• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PASCA PANEN : PERMEABILITAS DINDING SEL BUAH JERUK | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PASCA PANEN : PERMEABILITAS DINDING SEL BUAH JERUK | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah Export date: Sat Sep 2 19:31:57 2017 / +0000 GMT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PASCA PANEN : PERMEABILITAS

DINDING SEL BUAH JERUK

LINK DOWNLOAD [55.09 KB]

MUH. AMIN YAHYA

LOGO UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

POGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2011 BAB I

PENDAHULAUAN 1.1 Latar Belakang

Kehilangan air dari produk hortikultura saat berada pohon tidak masalah karena masih dapat digantikan atau diimbangi oleh laju pengambilan air oleh tanaman. Berbeda dengan produk telah dipanen kehilangan air tersebut tidak dapat digantikan, karena produk tidak dapat mengambil air dari lingkungnnya. Demikian kehilangan substrat tidak dapat digantikan sehingga menyebabkan

perubahan kualitas dari produk yang telah dipanen atau dikenal sebagai kemunduran kualitas dari produk, tetapi pada suatu keadaan perubahan tersebut justru meningkatkan kualitas produk tersebut.

Hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang telah dipanen masih merupakan benda hidup. Benda hidup disini dalam pengertian masih mengalami proses-proses yang menunjukkan kehidupanya yaitu proses metablisme. Karena masih terjadi proses metabolisme tersebut maka produk buah-buahan dan sayur-sayuran yang telah dipanen akan mengalami perubahan-perubahan yang akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi kimiawinya serta mutu dari produk tersebut. Perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti terjadinya respirasi yang berhubungan dengan pengambilan unsur oksigen dan pengeluaran karbon dioksida (respirasi), serta penguapan uap air dari dalam produk tersebut yang dikenal sebagai transpirasi.

Kemunduran kualitas dari suatu produk hortikultura yang telah dipanen biasanya diikuti dengan meningkatnya kepekaan produk tersebut terhadap infeksi mikroorganisme sehingga akan semakin mempercepat kerusakan atau menjadi busuk, sehingga mutu serta nilai jualnya menjadi rendah bahkan tidak bernilai sama sekali. Pada dasarnya mutu suatu produk hortikultura setelah panen tidak dapat diperbaiki, tetapi yang dapat dilakukan adalah hanya usaha untuk mencegah laju kemundurannya atau mencegah proses kerusakan tersebut berjalan lambat.

(2)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah Export date: Sat Sep 2 19:31:58 2017 / +0000 GMT

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tentang Permeabilitas dinding sel buah jeruk. 1.3 Rumusan Masalah

Mengindentifikasi bagaimana besar tingkat permeabilitas dinding yang terdapat pada buah jeruk ? BAB II

TINJUAN PUSTAKA 2.1 Komoditi Buah Jeruk

Buah jeruk umumnya digemari oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Jeruk merupakan sumber vitamin C yang baik, mengandung 50 mg/100 ml sari buah, serta vitamin A dan protein (Lelly 2004). Sejauh ini ketersediaan buah jeruk di dalam negeri belum mencukupi kebutuhan. Konsumsi buah jeruk pada tahun 2001 hanya 3,8 kg/kapita/tahun. Rendahnya konsumsi antara lain disebabkan oleh rendahnya produksi jeruk di Indonesia (Soeroto 2003). Permasalahan dalam agribisnis jeruk di Indonesia antara lain adalah serangan penyakit terutama citrus vein phloem degeneration (CVPD) yang disebabkan oleh bakteri Liberobacter asiaticum (Direktorat Bina Perlindungan Tanaman 1999).

Jeruk merupakan tanaman asli (indigenous) dari benua Asia khususnya dari India sampai Cina. Banyak spesies jeruk yang telah dibudidayakan di daerah subtropik. Jeruk dan kerabatnya termasuk ke dalam famili Rutaceae yang meliputi banyak genera (Roy dan Goldschmidt 1996). Pada dasarnya, jeruk dapat dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan manfaatnya, yaitu: 1. Primitif, yang belum dimanfaatkan, 2. Kerabat dekat jeruk yang sebagian telah dimanfaatkan, dan 3. Jeruk yang sebenarnya, yaitu yang telah

dimanfaatkan dan dibudidayakan. Jeruk mempunyai 6 genera yaitu: 1) Citrus, 2) Microcitrus, 3) Fortunella, 4) Poncirus, 5) Cymenia, dan 6) Eremocitrus. Semua genera tersebut mempunyai daun tunggal, kecuali Poncirus yang mempunyai daun majemuk (trifoliate).

2.2 PERMEABILITAS DINDING SEL BUAH JERUK

Sel tumbuhan dibatasi oleh dua lapis pembatas yang sangat berbeda komposisi dan strukturnya. Lapisan terluar adalah dinding sel yang tersusun atas selulosa, lignin, dan polisakarida lain. Dinding sel memberikan kekakuan dan memberi bentuk sel tumbuhan. Pada beberapa bagian, dinding sel tumbuhan terdapat lubang yang berfungsi sebagai saluran antara satu sel dengan sel lainnya. Lubang ini disebut plasmodesmata, berdiameter sekitar 60 nm, sehingga dapat dilalui oleh molekul dengan berat molekul sekitar 1000 Dalton. Lapisan dalam sel tumbuhan adalah membran sel.

Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Bagian ekor dengan asam lemak yang bersifat hidrofobik (non polar), kedua lapis molekul tersebut saling berorientasi kedalam, sedangkan bagian kepala bersifat hidrofilik (polar), mengarah ke lingkungan yang berair. Komponen protein terletak pada membran dengan posisi yang berbeda-beda. Beberapa protein terletak periferal, sedangkan yang lain tertanam integral dalam lapis ganda fosfolipid. Membran seperti ini juga terdapat pada berbagai organel di dalam sel, seperti vakuola, mitokondria, dan kloroplas.

Komposisi lipid dan protein penyusun membran bervariasi, bergantung pada jenis dan fungsi membran itu sendiri. Namun demikian membran mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bersifat selektif permeabel terhadap molekul-molekul. Air, gas, dan molekul kecil hidrofobik secara bebas dapat melewati membran secara difusi sederhana. Ion dan molekul polar yang tidak bermuatan harus dibantu oleh protein permease spesifik untuk dapat diangkut melalui membran dengan proses yang disebut difusi terbantu (fasilitated diffusion). Kedua cara pengangkutan ini disebut transpor pasif. Untuk mengangkut ion dan molekul dalam arah yang melawan gradien konsentrasi, suatu proses transpor aktif harus diterapkan. Dalam hal ini protein aktifnya memerlukan energi berupa ATP, ataupun juga digunakan cara couple lewat proses antiport dan symport.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pellinan Buah dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 23 April 2011, pukul 03.00 WITA sampai selesai, di laboratorium I Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2 Alat dan Bahan

Praktikum Pelilinan buah yang digunakan adalah timbangan, Cawan, gelas kimia, dan plstik.Sedangkan bahan yang digunakan adalah buah jeruk, air.

3.3 Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan pada praktikum kali ini adalah :

1. Setelah buah dipanen, buah disortir dengan baik dengan kematangan yang seragam.

2. kemudian buah dicuci dengan air bersih, dibersihkan dengan cara disikat untuk membuang segala kotoran yang menempel pada

(3)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah Export date: Sat Sep 2 19:31:58 2017 / +0000 GMT

kulitnya dimana tentu proses ini akan menghilangkan lapisan lilin natural tersebut dan ditiriskan. 3. Buah jeruk dikupas lalu dibelah dengan irisan melintang setebal 1 cm.

4. Kemudian buah ditimbang lalu direndam pada air di gelas kimia, selanjutnya ditimbang selama 15 menit samapi konstan. BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan,maka kita mendapatkan hasil sebagai berikut : Tabel : hasil pengamatan permeabilitas dinding sel

no komoditi Berat awal

Berat akhir (konstan) 1

Buah jeruk 15 gram 17 gram

Sumber : Data primer tahun 2011 4.2 Pembahasan

Pada percobaan Permeabilitas terhadap dinding sel buah jeruk pada perlakuan ini memilki berat awal 15 gram dan berat akhir 17 gram. Maka dari itu tingkat permeabiliasnya mencapai 0,2 %. Hal ini dikarenakan , kekuatan dinding sel ditunjang oleh ?isi' dari membrane sel. Semakin penuh isi dari sel tumbuhan, berarti semakin ?padat' sel tumbuhan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2011) yang menyatakan bahwa Padatnya isi sel (biasanya dipengaruhi air) akan menekan dinding sel dan hal inilah yang disebut tekanan turgor.

Dinding sel dan membrane sel dapat rusak oleh berbagai hal. Selain perlakuan kimia, perlakuan panas dan dingin juga

mempengaruhi ?rusak'nya sel. Rusaknya sel diketahui dengan banyak sedikitnya pigmen yang keluar. Jika dilihat dengan mata telanjang, pigmen tersebut akan memberikan kepekatan warna yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2011) Dengan spektrofotometer, kita dapat mengetahui ?lebih pekat' mana perlakuan yang kita lihat ?sama pekat' dengan mata telanjang. BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan permebilitas dinding sel yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1) Permeabilitas terhadap dinding sel buah jeruk pada perlakuan ini memilki berat awal 15 gram dan berat akhir 17 gram. Maka dari itu tingkat permeabiliasnya mencapai 0,2 %.

2) Kekuatan dinding sel ditunjang oleh ?isi' dari membrane sel. Semakin penuh isi dari sel tumbuhan, berarti semakin ?padat' sel tumbuhan tersebut. Padatnya isi sel (biasanya dipengaruhi air) akan menekan dinding sel dan hal inilah yang disebut tekanan turgor. 3) Dinding sel dan membrane sel dapat rusak oleh berbagai hal. Selain perlakuan kimia, perlakuan panas dan dingin juga

mempengaruhi ?rusak'nya sel. 5.2 Saran

Sebaiknya pihak laboratorium menyediakan alat yang lebih banyak agar praktikan tidak antri dalam melakukan praktikum dan juga agar menyiapkan metode dan alat-alat yang lebih canggih.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/index.php/berita/56. (diakses pada taggal 30 April 2011) Anonim. 2011. http://www.scribd.com/doc/15249569/Profil-komoditas-jeruk. (diakses pada taggal 30April 2011) Cahyono, Bambang. 1995. Cara Meningkatkan Budidaya jeruk. Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

Harjadi, 1989. Hortikultura. Andy Offset. Yogyakarta.

Roy dan Goldschmidt 1996. Cara Meningkatkan Budidaya Jeruk. Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Sunarjono,dkk 2005. Penanganan pasca Panen. Pustaka Jaya. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perekonomian Indonesia sektor perdagangan Internasional telah menaikkan peranan yang sangat penting dengan memberika manfaat secara langsung pada sektor

Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ” untuk.. memenuhi syarat

Analisis dan desain sistem penentuan prospektif pada agroindustri kelapa memiliki empat sequence chart sesuai dengan case yang terdapat dalam use case yaitu perencanaan

Fenomena ketidakdisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas ini salah satunya didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Kepala Subdirektorat Penegakan Hukum,

Disinilah peran seorang farmasis sangatlah besar untuk membantu para klinisi dalam menentukan terapi penggunaan obat golongan ACE inhibitor , dengan target terapi

Penelitian bertujuan untuk mengobservasi potensi ekstrak tanaman gambir, sirih-sirihan, dan sambiloto dalam menanggulangi serangga hama Aphis schneideri yang sering

Strategi keuangan matriks adalah pengelompokan perusahaan dalam empat kwadran dan memberikan usulan strategi perusahaan dalam menyelaraskan pertumbuhan perusahaan dengan

Alasan pemilihan subjek pada Bank Pe- merintah dan Bank Umum Swasta Nasional, karena Bank Pemerintah dan Bank Umum Swasta Nasional memiliki kinerja keuangan yang baik