ANALISIS KINERJA UNTUK AKSES DATA BERBASIS HTTP
PADA JARINGAN CDMA 2000 1X EV-DO DI BTS SIMPANG
LIMA “STUDI KASUS P.T TELKOM MSC SEMARANG”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Oleh:
Ryan Herdianto
075314036
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PERFORMANCE ANALYSIS FOR DATA ACCESS NETWORK
BASED ON HTTP CDMA 2000 1X EV-DO IN BTS SIMPANG
LIMA "CASE STUDY PT TELKOM MSC SEMARANG"
A THESIS
Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Komputer Degree
in Informatics Engineering Study Program
By:
Ryan Herdianto
075314036
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY
viii
ABSTRAK
Code Division Multiple Access (CDMA) adalah salah satu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain kode. Teknik multipleksing CDMA mampu memberikan solusi penyediaan kapasitas yang lebih
besar dalam proses pentransmisiannya. Penulis akan mengukur kinerja jaringan
CDMA 2000 1X EV-DO di BTS Simpang Lima milik PT.Telkom Semarang yang
belum pernah dilakukan pengukuran sebelumnya. Parameter kinerja jaringan yang
diukur dan dihitung adalah delay, throughput, dan packetloss.
Dalam skripsi ini, pengukuran kinerja jaringan dilakukan dalam keadaan
normal dan sibuk. Pengukuran dilakukan di 3 node. Peneliti menguji dengan cara melakukan proses download file melalui webserver pada saat proses download
tersebut peneliti akan mengukur kinerjanya dengan menggunakan software pengukur jaringan. Peneliti menggunakan sample file dengan ukuran 1 MB, 5 MB, dan 30 MB yang akan digunakan pada saat pengukuran.
Kinerja ketiga node pada jaringan CDMA 2000 1X-EVDO di BTS Simpang Lima milik PT.Telkom Semarang termasuk dalam kategori baik. Delay (latency)
untuk semua node dalam kategori excellent dan good sesuai dengan standar delay dari
ITU-T X.642. Throughput pada keadaan normal dan sibuk dalam kategori bagus sesuai standar CDMA 2000 1X EV-DO. Packetloss dalam kondisi normal di
masing-masing node dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari 1% sedangkan dalam kondisi sibuk ketiga besar packetloss masuk dalam kategori bagus karena antara 1 s/d 3%.
ix
ABSTRACT
Code Division Multiple Access (CDMA) is a multiple access technique that
separates the conversations in the code domain. CDMA multiplexing techniques to
provide solutions providing greater capacity in the transmission process.. The author
will measure the performance of the CDMA 2000 1X EV-DO base stations belonging
PT.Telkom Semarang Simpang Lima that has never been measured before. Network
performance parameters are measured and calculated delay, throughput and
packetloss.
In this thesis, network performance measurements carried out in normal and
busy. Measurements were made on 3 nodes. Researchers tested by carrying out the
process of downloading files via the webserver during the download process, the
researcher will measure its performance by using software measurement network.
Researchers used a sample file with a size of 1 MB, 5 MB, and 30 MB to be used at
the time of measurement.
Performance of the three nodes on the CDMA 2000 1X-EVDO in base
stations belonging PT.Telkom Semarang Simpang Lima included in the category of
good.Delay (latency) for all nodes in the category of excellent and good according to
the standard delay of the ITU-T X.642. Throughput in normal and busy in the
category of good standard CDMA 2000 1X EV-DO. Packetloss in normal conditions
at each node in the very good category in accordance with ITU-T X.642 standard that
is less than 1%, while the condition of three major packetloss busy in the category of
good between 1 and 3%.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan anugerah yang
telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Analisis
Kinerja Untuk Akses Data Berbasis HTTP Pada Jaringan CDMA 2000 1X
EV-DO di BTS Simpang Lima “Studi Kasus PT.Telkom MSC Semarang”.
ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas
dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah menjawab semua doa-doa penulis dan
mencurahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi.
3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika.
4. Bapak Damar Widjaja, S.T, M.T., selaku dosen pembimbing tugas akhir dari
penulis.
5. Bapak Albertus Agung Hadhiatma, S.T., M.T. dan Bapak Iwan Binanto, S.Si.,
M.Cs. selaku penguji tugas akhir ini.
6. Orangtua dan adik dari penulis yang telah memberi dukungan doa, materi,
serta semangat. Tanpa semua itu penulis tidak akan memperoleh kesempatan
untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan akhirnya dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
7. Kristi, Thomas, Yudy, Franky, Koco, Alfa, Surya, Domi, Yonas, dan
Teman-teman dari penulis di Teknik Informatika angkatan 2007 yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, namun mereka semua sangat berkesan bagi penulis.
8. Segenap keluarga, dosen, karyawan, dan semua teman-teman dari penulis
yang sangat berperan dalam kehidupan penulis sehingga membantu penulis
dalam menempuh studi dengan lancar. penulis dalam menempuh studi dengan
xii
MOTTO
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk
hari tua.
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Infrastruktur CDMA 2000 1X ... 9
Gambar 2.2 Infrastruktur CDMA 2000 1X EV-DO Ril.0 ... 13
Gambar 2.3 Infrastruktur CDMA 2000 1X EV-DO Rev.A ... 14
Gambar 2.4 Infrastruktur CDMA 2000 1X EV-DO Rev.B ... 17
Gambar 2.5 Screenshoot software Axence Net Tool ... 25
Gambar 2.6 Grafik Pengukuran Menggunakan DU Meter ... 25
Gambar 3.1 Lokasi Pengukuran... 27
Gambar 3.2 Model jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang dianalisis . 28 Gambar 4.1 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan ukuran File………33
Gambar 4.2 Grafik pengukuran throughput berdasarkan ukuran file ... 35
Gambar 4.3 Grafik pengukuran packetloss berdasarkan ukuran file ….……….36
Gambar 4.4 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan hari ... 38
Gambar 4.5 Grafik pengukuran throughput berdasarkan hari ... 39
Gambar 4.6 Grafik pengukuran packetloss berdasarkan hari ... 41
Gambar 4.7 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan node ... 42
Gambar 4.8 Grafik pengukuran throughput berdasarkan node ... 43
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS... 21 Tabel 3.1 Standar Delay ... 28 Tabel 3.2 Standar Packetloss ... 29 Tabel 4.1 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) selama 5 hari
(dalam ms). ... 31
Tabel 4.2 Data Pengukuran rata-rata throughput selama 5 hari (dalam Kbps) ... 33
Tabel 4.3 Data Pengukuran rata-rata packetlossselama 5 hari
(dalam %) ... 34
Tabel 4.4 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) berdasarkan hari (dalam ms) ... 36
Tabel 4.5 Data Pengukuran rata-rata throughput berdasarkan hari (dalam Kbps) ... 37
Tabel 4.6 Data Pengukuran rata-rata packetloss berdasarkan hari (dalam %) ... 38
Tabel 4.7 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) berdasarkan
node (dalam ms) ... 40 Tabel 4.8 Data Pengukuran rata-rata throughput berdasarkan
node (dalam Kbps) ... 41 Tabel 4.9 Data Pengukuran rata-rata packetloss berdasarkan
xv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
MOTTO ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR ISI ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Judul ... 1
1.2 Latar Belakang ... 1
1.3 Rumusan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penulisan ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
1.6 Batasan Masalah ... 4
1.7 Metodologi Penelitian ... 4
xvi
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Jaringan 3G ... 7
2.1.1 Universal Mobile Telecommunication System ... 7
2.1.2 Wideband Code Division Multiple Access ... 8
2.1.3 CDMA 2000 1X ... 8
2.1.4 CDMA 2000 1X EV-DO Ril 0 ... 11
2.1.5 CDMA 2000 1X EV-DO Rev.A ... 13
2.1.6 CDMA 2000 1X EV-DO Rev.B ... 16
2.2 Quality of Service ... 18
2.2.1 Throughput ... 19
2.2.2 Packetloss ... 19
2.2.3 Delay ... 20
2.2.4 Jitter ... 21
2.2.5 Reliability ... 21
2.2.6 Bandwidth ... 21
2.3 Metode Statistika ... 22
2.3.1 Mean (Rata-Rata) ... 22
2.4 Alat Pengukuran ... 23
2.4.1 Software Axence Net Tool ... 23
xvii
BAB III PERANCANGAN ... 26
3.1 Deskripsi Pengujian ... 26
3.2 Perangkat Monitoring ... 26
3.3 Tempat Pengujian ... 26
3.4 Arsitektur Jaringan ... 28
3.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 29
3.5.1 Throughput ... 29
3.5.2 Delay (Latency) ... 29
3.5.3 Packetloss ... 30
3.6 Rencana Kerja ... 31
3.7 Rencana Analisa ... 32
BAB IV DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN ... 33
4.1 Data Penelitian dan Analisis Berdasarkan Ukuran File ... 33
4.1.1 Delay (Latency) ... 33
4.1.2 Throughput ... 35
4.1.3 Packetloss ... 36
4.2 Data Penelitian dan Analisis Berdasarkan Hari ... 38
4.2.1 Delay (Latency) ... 38
4.2.2 Throughput ... 39
4.2.3 Packetloss ... 41
4.3 Data Penelitian dan Analisis Berdasarkan Node ... 42
4.3.1 Delay (Latency) ... 42
xviii
4.3.3 Packetloss ... 44
4.4 Analisis Keseluruhan di Node 1, Node 2, dan Node 3 ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47
5.1Kesimpulan ... 47
5.2 Saran ... 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Analisis Kinerja Untuk Akses Data Berbasis HTTP Pada Jaringan CDMA
2000 1X EVDO di BTS Simpang Lima “studi kasus PT. Telkom MSC
Semarang”.
1.2 Latar Belakang
Code Division Multiple Access (CDMA) adalah salah satu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain kode. Teknik multiplek ini menawarkan beberapa kelebihan dibanding teknik
multiplek yang lain, seperti Frequency Division Multiple Access (FDMA) dan
Time Division Multiple Access (TDMA).
Teknologi ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan
kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF. Kelebihan teknik CDMA adalah dalam penyediaan kapasitas atau kemampuan
untuk memultiplek setiap informasi yang ditransmisi [1]. Penggunaan sistem
CDMA sangat sesuai diaplikasikan pada sistem komunikasi bergerak seluler
(CDMA 2000 1X EV-DO) karena sistem ini melibatkan banyak user yang menggunakan media udara atau ruang bebas sebagai media
pentransmisiannya.
Teknik multipleksing CDMA mampu memberikan solusi dari
beberapa permasalahan yang ada pada komunikasi bergerak seluler, salah
satunya adalah penyediaan kapasitas yang lebih besar dalam proses
pentransmisiannya. Sistem CDMA dapat digunakan pada band frekuensi yang
CDMA didasarkan pada pengkodean yang berbeda untuk setiap user atau biasa disebut DCS (Direct Sequence Code), kode ini digunakan untuk membedakan masing-masing user ketika terjadi panggilan. Dengan sistem
CDMA 2000 1X EV-DO kita juga bisa menggunakan koneksi mobile internet
dengan layanan data berkecepatan tinggi, karena konsep dari CDMA 2000 1X
EV-DO obyektifnya adalah layanan data bukan suara. Selain kelebihan yang
mampu diberikan teknik multiplek atau akses jamak CDMA tentunya ada
kekurangan juga dalam teknik ini, yaitu penggunaan frekuensi dalam waktu
yang sama menyebabkan CDMA rentan terhadap interferensi dan itu
menyebabkan kapasitas CDMA semakin kecil.
Pada tugas akhir ini penulis ingin membahas tentang kondisi jaringan
dan menganalisis performansi dari jaringan CDMA 2000 1X EV-DO milik
PT. Telkom MSC Semarang. Beberapa hal yang akan diteliti adalah parameter
dari CDMA 2000 1X EV-DO. Parameter tersebut antara lain packetloss,
packet drop, frame loss, delay, dan jitter. Pada pengukuran ini parameter yang diukur adalah delay, packetloss, dan throughput. Data yang didapat dari hasil analisis parameter Qos bisa dijadikan bahan evaluasi untuk PT.Telkom MSC Semarang untuk mengukur kepuasan pelanggan dari PT.Telkom MSC
Semarang dari kualitas parameter yang ditawarkan. Karena belum pernah
dilakukan penelitian sebelumya, penulis akan melakukan penelitian terhadap
jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang ada dimiliki PT.Telkom MSC
1.3 Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana kinerja jaringan CDMA 2000 1X EV-DO dengan
mengukur delay, packetloss, dan throughput milik PT. Telkom MSC Semarang?
2. Bagaimana mengukur parameter delay, packetloss, dan throughput
terhadap CDMA 2000 1X EV-DO Rev.A?
3. Menganalisa performansi CDMA 2000 1X EV-DO dengan parameter
delay, packet loss, dan throughput .
4. Bagaimana menganalisa hasil pengukuran?
5. Mengambil kesimpulan dari hasil yang didapatkan.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah mengukur dan menganalisa
kinerja jaringan CDMA 2000 1X EV-DO melalui parameter delay, throughput
dan packetloss untuk dapat dijadikan evaluasi PT. Telkom MSC Semarang.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah agar PT. Telkom MSC Semarang dapat
memanfaatkan hasil dan informasi tentang kinerja jaringan pada CDMA 2000
1X EV-DO untuk acuan pengembangan infrasrtuktur jaringan akses data
internet guna meningkatkan kepuasan penggguna dalam menikmati jaringan CDMA 2000 1X EV-DO dan menjadi lebih baik dalam pelayanan terhadap
1.6 Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penulis akan
membatasi dalam penulisan ini dengan hal - hal sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di wilayah Semarang, yaitu Jl.Pahlawan, Telkom
Divre 4, dan Simpang Lima Timur.
2. Kinerja yang dianalisis hanya mencakup delay, packetloss, dan
throughput.
3. Parameter yang diukur diperoleh dari sisi user atau pelanggan.
4. Tidak membahas algoritma routing pada jaringan CDMA 2000 1X
EV-DO.
5. Peneliti akan melakukan penelitian kualitas jaringan jaringan CDMA2000 1X EV-DO Rev.A menggunakan layanan Flexi Mobile Broadband.
6. Tidak membahas masalah yang dikeluhkan oleh pelanggan.
7. Pengukuran dilakukan selama 5 hari.
8. Waktu pengujian jam masing-masing pada saat keadaan normal yaitu
sebelum jam 12.00 dan keadaan sibuk yaitu setelah jam 12.00.
Keadaan sibuk : traffic padat dengan jumlah user : ± 200 Keadaan normal : traffic renggang dengan jumlah user : ± 50 (berdasarkan wawancara dengan karyawan).
1.7 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis pada penulisan
Tugas Akhir ini adalah:
1. Studi Kasus
Mewawancarai beberapa orang PT.Telkom MSC Semarang tentang
permasalahan mengenai CDMA 2000 1X EV-DO (Evolution – Data
2. Studi literatur
Mempelajari tentang CDMA 2000 1X EV-DO dengan mengumpulkan
jurnal-jurnal, buku-buku, dan referensi lainnya yang dapat mendukung
topik ini.
3. Metode pengumpulan data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa hasil pengukuran
terhadap delay, packet loss, dan throughput pada CDMA 2000 1X
EV-DO,
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a) Metode observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian dilakukan untuk mengamati
proses penggunaan jaringan CDMA 2000 1X EV-DO, yang
diamati langsung ditempat penelitian.
b) Metode dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar
atau foto tentang tempat penelitian, perangkat dan software serta data-data yang yang didapat saat penelitian.
4. Metode analisis data
Dalam metode ini penulis menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian
yang telah didapat. Hal itu dilakukan dengan melakukan perbandingan
terhadap data dari beberapa kali pengukuran dan dicari penyebab jika
terjadi perbedaan terhadap data tersebut. Dari hal-hal tersebut dapat ditarik
kesimpulan tentang performansi pada CDMA 2000 1X EV-DO tersebut
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang, rumusan
masalah yang dihadapi, tujuan penulisan, batasan masalah, metodelogi
penelitian, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir ini
BAB II LANDASAN TEORI, menjelaskan tentang dasar - dasar teori yang
digunakan dalam melakukan analisis dan pengukuran pada CDMA 2000 1X
EV-DO milik PT Telkom MSC Semarang.
BAB III RANCANGAN PENELITIAN, menjelaskan tentang rencana kerja
yang akan dilakukan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN, menjelaskan tentang performansi
padaCDMA 2000 1X EV-DOmilik PT Telkom MSC Semarang, pengukuran
dan analisa terhadap hasil pengukuran yang didapat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menjelaskan tentang kesimpulan
yang didapat setelah melakukan analisa terhadap hasil pembahasan dan saran
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Jaringan 3G
Sistem komunikasi 3G menggunakan jaringan layanan digital terpadu
berpita lebar untuk mengakses jaringan-jaringan informasi seperti internet [2],
basis data publik, maupun data pribadi lainnya. Selain itu jaringan ini juga
dioperasikan di berbagai wilayah, yang penduduknya padat maupun jarang serta
melayani pengguna, baik yang diam di tempat (steady/station), maupun yang bergerak dalam kendaraan berkecepatan tinggi (mobile).
Istilah personal communication system (PCS) dan personal communication network (PCN) digunakan untuk menyatakan munculnya sistem generasi ketiga untuk perangkat-perangkat genggam khususnya telepon seluler. Nama lain dari
teknologi tersebut yakni future public land mobile telecommunication systems
yang penggunaannya di seluruh dunia dikenal dengan nama International Mobile Telecommunication 2000 (IMT 2000) dan Universal Mobile Telecommunication System (UMTS).
2.1.1 Universal Mobile Telecommunication System
Universal mobile telecommunication system (UMTS) merupakan suatu sistem komunikasi bergerak generasi ketiga yang diharapkan mampu memberi
layanan sampai 2 Mbps pada frekuensi sekitar 2 GHz [3]. Sistem UMTS yang
diusulkan dibangun dari infrastruktur sistem bergerak (mobile) yang telah ada seperti global system for mobile communication (GSM), advance mobile phone system (AMPS), personal communication system (PCS) dan lain-lain yang berevolusi menuju UMTS. Forum UMTS memperkirakan komunikasi
multimedia berbasis data akan menyumbang sekitar 60% pada lalu lintas
2.1.2 Wideband Code Division Multiple Access
Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA)yang diperkenalkan secara umum pada tahun 2001-2002 di Jepang dan selanjutnya memasuki daratan
Eropa [4]. Di Amerika Serikat, beberapa alternatif sistem jaringan komunikasi
3G dapat diperoleh operator Global System for Mobile Communication (GSM) dan Time Division Multiple Access (TDMA) yang berkembang ke arah Enhanced
Data rates for Global Evolution (EDGE) dengan WCDMA. WCDMA merupakan sistim operasi generasi ketiga (3G) yang beroperasi pada bandwidth 5
MHz. Rata-rata data sampai 384 kbps untuk area jangkauan yang cukup luas.
Variasi penyebaran dan operasi multi kode telah digunakan untuk mendukung
banyaknya perbedaan batasan access radio. Perbedaan kelas layanan telah didukung oleh Quality of Service (QoS).
2.1.3 CDMA 2000 1X
CDMA 2000 1X (IS-2000) adalah teknologi IMT-2000 (3G), yang dirancang
untuk memberikan kualitas suara dan data kecepatan tinggi. CDMA 2000 1X
merupakan teknologi yang efisien untuk circuit – switched komunikasi suara dan mendukung paket data dengan kecepatan hingga 153,6 kbps di 1,25 MHz radio
tunggal. CDMA 2000 1X adalah 3G pertama (IMT – 2000) yang muncul pada Oktober 2000 dengan peningkatan control channel pada signaling air interface, dengan satu kali (1X) radio transmission [5].
Fitur utama CDMA 2000 1x adalah [5]:
1. Kapasitas suara :
Mendukung 33-40 panggilan suara secara simultan per sector di 1,25 MHz
FDD saluran tunggal. Menggunakan code baru (EVRC-B), ditambahkan
Walsh Code dan pembatalan gangguan handset.
2. Data kecepatan tinggi :
3. Data throuhphut rata – rata 80-100 kbps
4. Latency rata – rata 250 msec untuk node–ping, RTT 5. Aplikasi :
Mendukung circuit – switched suara, SMS, download ringtone, MMS, permainan, GPS layanan lokal, download musik dan video.
Infrastruktur CDMA 2000 1x dapat dilihat pada Gambar 2.1. Pada gambar 2.1
terdapat beberapa media telekomunikasi seperti telepon seluler, smartphone, dan
laptop yang terhubung pada base station CDMA 2000 1x dan base station
tersebut terhubung pada base station controller (BSC). BSC dihubungkan pada beberapa perangkat seperti Home Locate Register (HLR), Mobile Switching Center (MSC), InterWorking Function (IWF), dan IP Router.
Keterangan gambar infrastruktur CDMA2000-1X dengan merujuk pada Gambar 2.1 adalah sebagai berikut :
1. Mobile Station
Mobile Station (MS) adalah perangkat mobile yang digunakan pengguna dalam transmisi data. MS berupa cell Phone, PDA, dan Laptop.
2. Base Transceiver Station
Base Transceiver Station (BTS) digunakan sebagai antarmuka yang menghubungkan jaringan CDMA2000-1X dengan perangkat pelanggan dan
mengalokasikan daya yang digunakan oleh pelanggan. BTS adalah seperangkat radio untuk mengirimkan dan menerima sinyal radio [7].
3. Base Station Controller
Base Station Controller (BSC) digunakan sebagai pengontrol BTS yang berada di cakupan areanya. BSC mengatur rute paket dari BTS ke PDSN atau sebaliknya dan trafik dari BTS ke MSC atau sebaliknya.
4. Packet Data serving Network
Packet Data serving Network (PDSN) digunakan untuk mendukung layanan paket data CDMA2000-1X. PDSN berfungsi untuk membentuk, memelihara, dan memutuskan sesi Point to Point Protokol (PPP) dengan pelanggan.
5. Mobile Switching Center
Mobile Switching Center (MSC) terletak dipusat jaringan mobile communication dan bekerja dengan jaringan PSTN.
6. Home Location Register
Home Location Register (HLR) adalah tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Informasi HLR
7. Visitor Location Register
Visitor Location Register (VLR) bekerja dengan menyimpan dan mengontrol informasi dari Mobile Station (MS). Pelanggan melakukan panggilan dan VLR
mentransmit informasi yang terkait dari MSC.
8. Authentication, Authorization and Accounting
Authentication, Authorization and Accounting (AAA) adalah sebuah server yang mempunyai fungsi untuk authentication yang terkait dengan PPP serta hubungan dengan mobile IP. Authorization berhubungan dengan layanan profil
dan kunci pengaman distribusi. Accounting untung jaringan paket data menggunakan Remote Acces Dial in User Service (RADIUS). AAA server
digunakan juga oleh PDSN utuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR
dan VLR.
9. Router
Router digunakan untuk merutekan sesi data paket antara MS dengan PDSN.
Router akan menjaga kondisi antara Radio Acces Network (RAN) dengan MS.
Router menyediakan buffer bagi paket dari PDSN saat tidak tersedia sumber daya. Router mengirim paket data antar MS dengan PDSN.
2.1.4 CDMA 2000 1x EV-DO Ril 0
CDMA 2000 1X EV-DO rilis 0 (Rel. 0) dirancang dan dioptimalkan untuk
layanan jaringan broadband data sentris dengan kecepatan hingga 2,4 Mbps di 1,25 MHz. CDMA 2000 1X EV-DO rilis 0 (Rel. 0) diluncurkan komersial pada
Fitur utama CDMA 2000 1x EV-DO Ril 0 adalah [8] :
1. Data broadband :
Mendukung kecepatan hingga 2,4 Mbps pada forward link dan 153 kbps pada
reverse link di 1,25 MHz FDD saluran tunggal. Rata – rata througphut 300-700 kbps dalam forward link dan 70-90 kbps pada reverse link.
2. Latency rata – rata : 110 msec 3. Konektivitas IP :
Memanfaatkan Internet protocol (IP) sehingga mendukung koneksi jaringan
berbasis IP dan aplikasi perangkat lunak.
4. Aplikasi :
Mendukung aplikasi data broadband seperti: internet broadband atau akses VPN, download musik MP3, Game 3D, siaran TV, radio video, FM, dan
download audio.
Arsitektur CDMA 2000 1x EV-DO Ril 0 dapat dilihat pada Gambar 2.2. Pada
Gambar 2.2 terdapat beberapa media telekomunikasi seperti laptop terhubung
Gambar 2.2 Arsitektur CDMA2000 1x EV-DO Ril 0 [9].
2.1.5 CDMA 2000 1x EV-DO Rev A
CDMA 2000 1X EV-DO Revisi A (TIA-856-A) adalah evolusi dari
CDMA 2000 1x Rel.0 yang mampu meningkatkan data rate pada reverse dan
forward link dengan tujuan mendukung wide – variety of symetric, sensitive
delay, real time, VoIP dan aplikasi data broadband yang mencakup Orthogonal
Frekuency Division Multiplexing (OFDM) sehingga memungkinkan multimedia
broadcast and multicasting services (MBMS).
Kecepatannya yang lebih simetris memungkinkan pengguna untuk
pribadi dari perangkat mobile. Rev A diluncurkan pada Oktober 2006 dan
merupakan teknologi broadband paling canggih dengan berbasis IP [10].
Arsitektur CDMA 2000 1x EV-DO Rev A dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Pada Gambar 2.3 terdapat beberapa media telekomunikasi seperti laptop
terhubung pada multicarrier base station dan telepon seluler, smartphone, dan
laptop yang terhubung pada multicarrier base station dan multicarrier base
station tersebut terhubung pada base station controller (BSC) untuk mengatur
hubungan pada beberapa perangkat seperti Packet Data Serving Node (PDSN)
yang langsung dihubungkan ke internet sedangkan dari Mobile Switching Center
(MSC) dihubungkan pada Public Switched Telephone Network (PSTN).
Fitur utama CDMA 2000 1x EV-DO Rev A
1.Data broadband :
mendukung kecepatan forward link hingga 3,1 Mbps dan reverse link 1, 8 Mbps. Dalam jaringan komersial Rev A througphut rata – rata 600 – 1400 kbps dalam forward link dan 500-800 kbps pada reverse link.
2.Peningkatan kapasitas :
Pada kedua forward link dan reverse , Rev A memungkinkan operator mendukung lebih banyak pengguna dan meningkatkan biaya penyediaan
berbasis VoIP, data dan layanan multimedia.
3.Rata – rata latency rendah : dibawah 50 sehingga ideal untuk aplikasi sensitif delay.
4.Kualitas layanan :
Mendukung prioritas dan pengiriman paket individu berdasarkan jenis aplikasi
atau profil pengguna.
5.All-IP :
IP adalah dasar semua CDMA2000. Seperti EV-DO Rel 0, All-IP jaringan
Rev A memungkinkan operator menyediakan layanan yang fleksibel dan
efisien terhadap bandwidth yang lebih tinggi dan dengan penghematan biaya yang signifikan.
6.Layanan :
2.1.6 CDMA 2000 1x EV-DO Rev B
CDMA 2000 1X EVDO REV B merupakan langkah – langkah evolusioner dari CDMA2000 1xEV-DO Rev A yang lebih meningkatkan penggunaan
broadband dan kapasitas jaringan dengan software dan upgrade perangkat keras. Perangkat lunak yang berbasis multicarrier EV-DO memungkinkan lalu – lintas data mengalir diseluruh bandwidth yang lebih besar untuk meningkatkan tarif data pengguna dan latency dikedua downlink dan uplink, serta meningkatkan
kapasitas sistem melalui efisiensi trunk. Pilihan untuk menggunakan kartu saluran baru, EV-DO Rev B lebih lanjut meningkatkan kecepatan downlink 14,7 Mbps pada saluran 5 MHz dan meningkatkan kapasitas uplink mencapai 65% dengan teknik seperti interference cancellation.
Standar Rev B diterbitkan oleh Third Generation Partnership Project 2 (3GPP2) dalam dokumen nomor 3GPP2 C.S0024-B dan oleh
Telecommunications Industry Association (TIA) dan Electronics Industry Association as TIA/EIA/IS-856-B. Rev B dimasukkan dalam standar IMT-2000 CDMA 2000 oleh International Telecommunication Union (ITU). Multicarrier
EV-DO menjadi komersial pada Januari 2010 [11].
arsitektur CDMA 2000 1x EV-DO Rev B dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Pada Gambar 2.4 terdapat beberapa media telekomunikasi seperti laptop
Gambar 2.4 Arsitektur CDMA 2000 1x EV-DO Rev B [9].
Fitur utama CDMA 2000 1x EV-DO Rev B
1.Kecepatan broadband multi mega bit per detik :
Dalam pelaksanaannya multicarrier EV-DO upgrade software memberikan
data rate hingga 9,3 Mbps pada downlink dan 5,4 Mbps pada uplink, dan dengan upgrade hardware Rev B, data rate downlink menjadi 14,7 Mbps. 2.Rata – rata latency sangat rendah : dibawah 35ms sehingga mampu untuk
aplikasi delay sensitive.
3.Kualitas layanan :
Mendukung prioritas dan pengiriman paket individu berdasarkan jenis aplikasi
atau profil pengguna
4.All-IP :
5.Kualitas layanan :
Dengan adanya kecepatan broadband multi mega bit per detik multicarrier
EV-BO Rev B menawarkan koneksi broadband dalam lingkungan mobile dan dukungan aplikasi bandwidth – intensif. Dengan demikian operator dapat mempertimbangkan adanya hot zones dimana permintaan untuk data yang tinggi didaerah padat penduduk. Latency yang rendah meningkatkan kinerja aplikasi delay sensistif seperti VoIP, push-to-x (suara, video, musik), konferensi video, layanan multimedia. Selain itu, meningkatkan OFDM
berbasis kemampuan multicasting yang memungkinkan pengiriman konten multimedia.
2.2
Quality of Service
QoS didefenisikan sebagai suatu pengukuran tentang seberapa baik suatu jaringan dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik
dan sifat dari suatu layanan. QoS mengacu pada kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu
dengan teknologi yang berbeda-beda. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi layanan yang berbeda yang menggunakan infrastruktur yang sama.
Kinerja jaringan dapat bervariasi akibat dari beberapa masalah,seperti
halnya masalah bandwidth, delay, jitter, trougput, dan packet loss yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi beberapa aplikasi. Sebagai contoh,
komunikasi suara atau video streaming dapat membuat pengguna mengeluh ketika paket data yang dialirkan di atas bandwidth yang tidak cukup baik dengan delay yang tidak dapat diprediksi atau jitter yang berlebihan. Fitur
Beberapa alasan yang menyebabkan QoS penting adalah :
1. Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis.
2. Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.
3. Merespon perubahan aliran trafik yang ada di jaringan.
4. Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti voice dan video.
Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika proses
transmisi data dari asal sampai tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah
dilihat dari sudut pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan
parameter-parameter QoS. Beberapa parameter yang dijadikan referensi umum untuk dapat melihat performansi dari jaringan IP adalah packetloss dan
delay [16].
2.2.1 Throughput
Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dengan satuan bps (bit per second). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sampai ke tujuan selama interval tertentu dibagi oleh
durasi interval waktu tersebut [17]. Ada juga yang disebut dengan goodput.
Goodput merupakan kecepatan transfer yang berada antara aplikasi di pengirim ke aplikasi di penerima.
2.2.2 Packet Loss
mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun bandwidth yang disediakan mencukupi [17].
Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Secara umum perangkat jaringan memiliki buffer
(tampungan sementara) untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi
congestion yang cukup lama, maka buffer akan penuh dan tidak bisa menampung data baru yang akan diterima, sehingga mengakibatkan paket
selanjutnya hilang.
Berdasarkan standar ITU-T X.642 (rekomendasi X.642 International Telecommunication Union) ditentukan persentase packet loss untuk jaringan adalah
Sangat bagus (0 - 1%),
Bagus (1% - 3% ),
Sedang (4% - 15%), dan
Buruk (16% - 25%).
2.2.3 Delay (Latency)
Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,
congestion, atau juga waktu proses yang lama [17]. Selain itu adanya antrian atau mengambil rute lain untuk menghindari kemacetan juga dapat
mempengaruhi delay.
Berdasarkan standar ITU-T X.642 (rekomendasi X.642 International Telecommunication Union) ditentukan persentase delay untuk jaringan adalah
Excellent (< 150 ms),
Good (150 s/d 300 ms),
Poor (300 s/d 450 ms), dan
2.2.4 Jitter
Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu
delay besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay kecil [14]. Jitter dapat diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang (reasembly)
paket-paket di akhir perjalanan.
2.2.5 Reliability
Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan
realibility yang berbeda [17]. Jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konferensi audio atau saluran telepon.
2.2.6 Bandwidth
Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang
berbeda.Dalam beberapa aplikasi, kebutuhan akan parameter QoS berbeda-beda [17].
Tabel 2.8 memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk e-mail sangat tinggi terhadap reliability, begitu juga dengan file transfer (FTP). Namun, e-mail
Tabel 2.1 Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS [16]
Besarnya nilai delay dan jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya antrian antar paket (congestion) yang ada pada saat pengiriman paket paket data [17]. Semakin besar beban trafik di dalam
jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion
dengan demikian nilai delay dan jitter akan semakin besar. Semakin besar nilai delay dan jitter akan mengakibatkan nilai kualitas jaringanakan semakin turun. Hal ini mempunyai pengaruh untuk parameter throughput dan
utilization. Adapun pengaruhnya yaitu semakin besar nilai delay dan jitter, maka throughput dan utilization semakin kecil. Throughput dan delay
termasuk 2 faktor yang mempengaruhi congestion dalamperformansi jaringan [18].
2.3 Metode Statistika
Proses mengolah data dalam tugas akhir ini digunakan beberapa rumus
statistik. Untuk data pengukuran digunakan perhitungan mean (nilai rata-rata) .
2.3.1 Mean (Rata-Rata)
Mean adalah ukuran rata-rata yang merupakan penjumlahan dari seluruh
n
Proses pengukuran dalam Tugas Akhir ini akan menggunakan Software Axence Net Tool dan DU Meter.
2.4.1 Software Axence Net Tool
Software Axence Net Tool ini dibuat oleh Axence Sofware, Inc yang berfungsi untuk memonitor performansi jaringan dengan cepat. Axence Net Tool berbasis grafik (GUI) sehingga dapat mudah dipahami.
Gambar 2.9 memperlihatkan Axence Net Tool sedang melakukan monitoring terhadap packet loss pada alamat address tertentu serta menunjukan grafiknya, dan terdapat beberapa fungsi dan menu untuk membantu proses
pengukuran.
Terdapat berbagai macam menu yang dapat digunakan untuk mengukur
performansi jaringan
New Watch
Menu ini menampilkan host yang dimonitor, response time dan paket
yang dikirim maupun yang hilang. Terdapat juga grafik yang
menunjukkan antara response time dan packet lost (%).
Win Tool
Untuk mengidentifikasi informasi tentang perangkat atau device yang dimiliki suatu host.
Ping
Melakukan pengecekan terhadap koneksi suatu host dengan proses
Local Info
Menampilkan beberapa tabel informasi tentang konfigurasi jaringan
seperti statistik TCP/UDPdan ICMP, IP address table, ARP table, IP
routing table, dan informasi network adapter.
Net Stat
Menampilkan daftar koneksi yang masuk dan koneksi yang keluar,
dan informasi tentang port-port TCP/UDP.
Trace
Menunjukkan rute koneksi dan informasi yang dilakukan suatu host. Lookup
Untuk mengetahui informasi tentang DNS (Domain Name Server) Bandwidth
Untuk mengetahui berapa bandwidth yang ada di jaringan.
Net Check
Untuk mengukur kualitas hardware yang ada di jaringan.
TCP/IP Workshop
Untuk melakukan troubleshooting terhadap koneksi TCP dan UDP
serta melakukan tes terhadap layanan yang berbeda.
ScanHost
Melakukan scanning terhadap host yang berada di jaringan beserta
port-port yang digunakan.
Scan Network
Melakukan scanning terhadap jaringan untuk menemukan IP address,
nama host, MAC, service, system dan response time. SNMP
Gambar 2.5 Screenshootsoftware Axence Net Tool
2.4.2 DU Meter
DU Meter merupakan sebuah software untuk mengukur kecepatan transfer
data aktual atau throughput sebuah jaringan. Gambar 2.10 memperlihatkan tampilan data dari DU Meter, tanda anak panah ke bawah dengan warna merah
menunjukkan transfer rate karena aktivitas download, sedangkan tanda panah hijau dengan tanda panah menunjuk ke atas menunjukkan transfer rate karena aktivitas upload.
26
BAB III
PERANCANGAN
3.1Deskripsi Pengujian
Dalam tugas akhir ini, pengukuran dan pengujian akan dilakukan oleh
penulis untuk mengetahui kinerja jaringan CDMA 2000 1XEV-DO milik PT.
Telkom MSC Semarang. Peneliti akan melakukan penelitian kualitas jaringan
jaringan CDMA2000 1X EV-DO Rev.A menggunakan layanan Flexi Mobile Broadband.
Pengukuran dilakukan di 3 node. Node 1 terletak di Jl.Pahlawan, node
2 berada di Telkom Divre 4 dan node 3 berada di Simpang Lima Timur. Peneliti menguji dengan cara melakukan proses download file melalui web server yaitu 4shared. Peneliti menggunakan sample file dengan ukuran 1 MB, 5 MB, dan 30 MB yang akan digunakan pada saat pengukuran. Pengukuran
akan dilakukan sebanyak 5 kali dalam sehari pada keadaan normal dan
keadaan sibuk di tiap node. Keadaan sibuk dalam keadaan traffic padat dengan jumlah user : ± 200 sedangkan untuk keadaan normal dalam keadaan
traffic renggang dengan jumlah user : ± 50 (berdasarkan wawancara dengan karyawan).
3.2Perangkat Monitoring
Perangkat monitoring yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
Axence Net Tool dan DU Meter.
3.3Tempat dan waktu Pengujian
Pengujian dilakukan pada tempat – tempat yang dalam wilayah jaringan CDMA 2000 1XEV-DO di Semarang. Pengukuran dilakukan di 3
dengan jarak titik pengukuran ke BTS sangat dekat dan tidak terhalang
bangunan, node 2 berada di Telkom Divre 4 pengukuran dilakukan di indoor
dengan jarak titik pengukuran ke BTS jauh dan terhalang bangunan dan node
3 berada di Simpang Lima Timur pengukuran dilakukan di indoor dengan jarak titik pengukuran ke BTS menengah dan tidak terhalang bangunan.
Waktu pengujian jam masing-masing pada saat keadaan normal yaitu
sebelum jam 12.00 dan keadaan sibuk yaitu setelah jam 12.00.
3.4 Arsitektur Jaringan
Gambar 3.1 menunjukkan jaringan yang dimiliki oleh PT.
Telekomunikasi, Tbk Semarang. Jaringan menghubungkan jaringan CDMA
2000 1X EV-DO dengan pelanggan.
Gambar 3.2 Arsitektur jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang
dianalisis
Gambar 3.1 merupakan model jaringan dari CDMA 2000 1X EV-DO
yang akan diambil data packetloss, delay, dan troughput oleh peneliti. Terdapat beberapa asumsi sebelum melakukan pengukuran terhadap kinerja
CDMA 2000 1X EV-DO. Asumsi tersebut yaitu:
1. Pengukuran yang dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi internal
yang ada dalam jaringan CDMA 2000 1X EV-DO, misalkan gangguan
2. Pengukuran dilakukan menggunakan jaringan CDMA 2000 1X EV-DO
milik PT. Telkom Semarang dari laptop menggunakan modem langsung
ke jaringan CDMA 2000 1X EV-DO.
3.5Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1 Throughput
Pengukuran akan dilakukan dengan cara mengunduh dari webserver di internet melalui jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang dimiliki PT.Telkom
Semarang. File yang akan diunduh berbeda yaitu jpg, mp3, dan mp4 dengan ukuran masing-masing 1 MB, 5 MB, 30 MB. Pada saat 1 file diunduh dilakukan pengambilan data sebanyak 5 kali.
Pengukuran dilakukan dalam sehari sebanyak 5 kali pengambilan data
masing-masing pada saat keadaan normal yaitu sebelum jam 12.00 dan
keadaan sibuk yaitu setelah jam 12.00. Pengukuran menggunakan DU meter
bisa didapatkan besar kecilnya throughput dari jaringan tersebut. Hasil pengukuran akan dibandingkan dengan standarisasi CDMA 2000 1X EV-DO
Rev.A untuk mengetahui hasil pengukuran besar kecilnya throughput tersebut termasuk dalam kualitas yang baik atau buruk.
3.5.2 Delay (latency)
Pengukuran akan dilakukan dengan cara mengunduh dari webserver
di internet melalui jaringan CDMA 2000 1X EV-DO yang dimiliki
PT.Telkom Semarang. File yang akan diunduh berbeda yaitu jpg, mp3, dan mp4 dengan ukuran masing-masing 1 MB, 5 MB, 30 MB. Pada saat 1 file
diunduh dilakukan pengambilan data sebanyak 5 kali.
Pengukuran dilakukan dalam sehari sebanyak 5 kali pengambilan data
masing-masing pada saat keadaan normal yaitu sebelum jam 12.00 dan
sehingga dapat dilihat waktu yang dibutuhkan data yang diambil dari server
internet tertentu sampai ke client.
Hasil pengukuran akan dibandingkan dengan standarisasi ITU-T X 642
untuk mengetahui hasil pengukuran besar kecilnya delay (latency) tersebut termasuk dalam kualitas yang baik atau buruk. Tabel 3.1 menunjukkan standar
delay(latency) yang dimiliki ITU-T X 642.
Tabel 3.1 Standar Delay [16]
KATEGORI BESAR DELAY
Excellent < 150 ms
Good 150 s/d 300 ms
Poor 300 s/d 450 ms
Unacceptable > 450 ms
3.5.3 Packet loss
Packetloss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang Pengukuran
Packetloss menggunakan software yang berbeda, yaitu Axence Net Tool.
Dengan menggunakan software ini, besar kecilnya paket yang hilang dapat
dilihat pada saat transmisi data. Berdasarkan standar ITU-T X.642
(rekomendasi X.642 International Telecommunication Union), standar prosentase packetloss untuk jaringan adalah sebagai berikut:
Sangat bagus (0-1%), Bagus (1%-3% ), Sedang (4% - 15%), dan Buruk (16%
Tabel 3.2 Standar Packetloss [16]
KATEGORI PACKET LOSS
Sangat bagus 0 – 1% Bagus 1 – 3% Sedang 4 – 15% Buruk 16– 25%
3.6Rencana Kerja
Rencana kerja yang akan dilakukan selama proses pengukuran
jaringan adalah sebagai berikut :
1. Memastikan model jaringan yang akan diukur, jaringan CDMA 2000
1X-EVDO milik PT.Telkom MSC Semarang.
2. Pengukuran dilakukan di 3 node. Node 1 terletak di Jl.Pahlawan, node 2 berada di Telkom Divre 4 dan node 3 berada di Simpang Lima Timur. 3. Mengunduh 3 file yang berbeda yaitu jpg, mp3, dan mp4 dengan ukuran
masing-masing 1 MB, 5 MB, 30 MB dari 1 webserver melalui jaringan CDMA 2000 1X EV-DO untuk mengukur delay (latency), throughput
dan packetloss
4. Pengukuran throughput dan delay menggunakan DU meter sedangkan untuk mengukur packet loss menggunakan software Axence Net Tool.
5. Pengukuran dilakukan selama lima hari (Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Jumat). Pengukuran dilakukan dalam sehari sebanyak 5 kali pengambilan
dan keadaan sibuk yaitu setelah jam 12.00 dengan ukuran file
masing-masing 1 MB, 5 MB, 30 MB.
6. Melihat output pada setiap alat pengukuran untuk dapat melihat hasil pengukuran dari throughput, delay dan packet loss.
3.7 Rencana Analisa
Rencana analisa data yang akan digunakan dalam proses analisa
adalah sebagai berikut:
1. Mengambil rata-rata dari data yang telah diambil meliputi rata-rata
throughput, delay, dan packetloss. Rata-rata tersebut dipisahkan menurut ukuran file 1 MB, 5 MB, dan 30 MB. Rata-rata yang digunakan adalah rata-rata dari setiap pengambilan data.
2. Menganalisa semua data dari 5 hari pengukuran.
3. Menganalisa parameter throughput, delay, dan packetloss berdasarkan ukuran file, berdasarkan hari, berdasarkan node, dan menganalisa secara keseluruhan.
4. Menampilkan hasil analisa dalam bentuk grafik dan tabel.
33
BAB IV
DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN
4.1 DATA PENELITIAN dan ANALISIS BERDASARKAN UKURAN
FILE
Pengukuran dilakukan di 3 node. Node 1 terletak di Jl Pahlawan, node 2 berada di Telkom Divre 4 dan node 3 berada di Simpang Lima Timur. Hasil pengukuran 3 node yang didapat selama lima hari berupa rata-rata dari delay (latency), packetloss, dan throughput ditunjukkan dalam bentuk tabel dan grafik tabel di bawah ini.
4.1.1 Delay (latency)
Tabel 4.1 menunjukkan data pengukuran rata-rata delay (latency) selama 5 hari. Delay selama 5 hari juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.1
berdasarkan ukuran file yang diunduh pada saat kondisi normal dan sibuk.
Tabel 4.1 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) selama 5 hari (dalam ms).
file
(latency) juga semakin besar. Besar delay (latency) akan mencapai kondisi yang hampir sama pada saat ukuran file 30 MB terlepas apakah pada saat keadaan normal atau keadaan sibuk.
Delay saat kondisi sibuk lebih besar dari pada saat kondisi normal pada semua ukuran file. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic jaringan pada saat kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal. Hal ini sesuai
dengan teori yang sudah ada di bab 2, yaitusemakin besar beban traffic di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya congestion,
sehingga nilai delay akan semakin besar
Gambar 4.1 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan ukuran file. 0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
0 10000 20000 30000 40000
D
e
lay
(
Late
n
cy
)
Delay (Latency)
4.1.2 Throughput
Tabel 4.2 menunjukkan data pengukuran rata-rata throughput selama 5 hari. Throughput selama 5 hari juga dapat digambarkan pada Gambar 4.2 berdasarkan ukuran file yang diunduh.
Tabel 4.2 Data Pengukuran rata-rata Throughput selama 5 hari (dalam Kbps).
file
Normal Node 1
Sibuk Node 2
Normal Node 2
Sibuk Node 2
Normal Node 3
Sibuk Node 3
1 MB
128.904 48.88 206.076 63.732 181.56 53.308
5 MB
672.576 445.84 717.684 432.848 733.664 442.12
30 MB
1172.234 891.135 1104.246 911.144 1085.148 895.6
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada node 1 throughput pada keadaan normal selalu lebih besar dari pada keadaan sibuk jadi semakin besar throughput,
kualitas jaringan semakin baik. Sebagai contoh file dengan ukuran 5 MB pada
node 1 sebesar 717.684 Kbps pada saat kondisi normal dan 432.848 Kbps pada saat kondisi sibuk. Ini berarti kualitas jaringan pada node 1 lebih baik waktu normal dari pada keadaan sibuk. Jika mengacu pada BAB 2 sesuai dengan teori
throughput yaitu semakin besar throughtput pada sebuah jaringan semakin baik juga kualitas jaringannya.
Besar throughput dari ketiga node hampir sama ketika keadaan normal. Pada keadaan sibuk, throughput di ketiga node dalam kondisi yang sama.
Throughput saat kondisi normal lebih tinggi daripada kondisi sibuk. Hal ini terjadi karena lalu lintas traffic pada kondisi sibuk lebih tinggi sehingga throughput
Gambar 4. 2 Grafik pengukuran Throughput berdasarkan ukuran file.
4.1.3 Packetloss
Tabel 4.3 menunjukkan data pengukuran rata-rata packetloss selama 5 hari. Packetloss selama 5 hari juga dapat digambarkan pada Gambar 4.3 hari berdasarkan ukuran file yang diunduh.
Tabel 4.3 Data Pengukuran rata-rata packetloss selama 5 hari (dalam %).
file
Gambar 4.3 Grafik pengukuran Packetloss berdasarkan ukuran file. 0
0 10000 20000 30000 40000
Kinerja packetloss pada Gambar 4.3 menunjukkan perbedaan packetloss
pada 3 node jaringan berbeda. Ketiga besar packetloss dalam kondisi normal di masing-masing node dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU.T X.642, yaitu kurang dari 1%. Dalam kondisi sibuk, ketiga besar packetloss untuk ukuran file 30 MB masuk dalam kategori bagus karena antara 1 s/d 3%.
Trendline packetloss menunjukkan semakin besar ukuran file, grafik packetloss
semakin naik.
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
0 10000 20000 30000 40000
Pack
e
tloss (%
)
Packetloss
4.2 DATA PENELITIAN dan ANALISIS BERDASARKAN HARI
4.2.1 Delay (latency)
Tabel 4.4 menunjukkan data didapat selama lima hari berupa rata-rata dari
delay (latency) berdasarkan hari di ketiga node. Delay (latency) berdasarkan hari juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.4 berdasarkan hari dengan
ukuran file 30 MB.
Tabel 4.4 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) berdasarkan hari(dalam s).
Hari
konsistensi unjuk kerja jaringan selama 5 hari.
Kemudian pada keadaan sibuk di semua node menunjukkan delay yang tinggi dan delay perharinya tidak konsisten yaitu menjadi semakin besar tetapi terjadi kondisi naik turun perharinya. Perbedaan ini bisa terjadi karena traffic yang tinggi pada waktu keadaan sibuk dan keadaan normal. Dalam keadaan sibuk
Gambar 4.4 Grafik pengukuran delay (latency) berdasarkan hari
4.2.2 Throughput
Tabel 4.5 menunjukkan data didapat selama lima hari berupa rata-rata dari
throughput berdasarkan hari di ketiga node. Throughput berdasarkan hari juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.5 berdasarkan hari dengan
ukuran file 30 MB.
Tabel 4.5 Data Pengukuran rata-rata throughput berdasarkan hari (dalam Kbps)
Hari
Senin Selasa Rabu Kamis jumat
Grafik throughput 4.5 menunjukkan throghput di ketiga node dalam keadaan sibuk dan normal selama lima hari. Dari ketiga node throughput terlihat perbedaan antara keadaan sibuk terlihat throughput lebih kecil dari pada keadaan normal. Terlihat pada keadaan normal di ketiga node naik turunnya throughput
selama lima hari, akan tetapi dalam keadaan sibuk di ketiga node menunjukkan
throughput yang hampir terlihat sama yaitu dibawah 1400 kbps ini dikarenakan banyaknya pengguna jaringan tersebut dalam keadaan sibuk, sehingga besarnya
throughput menjadi semakin kecil. Ini sesuai dengan teori bahwa semakin besar
throughput maka semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk membuat kualitas throughput lebih kecil dari pada jam normal. Dari ketiga
node selama 5 hari cenderung terlihat sama karena throughput waktu sibuk selalu dibawah waktu normal jadi kualitas jaringan waktu normal lebih baik dari pada
waktu sibuk.
Gambar 4.5 Grafik pengukuran throughput berdasarkan hari.
0
Senin Selasa Rabu Kamis jumat
4.2.3 Packetloss
Tabel 4.6 menunjukkan data didapat selama lima hari berupa rata-rata dari
packetloss berdasarkan hari di ketiga node. Packetloss berdasarkan hari juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.6 berdasarkan hari dengan ukuran file
30 MB.
Tabel 4.6 Data Pengukuran rata-rata packetloss berdasarkan hari (dalam %)
Hari keadaan sibuk dan normal selama lima hari. Dari ketiga node packetloss terlihat perbedaan antara keadaan sibuk terlihat packetloss lebih besar dari pada keadaan normal. Packetloss pada Node 1 dalam kondisi sibuk terlihat tidak stabil dilihat dari hari senin sampai jumat, terjadi persamaan dengan node 2 dan node 3 yang kondisinya kurang stabil karena pada hari jumat di node 2 dan hari kamis di
node 3 menunjukan packetloss yang cukup besar dari hari-hari biasa. Ketiga besar packet loss dalam kondisi normal di masing-masing node dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU yaitu kurang dari 1% sedangkan dalam
kondisi sibuk ketiga besar packet loss masuk dalam kategori bagus karena antara
Gambar 4.6 Grafik pengukuran packetloss berdasarkan hari.
4.3 DATA PENELITIAN dan ANALISIS BERDASARKAN NODE
4.3.1 Delay (latency)
Tabel 4.7 menunjukkan data berupa rata-rata dari delay (latency)
berdasarkan node. Delay (latency) berdasarkan node juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.7 berdasarkan node dengan ukuran file yang berbeda.
Tabel 4.7 Data Pengukuran rata-rata delay (latency) berdasarkan node (dalam ms).
Senin Selasa Rabu Kamis jumat
Kinerja tiap node mendukung hasil rata-rata keseluruhan di bagian hasil penelitian berdasarkan ukuran file.
Hal ini menunjukkan di semua node pada saat kondisi normal mempunyai
delay (latency) terkecil dibandingkan dengan kondisi sibuk dikarenakan beban dari jaringan juga kecil.
Gambar 4.7 Grafik pengukuran delay(latency) berdasarkan node.
4.3.2 Throughput
Tabel 4.8 menunjukkan data berupa rata-rata dari throughput berdasarkan
node. Throughput berdasarkan node juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.8 dengan ukuran file yang berbeda.
Tabel 4.8 Data Pengukuran rata-rata throughput berdasarkan node (dalam Kbps)
206.076 63.732 717.684 432.848 1104.246 911.144
Grafik throughput 4.8 menunjukkan throughput dalam keadaan sibuk dan normal dengan ukuran file 1 MB, 3MB, dan 30 MB diketiga node. Terlihat perbedaan throughput yang tidak terlalu jauh antara node 1, node 2 , dan node 3 jika dilihat dari ukuran file yang sama. Perbedaan ketiga kondisi jaringan untuk
throughput diketiga node dalam kondisi normal mempunyai throughput yang paling besar dibandingkan kondisi sibuk. Kondisi sibuk mempunyai throughput
yang paling kecil. Kondisi ini mengindikasikan saat kondisi jaringan sibuk
mempunyai beban jaringan yang cukup besar.
Gambar 4.8 Grafik pengukuran throughput berdasarkan node.
4.3.3 Packetloss
Tabel 4.9 menunjukkan data berupa rata-rata dari packetloss berdasarkan
node. Packetloss berdasarkan node juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.9 dengan ukuran file yang berbeda.
Tabel 4.9 Data Pengukuran rata-rata packetloss berdasarkan node (dalam %)
sehingga tidak mengurangi efisiensi jaringan sedangkan untuk node lainya selain ukuran 1 MB masih terdapat paket yang terbuang. Untuk node 3 ukuran 1 MB terlihat adanya packetloss sedangkan untuk node lainnya tidak terlihat adanya
paketloss ini terjadi karena banyaknya pengguna jaringan di node 1 dibandingkan dengan node lainnya dan besarnya packetloss di node 1 memiliki packetloss
terbesar diantara node lainnya.
Gambar 4.9 Grafik pengukuran packetloss berdasarkan node.
4.4 ANALISIS KESELURUHAN DI NODE 1, NODE 2 dan NODE 3
Kinerja ketiga node CDMA 2000 1X-EVDO di BTS Simpang Lima milik PT.Telkom Semarang termasuk dalam kategori baik.
Delay (latency) untuk semua node dalam kategori excellent sesuai dengan standar delay dari ITU-T X.642. Ukuran file 1 MB, 5 MB dan 30 MB termasuk dalam kondisi excellent yaitu kurang dari 150 ms/0.15 second.
Sedangkan untuk besarnya throughput pada keadaan normal kondisinya
lebih besar daripada kondisi sibuk karena semakin besar throughput maka semakin baik kualitas jaringan tersebut. Ini terjadi karena banyaknya pengguna
pada keadaan sibuk dibandingkan dengan keadaan normal sehingga traffic
menjadi lebih tinggi.
Ketiga besar packetloss dalam kondisi normal di masing-masing node
dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T X.642 yaitu kurang dari
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari penghitungan dan analisa kinerja jaringan CDMA 2000 1X-EVDO di
BTS Simpang Lima milik PT Telkom Semarang, kesimpulan yang dapat ditarik
adalah sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan kinerja jaringan jaringan CDMA 2000 1X-EVDO di BTS
Simpang Lima milik PT Telkom Semarang sudah termasuk baik menurut
standarisasi ITU-T X.642 karena kinerja jaringan pada saat kondisi normal dan
sibuk tidak menemukan permasalahan.
2. Delay (latency) untuk semua node dalam kategori excellent sesuai dengan standar delay dari ITU-T X.642. Semakin banyak pengguna dan semakin tinggi beban jaringan, delay juga semakin besar.
3. Throughput saat kondisi normal dan sibuk dalam kategori bagus. Pada kondisi normal throughput lebih besar dibandingkan throughput pada kondisi sibuk. 4. Besar packeloss dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar ITU-T
X.642 yaitu kurang dari 1% sedangkan dalam kondisi sibuk ketiga besar
packetloss masuk dalam kategori bagus karena antara 1 s/d 3%.
5.2. Saran
Beberapa saran dari penulis agar peneliti selanjutnya dapat memperhatikan
hal-hal di bawah ini, guna perbaikan ke arah yang lebih baik. Adapun saran tersebut
adalah:
1. Pengambilan data untuk penghitungan kinerja parameter-parameter jaringan
yang lebih akurat, penelitian perlu dilakukan pengambilan data dalam jangka
waktu tertentu dan lebih dari lima kali dalam sehari sesuai dengan standar ilmu
statistika.
2. Pada penelitian ini masih banyak kekurangan dari segi pengambilan data seperti
perlunya mengambil data lebih dari 30 kali pengambilan data agar data yang
didapat lebih akurat dan beberapa perhitungan yang bisa mengubah nilai dari
data yang didapat. Pengujian mendatang diharapkan lebih memperhatikan
aspek – aspek seperti perangkat media user yang digunakan, kondisi area pengujian, posisi saat pengambilan data, dan mobilitas pengambilan data untuk