• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAS Vol 12 No 1 Ketahanan dan Kerentanan Usaha Kecil - Diantara Bencana Alam, Kebijakan Ekonomi, dan Lingkungan Sosial 03-Editorial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JAS Vol 12 No 1 Ketahanan dan Kerentanan Usaha Kecil - Diantara Bencana Alam, Kebijakan Ekonomi, dan Lingkungan Sosial 03-Editorial"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KETAHAHANAN DAN KERENTANAN

USAHA KECIL: DI ANTARA BENCANA

ALAM, KEBIJAKAN EKONOMI, DAN

LINGKUNGAN SOSIAL

Konsep kerentanan usaha mengacu pada dua keadaan, yaitu ada tidaknya sumber daya dan mekanisme yang memadai untuk menghindari sejum-lah risiko atau guncangan yang mung-kin dihadapi suatu usaha dan derajat kualitas sumber daya yang dimiliki suatu usaha untuk secara efektif mampu menghadapi risiko atau gun-cangan yang menimpa. Usaha dikata-kan rentan bila secara internal dan eksternal tidak mempunyai sumber daya dan mekanisme yang memadai untuk menghadapi risiko atau gunca-ngan. Dalam setiap kegiatan ekonomi selalu terkandung risiko yang tingkat-annya berkaitan dengan banyak hal. Begitu pula guncangan. Bedanya, risi-ko mengandaikan adanya pemaham-an akpemaham-an arena ypemaham-ang dimasuki dpemaham-an kesadaran akan pilihan; sedangkan guncangan lebih bersifat tiba-tiba. Dalam kerangka memahami keren-tanan usaha kecil perlu kiranya

(2)

se-tempat menyulitkan pengusaha kecil membangun kembali usahanya tanpa adanya bantuan dari pihak luar. Gem-pa bumi telah menyulitkan Gem-para peu-saha kecil memperoleh kembali bahan baku dan pekerja yang nyatanya sa-ma-sama sebagai korban bencana. Selain itu, karena kegiatan usaha sebagian dilakukan di dalam rumah tinggal, maka gempa tidak hanya menghancurkan tempat tinggal, tapi juga tempat usaha. Boleh dikatakan bahwa pengusaha kecil korban benca-na alam mengalami keadaan seperti dalam pepatah 'setelah jatuh, tertim-pa tangga pula'.

ngusaha kecil-mikro. Beban ganda yang ditanggung perempuan karena peran gendernya dalam masyarakat begitu tampak ketika bencana me

-nimpa. Bencana alam tidak hanya menimpakan kesulitan terhadap pe

-rempuan sebagai korban, tetapi juga menambah beban yang selama ini su

-dah ditanggung perempuan. Bencana merupakan satu faktor penting dalam derajat kerentanan perempuan usaha kecil. Tetapi Yuni Pristiwati meyakin

-kan bahwa perempuan, baik sebagai

vi

pengusaha kecil maupun sebagai anggota rumah tangga, merupakan sosok yang paling tangguh mengha

-dapi dan membangkitkan kembali usaha kecilnya. Oleh karena itu, perlu adanya program-program khusus yang ditujukan pada pemulihan kem

-bali usaha-usaha kecil yang dikelola perempuan.

Artikel Dede Mulyanto berjudul “Ke

-rangka Sosiologis Memahami Dam

-pak Bencana Alam terhadap Usaha Kecil” menyoroti beberapa variabel penting dalam analisis sosial dampak bencana. Pertama, bencana dikaitkan dengan derajat kerentanan atau keta

-hanan usaha. Dalam kerangka konsep kerentanan, bencana alam berada di sisi guncangan (shock) yang dampak

-nya terkait langsung dengan kemam

-puan usaha dan pelaku usaha meng

-hadapinya. Kemampuan ini berkaitan dengan ada tidaknya cadangan modal usaha baik berupa keuangan maupun jaringan sosial. Pelaku usaha kecil adalah juga anggota suatu kolektif. Bencana alam, berbeda dengan sum

-ber-sumber guncangan usaha lain

-nya, menimpa pelaku usaha bukan hanya sebagai usahawan semata, melainkan juga sebagai anggota ru

-mah tangga, anggota kelompok keke

-rabatan, dan warga pertetanggaan. Oleh karena itu, kajian dampak ben

-cana perlu juga memperhatikan arena

(3)

sosial-budaya tempat pelaku usaha berada.

Bila Dani Hamdan dan Yuni Pristiwati membahas dampak bencana alam terhadap kondisi usaha kecil di tem

-pat bencana, maka Deni Mukbar le

-wat artikel berjudul “Denyut Usaha Kecil di Pasar Tradisional dalam Him

-pitan Hipermarket”menyoroti 'benca

-na ekonomi' yang harus dihadapi usa

-ha-usaha kecil, yaitu pertumbuhan luar biasa pasar-pasar eceran modern seperti supermarket atau hipermar

-ket di antara pasar-pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan tempat para pedagang eceran menjalankan usahanya. Konon, menjamurnya pa

-sar-pasar eceran modern yang men

-jangkau hingga permukiman pendu

-duk telah menjadi pesaing yang bisa mematikan kegiatan usaha peda

-gang-pedagang eceran kecil. Oleh ka

-rena itu, mekanisme pangaturan di

-pandang menjadi satu hal yang diper

-lukan untuk menjaga keselarasan dan sehatnya persaingan antarusaha e

-ceran, terutama antara hipermarket dan pedagang kecil di pasar-pasar tradisional.

Artikel Deni Mukbar menjadi mudah dipahami bila disambung dengan u-lasan oleh Muhammad Kholikul A-lim atas buku karya El Fisgon berjudul

Menghadapi Globalisasi: Kiat Gombal

buat Pengusaha Kecil terbitan Marjin Kiri, 2006. Dalam ulasan tersebut ter

-gambar bahwa di dalam formasi sosial kapitalisme global, usaha-usaha kecil hanya pernak-pernik yang rentan un

-tuk jatuh dihantam kekuatan pemodal besar yang memasuki pasar produk

-nya. Kebertahanan usaha kecil hanya memungkinkan ketika produk mereka hanya menjadi bagian dari pemenuh

-an kebutuh-an kelas pekerja. Deng-an kata lain, tetap hidupnya usaha-usa

-ha kecil bukan karena derajat keta

-hanan usaha kecil yang baik, tetapi karena dibutuhkan sistem kapitalis untuk memelihara dan membentuk-ulang sejumlah tertentu kelebihan te

-naga kerja dalam barisan kelas peker

-ja yang memungkinkan kapital besar menghisapnya.

Derajat kerentanan usaha kecil, me

-nurut artikel Thee Kian Wie berjudul “Kebijakan Ekonomi dan Ketahanan Usaha Kecil-Menengah di Indonesia”, juga harus dilihat dari aspek kebijak

-an pemerintah. Menurut Thee, kebi

-jakan yang berorientasi pada 'kese

-jahteraan' akan melenakan usaha ke

-cil sehingga usaha-usaha ke-cil tidak akan mampu bersaing dengan baik pada saat pintu persaingan dibuka a

-tau ketika usaha tersebut harus me

-masuki pasar ekspor yang tingkat risi

-ko dan guncangannya besar, misal

(4)

untuk mengubah orientasi kebijakan-kebijakan terhadap usaha kecil dari sekadar menjadi bagian dari upaya 'pengentasan kemiskinan' menjadi kebijakan yang memungkinkan pe

-nguatan ketahanan usaha kecil menghadapi risiko dalam arena-arena atau kondisi baru. Sudah saatnya ke

-bijakan terhadap usaha kecil tidak un

-tuk melindungi usaha kecil dari per

-saingan tetapi melembagakan persai

-ngan. Selain untuk menutup kemung

-kinan munculnya monopoli di tangan segelintir pelaku usaha tertentu dan diskriminasi bagi pelaku usaha lain yang tidak mempunyai hubungan ko

-lusif dengan pelaksana kebijakan, melembagakan persaingan itu bergu

-na juga untuk meningkatkan daya ta

-han usaha menghadapi persaingan.

Satu sejarah perkembangan kondisi usaha kecil di Vietnam dijabarkan Nu-rul Widyaningrum. Dalam esai ber

-judul “Melihat ke Negeri Tetangga: U

-saha Kecil di Vietnam”, Widyaningrum menggambarkan jatuh bangunnya kedudukan usaha kecil dalam sejarah ekonomi Vietnam sebelum dan sete

-lah revolusi komunis menguasai selu

-ruh Vietnam. Bahkan, pembahasan juga diarahkan pada perkembangan kondisi kontemporer usaha-usaha ke

-cil. Pada intinya, Widyaningrum hen

-dak mengajak kita mengambil hikmah dari kasus Vietnam yang

menunjuk-kan peran penting usaha kecil-mikro dalam sistem ekonomi yang mengala

-mi transisi dari sistem ekono-mi terpu

-sat ke sistem ekonomi pasar. Meski

-pun terdapat perdebatan tentang pe

-ran Doi Moi di dalam pertumbuhan sektor swasta ini (yaitu, apakah Doi Moi mendorong tumbuhnya usaha-u

-saha kecil atau sebaliknya), Doi Moi

merupakan titik balik pengakuan pe

-merintah Vietnam akan adanya usa

-ha-usaha pribadi yang beroperasi se

-cara informal. Sektor informal di Viet

-nam menjadi akar tumbuhnya usaha-usaha kecil dan menengah di Vietnam dan berperan penting di dalam men

-dorong ekonomi Vietnam. Meskipun demikian, pengamatan yang lebih da

-lam terhadap kondisi usaha kecil me

-nunjukkan masih adanya kendala dan hambatan yang dialami usaha kecil. Di samping kendala-kendala 'klasik' seperti akses terhadap sumber mo

-dal, hambatan juga muncul dari pen

-dekatan pemerintah Vietnam terha

-dap usaha kecil. Dalam sistem ekono

-mi sosialis yang terpusat, usaha -milik negara memonopoli kegiatan ekono

-mi, dan dengan demikian mengham

-bat tumbuhnya sektor usaha kecil. Dalam sistem ekonomi pasar yang di

-terapkan sekarang, pemerintah Viet

-nam dinilai lebih memberikan kemu

-dahan terhadap pengusaha asing di

-bandingkan dengan pengusaha lokal.

(5)

Jauh dari riuh-rendahnya pembahas

-an skala makro, dalam “lapor-an dari lapangan” berjudul “Jaringan Usaha Kecil dan Ketahanan Ekonomi Rumah Tangga”, Dian Widyaningsih lebih melihat langsung dari lapangan bah

-wa faktor jaringan sosial yang dimiliki pelaku usaha kecil sebagai unsur pen

-ting dalam ketahanan usaha. Dengan masuknya pelaku-pelaku usaha kecil dalam sebuah jaringan yang terorga

-nisasi, maka beberapa persoalan yang biasanya menjadi masalah kla

-sik usaha kecil-mikro, seperti kesulit

-an pend-ana-an y-ang berujung pada ketergantungan terhadap rentenir se-bagai sumber dana tunai, bisa dihi

-langkan. Kelompok pelaku usaha ter

-organisasi juga merupakan wahana pengembangkan keterampilan dan in

-formasi usaha. Pada titik puncaknya, kelompok ini bisa menjadi alat perju

-angan kebijakan di tingkat daerah yang memungkinkan masuknya pe

-ngaruh dalam pembuatan kebijakan yang memihak usaha-usaha kecil. In

-tinya, organisasi sebagai simpul jari

-ngan sosial pengusaha merupakan faktor penting dalam membangun ke

-tahanan usaha menghadapi guncang-an.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

1) U nsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal· yang pokok atau penting, dengan ketentuan harga satuan penaw aran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh

m enyam paikan pernyataanjpengakuan tertulis bahw a badan usaha yang bersangkutan dan m anajem ennya tidak dalam pengaw asan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemurnian CNT yang paling baik dengan menggunakan metode pencucian reflux pada konsentrasi HNO 3 sebesar 65%.. Kata kunci:

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk (1) mengetahui tahap-tahap mengembangkan media pembelajaran E-Chem (Experiment of Chemistry)

1) U nsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting, dengan ketentuan harga satuan penaw aran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh

Sedangkan kejadian yang termasuk dalam kedaruratan tapak adalah kecelakaan pada fasilitas yang melibatkan kegagalan atau kerusakan parah pada tingkat proteksi untuk

[r]

Abstrak – Penerapan strategi pembelajaran di kelas masih bersifat teacher centered yang belum dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa serta keaktifan