PENGGUNAAN MODELCOOPERATIVE LEARNINGTIPE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS(STAD)
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT
TAHUN AJARAN 2011/2012
(skripsi)
Oleh Astuti
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
PENGGUNAAN MODELCOOPERATIVE LEARNINGTIPE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS(STAD)
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
Astuti
Penelitian ini dilatarbelakangi aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih rendah di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat mata pelajaran IPS dengan menggunakan modelcooperative learningtipeSTAD.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus dan setiap siklus mempunyai 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian dengan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa menggunakan lembar soal– soal tes.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini terbukti dari aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Aktivitas rata-rata siswa pada siklus I (53,12%), siklus II (59,34%), dan siklus III (75%), sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus I (51,66), siklus II (72,66), siklus III (76,50). Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat disimpulkan bahwa penggunaan model cooperative learning tipe group STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012.
PENGGUNAAN MODELCOOPERATIVE LEARNINGTIPE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS(STAD)
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh Astuti
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Judul Skripsi :PENGGUNAAN MODELCOOPERATIVE LEARNING TIPESTUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2011/2012
Nama Mahasiswa : Astuti
NPM :0913099002
Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. H. Darsono, M.Pd. Drs. Rapani, M.Pd.
NIP 195410161980031003 NIP 196007061984031004
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. H. Darsono, M.Pd. : ______________
Penguji Utama : Drs. Rapani, M.Pd. : ______________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Astuti
Npm : 0913099002
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan ini sessungguhnya bahwa sekripsi saya yang berjudul
“Penggunaan Model Cooperatif Learning Tipe Student Team Achievement Division ( STAD ) untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS kelas Va SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012” tersebut adalah benar-benar hasil karya saya sendiri. Tercantumnya kutipan dalam
skripsi ini sesuai dengan kode etik karya ilmiah.
Demikaian pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Apabila berdasarkan faktanya peenyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku
Metro, Maret 2012 Yang membuat pernyataan
Astuti
PERSEMBAHAN
Dengan segala syukur dan kerendahan hati kupersembahkan karya ini kepada :
• Suamiku tercintayang selalu memberikan do’a, dukungan moril dan materil yang
tak pernah henti-henti.
• Ketiga anakku tersayang yang selalu memberikan semangat.
• Sahabat-sahabat yang selalu berbagi suka dan duka, memberikan motivasi,
bantuan dan dukungannya.
MOTTO
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT beserta orang-orang yang sabar.
(QS. Al Baqoroh 153)
Pembelajaran adalah momen yang tidak pernah berakhir (guru zen).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur penulis kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah serta nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul “Penggunaan Model
Cooperative Learning Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas VA SD Negeri 11 MetroPusat” merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Selama penyusunan skripsi ini penulis telah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru. Dengan demikian penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. H. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. H. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD yang juga menjadi Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Basiran, S. Pd. SD, Selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 11 Metro Pusat, Dewan Guru beserta Staf yang telah membantu dalam kelancaran selama proses penyelesaian skripsi ini.
7. Teman sejawat yang telah bekerja sama dengan baik. 8. Semua pihak yang turut membantu.
Akhir kata, penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Akan tetapi, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Metro, Februari 2012 Penulis,
DAFTAR ISI A Latar Belakang ... 1
B Identifikasi Masalah ... 3
C Rumusan Masalah ... 4
D Tujuan Penelitian ... 4
E Manfaat Penelitian... 4
E. ModelCooperative Learning ... 9
F.Ilmu Pengetahuan Sosial... 14
G.Hipotesis Tindakan ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 16
B. Rencana Penelitian ... 18
C. Subjek Penelitian... 18
D. Urutan Penelitian Tindakan... 18
E. Alat Pengumpul Data ... 29
F. Teknik Pengumpulan Data... 30
G. Teknik Analisis Data... 30
H. Indikator Keberhasilan... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian ... 33
B. Hasil Penelitian ... 34
1. Pelaksanaan siklus I ... 34
2. Pelaksanaan siklus II... 41
4.3 Pembahasan... 50
1. Deskripsi aktivitas siswa dalam pembelajaran... 50
2. Deskripsi pengelolaan pembelajaran ... 51
3. Deskripsi hasil belajar siswa ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kategori tingkat keberhasilan data kualitatif... 31
2. Data aktivitas siswa siklus I ... 37
3. Kinerja guru dalam pembelajaran siklus I... 38
4. Hasil belajar siswa siklus I ... 38
5. Data aktivitas siswa siklus II ... 43
6. Kinerja guru dalam pembelajaran siklus II ... 44
7. Hasil belajar siswa siklus II... 45
8. Data aktivitas siswa siklus III... 48
9. Kinerja guru dalam pembelajaran siklus III ... 49
10. Hasil belajar siswa siklus III... 49
11. Rekapitulasi persentase nilai aktivitas siswa tiap siklus... 51
12. Rekapitulasi kinerja guru dalam pembelajaran tiap siklus ... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Spiral Penelitian Tindakan Kelas Hopkins... 17
2. Diagram rekapitulasi persentase nilai aktivitas siswa tiap siklus ... 51
3. Diagram rekapitulasi kinerja guru dalam pembelajaran tiap siklus... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas 2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
4. Lembar Soal dan Hasil Tes Formatif Siklus I 5. Lembar Soal dan Hasil Tes Formatif Siklus II 6. Lembar Soal dan Hasil Tes Formatif Siklus III 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III 10. Lembar Observasi Penilaian Kinerja Guru Siklus I 11. Lembar Observasi Penilaian Kinerja Guru Siklus II 12. Lembar Observasi Penilaian Kinerja Guru Siklus III 13. Daftar Nilai Tes Formatif Siklus I
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 3
tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas,
dan banyak variabel yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraannya.
Pendidikan pada dasarnya adalah bimbingan yang dilakukan oleh orang
”dewasa” kepada yang ”belum dewasa”, yang dilakukan melalui program
pendidikan sekolah ataupun pendidikan luar sekolah (termasuk pendidikan
dalam keluarga) serta lingkungan. Kecenderungan pendidikan adalah pada
proses ”pendewasaan” psikologis seseorang, sehingga menjadi manusia
2
kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari peranan guru, baik di kelas
maupun di luar kelas, untuk ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal yang pertama
menjadi dasar untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, mutu
pendidikan di sekolah dasar harus menjadi hal yang paling utama yang perlu
di perhatikan. Fungsi pendidikan di atas sangat sesuai dengan pembelajaran
Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) di SD. Pembelajaran IPS merupakan
pembelajaran yang menekankan pada analisis terhadap fakta, konsep dan
generalisasi. Guru sebagai fasilitator dalam pambelajaran hendaknya
memiliki kemampuan untuk mengelola kelas agar tercipta suasana belajar
yang dapat meningkatkan aktivitas dan daya kreatifitas siswa dalam proses
pembelajaran.
Dari hasil observasi pembelajaran IPS di SD 11 Metro Pusat peneliti
menemukan masalah-masalah dalam pembelajaran siswa kurang aktif,
kurang termotivasi untuk belajar dirumah, hasil belajar siswa belum
optimal, situasi kelas belum menunjukkan PAIKEM, dan pembelajaran
masih terpusat pada guru. (Teacher Centered).
Pemecahan masalah-masalah di atas dapat dilakukan dengan model
cooperative learning tipe STAD. Model pembelajaran ini mampu
meningkatkan aktivitas siswa baik kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor serta membina tanggung jawab siswa terhadap suatu masalah.
Oleh karena itu, siswa dapat memahami bagaimana konsep materi IPS yang
dipelajari dari masalah yang harus dipecahkannya. Dalam hal ini, perlu
3
STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD
Negeri 11 Metro Pusat.
Menurut Slavin (2010: 215) kelas merupakan sebuah tempat
kreatifitas kooperatif, guru dan siswa membangun proses pembelajaran yang
didasarkan pada perencanaan mutual (saling menguntungkan) dari berbagai
pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan masing-masing. Pembentukan
makna dari bahan-bahan pelajaran dalam proses pembelajaran yang saling
menguntungkan salah satu model pembelajaran yang tepat dengan
pembelajaran kelompokcooperative learningtipeSTAD.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
2. Siswa kurang termotivasi untuk belajar.
3. Hasil belajar siswa belum optimal.
4. Situasi kelas belum menunjukkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan (paikem).
4
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan
model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat ?
2. Apakah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan
model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa kelas VA pada pelajaran IPS
menggunakan modelcooperative learningtipeSTAD.
2. Meningkatkan hasil pembelajaran siswa kelas VA pada pelajaran IPS
menggunakan modelcooperative learningtipeSTAD.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa :
a. Siswa akan menjadi lebih kreatif dan berinisiatif dalam memahami
konsep dasar untuk memecahkan masalah sosial.
b. Pembelajaran menjadi lebih mudah dilakukan untuk anak usia dini
5
operasional konkret yang tahap berfikirnya telah menggunakan aturan
yang jelas dan logis.
c. Melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan
sosial.
2. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan yang berguna dengan meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS khususnya untuk kelas VA SD Negeri 11
Metro Pusat.
b. Untuk menghasilkan output yang optimal dan kompetitif karena siswa
telah memiliki pengalaman belajar yang bermakna.
3. Bagi Peneliti
a. Menjembatani pemahaman peneliti terhadap kesenjangan teori dengan
fakta empiris.
b. Menghasilkan pengetahuan yang shahih dan relevan yang dapat
digunakan oleh kelas.
c. Memotivasi diri lebih kreatif dan berfikir kritis dan sistematis.
d. Membiasakan diri melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Belajar merupakan perkembangan yang dialami seorang menuju kearah
yang lebih baik. Menurut Azis Wahab ( 2009: 2 ) belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.
Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan
lingkunganya, baik lingkungan alamiahnya maupun liongkungan social.
Sedangkan gagne dalam Slamento (2003: 13) menyatakan pengertian belajar
sebagai berikut : (1) belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; (2) belajar dalam
penguasan pengetahuan atau diperoleh dari intruksi. Berdasarkan pengertian
belajar di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar itu adalah suatu proses
dari ketidaktahuan seseorang menjadi tahu dan dapat membentuk seseorang
yang mandiri dari pengalaman yang ia dapatkan dai lingkungan sekitarnya.
Sejalan dengan itu Sujanto (1997:21) mengemukakan bahwa belajar
adalah segenap rangkaian aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh
seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa penambahan
pengetahuan menyangkut banyak aspek, baik karena kematangan maupun
7
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diartikan bahwa belajar merupakan
suatu proses perubahan secara sadar pada diri seseorang yang bersifat
continue dan positif baik dalam hal tingkah laku, ataupun pengetahuan
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.
B. Pembelajaran
Menurut Hamalik (2008: 57) pembelajaran adalah komnbinasi yaqng
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan kata lain, manusia terlibat dalam system pengajaran tediri dari siswa,
guru, dan tenaga lainya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi
buku-buku, papan tulis, dan alat tulis lainya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri
dari ruangan kelas dan lapangan. Prosedur meliputi jadwal, model
pembelajaran yang digunakan,belajar ujian dan segalanya.
Dalam Undang – Undang no. 23 tahun 2003 tentang pendidikan nasional dalam pasal 1 menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada lingkungan
belajar. Sumber belajar dalam hal ini dapat berupa lingkungan ( alam, sosial,
budaya ) guru atau sesama teman. Selain itu juga guru juga berperan dalam
pemilihan model pembelajaran yang digunakan. Dari pengertian di atas,
penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah pertemuan antara
peserta didik dan guru sebagai sumber belajar pada lingkungan sekolah, serta
dari pembelajaran peserta didik dapat menyelesaikan pertanyan yang
8
C. Aktivitas belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 23) aktivitas adalah keaktifan,
kegiatan. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya
mendengarkan dan mencatat saja. Semakin banyak aktivitas siswa dalam
belajar, maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. Menurut
Sardiman (2004: 38) belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek didik
belajar membangun sendiri pengetahuannya dan mencari sendiri makna dari
suatu pelajaran. Menurut Sanjaya (2010: 176) aktivitas adalah segala
perbuatan yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan
belajar siswa. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.
D. Hasil belajar
Nur, Muhamad (2008: 77) hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh siswa melalui kegiatan belajar, dan belajar itu sendiri adalah suatu
proses dalam diri seseorang yang berusaha memperoleh sesuatu dalam bentuk
perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Perilaku dalam belajar sudah
ditentukan terlebih dahulu, sedangkan hasil belajar ditentukan berdasarkan
kemampuan siswa.
Menurut Hamalik (2008:155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam
bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibanding dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap
9
prestasi belajar yang dicapai dalam usaha belajar hal ini usaha belajar dalam
mewujudkan prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam mengikuti tes. Jadi
berdasarkan definisi dari para ahli di atas, penulis hasil belajar merupakan
kemampuan dan kemajuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses
pembelajaran dan tercapai tujuan-tujuan belajarnya. Jadi, hasil belajar
berdasarkan kesimpulan penulis adalah kemampuan dari peserta didik yang
dihasilkan dari proses belajar yang dapat di nilai dari pengetahuan sikap,
ketrampilan, perubahan dapat diartikan terjadi peningkatan dan perkembangan
yang lebih baik dari sebelumnya.
E. Modelcooperative learning
1. Pengertiancooperative learning
Menurut Slavin dalam Isjoni (2010: 15), cooperative learning
adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif
sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Adapun tujuan model cooperative learningmenurut Ibrahim dalam
Isjoni (2010: 27) adalah :
1. Hasil belajar akademik.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu. 3. Pengembangan ketrampilan sosial.
Menurut Jarolimek & Parker dalam Isjoni (2010: 24), model cooperative learningmemiliki kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut : Kelebihan metodecooperative learning:
1. Saling ketergantungan yang positif.
10
5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dangan guru.
6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekpresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
Adapun kelemahannya adalah :
1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
2. Model-modelcooperative learning
Menurut Isjoni (2010: 51), model pembelajaran coopertive learning
terdapat beberapa model yang dikembangkan diantaranya : 1) Student
Team Achievement Division (STAD), 2) Jigsaw, 3) Group Investigation,
4)Rotating Trio Exchange,5)Group Resume.
3. PengertianSTAD (Student Team-Achievement Division)
TipeSTADini dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu
tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada
proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima
tahapan yang meliputi: 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan
kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap penghitungan skor individu,
11
Menurut Slavin (2010: 144) menyatakan bahwa pada STAD siswa
dalam satu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan anggota 4-5
orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki dan
perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau
perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya
dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi,
setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor dan tiap individu
diberi skor perkembangan.
STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat
orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis
kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja
dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu
dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. tipe
pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran
matematika.
4. Tahap Pelaksananan pembelajaran modelSTAD
a. Persiapan Materi dan Penerapan Siswa dalam Kelompok.
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan
dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam
12
heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas
dapat berdasarkan pada :
1) Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Kemampuan akademik didapat dari hasil akademik (skor
awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus
diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan
siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat
(pendiam dan aktif), dll.
b. Penyajian Materi Pelajaran
1. Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa
dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk
memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan
mereka pelajari.
2. Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan
dipelajari siswa dalam kelompok, di sini siswa belajar untuk
memahami makna bukan hafalan.
3. Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi
dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa
13
siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas diharapkan jangan
sampai menyita waktu.
c. Kegiatan Kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai
bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran
juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan
dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab
pertanyaan.
d. Evaluasi
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk
menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam
kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan
individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada
prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti
kelompok baik, hebat dan super.
f. Perhitungan Ulang Skor Awal dan Pengubahan Kelompok
14
dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan
teman yang lain.
F. Ilmu Pengetahuan Sosial SD
Kosasih dalam Darsono (2003: 22) pembelajaran IPS adalah reka upaya
membina dan mengembangkan interaksi proses belajar mengajar yang terarah,
terkendali melalui berbagai media pembelajaran sehingga menghasilkan hasil
belajar yang diharapkan. Sutarto, dkk (1999: 44) yang menyatakan bahwa
aktifitas manusia dipengaruhi cara individu dalam menerima dirinya dengan
lingkungannya sebagai makhluk sosial.
Menurut Aziz Wahab (2009: 1.9), IPS membelajarkan siswa untuk
memahami bahwa masyarakat merupakan suatu kesatuan (sistem) yang
permasalahannya bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan pendekatan
interdisipliner yaitu pendekatan ilmu hukum, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu
sosial lain seperti geografi, sejarah, antropologi, dan lainnya. Jadi menurut
penulis IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang keadaan sosial yang ada
di masyarakat. Jadi menurut penulis IPS merupakan ilmu yang mempelajari
tentang keadaan sosial yang ada di masyarakat.
Kurikulum 2006 dalam Sardjiyo, dkk. (2009: 1.29), mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
15
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat ditarik hipotesis tindakan
sebagai berikut : “Apabila diterapkan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dengan langkah-langkah yang benar pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat, maka akan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau
PTK. Hopkins dalam Kunandar (2010: 46), menyebutkan bahwa PTK adalah
sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku
pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas
dan keadilan tentang : a) praktik-praktik kependidikan mereka, b) pemahaman
mereka tentang praktik-praktik tersebut, c) situasi dimana praktik-praktik
tersebut dilaksanakan. Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus.
Menurut Arikunto (2008: 58), penelitian tindakan kelas adalah
penelitian tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan
memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Siklus ini tidak hanya
berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang
diharapkan dalam pembelajaran IPS di kelas. Penelitian tindakan kelas dalam
pembelajaran IPS dengan model cooperative learning tipe STAD terdiri dari
tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, siklus III.
Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan
tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan
17
melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Siklus daur
ulang dalam penelitian tindakan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Spiral penelitian tindakan kelas, (Hopkins dalam Arikunto, 2008: 105).
Perencanaan
Refleksi
Tindakan/
Observasi Perbaikan/
Rencana
Refleksi Refleksi
Tindakan/ Observasi Tindakan/
Observasi Perbaikan/
Rencana
18
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam waktu empat bulan
pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.
C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif dan
partisipatif antara peneliti dengan guru kelas. Subjek dalam penelitian ini
adalah guru dan siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat tahun ajaran
2011/2012 yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 18
orang perempuan.
D. Urutan Penelitian Tindakan Siklus I
Kegiatan pada siklus pertama diawali dengan pembuatan pelaksanaan
pembelajaran secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dan teman sejawat
dengan materi Jasa dan Peranan Tokoh Perjuangan dalam Mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia kemudian rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD
agar efisien dan efektif guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Perencanaan
a. Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan materi pokok
19
b. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan tentang
pengajaran IPS melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe
STAD.
c. Menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa soal-soal
dan tes unjuk kerja beserta penilaiannya. Instrumen non tes berupa
observasi.
d. Menentukan skor dasar awal melalui pre tes.
2) Tindakan
Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana
pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Siklus I sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun sebagai berikut :
a. Pada tahap pertama diawali dengan mempersiapkan pelaksanaan
pembelajaran.
b. Guru menyampaikan apersepsi (menghubungkan materi yang akan
dijelaskan dengan kehidupan sehari-hari). Dengan tujuan sebagai
penjajakan kesiapan belajar.
c. Kemudian guru menjelaskan tentang materi dan kompetensi yang akan
dicapai dalam pembelajaran IPS.
d. Siswa masing-masing membuat pertanyaan sesuai dengan keinginan
atau minat siswa.
e. Pertanyaan siswa ditulis di papan tulis.
f. Siswa yang memiliki pertanyaan dengan aspek yang sama dijadikan 1
20
g. Jika 1 subtopik jumlah kelompok melebihi jumlah maksimal maka
dijadikan 2 kelompok.
h. Masing-masing kelompok merencanakan kegiatan investigasi dengan
mengikuti perintah dalam lembar kegiatan.
i. Masing-masing kelompok melaksanakan investigasi, tiap anggota
bekerja sesuai tugas yang disepakati oleh kelompok.
j. Setelah selesai melakukan tugas, anggota kelompok bergabung kembali
dengan kelompoknya untuk saling berbagi pengetahuan. Salah satu
anggota mencatat kesimpulan dan anggota mempresentasaikan
rangkuman tertulis dari penemuan masing-masing.
k. Kelompok menyiapkan laporan akhir yaitu berupa rencana kegiatan
presentasi, semua anggota kelompok terlibat dalam kegiatan ini.
l. Guru meminta kelompok untuk menunujuk salah satu wakil sebagai
anggota panitia acara. Panitia acara akan mendengarkan
masing-masing rencana laporan kelompok.
m. Siswa kembali ke posisi kelas sebagai satu keseluruhan.
Masing-masing kelompok melakukan presentasi. Di dalam presentasi kelompok
menampilkan tugas, menjawab pertanyaan, memberikan kuis atau pun
mensimulasi kejadian-kejadian tertentu serta menampilkan gambar jika
diperlukan.
n. Guru dan panitia acara memilih satu atau dua pertanyaan-pertanyaan
yang telah dibuat kelompok setelah diskusi dengan kriteria pembahasan
21
o. Siswa akan diberi seluruh soal dari semua kelompok untuk dipelajari,
dan ujian akan dilaksanakan 1 minggu setelah kegiatan pembelajaran
ini. Jumlah soal bergantung jumlah kelompok yang terbentuk.
3) Observasi
Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap
aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan
berlangsung. Observer bertugas mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengacu pada lembar
observasi.
Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati
aktivitas siswa dan dalam pembelajaran IPS dari awal pembelajaran sampai
akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
aktivitas siswa sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar
observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus
berikutnya.
4) Refleksi
Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat
observasi oleh peneliti dan teman sejawat. Refleksi berguna untuk
memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah
dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk
membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan
22
Peneliti akan melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan
merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang
menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi
merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan
makna terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Siklus II
Pada tahap perencanaan di siklus II dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara kolaboratif partisipatif peneliti dengan
teman sejawat dengan materi Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang dalam
Mempersiapkan Kemerdekaan menggunakan modelCooperative Learningtipe
STADseperti yang siklus sebelumnya.
1) Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan meliputi :
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran berbasis masalah
b. Menyusun lembar kerja siswa
c. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa
d. Membuat instrumen evaluasi
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan. Pertemuan ini membahas Sikap
Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.
Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama ini sebagai
23
a) Pendahuluan
1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui Sikap
Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan
Kemerdekaan.
2) Disinggung tentang masalah Sikap Menghargai Jasa Tokoh
Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan
3) Memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari Sikap Menghargai
Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
1) Guru memberikan masalah Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang
Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.
2) Siswa dan guru menyimpulkan materi Sikap Menghargai Jasa
Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan
3) Setelah peserta didik memahami “Sikap Menghargai Jasa
Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan”
c) Penutup
Memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua membahas Sikap Menghargai Jasa Tokoh
Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Langkah-langkah
24
a) Pendahuluan
1) Guru bersama siswa membahas tugas rumah (PR)
2) Disinggung tentang Sikap Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam
Mempersiapkan Kemerdekaan
3) Memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari materi Sikap
Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan
Kemerdekaan
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran .
b) Kegiatan inti
1) Guru memberikan masalah Sikap Menghargai Jasa Tokoh
Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.
2) Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi Sikap
Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan
Kemerdekaan.
3) Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran tentang Sikap
Menghargai Jasa Tokoh Pejuang Dalam Mempersiapkan
Kemerdekaan.
4) Setelah peserta didik memahami Sikap Menghargai Jasa Tokoh
Pejuang Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan.
c) Penutup
Siswa mengerjakan evaluasi materi Sikap Menghargai Jasa
25
Kriteria keberhasilan pada siklus kedua ditunjukan dengan rata-rata
nilai tes siswa minimal adalah 60 (KKM) dan 75 % siswa telah
mencapai KKM. Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan
guru pamong/ teman sejawat/observer, untuk mengkaji strategi
pembelajaran yang dilaksanakan guru dan mengkaji perubahan
tingkah laku siswa selama dan setelah pemberian tindakan, sebagai
acuan dalam membuat rencana tindakan baru pada siklus berikutnya.
3) Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang telah
dipersiapkan. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
mengamati aktivitas siswa dan dalam pembelajaran IPS dari awal
pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah aktivitas siswa sudah sesuai dengan apa yang
tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi
dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
4) Refleksi
Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat
observasi oleh peneliti dan teman sejawat. Refleksi berguna untuk
memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah
dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk
membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan
26
Peneliti akan melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan
merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang
menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi
merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan
makna terhadap proses dan hasil pembelajaran.
Siklus Ketiga
Pada siklus ini materi pokok yang menjadi inti pembelajaran adalah
Jasa Dan Peran Tokoh Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia. yang terdiri dua pertemuan. Adapun tahap-tahap yang dilakukan
pada siklus ini meliputi :
1) Perencanaan
Kegiatan dalam perencanaan meliputi :
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran berbasis masalah
2) Menyusun lembar kerja siswa
3) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa
4) Membuat instrumen evaluasi.
2) Pelaksanaan
Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama Jasa Dan Peran Tokoh Perjuangan Dalam
Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Langkah-langkah
27
a) Pendahuluan
1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui Jasa dan
Peran Tokoh Perjuangan dalam Memproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia.
2) Jasa dan Peran Tokoh Perjuangan dalam Memproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
1) Guru memberikan masalah kontekstual Jasa dan Peran Tokoh
Perjuangan dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia
2) Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan lembar kerja Jasa dan
Peran Tokoh Perjuangan dalam Memproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia.
3) Setelah peserta didik memahami jasa peranan tokoh pejuang,
diarahkan oleh guru.
c) Penutup
Memberikan tugas rumah (PR) kepada siswa.
Pertemuan kedua
Pertemuan kedua guru menjelaskan Jasa Dan Peran Tokoh
Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama ini sebagai berikut :
a) Pendahuluan
28
2) Memotivasi siswa tentang manfaat mempelajari Jasa Dan Peran
Tokoh Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan
Indonesia
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
1) Guru memberikan masalah tentang Jasa Dan Peran Tokoh
Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia
2) Siswa dengan bimbingan guru melakukan pengamatan dan
mengerjakan lembar kerja dalam kelompok.
3) Siswa melaksanakan presentasi kelompok di sepan kelas secara
bergantian.
4) Peserta didik memperhatikan kesimpulan Jasa Dan Peran Tokoh
Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia
yang disampaikan oleh guru.
c) Penutup
1) Siswa mengerjakan soal evaluasi Jasa Dan Peran Tokoh
Perjuangan Dalam Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
2) Pemberian penghargaan kepada kelompok.
3) Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang telah
dipersiapkan. Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan
29
pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah aktivitas siswa sudah sesuai dengan apa yang
tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi
dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
4) Refleksi
Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat
observasi oleh peneliti dan teman sejawat. Refleksi berguna untuk
memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah
dilakukan. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk
membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan
sampai pembelajaran dinyatakan berhasil.
Peneliti akan melakukan refleksi diakhir pembelajaran dengan
merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang
menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi
merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan
makna terhadap proses dan hasil pembelajaran.
E. Alat Pengumpul Data
1) Observasi menggunakan lembar observasi, aktivitas siswa dan kinerja
guru.
30
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan pada peneliti ini terdiri dari data aktivitas
dan data hasil belajar.
1) Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang peneliti dan
berkolaborasi dengan observer. Lembar observasi ini digunakan untuk
mengumpulkan data aktivitas belajar siswa dan data kinerja guru selama
penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS melalui metode
pembelajaranCooperative LearningtipeSTAD
2) Tes hasil belajar, digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan
hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang
dibelajarkan dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe
STAD.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis
kualitatif untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan
memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan
permasalahan penelitian, yaitu data tentang aktivitas belajar siswa dan pola
interaksi pembelajaran. Sedangkan analisis kuantitatif akan digunakan untuk
mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan hasil belajar siswa dalam
hubungannya dengan penguasaan materi yang telah dipelajari siswa.
Analisis data kualitatif dihitung dengan membagi hasil perolehan skor
dengan skor maksimal dan dinyatakan dalam bentuk persen (%) dengan rumus
31
Keterangan :
N : nilai yang dicari
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum ideal
100% : bilangan tetap
(sumber: Purwanto, 2008: 102).
Kategori tingkat keberhasilan pada data kualitatif dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1. Kategori tingkat keberhasilan data kualitatif
Tingkat keberhasilan Kategori
(sumber: adopsi Aqib dkk., 2009: 41).
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dihitung dengan rumus rata-rata
hitung
X = Rata-rata hitung nilai
N=Banyaknya siswa
Xi=Nilai siswa
32
H. Indikator Keberhasilan
1) Meningkatnya persentase rata-rata aktivitas belajar siswa tiap siklus.
2) Meningkatnya persentase rata-rata kinerja guru tiap siklus.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di kelas
VA SD Negeri 11 Metro Pusat disimpulkan:
1. Penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 11
Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan peningkatan persentase rata-rata
aktivitas siswa pada tiap siklus, yaitu 53,12% pada siklus I, menjadi
59,34% pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 75% pada siklus III.
2. Penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas VA SD Negeri 11
Metro Pusat. Hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa yang selalu
meningkat pada tiap siklus, yaitu 51,66 pada siklus I, meningkat menjadi
55
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti
menyarankan bagi:
1. Siswa diharapkan mampu lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
2. Guru diharapkan dapat mencoba menggunakan model cooperative
learning tipe STAD dengan materi yang sesuai dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Sekolah diharapkan dapat mendukung keberhasilan kegiatan
ABSTRAK
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS KELAS VA SD NEGERI 11 METRO PUSAT
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
Astuti
Penelitian ini dilatarbelakangi aktivitas dan hasil belajar siswa yang masih rendah di kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat mata pelajaran IPS dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus dan setiap siklus mempunyai 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data penelitian dengan lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa menggunakan lembar soal – soal tes.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penggunaan model cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini terbukti dari aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Aktivitas rata-rata siswa pada siklus I (53,12%), siklus II (59,34%), dan siklus III (75%), sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus I (51,66), siklus II (72,66), siklus III (76,50). Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat disimpulkan bahwa penggunaan model cooperative learning tipe group STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VA SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun Ajaran 2011/2012.
PEMERINTAH KOTA METRO
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 11 METRO PUSAT
Jl. Veteran NO. 50 Hadimulyo Barat Metro Pusat
Nomor :
Lampiran :
-Perihal : Pemberitahuan izin Pelaksanaan penelitian
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Di tempat
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : BASIRAN, S.Pd.SD NIP : 19550630 197703 1 002
Jabatan : Kepala SD Negeri 11 Metro Pusat
Dengan ini memberikan izin sepenuhnya kepada : Nama : Astuti
NPM : 0913099002 Jurusan : Ilmu Pendidikan
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Untuk melaksanakan penelitian di SD negeri 11 metro pusat kota metro dengan judul
“Penggunaan ModelCooperative LearningtipeStudent Team Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas Va SD Negeri 11 Metro Pusat Tahun ajaran 2011/2012.
Demikian surat ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Metro, Januari 2012
Kepala SD negeri 11 metro pusat
BASIRAN, S.Pd.SD
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kerinci, tanggal 9 Januari 1964 sebagai
anak kelima dari delapan bersaudara dari pasangan Bapak
Mas’ud Effendie dan Ibu Muncik.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 11 Prabumulih
pada tahun 1979, Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) yayasan Bakti
Prabumulih tahun 1983, Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Prabumulih pada
tahun 1986. Pada tanggal 30 Maret 1990 penulis diangkat menjadi PNS di SD
Negeri 9 Prabu Mulih Barat, dan pada tahun 2000 penulis pindah tugas di SD
Negeri 11 Metro Pusat menjadi guru kelas hingga sekarang. Kemudian penulis
melanjutkan Diploma II (DII) di Universitas Lampung lulus pada tahun 2008.
Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa program SI dalam jabatan