1
DAFTAR ISI
INFORMASI UMUM BANK
1
KEPEMILIKAN
2
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS
3
LAPORAN MANAJEMEN
4
STRUKTUR ORGANISASI
7
PERKEMBANGAN USAHA BANK
8
STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
10
PENGELOLAAN RISIKO
10
KOMITE-KOMITE
17
TEKNOLOGI INFORMASI
18
PRODUK DAN JASA
19
SUMBER DAYA MANUSIA
19
PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
20
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) DAN
PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK TERKAIT
21
KOMITMEN DAN KONTINJENSI
22
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PENYISIHAN
PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF
22
PERUBAHAN-PERUBAHAN PENTING SELAMA TAHUN 2012 23
PERKIRAAN PERKEMBANGAN USAHA KE DEPAN
23
PENGUNGKAPAN PERMODALAN DAN EKSPOSUR RISIKO
25
1
INFORMASI UMUM BANK
PT. Bank Dinar Indonesia merupakan salah satu Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa
yang didirikan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1990 dengan Akte Notaris James Herman
Rahardjo, SH. No. 99. Ijin operasi sebagai Bank Umum ditetapkan melalui surat Bank
Indonesia tertanggal 22 November 1991. Pada awal berdirinya Bank ini bernama PT. Bank
Liman International terhitung sejak tanggal 8 November 2012 dilakukan
rebranding
menjadi
PT. Bank Dinar Indonesia (Bank Dinar). Perubahan nama ini diputuskan melalui Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 23 Mei 2012 dan telah mendapat
persetujuan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui
suratnya Nomor AHU-33753.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 20 Juni 2012 serta persetujuan
perubahan ijin usaha dari Bank Indonesia melalui surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 14/75/KEP.GBI/2012 tanggal 25 Oktober 2012 tentang Perubahan Penggunaan Izin
Usaha Atas Nama PT. Liman International Bank Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT. Bank
Dinar Indonesia.
Adapun jaringan kantor PT. Bank Dinar Indonesia adalah sbb. :
Kantor Pusat
: Jl. Ir. H. Juanda No.12 Jakarta Pusat
Kantor Cabang
: Jl. Slompretan No. 3-5 Surabaya
Kantor Cabang Pembantu
:
-
Jl. Jembatan Besi II No.26 Jakarta Barat
-
Komplek Ruko Sentra Bisnis Pluit Blok A No.16,
-
Jl. Pluit Sakti Raya No.28, Jakarta Utara
-
Ruko Harco Mangga Dua Blok I No.3, Jakarta Utara
Kantor Kas
: Roxy Square Blok B8 No. 7-8 Lt GF Lobby Kyai Tapa 2,
Jakarta.
Kepengurusan Bank Dinar dalam perjalanannya sudah mengalami beberapa kali perubahan
dan pergantian. Pada awalnya posisi kepengurusan banyak dipegang oleh pemegang saham,
sementara untuk kondisi kepengurusan per akhir tahun 2012 sudah banyak dipegang oleh
tenaga profesional dan Pemegang Saham yang menjadi pengurus hanya satu yaitu sebagai
Komisaris Utama. Adapun susunan pengurus Bank Dinar per 31 Desember 2012,
berdasarkan akta Notaris No. 24 dari Dewi Kusumawati, SH notaris di Jakarta tertanggal 24
September 2012 serta yang bertanggung jawab atas laporan keuangan ini adalah sbb. :
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
: Syaiful Amir
Wkl.Komisaris Utama
: Haryono Waskito
Komisaris
: -
Susunan Direksi
Direktur Utama
: Hendra Lie
Direktur Operasional
: J o y o
2
KEPEMILIKAN SAHAM
PT. Bank Dinar Indonesia merupakan perusahaan perbankan yang belum
go public
, dengan
modal dasar sebesar Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus milyar rupiah) dan terbagi atas
200.000.000 (dua ratus juta) lembar saham, dengan harga nominal per lembar Rp. 1.000,-
(seribu rupiah). Saham Bank Dinar dimiliki oleh perorangan dan tidak memiliki kelompok
usaha. Besarnya modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh per akhir tahun 2012
adalah sebesar Rp. 125.000.000.000,- (Seratus dua puluh lima milyar rupiah). Sedangkan
komposisi kepemilikan saham PT. Bank Dinar Indonesia per akhir tahun 2012 adalah sbb. :
Tabel 1
Rincian Kepemilikan Saham
PT. Bank Dinar Indonesia
PEMEGANG SAHAM
JUMLAH SAHAM
(lembar)
KEPEMILIKAN
( % )
Nio Yantony
50,932,657
40,75
Andre Mirza Hartawan
31,537,250
25,23
Syaiful Amir
15,768,624
12,61
Hadi Widjaja Sidharta
8,075,000
6,46
Herry Harsini Widjaja
2,536,469
2,03
Ahli Waris Anugerah Liman
8,160,000
6,52
Phebe Liman
1,360,000
1,09
Laura Liman
1,360,000
1,09
Eunice Liman
1,360,000
1,09
Anthony Liman
1,360,000
1,09
Silas Liman
1,360,000
1,09
Paulo Liman
1,190,000
0,95
T o t a l
125,000,000
100,00
3
SAMBUTAN DEWAN KOMISARIS
Upaya perbankan untuk mempertahankan kinerja positif selama tahun 2012 ternyata
menghadapi tantangan yang tidak mudah. Gejolak perekonomian global yang masih
berlanjut dan upaya pemulihan yang berjalan lambat berdampak pada perekonomian
domestik. Walaupun demikian perbankan nasional masih mampu mempertahankan kinerja
positif yang antara lain dapat dilihat dari fungsi intermediasi, profitabilitas, permodalan dan
pendanaan yang semuanya mengalami peningkatan.
Dalam kondisi tersebut pada tahun 2012 Bank Dinar disamping melakukan konsolidasi
kedalam demi meletakkan landasan yang lebih kuat untuk pengembangan Bank Dinar ke
depan juga sudah mulai meningkatkan fungsi intermediasinya. Sehingga pada tahun 2012
indikator-indikator pertumbuhan relatif terlihat hampir pada seluruh pos pos tertentu
neraca seperti total aset, kredit, dana pihak ketiga bahkan modal.
Dari sisi asset, kredit dan dana pihak ketiga relatif tumbuh cukup tinggi dengan masing
masing pertumbuhan 108,32 % , 100,97 % dan 104,99 %. Namun perolehan laba setelah
pajak tahun 2012 mengalami penurunan 11 % dari Rp 5.467 juta pada tahun 2011 menjadi
Rp 4.847 juta pada tahun 2012. Dari sisi Net Interest Margin (NIM) yang merupakan
perbandingan pendapatan bunga bersih terhadap seluruh aktiva produktif pada tahun 2012
menurun dari 7,55 % pada tahun 2011 menjadi 5,61 % pada tahun 2012. Menurunnya angka
NIM disebabkan meningkatnya biaya dana khususnya deposito yang meningkat cukup
tinggi, dimana dari total DPK Rp. 239.320 juta sebesar Rp. 188.280 juta adalah deposito,
sedangkan jumlah modal operasional pada neraca bank sebesar Rp 216.010 juta.
Adapun indikator-indikator keuangan Bank Dinar per akhir tahun 2012 adalah total asset
sebesar Rp 523.798 juta dengan total kredit dan total dana pihak ketiga masing-masing Rp.
242.557 juta dan Rp. 239.320 juta. Rasio kecukupan modal (
Capital Adequacy Ratio / CAR
)
sebesar 56,42 %. Rasio laba setelah pajak terhadap modal (
Return On Equity Ratio /ROE
)
sebesar 3,37 % dan rasio laba terhadap assets (
Return On Assets Ratio / ROA
) sebesar 2,09
%. Sedangkan perbandingan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
sebesar 77,83%.
Akhirnya kepada seluruh jajaran Direksi dan karyawan kami sampaikan selamat bekerja,
tingkatkan kinerja yang telah dicapai pada tahun 2012 dan semoga sukses dalam mencapai
target-target yang telah ditetapkan untuk tahun-tahun kedepan.
Jakarta, 10 Mei 2013
Dewan Komisaris,
PT. BANK DINAR INDONESIA
4
Pada tahun 2012 perekonomian dan financial Global masih terus bergejolak, kondisi belitan
hutang obligasi negara-negara di Zona Eropa membutuhkan waktu yang tidak sebentar
untuk pemulihannya. Amerika masih tarik ulur dengan pemulihan ekonominya yang lambat
dan masih terancam dengan situasi jurang fiskal. China dan India agaknya masih harus
mengerem pertumbuhan ekonominya di tahun depan, sementara perekonomian Indonesia
boleh dibilang stabil dan cerah dengan meningkatnya permintaan domestik.
Perkembangan industri perbankan di tanah air pada tahun 2012 tergolong sukses, sejumlah
perbankan menunjukkan pertumbuhan laba yang positif dengan pertumbuhan kredit
berkisar 23-24% dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga meningkat berkisar 19 -20 %
bahkan untuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) tumbuh hampir mencapai 30 %. Dari sisi
permodalan pada tahun 2012 juga mengalami peningkatan baik untuk Bank Konvensional,
Bank Syariah maupun BPR.
Adapun kinerja Bank Dinar dengan jaringan kantor yang ada dan tanpa jaringan kerja serta
mitra usaha dengan kantor atau perusahaan apapun selama tahun 2012 juga relatif bagus
dengan perolehan laba setelah pajak Rp. 4.847 juta, sementara tahun 2011 dengan laba Rp.
5.467
juta, penurunan perolehan laba pada tahun 2012 karena kelengkapan Direksi baru
terealisasi pada semester dua tahun 2012 dan juga peningkatan biaya tenaga kerja serta
biaya pergantian IT. Kebijakan penggantian IT bank memang akan berdampak pada makin
tingginya biaya operasional, namun dalam jangka panjang akan membuat bank lebih efisien
yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan laba perusahaan.
Sedangkan total asset per akhir tahun 2012 adalah Rp.523.798 juta meningkat 108,32 % dari
tahun 2011 yang sebesar Rp. 251.439 juta. Peningkatan ini karena adanya peningkatan
Dana Pihak Ketiga sebesar 104,99 % menjadi Rp. 239.320 juta pada tahun 2012 dari
sebelumnya tahun 2011 yang sebesar Rp. 116.749 juta, serta tambahan modal disetor
sebesar Rp. 83.500 juta.
Total kredit disalurkan per akhir tahun 2012 adalah sebesar Rp 242.557 dan tahun 2011
sebesar Rp 120.693 juta atau meningkat 100,97 %. Kenaikan jumlah kredit karena Bank
sudah mulai melakukan ekspansi dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan
menerapkan praktek manajemen resiko. Rasio kredit bermasalah
Non Pereforming Loan
(NPL) Bruto pada tahun 2012 sebesar 1,83 % dan NPL netto sebesar 1,43% sedangkan
pada tahun 2011 besaran angka NPL Netto dan NPL Bruto sama yaitu sebesar 3,01%.
Penanaman dana dalam Sertifikat Bank Indonesia / SBI per akhir tahun 2012 adalah Rp
57.991 juta dan penempatan pada bank lain Rp. 170.076 juta, sedangkan pada akhir tahun
2011 masing-masing adalah sebesar Rp.53.278 juta dan Rp. 40.074 juta.
Rasio kecukupan modal (
Capital Adequacy Ratio / CAR)
per akhir tahun 2012 adalah 55,58
% sedangkan tahun 2011 sebesar 61,07 %. Jumlah ini berada jauh diatas ketentuan modal
minimum 8 %, sebagaimana ditetapkan Bank Indonesia. Sedang jumlah modal inti per akhir
tahun tahun 2012 Rp. 194.151 juta dari sebelumnya Rp .108.773 per akhir tahun 2011.
Perbandingan antara kredit dan dana pihak ketiga (
Loan to Deposit Ratio/LDR
) per akhir
tahun 2012 adalah 101,35 % sedangkan tahun 2011 adalah 103,38 %. Secara keseluruhan
kinerja Perusahaan dapat dilihat melalui Rasio Keuangan sebagai berikut :
6
Demikian kinerja dan kondisi Bank Dinar sampai dengan akhir tahun 2012, semoga
perkembangan Bank Dinar ke depan jauh lebih baik dari apa yang telah dicapai tahun ini dan
lebih bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.
Jakarta, 10 Mei 2013
Hormat kami,
DIREKSI PT. BANK DINAR INDONESIA
Hendra Lie
J o y o
Idham Aziz
8
PERKEMBANGAN USAHA BANK
Kinerja Bank Dinar pada tahun 2012, jika dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami
peningkatan khususnya jika dilihat dari sisi aset, kredit, penghimpunan dana pihak ketiga
bahkan modal disetor. Pada tahun 2012 bank mulai melakukan ekspansi namun juga banyak
melakukan konsolidasi demi meletakkan landasan yang lebih kuat untuk pengembangan
Bank Dinar kedepan. Untuk kondisi dan perkembangan usaha Bank per akhir tahun 2012
adalah sbb:
Total Asset
Total asset Bank Dinar per akhir tahun 2012 sebesar Rp. 523.798 juta, jumlah ini meningkat
108,32 % jika dibandingkan dengan total asset akhir tahun 2011 yang sebesar Rp. 251.439
juta. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya tambahan modal disetor dari Pemegang
Saham sebesar Rp 83.500 juta dan peningkatan jumlah dana pihak ketiga sebesar Rp
122.571 juta.
Kredit Yang Diberikan
Total kredit diberikan per akhir tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibanding posisi
akhir tahun 2011. Prosentase peningkatannya adalah 100,97 % yaitu menjadi Rp. 242.557
juta per akhir tahun 2012 dari Rp. 120.693 juta per akhir tahun 2011. Peningkatan ini lebih
disebabkan karena Bank sudah mulai melakukan ekspansi kredit untuk peningkatan kinerja.
Dalam upaya ini pengurus tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan pengendalian
risiko khususnya risiko kredit.
Berdasarkan pada sektor ekonominya, besaran penyaluran kredit per akhir tahun 2012
adalah
sbb :
Tabel 3
Kredit Yang Diberikan Berdasar Sektor Ekonomi
PT. Bank Dinar Indonesia
Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
9
Kredit Mikro. Sedangkan kredit dengan plafon diatas Rp. 500 juta masuk kriteria Kredit
Usaha Menengah. Adapun Jumlah Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) per
31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011 sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4
Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
PT. Bank Dinar Indonesia
Jumlah
242.557
120.693
121.864
Penempatan Pada Bank Indonesia
Penanaman aktiva produktif dalam bentuk penempatan pada Bank Indonesia per akhir
tahun 2012 dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Dep Facility, dan Time Deposit
yaitu sebesar Rp 72.976 juta, jumlah ini naik jika dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp
68.076 juta. Kenaikan jumlah penempatan pada Bank Indonesia karena besarnya tambahan
Dana Pihak Ketiga dan juga modal disetor sementara untuk penyaluran kredit harus tetap
dilakukan dengan hati-hati sehingga dana yang belum tersalurkan diantaranya ditempatkan
pada Bank Indonesia. Penanaman dalam SBI lebih banyak dimaksudkan untuk secondary
reserve dan juga instrumen pemenuhan GWM.
Aktiva Produktif
Bank adalah lembaga intermediasi antara pemilik dana dan dunia usaha oleh karenanya
dana pihak ketiga yang dihimpun harus ditanamkan kembali pada jenis-jenis penanaman
yang produktif agar Bank mampu bekerja secara optimal. Pada tahun 2012 penanaman
terbesar adalah pada kredit sementara penanaman dalam Sertifikat Bank Indonesia sifatnya
hanya sebagai secondary reserve. Tingkat suku bunga rata-rata untuk seluruh jenis
penanaman selama tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar 11,17 % dan 11,15 %.
Secara keseluruhan penanaman dana Bank Dinar dalam aktiva produktif pada tahun 2012
dan tahun 2011 adalah sbb. :
Tabel 5
10
Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga adalah simpanan yang diterima Bank Dinar dalam bentuk giro, tabungan
dan deposito. Pada tahun 2012 jumlah dana pihak ketiga mengalami peningkatan 104,995 %
jika dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu masing-masing Rp.239.320 juta dan Rp. 116.749
juta. Tingkat suku bunga rata-rata untuk seluruh Dana Pihak Ketiga selama tahun 2012 dan
2011 masing-masing 5,74% dan 6,28 %. Adapun kondisi masing-masing jenis simpanan pada
tahun 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :
Jumlah
239.320
116.749
122.571
STRATEGI DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
Strategi dan kebijakan yang dilakukan manajemen pada tahun 2012 senantiasa searah
dengan visi dan misi Bank Dinar yaitu Menjadi Bank yang sehat dan berkembang melalui
M
ningkatkan pelayanan dan kenyamanan
nasabah, serta turut berkontribusi dalam pertumbuhan
. Adapun strategi
yang dilakukan pada tahun 2012 adalah :
1.
Memperkuat permodalan Bank dengan menambah jumlah modal disetor sebanyak Rp.
83.500 juta,
2.
Memperkuat struktur kepengurusan dengan mengangkat pengurus yang profesional dan
berpengalaman pada bidangnya serta menambah dan meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia,
3.
Meningkatkan kualitas Sistim Informasi Manajemen dengan melakukan penggantian
Corebanking System
dari program yang dibangun dengan Clipper dan Operating System
Novel Netware versi 4.1 diganti dengan program berbasis AS 400,
4.
Melakukan
rebranding
dengan mengganti nama PT. Bank Liman International menjadi PT.
Bank Dinar Indonesia yang di
lounching
pada tanggal 8 November 2012.
Dengan strategi dan kebijakan ini maka kondisi pos-pos tertentu Bank Dinar mengalami
peningkatan dari sisi asset, kredit maupun dana pihak ketiganya. Strategi dan kebijakan ini
dimaksudkan untuk meletakkan landasan yang kuat bagi pengembangan usaha Bank Dinar
ke depan. Hal ini sebagai wujud komitmen Pemegang Saham untuk mengembangkan Bank
Dinar.
Disisi lain dalam pengelolaan dan pengembangan usaha Bank Dinar kedepan, pengurus
harus senantiasa berpegang pada prinsip kehati-hatian dengan melakukan kajian atas setiap
kebijakan yang diambil dari sisi risiko serta melakukan praktek perbankan yang sehat.
PENGELOLAAN RISIKO
11
kompleksitas kegiatan usaha Bank Dinar. Untuk memastikan pelaksanaan penerapan
manajemen risiko ini, Bank Dinar telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan
Kerja Manajemen Risiko yang bertugas melakukan penilaian atas beberapa jenis risiko yang
telah ditetapkan dan menentukan sistem pengendaliannya.
Untuk menjamin efektivitas penerapan manajemen risiko maka dalam setiap kegiatan
operasional bank telah ada :
1.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi,
2.
Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit,
3.
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta
sistem informasi manajemen risiko,
4.
Sistem pengendalian intern
Dalam rangka untuk mengetahui tingkat risiko yang dihadapi Bank maka secara berkala
Bank Dinar melakukan pengukuran risiko. Untuk tujuan pengukuran ini bank melakukan
penilaian terhadap beberapa indikator penilaian yang dikelompokkan dalam delapan jenis
risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko
Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategik. Disisi lain juga dilakukan
penilaian terhadap Sistim Pengendalian Risiko dari masing-masing jenis risiko dimaksud.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat gagalnya pihak debitur untuk
memenuhi kewajibannya kepada bank. Untuk pengelolaan risiko ini Bank menerapkan
prinsip kehati-hatian mulai dari analisa kelayakan, pemanfaatan fasilitas sampai dengan
kredit lunas. Disisi lain juga melakukan langkah-langkah penyelesaian secepatnya atas kredit
bermasalah dan juga mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas kredit yang
menunjukkan gejala bermasalah. Untuk memitigasi risiko kredit, Bank membentuk
cadangan kerugian penurunan nilai dalam jumlah yang cukup.
Keputusan pemberian kredit dilakukan apabila diyakini bahwa pinjaman yang diberikan
kepada Debitur dapat kembali sesuai dengan target waktu yang diberikan. Proses
pengambilan keputusan kredit dilakukan melalui Rapat Komite Kredit yang anggotanya
terdiri dari Account Officer, Pejabat Perkreditan dan Direksi. Keputusan diambil apabila
seluruh peserta rapat Komite menyetujui atas usulan pemberian kredit.
Strategi pemasaran di bidang perkreditan menyesuaikan dengan kemampuan pembiayaan
dengan sasaran utama pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), eksposur risiko
dan tingkat konsentrasi per sektor. Strategi pemasaran ditetapan oleh Direksi yang
dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahunan.
Bank Dinar memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko kredit seperti
Kebijaksanaan Perkreditan Bank (KPB), Keputusan-Keputusan Direksi dan Surat Edaran di
bidang perkreditan.
Bank Dinar mengelola dan mengkontrol risiko kredit dengan berbagai cara diantaranya :
diversifikasi produk kredit, menetapkan limit kredit, pengukuran dan pemantauan serta
pengendalian risiko kredit termasuk penilaian Jaminan Kredit.
12
kredit yang telah disalurkan. Mengambil tindakan secepatnya terhadap kredit bermasalah
atau yang menunjukan potensi bermasalah.
Mengacu pada ketentuan PSAK 55/50, Bank mengelompokan kualitas kredit dalam dua
kelompok yaitu tagihan kredit Non Impair dan tagihan Impair. Tagihan Non Impair adalah
tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan bunga sampai dengan 90 hari, sedangkan
tagihan Impair adalah tagihan kredit dengan tunggakan pokok dan/bunga lebih dari 90 hari.
Atas tagihan kredit tersebut, Bank Dinar membentuk cadangan kerugian penurunan nilai
(CKPN) atas portofolio kredit yang telah diberikan kepada debitur. CKPN dibedakan antara
CKPN individual dan CKPN kolektif. CKPN individual untuk portofolio kredit diperhitungkan
berdasarkan cashflow debitur. Sedangkan CKPN kolektif didasari oleh data historis bank
selama 3 tahun terakhir dengan menggunakan system migration.
Bank Dinar telah memperhitungkan Asets Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untu risiko
kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat debitur korporasi bank sampai saat
ini belum berperingkat maka seluruh perhitungan menggunakan klasifikasi tanpa peringkat.
Sebagai salah satu proses mitigasi risiko, Bank Dinar menerima agunan
second-way-out
.
Agungan yang dapat diterima oleh bank harus memenuhi kriteria memiliki dokumentasi
kepemilikan yang jelas dan sah, memiliki nilai pasar yang baik (
marketability value
), dapat
diikat secara hukum (legalitas), dan memiliki nilai yang relative stabil dan cenderung naik
baik untuk agunan yang bergerak, agunan tidak bergerak, agunan tunai, maupun emas.
Penyerahan agunan diawali dengan proses penilaian agunan dan diikat sesuai dengan
ketentuan legalitas yang berlaku. Atas agunan tersebut dicover dengan asuransi yang
B
C
B
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang terjadi karena ketidakcukupan dan atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem
external yang mempengaruhi operasional bank. Untuk pengelolaan risiko operasional maka
Bank menyiapkan sistem dan prosedur yang memadai termasuk implementasi prinsip
Dual
Control
.
Bank Dinar telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko operasional
yang dituangkan dalam berbagai pedoman seperti Pedoman Penggunaan Teknologi Sistem
Informasi, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme (APU dan PPT) dan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko serta
pedoman-pedoman lainnya. Disisi lain juga adanya penetapan limit seperti limit transaksi, limit
persetujuan transaksi yang dievaluasi secara berkala. Selain itu bank juga memberikan
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yang berkesinambungan agar dapat
memberikan pelayanan yang baik dan terhindar dari human error.
Kebijakan pengolaan risiko operasional bertujuan untuk menghindari kerugian akibat
kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia, system atau akibat adanya
kejadian eksternal.
13
terhadap program APU dan PPT dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan
pendapatan dan biaya.
Selain itu, Bank Dinar melakukan penyempurnaan system informasi yang dapat
menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu dengan menperhatikan pengkinian
data dan distribusi informasi terkini keseluruh aktivitas fungsional bank.
Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang
jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta
adanya pemeriksaan internal audit secara berkala.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi karena Bank tidak mampu memenuhi kewajiban
pokok dan atau bunga yang telah jatuh waktu. Berdasarkan pada definisi tersebut maka
risiko ini hanya terjadi jika Bank menghadapi kesulitan dalam penyediaan aset-aset
likuidnya. Untuk pengelolaan risiko ini Bank telah membentuk team Assets and Liabilities
Committee (ALCO) dengan tugas untuk memantau dan pengelolaan kondisi likuiditas Bank
melalui rapat yang diadakan paling sedikit sekali sebulan.
Kebijakan risiko likuiditas ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada
Dewan Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat
Asset and Liability
Management Committee
(ALCO). Bank Dinar memiliki Money Market Line dengan beberapa
Bank yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam likuiditas baik ketika Bank
mengalami kelebihan dana maupun ketika kekurangan dana.
Bank Dinar memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan risiko likuiditas yang
tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko dan ketentuan yang diatur dalam surat
Keputusan dan Surat Edaran Direksi. Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas bertujuan untuk
menghindari kerugian akibat kekurangan likuidatas, konsentrasi
gap
dan kertergantungan
kepada
counterparty
tertentu, instrument atau market segmen tertentu.
Bank Dinar menetapkan system manajemen likuiditas yang bertujuan untuk menjaga
Cadangan Wajib Formal (
Legal Reserve Requirement
) sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Beberapa cara untuk menetapkan system manajemen likuiditas tersebut adalah dengan
mengurangi
idle
fund
seminimum mungkin dan menjaga alat-alat likuid yang ada agar dapat
memenuhi kebutuhan
cash
flow
sehari- hari maupun dari hal-hal yang tidak terduga.
Bank Dinar menetapkan beberapa indicator peringatan dini untuk mengetahui dan
mengatasi risiko likuiditas yang mungkin timbul antara lain: indicator internal yang berupa
kualitas asset yang memburuk, peningkatan konsentrasi pada beberapa asset dan sumber
pendanaan tertentu serta posisi arus kas yang semakin memburuk dan indicator eksternal
yang berupa informasi publik yang negative terhadap bank, peningkatan penarikan deposito
sebelum jatuh tempo, serta keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka
panjang.
14
Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan menetapkan struktur organisasi yang jelas
menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta
adanya pemeriksaan internal audit secara berkala.
Risiko Pasar
Risiko pasar dapat terjadi karena pergerakan suku bunga dan perubahan nilai tukar.
Mengingat Bank Dinar bukan merupakan Bank Devisa dan valuta asing yang dimiliki hanya
untuk kegiatan Money Changer yang tidak aktif maka risiko pasar yang dihadapi Bank Dinar
hanya risiko suku bunga. Risiko pasar melekat pada aktivitas fungsional perkreditan,
aktivitas fungsional treasury dan aktivitas fungsional pendanaan.
Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan dilaporkan kepada Dewan
Komisaris, dimana dalam pelaksanaannya ditentukan dalam rapat
Asset and Liability
Management Committee
(ALCO).
Bank Dinar memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko pasar seperti Buku
Pedoman Manajemen Risiko, Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi, terkait risiko pasar
yang menetapkan ketentuan penetapan suku bunga Dana Pihak Ketiga dan Kredit.
Pengelolaan risiko pasar ditujukan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat pergerakan
harga pasar.
Bank Dinar bukan merupakan Bank Devisa sehingga aktivitas bisnis yang mempengaruhi
tingkat risiko pasar hanya dari risiko suku bunga.
Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan melalui analisa
perkembangan suku bunga pasar dan bank-bank dalam peer groups.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 maka Bank
Dinar belum wajib memperhitungkan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) pasar yang
digunakan dalam perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM).
Pengendalian Risiko Pasar dilakukan dengan menetapkan sturktur organisasi yang jelas
menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja serta
adanya pemeriksaan internal audit secara berkala.
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi akibat Bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainnya yang berlaku. Untuk
pengelolaan risiko ini maka Bank senantiasa melakukan kajian dalam setiap keputusan atau
kebijakan dari sisi legalitasnya. Secara berkala seluruh ketentuan dan prosedur dikaji ulang
untuk memastikan kesesuaiannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan adalah Direktur Kepatuhan dan dalam
pelaksanaan tugasnya dibantu Satuan Kerja Kepatuhan yang independen terhadap satuan
kerja lainnya. Penugasan Direktur Kepatuhan merupakan wujud komitment Bank Dinar
Indonesia untuk senantiasa melaksanakan peraturan perundang-undangan, baik yang di
keluarkan oleh Bank Indonesia maupun peraturan perundang-undangan lainnya.
15
Direktur Kepatuhan bersama dengan Satuan Kerja Kepatuhan telah melakukan koordinasi
dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka memastikan ketersediaan, kesesuaian
pedoman, sistem dan prosedur dengan peraturan Bank Indonesia dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku lainnya dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian.
Bank memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko Kepatuhan yang
tertuang dalam Pedoman Kepatuhan, Pedoman Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang
dan Pencegahan Pendanaan Terorisme ( APU dan PPT ), Buku Pedoman Manajemen Risiko,
Surat-surat Keputusan dan Surat Edaran.
Satuan Kerja Kepatuhan dalam rangka mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi Bank
melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap Risiko
Kepatuhan berdasarkan laporan-laporan yang diterima dari unit-unit kerja terkait, yang
meliputi aktivitas fungsional perkreditan, treasury dan investasi, operasional dan jasa,
pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrument utang, teknologi system informasi
dan Sistem Informasi Manajemen serta pengelolaan sumberdaya manusia. Hal ini dilakukan
melakukan analisis Kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan Peraturan
Perundangan lainnya. Bank memantau secara rutin Risiko Kepatuhan berdasarkan
identifikasi atas pelanggaran dan Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan dan
ketentuan yang berlaku.
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat adanya tuntutan hukum dan/atau adanya
kelemahan aspek yuridis. Untuk pengelolaan risiko ini maka Bank senantiasa melakukan
kajian dalam setiap keputusan khususnya transaksi yang terkait dengan pihak ketiga dari sisi
aspek yuridisnya.
Bank Dinar Indonesia telah mempunyai Bagian Legal yang berperan dalam mengelola Risiko
Hukum yang disebabkan adanya permasalahan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.
Tugas Bagian Legal antara lain melakukan pengkajian terhadap kontrak dan perjanjian
antara Bank dengan pihak lain/nasabah berdasarkan ketentuan yang berlaku. Disisi lain juga
melakukan analisa terhadap permasalahan hukum yang dihadapi Bank.
Bank Dinar Indonesia memiliki kebijakan dan prosedur untuk pengelolaan Risiko Hukum
yang dituangkan dalam beberapa pedoman seperti Kebijakan Perkreditan Bank Dinar
Indonesia. Pedemon Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi ,
Buku Pedoman Manajemen Risiko, Surat Edaran dan Surat Keputusan serta Peraturan
Perusahaan. Lebih lanjut, Bank Dinar Indonesia telah melakukan penetapan limit yang
berkaitan dengan Risiko Hukum dan memantau ada/tidaknya tuntutan atau gugatan hukum
yang akan dihadapi Bank dalam setiap transaksi.
Penetapan limit Risiko Hukum ditujukan untuk mengurangi Risiko Hukum yang ditimbulkan
karena adanya perkara hukum yang dihadapi Bank, kelemahan perikatan, dan ketiadaan
aturan atau perundang-undangan yang melandasi perikatan bahkan mungkin aturannya
sudah berubah.
16
dan pengendalian intern dengan ketentuan yang berlaku, kode etik dan strategi
usaha,kepatuhan terhadap prosedur internal, kualitas laporan keuangan, efektivitas dan
efisiensi system informasi manajemen risiko, serta efektivitas penerapan komunikasi yang
berkaitan dengan dampak Risiko Hukum kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang
organisasi.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder
yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Untuk meminimisir munculnya risiko ini
maka bank mengadakan komunikasi secara terbuka dan menjaga kepercayaan stakeholder
disamping mengharuskan penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap kegiatan
operasional bank.
Bank Dinar Indonesia membentuk fungsi khusus dan penanganan dan penyelesaian
pengaduan yang diajukan nasabah dan/atau perwakilan nasabah serta menunjuk pengacara
atau penasehat hukum apabila ada hal-hal yang harus diselesaikan melalui jalur hukum
dengan tanpa mengabaikan upaya perdamaian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi adanya risiko reputasi yang kadang berada diluar kontrol.
Bank Dinar Indonesia memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan Risiko
Reputasi yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Kebijakan dan prosedur
mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah serta
penanganan pengaduan nasabah untuk meminimalisasikan Risiko Reputasi akibat publikasi
negative.
Meminimalisasi Risiko Reputasi yang timbul adanya pemberitaan media dan / atau rumor
mengenai Bank yang bersifat negative, dilakukan dengan penetapan limit kerugian akibat
complaint nasabah dan publikasi negative.
Pengendalian Risiko Reputasi dilakukan dengan meningkatkan Kepatuhan terhadap
Ketentuan yang berlaku dan transparan dalam hubungan transaksi dengan nasabah serta
mengambil tindakan segera terhadap keluhan nasabah juga melakukan penanganan secara
hati-hati jika ada gugatan hukum dari pihak ketiga yang berpotensi meningkatkan eksposur
Risiko Reputasi. Hal utama yang dilakukan adalah menyiapkan sumber daya yang berkualitas
dan menguasai kinerja operasional Bank sebagai bagian dari upaya mengurangi keluhan
nasabah karena kesalahan informasi atau transaksi.
Risiko Strategik
Risiko strategik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis. Untuk menjaga munculnya risiko ini maka bank harus mampu membaca
dan mengantisipasi setiap perkembangan yang terjadi baik di dunia perbankan maupun di
dunia bisnis pada umumnya termasuk perkembangan isu internasional.
17
pencapaian tujuan usaha Bank dengan mempertimbangkan visi dan misi Bank, kelemahan
dan kekuatan Bank, sumberdaya manusia dan infrastrukturnya serta faktor dan kondisi
eksternal, termaksud rencana penerbitan produk atau peluncuran aktivitas baru. Direksi
menetapkan asumsi dan target rencana bisnis bank berdasarkan kemampuan sumber daya
dan prospek usaha Bank.
Bank Dinar Indonesia memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengolaan Risiko Startegik
yang tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen Risiko. Penyusunan Rencana Bisnis Bank
untuk jangka pendek dan menengah dan Corporate Plan untuk penetapan rencana jangka
panjang.
Limit Risiko Strategik ditetapkan sebagai bahan evaluasi dan penyesuaian terhadap rencana
strategic bank dan rencana bisnis terhadap kesesuaiannya dengan visi, misi, dan strategi
pengembangan Bank.
Pengukuran Risiko Strategik dilakukan dengan pertimbangan tingkat kompleksitas strategi
bisnis bank, posisi bisnis bank di industri perbankan dan pencapaian Rencana Bisnis bank.
Bank melaksanakan proses pengendalian keuangan yang bertujuan untuk memantau
realisasi dibandingkan dengan target yang akan dicapai dan memastkian bahwa risiko yang
diambil masih dalam batas toleransi serta melakukan evaluasi secara berkala terhadap
perubahan/kondisi eksternal dan ketentuan yang berlaku.
KOMITE-KOMITE
Komite Audit
Fungsi Komite Audit adalah memberikan nasehat, saran dan pendapat professional kepada
Komisaris dalam menjalankan peran tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sebagaimana
ditentukan dalam Anggaran Dasar, Peraturan Bank Indonesia khususnya terkait Pelaksanaan
Good Corporate Governance
Bagi Bank Umum. Adapun tugas-tugas Komite Audit meliputi :
1.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan
audit baik oleh audit intern maupun audit extern yang didasarkan pada hasil
pemantauan dan evaluasi lapangan.
2.
Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.
Komite Pemantau Risiko
Fungsi dari Komite Pemantau Risiko adalah membantu fungsi pengawasan dari Dewan
Komisaris dalam praktek pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko yang dijalankan oleh
Direksi agar eksposure risiko Bank tidak melampaui limit risiko yang telah ditetapkan.
Adapun tugas Komite Pemantau Risiko meliputi :
1.
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk perbaikan pelaksanaan
penerapan Manajemen Risiko yang didasarkan atas hasil pemantauan dan penilaian
praktek penerapan manajemen risiko.
2.
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko.
18
4.
Melalukan evaluasi atas kesesuai antara kebijakan manajemen risiko dengan
pelaksanaannya.
Komite Remunerasi dan Nominasi
Tugas utama dari Komite Remunerasi dan Nominasi adalah memberikan rekomendasi
kepada Dewan Komisaris atas kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat
Eksekutif dan Pegawai secara keseluruhan termasuk evaluasi terhadap kebijakan remunerasi
yang
telah
ada.
Serta
memberikan
rekomendasi
sistem
dan
prosedur
pemilihan/penggantian Dewan Komisaris dan Direksi termasuk merekomendasikan calon
anggota Komisaris dan Direksi serta anggota Komite.
Tugas lainnya adalah memastikan bahwa kebijakan remunerasi yang ada paling kurang telah
sesuai dengan kinerja keuangan, prestasi kerja individual dan adanya kewajaran dengan
perusahaan dalam peer groups, serta sesuai dengan strategi jangka panjang bank.
Asset & Liability Committee (ALCO)
Asset & Liability Committee (ALCO) merupakan komite yang bertugas memantau
keseimbangan perkembangan asset dan liability bank dari waktu ke waktu sehingga
diperoleh kondisi yang paling optimal antara asset dan liability. Termasuk tugas dari ALCO
adalah mengevaluasi, meninjau dan menetapkan suku bunga penanaman dana dan
penghimpunan dana dengan memperhatikan tingkat suku bunga pasar.
TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi informasi yang digunakan oleh Bank Dinar saat ini adalah tehnologi informasi
yang dibangun dengan platform AS400. Penggantian teknologi dilakukan sebagai bagian dari
upaya untuk memenuhi tuntutan perkembanganan informasi perbankan yang semakin
praktis, real time, akurat dan mendukung penerbitan berbagai produk serta yang tidak kalah
pentingnya adalah untuk penyediaan informasi dan transaksi yang terintegrasi. Sementara
teknologi infromasi yang digunakan Bank Dinar sebelumnya adalah dibangun dengan
platform Clipper dengan Operating System Novel Netware versi 4.1.
AKTIVITAS UTAMA
Aktivitas utama Bank Dinar masih terfokus pada aktivitas penghimpunan Dana dari
masyarakat dan penyaluran kredit kepada yang membutuhkan. Penghimpunan dana
dilakukan melalui produk Giro, Tabungan dan Deposito. Sementara pemberian kredit
meliputi Kredit Konsumsi, Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Berdasarkan besaran nilai
kredit maka kredit Bank Dinar meliputi kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
serta Non UMKM.
PRODUK DAN JASA
19
1.
Produk
a.
Giro
b.
Tabungan
c.
Deposito
d.
Kredit:
-
Kredit Modal Kerja
-
Kredit Investasi
-
Kredit Konsumsi
2.
Jasa
a.
Pengiriman uang RTGS dan SKN (transfer)
b.
Inkaso
c.
Pembayaran Telepon
d.
Sewa Safe Deposit Box
e.
Bank Garansi
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam setiap perusahaan. Secanggih
dan semutakhir apapun teknologi yang digunakan namun jika tidak didukung dengan
sumber daya manusia yang berkualitas maka tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.
Dan hanya dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka akan dicapai tujuan utama
perusahaan. Untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas sangat ditentukan oleh
langkah pertama yaitu perekrutan, sementara pelatihan dan pendidikan hanyalah suatu
upaya untuk membuat karyawan lebih berkualitas.
Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bank Dinar
maka dari tahun ke tahun senantiasa disusun rencana/ program pendidikan baik melalui
seminar, lokakarya, sosialisasi ketentuan oleh otoritas perbankan dan sertifikasi Manajemen
Risiko.
Upaya lain yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya yang berkualitas
adalah dengan melakukan rekruitment tenaga-tenaga yang sudah berpengalaman di bidang
perbankan.
20
Tabel 7
Klasifikasi Karyawan Berdasar Tingkat Pendidikan
PT. Bank Dinar Indonesia
PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
Kecukupan penyediaan modal minimum (
Capital Adequacy Ratio /CAR)
merupakan faktor
yang sangat utama dalam setiap lembaga perbankan. Semakin tinggi modal yang dimiliki
Bank akan semakin tinggi tingkat ketahanannya dalam menghadapi setiap gejolak yang
dialaminya. Dan untuk kepentingan ini Bank Indonesia menetapkan bahwa rasio kecukupan
modal yang harus dipelihara setiap lembaga perbankan tidak boleh kurang dari 8%.
Sementara rasio kecukupan modal yang dimiliki Bank Dinar dari tahun ke tahun relatif tinggi
dan berada jauh diatas ketentuan yang ditetapkan. Pada akhir tahun 2012 rasio kecukupan
modalnya adalah sebesar 55,58 % sedangkan tahun sebelumnya adalah sebesar 61,07 %.
Penurunan rasio kecukupan modal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) khususnya kredit walaupun dari sisi jumlah modal pada
tahun 2012 jauh lebih tinggi karena adanya penyetoran saham dalam portepel dari
Pemegang Saham khususnya Pemegang Saham baru.
Dalam permodalan sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa pemegang saham telah
berkomitmen untuk terus menambah permodalan Bank Dinar demi untuk mengembangkan
dan membesarkan perusahaan. Sebagai wujud komitmen ini pada tahun 2012 sudah ada
tambahan modal disetor sebesar Rp. 83.500.000.000,-
(delapan puluh tiga milyar lima ratus
juta rupiah). Ke depan peningkatan modal disetor Bank akan dilakukan melalui
Initial Public
Offering
(IPO).
Adapun kondisi permodalan Bank Dinar modal inti dan modal pelengkap per akhir tahun
2012 adalah sebesar Rp.195.091 juta dan per akhir tahun 2011 sebesar Rp. 110.651 juta.
Sebelumnya Bank Dinar memang pernah menghadapi permasalahan dalam pemenuhan
modal inti namun dengan hadirnya pemegang saham baru dengan komitmen untuk
memperkuat permodalan dan pengembangan perusahaan kedepan maka pengurus perlu
membuat strategi-strategi pengembangan usaha yang aman dan meningkatkan nilai
investasi.
21
Tabel 8
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
PT. Bank Dinar Indonesia
2.
Cadangan Tambahan Modal :
a.
Agio Saham
b.
Disagio Saham (-/-)
c.
Modal Sumbangan
d.
Cadangan Umum & Tujuan
e.
Laba Tahun-Tahun Lalu Set. Pajak
f.
Rugi Tahun-Tahun Lalu (-/-)
5. Faktor Pengurang (PPA Non Produktif)
122.862
1.
Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap
2.
Cadangan Umum PPAP (mak. 1,25 %
dari ATMR)
3.
Modal Pinjaman
4.
Pinjaman Subordinasi (mak 50% dari
Modal Inti)
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT (BMPK) DAN PENYEDIAAN DANA KEPADA PIHAK
TERKAIT
22
KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Jumlah tagihan dan kewajiban komitmen serta kontinjensi yang dimiliki Bank Dinar per Akhir
Tahun 2012 dan 2011 adalah sbb :
Tabel 9
KOMITMEN DAN KONTINJENSI
PT. Bank Dinar Indonesia
(dlm Jutaan Rp.)
POS POS
2 0 1 2
2 0 1 1
KOMITMEN :
1.
Tagihan Komitmen
2.
Kewajiban Komitmen
a.
Fasilitas Kredit Kepada Nasabah Yang
Belum Ditarik
b.
Lainnya
-
48.083
17.945
-
30.634
11.499
Jumlah Komitmen Bersih
66.028
42.133
KONTINJENSI :
5.
Tagihan Kontinjensi
a.
Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian
b.
Lainnya
6.
Kewajiban Kontinjensi
Bank Garansi (Rupiah)
3.373
1
210
Jumlah Kontinjensi Bersih
3.373
211
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
23
Tabel 10
Kualitas Aktiva Produktif dan Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif
Sebagaimana telah disampaikan pada laporan tahunan sebelumnya bahwa telah terjadi
perubahan susunan kepemilikan saham perusahaan, dengan masuknya pemegang saham
baru ke Bank Dinar yaitu Bapak Nio Yantony, Bapak Syaiful Amir dan Bapak Andre Mirza
Hartawan yang memiliki komitmen untuk membesarkan dan memperkuat permodalan Bank
Dinar.
Adapun kejadian penting yang terjadi selama tahun 2012 terkait dengan masuknya
pemegang saham baru adalah adanya peningkatan jumlah modal dasar dari Rp.
50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) menjadi Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus milyar
rupiah) serta adanya penyetoran saham dalam portepel sebesar Rp. 83.500.000.000,-
(delapan puluh tiga milyar lima ratus juta rupiah) sehingga jumlah modal disetor menjadi
Rp. 125.000.000.000,- (seratus dua puluh lima milyar rupiah)
PERKIRAAN PERKEMBANGAN USAHA KE DEPAN
24
investasi (
investment grade
). Perkiraan ini didasarkan pada pertumbuhan pasar Domistik
yang bagus dan terbukti Indonesia tidak terlalu terpengaruh oleh krisis global. Bercermin
pada perkembangan dan indikator-indikator yang ada maka perkembangan dunia usaha
perbankan kedepan diperkirakan masih akan terus membaik.
Dengan kondisi ekonomi tersebut tidak ada pilihan lain selain terus mengembangkan usaha
dengan terus meningkatkan fungsi intermediasi dengan tetap berpegang pada prinsip
kehati-hatian. Pilihan ini membawa konsekwensi keharusan adanya peningkatan jumlah
penyaluran kredit dan peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga yang pada akhirnya
akan meningkatkan nilai guna perusahaan bagi seluruh stakeholders.
Untuk melengkapi laporan ini maka berikut kami sampaikan perkembangan pos-pos
tertentu per akhir tahun 2012 dan tahun 2011 yaitu :
Tabel 11
IKHTISAR POS-POS TERTENTU NERACA DAN LABA RUGI
PT. Bank Dinar Indonesia
26
(dalam jutaan rupiah)
31 Desember 2012
31 Desember 2011
Bank
Bank
(1)
(3)
(5)
I
A
194,151
108,773
1 Modal disetor
122,862
25,000
2 CadanganTambahan Modal
71,289
83,773
3 Modal Inovatif
-
-4 Faktor Pengurang modal Inti
16,491
13,789
5 Kepentingan non Pengendali
-B Modal Pelengkap
940
1,878
1 Level Atas ( Upper Tier 2)
940
1,878
2 Level Bawah ( Upper Tier 2) maksimum 50% modal inti
-3 Faktor Pengurang Modal pelengkap
-C
Eksposur Sekuritisasi
D
E
II
195,091
110,651
III
195,091
110,651
IV
323,790
155,239
V
27,246
25,949
VI
A
B
VII
55.58%
61.07%
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR
Metode Standar
Metode Internal
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO
Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank umum
Modal pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3 )
MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR
TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B-C)
TOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP, DAN MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG
Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal pelengkap
KOMPONEN MODAL
Modal Inti
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT
(2)
27
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Berdasaran Wilayah - Bank secara Individual
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5 Wilayah 6 Wilayah 7 Total Banten DKI Jakarta Jabar Jatim Kalbar Kaltim SulTengg
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - 72,976 72,976
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
-3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-4 Tagihan Kepada Bank - 170,076 170,076
5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 4,385 14,443 799 32 19,659
6 Kredit Beragunan Properti Komersil 3,804 3,804
7 Kredit Pegawai/Pensiunan
-8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 3,328 15,103 3,201 3,152 777 741 26,302
9 Tagihan kepada Korporasi 10,444 148,467 18,199 3,089 180,199
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 8,643 3,950 12,593
11 Aset lainnya
-12 Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada )
-Total 18,157 424,869 30,842 6,273 777 3,950 741 485,609
No Kategori Portofolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2012
28
Tabel 2.1.a Pengungkapan Tagihan Berdasaran Wilayah - Bank secara Individual
Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5 Wilayah 6 Wilayah 7 Total Banten DKI Jakarta Jabar Jatim Riau Kaltim SulTengg
(1) (2) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 Tagihan Kepada Pemerintah - 68,078 68,078
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
4 Tagihan Kepada Bank 40,074 40,074
5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 6 Kredit Beragunan Properti Komersil 7 Kredit Pegawai/Pensiunan
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 11,563 81,309 21,720 1,355 28 3,981 737 120,693 9 Tagihan kepada Korporasi
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset lainnya
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada )
No Kategori Portofolio
Posisi Tanggal 31 Desember 2011
29
Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasaran Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual( dalam jutaan rupiah )
<= 1 thn > 1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual Total <= 1 thn > 1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn > 5 thn Non-Kontraktual Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1 Tagihan Kepada Pemerintah 72,976 0 0 0 0 72,976 68,078 0 0 0 0 68,078
2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Tagihan Kepada Bank 170,076 0 0 0 0 170,076 40,074 0 0 0 0 40,074
5 Kredit Beragunan Rumah Tinggal 0 3,364 5,982 5,058 0 14,404 - 793 1,297 3,883 0 5,973
6 Kredit Beragunan Properti Komersil 0 276 0 78 0 354 0 0 0 169 0 169
7 Kredit Pegawai/Pensiunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 405 85,160 8,147 10,439 0 104151 3,706 48,618 0 11,809 0 64,133
9 Tagihan kepada Korporasi 0 109,385 0 14,263 0 123,648 0 45,508 0 4,910 0 50,418
10 Tagihan yang Telah Jatuh Tempo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Aset lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Eksposur di Unit Usaha Syariah ( apabila ada ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 243,457 198,185 14,129 29,838 0 485,609 111,858 94,919 1,297 20,771 0 228,845 Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2011
Tagihan Bersih Berdasarkan jangka waktu kontrak No Kategori Portofolio
Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2012
30
Tabel 2.3.a. Pengungkapan tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara IndividualNo Sektor Ekonomi
2 Perikanan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Pertambangan dan Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 320.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4 Industri pengolahan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3,879.00 26,605.00 0.00 0.00 0.00
5 Listrik, Gas dan Air 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Kontruksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1,969.00 20,935.00 3,950.00 0.00 0.00 7 Perdagangan besar dan eceran 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9,659.00 104,119.00 4,218.00 0.00 0.00 8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5,601.00 4,910.00 0.00 0.00 9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1,718.00 1,022.00 0.00 0.00 0.00
10 Perantara keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3,804.00 0.00 1,549.00 2,931.00 0.00 0.00 0.00 12 Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 13 Jasa Pendidikan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1,256.00 1,169.00 0.00 0.00 0.00 14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 191.00 18,713.00 0.00 0.00 0.00 15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2,535.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 17 Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 0.00 0.00 0.00 0.00 19,658.00 0.00 0.00 1,069.00 0.00 0.00 0.00 0.00
19 Bukan Lapangan Usaha 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
20 Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
31
Tabel 2.3.a. Pengungkapan tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara IndividualNo Sektor Ekonomi
1 Pertanian, perburuan dan kelautan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Perikanan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Pertambangan dan Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 Industri pengolahan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 13,985.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Listrik, Gas dan Air 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Kontruksi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16,179.00 0.00 0.00 0.00 0.00
7 Perdagangan besar dan eceran 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 58,440.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4,910.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4,777.00 0.00 0.00 0.00 0.00
10 Perantara keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 7,893.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12 Administrasi Pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
13 Jasa Pendidikan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 432.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 17 Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 13,059.00 0.00 0.00 0.00 0.00 19 Bukan Lapangan Usaha 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1,018.00 0.00 0.00 0.00 0.00
32
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual
( dalam jutaan rupiah )
Wilayah 1 Banten
Wilayah 2 DKI
Wilayah 3 Ja-Bar
Wilayah 4 Ja-Tim
Wilayah 5 Kal-Bar
Wilayah 6 Kal-Tim
Wilayah 7
Sul-Teng Total
Wilayah 1
Banten Wilayah 2 DKI Wilayah 3 Ja-Bar
Wilayah 4 Ja-Tim
Wilayah 5 Riau
Wilayah 6 Kal-Tim
Wilayah 7
Sul-Teng
Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
1 Tagihan 11,825.00 187,379.00 31,612.00 6,273.00 777.00 3,950.00 741.00 242,557.00 9,580.00 84,188.00 20,821.00 1,355.00 28.00 3,984.00 737.00 120,693.00 2 Tagihan yang mengalami penurunan nilai ( impaired )
a.Belum jatuh tempo 0 0 23 0.01 0 0 0 23.01 0 0 0 0 0 0 0 0
b.Telah jatuh tempo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Cadangan kerugian penurunan nilai ( CKPN ) - Individual 0 0 81 0.01 0 0 0 81.01 60.32 116.84 63.82 0 0 0 0 240.98
4 Cadangan kerugian penurunan nilai ( CKPN ) - Kolektif 41.65 669.18 109.55 39.85 21.91 0 0 882.14 35.48 724.29 111.4 8.45 0.28 39.84 7.37 927.11
5 Tagihan yang dihapus buku 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2012
Wilayah
Posisi Tanggal Laporan 31 Desember 2011
Wilayah
33
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual
Belum Jatuh Tempo
Telah Jatuh Tempo
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
31 Desember 2012
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Perikanan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Pertambangan dan Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 Industri pengolahan 10,492.00 0.00 0.00 23.43 0.00
5 Listrik, Gas dan Air 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Konstruksi 31,100.00 0.00 0.00 85.06 0.00
7 Perdagangan besar dan eceran 130,284.00 0.00 23.00 376.33 0.00
8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 4,476.00 0.00 0.00 38.32 0.00
10 Perantara keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 19,924.00 0.00 0.00 146.62 0.00
12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
13 Jasa pendidikan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 26,526.00 0.00 58.00 65.57 0.00
15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 19,755.00 0.00 0.00 146.83 0.00
16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
19 Bukan Lapangan Usaha 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
20 Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 242,557.00 0.00 81.00 882.16 0.00
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)
Individual
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)
Kolektif
Tagihan yang dihapus buku ( dalam jutaan rupiah )
No Sektor Ekonomi Tagihan
34
Tabel 2.5.a Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual
Belum Jatuh
Tempo Telah Jatuh Tempo
31 Desember 2011
1 Pertanian, perburuan dan Kehutanan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Perikanan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Pertambangan dan Penggalian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4 Industri pengolahan 10,293.00 0.00 102.93 0.00 0.00
5 Listrik, Gas dan Air 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Konstruksi 15,689.00 0.00 114.03 42.86 0.00
7 Perdagangan besar dan eceran 45,861.00 0.00 368.69 84.32 0.00 8 Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9 Transportasi, pergudangan dan komunikasi 2,596.00 0.00 25.71 0.00 0.00
10 Perantara keuangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
11 Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan 29,058.00 0.00 259.65 0.00 0.00 12 Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
13 Jasa pendidikan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
14 Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 5,090.00 0.00 1.80 49.10 0.00 15 Jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya 12,106.00 0.00 54.30 64.70 0.00 16 Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 17 Badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 18 Kegiatan yang belum jelas batasannya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
19 Bukan Lapangan Usaha 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
20 Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 120,693.00 0.00 927.11 240.98 0.00
No Sektor Ekonomi Tagihan
Tagihan Mengalami Penurunan Nilai
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)
Individual
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)
Kolektif