PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2001
TENTANG PAJAK DAERAH
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
bahwa unt uk melaksanakan ket ent uan Pasal 2 ayat (3), Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 33 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah dan Ret ribusi Daerah sebagaimana t elah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, dipandang perlu menet apkan Perat uran Pemerint ah t ent ang Paj ak Daerah;
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana t elah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 t ent ang Ket ent uan Umum Tat a Cara Perpaj akan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3984);
3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah dan Ret ribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana t elah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 t ent ang Perimbangan Keuangan ant ara Pemerint ah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
MEMUTUSKAN : Menet apkan :
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PAJAK DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1. Paj ak Daerah, yang selanj ut nya disebut paj ak, adalah iuran waj ib yang dilakukan ol eh orang pribadi at au badan kepada Daerah t anpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan unt uk membiayai penyelenggaraan pemerint ahan Daerah dan pembangunan Daerah.
2. Kendaraan bermot or adalah semua kendaraan beroda dua at au lebih besert a gandengannya yang digunakan di semua j enis j alan darat , dan digerakkan oleh peralat an t eknik berupa mot or at au peralat an lainnya yang berf ungsi unt uk mengubah suat u sumber daya energi t ert ent u menj adi t enaga gerak kendaraan bermot or yang bersangkut an, t ermasuk al at -alat berat dan al at -alat besar yang bergerak.
3. Kendaraan di at as air adalah semua kendaraan yang digerakkan oleh peralat an t eknik berupa mot or at au peralat an lainnya yang berf ungsi unt uk mengubah suat u sumber daya energi t ert ent u menj adi t enaga gerak kendaraan bermot or yang bersangkut an yang digunakan di at as air.
4. Penyerahan kendaraan bermot or dan/ at au kendaraan di at as air adalah pengalihan hak milik kendaraan bermot or dan/ at au kendaraan di at as air sebagai akibat perj anj ian dua pihak at au perbuat an sepihak at au keadaan yang t erj adi karena j ual beli, t ukar menukar, hibah t ermasuk hibah wasiat dan hadiah, warisan, at au pemasukan ke dalam badan usaha;
5. Bahan bakar kendaraan bermot or adalah bahan bakar yang digunakan unt uk menggerakkan kendaraan bermot or dan/ at au kendaraan di at as air;
6. Air bawah t anah adal ah air yang berada di perut bumi, t ermasuk mat a air yang muncul secara alamiah di at as permukaan t anah;
7. Air permukaan adalah air yang berada di at as permukaan bumi, t idak t ermasuk air laut .
8. Hot el adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang unt uk dapat menginap/ ist irahat , memperoleh pelayanan, dan/ at au f asilit as lainnya dengan dipungut bayaran, t ermasuk bangunan lainnya yang menyat u, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali unt uk pert okoan dan perkant oran.
9. Rest oran adalah t empat menyant ap makanan dan/ at au minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, t idak t ermasuk usaha j asa boga at au kat ering.
10. Hiburan adalah semua j enis pert unj ukan, permainan, permainan ket angkasan, dan/ at au keramaian dengan nama dan bent uk apapun, yang dit ont on at au dinikmat i ol eh set iap orang dengan dipungut bayaran, t idak t ermasuk penggunaan f asilit as unt uk berolah raga;
t empat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerint ah;
12. Penerangan j alan adalah penggunaan t enaga list rik unt uk menerangi j alan umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerint ah Daerah;
13. Bahan gal ian golongan C adalah bahan galian golongan C sebagaimana dimaksud dalam perat uran perundang-undangan yang berlaku;
14. Tempat parkir adal ah t empat parkir di l uar badan j al an yang disediakan oleh orang pribadi at au badan, baik yang disediakan berkait an dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suat u usaha, t ermasuk penyediaan t empat penit ipan kendaraan bermot or dan garasi kendaraan bermot or yang memungut bayaran;
15. Pembayaran adalah j umlah yang dit erima at au seharusnya dit erima sebagai imbalan at as penyerahan barang dan/ at au j asa sebagai pembayaran kepada pemilik hot el, rest oran, penyelenggara hiburan, at au penyelenggara t empat parkir.
BAB II
PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DAN KENDARAAN DI ATAS AIR
Bagian Pert ama Paj ak Kendaraan Bermot or
Pasal 2
(1) Obj ek Paj ak Kendaraan Bermot or adalah kepemilikan dan/ at au penguasaan kendaraan bermot or.
(2) Dikecualikan sebagai obj ek Paj ak Kendaraan Bermot or adalah kepemilikan dan/ at au penguasaan kendaraan bermot or oleh:
a. Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;
b. Kedut aan, konsulat , perwakilan negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga int ernasional dengan asas t imbal balik;
c. Subj ek Paj ak lainnya yang diat ur dengan Perat uran Daerah.
Pasal 3
(1) Subj ek Paj ak Kendaraan Bermot or adalah orang pribadi at au badan yang memiliki dan/ at au menguasai kendaraan bermot or.
(2) Waj ib Paj ak Kendaraan Bermot or adalah orang pribadi at au badan yang memiliki kendaraan bermot or.
Pasal 4
a. Nilai Jual Kendaraan Bermot or;
b. Bobot yang mencerminkan secara relat if kadar kerusakan j alan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermot or.
(2) Nilai Jual Kendaraan Bermot or diperoleh berdasarkan harga pasaran umum at as suat u kendaraan bermot or.
(3) Dalam hal harga pasaran umum at as suat u kendaraan bermot or t idak diket ahui, Nilai Jual Kendaraan Bermot or dit ent ukan berdasarkan f akt or-f akt or:
a. isi silinder dan/ at au sat uan daya; b. penggunaan kendaraan bermot or; c. j enis kendaraan bermot or;
d. merek kendaraan bermot or;
e. t ahun pembuat an kendaraan bermot or;
f . berat t ot al kendaraan bermot or dan banyaknya penumpang yang diizinkan;
g. dokumen impor unt uk j enis kendaraan bermot or t ert ent u.
(4) Bobot sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dihit ung berdasarkan f akt or-f akt or:
a. t ekanan gandar;
b. j enis bahan bakar kendaraan bermot or;
c. j enis, penggunaan, t ahun pembuat an, dan ciri-ciri mesin dari kendaraan bermot or.
(5) Penghit ungan dasar pengenaan Paj ak Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), dinyat akan dalam suat u t abel yang dit et apkan oleh Ment eri Dalam Negeri dengan pert imbangan Ment eri Keuangan.
(6) Dasar pengenaan Paj ak Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dit inj au kembali set iap t ahun.
Pasal 5
Tarif Paj ak Kendaraan Bermot or dit et apkan sebesar:
a. 1, 5% (sat u koma lima persen) unt uk kendaraan bermot or bukan umum; b. 1% (sat u persen) unt uk kendaraan bermot or umum;
c. 0, 5% (nol koma lima persen) unt uk kendaraan bermot or alat -al at berat dan alat -alat besar.
Pasal 6
(1) Besarnya pokok Paj ak Kendaraan Bermot or yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4 ayat (5).
Pasal 7
(1) Paj ak Kendaraan Bermot or dikenakan unt uk masa paj ak 12 (dua belas) bulan bert urut -t urut t erhit ung mulai saat pendaf t aran kendaraan bermot or.
(2) Paj ak Kendaraan Bermot or dibayar sekaligus di muka.
(3) Paj ak Kendaraan Bermot or yang karena suat u dan lain hal masa paj aknya t idak sampai 12 (dua belas) bul an, maka dapat dilakukan rest it usi.
(4) Tat a cara pel aksanaan rest it usi dit et apkan oleh Gubernur.
Bagian Kedua
Paj ak Kendaraan di At as Air
Pasal 8
(1) Obj ek Paj ak Kendaraan di At as Air adalah kepemilikan dan/ at au penguasaan kendaraan di at as air.
(2) Obj ek Paj ak Kendaraan di At as Air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliput i:
a. kendaraan di at as air dengan ukuran isi kot or kurang dari 20 M3 at au kurang dari GT 7;
b. kendaraan di at as air yang digunakan unt uk kepent ingan penangkapan ikan dengan mesin berkekuat an lebih besar dari 2 PK;
c. kendaraan di at as air unt uk kepent ingan pesiar perseorangan yang meliput i yacht / pleasure ship/ sport y ship;
d. kendaraan di at as air unt uk kepent ingan angkut an perairan darat an.
(3) Dikecualikan sebagai obj ek Paj ak Kendaraan di At as Air adalah kepemilikan dan/ at au penguasaan kendaraan di at as air oleh:
a. Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;
b. Kedut aan, konsulat , perwakilan negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga int ernasional dengan asas t imbal balik;
c. Orang pribadi at au badan at as kendaraan di at as air perint is; d. Subj ek paj ak lainnya yang diat ur dengan Perat uran Daerah.
Pasal 9
(1) Subj ek Paj ak Kendaraan di At as Air adalah orang pribadi at au badan yang memiliki dan/ at au menguasai kendaraan di at as air.
(2) Waj ib Paj ak Kendaraan di At as Air adalah orang pribadi at au badan yang memiliki kendaraan di at as air.
(1) Dasar pengenaan Paj ak Kendaraan di At as Air dihit ung berdasarkan Nilai Jual Kendaraan di At as Air.
(2) Nilai Jual Kendaraan di At as Air diperoleh berdasarkan harga pasaran umum at as suat u kendaraan di at as air.
(3) Dalam hal harga pasaran umum at as suat u kendaraan di at as air t idak diket ahui, Nilai Jual Kendaraan di At as Air dit ent ukan berdasarkan f akt or-f akt or, ant ara lain:
a. penggunaan kendaraan di at as air; b. j enis kendaraan di at as air;
c. merek kendaraan di at as air;
d. t ahun pembuat an at au renovasi kendaraan di at as air; e. isi kot or kendaraan di at as air;
f . banyaknya penumpang at au berat muat an maksimum yang diizinkan; g. dokumen impor unt uk j enis kendaraan di at as air t ert ent u.
(4) Penghit ungan dasar pengenaan Paj ak Kendaraan di At as Air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dinyat akan dalam suat u t abel yang dit et apkan ol eh Ment eri Dalam Negeri dengan pert imbangan Ment eri Keuangan.
(5) Tabel sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dit inj au kembali set iap t ahun. Pasal 11
Tarif Paj ak Kendaraan di At as Air dit et apkan sebesar 1, 5% (sat u koma lima persen).
Pasal 12
(1) Besarnya pokok Paj ak Kendaraan di At as Air yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4).
(2) Paj ak Kendaraan di At as Air yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat kendaraan di at as air t erdaf t ar.
Pasal 13
(1) Paj ak Kendaraan di At as Air dikenakan unt uk masa paj ak 12 (dua belas) bulan bert urut -t urut t erhit ung mulai saat pendaf t aran kendaraan di at as air.
(2) Paj ak Kendaraan di At as Air dibayar sekaligus di muka.
(3) Paj ak Kendaraan di At as Air yang karena suat u dan lain hal masa paj aknya t idak sampai 12 (dua belas) bul an, maka dapat dilakukan rest it usi.
(4) Tat a cara pel aksanaan rest it usi dit et apkan oleh Gubernur.
BAB III
Bagian Pert ama
Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or
Pasal 14
(1) Obj ek Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or adalah penyerahan kendaraan bermot or.
(2) Termasuk penyerahan kendaraan bermot or sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adal ah pemasukan kendaraan bermot or dari luar negeri unt uk dipakai secara t et ap di Indonesia, kecuali:
a. unt uk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkut an; b. unt uk diperdagangkan;
c. unt uk dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia;
d. digunakan unt uk pameran, penelit ian, cont oh, dan kegiat an olah raga bert araf int ernasional.
(3) Pengecualian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c t idak berlaku apabila selama 3 (t iga) t ahun bert urut -t urut t idak dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia.
(4) Dikecual ikan sebagai obj ek paj ak Bea Bal ik Nama Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah penyerahan kendaraan bermot or kepada:
a. Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;
b. Kedut aan, konsulat , perwakilan asing, dan lembaga-lembaga int ernasional dengan asas t imbal balik;
c. Subj ek paj ak lainnya yang dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 15
(1) Subj ek Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or adalah orang pribadi at au badan yang menerima penyerahan kendaraan bermot or.
(2) Waj ib Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or adalah orang pribadi at au badan yang menerima penyerahan kendaraan bermot or.
Pasal 16
Dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or adalah Nilai Jual Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan ayat (2), at au ayat (3).
Pasal 17
a. 10% (sepuluh persen) unt uk kendaraan bermot or bukan umum; b. 10% (sepuluh persen) unt uk kendaraan bermot or umum;
c. 3% (t iga persen) unt uk kendaraan bermot or alat -alat berat dan alat -alat besar.
(2) Tarif Bea Balik Nama kendaraan bermot or at as penyerahan kedua dan selanj ut nya dit et apkan sebesar:
a. 1% (sat u persen) unt uk kendaraan bermot or bukan umum; b. 1% (sat u persen) unt uk kendaraan bermot or umum;
c. 0, 3% (nol koma t iga persen) unt uk kendaraan bermot or alat -alat berat dan alat -alat besar.
(3) Tarif Bea Bal ik Nama kendaraan bermot or at as penyerahan karena warisan dit et apkan sebesar:
a. 0, 1% (nol koma sat u persen) unt uk kendaraan bermot or bukan umum; b. 0, 1% (nol koma sat u persen) unt uk kendaraan bermot or umum;
c. 0, 03% (nol koma nol t iga persen) unt uk kendaraan bermot or alat -al at berat dan alat -alat besar.
Pasal 18
(1) Pokok Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), ayat (2), at au ayat (3) dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.
(2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat kendaraan bermot or didaf t arkan.
(3) Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or dilakukan pada saat pendaf t aran.
Pasal 19
Waj ib Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or waj ib mendaf t arkan penyerahan kendaraan bermot or dalam j angka wakt u paling l ambat 30 (t iga pul uh) hari sej ak saat penyerahan.
Pasal 20
Orang pribadi at au badan yang menyerahkan kendaraan bermot or melaporkan secara t ert ulis penyerahan t ersebut kepada Gubernur at au pej abat yang dit unj uk dalam j angka wakt u 30 (t iga puluh) hari sej ak saat penyerahan.
Bagian Kedua
Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air
(1) Obj ek Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air adalah penyerahan kendaraan di at as air.
(2) Kendaraan di at as air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliput i:
a. kendaraan di at as air dengan ukuran isi kot or kurang dari 20 M3 at au kurang dari GT 7;
b. kendaraan di at as air yang digunakan unt uk kepent ingan penangkapan ikan dengan mesin berkekuat an lebih besar dari 2 PK;
c. kendaraan di at as air unt uk kepent ingan pesiar perseorangan yang mel iput i yacht / pl easure ship/ sport y ship;
d. kendaraan di at as air unt uk kepent ingan angkut an perairan darat an. (3) Termasuk penyerahan kendaraan di at as air sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) adalah pemasukan kendaraan di at as ai r dari l uar negeri unt uk dipakai secara t et ap di Indonesia, kecual i:
a. unt uk dipakai sendiri ol eh orang pribadi yang bersangkut an; b. unt uk diperdagangkan;
c. unt uk dikeluarkan kembal i dari wil ayah pabean Indonesia;
d. digunakan unt uk pameran, penelit ian, cont oh, dan kegiat an olah raga bert araf int ernasional.
(4) Pengecual ian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c t idak berlaku apabila selama 3 (t iga) t ahun bert urut -t urut t idak dikeluarkan kembali dari wilayah pabean Indonesia.
(5) Dikecualikan sebagai obj ek paj ak Bea Bal ik Nama Kendaraan di At as Air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah penyerahan kendaraan di at as air kepada:
a. Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;
b. Kedut aan, konsulat , perwakilan asing, dan lembaga-lembaga int ernasional dengan asas t imbal balik;
c. Orang pribadi at au badan at as kendaraan di at as air perint is; d. Subj ek paj ak l ainnya yang dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 22
(1) Subj ek Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air adalah orang pribadi at au badan yang dapat menerima penyerahan kendaraan di at as air.
(2) Waj ib Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air adalah orang pribadi at au badan yang menerima penyerahan kendaraan di at as air.
Pasal 23
Dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air adalah Nilai Jual Kendaraan di At as Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dan ayat (3).
(1) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air at as penyerahan pert ama dit et apkan sebesar 5% (lima persen).
(2) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air at as penyerahan kedua dan selanj ut nya dit et apkan sebesar 1% (sat u persen).
(3) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air at as penyerahan karena warisan dit et apkan sebesar 0, 1% (nol koma sat u persen).
Pasal 25
(1) Pokok Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1), ayat (2), at au ayat (3) dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23.
(2) Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat kendaraan di at as air didaf t arkan.
(3) Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air dilakukan pada saat pendaf t aran.
Pasal 26
Waj ib Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air waj ib mendaf t arkan penyerahan kendaraan di at as air dalam j angka wakt u paling lambat 30 (t iga puluh) hari sej ak saat penyerahan.
Pasal 27
Orang pribadi at au badan yang menyerahkan kendaraan di at as air melaporkan secara t ert ulis penyerahan t ersebut kepada Gubernur at au pej abat yang dit unj uk dalam j angka wakt u 30 (t iga puluh) hari sej ak saat penyerahan.
BAB IV
PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR
Pasal 28
(1) Obj ek Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or adalah bahan bakar kendaraan bermot or yang disediakan at au dianggap digunakan unt uk kendaraan bermot or, t ermasuk bahan bakar yang digunakan unt uk kendaraan di at as air.
(2) Bahan bakar kendaraan bermot or sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah bensin, solar, dan bahan bakar gas.
(1) Subj ek Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or adalah konsumen bahan bakar kendaraan bermot or.
(2) Waj ib Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or adalah orang pribadi at au badan yang menggunakan bahan bakar kendaraan bermot or.
(3) Pemungut an Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or dilakukan oleh penyedia bahan bakar kendaraan bermot or.
Pasal 30
Dasar pengenaan Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or adalah nilai j ual bahan bakar kendaraan bermot or.
Pasal 31
Tarif Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or dit et apkan sebesar 5% (lima persen).
Pasal 32
Besarnya pokok Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30.
BAB V
PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN
Pasal 33
(1) Obj ek Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah:
a. pengambilan air bawah t anah dan/ at au air permukaan; b. pemanf aat an air bawah t anah dan/ at au air permukaan;
c. pengambilan dan pemanf aat an air bawah t anah dan/ at au air permukaan. (2) Dikecualikan dari obj ek Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah
dan Air Permukaan adalah:
a. pengambilan, at au pemanf aat an, at au pengambilan dan pemanf aat an air bawah t anah dan/ at au air permukaan oleh Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;
bawah t anah dan/ at au air permukaan unt uk kepent ingan pengairan pert anian rakyat ;
d. pengambilan, at au pemanf aat an, at au pengambilan dan pemanf aat an air bawah t anah dan/ at au air permukaan unt uk keperluan dasar rumah t angga; e. pengambilan, at au pemanf aat an, at au pengambilan dan pemanf aat an air
bawah t anah dan/ at au air permukaan lainnya yang diat ur dengan Perat uran Daerah.
Pasal 34
(1) Subj ek Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah orang pribadi at au badan yang mengambil, at au memanf aat kan, at au mengambil dan memanf aat kan air bawah t anah dan/ at au air permukaan.
(2) Waj ib Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah orang pribadi at au badan yang mengambil, at au memanf aat kan, at au mengambil dan memanf aat kan air bawah t anah dan/ at au air permukaan.
Pasal 35
(1) Dasar pengenaan Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah nilai perolehan air.
(2) Nilai perol ehan air sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dinyat akan dalam rupiah yang dihit ung menurut sebagian at au seluruh f akt or-f akt or:
a. j enis sumber air; b. l okasi sumber air;
c. t uj uan pengambilan dan/ at au pemanf aat an air;
d. volume air yang diambil, at au dimanf aat kan, at au diambil dan dimanf aat kan; e. kualit as air;
f . luas areal t empat pengambilan dan/ at au pemanf aat an air;
g. musim pengambilan, at au pemanf aat an, at au pengambilan dan pemanf aat an air;
h. t ingkat kerusakan lingkungan yang diakibat kan oleh pengambilan, at au pemanf aat an, at au pengambilan dan pemanf aat an air.
(3) Besarnya nilai perolehan air sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sepanj ang digunakan unt uk kegiat an Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah yang memberikan pelayanan publik, pert ambangan minyak bumi dan gas alam dit et apkan oleh Ment eri Dalam Negeri dengan pert imbangan Ment eri Keuangan.
Pasal 36
Tarif Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan dit et apkan sebagai berikut :
b. Air permukaan sebesar 10% (sepuluh persen).
Pasal 37
(1) Besarnya pokok Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35.
(2) Khusus Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang ket enagalist rikan unt uk kemanf aat an umum yang t arif nya dit et apkan oleh Pemerint ah sesuai perat uran perundang-undangan yang berlaku, maka pokok paj ak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperhit ungkan dalam harga j ual l ist rik di Daerah yang dij angkau ol eh sist em pasokan t enaga list rik yang bersangkut an.
(3) Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat air berada.
BAB VI PAJAK HOTEL
Pasal 38
(1) Obj ek Paj ak Hot el adal ah pelayanan yang disediakan hot el dengan pembayaran, t ermasuk:
a. f asilit as penginapan at au f asilit as t inggal j angka pendek;
b. pelayanan penunj ang sebagai kelengkapan f asilit as penginapan at au t inggal j angka pendek yang sif at nya memberikan kemudahan dan kenyamanan; c. f asilit as olah raga dan hiburan yang disediakan khusus unt uk t amu hot el,
bukan unt uk umum;
d. j asa persewaan ruangan unt uk kegiat an acara at au pert emuan di hot el; (2) Tidak t ermasuk obj ek paj ak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. penyewaan rumah at au kamar, apart emen dan/ at au f asilit as t empat t inggal lainnya yang t idak menyat u dengan hot el;
b. pel ayanan t inggal di asrama, dan pondok pesant ren;
c. f asilit as olah raga dan hiburan yang disediakan di hot el yang dipergunakan ol eh bukan t amu hot el dengan pembayaran;
d. pert okoan, perkant oran, perbankan, salon yang dipergunakan ol eh umum di hot el;
e. pel ayanan perj alanan wisat a yang diselenggarakan oleh hot el dan dapat dimanf aat kan oleh umum.
Pasal 39
kepada hot el .
(2) Waj ib Paj ak Hot el adalah pengusaha hot el.
Pasal 40
Dasar pengenaan Paj ak Hot el adalah j umlah pembayaran yang dil akukan kepada hot el .
Pasal 41
(1) Tarif Paj ak Hot el paling t inggi sebesar 10% (sepuluh persen).
(2) Tarif Paj ak Hot el sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 42
(1) Besarnya pokok Paj ak Hot el yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dal am Pasal 41 ayat (2) dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40.
(2) Paj ak Hot el yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat hot el berlokasi.
BAB VII PAJAK RESTORAN
Pasal 43
(1) Obj ek Paj ak Rest oran adalah pelayanan yang disediakan rest oran dengan pembayaran.
(2) Tidak t ermasuk obj ek paj ak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah: a. Pelayanan usaha j asa boga at au kat ering;
b. Pelayanan yang disediakan oleh rest oran at au rumah makan yang peredarannya t idak melebihi bat as t ert ent u yang dit et apkan dengan Perat uran Daerah;
Pasal 44
(1) Subj ek Paj ak Rest oran adalah orang pribadi at au badan yang melakukan pembayaran kepada rest oran.
(2) Waj ib Paj ak Rest oran adalah pengusaha rest oran.
Pasal 45
Pasal 46
(1) Tarif Paj ak Rest oran paling t inggi sebesar 10% (sepuluh persen).
(2) Tarif Paj ak Rest oran sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 47
(1) Besarnya pokok Paj ak Rest oran yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45.
(2) Paj ak Rest oran yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat rest oran berlokasi.
BAB VIII PAJAK HIBURAN
Pasal 48
(1) Obj ek Paj ak Hiburan adalah penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. (2) Tidak t ermasuk obj ek paj ak hiburan adalah penyelenggaraan hiburan yang t idak
dipungut bayaran, sepert i hiburan yang diselenggarakan dalam rangka pernikahan, upacara adat , kegiat an keagamaan.
Pasal 49
(1) Subj ek Paj ak Hiburan adalah orang pribadi at au badan yang menont on dan/ at au menikmat i hiburan.
(2) Waj ib Paj ak Hiburan adalah orang pribadi at au badan yang menyelenggarakan hiburan.
Pasal 50
Dasar pengenaan Paj ak Hiburan adalah j umlah pembayaran at au yang seharusnya dibayar unt uk menont on dan/ at au menikmat i hiburan.
Pasal 51
(1) Tarif Paj ak Hiburan pal ing t inggi sebesar 35% (t iga pul uh lima persen).
(2) Tarif Paj ak Hiburan sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
(1) Besarnya pokok Paj ak Hiburan yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50.
(2) Paj ak Hiburan yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat hiburan diselenggarakan.
BAB IX PAJAK REKLAME
Pasal 53
(1) Obj ek Paj ak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. (2) Tidak t ermasuk sebagai obj ek Paj ak Reklame adalah:
a. Penyelenggaraan reklame melalui int ernet , t elevisi, radio, wart a harian, wart a mingguan, wart a bulanan, dan sej enisnya;
b. penyelenggaraan reklame lainnya yang dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 54
(1) Subj ek Paj ak Reklame adalah orang pribadi at au badan yang menyelenggarakan at au melakukan pemesanan reklame.
(2) Waj ib Paj ak Reklame adalah orang pr ibadi at au badan yang menyelenggarakan reklame.
Pasal 55
(1) Dasar pengenaan Paj ak Reklame adalah nilai sewa reklame.
(2) Nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diperhit ungkan dengan memperhat ikan lokasi penempat an, j enis, j angka wakt u penyelenggaraan, dan ukuran media reklame.
(3) Cara perhit ungan nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
(4) Hasil perhit ungan nil ai sewa rekl ame sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dit et apkan dengan keput usan Kepal a Daerah.
Pasal 56
(1) Tarif Paj ak Reklame pal ing t inggi sebesar 25% (dua puluh lima persen).
(2) Tarif Paj ak Rekl ame sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
(1) Besarnya pokok Paj ak Reklame yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2) dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55.
(2) Paj ak Reklame yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat reklame t ersebut diselenggarakan.
BAB X
PAJAK PENERANGAN JALAN
Pasal 58
(1) Obj ek Paj ak Penerangan Jalan adalah penggunaan t enaga list rik, di wilayah daerah yang t ersedia penerangan j alan yang rekeningnya dibayar oleh Pemerint ah Daerah.
(2) Dikecualikan dari obj ek Paj ak Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. penggunaan t enaga list rik oleh inst ansi Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;
b. penggunaan t enaga list rik pada t empat -t empat yang digunakan oleh kedut aan, konsulat , perwakilan asing, dan lembaga-lembaga int ernasional dengan asas t imbal balik;
c. penggunaan t enaga list rik yang berasal dari bukan PLN dengan kapasit as t ert ent u yang t idak memerlukan izin dari inst ansi t eknis t erkait ;
d. penggunaan t enaga list rik lainnya yang diat ur dengan Perat uran Daerah.
Pasal 59
(1) Subj ek Paj ak Penerangan Jalan adalah orang pribadi at au badan yang menggunakan t enaga list rik.
(2) Waj ib Paj ak Penerangan Jalan adalah orang pribadi at au badan yang menj adi pelanggan list rik dan/ at au pengguna t enaga list rik.
(3) Dalam hal t enaga l ist rik disediakan oleh PLN maka pemungut an Paj ak Penerangan Jalan dilakukan oleh PLN.
(4) Ket ent uan lebih lanj ut mengenai pemungut an Paj ak Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud dal am ayat (3) diat ur dengan Keput usan Ment eri Dalam Negeri dengan pert imbangan Ment eri Keuangan.
Pasal 60
(1) Dasar pengenaan Paj ak Penerangan Jalan adalah Nilai Jual Tenaga List rik. (2) Nilai Jual Tenaga List rik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan:
Tenaga List rik adalah j umlah t agihan biaya beban dit ambah dengan biaya pemakaian kwh yang dit et apkan dalam rekening list rik;
b. dal am hal t enaga list rik berasal dari bukan PLN dengan t idak dipungut bayaran, Nilai Jual Tenaga List rik dihit ung berdasarkan kapasit as t ersedia, penggunaan list rik at au t aksiran penggunaan list rik, dan harga sat uan list rik yang berlaku di wilayah Daerah yang bersangkut an.
(3) Khusus unt uk kegiat an indust ri, pert ambangan minyak bumi dan gas alam, Nilai Jual Tenaga List rik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan sebesar 30% (t iga puluh persen).
Pasal 61
(1) Tarif Paj ak Penerangan Jalan paling t inggi sebesar 10% (sepuluh persen).
(2) Tarif Paj ak Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 62
(1) Besarnya pokok Paj ak Penerangan Jalan yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2) dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 60.
(2) Dalam hal Paj ak Penerangan Jal an dipungut oleh PLN maka besarnya pokok paj ak t erut ang sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dihit ung berdasarkan j umlah rekening list rik yang dibayarkan oleh pel anggan PLN.
(3) Paj ak Penerangan Jalan yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat penggunaan t enaga list rik.
BAB XI
PAJAK PENGAMBILAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C
Pasal 63
(1) Obj ek Paj ak Pengambil an Bahan Galian Golongan C adalah kegiat an pengambilan bahan galian golongan C.
(2) Bahan galian golongan C sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliput i: a. asbes;
b. bat u t ulis;
c. bat u set engah permat a; d. bat u kapur;
h. dolomit ; i. f eldspar;
j . garam bat u (hal it e); k. graf it ;
l. granit / andesit ; m. gips;
n. kalsit ; o. kaolin; p. leusit ; q. magnesit ; r. mika; s. marmer; t . nit rat ; u. opsidien; v. oker;
w. pasir dan kerikil; x. pasir kuarsa; y. perlit ;
z. phospat ; aa. t alk;
ab. t anah serap (f ullers eart h); ac. t anah diat ome;
ad. t anah liat ; ae. t awas (al um); af . t ras;
ag. yarosif ; ah. zeolit ; ai. basal; aj . t rakkit .
(3) Dikecualikan dari obj ek Paj ak Pengambil an Bahan Galian Golongan C sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah:
a. kegiat an pengambilan bahan galian golongan C yang nyat a-nyat a t idak dimaksudkan unt uk mengambil bahan galian golongan C t ersebut dan t idak dimanf aat kan secara ekonomis.
b. Pengambilan bahan galian golongan C lainnya yang dit et apkan dalam Perat uran Daerah.
Pasal 64
(1) Subj ek Paj ak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adal ah orang pribadi at au badan yang mengambil bahan galian golongan C.
Pasal 65
(1) Dasar pengenaan Paj ak Pengambil an Bahan Galian Golongan C adalah nil ai j ual hasil pengambilan bahan galian golongan C.
(2) Nilai j ual sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dihit ung dengan mengal ikan vol ume/ t onase hasil pengambil an dengan nil ai pasar at au harga st andar masing-masing j enis bahan galian golongan C.
Pasal 66
(1) Tarif Paj ak Pengambilan Bahan Galian Golongan C paling t inggi sebesar 20% (dua puluh persen).
(2) Tarif Paj ak Pengambil an Bahan Galian Golongan C sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 67
(1) Besarnya pokok Paj ak Pengambilan Bahan Galian Golongan C yang t erut ang dihit ung dengan cara mengal ikan t arif paj ak sebagaimana dimaksud dal am Pasal 66 ayat (2) dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65.
(2) Paj ak Pengambilan Bahan Galian Golongan C yang t erut ang dipungut di wilayah Daerah t empat pengambilan bahan gal ian golongan C.
BAB XII PAJAK PARKIR
Pasal 68
(1) Obj ek Paj ak Parkir adalah penyelenggaraan t empat parkir di l uar badan j alan, baik yang disediakan berkait an dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suat u usaha, t ermasuk penyediaan t empat penit ipan kendaraan bermot or dan garasi kendaraan bermot or yang memungut bayaran.
(2) Tidak t ermasuk obj ek paj ak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. Penyelenggaraan t empat parkir oleh Pemerint ah Pusat dan Pemerint ah Daerah;
b. Penyelenggaraan parkir oleh kedut aan, konsulat , perwakilan negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga int ernasional dengan asas t imbal balik; c. Penyelenggaraan t empat parkir lainnya yang diat ur dengan Perat uran
Daerah.
(1) Subj ek Paj ak Parkir adalah orang pribadi at au badan yang melakukan pembayaran at as t empat parkir.
(2) Waj ib Paj ak Parkir adalah orang pribadi at au badan yang menyelenggarakan t empat parkir.
Pasal 70
Dasar pengenaan Paj ak Parkir adalah j umlah pembayaran at au yang seharusnya dibayar unt uk pemakaian t empat parkir.
Pasal 71
(1) Tarif Paj ak Parkir paling t inggi sebesar 20% (dua pul uh persen).
(2) Tarif Paj ak Parkir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Daerah.
Pasal 72
(1) Besarnya pokok Paj ak Parkir yang t erut ang dihit ung dengan cara mengalikan t arif sebagaimana dimaksud dal am Pasal 71 ayat (2) dengan dasar pengenaan paj ak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70.
(2) Paj ak Parkir yang t erut ang dipungut di wil ayah Daerah t empat parkir berlokasi.
BAB XIII PAJAK LAIN-LAIN
Pasal 73
Sel ain j enis paj ak Kabupat en/ Kot a yang dit et apkan dal am Perat uran Pemerint ah ini, dengan Perat uran Daerah dapat dit et apkan j enis paj ak lainnya sesuai krit eria yang dit et apkan dalam Undang-undang.
BAB XIV
YANG KADALUWARSA DAN TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK
Pasal 74
(1) Piut ang Paj ak yang t idak mungkin dit agih lagi karena hak unt uk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapuskan.
(3) Bupat i at au Walikot a menet apkan Keput usan Penghapusan Piut ang Paj ak Kabupat en at au Kot a yang sudah kadal uwarsa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
(4) Tat a cara penghapusan piut ang paj ak yang sudah kadaluwarsa diat ur dengan Perat uran Daerah.
Pasal 75
Tat a cara pelaksanaan pemungut an paj ak dit et apkan oleh Kepal a Daerah.
BAB XV
BIAYA PEMUNGUTAN
Pasal 76
(1) Dalam rangka kegiat an pemungut an Paj ak Daerah dapat diberikan biaya pemungut an paling t inggi sebesar 5% (lima persen).
(2) Pedoman t ent ang alokasi biaya pemungut an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan ol eh Ment eri Dal am Negeri dengan pert imbangan Ment eri Keuangan.
BAB XVI BAGI HASIL PAJAK
Bagian Pert ama
Bagi Hasil Paj ak Propinsi kepada Daerah Kabupat en/ Kot a
Pasal 77
(1) Hasil penerimaan Paj ak Kendaraan Bermot or dan Kendaraan di At as Air dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or dan Kendaraan di At as Air diserahkan kepada Daerah Kabupat en/ Kot a di Propinsi yang bersangkut an pal ing sedikit 30% (t iga puluh persen).
(2) Hasil penerimaan Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or dan Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan diserahkan kepada Daerah Kabupat en/ Kot a di Propinsi yang bersangkut an paling sedikit 70% (t uj uh puluh persen).
(3) Bagian Daerah Kabupat en/ Kot a sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dit et apkan lebih lanj ut dengan Perat uran Daerah Propinsi dengan memperhat ikan aspek pemerat aan dan pot ensi ant ar Daerah Kabupat en/ Kot a. (4) Penggunaan bagian Daerah Kabupat en/ Kot a sebagaimana dimaksud dalam ayat
bersangkut an.
Bagian Kedua
Bagi Hasil Paj ak Kabupat en kepada Desa
Pasal 78
(1) Hasil penerimaan paj ak Kabupat en diperunt ukkan paling sedikit 10% (sepuluh persen) bagi Desa di wilayah Daerah Kabupat en yang bersangkut an.
(2) Bagian Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan dengan Perat uran Daerah Kabupat en dengan memperhat ikan aspek pemerat aan dan pot ensi ant ar Desa.
(3) Penggunaan bagian Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan sepenuhnya oleh Desa yang bersangkut an.
BAB XVII
PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAERAH Bagian Pert ama
Pengundangan Perat uran Daerah
Pasal 79
Perat uran Daerah t ent ang Paj ak diundangkan dalam Lembaran Daerah yang bersangkut an.
Bagian Kedua
Pengawasan Perat uran Daerah
Pasal 80
(1) Dalam rangka pengawasan, Perat uran Daerah t ent ang Paj ak Daerah disampaikan kepada Ment eri Dalam Negeri dan Ment eri Keuangan paling lama 15 (lima bel as) hari set elah dit et apkan.
(2) Dalam hal Perat uran Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bert ent angan dengan kepent ingan umum dan/ at au perat uran perundangan-undangan yang lebih t inggi, Ment eri Dalam Negeri dengan pert imbangan Ment eri Keuangan membat alkan Perat uran Daerah dimaksud.
(3) Pembat alan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan paling lama 1 (sat u) bulan sej ak dit erimanya Perat uran Daerah dimaksud.
(4) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dil aksanakan sesuai perat uran perundang-undangan yang berlaku.
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 81
Pada saat Perat uran Pemerint ah ini mulai berl aku:
1. Semua Perat uran Daerah t ent ang Paj ak Daerah yang t elah diaj ukan kepada Ment eri Dalam Negeri unt uk mendapat kan pengesahan berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 19 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 64 Tahun 1998, sepanj ang t idak bert ent angan dengan Perat uran Pemerint ah ini, dapat dilaksanakan t anpa memerlukan pengesahan.
2. Perat uran Daerah Kabupat en at au Kot a t ent ang Paj ak Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan masih t et ap berlaku unt uk j angka wakt u 1 (sat u) t ahun, sepanj ang Perat uran Daerah Propinsi t ent ang Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan belum dit et apkan.
3. Perat uran Daerah Propinsi t ent ang Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or masih t et ap berlaku selama 3 (t iga) bul an.
4. Perat uran Daerah lainnya selain sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, dan angka 3 yang bert ent angan dengan Perat uran Pemerint ah ini, diadakan penyesuaian dalam j angka wakt u paling lambat 1 (sat u) t ahun.
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 82
Pada saat Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku:
1. Perat uran Pemerint ah Nomor 19 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3691) sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 64 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3771);
2. Perat uran Pemerint ah Nomor 21 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3693);
dinyat akan t idak berlaku.
Pasal 83
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Dit et apkan di Jakart a pada t anggal 13 Sept ember 2001
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
t t d.
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 13 Sept ember 2001
SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, t t d.
BAMBANG KESOWO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2001 NOMOR 118
PENJELASAN ATAS
NOMOR 65 TAHUN 2001 TENTANG
PAJAK DAERAH
UMUM
Dengan dit et apkannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 t ent ang Perubahan at as Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah dan Ret ribusi Daerah sebagai salah sat u upaya unt uk mewuj udkan ot onomi daerah yang luas, nyat a, dan bert anggung j awab, pembiayaan pemerint ahan dan pembangunan daerah yang berasal dari pendapat an asli daerah, khususnya yang bersumber dari Paj ak Daerah perl u dit ingkat kan sehingga kemandirian Daerah dalam hal pembiayaan penyelenggaraan pemerint ahan di Daerah dapat t erwuj ud.
Unt uk meningkat kan pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat sert a peningkat an pert umbuhan perekonomian di Daerah, diperlukan penyediaan sumber-sumber pendapat an asli daerah yang hasil nya memadai. Upaya peningkat an penyediaan pembiayaan dari sumber t ersebut , ant ara lain, dilakukan dengan peningkat an kinerj a pemungut an, penyempurnaan dan penambahan j enis paj ak, sert a pemberian keleluasaan bagi Daerah unt uk menggali sumber-sumber penerimaan khususnya dari sekt or Paj ak Daerah melalui Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah dan Ret ribusi Daerah sebagaimana t elah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000.
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, maka Perat uran Pemerint ah Nomor 19 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 64 Tahun 1998 sudah t idak sesuai lagi dan perlu dit et apkan Perat uran Pemerint ah penggant i, sebagai perat uran pel aksanaan dari Undang-undang t ersebut . Oleh karena it u, Perat uran Pemerint ah ini mencabut Perat uran Pemerint ah Nomor 19 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Daerah sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 64 Tahun 1998 dan Perat uran Pemerint ah Nomor 21 Tahun 1997 t ent ang Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup j elas
Pasal 2
Ayat (1)
Alat -alat berat dan alat alat besar yang bergerak adalah alat yang dapat bergerak/ berpindah t empat dan t idak mel ekat secara permanen.
Ayat (2)
Huruf a
Kendaraan bermot or milik Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah t idak dikecualikan sebagai obj ek Paj ak Kendaraan Bermot or.
Huruf b
Ket ent uan t ent ang pengecualian pengenaan Paj ak Kendaraan Bermot or bagi perwakilan lembaga-lembaga int ernasional berpedoman kepada Keput usan Ment eri Keuangan.
Huruf c
Subj ek paj ak yang dimaksud dal am ayat ini, ant ara l ain, orang pribadi at au yang memiliki at au menguasai kendaraan bermot or yang digunakan unt uk keperluan pengolahan lahan pert anian rakyat , dan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki at au menguasai kendaraan bermot or yang digunakan unt uk keperluan keselamat an.
Pasal 3
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Dalam hal Waj ib Paj ak badan, kewaj iban perpaj akannya diwakili oleh pengurus at au kuasa badan t ersebut .
Pasal 4
Ayat (1)
Huruf a
Huruf b
Bobot dinyat akan sebagai koef isien t ert ent u. Koef isien sama dengan 1, berart i kerusakan j alan dan pencemaran lingkungan oleh kendaraan bermot or t ersebut dianggap masih dal am bat as t ol eransi. Koef isien l ebih besar dari 1, berart i kendaraan bermot or t ersebut membawa pengaruh buruk t erhadap kerusakan j alan dan pencemaran lingkungan.
Cont oh:
Nilai Jual Kendaraan Bermot or merek X t ahun Y adalah sebesar Rp 100. 000. 000, 00. Koef isien bobot dit ent ukan sama dengan 1, 2, maka dasar pengenaan paj ak dari kendaraan bermot or t ersebut adalah: Rp 100. 000. 000, 00 x 1, 2 = Rp 120. 000. 000, 00.
Ayat (2)
Harga pasaran umum adalah harga rat a-rat a yang diperoleh dari sumber dat a, ant ara lain, Agen Tunggal Pemegang Merek, asosiasi penj ual kendaraan bermot or.
Nilai Jual Kendaraan Bermot or dit et apkan berdasarkan harga pasaran umum minggu pert ama bulan Desember t ahun paj ak sebelumnya.
Ayat (3)
Fakt or-f akt or t ersebut dalam ayat ini t idak harus semuanya dipergunakan dalam menghit ung Ni lai Jual Kendaraan Bermot or.
Ayat (4)
Huruf a
Tekanan gandar dibedakan at as j umlah sumbu/ as, roda, dan berat kendaraan bermot or.
Huruf b
Jenis bahan bakar kendaraan bermot or dibedakan, ant ara lain, solar, bensin, gas, list rik at au t enaga surya.
Jenis, t ahun pembuat an, dan ciri-ciri mesin dari kendaraan bermot or dibedakan, ant ara lain, j enis mesin yang 2 t ak at au 4 t ak, dan ciri-ciri mesin yang 1000 cc at au 2000 cc.
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Pasal 5
Cukup j elas
Pasal 6
Cukup j elas
Pasal 7
Ayat (1)
Pemungut an Paj ak Kendaraan Bermot or merupakan sat u kesat uan dengan pengurusan administ rasi kendaraan bermot or lainnya.
Khusus pemungut an paj ak kendaraan bermot or unt uk alat -alat berat dan alat -al at besar yang bergerak dil akukan hanya ol eh Pemerint ah Daerah.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan suat u dan lain hal dalam ayat ini, ant ara lain, kendaraan bermot or didaf t ar di daerah l ain, kendaraan bermot or yang rusak dan t idak dapat digunakan lagi karena f orce maj eure.
Ayat (4)
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Huruf a
Kendaraan di At as Air milik Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah t idak dikecualikan sebagai obj ek Paj ak Kendaraan di At as Air.
Huruf b
Ket ent uan t ent ang pengecualian pengenaan Paj ak Kendaraan di At as Air bagi perwakilan lembaga-lembaga int ernasional berpedoman kepada Keput usan Ment eri Keuangan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kendaraan di at as air perint is adalah kapal yang digunakan unt uk pelayanan angkut an perint is.
Huruf d
Subj ek paj ak yang dimaksud dalam ayat ini, ant ara l ain, Badan Usaha Milik Negara yang memiliki at au menguasai kendaraan di at as air yang digunakan unt uk keperluan keselamat an, sepert i kapal pandu dan kapal t unda.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
oleh pengurus at au kuasa badan t ersebut .
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Harga pasaran umum adalah harga rat a-rat a yang diperoleh dari sumber dat a, ant ara lain, dari t empat penj ualan kendaraan di at as air.
Nilai Jual Kendaraan di At as Air dit et apkan berdasarkan harga pasaran umum minggu pert ama bulan Desember t ahun paj ak sebelumnya.
Ayat (3)
Fakt or-f akt or t ersebut dalam ayat ini t idak harus semuanya dipergunakan dalam menghit ung Nilai Jual Kendaraan di At as Air.
Ayat (4)
Dasar pengenaan Paj ak Kendaraan di At as Air dapat dit et apkan lebih rendah dari Nilai Jual Kendaraan di At as Air.
Ayat (5)
Cukup j elas
Pasal 11
Cukup j elas
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Ayat (1)
dengan pengurusan administ rasi kendaraan di At as Air lainnya.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan suat u dan lain hal, ant ara lain, kendaraan bermot or yang rusak dan t idak dapat digunakan lagi karena f orce maj eure.
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 14
Ayat (1)
Penguasaan kendaraan bermot or yang melebihi 12 (dua bel as) bulan dianggap sebagai penyerahan, kecuali penguasaan kendaraan bermot or karena perj anj ian sewa beli.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Huruf a
Penyerahan kendaraan bermot or kepada Badan Usaha Mil ik Negara dan Badan Usaha Mil ik Daerah t idak dikecualikan sebagai obj ek Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan Bermot or.
Huruf b
Huruf c
Cukup j elas
Pasal 15
Cukup j elas
Pasal 16
Nilai Jual Kendaraan Bermot or sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini adalah Nilai Jual Kendaraan Bermot or yang t ercant um dalam Ket et apan Ment eri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dal am Pasal 4 ayat (5).
Pasal 17
Cukup j elas
Pasal 18
Cukup j elas
Pasal 19
Cukup j elas
Pasal 20
Laporan t ert ulis t ersebut , ant ara lain, berisi:
- nama dan alamat orang pribadi at au badan yang menerima penyerahan;
- t anggal, bulan dan t ahun penyerahan; - nomor polisi kendaraan bermot or;
- lampiran f ot o kopi Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermot or (STNK).
Pasal 21
Ayat (1)
bulan dianggap sebagai penyerahan, kecuali penguasaan kendaraan di at as air karena perj anj ian sewa beli.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Huruf a
Penyerahan kendaraan di at as air kepada Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah t idak dikecualikan sebagai obj ek Paj ak Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air.
Huruf b
Ket ent uan t ent ang pengecualian pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan di At as Air bagi perwakilan lembaga-lembaga int ernasional berpedoman kepada Keput usan Ment eri Keuangan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan kendaraan di at as air perint is adalah kapal yang digunakan unt uk pelayanan angkut an perint is.
Huruf d
Cukup j elas
Pasal 22
Cukup j elas
Nilai j ual kendaraan di at as air sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini adalah nilai j ual kendaraan di at as air yang t ercant um dalam ket et apan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4).
Pasal 24
Cukup j elas
Pasal 25
Cukup j elas
Pasal 26
Cukup j elas
Pasal 27
Laporan t ert ulis t ersebut , ant ara lain, berisi:
- nama dan alamat orang pribadi at au badan yang menerima penyerahan;
- t anggal, bulan dan t ahun penyerahan; - Pas Kapal;
- Nomor Pas Kapal.
Pasal 28
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan dianggap digunakan unt uk kendaraan
bermot or adal ah bahan bakar yang diperoleh melalui, ant ara lain, St asiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), St asiun Pengisian Bahan Bakar Umum unt uk Kendaraan di At as Air.
Ayat (2)
Termasuk dalam pengert ian bensin adalah, ant ara lain, premium, premix, bensin biru, super TT.
Pasal 29
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan penyedia bahan bakar kendaraan bermot or, ant ara lain, Pert amina dan produsen lainnya.
Pasal 30
Yang dimaksud dengan nilai j ual adalah harga j ual sebelum dikenakan Paj ak Pert ambahan Nilai.
Pasal 31
Tarif Paj ak Bahan Bakar Kendaraan Bermot or dikenakan at as nilai j ual bahan bakar kendaraan bermot or. Dengan demikian, harga eceran bahan bakar kendaraan bermot or sudah t ermasuk paj ak ini.
Pasal 32
Cukup j elas
Pasal 33
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan pengambilan air bawah t anah dan/ at au air permukaan dalam ket ent uan ini, ant ara lain, pengambilan air dalam sekt or pert ambangan migas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pemanf aat an air bawah t anah dan/ at au air permukaan dal am ket ent uan ini, ant ara lain, pemanf aat an air dalam bidang ket enagalist rikan.
Cukup j elas
Ayat (2)
Huruf a
Tidak t ermasuk yang dikecualikan sebagai obj ek Paj ak Pengambilan dan Pemanf aat an Air Bawah Tanah dan Air Permukaan adalah pengambilan, at au pemanf aat an, at au pengambilan dan pemanf aat an air bawah t anah dan/ at au air permukaan yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah .
Huruf b
Cont oh, Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirt a.
Huruf c
Pengecualian obj ek paj ak at as pengambilan, at au pemanf aat an, at au pengambilan dan pemanf aat an air bawah t anah dan/ at au air permukaan unt uk kepent ingan pengairan pert anian rakyat t et ap memperhat ikan kelest arian lingkungan dan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Huruf d
Pengecualian obj ek paj ak at as pengambilan, at au pemanf aat an, at au pengambilan dan pemanf aat an air bawah t anah dan/ at au air permukaan unt uk keperluan dasar rumah t angga dit et apkan dengan Perat uran Daerah dengan memperhat ikan kelest arian lingkungan dan perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Huruf e
Cukup j elas
Pasal 34
Cukup j elas
Pasal 35
Cukup j elas
Ayat (2)
Penggunaan f akt or-f akt or t ersebut disesuaikan dengan kondisi masing-masing Daerah.
Yang dimaksud dengan musim pengambilan, at au pemanf aat an, at au pengambilan dan pemanf aat an air sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf g adalah musim kemarau at au musim huj an.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah adalah badan usaha yang menyediakan layanan publik dan t arif layanannya dit et apkan Pemerint ah sesuai perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk menghindari pembebanan yang memberat kan Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara karena pembayaran at as j enis paj ak ini dil akukan dari bagi hasil penerimaan negara dari sekt or pert ambangan minyak bumi dan gas alam.
Pasal 36
Cukup j elas
Pasal 37
Cukup j elas
Pasal 38
Ayat (1)
Huruf a
Dalam pengert ian rumah penginapan t ermasuk rumah kos dengan j umlah kamar 10 (sepuluh) at au lebih yang menyediakan f asilit as sepert i rumah penginapan.
Huruf b
Pelayanan penunj ang, ant ara lain, t elepon, f aksimil, t eleks, f ot okopi, pelayanan cuci, set erika, t aksi dan pengangkut an lainnya, yang disediakan at au dikel ola hot el .
Huruf c
Fasilit as olah raga dan hiburan, ant ara lain, pusat kebugaran (f it ness cent er), kolam renang, t enis, golf , karaoke, pub, diskot ik, yang disediakan at au dikel ola hot el .
Huruf d
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 39
Cukup j elas
Pasal 40
Cukup j elas
Pasal 41
Cukup j elas
Pasal 42
Cukup j elas
Pasal 43
Ayat (1)
Pelayanan di rest oran/ rumah makan meliput i penj ualan makanan dan/ at au minuman di rest oran/ rumah makan, t ermasuk penyediaan penj ualan makanan/ minuman yang diant ar/ dibawa pulang.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 44
Cukup j elas
Pasal 45
Cukup j elas
Pasal 46
Cukup j elas
Pasal 47
Cukup j elas
Pasal 48
Ayat (1)
Hiburan, ant ara lain, berupa t ont onan f il m, kesenian, pagelaran musik dan t ari, diskot ik, karaoke, kl ab malam, permainan bilyar, permainan ket angkasan, pant i pij at , mandi uap, dan pert andingan olah raga.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 49
Cukup j elas
Pasal 50
pot ongan harga dan t iket cuma-cuma.
Pasal 51
Hiburan berupa kesenian t radisional dikenakan t arif yang lebih rendah dari hiburan lainnya.
Pasal 52
Cukup j elas
Pasal 53
Ayat (1)
Penyelenggaraan reklame, ant ara lain:
- reklame papan/ billboard/ videot ron/ megat ron; - reklame kain;
- reklame melekat (st iker); - reklame selebaran;
- reklame berj alan, t ermasuk pada kendaraan; - reklame udara;
- reklame suara; - reklame f il m/ slide; - reklame peragaan.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 54
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Reklame.
Pasal 55
Cukup j elas
Pasal 56
Cukup j elas
Pasal 57
Cukup j elas
Pasal 58
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan penggunaan t enaga list rik adalah penggunaan t enaga list rik baik yang disalurkan dari PLN maupun bukan PLN.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Ket ent uan t ent ang pengecualian pengenaan Paj ak Penerangan Jalan bagi perwakilan lembaga-lembaga int ernasional berpedoman kepada Keput usan Ment eri Keuangan.
Huruf c
Cukup j elas
Huruf d
Cukup j elas
Cukup j elas
Pasal 60
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Ket ent uan ini dimaksudkan unt uk menghindari pembebanan yang pada akhirnya akan memberat kan masyarakat dan Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara karena pembayaran at as j enis paj ak ini dilakukan dari bagi hasil penerimaan negara dari sekt or pert ambangan minyak bumi dan gas alam.
Pasal 61
Cukup j elas
Pasal 62
Cukup j elas
Pasal 63
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan kegiat an pengambilan bahan gal ian golongan C adal ah pengambilan bahan gal ian golongan C dari sumber alam di dalam dan/ at au permukaan bumi unt uk dimanf aat kan.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Huruf a
t angga, kegiat an pert ambangan golongan a dan gol ongan b, pemancangan t iang list rik/ t elepon, penanaman kabel list rik/ t el epon, penanam pipa air/ gas.
Huruf b
Cukup j elas
Pasal 64
Cukup j elas
Pasal 65
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan nilai pasar adalah harga rat a-rat a yang berlaku di lokasi set empat di wilayah daerah yang bersangkut an. Apabil a nilai pasar dari hasil produksi bahan galian golongan C sulit diperol eh, maka digunakan harga st andar yang dit et apkan oleh inst ansi yang berwenang dalam bidang penambangan bahan galian golongan C.
Pasal 66
Cukup j elas
Pasal 67
Cukup j elas
Pasal 68
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Penyelenggaraan t empat parkir ol eh Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah t idak dikecualikan sebagai obj ek Paj ak Parkir.
Huruf b
Ket ent uan t ent ang pengecualian pengenaan Paj ak Parkir bagi perwakil an lembaga-lembaga int ernasional berpedoman kepada Keput usan Ment eri Keuangan.
Huruf c
Cukup j elas
Pasal 69
Cukup j elas
Pasal 70
Cukup j elas
Pasal 71
Cukup j elas
Pasal 72
Cukup j elas
Pasal 73
Penet apan j enis paj ak lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini harus benar-benar bersif at spesif ik dan pot ensial di Daerah.
Pasal 74
Cukup j elas
Pasal 75
Cukup j elas
Cukup j elas
Pasal 77
Cukup j elas
Pasal 78
Cukup j elas
Pasal 79
Cukup j elas
Pasal 80
Ayat (1)
Penet apan j angka wakt u 15 (lima belas) hari dalam ayat ini t elah mempert imbangkan administ rasi pengiriman Perat uran Daerah dari daerah yang t ergolong j auh.
Ayat (2)
Pembat alan Perat uran Daerah berlaku sej ak t anggal dit et apkan. Dalam hal ini Waj ib Paj ak t idak dapat mengaj ukan rest it usi kepada Pemerint ah Daerah yang bersangkut an.
Ayat (3)
Penet apan j angka wakt u 1 (sat u) bulan dalam ayat ini dilakukan dengan pert imbangan unt uk mengurangi dampak negat if dari pembat alan Perat uran Daerah t ersebut .
Ayat (4)
Cukup j elas
Pasal 81
Pasal 82
Cukup j elas
Pasal 83
Cukup j elas