• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

Dalam dokumen Statistik BPDAS Barito 2008 (Halaman 32-45)

2 . PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALI AN

1. PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

a. Sosialisasi dan Koordinasi Penyelenggaraan Pengelolaan DAS dan RHL.

Dalam rangka mensosialisasikan kegiatan Pengelolaan DAS dan RHL yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Barito Tahun Anggaran 2008 salah satunya dengan cara liputan TVRI daerah yang berupa Talk Show yang disiarkan secara langsung oleh TVRI Daerah Kalimantan Selatan, dengan nara sumber adalah Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Selatan, Kepala Balai Pengelolaan DAS Barito dan dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.

b. Pembekalan Petugas Lapangan Gerhan (PLG).

Pembekalan Petugas Lapangan Gerhan tahun 2008 telah dilaksanakan di Wisma Yulia Martapura Kabupaten Banjar Propinsi Kalimantan Selatan selama 4 hari, setara dengan 32 Jam Pelajaran @ 45 menit. Pelatihan ini diikuti oleh Petugas Lapangan Gerhan yang telah ditetapkan sebagai PLG di Kabupaten sebanyak 51 orang. Nara Sumber / instruktur pembekalan ini dari Balai Pengelolaan DAS Barito, Dinas Kehutanan Propinsi, Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar, BP2HTI BT Banjarbaru serta Universitas Lambung mangkurat. Dengan selesainya pembekalan ini diharapkan bahwa peserta dapat meningkatkan kemampuan dalam penyuluhan dan pendampingan kegiatan serta memperketat pengawasan

dan pengendalian yang diharapkan dapat menjamin terlaksananya kegiatan

Gerhan sehingga dapat mencapai hasil sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Dari jumlah Petugas Lapangan Gerhan (PLG) sebanya 54 orang, sebanyak 3 (tiga) orang telah mengundurkan diri dengan alasan sudah diterima sebagai CPNS di berbagai instansi pemerin tahan baik pusat maupun daerah.

c. Pemeliharaan Tahun I Model Budidaya Gaharu

Kegiatan Pengembangan Model Budidaya Gaharu selesai dilaksanakan seluas 100 Ha dan lokasi Model DAS Mikro (MDM) desa Lumpangi Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini terdiri dari Pengadaan Herbisida, Pengadaan Hand Sprayer, Pengadaan pupuk, pengadaan bibit Gaharu, penyemprotan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Dengan selesainya kegiatan Pemeliharaan Tahun I Model Budidaya Gaharu ini diharapkan tingkat keberhasilan tanaman akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya kegiatan Pembinaan Kelompok Tani, Bimbingan Teknik Budidaya gaharu dan Teknik Penyuntikan Gaharu, diharapkan tingkat pendapat an anggota kelompok tani semakin meningkat.

d. Pemeliharaan Tahun I Hutan Rakyat Pola Kemitraan

Pemeliharaan Hutan Rakyat Pola Kemitraan dilaksanakan di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung kabupaten Tanah laut seluas 100 Ha. Jumlah peserta 100 orang yang telah membentuk Kelompok Tani Sido Maju. Kegiatan ini memanfaatkan lahan milik masyarakat/ peser ta yang dibuktikan dengan surat kepemilikan tanah berupa Segel dan jenis tanaman yang dikembangkan adalah tanaman Mahoni dan Karet dengan jarak tanam 5 X 5. Hasil yang diharapkan nantinya adalah meningkatnya pendapatan petani peserta hutan rakyat kemitraan secara mandiri dan berkesinambungan karena sudah ada perusahaan yang siap menerima hasil panen.

e. I ntensifikasi Pemanfaatan Ruang Bawah Tegakan Mahoni.

I ntensifikasi Pemanfaatan Ruang Bawah Tegakan Mahoni dilaksanakan di Desa Bentok darat, Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut seluas 50 Ha dengan jenis tanaman Meranti seluas 15 Ha dan Karet seluas 35 Ha. Kegiatan ini memanfaatkan ruang bawah tegakan Mahoni di lokasi Rehabilitasi Hutan Lindung Kerjasama antara Seiko Epson, Jifpro dan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPT) Departemen Kahutanan.

f. Pembinaan (Penguatan) Kelembagaan Kelompok Tani MDM

Bimbingan Teknis dan Manajerial bagi kelompok tani sangat penting, karena kelompok tani merupakan penentu keberhasilan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh BP DAS Barito, dan juga sebagai bukti partisipasi/ mitra utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan kelestarian hutan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkuat kelembagaan kelompok tani, khusu snya Kelompok Tani Hutan Model DAS Mikro (MDM) dalam melaksanakan kegiatan yang telah dilaksanakan, sehingga program/ rencana berik utnya dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas kegiatan secara kontinyu sehingga mencapai keberhasilan yang lebih baik.

g. Pengembangan Budidaya Lebah Madu

Pengembangan budidaya lebah madu tetap perlu dilakukan karena merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya dengan tujuan unt uk lebih meningkatkan keberhasilan dalam pelaksanaan budidaya lebah madu, sehingga hasilnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat yang

akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembuatan budidaya

lebah madu untuk tahun 2008 ini dilaksanakan di Desa Alimukim, Kecamatan Pengaron Kabupaten dan dikembangankan lebah madu jen is lokal atau Apis cerena sebanyak 100 Stup/ klon.

h. Fasilitasi Forum Pengelolaan DAS dan RHL

Pengelolaan sumberdaya dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) harus dapat dirumuskan secara holistik yaitu memandang masalah secara utuh, terpadu dan memecahkannya secara multi disiplin, lintas sektoral, lintas daerah sesuai konsepi Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai kesatuan ekosistim. Untuk itu dirasa perlu untuk adanya bentuk kelembagaan pengelolaan dan pengkajian sebagai wadah koordinasi, komunikasi dan konsultasi para pihak yang terlibat (stakeholder) dalam suatu DAS. Salah satu alternatif wadah tersebut adalah Forum DAS dimana anggotanya terdiri dari perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Pembentukan Forum DAS Barito sudah dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2007 dan pada tahun 2008 ini telah mengadakan rapat/ pertemuan sebanyak 2 (dua) kali, dan menghasilkan beberapa rumusan, antara lain :

i. Pemeliharaan Hutan Lindung (JI FPRO)

Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Hutan Lindung (JI FPRO) seluas 100 Ha, berlokasi di sekitar areal Rehabilitasi/ Reboisasi Hutan Lindung kerjasama Seiko Epson, Jifpro dan Ditjend RLPS desa Bentok darat, Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut. Penyulaman dilaksanakan pada tanaman yang kurang sehat atau mati dengan jenis tanaman Mahoni, Petai dan Karet. Komposisi jenis tanaman adalah 70 % tanaman jenis Mahoni dan 30 % tanaman jenis Karet dan Petai.

j. Penanaman Serentak I ndonesia / Penghijauan Lingkunan.

Dalam rangka mendukung peringakatan 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kehutanan di Daer ah juga melaksanakan Penanaman serentak/ Penghijauan Lingkungan di seluruh Kabupaten / Kota. Kegiatan di Propinsi Kalimantan Selatan ini di pusatkan di Kabupaten Tapin dan diikuti oleh Kabupaten/ Kota lainnya. Untuk mendukung kegiatan ini Balai Pengelolaan Daerah Al iran Sungai Barito kegiatannya adalah pengadaan bibit sebanyak 250.000 batang dan dilaksanakan pada awal Bulan Nopember 2008 yang meliputi 11 Kabupaten dan 2 Kota di Propinsi Kalimantan Selatan dan 4 Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah yang merupakan wilayah kerj a DAS Barito Bagian Hulu yang melaksanakan kegiatan Aksi Penanaman Serentak I ndonesia. Kegiatan aksi ini diikuti oleh semua komponen di daerah, diantaranya dari Pejabat daerah, TNI , POLRI , Pelajar, Pramuka dan Masyarakat dan seluruhnya sudah menyelasaikan penan aman. k. Pemeliharaan Tanaman Model Sistim Silvikultur I ntensif.

Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/ Lembaga Non Pemerintah (LNP) mutlak diperlukan untuk mengurangai atau mencegah terjadinya kebocoran anggaran dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan. Pada Tahun 2007 Bal ai Pengelolaan DAS Barito telah bekerja sama dengan Lembaga Non Pemerintah (LNP) Rindang Banua Kalimantan Selatan untuk melaksanakan kegiatan pembuatan tanaman model sistim silvikultur intensif di Kecamatan Cempaka seluas 50 Ha. Kegiatan pada tahun 2008 ini adalah pemeliharaan tahun I dengan jenis tanaman Mahoni sebanyak 12.000 dan Trembesi sebanyak 5.000 batang.

l. Pembuatan Tanaman Model Silvikultur I ntensif.

Disamping kegiatan pemeliharaan tanaman model sistim silvikultur intensif di Kecamatan Cempaka seluas 50 Ha, pada tahun 2008 Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito juga terdapat kegiatan pembuatan tanaman model silvikultur intensif seluas 25 Ha yang

berlokasi di Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang I ntan Kabupaten Banjar.

Sampai dengan bulan Desember 2008 kegiatan tersebut sudah selesai dilaksanakan dengan jenis tanaman Mahoni, Kuku, Acasia casicarpa, Tembesi, Nangka, Cempedak, Sukun dan Rambutan. Jumlah masing-masing jenis tersebut adalah Mahoni 10.000 batang, Kuku 2000 batang, Acasia crasicarpa 2000 batang, Tembesi 4500 batang, Nangka 250 batang, Cempedak 250 batang, Sukun 250 batang dan Rambutan 250 batang.

n. Pengembangan Kegiatan Gerakan Penanaman Swadaya.

Kegiatan Gerakan Penanaman Swadaya telah dikembangan diberbagai Sekolah, Perguruan Tinggi, Pondok Pesantren dan Kelembagaan Masyarakat lainnya di seluruh wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Barito yang meliputi 15 Kabupaten dan 2 Kota di Propinsi Ka limantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

2. PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALI AN

a. Monitoring dan Evaluasi Tata Air

Monitoring dan evaluasi tata air merupakan kegiatan yang penting bagi perencanaan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) karena dengan adanya kegiatan ini dapat diketahui keadaan tata air pada wilayah DAS/ Sub DAS maupun Sub-Sub DAS yang meliputi kuantitas dan kualitas kandungan sedimentasi serta kontinuitas air dari DAS/ Sub DAS/ Sub-Sub DAS yang bersangkutan, untuk menetapkan kondisi tata air yang selanjutnya sebagai bahan masukan guna peningkatan dan penyempurnaan program pengelolaan DAS lebih lanjut. Pada tahun 2008 ini sasaran

diarahkan ke wilayah Catchment Area yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus

Sungai (SPAS) dan peralatan Pengamat Curah Hujan (ombro meter). Kegiatan monitoring dan evaluasi tata air ini sudah dilaksanakan dengan hasil yang didapat berupa kondisi tata air pada wilayah Catchment Area Sungai Besar, Catchment Area Sungai Riaman, Catchment Area Sungai Ahan dan Catchment Area Sungai Hauran, yang sudah terpasang peralatan Pengamat Arus Sungai (SPAS) maupun Pengamat Curah Hujan.

b. Monitoring dan Evaluasi Plot Erosi.

Kegiatan monitoring dan evaluasi plot erosi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat erosi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah SWP DAS/ Sub DAS. Kegiatan ini diarahkan ke areal Sub DAS yang sudah terpasang peralatan Automatic Water Level Recorder (AWLR) dan sudah dilaksanakan 100 % . Hasil yang didapat adalah data tingkat erosi dan sedimentasi pada wilayah DAS Mikro di Desa Lu mpangi, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

c. Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Tahun I Hutan Rakyat Kemitraan.

Kegiatan monitoring dan evaluasi Pemeliharaan Tahun I Hutan Rakyat Kemitraan sudah dilaksanakan di Desa Ranggang, Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut seluas 100 Ha. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemajuan kegiatan pemeliharaan tahun I I hutan rakyat kemitraan. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah data yang akurat tentang luas, lokasi, jen is tanaman, kondisi tanaman dan Prosentase tumbuh setelah dilaksanakannya kegiatan pemeliharaan. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Tanaman dilaksanakan seb esar 10 % dari luas yang ada dengan sistim plot sampling dan penentuan sampling plot dengan cara acak sebanyak 1 (satu) sampling plot setiap Ha. Dari 100 plot sampling tersebut didapat prosentase tumbuh sebesar 76,10 % . Jenis tanamannya adalah jenis Mahoni dan Karet. Komposi si tanaman adalah 60 % tanaman jenis Mahoni dan 40 % tanaman jenis Karet.

e. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pertambangan

Kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan pertambangan sudah dilaksanakan di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Tanah Laut yaitu PT . Jorong Barutama Greston dan PT. Arutmin I ndonesia Tambang asam-Asam dan Kabupaten Tanah Bumbu yaitu PT. Arutmin I ndonesia Tambang Batu Licin dan PT. Borneo I ndobara Tambang Satui/ Sekapuk. Kegiatan Pertambangan sangat perlu dipantau secara terus menerus untuk mengetahui tingkat laju pertambahan areal bekas tambang pada setiap tahunnya. Hasil yang didapat dari kegiatan ini adalah data tentang luas areal bekas tambang, surat ijin penambangan, luas areal penambangan, luas areal yang sudah ditambang dan luas areal yang sudah direklamasi, data banjir serta sosial masyarakat.

Kegiatan Reklamasi belum dilaksanakan oleh PT. Arutmin I ndonesia Tambang Asam -Asam dan PT. Borneo I ndobara Tambang Satui/ Sekapuk dengan alasan baru sekitar 3 (tiga) tahun melaksanakan kegiatan pertambangan, sehingga belum ada areal bekas tambang. Sedangk an PT. Arutmin I ndonesi Tambang Batu Licin dengan surat ijin pinjam pakai kawasan hutan nomor S.302/ Menhut -I I / 2008 areal dalam kawasan hutan seluas 3.216,11 Ha, yang sudah ditambang seluas 637,51 Ha dan yang sudah di reklamasi sampai tahun 2008 seluas 105,98 Ha, d engan jenis tanaman lokal yaitu Mahoni, Sungkai dan Kapuk serta jenis tanaman eksotik yaitu Acasia, Sengon dan Trembesi. Untuk PT. Jorong Barutama Greston Tambang Jorong areal tambang dari luasan 2.000 Ha yang berada dalam kawasan hutan seluas 1.992,04 Ha dengan ijin pijam pakai kawasan hutan nomor 192/ Menhutbun-VI I / 1999 dan yang sudah di reklamasi seluas 489,24 Ha dengan jenis tanaman yaitu Galam, Cemara Laut, Eucaliptus dan Sengon Buto yang ditanam dengan jarak tanam 4 X 4 m.

f. Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Budidaya Gaharu.

Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Model Budidaya Gaharu selesai dilaksanakan seluas 100 Ha di lokasi Model DAS Mikro (MDM) desa Lumpangi Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan ini terdiri dari Pengadaan Herbisida, Pengadaan Hand Sprayer, Pengadaan pupuk, pengadaan bibit Gaharu, penyemprotan, pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Dengan selesainya kegiatan Pemeliharaan Tahun I Model Budidaya Gaharu ini diharapkan tingkat keberhasilan tanaman akan meningkat sesuai dengan yang diharapkan. g. Monitoring Daerah Banjir.

Kegiatan monitoring daerah banjir di wilayah tugas Balai Pengelolaan DAS Barito sudah dilaksanakan sejak tahun 2006. Kegiatan ini diusahakan dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui dan memantau perkembangan daerah banjir sebagai dasar penanganan atau penyusunan rancangan kegiatan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Monitoring Daerah Banjir pada tahun 2008 dilaksanakan di sebelas kabupaten, yaitu Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Barito Kuala, Banjar, Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Barito Utara, Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur. Hasil yang didapat adalah data tentang kejadian banjir, peny ebab banjir, luas derah banjir, kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir dan kerusakan lokasi kegiatan RHL/ RLKT akibat banjir.

h. Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Tanaman Jifpro.

Monitoring dan Evaluasi Pemeliharaan Tanaman Jifpro tahun 2008 seluas 100 Ha, berlokasi di sekitar areal Rehabilitasi/ Reboisasi Hutan Lindung kerjasama Seiko Epson, Jifpro dan Ditjend RLPS desa Bentok darat, Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Tanaman dilaksanakan sebesar 10 % dari luas yang ada dengan sistim plot sampli ng dan penentuan sampling plot dengan cara acak sebanyak 1 (satu) sampling plot setiap Ha. Dari 100 plot sampling tersebut didapat prosen tase tumbuh sebesar 85 % .

3. PROGRAM PERENCANAAN

a. Fasilitasi Penyusunan Rencana RTT RHL tahun 2009

Kegiatan Pemantapan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) tahun 2009 sudah selesai dilaksnakan. RTT-RHL tahun 2009 ini merupakan penjabaran/ tindak lanjut dari Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) 5 tahun. Dalam penyusunan Rencana Tehnik Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTT-RHL) ini menggunakan beberapa informasi utama, antara lain : Peta Thematik, Peta Rencana tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah/ RTRWP Kabupaten, usulan Rencana T ehnik Tahunan dari Dinas yang mengurusi Kehutanan Kabupaten/ Kota, serta cheking lapangan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar identifik asi lapangan dan analisis GI S.

b. Koordinasi Perencanaan Teknis RHL Daerah

Koordinasi perencanaan teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Barito pada tahun 2008 ini perlu dilakukan demi keberhasilan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan dimaksud. Koordinasi ini merupakan bentuk kerjasama dengan instansi terkait baik pusat maupun daerah dalam rangka mengupayakan keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan sekaligus mengurangi lahan kritis yang setiap tahun makin bertambah.

e. Penyusunan Data Karakteristik DAS Sampanahan, Manunggal dan Cengal.

Kegiatan penyusunan data karakteristik DAS Sampanahan, Manunggal dan Cengal sudah diselesaikan sebesar 100 % . Komponen pekerjaan yang bisa di selesaikan adalah penyusunan rencana kerja, upah analisa data, pengadaan alat tulis, bahan peta, pengadaan peta dasar dan peta citra landsat, pembahasan naskah dan lain-lain.

c. Penyusunan Renja KL dan RKA-KL

Penyusunan Renja KL dan RKA-KL perlu dilaksanakan karena pengelolaan Renja KL dan RKA-KL merupakan patokan dalam penyusunan kegiatan dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dalam suatu wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).

d. I nventarisasi dan I dentifikasi Tanaman Pasak Bumi

I nventarisasi dan I dentifikasi Tanaman Pasak Bumi dilaksanakan di 8 (delapan) Kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Kabupaten tersebut adalah : Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tabalong, Tanah Bumbu, Kotabaru, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara dan Muraung Raya. Kegiatan ini untuk menjamin pasokan bahan baku obat -obatan herbal/ alami.

e. Penyusunan Rancangan Pembuatan Hutan Rakyat Kemitraan.

Penyusunan rancangan pembuatan hutan rakyat Kemitraan sudah selesai dilaksanakan 100 % . Rancangan pembuatan hutan rakyat Kemitraan menyangkut rancangan pembuatan pembuatan hutan rakyat Kemitraan seluas 100 Ha, jenis tanaman, jarak tanam, dan pembuatan pondok kerja. Penyusunan rancangan ini sebagai patokan bagi pelaksana di lapangan.

f. Orientasi Calon Lokasi Kegiatan Pengembangan Hutan Rakyat Kemitraan.

Orientasi calon lokasi kegiatan pengembangan hutan rakyat Kemitraan sudah selesai yang berlokasi di Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, yang bekerja sama dengan PT. Hutan Rindang Banua (HRD). Mayoritas calon lokasi kegiatan pengembangan hutan rakyat Kemitraan ini berada di wilayah kerja PT. Hutan Rindang Banua dan mendapat dukungan yang positif baik dari perusahaan tersebut maupun dari masyarakat. Orientasi calon lokasi kegiatan pengembangan hutan rakyat Kemitraan ini sebagai patokan bagi pelaksana pembuatan hutan rakyat pola kemitraan, agar dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan tidak mengalami kesulitan atau hambatan yang berarti.

g. Penyusunan Rancangan Model Budidaya Lebah Madu.

Penyusunan model budidaya lebah madu sudah selesai dilaksanakan dan pelaksanaan pekerjaan juga sudah terealisasi. Penyusunan rancangan ini sebagai patokan bagi pelaksana pembuatan model budidaya lebah madu sebanyak 100 stup/ koloni, agar dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan tidak bisa berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

j. Penyusunan Rancangan I ntensifikasi Pemanfaatan Ruang Bawah Tegakan.

Penyusunan rancangan intensifikasi pemanfaatan ruang bawah tegakan Mahoni seluas 50 Ha telah selesai disusun. Lokasi berada di Desa Bentok darat, Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut, dengan jenis tanaman Meranti seluas 15 Ha dan Karet seluas 35 Ha. Kegiatan ini memanfaatkan ruang bawah tegakan Mahoni di lokasi Rehabilitasi Hutan Lindung Kerjasama antara Seiko Epson, Jifpro dan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPT) Departemen Kahutanan.

k. Penyusunan Rancangan Pembuatan Model Tanaman Silvikultur I ntensif.

Penyusunan rancangan pembuatan tanaman model silvikultur intensif seluas 25 Ha yang berlokasi di Desa Mandiangin Timur, Kecamat an Karang I ntan Kabupaten Banjar, sudah selesai disusun. Penyusunan rancangan ini meliputi kegiatan pengukuran dan pemetaan, sistim penanaman, jarak tanam, jenis tanaman dan jumlah tanaman serta kegiatan pemeliharaan pada tahun berjalan. Rancangan kegiatan ini disusun sebag ai dasar atau patokan petugas pelaksana di lapangan agar hasil kegiatan tersebut dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

Propinsi DAS

No Kalimantan Selatan Barito Sangat Kritis Agak Kritis Potensial Tidak Kritis Jumlah Sangat Kritis Agak Kritis Potensial Tidak Kritis Jumlah

Kabupaten/Kota SUB DAS Kritis Kritis Kritis Kritis

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Banjarmasin Barito Hilir 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5798.31 1468.69 7267.00 7267.00

2 Banjarbaru Martapura 0.00 0.00 0.00 447.50 0.00 447.50 0.00 7522.00 11792.40 14037.60 2912.43 36264.43 36711.93

3 Banjar Martapura 12795.30 87103.90 110300.80 26528.40 889.20 27417.60 11349.40 9803.30 55426.90 82496.90 70573.70 229650.20 257067.80 4 Tanah Laut Tabunio 0.00 22644.00 61343.60 23099.80 10806.30 33906.10 0.00 26604.60 90054.40 100633.20 37743.90 255036.10 288942.20 5 Tanah Bumbu K u s a n 0.00 49900.90 210376.20 9857.80 27217.30 37075.10 0.00 616.30 172051.10 24270.80 7983.40 204921.60 241996.70 6 Kotabaru Sampanahan 0.00 77429.20 241026.20 122282.50 84304.30 206586.80 0.00 22914.20 185902.00 186984.90 25851.40 421652.50 628239.30 7 Barito Kuala Barito Hilir 0.00 8853.40 0.00 6347.50 9214.20 15561.70 0.00 17344.60 5844.29 67077.40 122940.50 213206.79 228768.49

8 T a p i n Amandit 854.70 9172.00 5299.30 1497.40 93.34 1590.74 4070.10 50962.70 78241.80 64674.40 2682.90 200631.90 202222.64

9 Hulu Sungai Selatan Amandit 20685.10 6781.80 2098.00 1559.70 316.54 1876.24 6150.20 10821.00 63288.80 14858.60 53934.00 149052.60 150928.84 10 Hulu Sungai Tengah Batang Alai 0.00 9461.00 2888.52 8071.80 27719.30 35791.10 0.00 4283.70 33251.40 21083.70 40440.40 99059.20 134850.30

11 Hulu Sungai Utara Nagara 0.00 0.00 8995.23 0.00 9222.40 9222.40 0.00 0.00 5508.50 11999.30 48708.50 66216.30 75438.70

12 Balangan Balangan 0.00 33641.50 15316.00 45881.00 0.00 45881.00 0.00 2573.10 46090.00 41105.20 8158.76 97927.06 143808.06

13 Tabalong Tabalong 0.00 25526.89 75287.20 134444.47 1.26 134445.73 0.00 16117.11 59829.49 36384.31 12404.56 124735.47 259181.20

14 Barito Selatan Barito Hulu 910.70 97509.90 18391.10 234512.20 1847.00 236359.20 92.50 16303.50 291133.30 1969.30 9233.10 318639.20 554998.40 15 Barito Timur Barito Hulu 523.80 36557.10 16377.00 23002.70 24.00 23026.70 0.00 1478.10 44520.70 98874.50 25.30 144898.60 167925.30 16 Barito Utara Barito Hulu 1282.70 66671.10 117602.20 458351.70 3314.20 461665.90 1268.60 11401.40 66393.80 223769.50 36438.50 338003.20 799669.10 17 Murung Raya Barito Hulu 16040.70 38419.10 669244.20 1140857.50 170886.60 1311744.10 1402.30 6683.80 98849.80 79907.50 35765.00 221206.10 1532950.20

Jumlah 53093.00 569671.79 1554545.55 2236741.97 345855.94 2582597.91 24333.10 205429.41 792951.88 661703.71 370731.52 1973576.42 2344307.94

Sumber Data : - Hasil review data spasial lahan keirtis prop. Kalsel tahun 2003

- Hasil review data spasial lahan kritis DAS Barito Bagian Hulu tahun 2007

Dalam Kawasan Hutan Luar Kawasan Hutan Total

Propinsi

No Kalsel dan Teng DAS Luas DAS Luas DAS Luas DAS Luas

Kabupaten/Kota Barito Tabunio/Maluka Asam-asam

---SUB DAS (Ha) SUB DAS (Ha) SUB DAS (Ha) SUB DAS (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Hulu Sunagai Utara Nagara 1,003,597.24 - - - - -

-2 Hulu Sungai Selatan Martapura 301,389.38 - - - - -

-3 Hulu Sungai Tenga - - - - - - -

-4 Balangan - - -

-5 Tanah Laut - - Tungkaran 21,418.05 - - -

-- - Tabunio Hulu 41,223.82 - - -

-- - - - Asam-asam 37,174.46 -

-- - - - Besar - -

-- - - - Inayah 16,313.00 -

-6 Kotabaru - - - - DAS P.Laut 208,352.59 -

-- - - - DAS Cantung 340,043.34 - -- - - - DAS Sampa- 175,090.77 - -- - - - nahan - - -- - - - DAS Manunggul 51,189.89 - -- - - - DAS Cengal 132,574.43 - -- - - - DAS P Sebuku 21,523.12 -

-7 Tanah Bumbu - - - - DAS Satui Ds 178,838.37 -

-- - - - DAS Kusan Ds 195,749.13 -

-- - - - DAS Batulicin 151,774.58 -

-Jumlah 1,304,986.62 62,641.87 1,508,623.68

Tabel I.3. Penetapan DAS Prioritas di Wilayah Kerja BPDAS Barito

I II

Prioritas

III

Dalam dokumen Statistik BPDAS Barito 2008 (Halaman 32-45)

Dokumen terkait