Judul : Pertumbuhan ekonomi DIY pasca gempa triwulan III Tempat : Godri Resto
Rep : Aning
Tanggal : 7 oktober 2006
Pada periode satu triwulan pasca gempa 27 mei 2006/Berbeda dengan angka perkiraan inflansi nasional/inflansi kota yogyakarta laju pertumbuhan ekonomi daerah istimewa jogjakarta memperlihatkan perlambatan sebagaimana diindikasikan dari laju pertumbuhan tahunan yang cenderung menurun sejak awal tahun 2006//Berbeda dengan angka perkiraan inflasi nasional/Inflansi kota yogyakarta 2006 berpotensi double digit/sementara ekonomi DIY 2006 tumbuh melambat dibandingkan dua tahun sebelumnya//demikian yang di sampaikan pimpinan Bank Indonesia Djarot Sumartono/pada acara jumpa pers dan buka puasa bersama pada tanggal 7 oktober 2006 lalu,di Godri Resto//Dilihat dari pertumbuhan ekonomi sendiri/meskipun secara triwulan ekonomi DIY tumbuh 2,24%/namun laju pertumbuhan tahunan pada triwulan III- 2006/hanya tercatat 1,69%/turun dari 4,12% pada triwulan I-2006 dan 3,47% pada triwulan II-2006// Sementara itu dukungan pengeluaran konsumsi pemerintah terhadap perekonomian DIY juga dirasakan belum optimal/meskipun tumbuh 7,13%/namun masih lebih kecil daripada pertumbuhan ekonomi triwulan III-2005 sebesar 14,18%//Meskipun relatif rendah pada seme4ster pertama,peran konsumsi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi DIY diperkirakan akan semakin besar menjelang akhir tahun 2006/mengingat karakteristik perencanaan anggaran belanja umumnya terkonsentrasi pada semester kedua//Dari sisi penawaran /tercatat dua sector ekonomi yang menjadi factor utama penghambat pergerakan roda perekonomian DIY pada triwulan III-2006 /yaitu sektor industri pengolahan dan sektor keuangan,persewaan,dan jasa perusahaan//Sementara dilihat dari segi inflansi disaat perkembangan ekonomi DIY cenderung melambat /tekanan kenaikan harga yang diukur dari indeks harga konsumen masih cukup kuat pada triwulan laporan//laju inflansi yang terjadi di kota yogyakarta tercatat 2,53% pada triwulan III-2006 relatif sama dengan inflansi triwulan sebelumnya sebesar 2,54% namun jauh lebih tinggi di bandingkan dengan inflansi nasional yang hanya 1,16%//Dari system pembayaran sendiri/meningkatnya jumlahuang beredar di DIY tercermin dari aliran dana masuk netto dari system perbankan DIY ke Bank Indonesia yogyakarta yang melonjak hingga 52,64% yaitu dari Rp 153 miliar menjadi Rp 234 miliar perbulan//Fenomena meningkatnya jumlahuang beredar pasca gempa DIY sebagaimana terungkap daripesatnya peningkatan net cash inflow dan net incoming transfer tersebut diduga akan terus berlanjut sampai dengan akhir tahun bahkan dengan tekanan yang semakin kuat//Selain iti untuk mengantisipasi penukaran uang kecil dalam kondisi baru menjelang lebaran mendatang,BI telah menyiapkan dana uang kartal secukupnya terkait dengan dana pembayaran THR,dan Rekontruksi,baik nominal maupun pecahan//dan di kantor BI sendiri sudah terlihat di minggu-minggu pertama lebih kurang 300 orang lebih/tercatat uang 10000 rupiah kebawah sebanyak 2 miliar rupiah yang sudah di keluarkan oleh Bank Indonesia untuk penukaran/dan KBI melayani penukaran uang dari hari Senin sampai hari kamis/untuk lansia dan dan ibu hamil juga telah disediakan loket sendiri//sementara untuk Mall dan pertokoan/untuk system penukaran bisa menyampaikan lewat surat terlebih dahulu/sesuai kebutuhan dan akan dilayani secara khusus tergantung kesediaan uang yang ada//
ANING DAN WIDI APAKABAR JOGJA RBTV
News reader : Pertumbuhan ekonomi DIY pasca gempa triwulan III