PEDOMAN
SURVEI KHUSUS
STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI
(SKSPPI-2012)
Survei ini dimaksudkan untuk memperoleh indikator dalam Penyusunan Perubahan Inventori
Pelaksanaan kegiatan Survei ini berdasarkan UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Pasal 11
Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Pasal 21
Survei ini tidak memungut biaya apapun. Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik (UU No. 16 Tahun 1997, Pasal 27, tentang Statistik)
Laporan hasil survei merupakan data agregat dan hanya digunakan untuk kepentingan analisis dan
BADAN PUSAT STATISTIK
Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010
Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5; Fax: (021) 3857046 email: listy@bps.go.id; sundari@bps.go.id; lia@bps.go.id
KATA PENGANTAR
Perubahan inventori merupakan salah satu komponen PDB dari sisi
pengeluaran. Selama ini perubahan inventori diperlakukan sebagai residual hampir
di setiap propinsi. Untuk itu dalam rangka penyempurnaan data tersebut,
dilaksanakan kegiatan survei yang mendukung penyusunan data perubahan
inventori.
Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012
(SKSPPI-2012) dimaksudkan untuk melengkapi data perubahan inventori di
Indonesia dan propinsi-propinsi terpilih yang menjadi sampel. Data yang akan
diperoleh adalah data barang-barang yang menjadi inventori menurut sektor dan
komoditasnya.
Diharapkan dengan adanya SKSPPI-2012 akan diperoleh data yang lebih
akurat serta memberikan perbaikan pola dan struktur perubahan inventori menurut
komoditi suatu unit usaha pada periode tertentu.
Buku Pedoman Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012
ini disusun sebagai pedoman bagi pencacah dan pengawas dalam pelaksanaan
lapangan untuk memperoleh hasil yang optimal.
Jakarta, Maret 2012
Subdirektorat Neraca Modal & Luar Negeri
Direktorat Neraca Pengeluaran
Badan Pusat Statistik
BLOK III. KETERANGAN UMUM
Isian kegiatan usaha yang dilakukan harus diisi dengan sejelas-jelasnya.
1. Periksa apakah isian tahun dimulainya kegiatan usaha sudah sesuai.
2. Untuk isian bentuk badan hukum/usaha perusahaan, hanya terisi salah satu.
3. Isi nilai produksi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2009, 2010 dan 2011.
BLOK IV. NILAI PRODUKSI DAN ASET SELAMA TAHUN 2009-2011
Periksa apakah nilai produksi dan aset telah terisi dengan lengkap dan
benar.
BLOK V. NILAI INVENTORI/PERSEDIAAN SELAMA TAHUN 2009-2011
Periksa apakah isian pada blok ini sudah sesuai dengan kegiatan usaha
yang dilakukan perusahaan dan satuan yang digunakan sudah dalam ribuan rupiah.
Blok V ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori pada
tahun tahun 2009, 2010 dan 2011.
BLOK VI. CATATAN
Blok ini mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan pengisian
kuesioner ini. Terteranya tanda tangan pemeriksa menandakan bahwa dia
menyatakan bertanggung jawab atas keterangan dalam daftar isian Survei Khusus
BAB III
PETUNJUK PENGAWASAN
Dalam bab ini diberikan penjelasan mengenai proses pemeriksaan bagi petugas pengawas. Tujuan pengawasan adalah untuk menghindari kesalahan pengisian pada kuesioner serta menjaga konsistensi isian antar blok yang berkaitan, agar data yang diperoleh lebih konsisten, teliti dan wajar. Dengan demikian kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 yang akan dikirim ke Badan Pusat Statistik (BPS) diharapkan sudah dalam keadaan terisi dengan benar. Uraian dalam bab ini juga diharapkan dapat digunakan oleh pengawas untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya.
Secara umum yang harus dilakukan oleh pengawas adalah:
1. Meneliti apakah isian mudah dibaca dan diletakkan pada kolom yang benar dan juga apakah isian masing-masing blok terkait sudah konsisten.
2. Meneliti apakah seluruh rincian dari masing-masing blok yang harus diisi sudah ditanyakan.
3. Periksa isian dari masing-masing rincian tersebut apakah sudah sesuai dan wajar.
4. Memeriksa kembali apakah isian nilai sudah dalam satuan yang tepat.
5. Hitung kembali apakah rincian sudah diisi dengan benar. Bila ternyata ditemukan isian jawaban yang meragukan, tanyakan ke pencacah; jika perlu lakukan pencacahan ulang.
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
1. Periksa apakah nama propinsi, nama perusahaan dan alamat perusahaan sudah diisi dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
2. Nomor urut perusahaan (NUS) tidak perlu diisi. Kolom tersebut akan diisi di
Persediaan/inventori secara mikro biasanya merupakan aktiva lancar
terbesar dari suatu perusahaan, sehingga diperlukan pengukuran yang tepat untuk
menjamin laporan keuangan yang akurat. Jika persediaan tidak dihitung secara
tepat, pengeluaran dan penerimaan tidak dapat dicocokkan secara benar. Jika
persediaan akhir tidak benar, maka hasilnya adalah saldo-saldo dari neraca berikut
ini juga tidak akan benar, seperti: persediaan barang dagangan, total aktiva, dan
ekuitas pemilik modal. Ketika persediaan akhir tidak benar, harga pokok penjualan
barang dagangan dan laba bersih juga akan tidak benar di dalam laporan laba rugi.
Sedangkan secara makro, didalam statistik neraca nasional inventori
dicakup sebagai bagian dari pembentukan modal atau dikenal sebagai inventasi fisik
di satu wilayah. Tepatnya inventori tersebut menjelaskan tentang porsi dari investasi
yang telah direalisasikan dalam bentuk barang jadi maupun setengah jadi pada
berbagai kegiatan ekonomi produksi. Karena nyatanya sebagian dari investasi
tersebut memang direalisasikan untuk pengadaan berbagai keperluan bahan baku
maupun bahan penolong/pembantu. Dengan demikian maka tersedianya data
tentang inventori akan menjadi informasi yang cukup penting bagi analisis investasi
khususnya bagi komponen pembentukan modal, meskipun kontribusinya dalam
perekonomian tidaklah terlalu besar.
Kaitan inventori dengan perilaku ‘’pembentukan modal’’ dalam statistik
neraca nasional terjadi bila inventori dimasukkan sebagai bagian dari pembentukan
modal maka komponen ini disebut sebagai ‘’pembentukan modal bruto’’, tetapi bila
tidak dimasukan, disebut sebagai ‘’pembentukan modal tetap bruto’’. Dengan
Dalam perangkat PDB (Produk Domestik Bruto) ataupun Tabel I-O
(Input-Output) inventori disajikan sebagai bagian dari konsumsi akhir (final demand),
tepatnya terletak pada kuadran II dalam Tabel I-O. Selama ini pada kedua
perangkat tersebut inventori diperlukan sebagai komponen residual yang
didalamnya termasuk pula perbedaan statistik. Kondisi ini menyebabkan informasi
tentang inventori sulit untuk dipahami dan dianalisis lebih jauh.
Secara konsep, inventori yang berbentuk persediaan barang tersebut
menggambarkan tentang bagian dari output domestik maupun impor yang belum
digunakan, baik untuk diproses lebih lanjut, dikonsumsi ataupun untuk tujuan dijual
tanpa mengalami proses lebih lanjut. Inventori terserbut dapat berbentuk barang jadi
maupun barang setengah jadi atau bahan baku (raw material).
Dilihat dari sisi yang negatif, proses pengadaan inventori ini lebih
dimaksudkan sebagai upaya spekulasi upaya dilakukan oleh pedagang atau bahkan
produsen, dengan harapan untuk memperoleh keuntungan lebih, terutama jika
diperkirakan akan terjadi kelangkaan produk di pasar. Meskipun di sisi lain inventori
juga bisa menggambarkan tentang proses akumulasi produk yang berada pada
pihak produsen karena produknya belum terserap oleh pasar. Dalam prakteknya
produsen ataupun pedagang akan selalu berupaya untuk melakukan penumpukan
barang-barang tertentu yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat karena
barang tersebut menjadi langka di pasar.
Bertolak dari pemikiran betapa pentingnya penghitungan perubahan
inventori sebagai tolok ukur penghitungan produktivitas ekonomi suatu negara,
maka diperlukan informasi yang lebih akurat dan lebih rinci mengenai besarnya nilai
posisi barang inventori tersebut.
Blok ini mencatat hal-hal penting/kejadian tertentu yang berkaitan dengan
pengisian kuesioner.
10 Beras 44 Timah 72 Barang dalam proses
20 Gula 49 Hasil tambang lainnya (sebutkan) 73 Barang jadi
31 Sapi potong 51 Karet kering 79 Hasil industri pengolahan
32 Kerbau 52 Biji sawit 81 Spare parts
33 Kambing 53 Coklat 82 Mesin (belum dipakai)
34 Domba 54 Kopi 83 Peralatan (belum dipakai)
35 Babi 55 Teh 84 Bahan bakar
36 Kuda 57 Kulit kina
37 Ayam potong 58 Tembakau
38 Itik 59 Hasil perkebunan lainnya (sebutkan) 89 Lainnya (sebutkan)
39 Hasil ternak lainnya (sebutkan) 61 Kayu jati
41 Batubara 62 Kayu non jati
42 Nickel 69 Hasil hutan lainnya (sebutkan)
43 Bauksit 71 Bahan Baku
4 Batang (untuk sabun:400 gram) 20 Ton = 1000 kg
5 Botol = 700 cc 30 Zak = 40 kg; 50 kg (untuk semen)
6 Liter = 0,80 kg (untuk beras) 99 Lainnya (sebutkan)
7 Long ton = 1016,05 kg
Kode Keterangan
1 Bahan baku dan penolong (termasuk sparepart) FIFO (First-in-First-Out) LIFO (Last-in-First-Out)
2 Barang dalam proses Pengurangan-dinilai atas
harga item yang paling lama
Pengurangan-dinilai atas harga item yang paling baru
3 Barang jadi Penambahan-dinilai atas
harga item yang paling baru
Penambahan-dinilai atas harga item yang paling lama
Metode Persediaan Barang
Pengukuran persediaan/inventori biasanya menggunakan metode menurut
Historic costs–basis dari akunting perusahaan yaitu metode FIFO atau LIFO.
First-In-First-Out (FIFO)
Pengurangan – dinilai atas harga item yang paling lama
Penambahan – dinilai atas harga item yang paling baru
Last-In-First-Out (LIFO)
Pengurangan - dinilai atas harga item yang paling baru
Penambahan - dinilai atas harga item yang paling lama
Blok ini terdiri dari Blok V.1, Blok V.2 dan Blok V.3. Informasi yang diberikan
pada Blok V.1 adalah volume dan nilai persediaan akhir tahun 2009, Blok V.2
memberikan informasi mengenai volume dan nilai persediaan akhir tahun 2010 dan
Blok V.3 tentang volume dan nilai persediaan akhir tahun 2011. Setiap bloknya
terdiri dari 6 kolom, yaitu:
Kolom 1 = nomor urut,
Kolom 2 = kolom kode komoditas (2 digit)
Kolom 3 = berisi mengenai informasi satuan volume ,
Kolom 4 = kode inventori,
Kolom 5 = volume persediaan dan
Kolom 6 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah
Persediaan pada blok ini diisi sesuai dengan kode komoditas, kode satuan
volume dan kode inventori. Isikan komoditas yang menjadi persediaan sesuai
dengan kodenya. Untuk kode komoditas 39, 49, 59, 69, 79, dan 89 maka
komoditasnya harus dituliskan. Sedangkan kolom volume diisi sesuai dengan
banyaknya volume persediaan yang yang dimiliki perusahaan. Nilai persediaan
dituliskan dalam satuan ribu rupiah.
Selain itu, data perubahan inventori propinsi/regional selama ini masih
dihitung sebagai residual (pengurangan PDB dengan komponen-komponen lain
dalam PDB pengeluaran) sehingga penghitungannya masih berupa perkiraan kasar.
Akibatnya, nilai perubahan inventori yang diperoleh dengan cara tersebut masih
mengandung selisih statistik (statistical discrepancy) yang mungkin terjadi akibat
kelemahan data penghitungan PDB dengan pendekatan produksi dan pengeluaran.
Adapun rincian perubahan inventori meliputi bahan baku dan bahan penolong,
barang dalam proses (barang dalam proses budidaya sumberdaya hayati dan
barang dalam proses lainnya), barang jadi, inventori militer, dan barang-barang
untuk dijual kembali.
Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 bertujuan:
1. Memperoleh gambaran yang mendasar mengenai kuantitas dan posisi nilai
inventori/persediaan pada awal tahun dan akhir tahun
2. Memperoleh data inventori, pola dan strukturnya menurut karakteristik,
jenis dan klasifikasi lapangan usaha
3. Memperoleh informasi mengenai rasio inventori terhadap nilai produksi
(output) dan polanya pada sektor-sektor ekonomi
4. Menerapkan System National Account 2008 (SNA 2008) yang berkaitan
2. Sasaran Penelitian
Sasaran Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012
adalah perusahaan pada seluruh sektor dengan cakupan utamanya ditujukan
kepada perusahaan yang memiliki persediaan/inventori dan mempunyai laporan
keuangan/sistem pencatatan administrasi keuangan yang baik. Perusahaan adalah
suatu unit usaha yang terletak pada suatu lokasi tertentu dan
dikelola/diselenggarakan secara komersil dengan tujuan menghasilkan barang/jasa
serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai kegiatan produksinya.
Propinsi terpilih pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan
Inventori 2012 terdiri dari 7 propinsi yaitu: Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat,
Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
Secara rinci alokasi jumlah perusahaan masing-masing propinsi disesuaikan
keadaan propinsi.
3. Rancangan Penarikan Sampel
Penarikan sampel pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan
Inventori 2012 dilakukan secara purposive, namun tetap mempertimbangkan
keadaan responden mengenai dapat tidaknya perusahaan memberikan data secara
rinci. Penggantian responden dapat dilakukan atas persetujuan penanggung jawab
pelaksana harian (koordinator) dengan memperhatikan hal-hal antara lain: sektor
yang sama, keterwakilan usaha/ perusahaan dalam sektor, besar kecilnya usaha
dan sebagainya.
4. Organisasi dan Jadwal Kegiatan
Penanggung jawab Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori
2012 adalah Direktur Neraca Pengeluaran, sedangkan pimpinan pelaksana harian
adalah Kepala Subdirektorat Neraca Modal dan Luar Negeri. Penanggung jawab
pelaksana lapangan adalah Kepala Badan Pusat Statistik Propinsi dan pelaksana
harian (koordinator) adalah Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis.
6
Contoh nilai produksi (output) dan aset dalam laporan keuangan :
Nilai produksi/output
Nilai Aset
5. BLOK V. VOLUME DAN NILAI INVENTORI/PERSEDIAAN SELAMA TAHUN
2009-2011
Blok V ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori
menurut komoditas pada akhir tahun 2009, 2010 dan 2011. Persediaan merupakan
hasil produksi yang belum dikonsumsi atau terserap oleh berbagai aktivitas ekonomi
dan merupakan bagian dari aktiva atau harta (aset) lancar perusahaan. Menurut
konsep SNA 2008 perubahan inventori dihitung dari nilai inventori yang masuk
dikurangi nilai pengambilan inventori serta barang yang hilang/rusak selama periode
akuntansi.
4. BLOK IV. NILAI PRODUKSI DAN ASET TETAP SELAMA TAHUN 2009-2011
Nilai produksi adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
baik untuk dijual/digunakan sendiri. Nilai produksi sektor perdagangan merupakan
selisih antara nilai jual dan nilai beli barang yang diperdagangkan dikurangi dengan
biaya angkut barang dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Termasuk juga
penerimaan dari jasa perdagangan (konsinyasi/titip jual).
Nilai aset yang dicatat di blok IV ini adalah nilai aset menurut harga
perolehan/nilai wajar. Aset adalah harta berwujud yang digunakan dalam proses
produksi untuk penyediaan barang/jasa, atau untuk disewakan kepada pihak lain
atau tujuan lainnya selama lebih dari satu periode. Sesuai dengan klasifikasinya
aset memenuhi kriteria:
Mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan
Aset mempunyai peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang
cukup signifikan bila dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Secara umum
pada neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak
lancar. Aset lancar diantaranya: kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan,
dsb. Sedangkan aset tidak lancar diantaranya: aset pajak tangguhan, aset tetap,
aset lainnya, dsb.
Cara pengisian:
Rincian A: Nilai produksi (output). Isikan nilai produksi/output selama tahun
2009, 2010 dan 2011, baik yang berasal dari kegiatan utama maupun kegiatan
Pengawas Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012
adalah tenaga teknis Badan Pusat Statistik Propinsi yang sudah berpengalaman
mengawasi pelaksanaan berbagai survei. Pencacah adalah petugas yang sudah
berpengalaman dalam survei.
Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 ini
diawali dengan persiapan yang dilakukan di pusat antara lain: penyusunan
metodologi, kuesioner, buku pedoman, pencetakan dokumen dan latihan instruktur.
Kegiatan yang dilakukan di daerah, yaitu latihan petugas pencacah/pengawas,
pengambilan sampel, pelaksanaan pencacahan, pemeriksaan dan pengiriman
dokumen ke pusat.
Pelaksanaan pencacahan lapangan mulai dilakukan pada bulan Mei
sampai dengan Juni tahun 2012 yang akan diawali dengan latihan petugas
lapangan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat jadwal pelaksanaan lapangan
sebagai berikut:
a. Persiapan dan Perencanaan
1. Penyusunan metodologi, pedoman pencacahan Jan-Feb 2012
dan daftar isian
2. Penggandaan pedoman pencacahan dan daftar isian Maret 2012
3. Pelatihan instruktur Maret 2012
4. Pelatihan pencacah daerah April 2012
5. Pengiriman dokumen ke daerah April 2012
b. Pelaksanaan
1. Pengambilan sampel April 2012
2. Pencacahan Mei-Juni 2012
3. Pemeriksaan dan pengawasan Mei-Juni 2012
4. Pengiriman dokumen ke pusat Juni-Juli 2012
5. Rancangan kuesioner
Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 dirancang untuk
mendapatkan informasi mengenai kuantitas dan posisi nilai inventori/persediaan
pada awal tahun dan akhir tahun menurut jenisnya dan klasifikasi lapangan usaha
yang disesuaikan dengan System of National Accounts (SNA) 2008.
Kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 ini
terdiri dari 6 blok. Blok I merupakan keterangan tempat. Blok II adalah isian untuk
keterangan petugas. Blok III merupakan keterangan umum perusahaan seperti
kegiatan utama, tahun dimulainya kegiatan usaha, badan hukum dan nilai
produksi/output, dan sebagainya. Blok IV mencatat seluruh nilai produksi yang
dihasilkan dan nilai aset pada tahun 2009, 2010 dan 2011. Blok V mengenai volume
dan nilai persediaan/inventori selama tahun 2009, 2010 dan 2011. Blok VI
merupakan blok catatan yang berisikan hal-hal penting yang terjadi di perusahaan.
6. Tabel Alokasi Sampel dan Kebutuhan Dokumen SKSPPI 2012
Pencacahan Pelatihan Cadangan Jumlah
Konsep dan definisi yang dijelaskan dalam bab ini hanya garis besarnya saja,
karena sebagian konsep dan definisi telah disajikan dalam kuesioner. Hal ini
dimaksudkan agar pencacah lebih mudah menjelaskan rincian pertanyaan yang ada
di kuesioner kepada responden. Sehingga isian pada kuesioner diharapkan tidak
ada yang terlewat.
1. BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Blok ini mencatat keterangan tempat dimana perusahaan/usaha tersebut
berada.
2. BLOK II. KETERANGAN PETUGAS
Blok ini untuk mencatat keterangan petugas lapangan. Tujuan blok ini untuk
mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner dan kapan
dilakukan pencacahan/pemeriksaan.
3. BLOK III. KETERANGAN UMUM
Blok ini untuk mencatat keterangan umum perusahaan, seperti kegiatan
utama, tahun dimulainya usaha, bentuk badan hukum serta nilai produksi. Kegiatan
utama adalah kegiatan memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan
pendapatan/output terbesar bagi perusahaan. Perusahaan/usaha adalah suatu unit
usaha yang diselenggarakan/dikelola secara komersial dengan tujuan menghasilkan
barang dan jasa, terletak pada suatu lokasi tertentu dan mempunyai catatan
administrasi sendiri mengenai kegiatan produksinya, atau ada seseorang/lebih yang
bertanggung jawab atas resiko usaha. Yang dimaksud dengan kegiatan usaha disini
adalah kegiatan usaha utama, artinya kegiatan memproduksi barang dan jasa yang
menimbulkan output/pendapatan perusahaan paling besar diantara beberapa jenis
kegiatan yang tergabung dalam suatu perusahaan.
Dengan kata lain, perusahaan didefinisikan sebagai suatu unit usaha yang
berbadan hukum dan bertujuan mendapatkan keuntungan. Tahun dimulainya usaha
adalah tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha secara
komersil. Bentuk badan hukum adalah status badan hukum yang telah dimiliki oleh
suatu kegiatan usaha yang dikeluarkan oleh notaris atau berdasarkan suatu
keputusan dari pejabat yang berwenang.