• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kinerja untuk akses data berbasis http pada jaringan CDMA 2000 IX EV-DO di BTS Simpang Lima : studi kasus P.T Telkom MSC Semarang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kinerja untuk akses data berbasis http pada jaringan CDMA 2000 IX EV-DO di BTS Simpang Lima : studi kasus P.T Telkom MSC Semarang."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA UNTUK AKSES DATA BERBASIS HTTP

PADA JARINGAN CDMA 2000 1X EV-DO DI BTS SIMPANG

LIMA “STUDI KASUS P.T TELKOM MSC SEMARANG”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

Ryan Herdianto

075314036

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

PERFORMANCE ANALYSIS FOR DATA ACCESS NETWORK

BASED ON HTTP CDMA 2000 1X EV-DO IN BTS SIMPANG

LIMA "CASE STUDY PT TELKOM MSC SEMARANG"

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Komputer Degree

in Informatics Engineering Study Program

By:

Ryan Herdianto

075314036

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

viii

ABSTRAK

Code Division Multiple Access (CDMA) adalah salah satu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain kode. Teknik multipleksing CDMA mampu memberikan solusi penyediaan kapasitas yang lebih

besar dalam proses pentransmisiannya. Penulis akan mengukur kinerja jaringan

CDMA 2000 1X EV-DO di BTS Simpang Lima milik PT.Telkom Semarang yang

belum pernah dilakukan pengukuran sebelumnya. Parameter kinerja jaringan yang

diukur dan dihitung adalah delay, throughput, dan packetloss.

Dalam skripsi ini, pengukuran kinerja jaringan dilakukan dalam keadaan

normal dan sibuk. Pengukuran dilakukan di 3 node. Peneliti menguji dengan cara melakukan proses download file melalui webserver pada saat proses download

tersebut peneliti akan mengukur kinerjanya dengan menggunakan software pengukur jaringan. Peneliti menggunakan sample file dengan ukuran 1 MB, 5 MB, dan 30 MB yang akan digunakan pada saat pengukuran.

Kinerja ketiga node pada jaringan CDMA 2000 1X-EVDO di BTS Simpang Lima milik PT.Telkom Semarang termasuk dalam kategori baik. Delay (latency)

untuk semua node dalam kategori excellent dan good sesuai dengan standar delay dari

ITU-T X.642. Throughput pada keadaan normal dan sibuk dalam kategori bagus sesuai standar CDMA 2000 1X EV-DO. Packetloss dalam kondisi normal di

masing-masing node dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1% sedangkan dalam kondisi sibuk ketiga besar packetloss masuk dalam kategori bagus karena antara 1 s/d 3%.

(8)

ix

ABSTRACT

Code Division Multiple Access (CDMA) is a multiple access technique that

separates the conversations in the code domain. CDMA multiplexing techniques to

provide solutions providing greater capacity in the transmission process.. The author

will measure the performance of the CDMA 2000 1X EV-DO base stations belonging

PT.Telkom Semarang Simpang Lima that has never been measured before. Network

performance parameters are measured and calculated delay, throughput and

packetloss.

In this thesis, network performance measurements carried out in normal and

busy. Measurements were made on 3 nodes. Researchers tested by carrying out the

process of downloading files via the webserver during the download process, the

researcher will measure its performance by using software measurement network.

Researchers used a sample file with a size of 1 MB, 5 MB, and 30 MB to be used at

the time of measurement.

Performance of the three nodes on the CDMA 2000 1X-EVDO in base

stations belonging PT.Telkom Semarang Simpang Lima included in the category of

good.Delay (latency) for all nodes in the category of excellent and good according to

the standard delay of the ITU-T X.642. Throughput in normal and busy in the

category of good standard CDMA 2000 1X EV-DO. Packetloss in normal conditions

at each node in the very good category in accordance with ITU-T X.642 standard that

is less than 1%, while the condition of three major packetloss busy in the category of

good between 1 and 3%.

(9)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan anugerah yang

telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Analisis

Kinerja Untuk Akses Data Berbasis HTTP Pada Jaringan CDMA 2000 1X

EV-DO di BTS Simpang Lima “Studi Kasus PT.Telkom MSC Semarang”.

ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas

dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah menjawab semua doa-doa penulis dan

mencurahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi.

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika.

4. Bapak Damar Widjaja, S.T, M.T., selaku dosen pembimbing tugas akhir dari

penulis.

5. Bapak Albertus Agung Hadhiatma, S.T., M.T. dan Bapak Iwan Binanto, S.Si.,

M.Cs. selaku penguji tugas akhir ini.

6. Orangtua dan adik dari penulis yang telah memberi dukungan doa, materi,

serta semangat. Tanpa semua itu penulis tidak akan memperoleh kesempatan

untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan akhirnya dapat

menyelesaikan karya ilmiah ini.

7. Kristi, Thomas, Yudy, Franky, Koco, Alfa, Surya, Domi, Yonas, dan

Teman-teman dari penulis di Teknik Informatika angkatan 2007 yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, namun mereka semua sangat berkesan bagi penulis.

8. Segenap keluarga, dosen, karyawan, dan semua teman-teman dari penulis

yang sangat berperan dalam kehidupan penulis sehingga membantu penulis

dalam menempuh studi dengan lancar. penulis dalam menempuh studi dengan

(10)
(11)

xii

MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk

hari tua.

(12)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Infrastruktur CDMA 2000 1X ... 9

Gambar 2.2 Infrastruktur CDMA 2000 1X EV-DO Ril.0 ... 13

Gambar 2.3 Infrastruktur CDMA 2000 1X EV-DO Rev.A ... 14

Gambar 2.4 Infrastruktur CDMA 2000 1X EV-DO Rev.B ... 17

Gambar 2.5 Screenshoot software Axence Net Tool ... 25

Gambar 2.6 Grafik Pengukuran Menggunakan DU Meter ... 25

Gambar 3.1 Lokasi Pengukuran... 27

Gambar 3.2 Model jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang dianalisis . 28 Gambar 4.1 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan ukuran File………33

Gambar 4.2 Grafik pengukuran throughput berdasarkan ukuran file ... 35

Gambar 4.3 Grafik pengukuran packetloss berdasarkan ukuran file ….……….36

Gambar 4.4 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan hari ... 38

Gambar 4.5 Grafik pengukuran throughput berdasarkan hari ... 39

Gambar 4.6 Grafik pengukuran packetloss berdasarkan hari ... 41

Gambar 4.7 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan node ... 42

Gambar 4.8 Grafik pengukuran throughput berdasarkan node ... 43

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS... 21 Tabel 3.1 Standar Delay ... 28 Tabel 3.2 Standar Packetloss ... 29 Tabel 4.1 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) selama 5 hari

(dalam ms). ... 31

Tabel 4.2 Data Pengukuran rata-rata throughput selama 5 hari (dalam Kbps) ... 33

Tabel 4.3 Data Pengukuran rata-rata packetlossselama 5 hari

(dalam %) ... 34

Tabel 4.4 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) berdasarkan hari (dalam ms) ... 36

Tabel 4.5 Data Pengukuran rata-rata throughput berdasarkan hari (dalam Kbps) ... 37

Tabel 4.6 Data Pengukuran rata-rata packetloss berdasarkan hari (dalam %) ... 38

Tabel 4.7 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) berdasarkan

node (dalam ms) ... 40 Tabel 4.8 Data Pengukuran rata-rata throughput berdasarkan

node (dalam Kbps) ... 41 Tabel 4.9 Data Pengukuran rata-rata packetloss berdasarkan

(14)

xv

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

MOTTO ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR ISI ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Judul ... 1

1.2 Latar Belakang ... 1

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penulisan ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Batasan Masalah ... 4

1.7 Metodologi Penelitian ... 4

(15)

xvi

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Jaringan 3G ... 7

2.1.1 Universal Mobile Telecommunication System ... 7

2.1.2 Wideband Code Division Multiple Access ... 8

2.1.3 CDMA 2000 1X ... 8

2.1.4 CDMA 2000 1X EV-DO Ril 0 ... 11

2.1.5 CDMA 2000 1X EV-DO Rev.A ... 13

2.1.6 CDMA 2000 1X EV-DO Rev.B ... 16

2.2 Quality of Service ... 18

2.2.1 Throughput ... 19

2.2.2 Packetloss ... 19

2.2.3 Delay ... 20

2.2.4 Jitter ... 21

2.2.5 Reliability ... 21

2.2.6 Bandwidth ... 21

2.3 Metode Statistika ... 22

2.3.1 Mean (Rata-Rata) ... 22

2.4 Alat Pengukuran ... 23

2.4.1 Software Axence Net Tool ... 23

(16)

xvii

BAB III PERANCANGAN ... 26

3.1 Deskripsi Pengujian ... 26

3.2 Perangkat Monitoring ... 26

3.3 Tempat Pengujian ... 26

3.4 Arsitektur Jaringan ... 28

3.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 29

3.5.1 Throughput ... 29

3.5.2 Delay (Latency) ... 29

3.5.3 Packetloss ... 30

3.6 Rencana Kerja ... 31

3.7 Rencana Analisa ... 32

BAB IV DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN ... 33

4.1 Data Penelitian dan Analisis Berdasarkan Ukuran File ... 33

4.1.1 Delay (Latency) ... 33

4.1.2 Throughput ... 35

4.1.3 Packetloss ... 36

4.2 Data Penelitian dan Analisis Berdasarkan Hari ... 38

4.2.1 Delay (Latency) ... 38

4.2.2 Throughput ... 39

4.2.3 Packetloss ... 41

4.3 Data Penelitian dan Analisis Berdasarkan Node ... 42

4.3.1 Delay (Latency) ... 42

(17)

xviii

4.3.3 Packetloss ... 44

4.4 Analisis Keseluruhan di Node 1, Node 2, dan Node 3 ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 47

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul

Analisis Kinerja Untuk Akses Data Berbasis HTTP Pada Jaringan CDMA

2000 1X EVDO di BTS Simpang Lima “studi kasus PT. Telkom MSC

Semarang”.

1.2 Latar Belakang

Code Division Multiple Access (CDMA) adalah salah satu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain kode. Teknik multiplek ini menawarkan beberapa kelebihan dibanding teknik

multiplek yang lain, seperti Frequency Division Multiple Access (FDMA) dan

Time Division Multiple Access (TDMA).

Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan

kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF. Kelebihan teknik CDMA adalah dalam penyediaan kapasitas atau kemampuan

untuk memultiplek setiap informasi yang ditransmisi [1]. Penggunaan sistem

CDMA sangat sesuai diaplikasikan pada sistem komunikasi bergerak seluler

(CDMA 2000 1X EV-DO) karena sistem ini melibatkan banyak user yang menggunakan media udara atau ruang bebas sebagai media

pentransmisiannya.

Teknik multipleksing CDMA mampu memberikan solusi dari

beberapa permasalahan yang ada pada komunikasi bergerak seluler, salah

satunya adalah penyediaan kapasitas yang lebih besar dalam proses

pentransmisiannya. Sistem CDMA dapat digunakan pada band frekuensi yang

(19)

CDMA didasarkan pada pengkodean yang berbeda untuk setiap user atau biasa disebut DCS (Direct Sequence Code), kode ini digunakan untuk membedakan masing-masing user ketika terjadi panggilan. Dengan sistem

CDMA 2000 1X EV-DO kita juga bisa menggunakan koneksi mobile internet

dengan layanan data berkecepatan tinggi, karena konsep dari CDMA 2000 1X

EV-DO obyektifnya adalah layanan data bukan suara. Selain kelebihan yang

mampu diberikan teknik multiplek atau akses jamak CDMA tentunya ada

kekurangan juga dalam teknik ini, yaitu penggunaan frekuensi dalam waktu

yang sama menyebabkan CDMA rentan terhadap interferensi dan itu

menyebabkan kapasitas CDMA semakin kecil.

Pada tugas akhir ini penulis ingin membahas tentang kondisi jaringan

dan menganalisis performansi dari jaringan CDMA 2000 1X EV-DO milik

PT. Telkom MSC Semarang. Beberapa hal yang akan diteliti adalah parameter

dari CDMA 2000 1X EV-DO. Parameter tersebut antara lain packetloss,

packet drop, frame loss, delay, dan jitter. Pada pengukuran ini parameter yang diukur adalah delay, packetloss, dan throughput. Data yang didapat dari hasil analisis parameter Qos bisa dijadikan bahan evaluasi untuk PT.Telkom MSC Semarang untuk mengukur kepuasan pelanggan dari PT.Telkom MSC

Semarang dari kualitas parameter yang ditawarkan. Karena belum pernah

dilakukan penelitian sebelumya, penulis akan melakukan penelitian terhadap

jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang ada dimiliki PT.Telkom MSC

(20)

1.3 Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana kinerja jaringan CDMA 2000 1X EV-DO dengan

mengukur delay, packetloss, dan throughput milik PT. Telkom MSC Semarang?

2. Bagaimana mengukur parameter delay, packetloss, dan throughput

terhadap CDMA 2000 1X EV-DO Rev.A?

3. Menganalisa performansi CDMA 2000 1X EV-DO dengan parameter

delay, packet loss, dan throughput .

4. Bagaimana menganalisa hasil pengukuran?

5. Mengambil kesimpulan dari hasil yang didapatkan.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah mengukur dan menganalisa

kinerja jaringan CDMA 2000 1X EV-DO melalui parameter delay, throughput

dan packetloss untuk dapat dijadikan evaluasi PT. Telkom MSC Semarang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah agar PT. Telkom MSC Semarang dapat

memanfaatkan hasil dan informasi tentang kinerja jaringan pada CDMA 2000

1X EV-DO untuk acuan pengembangan infrasrtuktur jaringan akses data

internet guna meningkatkan kepuasan penggguna dalam menikmati jaringan CDMA 2000 1X EV-DO dan menjadi lebih baik dalam pelayanan terhadap

(21)

1.6 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penulis akan

membatasi dalam penulisan ini dengan hal - hal sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di wilayah Semarang, yaitu Jl.Pahlawan, Telkom

Divre 4, dan Simpang Lima Timur.

2. Kinerja yang dianalisis hanya mencakup delay, packetloss, dan

throughput.

3. Parameter yang diukur diperoleh dari sisi user atau pelanggan.

4. Tidak membahas algoritma routing pada jaringan CDMA 2000 1X

EV-DO.

5. Peneliti akan melakukan penelitian kualitas jaringan jaringan CDMA2000 1X EV-DO Rev.A menggunakan layanan Flexi Mobile Broadband.

6. Tidak membahas masalah yang dikeluhkan oleh pelanggan.

7. Pengukuran dilakukan selama 5 hari.

8. Waktu pengujian jam masing-masing pada saat keadaan normal yaitu

sebelum jam 12.00 dan keadaan sibuk yaitu setelah jam 12.00.

Keadaan sibuk : traffic padat dengan jumlah user : ± 200 Keadaan normal : traffic renggang dengan jumlah user : ± 50 (berdasarkan wawancara dengan karyawan).

1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis pada penulisan

Tugas Akhir ini adalah:

1. Studi Kasus

Mewawancarai beberapa orang PT.Telkom MSC Semarang tentang

permasalahan mengenai CDMA 2000 1X EV-DO (Evolution – Data

(22)

2. Studi literatur

Mempelajari tentang CDMA 2000 1X EV-DO dengan mengumpulkan

jurnal-jurnal, buku-buku, dan referensi lainnya yang dapat mendukung

topik ini.

3. Metode pengumpulan data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa hasil pengukuran

terhadap delay, packet loss, dan throughput pada CDMA 2000 1X

EV-DO,

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a) Metode observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian dilakukan untuk mengamati

proses penggunaan jaringan CDMA 2000 1X EV-DO, yang

diamati langsung ditempat penelitian.

b) Metode dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar

atau foto tentang tempat penelitian, perangkat dan software serta data-data yang yang didapat saat penelitian.

4. Metode analisis data

Dalam metode ini penulis menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian

yang telah didapat. Hal itu dilakukan dengan melakukan perbandingan

terhadap data dari beberapa kali pengukuran dan dicari penyebab jika

terjadi perbedaan terhadap data tersebut. Dari hal-hal tersebut dapat ditarik

kesimpulan tentang performansi pada CDMA 2000 1X EV-DO tersebut

(23)

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang, rumusan

masalah yang dihadapi, tujuan penulisan, batasan masalah, metodelogi

penelitian, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir ini

BAB II LANDASAN TEORI, menjelaskan tentang dasar - dasar teori yang

digunakan dalam melakukan analisis dan pengukuran pada CDMA 2000 1X

EV-DO milik PT Telkom MSC Semarang.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN, menjelaskan tentang rencana kerja

yang akan dilakukan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN, menjelaskan tentang performansi

padaCDMA 2000 1X EV-DOmilik PT Telkom MSC Semarang, pengukuran

dan analisa terhadap hasil pengukuran yang didapat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menjelaskan tentang kesimpulan

yang didapat setelah melakukan analisa terhadap hasil pembahasan dan saran

(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan 3G

Sistem komunikasi 3G menggunakan jaringan layanan digital terpadu

berpita lebar untuk mengakses jaringan-jaringan informasi seperti internet [2],

basis data publik, maupun data pribadi lainnya. Selain itu jaringan ini juga

dioperasikan di berbagai wilayah, yang penduduknya padat maupun jarang serta

melayani pengguna, baik yang diam di tempat (steady/station), maupun yang bergerak dalam kendaraan berkecepatan tinggi (mobile).

Istilah personal communication system (PCS) dan personal communication network (PCN) digunakan untuk menyatakan munculnya sistem generasi ketiga untuk perangkat-perangkat genggam khususnya telepon seluler. Nama lain dari

teknologi tersebut yakni future public land mobile telecommunication systems

yang penggunaannya di seluruh dunia dikenal dengan nama International Mobile Telecommunication 2000 (IMT 2000) dan Universal Mobile Telecommunication System (UMTS).

2.1.1 Universal Mobile Telecommunication System

Universal mobile telecommunication system (UMTS) merupakan suatu sistem komunikasi bergerak generasi ketiga yang diharapkan mampu memberi

layanan sampai 2 Mbps pada frekuensi sekitar 2 GHz [3]. Sistem UMTS yang

diusulkan dibangun dari infrastruktur sistem bergerak (mobile) yang telah ada seperti global system for mobile communication (GSM), advance mobile phone system (AMPS), personal communication system (PCS) dan lain-lain yang berevolusi menuju UMTS. Forum UMTS memperkirakan komunikasi

multimedia berbasis data akan menyumbang sekitar 60% pada lalu lintas

(25)

2.1.2 Wideband Code Division Multiple Access

Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA)yang diperkenalkan secara umum pada tahun 2001-2002 di Jepang dan selanjutnya memasuki daratan

Eropa [4]. Di Amerika Serikat, beberapa alternatif sistem jaringan komunikasi

3G dapat diperoleh operator Global System for Mobile Communication (GSM) dan Time Division Multiple Access (TDMA) yang berkembang ke arah Enhanced

Data rates for Global Evolution (EDGE) dengan WCDMA. WCDMA merupakan sistim operasi generasi ketiga (3G) yang beroperasi pada bandwidth 5

MHz. Rata-rata data sampai 384 kbps untuk area jangkauan yang cukup luas.

Variasi penyebaran dan operasi multi kode telah digunakan untuk mendukung

banyaknya perbedaan batasan access radio. Perbedaan kelas layanan telah didukung oleh Quality of Service (QoS).

2.1.3 CDMA 2000 1X

CDMA 2000 1X (IS-2000) adalah teknologi IMT-2000 (3G), yang dirancang

untuk memberikan kualitas suara dan data kecepatan tinggi. CDMA 2000 1X

merupakan teknologi yang efisien untuk circuit – switched komunikasi suara dan mendukung paket data dengan kecepatan hingga 153,6 kbps di 1,25 MHz radio

tunggal. CDMA 2000 1X adalah 3G pertama (IMT – 2000) yang muncul pada Oktober 2000 dengan peningkatan control channel pada signaling air interface, dengan satu kali (1X) radio transmission [5].

Fitur utama CDMA 2000 1x adalah [5]:

1. Kapasitas suara :

Mendukung 33-40 panggilan suara secara simultan per sector di 1,25 MHz

FDD saluran tunggal. Menggunakan code baru (EVRC-B), ditambahkan

Walsh Code dan pembatalan gangguan handset.

2. Data kecepatan tinggi :

(26)

3. Data throuhphut rata – rata 80-100 kbps

4. Latency rata – rata 250 msec untuk node–ping, RTT 5. Aplikasi :

Mendukung circuit – switched suara, SMS, download ringtone, MMS, permainan, GPS layanan lokal, download musik dan video.

Infrastruktur CDMA 2000 1x dapat dilihat pada Gambar 2.1. Pada gambar 2.1

terdapat beberapa media telekomunikasi seperti telepon seluler, smartphone, dan

laptop yang terhubung pada base station CDMA 2000 1x dan base station

tersebut terhubung pada base station controller (BSC). BSC dihubungkan pada beberapa perangkat seperti Home Locate Register (HLR), Mobile Switching Center (MSC), InterWorking Function (IWF), dan IP Router.

(27)

Keterangan gambar infrastruktur CDMA2000-1X dengan merujuk pada Gambar 2.1 adalah sebagai berikut :

1. Mobile Station

Mobile Station (MS) adalah perangkat mobile yang digunakan pengguna dalam transmisi data. MS berupa cell Phone, PDA, dan Laptop.

2. Base Transceiver Station

Base Transceiver Station (BTS) digunakan sebagai antarmuka yang menghubungkan jaringan CDMA2000-1X dengan perangkat pelanggan dan

mengalokasikan daya yang digunakan oleh pelanggan. BTS adalah seperangkat radio untuk mengirimkan dan menerima sinyal radio [7].

3. Base Station Controller

Base Station Controller (BSC) digunakan sebagai pengontrol BTS yang berada di cakupan areanya. BSC mengatur rute paket dari BTS ke PDSN atau sebaliknya dan trafik dari BTS ke MSC atau sebaliknya.

4. Packet Data serving Network

Packet Data serving Network (PDSN) digunakan untuk mendukung layanan paket data CDMA2000-1X. PDSN berfungsi untuk membentuk, memelihara, dan memutuskan sesi Point to Point Protokol (PPP) dengan pelanggan.

5. Mobile Switching Center

Mobile Switching Center (MSC) terletak dipusat jaringan mobile communication dan bekerja dengan jaringan PSTN.

6. Home Location Register

Home Location Register (HLR) adalah tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Informasi HLR

(28)

7. Visitor Location Register

Visitor Location Register (VLR) bekerja dengan menyimpan dan mengontrol informasi dari Mobile Station (MS). Pelanggan melakukan panggilan dan VLR

mentransmit informasi yang terkait dari MSC.

8. Authentication, Authorization and Accounting

Authentication, Authorization and Accounting (AAA) adalah sebuah server yang mempunyai fungsi untuk authentication yang terkait dengan PPP serta hubungan dengan mobile IP. Authorization berhubungan dengan layanan profil

dan kunci pengaman distribusi. Accounting untung jaringan paket data menggunakan Remote Acces Dial in User Service (RADIUS). AAA server

digunakan juga oleh PDSN utuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR

dan VLR.

9. Router

Router digunakan untuk merutekan sesi data paket antara MS dengan PDSN.

Router akan menjaga kondisi antara Radio Acces Network (RAN) dengan MS.

Router menyediakan buffer bagi paket dari PDSN saat tidak tersedia sumber daya. Router mengirim paket data antar MS dengan PDSN.

2.1.4 CDMA 2000 1x EV-DO Ril 0

CDMA 2000 1X EV-DO rilis 0 (Rel. 0) dirancang dan dioptimalkan untuk

layanan jaringan broadband data sentris dengan kecepatan hingga 2,4 Mbps di 1,25 MHz. CDMA 2000 1X EV-DO rilis 0 (Rel. 0) diluncurkan komersial pada

(29)

Fitur utama CDMA 2000 1x EV-DO Ril 0 adalah [8] :

1. Data broadband :

Mendukung kecepatan hingga 2,4 Mbps pada forward link dan 153 kbps pada

reverse link di 1,25 MHz FDD saluran tunggal. Rata – rata througphut 300-700 kbps dalam forward link dan 70-90 kbps pada reverse link.

2. Latency rata – rata : 110 msec 3. Konektivitas IP :

Memanfaatkan Internet protocol (IP) sehingga mendukung koneksi jaringan

berbasis IP dan aplikasi perangkat lunak.

4. Aplikasi :

Mendukung aplikasi data broadband seperti: internet broadband atau akses VPN, download musik MP3, Game 3D, siaran TV, radio video, FM, dan

download audio.

Arsitektur CDMA 2000 1x EV-DO Ril 0 dapat dilihat pada Gambar 2.2. Pada

Gambar 2.2 terdapat beberapa media telekomunikasi seperti laptop terhubung

(30)

Gambar 2.2 Arsitektur CDMA2000 1x EV-DO Ril 0 [9].

2.1.5 CDMA 2000 1x EV-DO Rev A

CDMA 2000 1X EV-DO Revisi A (TIA-856-A) adalah evolusi dari

CDMA 2000 1x Rel.0 yang mampu meningkatkan data rate pada reverse dan

forward link dengan tujuan mendukung wide – variety of symetric, sensitive

delay, real time, VoIP dan aplikasi data broadband yang mencakup Orthogonal

Frekuency Division Multiplexing (OFDM) sehingga memungkinkan multimedia

broadcast and multicasting services (MBMS).

Kecepatannya yang lebih simetris memungkinkan pengguna untuk

(31)

pribadi dari perangkat mobile. Rev A diluncurkan pada Oktober 2006 dan

merupakan teknologi broadband paling canggih dengan berbasis IP [10].

Arsitektur CDMA 2000 1x EV-DO Rev A dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Pada Gambar 2.3 terdapat beberapa media telekomunikasi seperti laptop

terhubung pada multicarrier base station dan telepon seluler, smartphone, dan

laptop yang terhubung pada multicarrier base station dan multicarrier base

station tersebut terhubung pada base station controller (BSC) untuk mengatur

hubungan pada beberapa perangkat seperti Packet Data Serving Node (PDSN)

yang langsung dihubungkan ke internet sedangkan dari Mobile Switching Center

(MSC) dihubungkan pada Public Switched Telephone Network (PSTN).

(32)

Fitur utama CDMA 2000 1x EV-DO Rev A

1.Data broadband :

mendukung kecepatan forward link hingga 3,1 Mbps dan reverse link 1, 8 Mbps. Dalam jaringan komersial Rev A througphut rata – rata 600 – 1400 kbps dalam forward link dan 500-800 kbps pada reverse link.

2.Peningkatan kapasitas :

Pada kedua forward link dan reverse , Rev A memungkinkan operator mendukung lebih banyak pengguna dan meningkatkan biaya penyediaan

berbasis VoIP, data dan layanan multimedia.

3.Rata – rata latency rendah : dibawah 50 sehingga ideal untuk aplikasi sensitif delay.

4.Kualitas layanan :

Mendukung prioritas dan pengiriman paket individu berdasarkan jenis aplikasi

atau profil pengguna.

5.All-IP :

IP adalah dasar semua CDMA2000. Seperti EV-DO Rel 0, All-IP jaringan

Rev A memungkinkan operator menyediakan layanan yang fleksibel dan

efisien terhadap bandwidth yang lebih tinggi dan dengan penghematan biaya yang signifikan.

6.Layanan :

(33)

2.1.6 CDMA 2000 1x EV-DO Rev B

CDMA 2000 1X EVDO REV B merupakan langkah – langkah evolusioner dari CDMA2000 1xEV-DO Rev A yang lebih meningkatkan penggunaan

broadband dan kapasitas jaringan dengan software dan upgrade perangkat keras. Perangkat lunak yang berbasis multicarrier EV-DO memungkinkan lalu – lintas data mengalir diseluruh bandwidth yang lebih besar untuk meningkatkan tarif data pengguna dan latency dikedua downlink dan uplink, serta meningkatkan

kapasitas sistem melalui efisiensi trunk. Pilihan untuk menggunakan kartu saluran baru, EV-DO Rev B lebih lanjut meningkatkan kecepatan downlink 14,7 Mbps pada saluran 5 MHz dan meningkatkan kapasitas uplink mencapai 65% dengan teknik seperti interference cancellation.

Standar Rev B diterbitkan oleh Third Generation Partnership Project 2 (3GPP2) dalam dokumen nomor 3GPP2 C.S0024-B dan oleh

Telecommunications Industry Association (TIA) dan Electronics Industry Association as TIA/EIA/IS-856-B. Rev B dimasukkan dalam standar IMT-2000 CDMA 2000 oleh International Telecommunication Union (ITU). Multicarrier

EV-DO menjadi komersial pada Januari 2010 [11].

arsitektur CDMA 2000 1x EV-DO Rev B dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Pada Gambar 2.4 terdapat beberapa media telekomunikasi seperti laptop

(34)

Gambar 2.4 Arsitektur CDMA 2000 1x EV-DO Rev B [9].

Fitur utama CDMA 2000 1x EV-DO Rev B

1.Kecepatan broadband multi mega bit per detik :

Dalam pelaksanaannya multicarrier EV-DO upgrade software memberikan

data rate hingga 9,3 Mbps pada downlink dan 5,4 Mbps pada uplink, dan dengan upgrade hardware Rev B, data rate downlink menjadi 14,7 Mbps. 2.Rata – rata latency sangat rendah : dibawah 35ms sehingga mampu untuk

aplikasi delay sensitive.

3.Kualitas layanan :

Mendukung prioritas dan pengiriman paket individu berdasarkan jenis aplikasi

atau profil pengguna

4.All-IP :

(35)

5.Kualitas layanan :

Dengan adanya kecepatan broadband multi mega bit per detik multicarrier

EV-BO Rev B menawarkan koneksi broadband dalam lingkungan mobile dan dukungan aplikasi bandwidth – intensif. Dengan demikian operator dapat mempertimbangkan adanya hot zones dimana permintaan untuk data yang tinggi didaerah padat penduduk. Latency yang rendah meningkatkan kinerja aplikasi delay sensistif seperti VoIP, push-to-x (suara, video, musik), konferensi video, layanan multimedia. Selain itu, meningkatkan OFDM

berbasis kemampuan multicasting yang memungkinkan pengiriman konten multimedia.

2.2

Quality of Service

QoS didefenisikan sebagai suatu pengukuran tentang seberapa baik suatu jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik

dan sifat dari suatu layanan. QoS mengacu pada kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu

dengan teknologi yang berbeda-beda. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi layanan yang berbeda yang menggunakan infrastruktur yang sama.

Kinerja jaringan dapat bervariasi akibat dari beberapa masalah,seperti

halnya masalah bandwidth, delay, jitter, trougput, dan packet loss yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi beberapa aplikasi. Sebagai contoh,

komunikasi suara atau video streaming dapat membuat pengguna mengeluh ketika paket data yang dialirkan di atas bandwidth yang tidak cukup baik dengan delay yang tidak dapat diprediksi atau jitter yang berlebihan. Fitur

(36)

Beberapa alasan yang menyebabkan QoS penting adalah :

1. Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis.

2. Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.

3. Merespon perubahan aliran trafik yang ada di jaringan.

4. Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti voice dan video.

Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika proses

transmisi data dari asal sampai tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah

dilihat dari sudut pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan

parameter-parameter QoS. Beberapa parameter yang dijadikan referensi umum untuk dapat melihat performansi dari jaringan IP adalah packetloss dan

delay [16].

2.2.1 Throughput

Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dengan satuan bps (bit per second). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sampai ke tujuan selama interval tertentu dibagi oleh

durasi interval waktu tersebut [17]. Ada juga yang disebut dengan goodput.

Goodput merupakan kecepatan transfer yang berada antara aplikasi di pengirim ke aplikasi di penerima.

2.2.2 Packet Loss

(37)

mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun bandwidth yang disediakan mencukupi [17].

Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Secara umum perangkat jaringan memiliki buffer

(tampungan sementara) untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi

congestion yang cukup lama, maka buffer akan penuh dan tidak bisa menampung data baru yang akan diterima, sehingga mengakibatkan paket

selanjutnya hilang.

Berdasarkan standar ITU-T X.642 (rekomendasi X.642 International Telecommunication Union) ditentukan persentase packet loss untuk jaringan adalah

 Sangat bagus (0 - 1%),

 Bagus (1% - 3% ),

 Sedang (4% - 15%), dan

 Buruk (16% - 25%).

2.2.3 Delay (Latency)

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,

congestion, atau juga waktu proses yang lama [17]. Selain itu adanya antrian atau mengambil rute lain untuk menghindari kemacetan juga dapat

mempengaruhi delay.

Berdasarkan standar ITU-T X.642 (rekomendasi X.642 International Telecommunication Union) ditentukan persentase delay untuk jaringan adalah

Excellent (< 150 ms),

Good (150 s/d 300 ms),

Poor (300 s/d 450 ms), dan

(38)

2.2.4 Jitter

Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu

delay besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay kecil [14]. Jitter dapat diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang (reasembly)

paket-paket di akhir perjalanan.

2.2.5 Reliability

Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan

realibility yang berbeda [17]. Jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konferensi audio atau saluran telepon.

2.2.6 Bandwidth

Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang

berbeda.Dalam beberapa aplikasi, kebutuhan akan parameter QoS berbeda-beda [17].

Tabel 2.8 memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk e-mail sangat tinggi terhadap reliability, begitu juga dengan file transfer (FTP). Namun, e-mail

(39)

Tabel 2.1 Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS [16]

Besarnya nilai delay dan jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya antrian antar paket (congestion) yang ada pada saat pengiriman paket paket data [17]. Semakin besar beban trafik di dalam

jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion

dengan demikian nilai delay dan jitter akan semakin besar. Semakin besar nilai delay dan jitter akan mengakibatkan nilai kualitas jaringanakan semakin turun. Hal ini mempunyai pengaruh untuk parameter throughput dan

utilization. Adapun pengaruhnya yaitu semakin besar nilai delay dan jitter, maka throughput dan utilization semakin kecil. Throughput dan delay

termasuk 2 faktor yang mempengaruhi congestion dalamperformansi jaringan [18].

2.3 Metode Statistika

Proses mengolah data dalam tugas akhir ini digunakan beberapa rumus

statistik. Untuk data pengukuran digunakan perhitungan mean (nilai rata-rata) .

2.3.1 Mean (Rata-Rata)

Mean adalah ukuran rata-rata yang merupakan penjumlahan dari seluruh

(40)

n

Proses pengukuran dalam Tugas Akhir ini akan menggunakan Software Axence Net Tool dan DU Meter.

2.4.1 Software Axence Net Tool

Software Axence Net Tool ini dibuat oleh Axence Sofware, Inc yang berfungsi untuk memonitor performansi jaringan dengan cepat. Axence Net Tool berbasis grafik (GUI) sehingga dapat mudah dipahami.

Gambar 2.9 memperlihatkan Axence Net Tool sedang melakukan monitoring terhadap packet loss pada alamat address tertentu serta menunjukan grafiknya, dan terdapat beberapa fungsi dan menu untuk membantu proses

pengukuran.

Terdapat berbagai macam menu yang dapat digunakan untuk mengukur

performansi jaringan

New Watch

Menu ini menampilkan host yang dimonitor, response time dan paket

yang dikirim maupun yang hilang. Terdapat juga grafik yang

menunjukkan antara response time dan packet lost (%).

Win Tool

Untuk mengidentifikasi informasi tentang perangkat atau device yang dimiliki suatu host.

Ping

Melakukan pengecekan terhadap koneksi suatu host dengan proses

(41)

Local Info

Menampilkan beberapa tabel informasi tentang konfigurasi jaringan

seperti statistik TCP/UDPdan ICMP, IP address table, ARP table, IP

routing table, dan informasi network adapter.

Net Stat

Menampilkan daftar koneksi yang masuk dan koneksi yang keluar,

dan informasi tentang port-port TCP/UDP.

Trace

Menunjukkan rute koneksi dan informasi yang dilakukan suatu host. Lookup

Untuk mengetahui informasi tentang DNS (Domain Name Server) Bandwidth

Untuk mengetahui berapa bandwidth yang ada di jaringan.

Net Check

Untuk mengukur kualitas hardware yang ada di jaringan.

TCP/IP Workshop

Untuk melakukan troubleshooting terhadap koneksi TCP dan UDP

serta melakukan tes terhadap layanan yang berbeda.

ScanHost

Melakukan scanning terhadap host yang berada di jaringan beserta

port-port yang digunakan.

Scan Network

Melakukan scanning terhadap jaringan untuk menemukan IP address,

nama host, MAC, service, system dan response time. SNMP

(42)

Gambar 2.5 Screenshootsoftware Axence Net Tool

2.4.2 DU Meter

DU Meter merupakan sebuah software untuk mengukur kecepatan transfer

data aktual atau throughput sebuah jaringan. Gambar 2.10 memperlihatkan tampilan data dari DU Meter, tanda anak panah ke bawah dengan warna merah

menunjukkan transfer rate karena aktivitas download, sedangkan tanda panah hijau dengan tanda panah menunjuk ke atas menunjukkan transfer rate karena aktivitas upload.

(43)

26

BAB III

PERANCANGAN

3.1Deskripsi Pengujian

Dalam tugas akhir ini, pengukuran dan pengujian akan dilakukan oleh

penulis untuk mengetahui kinerja jaringan CDMA 2000 1XEV-DO milik PT.

Telkom MSC Semarang. Peneliti akan melakukan penelitian kualitas jaringan

jaringan CDMA2000 1X EV-DO Rev.A menggunakan layanan Flexi Mobile Broadband.

Pengukuran dilakukan di 3 node. Node 1 terletak di Jl.Pahlawan, node

2 berada di Telkom Divre 4 dan node 3 berada di Simpang Lima Timur. Peneliti menguji dengan cara melakukan proses download file melalui web server yaitu 4shared. Peneliti menggunakan sample file dengan ukuran 1 MB, 5 MB, dan 30 MB yang akan digunakan pada saat pengukuran. Pengukuran

akan dilakukan sebanyak 5 kali dalam sehari pada keadaan normal dan

keadaan sibuk di tiap node. Keadaan sibuk dalam keadaan traffic padat dengan jumlah user : ± 200 sedangkan untuk keadaan normal dalam keadaan

traffic renggang dengan jumlah user : ± 50 (berdasarkan wawancara dengan karyawan).

3.2Perangkat Monitoring

Perangkat monitoring yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

Axence Net Tool dan DU Meter.

3.3Tempat dan waktu Pengujian

Pengujian dilakukan pada tempat – tempat yang dalam wilayah jaringan CDMA 2000 1XEV-DO di Semarang. Pengukuran dilakukan di 3

(44)

dengan jarak titik pengukuran ke BTS sangat dekat dan tidak terhalang

bangunan, node 2 berada di Telkom Divre 4 pengukuran dilakukan di indoor

dengan jarak titik pengukuran ke BTS jauh dan terhalang bangunan dan node

3 berada di Simpang Lima Timur pengukuran dilakukan di indoor dengan jarak titik pengukuran ke BTS menengah dan tidak terhalang bangunan.

Waktu pengujian jam masing-masing pada saat keadaan normal yaitu

sebelum jam 12.00 dan keadaan sibuk yaitu setelah jam 12.00.

(45)

3.4 Arsitektur Jaringan

Gambar 3.1 menunjukkan jaringan yang dimiliki oleh PT.

Telekomunikasi, Tbk Semarang. Jaringan menghubungkan jaringan CDMA

2000 1X EV-DO dengan pelanggan.

Gambar 3.2 Arsitektur jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang

dianalisis

Gambar 3.1 merupakan model jaringan dari CDMA 2000 1X EV-DO

yang akan diambil data packetloss, delay, dan troughput oleh peneliti. Terdapat beberapa asumsi sebelum melakukan pengukuran terhadap kinerja

CDMA 2000 1X EV-DO. Asumsi tersebut yaitu:

1. Pengukuran yang dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi internal

yang ada dalam jaringan CDMA 2000 1X EV-DO, misalkan gangguan

(46)

2. Pengukuran dilakukan menggunakan jaringan CDMA 2000 1X EV-DO

milik PT. Telkom Semarang dari laptop menggunakan modem langsung

ke jaringan CDMA 2000 1X EV-DO.

3.5Pengolahan dan Analisis Data

3.5.1 Throughput

Pengukuran akan dilakukan dengan cara mengunduh dari webserver di internet melalui jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang dimiliki PT.Telkom

Semarang. File yang akan diunduh berbeda yaitu jpg, mp3, dan mp4 dengan ukuran masing-masing 1 MB, 5 MB, 30 MB. Pada saat 1 file diunduh dilakukan pengambilan data sebanyak 5 kali.

Pengukuran dilakukan dalam sehari sebanyak 5 kali pengambilan data

masing-masing pada saat keadaan normal yaitu sebelum jam 12.00 dan

keadaan sibuk yaitu setelah jam 12.00. Pengukuran menggunakan DU meter

bisa didapatkan besar kecilnya throughput dari jaringan tersebut. Hasil pengukuran akan dibandingkan dengan standarisasi CDMA 2000 1X EV-DO

Rev.A untuk mengetahui hasil pengukuran besar kecilnya throughput tersebut termasuk dalam kualitas yang baik atau buruk.

3.5.2 Delay (latency)

Pengukuran akan dilakukan dengan cara mengunduh dari webserver

di internet melalui jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang dimiliki

PT.Telkom Semarang. File yang akan diunduh berbeda yaitu jpg, mp3, dan mp4 dengan ukuran masing-masing 1 MB, 5 MB, 30 MB. Pada saat 1 file

diunduh dilakukan pengambilan data sebanyak 5 kali.

Pengukuran dilakukan dalam sehari sebanyak 5 kali pengambilan data

masing-masing pada saat keadaan normal yaitu sebelum jam 12.00 dan

(47)

sehingga dapat dilihat waktu yang dibutuhkan data yang diambil dari server

internet tertentu sampai ke client.

Hasil pengukuran akan dibandingkan dengan standarisasi ITU-T X 642

untuk mengetahui hasil pengukuran besar kecilnya delay (latency) tersebut termasuk dalam kualitas yang baik atau buruk. Tabel 3.1 menunjukkan standar

delay(latency) yang dimiliki ITU-T X 642.

Tabel 3.1 Standar Delay [16]

KATEGORI BESAR DELAY

Excellent < 150 ms

Good 150 s/d 300 ms

Poor 300 s/d 450 ms

Unacceptable > 450 ms

3.5.3 Packet loss

Packetloss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang Pengukuran

Packetloss menggunakan software yang berbeda, yaitu Axence Net Tool.

Dengan menggunakan software ini, besar kecilnya paket yang hilang dapat

dilihat pada saat transmisi data. Berdasarkan standar ITU-T X.642

(rekomendasi X.642 International Telecommunication Union), standar prosentase packetloss untuk jaringan adalah sebagai berikut:

Sangat bagus (0-1%), Bagus (1%-3% ), Sedang (4% - 15%), dan Buruk (16%

(48)

Tabel 3.2 Standar Packetloss [16]

KATEGORI PACKET LOSS

Sangat bagus 0 – 1% Bagus 1 – 3% Sedang 4 – 15% Buruk 16– 25%

3.6Rencana Kerja

Rencana kerja yang akan dilakukan selama proses pengukuran

jaringan adalah sebagai berikut :

1. Memastikan model jaringan yang akan diukur, jaringan CDMA 2000

1X-EVDO milik PT.Telkom MSC Semarang.

2. Pengukuran dilakukan di 3 node. Node 1 terletak di Jl.Pahlawan, node 2 berada di Telkom Divre 4 dan node 3 berada di Simpang Lima Timur. 3. Mengunduh 3 file yang berbeda yaitu jpg, mp3, dan mp4 dengan ukuran

masing-masing 1 MB, 5 MB, 30 MB dari 1 webserver melalui jaringan CDMA 2000 1X EV-DO untuk mengukur delay (latency), throughput

dan packetloss

4. Pengukuran throughput dan delay menggunakan DU meter sedangkan untuk mengukur packet loss menggunakan software Axence Net Tool.

5. Pengukuran dilakukan selama lima hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis,

Jumat). Pengukuran dilakukan dalam sehari sebanyak 5 kali pengambilan

(49)

dan keadaan sibuk yaitu setelah jam 12.00 dengan ukuran file

masing-masing 1 MB, 5 MB, 30 MB.

6. Melihat output pada setiap alat pengukuran untuk dapat melihat hasil pengukuran dari throughput, delay dan packet loss.

3.7 Rencana Analisa

Rencana analisa data yang akan digunakan dalam proses analisa

adalah sebagai berikut:

1. Mengambil rata-rata dari data yang telah diambil meliputi rata-rata

throughput, delay, dan packetloss. Rata-rata tersebut dipisahkan menurut ukuran file 1 MB, 5 MB, dan 30 MB. Rata-rata yang digunakan adalah rata-rata dari setiap pengambilan data.

2. Menganalisa semua data dari 5 hari pengukuran.

3. Menganalisa parameter throughput, delay, dan packetloss berdasarkan ukuran file, berdasarkan hari, berdasarkan node, dan menganalisa secara keseluruhan.

4. Menampilkan hasil analisa dalam bentuk grafik dan tabel.

(50)

33

BAB IV

DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN

4.1 DATA PENELITIAN dan ANALISIS BERDASARKAN UKURAN

FILE

Pengukuran dilakukan di 3 node. Node 1 terletak di Jl Pahlawan, node 2 berada di Telkom Divre 4 dan node 3 berada di Simpang Lima Timur. Hasil pengukuran 3 node yang didapat selama lima hari berupa rata-rata dari delay (latency), packetloss, dan throughput ditunjukkan dalam bentuk tabel dan grafik tabel di bawah ini.

4.1.1 Delay (latency)

Tabel 4.1 menunjukkan data pengukuran rata-rata delay (latency) selama 5 hari. Delay selama 5 hari juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.1

berdasarkan ukuran file yang diunduh pada saat kondisi normal dan sibuk.

Tabel 4.1 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) selama 5 hari (dalam ms).

file

(51)

(latency) juga semakin besar. Besar delay (latency) akan mencapai kondisi yang hampir sama pada saat ukuran file 30 MB terlepas apakah pada saat keadaan normal atau keadaan sibuk.

Delay saat kondisi sibuk lebih besar dari pada saat kondisi normal pada semua ukuran file. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic jaringan pada saat kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini sesuai

dengan teori yang sudah ada di bab 2, yaitusemakin besar beban traffic di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion,

sehingga nilai delay akan semakin besar

Gambar 4.1 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan ukuran file. 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90

0 10000 20000 30000 40000

D

e

lay

(

Late

n

cy

)

Delay (Latency)

(52)

4.1.2 Throughput

Tabel 4.2 menunjukkan data pengukuran rata-rata throughput selama 5 hari. Throughput selama 5 hari juga dapat digambarkan pada Gambar 4.2 berdasarkan ukuran file yang diunduh.

Tabel 4.2 Data Pengukuran rata-rata Throughput selama 5 hari (dalam Kbps).

file

Normal Node 1

Sibuk Node 2

Normal Node 2

Sibuk Node 2

Normal Node 3

Sibuk Node 3

1 MB

128.904 48.88 206.076 63.732 181.56 53.308

5 MB

672.576 445.84 717.684 432.848 733.664 442.12

30 MB

1172.234 891.135 1104.246 911.144 1085.148 895.6

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada node 1 throughput pada keadaan normal selalu lebih besar dari pada keadaan sibuk jadi semakin besar throughput,

kualitas jaringan semakin baik. Sebagai contoh file dengan ukuran 5 MB pada

node 1 sebesar 717.684 Kbps pada saat kondisi normal dan 432.848 Kbps pada saat kondisi sibuk. Ini berarti kualitas jaringan pada node 1 lebih baik waktu normal dari pada keadaan sibuk. Jika mengacu pada BAB 2 sesuai dengan teori

throughput yaitu semakin besar throughtput pada sebuah jaringan semakin baik juga kualitas jaringannya.

Besar throughput dari ketiga node hampir sama ketika keadaan normal. Pada keadaan sibuk, throughput di ketiga node dalam kondisi yang sama.

Throughput saat kondisi normal lebih tinggi daripada kondisi sibuk. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic pada kondisi sibuk lebih tinggi sehingga throughput

(53)

Gambar 4. 2 Grafik pengukuran Throughput berdasarkan ukuran file.

4.1.3 Packetloss

Tabel 4.3 menunjukkan data pengukuran rata-rata packetloss selama 5 hari. Packetloss selama 5 hari juga dapat digambarkan pada Gambar 4.3 hari berdasarkan ukuran file yang diunduh.

Tabel 4.3 Data Pengukuran rata-rata packetloss selama 5 hari (dalam %).

file

Gambar 4.3 Grafik pengukuran Packetloss berdasarkan ukuran file. 0

0 10000 20000 30000 40000

(54)

Kinerja packetloss pada Gambar 4.3 menunjukkan perbedaan packetloss

pada 3 node jaringan berbeda. Ketiga besar packetloss dalam kondisi normal di masing-masing node dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU.T X.642, yaitu kurang dari 1%. Dalam kondisi sibuk, ketiga besar packetloss untuk ukuran file 30 MB masuk dalam kategori bagus karena antara 1 s/d 3%.

Trendline packetloss menunjukkan semakin besar ukuran file, grafik packetloss

semakin naik.

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

0 10000 20000 30000 40000

Pack

e

tloss (%

)

Packetloss

(55)

4.2 DATA PENELITIAN dan ANALISIS BERDASARKAN HARI

4.2.1 Delay (latency)

Tabel 4.4 menunjukkan data didapat selama lima hari berupa rata-rata dari

delay (latency) berdasarkan hari di ketiga node. Delay (latency) berdasarkan hari juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.4 berdasarkan hari dengan

ukuran file 30 MB.

Tabel 4.4 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) berdasarkan hari(dalam s).

Hari

konsistensi unjuk kerja jaringan selama 5 hari.

Kemudian pada keadaan sibuk di semua node menunjukkan delay yang tinggi dan delay perharinya tidak konsisten yaitu menjadi semakin besar tetapi terjadi kondisi naik turun perharinya. Perbedaan ini bisa terjadi karena traffic yang tinggi pada waktu keadaan sibuk dan keadaan normal. Dalam keadaan sibuk

(56)

Gambar 4.4 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan hari

4.2.2 Throughput

Tabel 4.5 menunjukkan data didapat selama lima hari berupa rata-rata dari

throughput berdasarkan hari di ketiga node. Throughput berdasarkan hari juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.5 berdasarkan hari dengan

ukuran file 30 MB.

Tabel 4.5 Data Pengukuran rata-rata throughput berdasarkan hari (dalam Kbps)

Hari

Senin Selasa Rabu Kamis jumat

(57)

Grafik throughput 4.5 menunjukkan throghput di ketiga node dalam keadaan sibuk dan normal selama lima hari. Dari ketiga node throughput terlihat perbedaan antara keadaan sibuk terlihat throughput lebih kecil dari pada keadaan normal. Terlihat pada keadaan normal di ketiga node naik turunnya throughput

selama lima hari, akan tetapi dalam keadaan sibuk di ketiga node menunjukkan

throughput yang hampir terlihat sama yaitu dibawah 1400 kbps ini dikarenakan banyaknya pengguna jaringan tersebut dalam keadaan sibuk, sehingga besarnya

throughput menjadi semakin kecil. Ini sesuai dengan teori bahwa semakin besar

throughput maka semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk membuat kualitas throughput lebih kecil dari pada jam normal. Dari ketiga

node selama 5 hari cenderung terlihat sama karena throughput waktu sibuk selalu dibawah waktu normal jadi kualitas jaringan waktu normal lebih baik dari pada

waktu sibuk.

Gambar 4.5 Grafik pengukuran throughput berdasarkan hari.

0

Senin Selasa Rabu Kamis jumat

(58)

4.2.3 Packetloss

Tabel 4.6 menunjukkan data didapat selama lima hari berupa rata-rata dari

packetloss berdasarkan hari di ketiga node. Packetloss berdasarkan hari juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.6 berdasarkan hari dengan ukuran file

30 MB.

Tabel 4.6 Data Pengukuran rata-rata packetloss berdasarkan hari (dalam %)

Hari keadaan sibuk dan normal selama lima hari. Dari ketiga node packetloss terlihat perbedaan antara keadaan sibuk terlihat packetloss lebih besar dari pada keadaan normal. Packetloss pada Node 1 dalam kondisi sibuk terlihat tidak stabil dilihat dari hari senin sampai jumat, terjadi persamaan dengan node 2 dan node 3 yang kondisinya kurang stabil karena pada hari jumat di node 2 dan hari kamis di

node 3 menunjukan packetloss yang cukup besar dari hari-hari biasa. Ketiga besar packet loss dalam kondisi normal di masing-masing node dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU yaitu kurang dari 1% sedangkan dalam

kondisi sibuk ketiga besar packet loss masuk dalam kategori bagus karena antara

(59)

Gambar 4.6 Grafik pengukuran packetloss berdasarkan hari.

4.3 DATA PENELITIAN dan ANALISIS BERDASARKAN NODE

4.3.1 Delay (latency)

Tabel 4.7 menunjukkan data berupa rata-rata dari delay (latency)

berdasarkan node. Delay (latency) berdasarkan node juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.7 berdasarkan node dengan ukuran file yang berbeda.

Tabel 4.7 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) berdasarkan node (dalam ms).

Senin Selasa Rabu Kamis jumat

(60)

Kinerja tiap node mendukung hasil rata-rata keseluruhan di bagian hasil penelitian berdasarkan ukuran file.

Hal ini menunjukkan di semua node pada saat kondisi normal mempunyai

delay (latency) terkecil dibandingkan dengan kondisi sibuk dikarenakan beban dari jaringan juga kecil.

Gambar 4.7 Grafik pengukuran delay(latency) berdasarkan node.

4.3.2 Throughput

Tabel 4.8 menunjukkan data berupa rata-rata dari throughput berdasarkan

node. Throughput berdasarkan node juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.8 dengan ukuran file yang berbeda.

Tabel 4.8 Data Pengukuran rata-rata throughput berdasarkan node (dalam Kbps)

206.076 63.732 717.684 432.848 1104.246 911.144

(61)

Grafik throughput 4.8 menunjukkan throughput dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 1 MB, 3MB, dan 30 MB diketiga node. Terlihat perbedaan throughput yang tidak terlalu jauh antara node 1, node 2 , dan node 3 jika dilihat dari ukuran file yang sama. Perbedaan ketiga kondisi jaringan untuk

throughput diketiga node dalam kondisi normal mempunyai throughput yang paling besar dibandingkan kondisi sibuk. Kondisi sibuk mempunyai throughput

yang paling kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk

mempunyai beban jaringan yang cukup besar.

Gambar 4.8 Grafik pengukuran throughput berdasarkan node.

4.3.3 Packetloss

Tabel 4.9 menunjukkan data berupa rata-rata dari packetloss berdasarkan

node. Packetloss berdasarkan node juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.9 dengan ukuran file yang berbeda.

(62)

Tabel 4.9 Data Pengukuran rata-rata packetloss berdasarkan node (dalam %)

sehingga tidak mengurangi efisiensi jaringan sedangkan untuk node lainya selain ukuran 1 MB masih terdapat paket yang terbuang. Untuk node 3 ukuran 1 MB terlihat adanya packetloss sedangkan untuk node lainnya tidak terlihat adanya

paketloss ini terjadi karena banyaknya pengguna jaringan di node 1 dibandingkan dengan node lainnya dan besarnya packetloss di node 1 memiliki packetloss

terbesar diantara node lainnya.

Gambar 4.9 Grafik pengukuran packetloss berdasarkan node.

(63)

4.4 ANALISIS KESELURUHAN DI NODE 1, NODE 2 dan NODE 3

Kinerja ketiga node CDMA 2000 1X-EVDO di BTS Simpang Lima milik PT.Telkom Semarang termasuk dalam kategori baik.

Delay (latency) untuk semua node dalam kategori excellent sesuai dengan standar delay dari ITU-T X.642. Ukuran file 1 MB, 5 MB dan 30 MB termasuk dalam kondisi excellent yaitu kurang dari 150 ms/0.15 second.

Sedangkan untuk besarnya throughput pada keadaan normal kondisinya

lebih besar daripada kondisi sibuk karena semakin besar throughput maka semakin baik kualitas jaringan tersebut. Ini terjadi karena banyaknya pengguna

pada keadaan sibuk dibandingkan dengan keadaan normal sehingga traffic

menjadi lebih tinggi.

Ketiga besar packetloss dalam kondisi normal di masing-masing node

dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari

(64)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penghitungan dan analisa kinerja jaringan CDMA 2000 1X-EVDO di

BTS Simpang Lima milik PT Telkom Semarang, kesimpulan yang dapat ditarik

adalah sebagai berikut :

1. Secara keseluruhan kinerja jaringan jaringan CDMA 2000 1X-EVDO di BTS

Simpang Lima milik PT Telkom Semarang sudah termasuk baik menurut

standarisasi ITU-T X.642 karena kinerja jaringan pada saat kondisi normal dan

sibuk tidak menemukan permasalahan.

2. Delay (latency) untuk semua node dalam kategori excellent sesuai dengan standar delay dari ITU-T X.642. Semakin banyak pengguna dan semakin tinggi beban jaringan, delay juga semakin besar.

3. Throughput saat kondisi normal dan sibuk dalam kategori bagus. Pada kondisi normal throughput lebih besar dibandingkan throughput pada kondisi sibuk. 4. Besar packeloss dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T

X.642 yaitu kurang dari 1% sedangkan dalam kondisi sibuk ketiga besar

packetloss masuk dalam kategori bagus karena antara 1 s/d 3%.

5.2. Saran

Beberapa saran dari penulis agar peneliti selanjutnya dapat memperhatikan

hal-hal di bawah ini, guna perbaikan ke arah yang lebih baik. Adapun saran tersebut

adalah:

1. Pengambilan data untuk penghitungan kinerja parameter-parameter jaringan

(65)

yang lebih akurat, penelitian perlu dilakukan pengambilan data dalam jangka

waktu tertentu dan lebih dari lima kali dalam sehari sesuai dengan standar ilmu

statistika.

2. Pada penelitian ini masih banyak kekurangan dari segi pengambilan data seperti

perlunya mengambil data lebih dari 30 kali pengambilan data agar data yang

didapat lebih akurat dan beberapa perhitungan yang bisa mengubah nilai dari

data yang didapat. Pengujian mendatang diharapkan lebih memperhatikan

aspek – aspek seperti perangkat media user yang digunakan, kondisi area pengujian, posisi saat pengambilan data, dan mobilitas pengambilan data untuk

Gambar

Gambar 2.1 Infrastruktur CDMA 2000 1x [6].
Gambar 2.2 terdapat beberapa media telekomunikasi seperti laptop terhubung
Gambar 2.2 Arsitektur CDMA2000 1x  EV-DO Ril 0 [9].
Gambar 2.3 Arsitektur CDMA 2000 1x  EV-DO Rev A [9]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji Duncan 5% dapat disimpulkan bahwa perlakuan enzim baik dari bakteri P.pseudomallei, K.ozaenae, dan kombinasi keduanya, sama- sama memberikan pengaruh

Tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya peluang perpindahan konsumen maskapai penerbangan rute Manado-Jakarta, dan memprediksi peluang perpindahan maskapai Batik Air,

(2016), media ular tangga bercerita mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan riset Purwaningsih dan Maesaroh (2016), permainan ular tangga mampu

Kesimpulan dari hasil peneilitan dan pembahasan yang telah diuraikan adalah terdapat kontribusi antara daya ledak tungkai, panjang tungkai dan kecepatan lari

Analisis kandungan zerumbone pada rimpang lempuyang gajah( Zingiber zerumbet (L).J.E Smith) dengan berbagai metode ekstraksi dan variasi cairan penyari dilakukan dengan

Karya ilmiah yang ditulis oleh Susanto dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas, solvabiitas dan ukuran perusahaan terhadap harga pasar

Beberapa permasalahan yang akan penulis garis bawahi dalam penelitian ini adalah bagaimana transaksi non-tunai (cash-less transaction) dalam penggunaan APMK (Alat

Dalam melakukan usecase info pelanggan, pelanggan hanya dapat mengakses table pelanggan untuk memverifikasi login dan melihat data diri pelanggan tersebut, dan