• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terjemahan Resmi Salinan Naskah Asli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Terjemahan Resmi Salinan Naskah Asli"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Terj emahan Resmi Salinan Naskah Asli

KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

PEMBUKAAN

Para Pihak,

Sadar akan nilai int rinsik (bawaan) keanekaragaman hayat i dan nilai ekologi, genet ik, sosial, ekonomi, ilmiah, pendidikan, budaya, rekreasi dan est et is keanekaragaman hayat i dan komponen-komponennya.

Sadar j uga akan pent ingnya keanekaragaman hayat i bagi evolusi dan unt uk memelihara sist em-sist em kehidupan di biosf er yang berkelanj ut an.

Menegaskan bahwa konservasi keanekaragaman hayat i merupakan kepedulian bersama seluruh umat manusia.

Menegaskan kembali bahwa Negara negara mempunyai hak berdaulat at as sumber daya hayat inya.

Menegaskan kembali j uga bahwa Negara negara bert anggung j awab t erhadap konservasi

keanekaragaman hayat inya dan t erhadap pemanf aat an sumber daya hayat inya secara berkelanj ut an.

Memperdulikan bahwa keanekaragaman hayat i sedang mengalami pengurangan yang nyat a karena kegiat an t ert ent u manusia.

Sadar akan kurangnya inf ormasi dan penget ahuan mengenai keanekaragaman hayat i dan akan

kebut uhan yang mendesak unt uk mengembangkan kapasit as-kapasit as ilmiah, t eknis dan kelembagaan unt uk menyediakan pengert ian dasar yang dij adikan landasan unt uk merencanakan dan melaksanakan t indakan-t indakan yang sesuai.

Memperhat ikan bahwa merupakan hal yang sangat pent ing unt uk mengant isipasi, mencegah dan mengat asi penyebab pengurangan yang nyat a at au hilangnya keanekaragaman hayat i pada sumbernya.

Memperhat ikan j uga bahwa j ika ada ancaman t erhadap pengurangan yang nyat a at au hilangnya keanekaragaman hayat i, kekurangpast ian ilmiah t idak seharusnya dij adikan alasan penangguhan t indakan-t indakan unt uk menghindarkan at au memperkecil ancaman t ersebut .

Memperhat ikan lebih lanj ut bahwa pernyat aan dasar bagi konservasi keanekaragaman hayat i ialah konservasi i n-si t u ekosist em dan habi t at al ami, sert a pemeliharaan dan pemulihan populasi j enis-j enis yang dapat berkembang biak dalam lingkungan alaminya.

Memperhat ikan lebih lanj ut bahwa t indakan-t indakan ex-si t u diut amakan dalam negara asal j enis, j uga mempunyai peranan pent ing unt uk dilaksanakan.

(2)

Mengakui j uga peranan wanit a dalam konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i dan mempert egas perlunya part isipasi penuh wanit a pada semua t araf penyusunan kebij akan dan pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayat i.

Menekankan pent ingnya dan perlunya unt uk mendorong kerj asama int ernasional, regional dan global diant ara negara-negara sert a organisasi-organisasi ant ar negara dan sekt or swadaya masyarakat bagi konservasi keanekaragaman hayat i dan pemanf aat an secara berkelanj ut an komponen-komponennya.

Mengakui bahwa penyediaan sumber-sumber dana baru dan t ambahan sert a akses yang sesuai pada t eknologi yang berkait an dapat diharapkan mampu membuat perbedaan yang cukup nyat a dalam kemampuan dunia unt uk menangani hilangnya keanekaragaman hayat i.

Mengakui lebih lanj ut bahwa diperlukan persediaan khusus unt uk memenuhi kebut uhan negara-negara berkembang, t ermasuk persediaan sumber-sumber dana baru dan t ambahan sert a akses yang t epat pada t ekhnologi-t ekhnologi yang berkait an.

Memperhat ikan dalam hal ini kondisi khusus pada negara-negara t erbelakang dan negara-negara kepulauan kecil.

Mengakui bahwa diperlukan invest asi yang besar unt uk mengkonservasikan keanekaragaman hayat i dan bahwa ada harapan unt uk keunt ungan-keunt ungan lingkungan, ekonomi dan sosial dengan kisaran yang luas dari invest asi t ersebut .

Mengakui bahwa pembangunan ekonomi dan sosial sert a pengent asan kemiskinan merupakan priorit as pert ama dan ut ama negara-negara berkembang.

Sadar bahwa konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i merupakan kepent ingan yang menent ukan unt uk memenuhi kebut uhan pangan, kesehat an dan kebut

uhan-kebut uhan lain bagi kependudukan dunia yang selalu berkembang, yang bagi maksud t ersebut akses dan pembagian secara adil sumber daya genet ik maupun t eknologi merupakan hal yang sangat pent ing.

Memperhat ikan bahwa konservarsi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i pada akhirnya akan memperkokoh hubungan persahabat an ant ara negara-negara dan menyumbangkan kedamaian bagi umat manusia.

Berkeinginan unt uk meningkat kan dan melengkapi perat uran int ernasional bagi konservasi

keanekaragaman hayat i sert a pemanf aat an secara berkelanj ut an komponen-komponennya yang t elah ada.

Bert ekad unt uk mengkonservasi dan pemanf aat an keanekaragaman hayat i secara berkelanj ut an demi kemakmuran generasi sekarang dan yang akan dat ang.

Telah bersepakat dalam hal-hal sebagai berikut :

Pasal 1 T U J U A N

(3)

Pasal 2 PENGERTIAN

Unt uk maksud Konvensi ini :

"Keanekaragaman hayat i" ialah keanekaragaman di ant ara mahluk hidup dari semua sumber t ermasuk diant aranya, darat an, laut an dan ekosist em akuat ik lain sert a kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya; mencakup keanekaragaman didalam species, ant ara species dan ekosist em.

"Sumber daya hayat i" mencakup sumber daya genet ik, organisme at au bagiannya, populasi at au komponen biot ik ekosist em-ekosist em lain dengan manf aat at au nilai yang nyat a at au pot ensial unt uk kemanusiaan.

"Biot eknologi" ialah penerapan t eknologi yang menggunakan sist em-sist em hayat i, makhluk hidup at au derivat if nya, unt uk membuat at au memodif ikasi produk-produk at au proses-proses unt uk penggunaan khusus.

"Negara asal sumber daya genet ik" ialah negara yang memiliki sumber-sumber daya genet ik yang berada dalam kondisi i n-si t u.

"Negara penyedia sumber daya genet ik" ialah negara yang memasok sumber daya genet ik yang

dikumpulkan dari sumber i n-si t u, mencakup populasi j enis- j enis liar dan t erdomest ikasi, at au diambil dari sumber-sumber i n-si t u, yang mungkin berasal at au t idak berasal dari negara yang bersangkut an.

"Jenis t erdomest ikasi at au budidaya" ialah spesies yang proses evolusinya t elah dipengaruhi oleh manusia unt uk memenuhi kebut uhannya.

"Ekosist em" ialah kompleks komunit as t umbuhan, binat ang dan j asad renik yang dinamis dan lingkungan t ak hayat i/ abiot ik-nya yang beri nt eraksi sebagai unit f ungsional.

"Konservasi ex-si t u" ialah konservasi komponen-komponen keanekaragaman hayat i di luar habit at alaminya.

"Mat erial genet ik" ialah bahan dari t umbuhan, binat ang, j asad renik at au j asad lain yang mengandung unit -unit f ungsional pewarisan sif at (heredit as).

"Sumber daya genet ik" ialah bahan genet ik yang mempunyai nilai nyat a at au pot ensial.

"Habit at " ialah t empat at au t ipe t apak t empat organisme at au populasi t erj adi secara alami.

"Kondisi i n-sit u" ialah kondisi sumber daya genet ik yang t erdapat di dalam ekosist em dan habit at alami dan dalam hal j enis-j enis t erdomest ikasi at au budidaya, di dalam lingkungan t empat sif at -sif at

khususnya berkembang.

"Konservasi in-sit u" ialah konservasi ekosist em dan habit at alami sert a pemeliharaan dan pemulihan populasi j enis-j enis berdaya hidup dalam lingkungan alaminya, dan dalam hal j enis-j enis t erdomest ikasi at au budidaya, di dalam lingkungan t empat sif at -sif at khususnya berkembang.

(4)

"Organisasi kerj asama ekonomi regional" ialah suat u organisasi yang didirikan oleh negara-negara berdaulat dari suat u kawasan t ert ent u, yang kepadanya negara-negara anggot a t elah mengalihkan kewenangan dalam hal permasalahan yang diat ur konvensi ini dan yang t elah diberi kewenangan penuh, sehubungan dengan prosedur-prosedur (t at a cara) int ernal, unt uk menandat anganni, merat if ikasi, menerima, menyet uj ui at au menyat akan keikut sert aannya.

"Pemanf aat an secara berkelanj ut an" ialah pemanf aat an komponen-komponen keanekaragaman hayat i dengan cara dan pada laj u yang t idak menyebabkan penurunannya dalam j angka panj ang, dengan demikian pot ensinya dapat dipert ahankan unt uk memenuhi kebut uhan dan aspirasi generasi masa kini dan masa dat ang.

"Teknologi" mencakup j uga biot eknologi.

Pasal 3 P R I N S I P

Sesuai dengan Piagam Perserikat an Bangsa-bangsa dan azas-azas hukum int ernasional set iap negara mempunyai hak berdaulat unt uk memanf aat kan sumber-sumber dayanya sesuai dengan kebij akan pembangunan lingkungannya sendiri, dan t anggung j awab unt uk menj amin bahwa kegiat an-kegiat an yang dilakukan di dalam yurisdiksinya at au kendalinya t idak akan menimbulkan kerusakan t erhadap lingkungan negara lain at au kawasan di luar bat as yurisdiksi nasionalnya.

Pasal 4 LINGKUP KEDAULATAN

Mengakui hak-hak negara-negara lain, dan kecuali dengan t egas dit et apkan berbeda dalam konvensi ini, ket ent uan-ket ent uan dalam konvensi ini berlaku, t erhadap masing-masing pihak:

(a) Dalam hal komponen keanekaragaman hayat i, ialah yang t erdapat di dalam bat as-bat as yurisdiksi nasionalnya; dan

(b) Dalam hal proses dan kegiat an, ialah yang dilaksanakan di bawah yurisdiksi at au

pengendalinannya, di dalam at au di luar bat as nasionalnya, t anpa memperhat ikan t empat t erj adinya akibat proses kegiat an t ersebut .

Pasal 5

KERJASAMA INTERNASIONAL

Set iap pihak waj ib bekerj asama dengan pihak-pihak lain, secara langsung, at au j ika dirasa t epat , melalui organisasi int ernasional yang kompet en, dengan menghormat i kawasan di luar yurisdiksi nasional dan hal-hal yang menj adi minat bersama, unt uk konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i bila dimungkinkan dan dapat dilaksanakan.

Pasal 6

TINDAKAN UMUM BAGI KONSERVASI DAN PEMANFAATAN SECARA BERKELANJUTAN

Set iap pihak, dengan kondisi dan kemampuan khususnya waj ib:

(5)

(b) Memadukan konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i ke dalam rencana, program dan kebij akan sekt oral at au li nt as sekt oral yang berkait an sej auh mungkin dan j ika sesuai.

Pasal 7

IDENTIFIKASI DAN PEMANTAUAN

Sej auh mungkin dan sesuai mungkin, khususnya unt uk t uj uan pasal-pasal 8 sampai 10, set iap pihak waj ib:

(a) Mengident if ikasi komponen-komponen keanekaragaman hayat i yang pent ing unt uk konservasi dan pemanf aat annya secara berkelanj ut an, dengan memperhat ikan daf t ar indikat if kat egori yang disusun dalam lampiran I;

(b) Memant au komponen-komponen keanekaragaman hayat i yang melalui diident if ikasi sepert i t ersebut dalam sub ayat (a) di at as, melalui pengambilan sampel dan t ekhnik-t ekhnik lain, dengan memberikan perhat ian khusus pada komponen-komponen yang memerlukan upaya konservasi segera dan komponen yang berpot ensi t erbesar bagi pemanf aat an secara berkelanj ut an;

(c) Mengident if ikasi proses-proses dan kat egori-kat egori kegiat an yang mempunyai at au diperkirakan mempunyai dampak merugikan yang nyat a pada konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i, dan memant au akibat -aki bat nya melalui pengambilan sampel dan t eknik-t eknik lain; dan

(d) Memelihara dan mengorganisasi dat a-dat a yang berasal dari kegiat an-kegiat an pengident if ikasian dan pemant auan sepert i yang t ersebut dalam sub ayat (a), (b) dan (c) di at as dengan berbagai mekanisme pendat aan.

Pasal 8 KONSERVASI IN-SITU

Sej auh dan sesuai mengkin, set iap pihak waj ib :

(a) Mengembangkan sist em kawasan lindung at au kawasan yang memerlukan penanganan khusus unt uk mengkonservasi keanekaragaman hayat i;

(b) Mengembangkan pedoman unt uk penyelesaian, pendirian dan pengelolaan kawasan lindung at au kawasan-kawasan yang memerlukan upaya-upaya khusus unt uk mengkonser vasi keanekaragaman hayat i;

(c) Mengat ur at au mengelola sumber daya hayat i yang pent ing bagi konservasi keanekaragaman hayat i baik di dalam maupun di luar kawasan lindung, dengan maksud unt uk menj amin konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an;

(d) Memaj ukan perlindungan ekosist em, habit at al ami dan pemeliharaan populasi yang berdaya hidup dari spesies di dalam lingkungan alaminya;

(6)

(f ) Merehabilit asi dan memulihkan ekosist em yang rusak dan mendorong pemulihan j enis-j enis t erancam, di ant aranya melalui pengembangan dan pelaksanaan rencana-rencana at au st rat egi pengelolaan lainnya;

(g) Mengembangkan at au memelihara cara-cara unt uk mengat ur, mengelola at au mengendalikan resiko yang berkait an dengan penggunaan dan pelepasan organisme t ermodif ikasi hasil

biot eknologi, yang mungkin mempunyai dampak li ngkungan merugikan, yang dapat mempengaruhi konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i, dengan memperhat ikan pula resiko t erhadap kesehat an manusia;

(h) Mencegah masuknya sert a mengendalikan at au membasmi j enis-j enis asing yang mengancam ekosist em, habit at at au spesies;

(i) Mengusahakan t ercipt anya kondisi yang diper lukan unt uk keselarasan ant ara pemanf aat an kini dan konservasi keanekaragaman hayat i sert a pemanf aat an secara berkelanj ut an

komponen-komponennya;

(j ) Tergant ung perundang-undangan nasionalnya, menghormat i, melindungi dan mempert ahankan penget ahuan, inovasi-inovasi dan prakt ek-prakt ek masyarakat asli dan lokal yang mencerminkan gaya hidup berciri t radisional, sesuai dengan konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i dan memaj ukan penerapannya secara lebih luas dengan perset uj uan dan ket erlibat an pemilik penget ahuan inovasi-inovasi dan prakt ek-prakt ek t ersebut semacam it u mendorong pembagian yang adil keunt ungan yang dihasilkan dari pendayagunaan penget ahuan, inovasi-inovasi dan prakt ek-prakt ek semacam it u;

(k) Mengembangkan at au mempert ahankan perundang-undangan yang diperlukan dan/ at au perat uran-perat uran bagi perlindungan j eni s-j enis dan populasi t erancam;

(l) Mengat ur at au mengelola proses dan kat egori kegiat an yang sesuai, bila akibat yang nyat a merugikan t erhadap keanekaragaman hayat i t elah dit ent ukan sepert i t ersebut dalam pasal 7; dan

(m) Bekerj asama dalam penyediaan dana dan dukungan lainnya unt uk konservasi in-sit u yang dirumuskan dalam sub-sub ayat (a) sampai (i) di at as, t erut ama bagi negara-negara berkembang.

Pasal 9 KONSERVASI EX-SITU

Sej auh dan sesuai mungkin sert a khususnya unt uk maksud melengkapi upaya i n-si t u set iap pihak waj ib:

(a) Memberlakukan upaya-upaya konservasi ex-si t u komponen-komponen keanekaragaman hayat i, t erut ama di negeri asal komponen-komponen yang dimaksud;

(b) Memant apkan dan mempert ahankan sarana unt uk konservasi ex-si t u dan penelit ian t umbuhan, binat ang, dan j asad renik, t erut ama di negara asal sumber daya genet ik;

(c) Memberlakukan upaya-upaya unt uk pemuli han dan perbaikan spesies t erancam dan unt uk mengint roduksinya kemballi ke habit at alaminya dengan kondisi yang sesuai;

(7)

(e) Bekerj asama dalam menyediakan dana dan bant uan lainnya unt uk konservasi ex-si t u yang dirumuskan dalam sub ayat (a) sampai (d) di at as sert a dalam pemant apan dan pemeliharaan sarana konservasi ex-si t u di negara-negara berkembang.

Pasal 10

PEMANFAATAN SECARA BERKELANJUTAN KOMPONEN-KOMPONEN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Sej auh dan sesuai mungkin, set iap pihak waj ib:

(a) Memadukan pert imbangan konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an sumber daya alam hayat i ke dalam pengambilan keput usan nasional;

(b) Memberlakukan upaya-upaya t indakan yang berkenaan dengan pemant apan sumber daya alam hayat i unt uk menghindarkan at au memperkecil dampak merugikan t erhadap keanekaragaman hayat i;

(c) Melindungi dan mendorong pemanf aat an sumber daya alam hayat i yang sesuai dengan prakt ek-prakt ek budaya, t radisional, yang cocok dengan persyarat an konservasi at au pemanf aat an secara berkelanj ut an;

(d) Mendukung penduduk set empat unt uk mengembangkan dan melaksanakan upaya perbaikan kawasan yang rusak, yang keanekaragaman hayat inya t elah berkurang; dan

(e) Mendorong kerj asama ant ara pej abat -pej abat pemerint ah dan sekt or swast a dalam mengembangkan met ode pemanf aat an secara berkelanj ut an sumber daya alam hayat i.

Pasal 11 TINDAKAN INSENTIF

Sej auh dan sesuai mungkin, set iap pihak waj ib memberlakukan upaya-upaya yang layak secara ekonomi dan sosial yang merupakan insent if bagi konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an komponen-komponen keanekaragaman hayat i.

Pasal 12

PENELITIAN DAN PELATIHAN

Dengan memperhat ikan kebut uhan khusus negara berkembang semua pihak akan:

(a) Memant apkan dan mempert ahankan program pendidikan dan pelat ihan ilmiah dan t eknis unt uk upaya ident if ikasi, konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i dan komponen-kompponennya, sert a menyediakan bant uan unt uk pendidikan dan pelat ihan semacam it u unt uk kebut uhan khusus negara-negara berkembang;

(b) Meningkat kan dan memaj ukan penelit ian yang memberikan sumbangan kepada konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i, khususnya di negara-negara berkembang, di ant aranya yang berkait an dengan keput usan konf rensi para pihak sebagai konsekuensi rekomendasi badan pendukung unt uk nasihat -nasihat ilmiah, t eknis dan t eknologis; dan

(8)

Pasal 13

PENDIDIKAN DAN KESADARAN MASYARAKAT

Para pihak waj ib :

(a) Memaj ukan dan mendorong pemahaman akan pent ingnya, dan upaya yang diperlukan bagi, konservasi keanekaragaman hayat i, sebagai propagandanya melalui media, sert a pencant uman t opik ini dalam program pendidikan; dan

(b) Bekerj asama bila sesuai, dengan negara-negara lain dan organisasi-organisasi int ernasional dalam mengembangkan program-program pendidikan dam kesadaran masyarakat , di bidang konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i.

Pasal 14

PENGKAJIAN DAMPAK DAN PENGURANGAN DAMPAK YANG MERUGIKAN

1. Sej auh dan sesuai mungkin, set iap pihak akan:

(a) Memperkenalkan prosedur t epat guna yang memerlukan pengkaj ian dampak lingkungan t erhadap proyek-proyek yang diusulkan, yang diperkirakan mempunyai akibat merugikan t erhadap keanekaragaman hayat i unt uk menghindarkan at au memperkecil akibat semacam it u dan bila sesuai, mengizinkan part isipasi masyarakat melalui prosedur t ert ent u;

(b) Memperkenalkan pengat uran yang t epat unt uk menj amin bahwa akibat program dan kebij akannya t erhadap lingkungan yang mungkin mempunyai dampak merugikan t erhadap keanekaragaman hayat i t elah di pert imbangkan secara seksama;

(c) Memaj ukan at as dasar t imbal balik, not if ikasi, pert ukaran inf ormasi dan konsult asi kegiat an-kegiat an yang dilakukan dalam kewenangan at au pengendaliannya, yang diperkirakan menimbulkan akibat merugikan pada keanekaragaman hayat i milik negara-negara lain at au kawasan di luar bat as yurisdiksi nasionalnya, dengan mendorong , pengat uran bilat eral, regional at au mult ilat eral, bila sesuai;

(d) Dalam hal bahaya at au kerusakan yang mengancam keanekaragaman hayat i negara-negara lain at au kawasan di luar bat as yurisdiksi nasional, yang berasal dari kawasan yurisdiksi at au pengendaliannya, segera memberit ahu negara-negara yang secara pot ensial t erkena bahaya at au kerusakan semacam it u, dan memulai kegiat an unt uk mencegah at au memperkecil bahaya at au kerusakan t ersebut ; dan

(e) Meningkat kan pengat uran nasional unt uk t i ndakan darurat t erhadap kegiat an-kegiat an at au kej adian-kej adian, baik oleh sebab-sebab al ami maupun lainnya, yang menimbulkan bahaya yang mengancam dan menghawat irkan t erhadap keanekaragaman hayat i dan mendorong kerj asama int ernasional unt uk membant u upaya nasional t ersebut dan unt uk mengembangkan rencana-rencana t ak t erduga bersama bila sesuai dan diset uj ui oleh negara-negara at au organisasi kerj asama ekonomi regional yang mempunyai kepedulian.

2. Berdasarkan kaj ian yang dilaksanakan konf er ensi para pihak waj ib memeriksa persoalan (issue) penggant ian kerugian dan pembayaran, t ermasuk pemulihan dan kompensasi, unt uk kerusakan t erhadap keanekaragaman hayat i, kecuali bila penggant ian kerugian semacam it u sepenuhnya merupakan permasalahan int ernal.

Pasal 15

(9)

1. Mengakui hak berdaulat negara-negara at as sumber daya alamnya, kewenangan menent ukan akses kepada sumber daya genet ik t erlet ak pada pemerint ah nasional dan t ergant ung pada perundang-undangan nasionalnya.

2. Set iap hak waj ib berupaya mencipt akan kondisi unt uk memperlancar akses kepada sumber daya genet ik unt uk pemanf aat annya yang berwawasan lingkungan oleh pihak-pihak yang lain dan t idak memaksakan pembat asan yang bert ent angan dengan t uj uan konvensi ini.

3. Demi maksud konvensi ini, sumber daya genet ik yang disediakan oleh sat u pihak, menurut

ket ent uan pasal 16 dan 19, hanyalah yang disediakan oleh pihak-pi hak yang merupakan negara asal sumber daya t ersebut at au oleh pihak-pihak yang t elah memperol eh sumber daya genet ik sesuai konvensi ini.

4. Akses, bila diberikan harus at as dasar perset uj uan bersama dan t ergant ung pada persyarat an dalam pasal ini.

5. Akses pada sumber daya genet ik waj ib didasarkan muf akat pihak yang menyediakan sumber daya t ersebut yang diinf ormasikan sebelumnya, kecuali dit ent ukan berbeda oleh pihak pemiliknya.

6. Set iap pihak waj ib berupaya mengembangkan dan melaksanakan penelit ian ilmiah yang didasarkan sumber daya genet ik, yang disediakan oleh pihak-pihak lain dengan peran sert a penuh pihak-pihak yang bersangkut an.

7. Set iap pihak waj ib menyiapkan upaya legislat if , administ rat if at au upaya kebij akan, j ika sesuai, dan menurut pasal 16 dan 19, dan bila perlu melalui mekanisme pendanaan yang dirumuskan dalam pasal 20 dan 21 dengan t uj uan membagi hasil-hasil penelit ian dan pengembangan sert a keunt ungan yang dihasilkan dari pendayagunaan komersial dan lain-lainnya sumber daya genet ik secara adil dengan pihak yang menyediakan sumber daya t ersebut . Pembagian ini harus didasarkan at as persyarat an yang diset uj ui bersama.

Pasal 16

AKSES PADA TEKNOLOGI DAN ALIH TEKNOLOGI

1. Dengan pengert ian bahwa t eknologi mencakup biot eknologi, dan bahwa akses dan pengalihan t eknologi di ant ara para pihak merupakan unsur-unsur pent ing bagi pencapaian t uj uan konvensi ini, set iap pihak dengan mengikut i persyarat an pasal ini menyediakan dan/ at au mencipt akan akses pada dan alih t eknologi yang sesuai dengan konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an

keanekaragaman hayat i at au pemanf aat an sumber daya genet ik dan t idak menyebabkan kerusakan yang nyat a t erhadap lingkungan kepada pihak-pihak lain.

2. Akses dan alih t eknologi yang dimaksud dalam ayat (1) di at as bagi negara-negara berkembang waj ib dilengkapi dan/ at au diperlancar dengan persyarat an yang adil dan paling mengunt ungkan, t ermasuk persyarat an konsesi dan pref erensi yang disepakat i bersama dan j ika perlu berkait an dengan

mekanisme pendanaan yang dirumuskan dalam pasal 20 dan 21. Dalam hal t eknologi yang memperoleh pat en dan hak-hak milik int elekt ual, akses dan alih t eknologi t errsebut harus diat ur berdasarkan persyarat an yang mengakui dan konsist en dengan perlindungan hak-hak milik int elekt ual yang memadai dan ef ekt if . Penerapan ayat ini harus konsist en dengan hukum int ernasioanl dan konsist en dengan ayat (3), (4) dan (5) berikut ini.

3. Set iap pihak waj ib dan memberlekukan t indakan-t indakan legislat if , administ art if dan kebij akan, yang sesuai, dengan t uj uan bahwa para pihak khususnya negara-negara berkembang, yang

(10)

bila diperlukan t ermasuk t eknologi yang dilindungi hak pat en dan hak-hak milik int elekt ual, melalui persyarat an dalam pasal 20 dan 21 dan berkait an dengan hukum int ernasional dan konsist en dengan ayat (4) dan (5) berikut ini.

4. Set iap pihak waj ib memberlakukan t indakan-t indakan legislat if , administ rat if dan kebij akan yang sesuai dengan t uj uan bahwa sekt or swast a memperlancar akses pada pengembangan bersama dan alih t eknologi yang diuraikan dalam ayat (1) di at as bagi keunt ungan-keunt ungan lembaga-lembaga pemerint ah dan sekt or swast a negara-negara berkembang dan dalam hal ini harus memat uhi ket ent uan-ket ent uan yang dicakup dalam ayat (1), (2) dan (3) di at as.

5. Para pihak, menyadari bahwa hak pat en dan hak milik int elekt ual lain mungkin mempunyai pengaruh pada pelaksanaan konvensi ini, para pihak waj ib bekerj asama at as dasar perundang-undangan nasional dan hukum int ernasional yang berlaku agar menj amin bahwa hak-hak semacam it u mendukung dan t idak bert ent angan dengan t uj uannya.

Pasal 17 PERTUKARAN INFORMASI

1. Para pihak waj ib memperlancar inf ormasi, dari semua sumber yang t ersedia secara umum, yang berkait an dengan konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i, dengan memperhat ikan kebut uhan khusus negara-negara berkembang.

2. Pert ukaran inf ormasi semacam it u waj ib meliput i baik pert ukaran hasil-hasil penelit ian t eknis, ilmiah dan sosial ekonomi, maupun inf ormasi t ent ang program pelat ihan dan survei, penget ahuan khusus, penget ahuan asli dan t radisional, sert a dalam kombinasi dengan t eknologi yang diuraikan dalam pasal 16 ayat (1). Pert ukaran semacam it u j uga harus melibat kan repat riasi inf ormasi.

Pasal 18

KERJASAMA TEKNIS DAN ILMIAH

1. Para pihak waj ib meningkat kan kerj asama int ernasional t eknis dan ilmiah dalam bidang konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i, j ika perlu melalui lembaga-lembaga int ernasional dan nasional yang sesuai.

2. Set iap pihak waj ib meningkat kan kerj asamaint ernasional t eknis dan ilmiah dengan pihak-pihak lain, khususnya negara-negara berkembang, dalam melaksanakan konvensi ini, ant ara lain melalui pengembangan dan pelaksanaan kebij akan nasional. Dalam memaj ukan kerj asama semacam it u, perhat ian khusus harus diberikan kepada pembinaan dan peningkat an kemampuan nasional, dengan cara pengembangan sumber daya manusia dan pembinaan kelembagaan.

3. Konf erensi para pihak, pada pert emuan yang pert ama, harus menent ukan cara mencipt akan mekanisme pert ukaran inf ormasi unt uk meningkat kan dan memperlancar kerj asama t eknis dan ilmiah.

4. Berkait an dengan perundang-undangan dan kebi j akan nasional, para pihak waj ib mendorong dan mengembangkan met ode kerj asama bagi pengembangan dan penggunaan t eknologi, t ermasuk t eknologi asli dan t radisional, dalam upaya mencapai t uj uan konvensi ini. Unt uk maksud ini, para pihak waj ib j uga meningkat kan kerj asama dalam pelat ihan personalia dan pert ukaran pakar.

(11)

Pasal 19

PENANGANAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMBAGIAN KEUNTUNGAN

1. Set iap pihak waj ib memberlakukan upaya-upaya legislat if , administ rat if dan kebij akan, bila diperlukan unt uk memungkinkan peran sert a yang ef ekt if dalam kegiat an penelit ian biot eknologi yang dilakukan para pihak, khususnya negara-negara berkembang yang menyediakan sumber daya genet ik bagi penelit ian t ersebut , dan bila layak.

2. Set iap pihak waj ib melakukan upaya prakt is unt uk mendorong dan mengembangkan akses priorit as, dengan dasar adil oleh para pihak, t erut ama negara-negara berkembang, kepada hasil dan

keunt ungan yang t imbul dari biot eknologi yang didasarkan pada sumber daya genet ik, yang disediakan oleh pihak-pihak t ersebut . Akses semacam it u harus didasarkan persyarat an yang diset uj ui bersama.

3. Para pihak waj ib mempert imbangkan kebut uhan akan prot okol dan model-modelnya yang

menent ukan prosedur yang sesuai mencakup khususnya perset uj uan yang diinf ormasikan lebih dulu, di bidang pengalihan, penanganan dan pemanf aat an secara aman t erhadap organisme t ermodif ikasi hasil biot eknologi, yang mungkin mempunyai akibat merugikan t erhadap konservasi dan

pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i.

4. Set iap pihak yang secara langsung at au dengan melalui pej abat resmi menurut yurisdiksinya menyediakan organisme sepert i dalam ayat (1) di at as, harus menyediakan inf ormasi yang ada t ent ang perat uran penggunaan dan keamanan yang diperlukan oleh pihak t ersebut dalam menangani organisme semacam it u, maupun inf ormasi yang ada mengenai dampak pot ensial organisme t ert ent u kepada pihak yang akan menerima organisme t ersebut .

Pasal 20 SUMBER DANA

1. Sesuai dengan kemampuannya, set iap pihak waj i b menyediakan bant uan dan insent if unt uk kegiat an nasional unt uk mencapai t uj uan konvensi ini, yang sesuai dengan rencana, priorit as dan program nasionalnya.

2. Pihak negara maj u waj ib menyediakan sumber dana baru dan t ambahan unt uk memungkinkan pihak negara berkembang menut up secara penuh peningkat an biaya, yang t elah diset uj ui, yang t imbul dari pelaksanaan upaya-upaya unt uk memenuhi kewaj iban-kewaj iban konvensi ini dan unt uk memperoleh keunt ungan dari persediaannya dan biaya-biaya t ersebut yang t elah diset uj ui bersama ant ar sat u pihak negara berkembang dengan st rukt ur kelembagaan menurut pasal 21, sesuai dengan priorit as kebij akan, st rat egi program dan krit eria yang memenuhi syarat dan suat u daf t ar indikat if biaya-biaya t ambahan yang disusun oleh konf erensi para pihak. Pihak-pihak lain, t ermasuk negara-negara yang sedang mengalami proses peralihan ke ekonomi pasar, dapat secara sukarela menerima persyarat an dari pihak negara-negara maj u. Unt uk maksud pasal ini konf erensi para pihak harus secara periodik meninj au dan bila perlu memper baharui daf t ar. Sumbangan dari negara-negara dan sumber lain dengan dasar sukarela j uga akan dit ingkat kan. Pelaksanaan komit men ini harus

memperhit ungkan kebut uhan unt uk kecukupan, perkiraan sert a aliran dana yang t epat pada

wakt unya dan pent ingnya pembagian beban di ant ara pihak-pihak penyumbang yang t ermasuk dalam daf t ar.

(12)

4. Sampai berapa j auh pihak-pihak negara berkembang akan melaksanakan komit men mereka secara ef ekt if dalam konvensi ini akan t ergant ung pada pelaksanaan ef ekt if oleh pihak-pihak negara maj u dalam komit mennya dalam konvensi ini, yang berkenaan dengan sumber dana dan alih t eknologi dengan mempert imbangkan pula secara seksama kenyat aan bahwa perkembangan ekonomi dan sosial, sert a pengent asan kemiskinan merupakan priorit as pert ama dan ut ama pihak-pihak negara berkembang.

5. Para pihak waj ib memperhit ungkan dengan seksama kebut uhan khusus dan sit uasi ist imewa negara-negara yang paling t ert inggal dalam kegiat annya, berkait an dengan pendanaan dan alih t eknologi.

6. Para pihak waj ib mempert imbangkan kondisi khusus yang t erj adi, sebagai akibat dari

ket ergant ungan pada peneyebaran dan lokasi keanekaragaman hayat i di pihak negara berkembang, t erut ama negara-negara berkepulauan kecil.

7. Pert imbangan j uga waj ib diberikan kepada sit uasi khusus negara-negara berkembang t ermasuk yang lingkungannya paling rawan, sepert i negara-negara dengan lingkungan kering dan semi kering, pesisir dan bergunung.

Pasal 21 MEKANISME PENDANAAN

1. Harus ada mekanisme penyediaan sumber dana kepada pihak negara berkembang unt uk keperluan konvensi ini, dengan dasar hibah at au konsesi yang unsur-unsur pent ingnya digambarkan dalam pasal ini. Mekanisme ini, unt uk maksud-maksud dalam konvensi, akan berf ungsi di bawah penguasaan dan bimbingan konf erensi para pihak dan dipert anggungj awabkan kepadanya. Pelaksanaan mekanisme ini harus dilakukan oleh sebuah st rukt ur kelembagaan yang akan di t ent ukan oleh konf erensi para pihak dalam pert emuan pert amanya. Unt uk maksud konvensi ini, konf erensi para pihak waj ib menent ukan kebij akan, st rat egi, priorit as program dan krit eria yang sah yang berkait an dengan akses kepada pendayagunaan sumber-sumber semacam it u. Sumbangan harus sedemikian rupa, sehingga memperhit ungkan kebut uhan yang dapat diduga, kecukupannya dan ket ersediaannya dana dalam wakt u t epat yang diacu dalam pasal 20, sehubungan dengan j umlah sumber yang diperlukan unt uk diput uskan secara periodik oleh konf erensi para pihak dan pent ingnya pembagian beban di ant ara pihak-pihak penyumbang yang t ermasuk dalam daf t ar, yang dimaksud dalam pasal 20 ayat (2). Sumbangan sukarela mungkin j uga dapat dikembangkan oleh pihak negara maj u dan oleh negara-negara dan sumber-sumber lain. Mekanisme ini harus berlaku di dalam suat u sist em pengelolaan yang demokrat is dan t ransparan.

2. Menurut t uj uan konvensi ini, konf erensi para pihak dalam penemuannya yang pert ama waj ib menent ukan kebij akan, st rat egi dan priorit as prrogram, sert a krit eria dan pedoman rinci bagi keabsahan unt uk akses kepada pemanf aat an sumber dana t ermasuk pemant auan dan evolusi pemanf aat annya secara t erat ur. Konf erensi para pihak waj ib menent ukan pengat uran menurut ayat (1) di at as sesudah berkonsult asi dengan st rukt ur kelembagaan yang diberi wewenang melaksanakan mekanisme pendanaan.

3. Konf erensi para pihak waj ib meninj au keef ekt if an mekanisme yang dibuat dalam pasal ini, t ermasuk krit eria dan pedoman sepert i diut arakan dalam ayat (2) di at as, dilaksanakan t idak kurang dari dua t ahun sesudah berlakunya konvensi ini dilaksanakan secara t erat ur sesudahnya berdasarkan t inj auan semacam it u, j ika perlu, waj ib dilakukan t indakan unt uk menyempurnakan keef ekt if an mekanisme.

(13)

Pasal 22

HUBUNGAN DENGAN KONVENSI INTERNASIONAL YANG LAIN

1. Ket ent uan-ket ent uan konvensi ini harus t idak mempengaruhi hak-hak dan kewaj iban set iap pihak yang berasal dari set iap perj anj ian int ernasional yang ada, kecuali j ika pelaksanaan hak-hak dan kewaj iban t ersebut akan mengakibat kan kerusakan parrah at au ancaman pada keanekaragaman hayat i.

2. Para pihak waj ib melaksanakan konvensi ini dengan memperhat ikan lingkungan kelaut an secara konsist en dengan hak-hak dan kewaj iban negara berdasarkan hukum kelaut an.

Pasal 23

KONFERENSI PARA PIHAK

1. Konf erensi para pihak dengan ini t elah dit et apkan pert emuan pert ama konf erensi para pihak waj ib diselenggarakan oleh Direkt ur Eksekut if Unit ed Nat ions Environment Programe (UNEP) t idak lebih dari sat u t ahun sesudah berlakunya konf erensi ini. Sesudah it u pert emuan rut in konf erensi para pihak waj ib diadakan secara t erat ur, yang j adwalnya dit ent ukan oleh konf rensi pada pert emuan pert amanya.

2. Pert emuan luar biasa konf erensi para pihak waj ib diselenggarakan pada wakt u-wakt u yang dianggap perlu oleh konf rensi, at au at as permint aan t ert ulis salah sat u pihak , dengan syarat bahwa dalam wakt u enam bulan sej ak permohonan disampaikan kepada mereka oleh sekret ariat didukung oleh paling sedikit sepert iga j umlah pihak.

3. Konf erensi para pihak waj ib dengan musyawarah menyet uj ui dan menerima at uran prosedur unt uknya sendiri dan unt uk badan-badan pendukung lain yang dibent uknya, maupun at uran f inansiil yang mengat ur pendanaan Sekret ariat . Pada set iap pert emuan biasa, waj ib diset uj ui anggaran unt uk periode f inansiil sampai pert emuan biasa berikut nya.

4. Konf erensi para pihak waj ib selalu meninj au pelaksanaan konvensi ini, dan unt uk maksud ini akan:

(a) Menet apkan f ormulir dan int erval penerusan inf ormasi unt uk disampaikan pada konf erensi sehubungan dengan pasal 26 dan mempert imbangkan baik inf ormasi semacam it u maupun laporan yang disampaikan ol eh set iap badan pendukung;

(b) Mengkaj i nasihat ilmiah, t eknis dan t eknologis mengenai keanekaragaman hayat i yang disiapkan sesuai pasal 25;

(c) Mempert imbangkan dan menerima, sepert i dipersyarat kan prot okol sesuai pasal 28;

(d) Mempert imbangkan dan menerima, sepert i di persyarat kan sesuai pasal 29 dan 30, amandemen t erhadap konvensi dan lampiran-lampirannya;

(e) Mempert imbangkan pembaharuan pada prot okol yang mana saj a, maupun lampiran,

merekomendasikan penerimaannya kepada para pihak mengenai prot okol yang bersangkut an, bila diput uskan demikian;

(14)

(g) Mendirikan badan-badan pendukung t ert ent u, t erut ama unt uk memberikan nasihat ilmiah dan t eknis, sepert i yang diperlukan unt uk pelaksanaan konvensi ini;

(h) Menguhubungi, melalui Sekret ariat , badan-badan eksekut if konvensi-konvensi yang berkait an dengan hal-hal yang mencakup dalam konvensi ini dengan maksud unt uk mengembangkan bent uk-bent uk kerj asama yang sesuai dengan mereka; dan

(i) Mempert imbangkan dan melaksanakan kegiat an t ambahan yang mungkin diperlukan bagi pencapaian maksud konvensi ini berdasarkan pengalaman yang diperoleh dalam

pelaksanaannya.

5. Perserikat an bangsa-bangsa, badan-badan khususnya dan Badan Tenaga At om Int ernasional

(Int er nat i onal At omi c Ener gy Agency), maupun negara-negara mana saj a yang bukan Penandat angan Perj anj ian pada konvensi ini, dapat hadir sebagai peninj au pada pert emuan konf erensi para pihak. Badan-badan lainnya, baik pemerint ah maupun non pemerint ah, yang mempunyai kualif ikasi dalam bidang yang berkait an dengan konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i, yang t elah memberit ahu Sekret ariat t ent ang keinginannya unt uk hadir sebagai peninj au pada pert emuan konf erensi para pihak, dapat diizinkan hadir, kecuali bila paling sedikit sepert iga para pihak yang hadir berkeberat an. Izin dan peran sert a peninj au harus mengikut i at uran yang dit erima oleh konf erensi para pihak.

Pasal 24 SEKRETARIAT

1. Sekret ariat yang dibent uk, f ungsinya ialah sebagai berikut :

(a) Mengat ur dan melayani pert emuan-pert emuan konf rensi para pihak yang dirumuskan dalam pasal 23;

(b) Melaksanakan f ungsi yang dit ugaskan kepadanya oleh prot okol;

(c) Mempersiapkan laporan mengenai pelaksanaan f ungsi-f ungsinya dalam konvensi dan menyampaikan laporan t ersebut kepada konf erensi para pihak;

(d) Mengkoordinasikan dengan badan-badan int ernasional lain yang t erkait , dan t erut ama melaksanakan pengat uran administ rat if dan kont rak yang mungkin diperlukan dalam pelaksanaan f ungsinya secara ef ekt if ;

(e) Melaksanakan f ungsi-f ungsi lainnya yang mungkin dit ent ukan oleh konf erensi para pihak.

2. Pada pert emuan rut in pert ama, konf erensi para pihak waj ib menunj uk sekret ariat dan ant ara organisasi-organisasi int ernasional kompet en yang ada, yang t elah menyat akan kesediaannya unt uk melaksanakan f ungsi Sekret ariat pada konvensi ini.

Pasal 25

BADAN PENDUKUNG UNTUK NASIHAT-NASIHAT ILMIAH, TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

(15)

2. Berdasarkan kewenangan dan sesuai dengan pedoman yang dibuat oleh konf erensi para pihak, dan berdasarkan permint aannya, badan ini akan:

(a) Menyediakan pengkaj ian ilmiah dan t eknis mengenai st at us keanekaragaman hayat i;

(b) Menyiapkan pengkaj ian ilmiah dan t eknis mengenai akibat bent uk-bent uk t indakan yang diambil, sesuai dengan persyarat an dalam konvensi ini;

(c) Mengident if ikasi t eknologi dan penget ahuan yang inovat if , ef isien dan mut akhir yang berkait an dengan konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i dan

memberikan nasihat mengenai cara peningkat an pengembangan dan/ at au pengalihan t eknologi semacam it u;

(d) Memberikan nasihat dalam program ilmiah dan kerj asama int ernasional mengenai penelit ian dan pengembangan yang berkait an dengan konservasi dan penat aan secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i; dan

(e) Menanggapi pert anyaan-pert anyaan ilmiah, t eknis, t eknologis dan met odelogis yang mungkin diaj ukan oleh konf erensi para pihak dan badan-badan pendukungnya kepada badan ini.

3. Fungsi, kerangka acuan, organisasi dan kegiat an badan ini dapat dij abarkan lebih lanj ut oleh konf rensi para pihak.

Pasal 26 L A P O R A N

Set iap pihak menurut int erval yang dit ent ukan oleh konf rensi para pihak, harus hadir pada konf erensi para pihak, dan menyampaikan laporan mengenai t indakan-t indakan pelaksanaan yang merupakan ket ent uan-ket ent uan konvensi ini sert a keef ekt ipannya dalam memenuhi t uj uan konvensi ini.

Pasal 27

PENYELESAIAN SENGKETA

1. Bila t erj adi perselisihan ant ar pihak-pihak mengenai int erpret asi at au penerapan konvensi ini, pihak-pihak yang bersangkut an harus mencari penyelesaian dengan musyawarah.

2. Bila pihak-pihak yang bersangkut an t idak dapat mencapai kesepakat an dengan musyawarah, mereka dapat bersama-sama mencari j asa baik, at au memint a perant araan dari pihak ket iga.

3. Pada saat merat if ikasi, meneri ma, menyet uj ui dan menyepakat i konvensi ini, at au pada wakt u lain sesudahnya, suat u negara at au organisasi kerj asama ekonomi regional dapat menyat akan secara t ert ulis kepada Deposit ary bahwa unt uk perselisihan yang t ak t erpecahkan sesuai dengan ayat (1) at au ayat (2) di at as, negara waj ib menerima sat u at au kedua-duanya cara penyelesaian sengket a berikut ini:

(a) Arbrit ase (penengahan) dengan prosedur yang dirumuskan dalam Bagian 1 Lampiran II; (b) Penyerahan sengket a kepada pengadilan int ernasional.

(16)

5. Ket et apan pada pasal ini berlaku dengan memperhat ikan set iap prot okol kecuali t elah dit ent ukan dalam prot okol yang bersangkut an.

Pasal 28

PENGESAHAN PROTOKOL

1. Para pihak bekerj asama dalam perumusan dan pengesahan prot okol-prot okol konvensi ini.

2. Prot okol-prot okol harus disahkan pada pert emuan konf rensi para pihak.

3. Teks set iap prot okol yang diusulkan harus disampaikan kepada para pihak oleh Sekret ariat set idak-t idaknya enam bulan sebelum peridak-t emuan idak-t ersebuidak-t dilaksanakan.

Pasal 29

AMANDEMEN KONVENSI ATAU PROTOKOL

1. Amandemen t erhadap konvensi ini dapat diusulkan oleh set iap pihak. Amandemen t erhadap set iap prot okol dapat diusulkan oleh set iap pihak dalam prot okol t ersebut .

2. Amandemen t erhadap konvensi ini waj ib disahkan pada pert emuan konf erensi para pihak. Amandemen t erhadap prot okol waj ib disahkan pada pert emuan penandat anganan prot okol yang bersangkut an. Teks set iap amandemen yang diusulkan unt uk konvensi ini at au unt uk set iap prot okol, kecuali bila dinyat akan berbeda dalam prot okol semacam it u, waj ib dikomunikasikan pada para pihak pada inst rumen yang dimaksud it u, oleh Sekret ariat paling sedikit 6 bulan sebelum pert emuan unt uk pengesahan Sekret ariat j uga waj ib mengkomunikasikan amandemen yang diusulkan kepada penandat anganan konvensi inisebagai pemberit ahuan.

3. Para pihak waj ib berusaha unt uk mencapai perset uj uan mengenai set iap amandemen yang diusulkan t erhadap konvensi ini at au set iap prot okol dengan konsensus. Bila semua usaha dengan konsensus t idak berhasil, amandemen waj ib disahkan oleh dua pert iga suara pihak-pihak yang hadir pada pert emuan dalam membahas inst rumen bersangkut an, dan waj ib disampaikan oleh Deposit ary kepada semua pihak unt uk rat if ikasi, penerimaan at au perset uj uan.

4. Rat if ikasi, penerimaan at au perset uj uan amandemen waj ib diberit ahukan kepada Deposit ary secara t ert ulis. Amandemen yang disahkan sesuai dengan ayat (3) di at as mulai berlaku unt uk semua para pihak yang t elah menerimanya pada hari kesembilan puluh sesudah penyimpanan inst rumen rat if ikasi, penerimaan at au perset uj uan oleh paling sedikit dua pert iga pihak-pihak pada konvensi at au pihak-pihak prot okol yang bersangkut an. Sesudah it u amandemen waj ib mulai berlaku unt uk set iap pihak lain pada hari kesembilan puluh sesudah pihak t ersebut menyerahkan inst rumen rat if ikasi, penerimaan at au perset uj uannya t erhadap amandemen.

5. Unt uk maksud pasal ini para pihak yang hadir dan memberikan suara ialah penandat anganan yang hadir dan memberikan suara set uj u at au t idak set uj u.

Pasal 30

PENGESAHAN DAN LAMPIRAN AMANDEMEN

(17)

2. Kecuali bila prot okol yang berkait an dengan lampirannya menyat akan lain, maka dalam prot okol mengenai lampirannya, prosedur berikut ini waj i b berlaku pada usulan, pengesahan dan berlakunya lampiran t ambahan pada konvensi ini at au lampiran pada set iap prot okol:

(a) Lampiran pada konvensi ini at au pada set i ap prot okol waj ib diusulkan dan disahkan sesuai dengan yang dirumuskan dalam pasal 29;

(b) Set iap pihak yang t idak dapat menyet uj ui lampiran t ambahan konvensi ini at au lampiran pada set iap prot okol yang melibat kan pihak t ersebut waj ib memberit ahu Deposit ary, secara t ert ulis, dalam wakt u sat u t ahun sej ak t anggal disampaikannya pengesahan oleh Deposit ary, Deposit ary dengan segera waj ib memberit ahu semua pihak mengenai pemberit ahuan yang dit erimanya. Suat u pihak set iap saat dapat membat alkan pernyat aan keberat an yang sebelumnya

disampaikan dan lampiran-lampiran waj ib mulai diberlakukan sesuai dengan persyarat an dalam sub ayat (c) di bawah;

(c) Sesudah masa sat u t ahun dari t anggal diumumkannya pengesahan oleh Deposit ary, lampiran waj ib mulai diberlakukan unt uk semua pihak pada konvensi ini at au pada set iap prot okol yang bersangkut an, yang belum menyampaikan pember it ahuan sesuai dengan persyarat an sub ayat (b) di at as.

3. Usulan, pengesahan dan berlakunya amandemen t erhadap lampiran pada konvensi ini at au set iap prot okol waj ib mengikut i prosedur yang sama dengan prosedur unt uk usulan, pengesahan dan berlakunya lampiran konvensi at au lampiran pada set iap prot okol.

4. Bila lampiran t ambahan at au amandemen t erhadap lampiran berkait an dengan amandemen t erhadap konvensi ini at au set iap prot okol, lampiran t ambahan at au amandemen t idak boleh diberlakukan sampai suat u saat amandemen t erhadap konvensi at au prot okol yang bersangkut an mulai dinyat akan berlaku.

Pasal 31 HAK SUARA

1. Selain yang dit et apkan dalam ayat (2) di bawah, set iap pihak dalam konvensi ini at au dalam set iap prot okol hanya memiliki sat u suara.

2. Organisasi kerj asama ekonomi regional, dalam hal yang berkait an dengan kewenangannya, dapat menggunakan hak suaranya dengan sej umlah suar a yang sama banyaknya dengan j umlah negara-negara anggot anya yang merupakan pihak dalam konvensi ini at au prot okol yang bersangkut an. Organisasi semacam it u t idak dapat menggunakan hak-hak suaranya bila negara-negara anggot anya t elah menggunakan hak suaranya, dan demikian pula sebaliknya.

Pasal 32

HUBUNGAN ANTARA KONVENSI DAN PROTOKOLNYA

1. Suat u negara at au organisasi kerj asama ekonomi regional t idak dapat menj adi pihak dalam prot okol kecuali pada wakt u yang bersamaan menj adi pihak dalam konvensi ini.

(18)

Pasal 33 PENANDATANGANAN

Konvensi ini dibuka unt uk penandat angannya di Rio de Jeniro oleh semua negara dan Organisasi kerj asama ekonomi regional dari t anggal 5 Juni 1992 sampai dengan 14 Juni 1992 dan di markas besar Perserikat an Bangsa-bangsa di New York dari t angal 15 Juni 1992 sampai dengan 4 Juni 1993.

Pasal 34

RATIFIKASI, PENERIMAAN ATAU PERSETUJUAN

1. Konvensi dan set iap prot okol waj ib t unduk pada rat if ikasi, penerimaan at au perset uj uan oleh negara-negara dan oleh organisasi kerj asama ekonomi regional. Inst rumen rat if ikasi, penerimaan dan perset uj uannya waj ib diserahkan kepada Deposit ary.

2. Organisasi yang dimaksud dalam ayat (1) di at as yang menj adi pihak dalam konvensi at au set iap prot okol, yang negara-negara anggot anya t idak menj adi pihak konvensi t erikat oleh semua pengat uran konvensi at au set iap prot okol, apapun halnya. Dalam organisasi sepert i it u, yang sat u at au lebih negara anggot anya menj adi pihak dalam konvensi ini at au prot okol yang berkait an, organisasi ini dan negara-negara anggot anya harus memut uskan t anggung j awabnya masing-masing dalam pelaksanaan kewaj ibannya menurut konvensi at au prot okol, apapun halnya. Dalam hal sepert i ini, organisasi at au negara-negara anggot anya t idak berhak menggunakan hak-hak dalam konvensi at au prot okol yang berkait an secara bersamaan.

3. Dalam inst rumen rat if ikasi, penerimaan at au perset uj uannya, organisasi yang dimaksud dalam ayat (1) di at as waj ib mengumumkan kewenangannya yang berkait an dengan hal-hal sepert i yang diat ur oleh konvensi at au prot okol yang berkait an. Organisasi ini j uga waj ib memberi t ahu Deposit ary t ent ang modif ikasi yang berkait an dengan kewenangannya.

Pasal 35 A K S E S I

1. Konvensi ini dan set iap prot okol harus t erbuka unt uk keikut sert aan negara-negara dan organisasi kerj asama ekonomi regional sej ak t anggal dit ut upnya penandat anganan konvensi dan prot okol yang berkait an. Inst rumen pernyat aan keikut sert aan waj ib diserahkan kepada Deposit ary.

2. Dalam inst rumen keikut sert aannya organisasi yang dimaksud dalam ayat (1) di at as harus

menyat akan ket erkait an kepent ingannya dengan memperhat ikan hal-hal yang diat ur oleh konvensi at au prot okol yang berkait an. Organisasi ini j uga waj ib memberit ahu Deposit ary mengenai

modif ikasi yang berkait an dengan kewenangannya.

3. Ket et apan pasal 34, ayat (2) berlaku bagi organisasi kerj asama ekonomi regional yang menyepakat i konvensi ini at au set iap prot okol.

Pasal 36 HAL BERLAKUNYA

1. Konvensi ini berlaku pada hari kesembilan puluh sesudah t anggal penyerahan inst rumen rat if ikasi, penerimaan at au perset uj uan yang ket iga puluh.

(19)

3. Bagi set iap pihak yang merat if iikasi, meneri ma dan menyet uj ui konvensi ini at au menyepakat i sesudah penyerahan inst rumen rat if ikasi, penerimaan, perset uj uan ket iga puluh, konvensi ini mulai berlaku pada hari kesembilan puluh sesudah t anggal penyerahan inst rumen rat if ikasi, penerimaan, perset uj uan oleh pihak t ersebut .

4. Set iap prot okol, kecuali bila dit et apkan lain ol eh prot okol t ersebut , harus mulai diberlakukan unt uk pihak yang merat if ikasi, menerima at au menyet uj ui prot okol t ersebut sesudah mulai

diberlakukannya sesuai ayat (2) di at as, pada hari kesembilan puluh sesudah t anggal pihak t ersebut menyerahkan inst rumen rat if ikasi, penerimaan dan perset uj uannya, at au pada t anggal ket ika konvensi ini mulai diberlakukan unt uk pihak t ersebut .

5. Unt uk maksud ayat (1) dan (2) di at as, set iap inst rumen yang diserahkan oleh organisasi kerj asama ekonomi regional harus t idak dianggap sebagai t ambahan inst rumen-inst rumen yang t elah

diserahkan oleh negara-negara anggot a organisasi t ersebut .

Pasal 37

KEBERATAN-KEBERATAN (RESERVASI)

Tidak ada keberat an yang dapat diaj ukan t erhadap konvensi ini.

Pasal 38 PENARIKAN DIRI

1. Set iap saat sesudah dua t ahun dari t anggal konvensi ini diberlakukan unt uk set iap pihak, pihak t ersebut dapat mengundurkan diri dari konvensi dengan menyampaikan pemberit ahuan t ert ulis kepada Deposit ari.

2. Set iap pengunduran diri t ersebut akan berlaku sat u t ahun set elah t anggal pemberit ahuannya dit erima oleh Deposit ari, at au beberapa wakt u kemudian, sepert i dij elaskan dalam pemberit ahuan mengenai penarikan diri ini.

3. Pihak yang mengundurkan diri dari konvensi ini akan dianggap mengundurkan diri pula dari prot okol yang diikut inya.

Pasal 39

PENGATURAN PENDANAAN INTERIM

Dengan pengert ian bahwa sudah direst rukt ur isasi sepenuhnya sesuai dengan Ket et apan 21, Gl obal Envi r onment Faci l i t y dari Uni t ed Nat ions Devel opment Pr ogr amme. Uni t ed Nat i ons Envir onment Pr ogr amme dan Int er nat ional Bank of Recont r uct i on Devel opment kan menj adi st rukt ur kelembagaan yang dimaksud dalam pasal 21 secara sement ara, unt uk masa ant ara mulai diberlakukannya konvensi ini dan pert emuan pert ama konf erensi para pihak at au sampai konf erensi para pihak mencant umkan st rukt ur kelembagaan yang sesuai dengan pasal 21.

Pasal 40

PENGATURAN SEKRETARIAT INTERIM

Sekret ariat yang dibent uk oleh Direkt ur Eksekkut i f Uni t ed Nat i ons Envi r onment Pr ogr amme ialah Sekret ariat yang dimaksud dalam pasal 24 ayat (2), berlaku sement ara unt uk masa ant ara mulai berlakunya konvensi ini dan pert ama konf erensi para pihak.

(20)

Sekret ariat Jenderal Perserikat an Bangsa-bangsa akan menj alankan f ungsi Deposit ari konvensi ini dan prot okol-prot okolnya.

Pasal 42 TEKS ASLI

Naskah Asli konvensi ini yang dit ulis baik dalam bahasa Arab, China, Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol sama ot ent iknya, dan harus dit empat kan pada Sekret ariat Jenderal Perserikat an Bangsa-bangsa.

DENGAN KESAKSIAN yang bert andat angan di bawah ini, yang diberi kewenangan unt uk bert indak, t elah menandat angani konvensi ini.

Dilaksanakan di Rio de Janeiro pada hari kelima bulan Juni, seribu sembilan rat us sembilah puluh dua.

Lampiran I

IDENTIFIKASI DAN PEMANTAUAN

1. Ekosist em dan habit at ; berisi keanekaragaman yang t inggi, sej umlah besar j enis at au kehidupan liar endemik at au t erancam kepunahan; yang diperlukan oleh j enis yang bermigrasi mempunyai nilai pent ing secara ekonomi, budaya at au ilmiah; at au yang mewakili, unik at au dihubungkan dengan kunci proses-proses evolusi at au biologi lain;

2. Jenis dan komunit as yang t erancam; berkerabat dengan j enis domest ik at au budidaya; mempunyai nilai pent ing unt uk obat -obat an, pert anian at au ekonomis yang lain; at au mempunyai nilai sosial, ilmiah at au budaya yang pent ing at au bernilai pent ing unt uk penelit ian bagi konservasi dan pemanf aat an secara berkelanj ut an keanekaragaman hayat i sepert i halnya j enis indikat or; dan

3. Genomi dan gene t ert ent u yang mempunyai ni lai sosial, ilmiah dan ekonomi pent ing.

Lampiran II Bagian 1 ARBITRASE

Pasal 1

Pihak Penunt ut harus memberit ahu Sekret ariat bahwa pihak-pihak t ersebut mengaj ukan persengket aan kepada arbit rase menurut pasal 27. Pemberit ahuan t ersebut harus menyebut kan pokok permasalahan arbit rase dan mencant umkan secara khusus pasal-pasal dalam konvensi at au prot okol, t af siran at au penerapan hal-hal yang menj adi pokok permasalahan. Jika pihak-pihak t ersebut t idak sepakat dengan pokok permasalahan persengket aan sebelum Presiden Pengadilan dit unj uk, sidang arbit rase (abrit al) waj ib menj elaskan pokok permasalahan t ersebut . Sekret ariat waj ib menyampaikan inf ormasi ini, sehingga dit erima oleh semua pihak-pihak penandat angan konvensi ini at au kepada prot okol yang berkait an.

Pasal 2

(21)

2. Dalam persengket aan di ant ara lebih dari dua pihak, pihak-pihak yang mempunyai kepent ingan sama dapat menunj uk suat u penengah at as dasar perset uj uan bersama.

3. Set iap lowongan harus diisi dengan cara yang t elah dit ent ukan bagi penunj ukan awal.

Pasal 3

1. Jika Presiden sidang arbit rase belum dit unj uk dalam j angka wakt u dua bulan sej ak penunj ukan penengah kedua, Sekret aris Jenderal Perserikat an Bangsa-Bangsa akan, at as permint aan salah sat u pihak, menunj uk Presiden dalam j angka wakt u dua bulan berikut nya.

2. Jika salah sat u pihak yang bersengket a t idak menunj uk seorang penengah dalam j angka wakt u dua bulan sej ak penerimaan permohonan, pihak yang lain dapat memberit ahu Sekret aris Jenderal yang waj ib mengadakan penunj ukan dalam j angka dua bulan berikut nya.

Pasal 4

Sidang arbit rase waj ib membuat keput usannya sesuai dengan ket et apan konvensi ini, semua prot okol yang berkait an, dan hukum int ernasional.

Pasal 5

Jika pihak-pihak yang bersengket a t idak set uj u, sidang arbit rase waj ib menent ukan perat uran-perat uran prosedur persidangan sendiri.

Pasal 6

Sidang arbit rase dapat , dengan permint aan salah sat u pihak, merekomendasikan langkah-langkah sement ara unt uk perlindungan.

Pasal 7

Pihak-pihak yang bersengket a waj ib membant u pekej aan sidang arbit rase dan khususnya, menggunakan semua sarana yang diimilikinya, akan:

(a) Memberi sidang segala dokumen, inf ormasi dan f asilit as yang berkait an; dan

(b) Membant u sidang, bilamana perlu, unt uk memanggil saksi-saksi at au para ahli dan menerima bukt i-bukt i mereka.

Pasal 8

Pihak-pihak yang bersengket a dan para hakim di bawah sumpah unt uk melindungi kerahasiaan set iap inf ormasi yang mereka t erima secara rahasia selama berlangsungnya sidang arbit rase.

Pasal 9

(22)

Pasal 10

Set iap pihak pada konvensi yang mempunyai kepent ingan bersif at hukum dalam pokok permasalahan persengket aan yang dapat t erpengaruh oleh keput usan kasus t ersebut , dapat campur t angan dalam proses persidangan dengan ij in sidang.

Pasal 11

Sidang dapat mendengar dan menent ukan t unt ut an balik yang muncul secara langsung dari pokok permasalahan persengket aan.

Pasal 12

Keput usan, baik pada prosedur dan subst ansi si dang arbit rase harus dit ent ukan melalui hasil pemungut an suara t erbanyak anggot a-anggot a sidang.

Pasal 13

Jika salah sat u pihak yang bersengket a t idak muncul dalam sidang arbit rase at au gagal dalam mempert ahankan kasusnya, pihak yang lain dapat memint a sidang unt uk melanj ut kan acara

persidangan dan memberikan keput usannya. Ket idakhadiran sat u pihak at au kegagalan sat u pihak unt uk mempert ahankan kasusnya harus t idak merupakan penghalang bagi acara persidangan. Sebelum

membuat keput usan akhirnya, sidang arbit rase harus meyakinkan diri bahwa t unt ut an t ersebut berdasarkan pada f akt a dan hukum yang kuat .

Pasal 14

Sidang waj ib membuat keput usan akhirnya dalam j angka wakt u lima bulan sej ak sidang t ersebut sepenuhnya diangkat , kecuali j ika dirasa perlu unt uk memperpanj ang bat as wakt u hingga pada priode yang t idak lebih dari lima bulan lagi.

Pasal 15

Keput usan akhir sidang arbit rase harus dibat asi pada pokok permasalahan persengket aan dan harus menyat akan pert imbangan yang menj adi dasarnya. Keput usan t ersebut harus memuat nama-nama para anggot anya yang t elah berperan sert a dan t anggal keput usan akhirnya. Set iap anggot a sidang arbit rase dapat melampirkan opini t erpisah at au ket idaksepakat annya pada keput usan akhir t ersebut .

Pasal 16

Keput usan sidang waj ib mengikat pihak-pihak yang bersengket a. Keput usan t ersebut harus t anpa permohonan banding kecuali pihak-pihak yang bersengket a sebelumnya t elah menyet uj ui prosedur unt uk naik banding.

Pasal 17

Set iap perbedaan pendapat yang dapat t imbul di ant ara pihak-pihak yang bersengket a sebagai akibat penaf siran at au cara pelaksanaan keput usan akhir t ersebut dapat diaj ukan oleh masing-masing pihak pada sidang arbit rase yang mengeluarkan keput usan t ersebut unt uk ket egasannya.

Bagian 2

(23)

Pasal 1

Dewan konsiliasi waj ib dibent uk berdasarkan permohonan salah sat u pihak yang bersengket a. Dewan t ersebut akan t erdiri dari lima anggot a, dua dipilih oleh set iap pihak yang bersengket a dan seorang Presiden yang dipilih secara bersama oleh keempat anggot a t ersebut , kecual i bilamana pihak-pihak yang bersengket a t idak set uj u.

Pasal 2

Dalam persengket aan ant ara lebih dari dua pihak, pihak-pihak yang mempunyai kepent ingan yang sama waj ib menunj uk anggot a mereka pada dewan konsiliasi secara bersama-sama melalui perset uj uan. Jika dua at au lebih pihak yang bersengket a t ersebut mempunyai kepent ingan yang sama, mereka dapat memilih anggot a-anggot a mereka secara t erpisah.

Pasal 3

Jika penunj ukan anggot a-anggot a dewan set iap pi hak yang bersengket a t idak dilaksanakan dalam j angka wakt u dua bulan sej ak t anggal permohonan unt uk membent uk dewan konsiliasi, Sekret aris Jenderal Perserikat an Bangsa-Bangsa, j ika dimint a oleh pihak yang mengaj ukan permohonan, dapat membuat penunj ukan t ersebut dalam j angka wakt u dua bulan berikut nya.

Pasal 4

Jika Presiden dewan konsiliasi t idak t erpilih dalam j angka wakt u dua bulan sej ak anggot a t erakhir t erpilih, Sekret aris Jenderal Perserikat an Bangsa-Bangsa j ika dimint a oleh salah sat u pihak dapat menunj uk seorang Presiden dalam j angka wakt u dua bulan berikut nya.

Pasal 5

Dewan konsiliasi membuat keput usannya melalui pemungut an suara t erbanyak dari para anggot anya. Dewan t ersebut harus, kecuali bila pihak-pihak yang bersengket a t idak set uj u, menet apkan

prosedurnya sendiri. Dewan waj ib membuat usulan unt uk pemecahan persengket aan, yang harus dit erima oleh semua pihak yang bersengket a dengan it ikad baik.

Pasal 6

Ket idaksepakat an mengenai kewenangan dewan konsiliasi waj ib diput uskan oleh dewan t ersebut .

Referensi

Dokumen terkait