• Tidak ada hasil yang ditemukan

upload dokumen RPJM BAB I Draft

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "upload dokumen RPJM BAB I Draft"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG.

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Provinsi Sulawesi Selatan dan

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Maros ini disusun sebagai perwujudan

dari amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. Tujuan utama penerbitan RPJMD Kabupaten Maros ini

adalah:

1. Menyajikan program dan kegiatan turunan Visi dan Misi pasangan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, yang akan dilaksanakan sebagai

program dan kegiatan prioritas utama;

2. Menyajikan gambaran tentang arah kebijakan umum yang wajib diikuti oleh

semua pejabat daerah dan DPRD dalam menyusun RKPD, KUA, PPAS,

RKA-SKPD serta R-APBD dan DPA pada setiap tahun anggaran.

Sehubungan dengan itu, setiap program dan kegiatan yang menjadi

kewajiban setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah akan diuraikan di dalam Renstra

SKPD, yang penyusunan dan pengesahannya dilakukan oleh Kepala SKPD,

setelah mendapat masukan dari Bappeda.

Dalam menyusun RPJMD ini, acuan utama yang digunakan adalah rumusan

Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program Indikatif Bupati dan Wakil Bupati

terpilih, yang telah disampaikan melalui Sidang Paripurna DPRD dan semasa

pelaksanaan kampanye pemilihan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati secara

langsung. Disamping itu, penyusunan RPJMD Daerah ini juga mengacu pada

RPJP Kabupaten Maros, RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan/Renstra Provinsi

Sulawesi Selatan, dan RPJP Nasional, dan berbagai kebijakan dan prioritas

program Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat termasuk sasaran

pembangunan

Millenium Development Goals

(MDGs). Tujuan merujuk semua

dokumen perencanaan dimaksud adalah untuk menjamin terciptanya sinergi

kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan

(2)

Selain itu, RPJMD ini juga disusun dengan memperhatikan statistik regional

dan lokal, terutama data tentang PDRB dan (1) statistik berbagai fungsi

pemerintahan di bidang ekonomi, seperti lapangan pekerjaan utama dan tingkat

pendapatan rata-rata masyarakat, keberadaan potensi sektor unggulan daerah

yang dapat dikembangkan dalam rangka memacu laju produksi lokal dan

penciptaan lapangan kerja baru, keberadaan sektor informal dan kandungan

potensi sumberdaya daerah; (2) statistik fungsi-fungsi pemerintahan di bidang

sosial budaya, seperti kondisi tingkat kesehatan rata-rata masyarakat dan indeks

pembangunan manusia, angka kemiskinan, tingkat pengangguran, angka

partisipasi kasar dan angka partisipasi murni pendidikan dasar dan menengah;

(3) statistik bidang pemerintahan umum, seperti pelayanan umum pemerintahan

kepada masyarakat dan (4) statistik bidang fisik prasarana, seperti pola-pola

penataan ruang dan kawasan andalan, kantong-kantong kemiskinan dan

kawasan tertinggal serta kondisi ekologi dan lingkungan hidup daerah dan (5)

kapasitas fiskal dan keuangan daerah.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN.

RPJMD Kabupaten Maros Tahun 2010–2015 ini disusun dengan maksud

dan tujuan antara lain sebagai berikut:

a. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan

DPRD dalam menyusun Renstra SKPD dan menentukan prioritas program

tahunan yang akan dibiayai dari APBD Kabupaten Maros;

b. Menyediakan sebuah parameter untuk mengukur dan melakukan evaluasi

kinerja tahunan setiap program dan kegiatan daerah;

c. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam

konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang

ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah;

d. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemda dan DPRD dalam mencapai

tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah

(3)

1.3. LANDASAN HUKUM

Dalam penyusunan RPJMD ini, sejumlah peraturan telah digunakan

sebagai rujukan, yakni antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959

Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455);

4. Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

(4)

Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4548);

8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 38, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4744);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5301);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4614);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara

(5)

16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 31,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4762);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2004 – 2009

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4324);

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 243);

23. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang RPJMD Provinsi Sulawesi

Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 12, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12);

24. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang RTRW Provinsi Sulawesi

Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 9, Tambahan Lembaran

(6)

25. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Tahun

2010 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor

252);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 13 tahun 2003 tentang sistem

perencanaan pembangunan Daerah berbasis partisipasi masyarakat;

27. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 02 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Maros Tahun 2005-2025

(Lembaran Daerah Kabupaten Maros Tahun 2007, Nomor 02).

28. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Maros (Lembaran Daerah Kabupaten Maros Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Maros Nomor 240);

29. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Maros;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Maros;

1.4. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana

yang telah diamanatkan dalam UU No. 25 tahun 2004, maka keberadaan RPJMD

Kabupaten Maros Tahun 2010–2015 ini merupakan satu bagian yang utuh dari

manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros, khususnya dalam

menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang baik dalam RPJP Daerah

Kabupaten Maros maupun RTRW Kabupaten Maros. RPJMD ini selanjutnya akan

dijadikan sebagai pedoman bagi SKPD untuk penyusunan Renstra SKPD. Secara

bersamaan, baik RPJMD maupun Renstra SKPD akan digunakan sebagai dasar

bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), yang terinci ke

(7)

Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan, sebagaimana yang

diamanatkan dalam UU No. 17 tahun 2003, maka penjabaran RPJMD ke dalam

RKPD Kabupaten Maros untuk setiap tahunnya, akan dijadikan pedoman bagi

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)

Kabupaten Maros. Gambaran tentang hubungan antara RPJMD Kabupaten Maros

Tahun 2010–2015 dengan dokumen perencanaan lainnya, baik dalam kaitan

dengan sistem perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan

adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1.

Hubungan RPJMD Daerah Maros dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan

penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati, yang

penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional serta RPJMD

Provinsi Sulawesi Selatan. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, UU No. 25/2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

(8)

strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja

perangkat daerah (SKPD), lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program

kewilayahan, disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Rencana kerja pemerintah tersebut disusun dalam rencana kerja

pembangunan daerah yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,

prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang

langsung dilaksanakan oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan

mendorong partisipasi aktif masyarakat berdasarkan rencana strategis satuan

kerja perangkat daerah, rencana kerja satuan kerja perangkat daerah, serta

memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang bersifat

indikatif.

1.5. POLA PIKIR DAN PROSES PENYUSUNAN

Penyusunan RPJMD Kabupaten Maros 2010–2015 ini disusun dengan

pola pikir sebagaimana divisualisasikan dalam Gambar 1.2 berikut ini, dengan

berpedoman pada sejumlah prinsip utama dan tahapan proses sebagai berikut:

1.

RPJMD adalah dokumen perencanaan jangka menengah dengan wawasan 5

tahun, dan berfungsi sebagai rujukan penyusunan Renstra SKPD, RKPD,

KUA, PPAS, RKA SKPD dan R-APBD;

2.

Sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan, RPJMD Kabupaten Maros adalah

bagian yang tidak terpisahkan dari RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi

Sulawesi Selatan, sehingga penyusunannya dilakukan dengan koordinasi

yang sangat komprehensif dengan Pusat dan Provinsi serta merujuk pada

Arah Kebijakan Nasional dan Provinsi;

3.

Sebagai dokumen perencanaan jangka menengah, penentuan arah

kebijakan umum pembangunan Kabupaten Maros sepanjang periode waktu

5 tahun ke depan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a.

Sinkronisasi arah kebijakan umum dan program prioritas nasional dan

provinsi ke dalam arah kebijakan umum dan program prioritas Kabupaten

Maros sesuai batas kewenangan Bupati Maros sebagaimana diamanatkan

dalam PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintah

(9)

b.

Pencermatan dan analisis potensi lokal Kabupaten Maros dan potensi

regional daerah sekitarnya sebagai alat bantu dalam rangka menentukan

peran dan fungsi yang akan dimainkan oleh Kabupaten Maros dalam

percaturan ekonomi regional dan lokal;

Gambar 1.2.

Pola Pikir Dan Proses

Penyusunan RPJMD Kabupaten Maros, 2010-2015

c.

Bantuan pemikiran stakeholders, baik dari pusat, provinsi dan dari

stakeholders setempat sebagai bahan masukan untuk mengenali

kekuatan yang dimiliki, kelemahan dan ancaman yang dihadapi serta

peluang yang tersedia;

d.

Kesepakatan internal dan eksternal, terutama dukungan dan komitmen

(10)

stakeholders, dalam rangka mempertajam rumusan visi dan misi

Kabupaten untuk periode waktu 5 tahun ke depan. Visi dan misi

Kabupaten untuk periode waktu 5 tahun ke depan berfungsi sebagai

acuan bagi setiap SKPD dalam menyusun rumusan visi dan misi SKPD

yang akan dituangkan ke dalam Renstra SKPD;

e.

Penyaringan isu strategis, terutama isu tentang rona ruang, kondisi fisik

dasar, potensi sumber daya alam, profil demografi, terutama laju

pertumbuhan penduduk, angka kematian, tingkat kemiskinan serta

pola-pola distribusi dan konsentrasi pemukiman penduduk, termasuk

pencermatan terhadap PDRB terutama kontribusi 11 sektor primer

dalam pembentukan produk domestik regional bruto yang

keseluruhannya digunakan dalam rangka penentuan arah kebijakan

pembangunan ekonomi yang berorientasi kepada peningkatan

kesejahteraan dengan tetap berpedoman kepada pembangunan yang

ramah lingkungan;

f.

Diskusi interaktif internal antara seluruh SKPD Kabupaten Maros dalam

rangka membangun kesepakatan kolektif untuk mulai melaksanakan

kegiatan pembangunan yang berbasis kinerja sesuai tugas pokok

tiap-tiap SKPD;

g.

Diskusi interaktif eksternal dalam bentuk Musrenbang RPJMD

Kabupaten Maros dalam rangka membangun kesepakatan kolektif antar

seluruh stakeholders tentang arti penting RPJMD sebagai pedoman

normatif pembangunan jangka menengah Kabupaten Maros;

h.

Konsultasi dengan pemerintah provinsi terutama Bappeda dan Biro

Hukum Setda Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka sinergi kebijakan

dan sinkronisasi program antara Provinsi Sulawesi Selatan dan

Kabupaten Maros;

i.

Pembahasan substansial dan normatif antara Pemerintah Kabupaten

Maros dengan DPRD Kabupaten Maros dalam rangka penetapan Perda

(11)

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ini disusun

dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN.

Bab ini berisi tentang latarbelakang penyusunan RPJMD, maksud dan

tujuan penyusunan, landasan normatif penyusunan, hubungan dengan

dokumen perencanaan lainnya, pola pikir penyusunan dan sistematika

penulisan, dengan rincian sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.3 Landasan Hukum

1.4 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.5 Pola Pikir dan Proses Penyusunan

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.

Bab ini menguraikan statistik dan gambaran umum kondisi daerah saat ini

dan masa lima tahun ke depan, dengan maksud mengetahui keadaan

daerah pada berbagai bidang dan aspek kehidupan sosial ekonomi daerah

dan yang akan diintervensi melalui berbagai kebijakan dan program

daerah dalam jangka waktu lima tahun, dengan rincian sebagai berikut:

2.1 Kondisi geografis

BAB III. GAMBARAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH.

Bab ini menjelaskan gambaran kebijakan pengelolaan keuangan daerah

selama lima tahun terakhir dan proyeksi kebijakannya selama periode

(12)

3.1 Gambaran Umum Keuangan

3.2 Perkembangan Ekonomi Kabupaten Maros

3.3 Kebijakan Umum Keuangan Daerah

3.4 Kebijakan Umum Pengelolaan Pendapatan

3.5 Kebijakan Umum Pengelolaan Belanja

3.6 Kebijakan Umum Pengelolaan Pembiayaan

3.7 Kebijakan Umum Pengelolaan Aset

BAB IV. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

Bab ini berisi uraian tentang analisis lingkungan strategis, baik internal

maupun eksternal. Tujuannya adalah untuk memudahkan proses

perumusan arah kebijakan, strategi dan skala prioritas. Teknik analisis

yang digunakan adalah SWOT, dengan rincian sebagai berikut:

4.1 Umum

4.2 Analisis Lingkungan Internal

4.3 Analisis Lingkungan Eksternal

4.4 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan

BAB V. VISI, MISI, SASARAN, STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN

PROGRAM PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

KABUPATEN MAROS TAHUN 2010–2015

Bab ini menguraikan rumusan visi, misi, sasaran, Arah Kebijakan,

program dan Strategi Pembangunan Jangka Manengah Kabupaten Maros

pasangan Bupati dan Wakil Bupati periode 2010–2015, serta gambaran

tentang prioritas yang akan dicapai, dengan rincian sebagai berikut:

5.1 Visi

5.2 Misi

(13)

BAB VI. MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN Bab ini menguraikan indikasi rencana program dengan menggunakan

nomenklatur sebagaimana dituangkan dalam Permendagri No. 13 tahun

2006, dengan mendasarkan diri pada skala prioritas daerah, batas

kewenangan dan sesuai dengan kapasitas fiskal daerah.

BAB VII. KAIDAH PELAKSANAAN DAN PEDOMAN TRANSISI

Bab ini berisi ketentuan tentang kaidah yang harus dipatuhi dalam

melaksanakan RPJMD Kabupaten Maros ini serta pedoman transisi dalam

menyusun R-APBD tahun 2016, sehubungan dengan berakhirnya masa

bhakti Bupati dan Wakil Bupati pada tahun 2015, dengan rincian sebagai

berikut:

7.1 Kaidah pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010-2015

7.2 Pedoman Transisi

BAB VIII. PENUTUP

Gambar

Gambar 1.1.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Dalam hal Penyelenggaraan Audit TIK sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 25 huruf a tidak sesuai dengan pedoman umum maka Instansi Pusat atau Pemerintah Daerah dapat

Dari keseluruhan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi hanya untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Budi Murni 3 Medan melalui

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 13 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Jembrana Tahun 2006-2025 tidak sesuai

Ada yang mengatakan bahwa terjadi ketidaksesuaian antara kemasan religi dengan isinya yang tidak agamis, tapi ada juga penonton yang tetap memaknainya jauh dari hanya

Telah dilakukan rancang bangun alat pengaturan solenoid valve pada prototype alat pengolah air umpan boiler menggunakan mikrokontroler dengan indikator TDS yang dapat.

“Memandang Lautan” adalah serial karya seni lukis yang menjadi cara penulis untuk melihat permasalahan mengenai batas diri yang penulis alami dari berbagai sudut pandang,

Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan dapur Siemens Martin yang sering disebut proses Martin.. Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan

Setelah melakukan proses analisis data pada 26 teks prosedur yang ditulis siswa kelas VII C SMPN 7 Kota Bengkulu, telah diketahui bahwa struktur teks yang ditulis sudah