• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistik BPDAS Barito 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Statistik BPDAS Barito 2008"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS), yang mempunyai tugas melaksanakan pembangunan Kehutanan di bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) baik didalam maupun diluar kawasan hutan. Untuk pelaksanaan tugas dimaksud, maka ketersediaan data dan informasi kegiatan pembangunan bidang RLPS yang akurat, tepat waktu, relevan, konsisten dan lengkap sangat diperlukan oleh manajemen di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, mulai dari proses perencanaan / perumusan kebijakan, monitoring dan evaluasi kebijakan.

Untuk dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas, maka seluruh tahapan mulai dari pengumpulan data, pengolahan dan penyajian harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, sebab mutu data dan informasi sangat dipengaruhi oleh prosedur/ tatacara pengumpulan data, kelen gkapan dokumen, konsistensi dalam formulir dan antar formulir serta jadwal pelaporan yang tepat.

(2)

1. Maksud

Penyusunan Buku Statistik Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito dimaksudkan untuk memberikan atau menyajikan data dan informasi pembanguanan bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito maupun oleh Dinas Kehutanan/ Dinas yang mengurusi kehutanan di daerah, yang dibuat dalam setiap tahun.

2. Tujuan

Sedangkan tujuannya adalah supaya hasil pembangunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di wilayah kerja Balai Pengelolaan daerah Aliran Sungai Barito, dapat terdokumentasikan dengan baik dalam bentuk Buku Statistik.

C. Ruang Lingkup

(3)

BAB I I . ORGANI SASI

A. Visi dan Misi

1. V i s i

Visi yang diemban Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito yaitu terwujudnya Balai Pengelolaan DAS Barito sebagai pusat pelayanan dan informasi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang handal dalam mendukung pengelolaan DAS yang optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Propinsi Kalimantan Selatan dan sebagian Propinsi Kalimantan Tengah yang berada di wilayah Daerah Aliran Sungai Barito Bagian Hulu.

2. M i s i

Untuk mewujudkan visi tersebut maka dilaksanakan misi :

a. Memantapkan I nformasi Pengelolaan DAS melalui penyusunan rencana, pengembangan model, pemantauan dan evaluasi. b. Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

B. Tugas Pokok dan fungsi

1. Tugas Pokok

(4)

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito mempunyai fungsi : a. Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS

b. Penyusunan dan Penyajian informasi DAS c. Pengembangan Model Pengelolaan DAS

d. Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Pengelolaan DAS e. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan DAS

f. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga DAS.

C. Struktur Organisasi

(5)

5

BAGAN STRUKTUR ORGANI SASI BALAI PENGELOLAAN DAS BARI TO

Kepala Seksi

Kelembagaan DAS

Kepala Seksi

Evaluasi DAS

Kepala Sub Bagian

Tata Usaha

Kepala Seksi

Program DAS

Kepala Balai

(6)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi Balai Pengelolaan daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito. Hingga akhir Desember 2007 Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito didukung oleh personalia/ pegawai sejumlah 67 orang yang terdiri dari berbagai tingkat pendidikan maupun golongan kepangkatan. Personil sebanyak 67 orang tersebut bertugas sesuai dengan bidangnya masing-masing pada Seksi Program, Seksi Kelembagaan, Seksi Evaluasi dan Sub Bagian Tata Usaha. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito dipimpin oleh seorang Kepala balai yang berpindidikan S-2 dan dibantu oleh 3 orang kepala seksi dan 1 orang kepala sub bagian tata usaha dengan tingkat pendidikan rata-rata S-1 kecuali kepala seksi kelembagaan yang sudah berpendidikan Sarjana S-2 Kehutanan.

(7)

7 E. Penjelasan- Penjelasan

1. Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis serta sebagai sistim yang mengatur keterkaitan antar unsurnya.

2. Statistik Kehutanan adalah data dan informasi kehutanan yang disajikan secara tahunan dan atau berkala ( time series ).

3. Data adalah bahan keterangan tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta baik berupa angka-angka, teks, dokumen, bagan, suara yang mewakili deskripsi verbal atau kode tertentu.

4. I nformasi adalah data yang sudah diolah sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan.

5. Sistem Statistik Kehutanan adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam penyelenggaraan statistik kehutanan.

6. Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada tempat dan saat tertentu.

7. Kompilasi data kehutanan adalah cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa data kehutanan yang didasarkan pada catatan yang ada pada instansi pemerintah dan atau masyarakat yang berkaitan dengan kehutanan.

(8)

A. Letak dan Luas Wilayah

1. Propinsi Kalimantan Selatan

Propinsi Kalimantan Selatan yang meliputi wilayah seluas 3.753.052,04 Ha secara geografis terletak pada posisi antara 114º 19’ 13” BB dan 116º 39’ 28” BT serta pada posisi 1º 21’ 49” LU dan 4º 10’ 14” LS, secara administrasi pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan terdiri dari 2 Kota dan 11 Kabupaten, dengan batas-batas wilayah : - Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur

- Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar - Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa

- Sebelah Barat Berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Tengah

Luas Propinsi Kalimantan Selatan Per-wilayah Kabupaten/ Kota dan persentase dari luas keseluruhan adalah sebagai berikut : Kabupaten Tabalong luas 359.995 Ha atau 9,59 % , Hulu Sungai Utara luas 84.334,04 Ha atau 2,25 % , Balangan seluas 192.766,10 atau 5,14 % , Hulu Sungai Tengah luas 147.200 Ha atau 3,92 % , Hulu Sungai Selatan luas 180.494 Ha atau 4,81 % , Tapin luas 217.495 Ha atau 5,80 % , Banjar luas 467.268 % atau 12,45 % , Banjarbaru luas 36.712 Ha atau 0,98 % , Barito Kuala luas 237.622 Ha atau 6,33 % , Tanah Laut luas 372.930 Ha atau 9,94 % , Tanah Bumbu luas 502 .274 Ha atau 13,38 % , Kotabaru luas 946.694,90 Ha atau 25,22 % dan Banj armasin luas 7.267 Ha atau 0,19 % .

2. Propinsi Kalimantan Tengah 1. Kabupaten Barito Timur

Secara geografis Kabupaten Barito Timur terletak pada 1 39” – 2 20 ” Lintang Utara dan 114 53” – 115 25” Bujur Timur. Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Barito Timur terletak di Propinsi Kalimantan Tengah dengan batas-batas sebagai berikut :

(9)

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kebupaten Tabalong - Sebelah Barat berbatasan dengan Kebupaten Barito Utara

Luas wilayah Kabupaten Barito Timur seluas 383.400 ha yang terdiri dari 6 Kecamatan..

2. Kabupaten Barito Selatan

Secara geografis Kabupaten Barito Selatan terletak pada 120” – 2 35 ” Lintang Selatan dan 114 – 115 Bujur Timur. Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Barito Selatan di Propinsi Kalimant an Tengah dengan batas sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kebupaten Barito Utara

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebupaten Amuntai - Sebelah Timur berbatasan dengan Kebupaten Barito Timur - Sebelah Barat berbatasan dengan Palangka Raya

Luas` wilayah Kabupaten Barito Selatan seluas 883.000 ha dan terdiri dari 6 Kecamatan.

3. Kabupaten Barito Utara.

Secara geografis Kabupaten Barito Utara terletak pada 11320” – 115 55 ” Bujur Timur, 0 – 49” Lintang utara, dan 1 - 27” Lintan Selatan. Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Barito Utara terlet ak di Propinsi Kalimantan Tengah dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Murung Raya - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan - Sebelah Timur berbatasan dengan Prop. Kalimantan Timur - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas

(10)

4. Kabupaten Murung Raya.

Secara geografis Kabupaten Murung Raya terletak pada 114 00” – 115 00” Bujur Timur, 0 00” - 1 00” Lintan Selatan. Berdasarkan administrasi pemerintahan Kabupaten Murung Raya terletak di Propinsi Kalimantan Tengah dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Propinsi Kalimantan Barat - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kebupaten Barito Utara

- Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas dan Propinsi Kalimantan Barat. Luas wilayah Kabupaten Murung Raya seluas 2.370.000 ha yang terdiri dari 5 Kecamatan.

B. Penggunaan dan Penutupan Lahan

Penggunaan lahan adalah pemanfaatan lahan dan pengelolaan termasuk di dalamnya pola kemampuan penggunaan lahan. Jenis Penggun aan lahan yang diinterpretasikan melalui interpretasi Citra Satelit tahun rekaman 2000 dan hasil survey/ pengamatan dan risalah lapangan (field -check) dan hasil analisis digitasi GI S tahun 2005, didapatkan data penggunaan lahan yang meliputi hutan, pemukiman/ kampung, dan perladangan/ tegalan dan pertanian lahan kering lainnya.

1. Propinsi Kalimantan Selatan

(11)

2. Propinsi Kalimantan Tengah

Luas penggunanan dan penutupan lahan di Propinsi Kalimantan Tengah, khususnya yang termasuk wilayah tugas Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito Bagian Hulu adalah sebagai berikut :

a. Kabupaten Barito Timur

Penggunaan lahan di Kabupaten Barito Timur terdiri dari barbagai tipe penutupan lahan diantaranya hutan belantara seluas 146 .765 ha, rawa-rawa seluas 122.001 ha, sungai, danau, dan genangan air seluas 10.467 ha, dan sisanya pertanahan lainnya seluas 104.168 ha.

b. Kabupaten Barito Selatan

Penggunaan lahan di Kabupaten Barito Selatan terdiri dari barbagai tipe penutupan lahan diantaranya Perkampungan seluas 4.128 ha, Sawah seluas 3.614 ha, Ladang/ tegalanh seluas 1.839 ha, Perkebunan seluas 72.875 ha, Kebun campuran seluas 3.625 ha, Semak ilalang seluas 18.825 ha, Hutan belukar seluas 204.269 ha, Hutan seluas 306.474 ha, dan Danau/ sungai seluas 18.450 Ha.

c. Kabupaten Barito Utara

(12)

Penggunaan lahan di Kabupaten Murung Raya pada umumnya terdiri dari hutan. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Barito Utara adalah sebagai berkut Hutan lindung seluas 4.335,32 Km² , Cagar Alam seluas 1.697,63 Km² , Hutan produksi terbatas seluas 12.557,46 Km² , Hutan produksi 2.654,55 Km² , Kawasan Pengembangan Produksi seluas 2.033,96 Km² , Kawasan Pemukiman dan penggunaan lainnya seluas 221,08 Km² .

C. Kekritisan Lahan/ DAS

(13)

Kabupaten Murung Raya luas lahan dengan kriteria sangat kritis dalam kawasan hutan seluas

(14)

I . Tahun 2004

1. Proram Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL/ Gerhan) Tahun 2004 mendapat alokasi dana sebesar Rp.26.533.586.250,-dengan jenis kegiatannya adalah Sekretariat, Penyiapan Rencana Gerhan, Pengadaan Bibit untuk Penanaman Gerhan 2004, Pengadaan Bibit untuk Pemeliharaan Tahun I (2003), Pengembangan Kelembagaan dan Pengawasan dan Pengendalian. dari rencana Proyek sebesar Rp.26.533.586.250,- telah terealisasi sebesar Rp.21.303.279.380,- atau 80,29 % , dengan penyelesaian fisik 100 % .

2. Program Pengembangan Pengelolaan Hutan Lestari

a. Kegiatan Proyek Pengembangan Hutan kemasyarakat dan Hutan Rakyat Kalimantan Selatan Tahun 2004 mendapat alokasi dana sebesar Rp.1.499.585.000,- dengan jenis kegiatan yaitu Administrasi Proyek, Penyusunan Rencana Teknis, Penanaman/ Pemeliharaan Tanaman, Pengadaan Alat Pengolahan Data, Pengembangan Usaha Ekonomi dan Pemantauan dan Evaluasi. Dari rencana Proyek sebesar Rp.1.499.585.000,- telah terealisasi sebesar Rp.1.498.215.760,- atau 99,91 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 100 % .

b. Kegiatan Pembinaan dan Peningkatan Usaha Pencegahan dan Pemulihan Kerusakan Hutan, Tanah dan Air, mendapat alokasi Sumber Dana Reboisasi tahun 2004 sebesar Rp.2.457.953.000,- dengan jenis kegiatan yaitu Sekretariat, Penyiapan Rencana Pengelolaan DAS dan RHL, Pengembangan Kelembagaan, Pengembangan Sarana Prasarana dan Koordinasi, Pembinaan dan Monev RHL. Dari rencana dana sebesar Rp.2.457.953.000,- telah terealisasi sebesar Rp.2.193.685.800,- atau 89,25 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 90,53 % .

3. Program Perencanaan dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito Riam Kanan

(15)

4. Program Pengembangan Kelembagaan Kehutanan

a. Proyek Rehabilitasi Hutan/ Reboisasi (Kerjasama JI FPRO Centre, Seiko Epson dan Ditjen RLPS Dephut) Tahun 2004 mendapat alokasi sebesar Rp.322.356.350,- dengan jenis kegiatannya yaitu Penyusunan Rancangan Partisipasi Pembangunan Hutan Kemasyarakat, Pengadaan Bibit, Persiapan Lahan dan Penanaman, Pemeliharaan Tanaman, Pembuatan Sarana Prasarana, Penyuluhan Bimbingan

Teknis, Pendampingan, Koordinasi/ Konsultasi serta Monev. Dari rencana Proyek sebesar Rp.322.356.350, - telah terealisasi sebesar Rp.322.294.750,- atau 99,98 % , dengan penyelesaian fisiknya 99,98 % .

b. Pembangunan Model Rotan I TTO PD.108/ 01 Rev. 3 (1)

Kegiatan Pembangunan Model Rotan dengan Sumber Dana Bantuan I TTO mendapat alokasi dana sebesar Rp.204.885.000, - dengan jenis kegiatan yaitu Penyusunan Rancangan Teknis, Penyediaan dan Pengadaan Bibit Rotan, Pembuatan Gubuk Kerja, Pembuatan Papan Nama Proyek, Pengadaan Peralatan Kerja, Pengadaan Ajir Tanaman dan Penanaman Bibit Rotan. Dari rencana Proyek sebesar Rp.204.885.0 00,-telah terealisasi sebesar Rp.184.509.260,- atau 90 % .

I I . Tahun 2005

1. Program Pengembangan Kelembagaan

a.` Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Daerah Aliran Sungai Barito tahun Anggaran 2005 mendapat alokasi sebesar Rp.17.500.000, -dengan jenis kegiatan yaitu Liputan TVRI kegiatan RLKT, Siaran Radio daerah dan Liputan Media Cetak Daerah. Dari dana Proyek sebesar Rp.17.500.000,- telah terealisasi sebesar Rp.11.000.000,- atau 62,86 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 62,86 % .

2. Program Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

(16)

Dari rencana Proyek sebesar Rp.1.661.058.000,- telah terealisasi sebesar Rp.1.625.953.560,- atau 97,86 % 3. Rehabilitasi Lahan Kritis

Kegiatan Rehabilitasi Lahan Kritis tahun 2005 mendapat alokasi 231.670.000, - dengan jenis kegiatan yaitu Pemeliharaan Pengembangan Areal Model Hutan Rakyat Terpadu dan Monitoring Hutan Rakyat Terpadu. Dari dana Proyek sebesar Rp.231.670.000, - telah terealisasi sebesar Rp.227.850.000,- atau 98,35 % .

4. Rehabilitasi Kawasan Hutan

Kegiatan Rehabilitasi Hutan Tahun 2005 mendapat alokasi sebesar Rp.33.640.000,- dengan jenis kegiatan yaitu I dentifikasi Lokasi Sosial Forestry dalam rangka Penetapan Areal Kerja Sosial Forestry (AKSF) dan Bimbingan Teknis kegiatan Model DAS Mikro dan Sosial Forestry. Dari dana Proyek sebesar Rp.33.640.000,- telah terealisasi sebesar Rp.28.820.000,- atau 85.67 % .

5. Reboisasi/ Rehabilitasi Hutan Lindung

Kegiatan Pemeliharaan Rehabilitasi Hutan/ Reboisasi (Kerjasama JI FPRO, Seiko Epson dan Ditjen RLPS Dephut) mendapat alokasi dana sebesar Rp.261.706.775,- telah terealisasi sebesar Rp.261.646.775 atau 99,98 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 99,98 % .

6. Penyediaan Bahan Baku Rotan

Kegiatan Pembangunan Model Rotan Bantuan I TTO PD. 108/ 01 Rev. 3 (1) mendapat alokasi sebesar Rp.103.005.000,- dengan jenis kegiatan berupa kegiatan Pemeliharaan dan Pembuatan Model Rotan. Dari dana Proyek sebesar Rp.103.005.000,- telah terealisasi sebesar Rp.103.005.000,- atau 100 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 100 % .

I V. Tahun 2006

1. Program Penyusunan Rencana dan Evaluasi Pengelolaan DAS

(17)

b. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah

(RLKT) mendapat alokasi dana sebesar Rp.84.180.000,- telah terealisasi sebesar Rp.81.460.000,- atau 96,77 % , dengan penyelesaian fifik sebesar 96,77 % .

c. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Plot Erosi mendapat alokasi dana sebesar Rp. 28.540.000,- telah terealisasi sebesar Rp.25.120.000,- atau 88,01 % , dengan realisasi fisik sebesar 88,01 % .

d. Kegiatan Monitoring Daerah Banjir mendapat alokasi dana sebesar Rp.45.900.000,- telah terealisasi sebesar Rp.39.840.000,- atau 86,20 % , dengan realisasi fisik sebesar 86,20 % .

e. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Hutan Rakyat Terpadu mendapat alokasi dana sebesar Rp.40.600.000, - telah terealisasi sebesar Rp.28.700.000,- atau 70,69 % , dengan realisasi fisik 70,69 % .

f. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Hutan Lindung (JI FPRO) mendapat alokasi dana sebesar Rp.24.040.000, - telah terealisasi sebesar Rp.16.900.000,- atau 79,30 % , dengan realisasi fisik sebesar 79,30 % .

g. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Areal Bekas Tambang mendapat alokasi dana sebesar Rp.57.080.000,- telah terealisasi sebesar Rp.52.020.000,- atau 91,14 % , dengan realisasi fisik sebesar Rp.91,14 % .

h. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Daerah Rawa mendapat alokasi dana sebesar Rp.116.200.000, - telah terealisasi sebesar Rp.110.860.000,-atau 95,41 % , dengan penyelesaian fifik sebesar 95,41 % .

i. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Tanaman Rotan Bantuan I TTO mendapat alokasi dana sebesar Rp.42.800.000, - telah terealisasi sebesar Rp.38.075.000,- atau 88,96 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 88,96 % .

j. Kegiatan Penyusunan Data Dasar RTL-RLKT Sub-Sub DAS Riam Kanan, Sub DAS Martapura DAS Barito mendapat alokasi dana sebesar Rp.209.187.000,- telah terealisasi sebesar Rp.186.296.600,- atau 89,06 % , dengan penyelesaian fifik sebesar 89,06 % .

(18)

2. Penyusunan Program dan Rencana Kerja/ Teknis/ Program

Kegiatan Penyusunan Rancangan Pengembangan Pemanfaatan Lahan Bawah Tegakan (Wanatani/ Wanafarma) di Areal MDM mendapat alokasi dana sebesar Rp.25.301.000,- telah terealisasi sebesar Rp.16.287.100,- atau 64,37 % , dan penyelesaian fisik sebesar 64,37 % .

3. Program Penyuluhan dan Penyebarluasan I nformasi

a. Kegiatan Pembangunan Sistem Spasial dan WEB RHL wilayah BPDAS Barito mendapat alokasi dana sebesar Rp.182.250.000, - telah terealisasi sebesar Rp.180.484.000,- atau 99,03 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 99,03 % .

b. Kegiatan Liputan BPDAS Barito Oleh TV Daerah mendapat alokasi dana sebesar Rp.27.000.000, - telah terealisasi sebesar Rp.17.700.000,- atau 65,57 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 65,57 % .

4. Program Pengembangan Kelembagaan

Kegiatan I nventarisasi dan I dentifikasi Kelembagaan Kelompok Tani, Temu Usaha dan Sosialisasi Kegiatan RHL mendapat alokasi d ana sebesar Rp.110.480.000,- telah terealisasi sebesar Rp.50.040.000,- atau 45,30 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 45,30 % .

5. Program Penyelenggaraan Daerah Aliran Sungai

a. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Unggulan Lokal Areal Model DAS Mikro Tahun I mendapat alokasi dana sebesar Rp.158.500.000, - telah terealisasi sebesar Rp.145.750.000,- atau 91,95 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 91,95 % .

b. Kegiatan Pembuatan tanaman Pemanfaatan Bawah Tegakan (Wanafarma/ Wanatani) mendapat alokasi dana sebesar Rp.120.005.000, - telah terealisasi sebesar Rp.110.900.000,- atau 92,41 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 92,41 % .

6. Program Penyelenggaraan Rehabilitasi Lahan Kritis

a. Kegiatan Pemantapan Rencana Teknik Tahunan RHL Tahun 2007 mendapat alokasi dana sebesar Rp.190.890.000, - telah terealisasi sebesar Rp.148.599.000,- atau 77,84 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 77,84 % .

(19)

c. Kegiatan Pemeliharaan Areal Model Hutan Rakyat Terpadu Tahun I I mendapat

alokasi dana sebesar Rp.124.400.000,- telah terealisasi sebesar Rp.91.575.000,- atau 73,61 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 73,61 % . 7. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Kegiatan Penyelenggaraan Forum Koordinasi Pengelolaan DAS dan RHL mendapat alokasi dana sebesar Rp.41.680.000, - telah terealisasi sebesar Rp.30.560.000,- atau 73,32 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 73,32 % .

8. Program Pengembangan Hutan Kemasyarakatan

a. Kegiatan I nventarisasi dan I dentifikasi Lokasi Social Forestry mendapat alokasi dana sebesar Rp.37.729.000, - telah terealisasi sebesar Rp.32.281.100,- atau 85,56 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 85,56 % .

b. Kegiatan I nventarisasi dan I dentifikasi Tanaman Buah dan Getah mendapat alokasi dana sebesar Rp.74.071.000, - telah terealisasi sebesar Rp.57.685.400,- atau 77,88 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 77,88 % .

9. Program Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha Perhutanan Sosial

a. Kegiatan I dentifikasi Penyebaran Potensi Hutan Rakyat pada 10 (sepuluh) Kabupaten mendapat alokasi dana sebesar Rp.125.200.00 0,- telah terealisasi sebesar Rp.75.983.400,- atau 60,69 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 60,69 % .

b. Kegiatan I nventarisasi dan I dentifikasi Potensi Kayu Manis pada 2 (dua) Kabupaten mendapat alokasi dana sebesar Rp.36.750.000 ,- telah terealisasi sebesar Rp.32.319.000,- atau 87,94 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 87,94 % .

c. Kegiatan I dentifikasi Penyebaran Potensi Bambu pada 5 (lima) Kabupaten mendapat alokasi dana sebesar Rp.82.900.000, - telah terealisasi sebesar Rp.70.060.000,- atau 84,52, dengan penyelesaian fisik sebesar 84,52 % .

d. Kegiatan I dentifikasi Penyebaran Potensi Rotan pada 4 (empat) Kabupaten Daerah Hulu Barito mendapat alokasi dana sebesar Rp.118.580.000,- telah terealisasi sebesar Rp.97.617.400,- atau 82,32 % , dengan penyelesaian fisik sebesar 82,32 % .

10. Pengembangan Usaha Hasil Hutan Non Kayu

(20)

V. TAHUN 2007

1. PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

a. Liputan TVRI Daerah.

Liputan TVRI daerah mendapat alokasi dana sebesar Rp.88.850.000,- dengan sasaran kegiatan adalah liputan kegiatan RHL/ RLKT untuk 10 paket (10 Kabupaten). Sampai dengan akhir Desember 2007, kegiatan liputan TVRI Daerah baru dilaksanakan sebanyak 2 paket saja, yaitu kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tapin dengan penyerapan dana sebesar

Rp.5.800.000,-b. Pemeliharaan Tahun I I Tanaman Unggulan Lokal Areal Model DAS Mikro.

Pada tahun 2007 pelaksanaan Model DAS Mikro (MDM) dengan jenis kegiatannya adalah pemeliharaan tahun I I selu as 100 Ha, Pembuatan tanaman pemanfaatan lahan bawah tegakan seluas 50 Ha dan pengembangan budidaya lebah madu sebanyak 100 setup, telah selesai 100 % dengan peserta sebanyak 100 orang yang terbagi 2 (dua) Kelompok Tani Desa Lumpangi Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dengan adanya kegiatan MDM ini banyak menghasilkan hal-hal yang positif, diantaranya adalah meningkatnya pendapatan masyarakat.

c. Pelatihan Petugas Lapangan Gerhan (PLG).

(21)

yaitu dari Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai

Tengah, Barito Timur dan Kabupaten Kotabaru. Pengajar/ instruktur pelatihan ini dari Balai Pengelolaan DAS Barito, Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar, BP2HTI BT Banjarbaru serta Universitas Lambung mangkurat. Dengan selesainya pelatihan ini di harapkan bahwa peserta dapat meningkatkan kemampuan dalam penyuluhan dan pendampingan kegiat an serta memper-ketat pengawasan dan pengendalian yang diharapkan dapat menjamin terlaksananya kegiatan Gerhan sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

d. Pengembangan Model Budidaya Gaharu

Kegiatan Pengembangan Model Budidaya Gaharu selesai dilaksanakan seluas 100 Ha dan lokasi Model DAS Mikro (MDM) desa Lumpangi Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini terdiri dari Pengadaan Herbisida, Pengadaan Hand Sprayer, Peng adaan pupuk, pengadaan bibit Gaharu, penyemprotan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Dengan selesainya kegiatan Pengembangan Model Budidaya Gaharu ini diharapkan tingkat keberhasilan tanaman akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan dan tingkat pendapatan anggota kelompok tani semakin meningkat. Oleh karena pelaksanaan kegiatan dimulai pada pertengahan tahun, maka upah mandor hanya terserap 50 % dan pengadaan bibit hanya mencapai 63 % karena pengadaan bibit mengikuti standar harga dari Departemen Kehutanan.

e. Pembuatan Hutan Rakyat Pola Kemitraan

(22)

surat kepemilikan tanah berupa Segel dan jenis tanaman yang dikembangkan

adalah tanaman Mahoni dan Karet. Hasil yang diharapkan nantinya adalah meningkatnya pendapatan petani peserta hutan rakyat secara mandiri dan berkesinambungan.

f. Pemeliharaan Pemanfaatan Bawah Tegakan (Wanafarma/ Wanatani)

Kegiatan pemeliharaan Tanaman Pemanfaatan Bawah Tegakan (Wanafarma/ Wanatani) dilaksanakan di areal Model DAS Mikro Desa Lumpangi Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai selatan. Kegiatan Wanatani seluas 25 Ha dengan jenis tanaman yang dikembangkan adalah Padi dan kacang tanah. Sedangkan kegiatan Wanafarma seluas 25 Ha jenis tanamannya Kencur dan Jahe.

g. Pembinaan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan/ Sos-For

Kelompok Tani merupakan penentu keberhasilan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh BP DAS Barito, dan juga sebagai bukti partisipasi/ mitra utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan kelestarian hutan. Kegiatan ini b ertujuan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani Hutan Kemasyarakatan/ Sosial Forestry dalam melaksanakan kegiatan yang

telah dilaksanakan, sehingga program/ rencana berikutnya dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas kegiatan secara kontinyu sehingga mencapai keberhasilan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

h. Pemeliharaan Budidaya Lebah Madu

(23)

akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pemeliharaan

budidaya lebah madu untuk tahun 2007 ini dilaksanakan di 2 (dua) lokasi kegiatan yaitu di w ilayah Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar dan Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Masing-masing lokasi telah dikembangankan lebah madu jenis lokal atau Apis cerena sebanyak 100 Stup/ klon.

i. Kerja Sama Kemitraan dengan LSM/ LNP.

Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/ Lembaga Non Pemerintah (LNP) mutlak diperlukan untuk mengurangai atau mencegah terjadinya kebocoran anggaran dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan. Balai Pengelolaan DAS Barito telah bekerja sama dengan Lembaga Non Pemerintah (LNP) Rindang Banua Kalimantan Selatan, dimana kerjasama ini menghasilkan suatu kesepakatan bersama yang saling mengisi dan mengoreksi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai

Pengelolaan DAS Barito. Kegiatan ini tidak bisa diselesaikan suluruhnya akibat adanya kebijakan Departemen Kehutanan Cq. Biro Perencanaan dan Keuangan tersebut dan hanya bisa diselesaikan sekitar 30 % saja.

j Lokakarya Pembentukan Forum DAS

(24)

Forum DAS Barito sudah dilaksanakan di Hotel Banjarmasin I nternasional (HBI )

selama 1 (satu) hari, pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2007. Peserta sebanyak 140 orang yang terdiri dari unsur pemerintah yang terkait dengan bidang kehutanan, unsur Swasta dari bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, penangkar bibit/ benih, koperasi dan lain-lain, serta dari unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/ Lembaga Non Pemerintah (LNP) bidang kehutanan/ Lingkungan Hidup ditambah dengan kelompok tani dan pemuka masyarakat.

i. Lokakarya Pengembangan Hutan Rawa

Kalimantan Tengah yang merupakan wilayah kerja DAS Barito bagian hulu yang melaksanakan kegiatan Aksi Penanaman Serentak I ndonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Kegiatan aksi ini diikuti oleh semua

(25)

j. Bimbingan Teknis Aksi Penanaman Serentak I ndonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon.

Bimbingan Teknis Aksi Penanaman Serentak I ndonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon serta Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon dilaksanakan pada awal Bulan Nopember 2007 yang meliputi 11 Kabupaten dan 2 Kota di Propinsi Kalimantan Selatan dan 4 Kabupat en di Propinsi, diantaranya dari Pejabat daerah, TNI , POLRI , Pelajar, Pramuka dan Masyarakat.

2. PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALI AN

a. Monitoring dan Evaluasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)

(26)

b. Monitoring dan Evaluasi Tata Air

Monitoring dan evaluasi tata air merupakan kegiatan yang penting bagi perencanaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) karena dengan adanya kegiatan ini dapat diketahui keadaan tata air pada wilayah DAS/ Sub DAS maupun Sub-Sub DAS yang meliputi kuantitas dan kualitas kandungan sedimentasi serta kontinuitas air dari DAS/ Sub DAS/ Sub-Sub DAS yang bersangkutan, untuk menetapkan kondisi tata air yang selanjutnya sebagai bahan masukan guna peningkatan dan penyempurnaan program pengelolaan DAS lebih lanjut. Pada tahun 2007 in i sasaran diarahkan ke wilayah Catchment Area yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus Sungai (SPAS) dan peralatan Pengamat Curah Hujan (ombro meter). Kegiatan monitoring dan evaluasi tata air ini sudah dilaksanakan dengan hasil yang didapat berupa kondisi tata air pada wilayah Catchment Area Sungai Besar, Catchment Area Sungai Riaman, Catchment Area Sungai Ahan dan Catchment Area Sungai Hauran, yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus Sungai (SPAS) maupun Pengamat Curah Hujan.

c. Monitoring dan Evaluasi Plot Erosi.

Kegiatan monitoring dan evaluasi plot erosi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat erosi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah SWP DAS/ Sub DAS. Kegiatan ini diarahkan ke areal Sub DAS yang sudah terpasang peralatan Automatic Water Level Recorder (AWLR) dan sudah dilaksanakan 100 % . Hasil yang didapat adalah data tingkat erosi dan sedimentasi pada wilayah DAS Mikro di Desa Lu mpangi, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

d. Monitoring dan Evaluasi Tanaman Unggulan Lokal areal MDM.

(27)

Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah yang akurat tentang luas, lokasi, jenis

tanaman, kondisi tanaman dan Prosentase tumbuh serta hambatan/ permasalahan yang dihadapi mulai dari pembuatan sampai pemeliharaannya dan cara pemecahan mengatasi hambatan/ permasalahan.

e. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pertambangan

Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pertambangan sudah dilaksanakan di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong. Kegiatan Pertambangan sangat perlu dipantau secara terus menerus untuk mengetahui tingkat laju pertambahan areal bekas tambang pada setiap tahunnya. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah data tentang luas areal bekas tambang, surat ijin p enambangan, luas areal penambangan, luas areal yang sudah ditambang dan luas areal yang sudah direklamasi.

f. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS Terpadu.

(28)

g. Monitoring Daerah Banjir.

Kegiatan monitoring daerah banjir di wilayah tugas Balai Pengelolaan DAS Barito sudah dilaksanakan sejak tahun 2006. Kegiatan ini diusahakan dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui dan memantau perkembangan daerah banjir sebagai dasar penanganan atau penyusunan rancangan kegiatan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Monitoring daerah banjir pada tahun 2008 dilaksanakan di delapan kabupaten, yaitu Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Tabalong, Barito Utara dan Kabupaten Mur ung Raya. Hasil yang didapat adalah data tentang kejadian banjir, penyebab banjir, luas derah banjir, kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir dan kerusakan lokasi kegiatan RHL/ RLKT akibat banjir.

3. PROGRAM PERENCANAAN

a. Penyusunan Rancangan Pemeliharaan Tanaman Hutan Lindung (JI FPRO) 100 Ha

(29)

b. Pemantapan Rencana RTT RHL tahun 2008

Kegiatan Pemantapan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) tahun 2008 sudah selesai dilaksnakan. RTT-RHL tahun 2008 ini merupakan penjabaran/ tindak lanjut dari Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) 5 tahun. Dalam penyusunan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) ini menggunakan beberapa informasi utama, antara lain : Peta Thematik, Peta Rencana tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah/ RTRWP Kabupaten, usulan Rencana Tehnik Tahunan dari Dinas yang mengurusi Kehutanan Kabupaten/ Kota, serta cheking lapangan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar identifikasi lapangan dan analisis GI S. Kegiatan ini menghasilkan data dan informasi dalam mendukung upaya percepatan Gerakan Nasional dan mengurangi degradasi hutan dan lahan, khususnya di satuan Wilayah Pengelolaan DAS Barito dan sekitarnya. Namun kegiatan ini baru mencapai 15,99 % saja, karena hanya penyusunan rencana keja dan upah pembahasan naskah dan pengadaan barang operasional saja yang bisa diselesaikan.

c. Review/ Penyempurnaan RHL 5 Tahun Wil Kerja BPDAS Barito (Kalsel-Teng)

(30)

d. Penyusunan Urutan DAS Prioritas Wilayah Kerja BP DAS Barito.

Penyusunan Urutan DAS Prioritas perlu dilaksanakan untuk mengetahui situasi dan kondisi Daerah Aliran Sungai yang ada di wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Barit o, sehingga kondisi DAS dapat termonitor setiap tahunnya sebagai dasar pengambilan keputusan/ kebijakan dalam penangganannya pada tahun berikutnya. Namun karena adanya kebijakan dari Depatemen, realisasi hanya sampai pada penyusunan rencana kerja saja atau hanya 0,53 % saja karena sebagian besar anggaran tersedia untuk perjalanan dinas pengumpulan data di lapangan.

e. Penyusunan Data Karakteristik DAS Batulicin dan Cantung

Kegiatan penyusunan data karakteristik DAS Batulicin dan Cantung juga hanya bisa diselesaikan sebesar 40,5 % . Komponen pekerjaan yang bisa di selesaikan adalah penyusunan rencana kerja, upah analisa data, pengadaan alat tulis, bahan peta, pengadaan peta dasar dan peta citra landsat, pembahasan naskah dan lain-lain. Kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan adalah perjalanan dinas koordinasi, konsultasi, pengumpulan data biofisik dan sosial ekonomi dan cheking lapangan.

f. Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu

(31)

g. I dentifikasi Daerah Rawan Bencana alam

I dentifikasi daerah rawan bencana alam juga hanya dapat diselesaikan sebesar 0,6 % saja dengan jenis kegiatan penyusunan rencana kerja. Dari anggaran yang tersedia, sekitar 78,88 % adalah perjalanan dinas konsultasi, pengumpulan data potensi bencana dan cheking lapangan.

h. Penyusunan Rancangan Model Rehabilitasi Rawa

Penyusunan rancangan model model hutan rawa sudah selesai dilaksanakan 100 % . Rancangan model hutan rawa menyangkut rancangan pembuatan hutan rawa seluas 25 Ha, jenis tanaman, jarak tanam, dan pembuatan pondok kerja. Penyusunan rancangan ini sebagai p atokan bagi pelaksana pembuatan model hutan rawa.

i. Penyusunan Rancangan Teknis Hutan Rakyat Pola Kemitraan

Penyusunan rancangan teknis hutan rakyat pola kemitraan juga sudah selesai dan pelaksanaan pekerjaan seluas 100 Ha juga sudah terealisasi. Penyusunan rancangan ini sebagai patokan bagi pelaksana pembuatan hutan rakyat pola kemitraan, agar dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan tidak mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti.

j. Penyusunan Rancangan Model Budidaya Gaharu 100 Ha

(32)

Untuk pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya lebah madu pada 12 kabupaten hingga akhir tahun dapat terealisasi sebesar 1 00 % fisik dan anggaran sebesar 91,80 % . Tidak tercapainya anggaran 100 % karena ada beberapa komponen yang tidak bisa mengh abiskan anggaran yang tersedia, karena menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

VI . TAHUN 2008

1. PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

a. Sosialisasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pengelolaan DAS dan RHL.

Dalam rangka mensosialisasikan kegiatan Pengelolaan DAS dan RHL yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito Tahun Anggaran 2008 salah satunya dengan cara liputan TVRI daerah yang berupa Talk Show yang disiarkan secara langsung oleh TVRI Daerah Kalimantan Selatan, dengan nara sumber adalah Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Selatan, Kepala Balai Pengelolaan DAS Barito dan dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.

b. Pembekalan Petugas Lapangan Gerhan (PLG).

(33)

dan pengendalian yang diharapkan dapat menjamin terlaksananya kegiatan

Gerhan sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Dari jumlah Petugas Lapangan Gerhan (PLG) sebanya 54 orang, sebanyak 3 (tiga) orang telah mengundurkan diri dengan alasan sudah diterima sebagai CPNS di berbagai instansi pemerin tahan baik pusat maupun daerah.

c. Pemeliharaan Tahun I Model Budidaya Gaharu

Kegiatan Pengembangan Model Budidaya Gaharu selesai dilaksanakan seluas 100 Ha dan lokasi Model DAS Mikro (MDM) desa Lumpangi Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini terdiri dari Pengadaan Herbisida, Pengadaan Hand Sprayer, Pengadaan pupuk, pengadaan bibit Gaharu, penyemprotan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Dengan selesainya kegiatan Pemeliharaan Tahun I Model Budidaya Gaharu ini diharapkan tingkat keberhasilan tanaman akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya kegiatan Pembinaan Kelompok Tani, Bimbingan Teknik Budidaya gaharu dan Teknik Penyuntikan Gaharu, diharapkan tingkat pendapat an anggota kelompok tani semakin meningkat.

d. Pemeliharaan Tahun I Hutan Rakyat Pola Kemitraan

(34)

e. I ntensifikasi Pemanfaatan Ruang Bawah Tegakan Mahoni.

I ntensifikasi Pemanfaatan Ruang Bawah Tegakan Mahoni dilaksanakan di Desa Bentok darat, Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut seluas 50 Ha dengan jenis tanaman Meranti seluas 15 Ha dan Karet seluas 35 Ha. Kegiatan ini memanfaatkan ruang bawah tegakan Mahoni di lokasi Rehabilitasi Hutan Lindung Kerjasama antara Seiko Epson, Jifpro dan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPT) Departemen Kahutanan.

f. Pembinaan (Penguatan) Kelembagaan Kelompok Tani MDM

Bimbingan Teknis dan Manajerial bagi kelompok tani sangat penting, karena kelompok tani merupakan penentu keberhasilan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh BP DAS Barito, dan juga sebagai bukti partisipasi/ mitra utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan kelestarian hutan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani, khusu snya Kelompok Tani Hutan Model DAS Mikro (MDM) dalam melaksanakan kegiatan yang telah dilaksanakan, sehingga program/ rencana berik utnya dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas kegiatan secara kontinyu sehingga mencapai keberhasilan yang lebih baik.

g. Pengembangan Budidaya Lebah Madu

(35)

akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembuatan budidaya

lebah madu untuk tahun 2008 ini dilaksanakan di Desa Alimukim, Kecamatan Pengaron Kabupaten dan dikembangankan lebah madu jen is lokal atau Apis cerena sebanyak 100 Stup/ klon.

h. Fasilitasi Forum Pengelolaan DAS dan RHL

Pengelolaan sumberdaya dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) harus dapat dirumuskan secara holistik yaitu memandang masalah secara utuh, terpadu dan memecahkannya secara multi disiplin, lintas sektoral, lintas daerah sesuai konsepi Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai kesatuan ekosistim. Untuk itu dirasa perlu untuk adanya bentuk kelembagaan pengelolaan dan pengkajian sebagai wadah koordinasi, komunikasi dan konsultasi para pihak yang terlibat (stakeholder) dalam suatu DAS. Salah satu alternatif wadah tersebut adalah Forum DAS dimana anggotanya terdiri dari perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pembentukan Forum DAS Barito sudah dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2007 dan pada tahun 2008 ini telah mengadakan rapat/ pertemuan sebanyak 2 (dua) kali, dan menghasilkan beberapa rumusan, antara lain :

i. Pemeliharaan Hutan Lindung (JI FPRO)

(36)

j. Penanaman Serentak I ndonesia / Penghijauan Lingkunan.

Dalam rangka mendukung peringakatan 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kehutanan di Daer ah juga melaksanakan Penanaman serentak/ Penghijauan Lingkungan di seluruh Kabupaten / Kota. Kegiatan di Propinsi Kalimantan Selatan ini di pusatkan di Kabupaten Tapin dan diikuti oleh Kabupaten/ Kota lainnya. Untuk mendukung kegiatan ini Balai Pengelolaan Daerah Al iran Sungai Barito kegiatannya adalah pengadaan bibit sebanyak 250.000 batang dan dilaksanakan pada awal Bulan Nopember 2008 yang meliputi 11 Kabupaten dan 2 Kota di Propinsi Kalimantan Selatan dan 4 Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah yang merupakan wilayah kerj a DAS Barito Bagian Hulu yang melaksanakan kegiatan Aksi Penanaman Serentak I ndonesia. Kegiatan aksi ini diikuti oleh semua komponen di daerah, diantaranya dari Pejabat daerah, TNI , POLRI , Pelajar, Pramuka dan Masyarakat dan seluruhnya sudah menyelasaikan penan aman.

k. Pemeliharaan Tanaman Model Sistim Silvikultur I ntensif.

Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/ Lembaga Non Pemerintah (LNP) mutlak diperlukan untuk mengurangai atau mencegah terjadinya kebocoran anggaran dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan. Pada Tahun 2007 Bal ai Pengelolaan DAS Barito telah bekerja sama dengan Lembaga Non Pemerintah (LNP) Rindang Banua Kalimantan Selatan untuk melaksanakan kegiatan pembuatan tanaman model sistim silvikultur intensif di Kecamatan Cempaka seluas 50 Ha. Kegiatan pada tahun 2008 ini adalah pemeliharaan tahun I dengan jenis tanaman Mahoni sebanyak 12.000 dan Trembesi sebanyak 5.000 batang.

l. Pembuatan Tanaman Model Silvikultur I ntensif.

(37)

berlokasi di Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang I ntan Kabupaten Banjar.

Sampai dengan bulan Desember 2008 kegiatan tersebut sudah selesai dilaksanakan dengan jenis tanaman Mahoni, Kuku, Acasia casicarpa, Tembesi, Nangka, Cempedak, Sukun dan Rambutan. Jumlah masing-masing jenis tersebut adalah Mahoni 10.000 batang, Kuku 2000 batang, Acasia crasicarpa 2000 batang, Tembesi 4500 batang, Nangka 250 batang, Cempedak 250 batang, Sukun 250 batang dan Rambutan 250 batang.

n. Pengembangan Kegiatan Gerakan Penanaman Swadaya.

Kegiatan Gerakan Penanaman Swadaya telah dikembangan diberbagai Sekolah, Perguruan Tinggi, Pondok Pesantren dan Kelembagaan Masyarakat lainnya di seluruh wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Barito yang meliputi 15 Kabupaten dan 2 Kota di Propinsi Ka limantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

2. PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALI AN

a. Monitoring dan Evaluasi Tata Air

(38)

diarahkan ke wilayah Catchment Area yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus

Sungai (SPAS) dan peralatan Pengamat Curah Hujan (ombro meter). Kegiatan monitoring dan evaluasi tata air ini sudah dilaksanakan dengan hasil yang didapat berupa kondisi tata air pada wilayah Catchment Area Sungai Besar, Catchment Area Sungai Riaman, Catchment Area Sungai Ahan dan Catchment Area Sungai Hauran, yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus Sungai (SPAS) maupun Pengamat Curah Hujan.

b. Monitoring dan Evaluasi Plot Erosi.

Kegiatan monitoring dan evaluasi plot erosi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat erosi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah SWP DAS/ Sub DAS. Kegiatan ini diarahkan ke areal Sub DAS yang sudah terpasang peralatan Automatic Water Level Recorder (AWLR) dan sudah dilaksanakan 100 % . Hasil yang didapat adalah data tingkat erosi dan sedimentasi pada wilayah DAS Mikro di Desa Lu mpangi, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

c. Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Tahun I Hutan Rakyat Kemitraan.

(39)

e. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pertambangan

Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pertambangan sudah dilaksanakan di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Tanah Laut yaitu PT . Jorong Barutama Greston dan PT. Arutmin I ndonesia Tambang asam-Asam dan Kabupaten Tanah Bumbu yaitu PT. Arutmin I ndonesia Tambang Batu Licin dan PT. Borneo I ndobara Tambang Satui/ Sekapuk. Kegiatan Pertambangan sangat perlu dipantau secara terus menerus untuk mengetahui tingkat laju pertambahan areal bekas tambang pada setiap tahunnya. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah data tentang luas areal bekas tambang, surat ijin penambangan, luas areal penambangan, luas areal yang sudah ditambang dan luas areal yang sudah direklamasi, data banjir serta sosial masyarakat.

(40)

f. Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Budidaya Gaharu.

Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Model Budidaya Gaharu selesai dilaksanakan seluas 100 Ha di lokasi Model DAS Mikro (MDM) desa Lumpangi Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini terdiri dari Pengadaan Herbisida, Pengadaan Hand Sprayer, Pengadaan pupuk, pengadaan bibit Gaharu, penyemprotan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Dengan selesainya kegiatan Pemeliharaan Tahun I Model Budidaya Gaharu ini diharapkan tingkat keberhasilan tanaman akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

g. Monitoring Daerah Banjir.

Kegiatan monitoring daerah banjir di wilayah tugas Balai Pengelolaan DAS Barito sudah dilaksanakan sejak tahun 2006. Kegiatan ini diusahakan dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui dan memantau perkembangan daerah banjir sebagai dasar penanganan atau penyusunan rancangan kegiatan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Monitoring Daerah Banjir pada tahun 2008 dilaksanakan di sebelas kabupaten, yaitu Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Barito Utara, Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur. Hasil yang didapat adalah data tentang kejadian banjir, peny ebab banjir, luas derah banjir, kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir dan kerusakan lokasi kegiatan RHL/ RLKT akibat banjir.

h. Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Tanaman Jifpro.

(41)

3. PROGRAM PERENCANAAN

a. Fasilitasi Penyusunan Rencana RTT RHL tahun 2009

Kegiatan Pemantapan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) tahun 2009 sudah selesai dilaksnakan. RTT-RHL tahun 2009 ini merupakan penjabaran/ tindak lanjut dari Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) 5 tahun. Dalam penyusunan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) ini menggunakan beberapa informasi utama, antara lain : Peta Thematik, Peta Rencana tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah/ RTRWP Kabupaten, usulan Rencana T ehnik Tahunan dari Dinas yang mengurusi Kehutanan Kabupaten/ Kota, serta cheking lapangan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar identifik asi lapangan dan analisis GI S.

b. Koordinasi Perencanaan Teknis RHL Daerah

(42)

e. Penyusunan Data Karakteristik DAS Sampanahan, Manunggal dan Cengal.

Kegiatan penyusunan data karakteristik DAS Sampanahan, Manunggal dan Cengal sudah diselesaikan sebesar 100 % . Komponen pekerjaan yang bisa di selesaikan adalah penyusunan rencana kerja, upah analisa data, pengadaan alat tulis, bahan peta, pengadaan peta dasar dan peta citra landsat, pembahasan naskah dan lain-lain.

c. Penyusunan Renja KL dan RKA-KL

Penyusunan Renja KL dan RKA-KL perlu dilaksanakan karena pengelolaan Renja KL dan RKA-KL merupakan patokan dalam penyusunan kegiatan dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dalam suatu wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).

d. I nventarisasi dan I dentifikasi Tanaman Pasak Bumi

I nventarisasi dan I dentifikasi Tanaman Pasak Bumi dilaksanakan di 8 (delapan) Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Kabupaten tersebut adalah : Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tabalong, Tanah Bumbu, Kotabaru, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara dan Muraung Raya. Kegiatan ini untuk menjamin pasokan bahan baku obat -obatan herbal/ alami.

e. Penyusunan Rancangan Pembuatan Hutan Rakyat Kemitraan.

(43)

f. Orientasi Calon Lokasi Kegiatan Pengembangan Hutan Rakyat Kemitraan.

Orientasi calon lokasi kegiatan pengembangan hutan rakyat Kemitraan sudah selesai yang berlokasi di Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, yang bekerja sama dengan PT. Hutan Rindang Banua (HRD). Mayoritas calon lokasi kegiatan pengembangan hutan rakyat Kemitraan ini berada di wilayah kerja PT. Hutan Rindang Banua dan mendapat dukungan yang positif baik dari perusahaan tersebut maupun dari masyarakat. Orientasi calon lokasi kegiatan pengembangan hutan rakyat Kemitraan ini sebagai patokan bagi pelaksana pembuatan hutan rakyat pola kemitraan, agar dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan tidak mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti.

g. Penyusunan Rancangan Model Budidaya Lebah Madu.

Penyusunan model budidaya lebah madu sudah selesai dilaksanakan dan pelaksanaan pekerjaan juga sudah terealisasi. Penyusunan rancangan ini sebagai patokan bagi pelaksana pembuatan model budidaya lebah madu sebanyak 100 stup/ koloni, agar dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan tidak bisa berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

j. Penyusunan Rancangan I ntensifikasi Pemanfaatan Ruang Bawah Tegakan.

Penyusunan rancangan intensifikasi pemanfaatan ruang bawah tegakan Mahoni seluas 50 Ha telah selesai disusun. Lokasi berada di Desa Bentok darat, Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut, dengan jenis tanaman Meranti seluas 15 Ha dan Karet seluas 35 Ha. Kegiatan ini memanfaatkan ruang bawah tegakan Mahoni di lokasi Rehabilitasi Hutan Lindung Kerjasama antara Seiko Epson, Jifpro dan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPT) Departemen Kahutanan.

k. Penyusunan Rancangan Pembuatan Model Tanaman Silvikultur I ntensif.

(44)

Propinsi DAS

No Kalimantan Selatan Barito Sangat Kritis Agak Kritis Potensial Tidak Kritis Jumlah Sangat Kritis Agak Kritis Potensial Tidak Kritis Jumlah

Kabupaten/Kota SUB DAS Kritis Kritis Kritis Kritis

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Banjarmasin Barito Hilir 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5798.31 1468.69 7267.00 7267.00

2 Banjarbaru Martapura 0.00 0.00 0.00 447.50 0.00 447.50 0.00 7522.00 11792.40 14037.60 2912.43 36264.43 36711.93

3 Banjar Martapura 12795.30 87103.90 110300.80 26528.40 889.20 27417.60 11349.40 9803.30 55426.90 82496.90 70573.70 229650.20 257067.80 4 Tanah Laut Tabunio 0.00 22644.00 61343.60 23099.80 10806.30 33906.10 0.00 26604.60 90054.40 100633.20 37743.90 255036.10 288942.20 5 Tanah Bumbu K u s a n 0.00 49900.90 210376.20 9857.80 27217.30 37075.10 0.00 616.30 172051.10 24270.80 7983.40 204921.60 241996.70 6 Kotabaru Sampanahan 0.00 77429.20 241026.20 122282.50 84304.30 206586.80 0.00 22914.20 185902.00 186984.90 25851.40 421652.50 628239.30 7 Barito Kuala Barito Hilir 0.00 8853.40 0.00 6347.50 9214.20 15561.70 0.00 17344.60 5844.29 67077.40 122940.50 213206.79 228768.49

8 T a p i n Amandit 854.70 9172.00 5299.30 1497.40 93.34 1590.74 4070.10 50962.70 78241.80 64674.40 2682.90 200631.90 202222.64

9 Hulu Sungai Selatan Amandit 20685.10 6781.80 2098.00 1559.70 316.54 1876.24 6150.20 10821.00 63288.80 14858.60 53934.00 149052.60 150928.84 10 Hulu Sungai Tengah Batang Alai 0.00 9461.00 2888.52 8071.80 27719.30 35791.10 0.00 4283.70 33251.40 21083.70 40440.40 99059.20 134850.30

11 Hulu Sungai Utara Nagara 0.00 0.00 8995.23 0.00 9222.40 9222.40 0.00 0.00 5508.50 11999.30 48708.50 66216.30 75438.70

12 Balangan Balangan 0.00 33641.50 15316.00 45881.00 0.00 45881.00 0.00 2573.10 46090.00 41105.20 8158.76 97927.06 143808.06

13 Tabalong Tabalong 0.00 25526.89 75287.20 134444.47 1.26 134445.73 0.00 16117.11 59829.49 36384.31 12404.56 124735.47 259181.20

14 Barito Selatan Barito Hulu 910.70 97509.90 18391.10 234512.20 1847.00 236359.20 92.50 16303.50 291133.30 1969.30 9233.10 318639.20 554998.40 15 Barito Timur Barito Hulu 523.80 36557.10 16377.00 23002.70 24.00 23026.70 0.00 1478.10 44520.70 98874.50 25.30 144898.60 167925.30 16 Barito Utara Barito Hulu 1282.70 66671.10 117602.20 458351.70 3314.20 461665.90 1268.60 11401.40 66393.80 223769.50 36438.50 338003.20 799669.10 17 Murung Raya Barito Hulu 16040.70 38419.10 669244.20 1140857.50 170886.60 1311744.10 1402.30 6683.80 98849.80 79907.50 35765.00 221206.10 1532950.20

Jumlah 53093.00 569671.79 1554545.55 2236741.97 345855.94 2582597.91 24333.10 205429.41 792951.88 661703.71 370731.52 1973576.42 2344307.94

Sumber Data : - Hasil review data spasial lahan keirtis prop. Kalsel tahun 2003

- Hasil review data spasial lahan kritis DAS Barito Bagian Hulu tahun 2007

Dalam Kawasan Hutan Luar Kawasan Hutan Total

(45)

Propinsi

No Kalsel dan Teng DAS Luas DAS Luas DAS Luas DAS Luas

Kabupaten/Kota Barito Tabunio/Maluka Asam-asam

---SUB DAS (Ha) SUB DAS (Ha) SUB DAS (Ha) SUB DAS (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Hulu Sunagai Utara Nagara 1,003,597.24 - - -

-2 Hulu Sungai Selatan Martapura 301,389.38 - - -

-3 Hulu Sungai Tenga - - -

-4 Balangan - - -

-5 Tanah Laut - - Tungkaran 21,418.05 - - -

-- - Tabunio Hulu 41,223.82 - - -

-- - - - Asam-asam 37,174.46 -

-- - - - Besar - -

-- - - - Inayah 16,313.00 -

-6 Kotabaru - - - - DAS P.Laut 208,352.59 -

-- - - - DAS Cantung 340,043.34 -

-- - - - DAS Sampa- 175,090.77 -

-- - - - nahan - -

-- - - - DAS Manunggul 51,189.89 -

-- - - - DAS Cengal 132,574.43 -

-- - - - DAS P Sebuku 21,523.12 -

-7 Tanah Bumbu - - - - DAS Satui Ds 178,838.37 -

-- - - - DAS Kusan Ds 195,749.13 -

-- - - - DAS Batulicin 151,774.58 -

-Jumlah 1,304,986.62 62,641.87 1,508,623.68

Tabel I.3. Penetapan DAS Prioritas di Wilayah Kerja BPDAS Barito

I II

Prioritas

III Berdasarkan SK Menhutbun No: 284/Kpts-II Tahun 1999

Tidak Prioritas

(46)

Propinsi DAS Sawah Tegalan/Ladang Perkebunan Hutan Hutan Negara Peter- Perikanan Pemukiman/ Industri/ Lain-Lain Seluruh

No Kalsel Dan Teng Barito (Semak Belukar) Rakyat nakan darat Pekarangan Pertambangan

Kabupaten/Kota SUB DAS (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Banjarmasin Barito Hilir 2344.72 601.78 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4540.39 0.00 456.15 7943.04

2 Banjarbaru Martapura 1913.45 14326.20 504.58 79.60 350.45 0.00 0.00 4581.92 2169.54 8418.50 32344.24

3 Banjar Martapura 73187.98 174935.10 9639.84 10246.50 31691.14 0.00 0.00 12052.58 3989.03 50304.00 366046.16

4 Tanah Laut Tabunio 10173.25 181882.00 24575.82 48966.60 38288.01 0.00 4118.76 31255.05 6345.97 41637.40 387242.86 5 Tanah Bumbu K u s a n 0.00 123565.20 75327.42 158458.69 33558.53 0.00 3596.68 7986.08 3918.70 90877.40 497288.69 6 Kotabaru Sampanahan 1884.94 165654.00 140617.80 350427.30 83825.17 0.00 11647.65 15794.89 6868.09 175105.00 951824.83

7 Barito Kuala Barito Hilir 123496.90 67234.90 0.00 19698.90 0.00 0.00 438.04 2016.85 0.00 9345.31 222230.89

8 T a p i n Amandit 11966.32 144384.60 0.00 17630.90 14127.28 0.00 0.00 3545.56 1935.62 27803.10 221393.37

9 Hulu Sungai Selatan Amandit 13556.16 116764.53 0.00 7141.88 7919.08 0.00 0.00 322.05 64.18 23515.10 169282.97

10 Hulu Sungai Tengah Batang Alai 26773.61 40377.50 0.00 22635.50 4511.61 0.00 0.00 2255.78 160.72 42314.80 139029.52

11 Hulu Sungai Utara Nagara 35.77 64310.60 0.00 3420.41 0.00 0.00 0.00 420.79 0.00 21028.20 89215.76

12 Balangan Balangan 7445.32 18063.60 23.73 55083.10 28255.20 0.00 0.00 6256.95 3659.25 71333.70 190120.85

13 Tabalong Tabalong 4779.24 60035.70 5355.22 157788.20 56527.47 0.00 0.00 5135.38 4468.48 68004.50 362094.21

14 Barito Selatan Barito Hulu 3614.00 27664.00 76500.00 0.00 510743.00 0.00 0.00 4128.00 0.00 18450.00 641099.00

15 Barito Timur Barito Hulu 0.00 0.00 104168.00 0.00 146765.00 0.00 10467.00 104168.00 0.00 0.00 365568.00

16 Barito Utara Barito Hulu 460.00 0.00 30126.00 0.00 184539.00 0.00 0.00 859.00 0.00 76216.00 292200.00

17 Murung Raya Barito Hulu 574.00 0.00 0.00 0.00 1954733.00 0.00 0.00 22108.00 203396.00 169763.00 2350574.00

Jumlah 282205.66 1199799.71 466838.42 851577.57 3095833.92 0.00 30268.12 227427.28 236975.56 894572.15 7285498.38

Penggunaan

(47)

Tingkat No Pendidikan

Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1. S3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. S2 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2 0 2 2 0 2

3. S1 a. Teknis

-Kehutanan 8 0 8 8 0 8 6 0 6 11 0 11 12 0 12

-Non Kehutanan 8 0 8 10 1 11 12 0 12 7 0 7 10 2 12

b. Non Teknis 3 0 3 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0

4. D3/Sarjana Muda a. Teknis

-Kehutanan 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1

-Non Kehutanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Non Teknis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5. SLTA a. Teknis

-Kehutanan 7 0 7 7 0 7 8 0 8 3 0 3 3 0 3

-Non Kehutanan 30 4 34 27 6 33 32 0 32 29 6 36 35 0 35

b. Non Teknis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6. SLTP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7. SD 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1

Jumlah 59 4 63 55 7 62 61 0 61 54 6 64 64 2 66

2007

2004 2005 2006

Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Tabel II.1. Data Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dan Jenis Kelamin BPDAS Barito

Tahun

2008 Jenis Kelamin Jenis Kelamin

(48)

Tingkat

No Golongan

Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang) (Orang)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1. Golongan IV

d 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

c 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0

a 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2 0 2 2 0 2

2. Golongan III

d 4 0 4 3 0 3 3 0 3 3 0 3 4 1 5

c 1 0 1 2 0 2 3 0 3 3 0 3 3 0 3

b 9 0 9 6 0 6 10 2 12 16 3 19 16 3 19

a 16 2 18 18 4 22 15 1 16 16 0 16 16 0 16

3 Golongan II

d 6 0 6 5 1 6 12 2 14 11 1 12 11 1 12

c 11 2 13 10 1 11 2 0 2 2 0 2 2 0 2

b 4 1 5 5 1 6 5 1 6 2 1 3 2 1 3

a 4 0 4 3 0 3 2 0 2 2 1 3 2 1 3

4. Golongan I

d 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1

c 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

a 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 58 5 63 55 7 62 55 6 61 58 6 64 59 7 66

Jenis Kelamin Jenis Kelamin 2007 Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jenis Kelamin

2004 2005 2006

Tahun

2008

(49)

Instansi Satuan

No Jenis Rencana Penyusun Propinsi DAS Volume

(Rencana Kerja) Kalsel dan Teng Barito Rencana Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri Ra Ri

Kabupaten/Kota SUB DAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Liputan TVRI Daerah BPDAS Barito Prop. Kalsel -- Kabupaten 0 0 2 2 6 4 10 2 0 0 10 8

2 Pemeliharaan TUL Mo- BPDAS Barito H S S Amandit Ha 0 0 0 0 100 100 100 100 0 0 100 200 del DAS Mikro (Th.I & II)

3 Pelatihan PLG BPDAS Barito Banjarbaru Martapura Orang 0 0 0 0 0 0 54 54 54 51 108 105 4 Model Budidaya Gaharu BPDAS Barito H S S Amandit Ha 0 0 0 0 0 0 100 100 50 50 150 150

5 HR Pola Kemitraan BPDAS Barito Tanah Laut Tabunio Ha 0 0 0 0 0 0 100 100 0 0 100 100

6 Wanatani/Wanafarma BPDAS Barito H S S Amandit Ha 0 0 0 0 0 0 25 25 0 0 25 25

7 Pemel.Budidaya Lebah BPDAS Barito H S S, Amandit Stup 0 0 0 0 0 0 100 100 0 0 100 100

Madu Banjar Martapura Stup 0 0 0 0 0 0 100 100 0 0 100 100

8 Lokakarya Pembentukan BPDAS Barito Banjarmasin Barito Hilir Orang 0 0 0 0 0 0 140 140 0 0 140 140 Forum DAS

9 Lokakarya Pengem- BPDAS Barito Banjarmasin Barito Hilir Orang 0 0 0 0 0 0 70 70 0 0 70 70 bangan Hutan Rawa

10 Bimtek Penanaman Se- BPDAS Barito Kalsel & Teng Barito Kabupaten 0 0 0 0 0 0 17 17 0 0 17 17 rentak

11 Monev RHL BPDAS Barito Kalteng Barito Hulu Kabupaten 0 0 2 2 4 4 4 4 0 0 10 10

12 Monev Tata Air BPDAS Barito Banjar, Tanah Laut Tabunio SPAS 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 16 16 HSS, Martapura

13 Monev Plot Erosi BPDAS Barito Banjar, Tanah Laut Tabunio Plot Erosi 0 0 4 4 4 4 4 4 4 4 16 16 HSS, Martapura

14 Monev Tnm Unggulan BPDAS Barito H S S Amandit Ha 0 0 0 0 0 0 50 50 0 0 50 50

Lokal areal MDM

15 Monev Kegiatan Pertam- BPDAS Barito Tabalong, Balangan Balangan Kabupaten 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 6 6 bangan

16 Monev Pengelolaan DAS BPDAS Barito HSS Dan HST Amandit Kabupaten 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 Terpadu

17 Monev Daerah Banjir BPDAS Barito Kalsel & Teng Barito Kabupaten 0 0 0 0 8 8 11 11 9 9 20 28 18 Monev Aksi Penanaman BPDAS Barito Kalsel & Teng Barito Kabupaten 0 0 0 0 0 0 17 17 0 0 17 17

Serentak Indonesia

19 Pengemb Model Kawaka BPDAS Barito Tanah Laut Tabunio Ha 0 0 100 100 100 100 100 100 0 0 300 300 Lindung (JIPRO)

20 Pemantapan rencana BPDAS Barito Kalsel & Teng Barito Kabupaten 0 0 17 17 17 17 17 17 0 0 17 51 RTT RHL

21 Review RHL 5 Than BPDAS Barito Kalsel & Teng Barito Kabupaten 0 0 0 0 0 0 16 16 0 0 16 16 22 Monev Daerah Rawa BPDAS Barito Banjar & Tapin Barito Kabupaten 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 2 23 Monev Rotan ITTO BPDAS Barito Banjar & Tapin Barito Ha 0 0 0 0 50 50 0 0 0 0 50 50

Tabel III. Penyusunan Rencana Kegiatan Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Di Wilayah Kerja BPDAS Barito

Tahun Jumlah

2004 2005 2006 2007 2008

Setiap Tahun Selama Lima Tahun Terakhir

Lokasi Rencana

(50)

24 Penyusunan Data dasar BPDAS Barito Banjar Riam Kanan Sub DAS 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 RTL-RLKT

25 Penyusunan Pengem- BPDAS Barito H S S Amandit Ha 0 0 0 0 50 50 0 0 0 0 50 50

bangan Wanatani/Farma

26 Penyusunan Data Karak BPDAS Barito Kotabaru, Tanah Kintap, Satui DAS 0 0 0 0 3 3 0 0 3 3 6 6

teristik DAS Bumbu Dan Kusan

27 Identifikasi Klp Tani BPDAS Barito Barut, Bartim, Bar- Hulu Barito Kabupaten 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 4 4 sel & Mura

28 Pemel. HR Terpadu BPDAS Barito Banjar, Tapin, Bato- Barito Kabupaten 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 4 4 la dan Tabalong

29 Forum Koordinasi Penge- BPDAS Barito Kalsel-Teng Barito Kabupaten 0 0 0 0 17 17 0 0 0 0 17 17 lolaan DAS dan RHL

30 Identifikasi Lokasi Social BPDAS Barito Kotabaru Sampanahan Ha 0 0 0 0 100 100 0 0 0 0 100 100 Forestry

31 Identifikasi Tanaman BPDAS Barito Kalsel Barito Kabupaten 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 10 10 Buah dan Getah

32 Identifikasi Penyebaran BPDAS Barito Kalsel Barito Kabupaten 0 0 0 0 10 10 0 0 0 0 10 10 Potensi HR

33 Identifikasi Penyebaran BPDAS Barito H S S dan HST Batang Alai & Kabupaten 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 2 2

Potensi Kayu manis Amandit

34 Identifikasi Penyebaran BPDAS Barito HSS, HST, Balangan Barito Kabupaten 0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 5 5 Potensi Bambu Tabalong & Tapin

35 Identifikasi Penyebaran BPDAS Barito Barut, Bartim, Bar- Barito Kabupaten 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 4 4 Potensi Rotan sel & Mura

36 Pengembangan Budi BPDAS Barito Banjar & HSS Amandit Desa 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2 4 4

Daya lebah Madu

37 Pembuatam Tanaman BPDAS Barito H S S Amandit Ha 0 0 100 100 0 0 0 0 0 0 100 100

areal DAS Mikro

(51)

Propinsi 2004 2005 2006

No Kalsel dan Teng Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Kabupaten/Kota

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Banjarmasin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Banjarbaru 0 0 50 50 0 0 100 0 0 0 150 50

3 Banjar 792 792 1850 800 115 115 1150 0 0 0 3907 1707

4 Tanah Laut 500 500 1250 1250 150 150 900 0 0 0 2800 1900

5 Tanah Bumbu 500 500 200 200 0 0 100 0 750 0 1550 700

6 Kotabaru 1000 1000 700 439 25 25 525 0 0 0 2250 1464

7 Barito Kuala 125 125 270 270 100 100 300 0 0 0 795 495

8 T a p i n 2000 2000 1250 1250 150 150 125 0 0 0 3525 3400

9 Hulu Sungai Selatan 1000 1000 750 250 1090 1090 150 0 0 0 2990 2340

10 Hulu Sungai Tengah 50 50 0 0 100 100 0 0 100 0 250 150

11 Hulu Sungai Utara 260 250 400 400 400 400 200 0 0 0 1260 1050

12 Balangan 750 750 900 275 1450 1450 450 0 0 0 3550 2475

13 Tabalong 1300 1300 800 800 1500 1500 1000 0 600 0 5200 3600

14 Barito Selatan 800 800 2650 2650 150 150 3250 0 0 0 6850 3600

15 Barito Timur 200 200 500 500 500 500 2500 0 0 0 3700 1200

16 Barito Utara 200 200 675 675 875 875 2700 0 1400 1200 5850 2950

17 Murung Raya 200 200 525 100 0 0 1950 0 0 0 2675 300

Jumlah 9677 9667 12770 9909 6605 6605 15400 0 2850 1200 47302 27381

Tabel 3. Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Reboisasi Di Wilayah Kerja Balai Pengelolaan DAS Barito

2007 2008

Tahun

Jumlah Setiap Tahun Selama Lima Tahun Terakhir

(52)

400

600

800

1000

1200

1400

1600

V

o

lu

m

e

2008

Rencana

Realisasi

0

200

400

(53)

Propinsi

No Kal-Sel dan Teng Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Kabupaten/Kota

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Banjar/Dinas 0 0 50 50 50 50 100 100 50 50 2500 2500

Kehutanan Kab.

Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Setiap Tahun Di Wilayah Kerja BPDAS Barito Selama Lima Tahun Terakhir

Tabel 3.1. Rekapitulasi Rencana dan Realisasi Pembuatan/Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm)/Social forestry (Socfor)

Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah

(54)

60

80

100

120

H

a

Social Forestry

Rencana

0

20

40

60

2004

2005

2006

2007

2008

H

a

Tahu

Gambar

Tabel I.2. Luas dan Tingkat Kekritisan Lahan di Wilayah kerja BPDAS Barito
Tabel I.3. Penetapan DAS Prioritas di Wilayah Kerja BPDAS Barito                Berdasarkan SK Menhutbun No: 284/Kpts-II Tahun 1999
Tabel I.4. Pola Penggunaan Lahan di Wilayah Kerja BPDAS BaritoTahun 2008 (Tahun Terakhir)
Tabel  II.1. Data Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dan Jenis Kelamin BPDAS Barito
+7

Referensi

Dokumen terkait

10.9 Peserta diberitahu secara elektronik oleh Pokja ULP untuk mengunduh Adendum Dokumen Pengadaan yang diunggah Pokja ULP pada aplikasi SPSEa. Poin 11 s/d

Hal ini sesuai hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan evaluasi kualifikasi untuk seluruh peserta yang dievaluasi sebagaimana terlampir pada pengumuman

Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA materi sifat-sifat cahaya dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas V SD

Peranan adalah sekumpulan harapan atau perilaku yang berhubungan dengan posisi dalam struktur sosial, dan gagasan ini menyatakan peranan selalu dipertimbangkan

Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan risiko penyakit hipertensi seperti stress yang berlebihan,

(2) Rencana Induk Menara Telekomunikasi (Cell Plan) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk mengarahkan, menjaga dan menjamin agar pembangunan dan pengoperasian

PENUNDAAN PENGUMUMAN PESERTA LULUS TES KOMPETENSI DASAR II DALAM RANGKA REKRUTMEN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI LULUSAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN TAHUN 2016. Pengumuman

[r]