaya memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Selat Madura

b. Sebelah Timur : Selat Madura

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo

d. Sebelah Barat : Kabupaten Gresik

Kotamadya Surabaya dibagi menjadi 5 (lima) wilayah, dengan luas sebagai

(52)

40

Surabaya Pusat : 14,78 km2

Surabaya Barat : 118,01 km2

Surabaya Timur : 91,78 km2

Surabaya Utara : 38,32 km2

Surabaya Selatan : 64,07 km2

Jadi luas wilayah seluruh kotamadya Surabaya ± 326,37 km2 dan terbagi

dalam 31 kecamatan dan 163 kelurahan.

Penelitian melakukan wawancara mendalam (in depth interview) di wilayah

Surabaya Timur, karena di wilayah tersebut menurut data yang diperoleh peneliti,

ditemukan masyarakat yang memiliki CV, atau usaha-usaha lain, yang dapat

dianggap bahwa masyarakat tersebut membayar pajak besar

4.1.1.2 Gambaran Umum Iklan Pajak

Iklan“Manfaat Pajak” merupakan iklan masyarakat yang tujuannya adalah

untuk menghimbau masyarakat Indonesia khususnya yang telah terdaftar sebagai

Wajib Pajak (WP) dalam melaksanakan kewajiban membayar pajak.

Iklan pajak terdapat banyak versi yaitu, iklan pajak versi sensus Pajak

Nasional, iklan Pajak versi “apa kata dunia”, versi artis tertib pajak, versi patriot

bangsa, versi menyuap pegawai pajak.

Namun pada penelitian ini, peneliti tidak hanya meneliti salah satu versi dari

iklan pajak, melainkan secara keseluruhan dari adanya iklan pajak itu, karena peneliti

(53)

dalam pembayaran pajak, setelah munculnya kasus penggelapan pajak senilai 28

Milyar oleh salah satu pegawai pajak, Gayus Tambunan.

4.1.2 Identitas Infor man

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan informan adalah masyarakat

Surabaya yang telah terdaftar sebagai wajib pajak, baik itu wajib pajak perorangan

maupun badan usaha, yang sering menonton iklan pajak “Manfaat Pajak”.

Informan yang akan diteliti adalah masyarakat yang berpenghasilan tinggi,

seperti : individu yang mempunyai perusahaan atau CV yang bergerak dibidang

catering, jasa, bengkel, dan lain-lain. Serta individu yang bekerja diperusahaan swasta

maupun Pegawai Negeri. Selain itu juga wajib pajak yang mempunyai pengalaman

bermasalah dalam membayar pajak, seperti : orang-orang yang memiliki perusahaan

sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi objek sosial

dari masyarakat Surabaya terhadap iklan “Manfaat Pajak”, bagaimana iklan tersebut

dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya

membayar pajak, meskipun mengetahui adanya kasus-kasus penggelapan pajak oleh

pegawai pajak.

Dimana setiap informan pasti memiliki pengalaman, pendapat, dan informasi

yang akan diperlukan peneliti dalam menyusun penelitian ini. Berikut ini peneliti

mencantumkan tabel dari informan-informan yang telah di wawancarai :

Informan pertama adalah ibu Lidya Margaretha. Ibu Lidya adalah pemilik

(54)

42

dengan tingkat pendidikan Diploma 3 (D3). Usia dari ibu Lidya sudah mencapai 57

tahun. Usaha catering Ibu Lidya telah berdiri sejak 15 tahun yang lalu. Ibu Lidya

merupakan seorang wajib pajak yang menaati pembayaran pajak, sebelum muncul

kasus penggelapan dana pajak oleh pegawai pajak Gayus Tambunan. Namun setelah

adanya kasus tersebut, ibu Lidya tidak menaati pajak, bahkan sering kali ketika

melaporkan pajak dianggap Nihil atau tidak mendapatkan pesanan catering.

Informan kedua adalah bapak Freddy Angkawidjaja yang usianya telah

mencapai 28 tahun dengan tingkat pendidikan adalah seorang sarjana (S1) di salah

satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Pekerjaan bapak Freddy adalah pemilik CV

yang bergerak dibidang konsultan, Bapak freddy telah mendirikan CV sejak 5 tahun

yang lalu. Dan Bapak Freddy merupakan wajib pajak yang tidak menaati pembayaran

pajak, hal ini disebabkan adanya kasus penggelapan dana oleh Gayus Tambunan

senilai 25 Milyar, sehingga Bapak Freddy selalu melaporkan ke Kantor Pelayanan

Pajak bahwa perusahaannya tidak mendapatkan pekerjaan (NIHIL).

Informan ketiga adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bernama

Muhammad Nawawi sulun, dengan usia 27 tahun dan tingkat pendidikan seorang

sarjana (S1).Bapak Nawawi merupakan wajib pajak yang taat dalam pembayaran

pajaknya, hal ini dikarenakan setiap gaji seorang PNS langsung terpotong pajak.

Wawancara mendalam (in depth interview) dilakukan pada tanggal 23

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Persepsi Masyarakat tentang

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penelitian yang akan dilaksanakan berbeda dengan penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Penelitian di atas berfokus pada metode

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah ada perbedaan sikap terhadap empty nest ditinjau dari jenis kelamin orangtua. Metode penelitian yang digunakan adalah

Berikut hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yang akan membantu memberikan gambaran dalam menyusun kerangka berpikir. Adapun hasil

Kontrol perilaku persepsian sebagai suatu kesukaran atau kesenangan konsumen yang dirasa di dalam pembelian dari toko online dan menyatakan bahwa terdapat pengaruh

Aplikasi ini mengelola data siswa, rekomendasi, data prestasi siswa, data nilai siswa (UN dan rapor), data hasil seleksi, dan data hasil psikotes serta

Mampu melayani segmen pasar yang sempit secara lebih efisien dari pada kompetitor dalam industri. Fokus memungkinkan anda

5 Karyawan ini selalu bekerja sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 6 Tingkat pencapaian volume kerja yang dihasilkan karyawan ini

Oleh sebab itu, maka topik penelitian pada penelitian ini adalah bagaimana membuat sebuah model yang menghasilkan formula untuk Target Stock Level (TSL) pada data yang