• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Risiko Bencana Hidrometeorologi di Jawa Tengah - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Risiko Bencana Hidrometeorologi di Jawa Tengah - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

xv

ABSTRAK

Bencana Hydrometeorology yang sering terjadi di Jawa Tengah adalah yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi yang lain di Indonesia. Banjir merupakan salah satu bencana hydrometeorology dengan presentase teritinggi yaitu 28,5% terjadi pada tahun 1981-2010 bila dibandingkan dengan jenis-jenis bencana lain. Penyebab bencana banjir sangat beragam dan saling terkait antara satu faktor dengan yang lain. Faktor fisik/infrastruktur, sosial, ekonomi dan lingkungan adalah saling berinteraksi sehingga menyebabkan terjadi banjir. Oleh karena itu dibutuhkan pengelolaan secara terpadu untuk mengantisipasi terjadinya banjir, salah satunya adalah memberikan informasi tingkat risiko bencana banjir di Jawa Tengah. Informasi ini adalah sebuah peta tingkat risiko bencana banjir di Jawa Tengah.

Analisis-analisis tingkat risiko bencana banjir ini dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk mendapatkan sebuah bobot, overlay/superimpose, dan dengan teknik scoring. Input dari data respondent yang akan memberikan perbandingan-perbandingan dari tiap-tiap indikator ke indikator yang lainnya. Perhitungan data kualitatif ini bisa menjadi kuantitatif dan diproses dengan cara matematika sampai dengan konsistensinya.

Berdasarkan analisis dari overlay factor bahaya, kerentanan dan kapasitas, maka diperoleh “Peta Tingkat Risiko Bencana Banjir” yang dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Daerah yang masuk tingkat tinggi ada pada Kabupaten Brebes, Cilacap, Banyumas, Kebumen, Grobogan, Jepara, Kudus, Pati. Daerah yang masuk tingkat sedang adalah Kabupaten Tegal, Pemalang, Pekalongan, Purbalingga, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Rembang, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Purworejo, Kota Pekalongan dan Kota Semarang. Daerah pada tingkat rendah yaitu Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Boyolali, Karanganyar, Blora, Kota Tegal, Magelang, Salatiga dan Surakarta. Rekomendasi untuk penelitian ini adalah data rob, dengan harapan menambah nilai pada daerah pesisir di Provinsi Jawa Tengah, sehingga akan masuk ke tingkat yang lebih tinggi.

(2)

xvi

ABSTRACT

The occurance of hydrometeorology disaster in Central Java is the highest compared to others province in Indonesia. Flood is one of hydrometeorology disaster with the highest percentage that is 28,5 % happened in 1981-2010 among other types of disaster. The cause of flood is very diverse and have factors related between one to another. Physical factor/infrastructure, social, economic and environtment are mutualy interact causing of the flood. Therefore, it is necessary the interaction of management and anticipation of the occurance of the floods. To provide the information on the level of risk of the flood in central java is one of the anticipation. This information through the map of the risk level of the floods in Central Java.

Analysis level of the flood risk are using the methods of AHP (Analytical Hierarchy Process) to get percentag, the overlay/superimpose, and with the technique of scoring. This analysis is required the input of respondent data who will give comparisons from each indicators to the others. Qualitative calculation could be changed to quantitative and processed by mathematics method up to it is consistensy.

Based on the analysis of hazardous overlay factor, vulnerabilities and capacities, then it can be retrieved “floor risk level map” which are divided into three levels. There are high, medium and low. The definition of high level flood map happened in Brebes, Cilacap, Banyumas, Kebumen, Grobogan, Jepara, Kudus, Pati. Definitions of medium level happend in the districs of Tegal, Pemalang, Pekalongan, Purbalingga, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Rembang, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Purworejo, Pekalongan and the city of Semarang. For the areas at low level happened in Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Boyolali, Karanganyar, Blora , town of Tegal, Magelang, Salatiga and Surakarta. Recomendations for research is data rob, with the expectation of adding value to the higher level on coastal areas in the province of Central Java.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan model GM(1,1) dapat menghasilkan prakiraan yang sangat akurat, dari hasil percobaan untuk pola tren menghasilkan nilai ARPE 5,74% atau

1) Dapat menambah kegunaan dari limbah cangkang telur. 2) Dengan adanya campuran tambahan bahan pada beton, waktu ikat semen. bisa lebih besar.. 3) Dengan adanya campuran tersebut

Disability in people affected by leprosy: the role of impairment, activity, social participation, stigma and discrimination.GlobHeatlh Action.. Leprosy among patient

the growth of juvenile abalone body weight showed the same effect or unreal differences between one type of feed with other tYPes of feed. The descriptive color

[r]

Adapun untuk mencapai kompetensi tersebut, maka pada mata kuliah ini membahas tentang hakekat dan pengertian dari kartograf, proyeksi peta, berbagai komponen peta,

Pengunaan Metode Demonstrasi diupayakan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang

Mata kuliah ini mempelajari beberapa materi matematika dasar yang mempunyai hubungan langsung dengan teori ekonomi mikro dan makro, meliputi : Fungsi Linier, Fungsi Non