Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAYANAN BIMBINGAN OLEH TUTOR
PADA PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B (Studi Deskriptif Di PKBM Gegersunten Desa Suntenjaya
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Oleh
ASEP MULYADI 0709017
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Layanan Bimbingan oleh Tutor pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
ditemukan sebuah pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ataupun
apabila ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2013
Yang membuat pernyataan
Asep Mulyadi
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
ASEP MULYADI 0709017
LAYANAN BIMBINGAN OLEH TUTOR
PADA PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B (Studi Deskriptif Di PKBM Gegersunten Desa Suntenjaya
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing: Pembimbing I
Drs. Nunu Heryanto, M.Si NIP. 19560810 198101 1 001
Pembimbing II
Dr. Sardin, S.Pd, M.Si NIP. 19710817 199802 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Layanan bimbingan merupakan bagian yang integral dari keseluruhan proses pendidikan di lembaga pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan bimbingan dapat melibatkan semua personil yang ada termasuk tutor. Pengenalan fungsi dan pelayanan bimbingan termasuk salah satu kemampuan dasar dari seorang tutor. Tutor memiliki peranan yang amat besar dibidang bimbingan dan dapat berperan sebagai pembimbing. Peranan tutor tersebut dapat diwujudkan dalam pendekatan kepada warga belajar yang manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkrit, jujur dan asli, memahami, tidak menilai, dan menghargai tanpa syarat dan berorientasi pada pengembangan warga belajar. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti dengan merumuskan masalah penelitian
seperti “Bagaimana Layanan Bimbingan yang diberikan Tutor Kepada Warga Belajar
Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Gegersunten?”. Dari rumusan masalah tersebut terdapat beberapa hal yang diungkap pada penelitian ini yaitu: (1) Peran tutor dalam layanan bimbingan pada program pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten, (2) Bentuk atau kegiatan layanan bimbingan yang diberikan tutor, (3) Kebermaknaan Layanan bimbingan yang diberikan tutor kepada warga belajar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif sederhana dengan metode deskriptif. Alat pengumpul data utama yang digunakan adalah angket. Populasi penelitian berjumlah 105 orang warga belajar program pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Geger Sunten Kecamatan Lembang dengan pengambilan sampel sebanyak 40 orang warga belajar menggunakan teknik simple random sampling.
v
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Sistematika Penelitian ... 6
BAB II LAYANAN BIMBINGAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B A. Konsep Bimbingan ... 7
1. Pengertian Bimbingan ... 7
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan ... 8
3. Landasan Bimbingan ... 10
B. Orientasi Dan Ruang Lingkup Bimbingan Dalam PLS ... 18
C. Peran Tutor dalam Layanan Bimbingan ... 20
D. Kebermaknaan Layanan Bimbingan Bagi Warga Belajar ... 22
1. Konsep Diri ... 22
2. Pengembangan Karir ... 23
3. Minat Belajar ... 24
E. Konsep Pendidikan Kesetaraan ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35
1. Lokasi Penelitian ... 35
2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
B. Metode Penelitian... 37
C. Definisi Operasional... 38
D. Instrumen Penelitian... 41
vi
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian... 42
2. Penyusunan Angket ... 45
3. Uji Coba Instrumen ... 45
F. Teknik Pengumpulan Data ... 45
1. Tahap Persiapan ... 45
2. Tahap Pelaksanaan ... 46
3. Tahap Pengumpulan Angket ... 46
G. Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 49
1. Profil PKBM Geger Sunten ... 49
2. Status Kelembagaan (Legalitas) ... 51
3. Mitra Kerja ... 52
B. Data Hasil Penelitian ... 53
1. Identitas Responden ... 53
2. Gambaran Umum Peran Tutor dalam kegiatan layanan bimbingan. . 54
3. Bentuk Layanan Bimbingan Yang Diberikan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B. ... 66
4. Dampak atau Kebermaknaan Layanan Bimbingan. ... 75
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
1. Peran tutor dalam layanan bimbingan warga belajar pendidikan kesetaraan Paket B ... 85
2. Layanan Bimbingan yang diberikan tutor dalam Program Pendidikan Kesetaraan Paket B ... 90
3. Kebermaknaan Layanan Bimbingan yang diberikan Tutor ... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 103
vii
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Distribusi Penyebaran Angket... 37
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 43
Tabel 3.3 Nilai Proporsi Menurut Guillford... 48
Tabel 4.1 Identitas Lembaga PKBM Gegersunten... 50
Tabel 4.2 Mitra kerja Lembaga PKBM Gegersunten ... 52
Tabel 4.3 Peran Tutor dalam Layanan Bimbingan Program Paket B 55 Tabel 4.4 Bentuk Layanan Bimbingan Pada Program Paket B... 66
Tabel 4.5 Dampak Layanan Bimbingan yang diberikan Tutor Pada Program Paket B terhadap Warga Belajar ... 75
Tabel 4.6 Dampak Peran Tutor Tutor Dalam Layanan Bimbingan Terhadap Konsep Diri, Pengembangan Karir dan Minat Belajar Warga Belajar Paket B ... 82
viii
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Grafik 4.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia
dan Jenis Kelamin ... 53
Grafik 4.2 Tingkat Capaian Peran Tutor dalam Layanan Bimbingan 56
Grafik 4.3 Tingkat Capaian Aspek Peran Tutor Sebagai Organisator 58 Grafik 4.4 Peran Tutor Sebagai Informator ... 59
Grafik 4.5 Peran Tutor Sebagai Motivator ... 60
Grafik 4.6 Peran Tutor Sebagai Fasilitator ... 61
Grafik 4.7 Peran Tutor Sebagai Mediator ... 62
Grafik 4.8 Peran Tutor Sebagai Direktor ... 63
Grafik 4.9 Peran Tutor Sebagai Evaluator ... 65
Grafik 4.10 Sebaran Tingkat Capaian Layanan Bimbingan ... 67
Grafik 4.11 Gambaran Indikator Layanan Orientasi ... 68
Grafik 4.12 Gambaran Indikator Layanan Informasi ... 70
Grafik 4.13 Gambaran Indikator Layanan Bimbingan Penempatan ... 72
Grafik 4.14 Gambaran Indikator Layanan Bimbingan Belajar ... 73
Grafik 4.15 Gambaran Indikator Bimbingan Individual dan Kelompok 74 Grafik 4.16 Tingkat Capaian Kebermaknaan Layanan Bimbingan .... 76
Grafik 4.17 Gambaran Indikator Konsep Diri ... 77
Grafik 4.18 Gambaran Indikator Pengembangan Karir ... 79
ix
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Warga Belajar Program Pendidikan Kesetaraan
Paket B PKBM Geger Sunten Kelas VII
Lampiran 2 Daftar Warga Belajar Program Pendidikan Kesetaraan
Paket B PKBM Geger Sunten Kelas VIII
Lampiran 3 Daftar Warga Belajar Program Pendidikan Kesetaraan
Paket B PKBM Geger Sunten Kelas IX Lampiran 4 Daftar Tutor PKBM Geger Sunten Lembang
Lampiran 5 Hasil Ujicoba Instumen
Lampiran 6 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 7 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing
Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian
1
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan berkaitan dengan upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan
faktor penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan yang dilakukan
oleh suatu bangsa.
Pendidikan nasional memainkan peranan yang sangat penting, khususnya
bagi pembangunan kehidupan intelektual nasional. Amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 dengan tegas mengamanatkan pentingnya pendidikan
nasional. Pada Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan. Sedangkan pada Pasal 31 Ayat (2) berbunyi
bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya. Amandemen ini hasil dari pengakuan bahwa pendidikan
adalah institusi sosial utama yang harus didukung oleh institusi sosial lainnya
termasuk hukum, sosial-budaya, ekonomi, dan politik sebagai suatu kesadaran
kolektif.
Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam
Undang-Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. 3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat
adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. 4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus.
5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.
Pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan hanya melalui
2
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peningkatan profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta
pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam
memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademik, tetapi
juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual,
dan sistem nilai. Oleh karena itu, pendidikan yang bermutu merupakan
pendidikan yang seimbang, tidak hanya mampu mengantarkan peserta didik
pada pencapaian standar kemampuan akademis, tetapi juga mampu membuat
perkembangan diri yang sehat dan produktif. Para peserta didik adalah
orang-orang yang sedang mangalami proses perkembangan yang memiliki
karakteristik, kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhinya. Pencapaian standar kemampuan akademis dan tugas-tugas
perkembangan warga belajar memerlukan kerjasama yang harmonis antara
para pengelola atau manajemen pendidikan, pengajaran, dan bimbingan.
Dalam proses pendidikan, semua stakeholder yang terkait dengan proses
tersebut mempunyai peran dan tanggungjawab sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Masing-masing peran tersebut harus berjalan secara sinergis
saling melengkapi sehingga membentuk sustu sistem yang harmonis.
Dalam kegiatan pendidikan nonformal, tutor memegang peranan yang
sangat penting dalam mengembangkan kecakapan dan kepribadian peserta
didik. Melalui pendidikan, peserta didik diharapkan mampu menyesuaikan diri
dengan program akademik, tuntutan sosial dan tuntutan psikologis di lembaga
pendidikan tempat ia mengembangkan dirinya. Menurut Dirjen PLSPO (1980:31) bahwa “tutor adalah seseorang yang dipilih atau ditunjuk oleh satgas PLS desa untuk membimbing warga belajar dalam kelompok belajar”.
Dalam lembaga pendidikan, guru atau tutor berupaya menstimulasi
peserta didik agar potensinya berkembang seoptimal mungkin. Menurut Abin
Syamsuddin Makmun (1998) seorang guru ideal dapat bertugas dan berperan
3
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(penerus) sistem nilai tersebut pada sasaran didik; (3) transformator
(penerjemah) sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan
perilakunya. Peran-peran tersebut diwujudkan melalui proses edukatif yang
dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang
mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran
didik, serta Tuhan yang Maha Pencipta).
Keberhasilan tutor mendidik warga belajar banyak ditentukan oleh
kemampuan tutor itu sendiri dalam mengembangkan interaksi edukatif yang
kondusif dan berorientasi pada dinamika sosial budaya serta tantangan masa
depan sebagai perwujudan dari kompetensi profesional yang dimilikinya.
Diantara profesi-profesi profesional yang harus dimiliki oleh para tutor ialah
mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dan mampu membimbing
warga belajar untuk terlibat dalam proses belajar secara produktif.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam program pendidikan kesetaraan
penyelenggaraan bimbingan menjadi hal penting terutama kaitannya dengan
permasalahan yang dihadapai dalam pendidikan kesetaraan khususnya
pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten. Bimbingan merupakan
bagian dari pendidikan dan sebagai alat pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan yakni kedewasaan anak. Betapapun baiknya sistem
pendidikan tanpa dijalankan bimbingan dengan baik, maka program yang baik
itu tidak akan berguna secara optimal.
Pelayanan bimbingan di lembaga pendidikan nonformal akan berjalan
secara terpadu dengan program pengajaran. Oleh karena itu kegiatan
bimbingan belajar terkait erat dengan tugas dan peranan tutor.
Penyusunan program bimbingan dan melaksanakan konseling khusus,
memang tugas para ahli. Akan tetapi tidak semua tugas bimbingan adalah
tugas para ahli. Dalam tugas-tugas tertentu wali kelas dan guru/tutor lebih
menonjol. Mengingat luasnya tujuan bimbingan, tidak dapat dibantah bahwa
4
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibidang bimbingan maka tutor dapat berperan sebagai pembimbing. Artinya
dalam pendekatan kepada warga belajar harus manusiawi-religius, bersahabat,
ramah, mendorong, konkrit, jujur dan asli, memahami, tidak menilai, dan
menghargai tanpa syarat. Karena itu strategi pengajaran haruslah berorientasi
pengembangan warga belajar bukan membuat warga belajar pasif.
Layanan bimbingan yang diberikan tutor pada program pendidikan
kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten cukup mampu mengembangkan
potensi warga belajar, Warga belajar cenderung bisa aktif dalam kegiatan
belajar dengan adanya ketertarikan, perhatian, kegembiraan dalam belajar,
sikap belajar yang positif.
Untuk itu, penulis bermaksud mengkaji lebih jauh melalui suatu kajian penelitian mengenai “Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Gegersunten” yang berlokasi di
Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Layanan bimbingan merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
proses pendidikan di lembaga pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan
bimbingan dapat melibatkan semua personil yang ada termasuk tutor.
Pengenalan fungsi dan pelayanan bimbingan termasuk salah satu kemampuan
dasar dari seorang tutor. Artinya, tutor yang profesional itu harus memiliki
kompetensi. yang semestinya dikuasai diantaranya adalah pemahaman tentang
bimbingan. Tutor adalah personil lembaga pendidikan yang paling sering
bertatap muka langsung dengan warga belajar. Dengan demikian tutor lebih
banyak kesempatan untuk dapat mengamati dan mengenali kekuatan dan
kelemahan warga belajar serta berbagai faktor yang mendorong dan
menghambat pencapaian tujuan belajar.
Secara lebih khusus, permasalahan yang berhasil diidentifikasi di PKBM
Gegersunten berkaitan dengan program pendidikan kesetaraan Paket B
5
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pendekatan yang dilakukan tutor dalam proses pembelajaran kepada warga
belajar cukup bersahabat, ramah, mendorong dan menghargai potensi yang
dimiliki warga belajar.
2. Pembelajaran yang dilaksanakan berorientasi pada pengembangan siswa
dan orientasi layanan bimbingan yang diberikan mendorong pada
pengembangan potensi untuk mencapai kreativitas dan produktivitas.
3. Warga belajar menunjukkan antusias yang cukup baik dalam belajar,
berani bertanya, berpendapat dan dapat merespon pertanyaan selama
proses pembelajaran serta memiliki kepercayaan diri dan dorongan untuk
meraih cita-cita masa depan yang lebih baik.
Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Layanan Bimbingan yang diberikan Tutor Kepada Warga Belajar Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Gegersunten?”
Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peran tutor dalam layanan bimbingan yang diberikan kepada
warga belajar pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten?
2. Bagaimana bentuk atau kegiatan layanan bimbingan yang diberikan tutor
kepada warga belajar pendidikan kesetaraan paket B PKBM Gegersunten?
3. Bagaimana kebermaknaan atau dampak Layanan bimbingan yang
diberikan tutor kepada warga belajar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai:
1. Peran tutor dalam layanan bimbingan yang diberikan kepada warga belajar
pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten
2. Bentuk atau kegiatan layanan bimbingan yang diberikan tutor kepada
6
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kebermaknaan Layanan bimbingan yang diberikan tutor kepada warga
belajar
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini diantaranya:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengembangan konsep, teori dan wawasan pendidikan luar sekolah
khususnya yang berkenaan dengan bimbingan pendidikan luar sekolah.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi praktisi atau
peneliti dalam pengembangan Pendidikan Kesetaraan Paket B khususnya
di PKBM Gegersunten Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat.
E. Sistematika Penelitian
Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika penelitian sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan berisikan tentang latar belakang masalah,
identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
Bab II Layanan Bimbingan Program Pendidikan Kesetaraan berisikan
tentang konsep bimbingan, Orientasi Dan Ruang Lingkup Bimbingan Dalam
PLS, konsep pendidikan kesetaraan, konsep diri, pengembangan karir dan
konsep minat belajar.
Bab III Metode penelitian berisikan lokasi dan subyek penelitian, desain
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian,
7
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisikan gambaran umum
lokasi penelitian, pemaparan data hasil penelitian dan pembahasan data hasil
penelitian.
35
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat
pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data penelitian. Lokasi
penelitian dilakukan di Kelompok Belajar Paket B PKBM Gegersunten Desa
Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sifat-sifat atau karakteristik dari kelompok subjek, gejala
atau objek. Sifat dan karakteristik tersebut dijaring melalui instrumen yang
telah dipilih dan dipersiapkan oleh peneliti (Nana Sudjana, 1989:71).
Menurut Sugiono, (2011: 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah warga belajar program Paket B di
PKBM Gegersunten Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang sebanyak 105
orang. Warga belajar Paket B yang dijadikan populasi dengan rentang usia
antara 14 tahun sampai dengan usia 30 tahun atau berada pada kategori usia
produktif. Dilihat dari jenis kelamin, jumlah laki-laki lebih banyak dari jumlah
perempuan namun dengan perbedaan yang tidak mencolok atau cukup
berimbang. Secara geografis, warga belajar yang dijadikan populasi penelitian
berada diwilayah sekitar desa Suntenjaya dan beberapa desa sekitar yang
masih berdekatan dan memiliki jam belajar yang sama.
Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak semua kelas populasi diteliti
36
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang
ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili sifat-sifat
dari keseluruhan populasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono
(2002:73) yang menyatakan:
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dan populasi harus benar-benar mewakili.
Menurut Arikunto (2002:107) yang dimaksud dengan sampel adalah ”sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan dalam pengambilan besarnya sampel, Kartini Kartono (1990:135) menyatakan bahwa “Pada
prinsipnya tidak ada peraturan yang ketat untuk secara mutlak menentukan
berapa besar sampel tersebut harus diambil dari populasi”.
Berdasarkan karakteristik populasi penelitian, maka penulis mengambil
sampel dengan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana).
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga
setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang
sama untuk dipilih ke dalam sampel. Adapun besarnya sampel dalam
penelitian untuk memperoleh data tentang layanan bimbingan yang diberikan
oleh tutor terdiri dari 40 orang.
Pengambilan sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
xn N N
N 1
(Moh. Natsir, 1999 : 351)
Keterangan:
N = Besar sampel
37
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N1= Besar sub populasi stratum ke-i
Dengan rincian perhitungan sampel untuk tiap panti rehabilitasi sebagai berikut:
n1 = 40 10,28 105
27 x
n2 = 40 9,14 105
24 x
n3 = 40 20,57 105
54 x
Dengan distribusi penyebaran angketnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Distribusi Penyebaran Angket
No Kelas Populasi (N) Sampel (n)
1. Kelas VII 27 10
2. Kelas VIII 24 9
3. Kelas IX 54 21
Jumlah 105 40
B. Metode Penelitian
Penggunaan metode yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti
membuahkan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode
merupakan cara atau teknik tertentu yang dipergunakan sebagai alat bantu
dalam mencapai tujuan penelitian. Penggunaan metode penelitian yang sesuai
dengan masalah yang diteliti menjadikan penelitian yang dilakukan memiliki
tingkat kecermatan yang tinggi dan akan mendapatkan hasil yang akurat.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan layanan bimbingan
yang diberikan tutor dalam proses pembelajaran paket B. Sesuai dengan
masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala yang
38
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian ini ditujukan pada
masalah yang terjadi pada masa sekarang dan dalam pelaksanaannya tidak
terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data, akan tetapi lebih jauh
lagi dianalisis setiap data yang terkumpul. Analisia data dalam penelitian ini
bersifat permukaan atau gambaran umum yang dibuat secara sistematis,
faktual dan akurat dan menjelaskan hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Dengan demikian, maka metode deskriptif dianggap sebagai metode yang
paling relevan untuk digunakan dalam penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:86) bahwa: ”Metode deskriptif
adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”.
Sejalan dengan hal tersebut, Winarno Surakhmad (1990:140)
menjelaskan ciri-ciri metode deskriptif, yaitu: (1) Memusatkan diri pada
pemecahan masalah-masalah yang aktual; dan (2) Data yang dikumpulkan
mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa serta
menginterpretasikan hasil data. Oleh sebab itu metode ini sering dikenal
dengan metode analitik.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau
menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variable tersebut.
Untuk menghindari kesalahan persepsi mengenai masalah yang akan
diteliti, maka diperlukan penjelasan mengenai pengertian dan makna dari
istilah yang digunakan dalam penelitian ini yakni:
1. Layanan Bimbingan merupakan bagian dari bimbingan yaitu proses
39
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan secara bertujuan, berencana dan sistematis, tanpa paksaan
melainkan atas kesadaran individu tersebut, sehubungan dengan
masalahnya agar ia dapat memahami dirinya, mengarahkan diri, dan
kemudian merealisasikan dirinya dalam kehidupan nyata serta untuk
membantunya agar tercapai penyesuaian diri yang baik terhadap diri dan
lingkungan di rumah, sekolah dan masyarakat. (Sofyan willis, 2009)
Layanan bimbingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bimbingan
yang diberikan oleh tutor dalam pendekatan pembelajaran kepada siswa
secara manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkrit, jujur
dan asli, memahami, tidak menilai, dan menghargai tanpa syarat. Indikator
layanan bimbingan yang dimaksud adalah:
a. Layanan orientasi
Layanan bimbingan yang bertujuan membantu mengorientasikan
(mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa dari situasi lama
kepada situasi baru seperti siswa baru
Kegiatan yang dilakukan dapat berupa layanan yang berkaitan dengan
keterangan tentang berbagai hal bekenaan dengan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar, tutor, dan sarana prasarana.
b. Layanan informasi
Layanan bimbingan memungkinkan warga belajar dan pihak-pihak lain
yang dapat memberi pengaruh besar kepada warbga belajar (terutama
orang tua) dan memahami informasi seperti informasi pendidikan dan
jabatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan.
c. Layanan bimbingan penempatan
Layanan bimbingan yang memungkinkan warga belajar memperoleh
penempatan dan penyaluran secara tepat (misalnya penempatan kelas,
kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya) sesuai
dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya.
40
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Layanan yang memungkinkan warga belajar mengembangkan diri
berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai
aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
e. Bimbingan individual dan kelompok
Layanan bimbingan yang membantu mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dihadapi oleh warga belajar secara perorangan maupun dalam
suatu kelompok.
2. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran
dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil. (Fadli dalam Kozier Barbara, 2008).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peran tutor adalah tingkah
laku tutor yang diharapkan sebagai pembimbing dalam memberikan
layanan bimbingan pada kegiatan pembelajaran paket B.
Indikator peran tutor dalam penelitian ini yaitu:
a. Informator, tutor diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator, tutor sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,
jadwal pelajaran dan lain-lain.
c. Motivator, tutor harus mampu merangsang dan memberikan dorongan
serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)
sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d. Director, tutor harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e. Fasilitator, tutor akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar-mengajar.
41
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Evaluator, tutor mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik
dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga
dapat menentukan bagaimana warga belajar berhasil atau tidak.
3. Dampak yaitu benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif
maupun negatif. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Dampak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh yang datang
dari tujuan diadakannya layanan bimbingan yang diberikan oleh tutor yaitu
dilihat dari indikator berikut:
a. Konsep diri
Warga belajar harus mampu memahami diri, mengenal lingkungan,
dan mampu merancang masa depannya, mengenal dan menerima diri
sendiri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan
dinamis serta mampu mengambil keputusan, mengamalkan dan
mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan
peranan yang diinginkannya di masa depan.
b. Pengembangan Karir
Warga belajar harus mengetahui berbagai peluang usaha/kerja, jenjang
pendidikan yang ditempuhnya, memiliki semangat motivasi serta
memahami Prasyarat dan tugas pekerjaan
c. Minat Belajar
Warga belajar yang berminat dalam belajar dapat dilihat dari dari:
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
sesuatu yang dipelajari secara terus menerus, ada rasa suka dan senang
pada sesuatu yang diminati, memperoleh suatu kebanggaan dan
kepuasan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati serta lebih
menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya dan
dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
42
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tujuan penelitian dan jenis data yang akan dianalisis, dalam
penelitian ini yang digunakan sebagai instrument penelitian adalah kuesioner
dan pedoman wawancara. Kuesioner sebagai alat pengumpul data disusun
dalam butir-butir pertanyaan berdasarkan definisi operasional untuk
masing-masing variable penelitian.
Sugiyono (2011: 102) berpendapat bahwa instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati secara spesifik, semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Pengumpulan data adalah suatu prosedur untuk memperoleh data
permasalahan yang akan dipecahkan. Teknik pengumpulan data merupakan
upaya untuk mengumpulkan data atau informasi untuk menjawab
permasalahan-permasalahan penelitian. Berdasarkan pada masalah penelitian,
maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
Angket.
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon
sesuai dengan permintaan penggunaan (Suharsimi Arikunto, 2005: 103)
Teknik ini digunakan dengan mengadakan pengajuan pertanyaan dalam
bentuk kuesioner kepada warga belajar. Jenis angket yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah angket tertutup, artinya jawaban atas pertanyaan
yang diajukan telah tersedia dan responden tinggal memilih salah satu
jawaban yang tersedia. Pemberian skor dalam instrumen penelitian ini
didasarkan pada skala likert dan jawaban yang diperoleh diberi skala 4, 3, 2, 1
untuk pertanyaan yang bersifat positif ke arah negative dan skala 1, 2, 3, 4
untuk pertanyaan yang bersifat negative ke arah positif.
E. Pengembangan Instrumen
Dalam penyusunan alat pengumpul data ini dibahas mengenai hal-hal
43
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibahas mengenai instrumen yang akan dipakai dan langkah-langkah
penyusunannya.
1. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian dilakukan secara sistematis
sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan variabel
penelitian yang sudah dijabarkan. Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian
yang merupakan acuan pembuatan alat pengumpul data berupa angket dan
studi dokumentasi.
Kisi-kisi penelitian ini disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan
penelitian yang sudah ditetapkan, kemudian dijabarkan berdasarkan
indikatornya, sehingga memudahkan dalam pembuatan angket.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Pertanyaan
penelitian Aspek yang diteliti Indikator
No. Item Bagaimana peran tutor dalam layanan bimbingan warga belajar pendidikan kesetaraan Paket B a. Organisator b. Informator c. Motivator d. Fasilitator e. Mediator f. Director
Pembelajaran yang ramah Jadwal pembelajaran
Informasi akademik
Penghargaan terhadap prestasi
Dorongan berprestasi
Pemberian kesempatan belajar diluar
Pemberian fasilitas
Pertemuan dengan WB yang membutuhkan bantuan
Hubungan dengan orangtua
Penerimaan terhadap WB Arahan bakat
44
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Evaluator
Prestasi akademik Prestasi non akademik
12 13 Bagaimana bentuk layanan bimbingan yang diberikan tutor pada program pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Gegersunten
a. Layanan orientasi
b. Layanan informasi c. Layanan bimbingan penempatan d. Layanan bimbingan belajar e. Bimbingan individual dan kelompok Pembelajaran Tenaga pendidik dan
kependidikan Kurikulum Sarana prasarana
Studi lanjutan
Kursus dan pelatihan Peluang kerja dan usaha Tata tertib dan sanksi
Penyusunan Kelompok Kegiatan ekstrakurikuler
Dorongan belajar Penyampaian materi Bahan ajar
Penanganan masalah belajar
Bantuan masalah individual Bantuan masalah
kelompok 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Bagaimana kebermaknaan layanan bimbingan yang diberikan tutor bagi warga belajar pada program pendidikan kesetaraan paket B
a. Konsep diri
b. Pengembangan
Potensi diri
Penerimaan perbedaan `individu
Kepercayaan diri Kepedulian pada orang
lain
Peluang usaha/kerja
30 31
32 33
45
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Karir
c. Minat belajar
Jenjang pendidikan Semangat meraih cita-cita
Aktifitas mencapai objek minat
Pengerjaan tugas Rasa senang Manfaat
35 36
37
38 39 40
2. Penyusunan Angket
Item pernyataan dalam angket ini merupakan penjabaran dari
indikator-indikator yang akan dijadikan pernyataan. Penyusunan angket tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Penyusunan kisi-kisi yang akan dijadikan pedoman dalam pembuatan
angket
b. Membuat daftar pernyataan yang dibuat berdasarkan kisi-kisi angket
(terlampir), disusun secara singkat, jelas dan sederhana untuk
memudahkan responden memberikan jawaban yang sesuai dengan
pernyataan yang telah disediakan.
c. Membuat alternatif jawaban yang terdiri dari lima alternatif pilihan.
d. Membuat petujuk pengisian angket yaitu untuk menghindari kesalahan
dalam pengisian angket.
e. Membuat surat pengantar angket agar responden mengetahui maksud dan
tujuan dari pengisian angket tersebut.
3. Uji Coba Instrumen
Angket yang telah disusun diujicobakan kepada responden yang
dianggap identik dengan sampel penelitian. Tujuannya untuk memperoleh data
yang akurat. Uji coba ini dilakukan terhadap 30 orang warga belajar
46
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karakteristik responden sama dengan karakteristik responden yang
sesungguhnya. Uji coba instumen dilakukan untuk melihat tingkat
keterbacaan.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
Pengumpulan data ini dilakukan melalui tahap persiapan, pada tahap ini
dipersiapkan antara lain dengan memperbanyak angket dan pengurusan izin
penyebaran angket dari lembaga terkait.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yang dimaksud adalah tahap penyebaran angket
kepada sejumlah responden dengan cara mendatangi tempat pelaksanaan.
Penulis memberikan keterangan dan petunjuk cara pengisian angket. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman serta untuk mendapatkan hasil
sebagaimana yang diharapkan penulis. Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan
antara lain:
a. Menyebarkan angket kepada responden
b. Memberi pengarahan mengenai pengisian angket,
c. Peneliti membimbing responden selama proses pengisian angket, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman tentang pengisian
angket.
3. Tahap Pengumpulan Angket
Pada tahap ini angket yang sudah diisi oleh responden kemudian diambil
dari setiap peserta. Kegiatan ini dilakukan untuk meyakini bahwa data yang
masuk benar-benar memenuhi persyaratan sehingga dapat diolah dan
dianalisis.
47
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang terkumpul merupakan data mentah dan belum merupakan hasil
yang berarti, sehingga belum dapat menjawab pertanyaan penelitian yang
diajukan dan diperlukan pengolahan data dan analisa data.
Pengolahan data hasil penelitian ini, dilakukan dengan mempergunakan
prosedur sebagai berikut:
1. Seleksi data, yaitu penulis melakukan seleksi atau memilih data yang telah
terkumpul dengan maksud untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan
penelitian
2. Klasifikasi data, yaitu data yang telah diseleksi dikelompokan berdasarkan
kategori tertentu sesuai dengan pertanyaan penelitian, sehingga
pengolahannya dapat dengan mudah dilaksanakan
3. Tabulasi data, yaitu kegiatan mentabulasi data dengan maksud mengetahui
frekuensi dari setiap alternativ jawaban yang satu dengan yang lainnya.
4. Analisis penafsiran data, yaitu kegiatan untuk menganalisa dan
menafsirkan data hasil penelitian.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis
deskriptif yakni menggunakan perhitungan persentase dengan berbagai
tafsiran. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan variable-variabel yang
diteliti dan menganalisis perhitungan statistik sederhana.
Menurut Sugiyono, (2011: 147) bahwa “teknik analisis deskriptif adalah teknik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran
terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana
adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”.
Analisis data yang dilakukan untuk menemukan arti yang sebenarnya dan
bermakna dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Untuk
mempermudah penganalisaan dari hasil penelitian, maka pengolahan data
menggunakan teknik persentase, yaitu untuk mengetahui besar kecilnya
48
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengenai cara penghitungannya dapat ditempuh dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat tabel atau grafik dengan kolom alternatif jawaban, frekuensi
yang diobservasi dan persentasenya
2. Membuat frekuensi yang diobservasi (f) dengan jalan menjumlahkan tally
dari setiap alternatif jawaban
3. Mencari frekuensi seluruhnya (n) dengan jalan menjumlahkan
frekuensi-frekuensi yang diobservasi dari setiap alternatif jawaban
4. Mencari perhitungan kecenderungan umum
Perhitungan kecenderungan umum skor responden dari setiap variabel
dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan secara umum jawaban
responden terhadap setiap variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kesesuaian data yang dihitung dengan skor idealnya yaitu dengan
menggunakan cara sebagai berikut:
P =
Keterangan:
P = Proporsi skor rata-rata yang dicari
∑X = jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban x bobot kategori) n = jumlah skor total
100% = bilangan tetap
[image:30.595.117.512.144.733.2]Setelah diketahui nilai proporsi, kemudian dikonsultasikan dengan
Tabel Guilford sebagai berikut:
Tabel 3.3
Nilai Proporsi Menurut Guillford
PROPORSI KETERANGAN
90-100 Sangat tinggi
70-89,9 Tinggi
40-69,9 Sedang
20-39,9 Rendah
49
Asep Mulyadi, 2013
100
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa:
1. Peran tutor dalam kegiatan layanan bimbingan pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran Paket B di PKBM Gegersunten berada pada kategori baik.
Tutor memiliki kemampuan sebagai pengelola kegiatan akademik, dan
administratif, melaksanakan pembelajaran yang informatif, dan menjadi
sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. Tutor sudah cukup
mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk
mendinamisasikan potensi warga belajar, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di
dalam proses belajar-mengajar. Tutor sudah mampu berperan baik dalam
memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
Sebagai mediator, tutor cukup mampu berperan sebagai penengah dalam
kegiatan belajar warga belajar, mampu memberikan perhatian terhadap
warga yang mengalami kesulitan dan membangun hubungan dengan orang
tua warga belajar. Tutor juga dapat dengan baik membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar wargabelajar sesuai dengan tujuan yang
dicita-citakan dan dapat dengan baik melaksanakan penilaian terhadap
prestasi belajar maupun tingkah laku warga belajar selama pembelajaran.
2. Layanan bimbingan yang diberikan oleh tutor cukup baik yang
ditunjukkan oleh kemampuan: membantu mengorientasikan warga belajar
dari situasi lama kepada situasi baru, memberi pengaruh kepada warga
belajar dalam memahami informasi, memberikan bantuan dalam
penempatan dan penyaluran warga belajar secara tepat sesuai dengan
potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya, membantu warga
101
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar yang baik serta mampu membantu mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dihadapi oleh warga belajar secara perorangan maupun dalam suatu
kelompok.
3. Layanan bimbingan yang dilaksanakan oleh tutor memiliki makna atau
dampak yang baik terhadap konsep diri, pengembangan karir dan minat
belajar warga belajar, yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas
warga belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dibuat masukan untuk para pihak
yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga Penyelenggara
Untuk meningkatkan kemampuan daya saing lulusan, pihak penyelenggara
program harus lebih professional dalam melaksanakan programnya sesuai
dengan standar minimal yang ditetapkan.
2. Bagi Tutor
Pengenalan fungsi dan layanan bimbingan merupakan termasuk salah satu
kemampuan dasar seorang tenaga pendidik, sehingga tutor harus
senantiasa meningkatkan kompetensinya terutama berkaitan dengan
bimbingan agar dapat melaksanakan strategi pengajaran yang berorientasi
pada pengembangan.
3. Bagi Warga Belajar
Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman, oleh
karenanya warga belajar diharapkan dapat terus belajar baik selama
mengikuti program kesetaraan ataupun ketika di luar program. Kesadaran
diri akan pentingnya kebutuhan belajar merupakan kunci sukses dalam
102
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagi Masyarakat
Pendidikan merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah,
swasta dan juga masyarakat. Oleh karenanya keberhasilan program
pendidikan yang dilaksanakan tidak akan lepas dari peran serta dan
partisipasi masyarakat di dalamnya. Untuk itu diharapkan peran serta dan
partisipasi masyarakat dalam program pendidikan kesetaraan khususnya
dalam mendukung layanan bimbingan yang diberikan tutor semakin
103
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Bina Aksara.
Hamalik, O. (2009). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Hurlock, Elizabeth. B. (1997). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju
Nurihsan, J dan Yusuf, S. (2006). Landasan Bimbingan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prayitno dan Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Prayitno. (2007). Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas
Poerwadarminta. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Riduan. (2003). Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Rustanti. (2009). Peran Guru Kelas Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar.
Tersedia: http://re-searchengines.com/rustanti40708.html (11 Maret 2013)
Sardiman. (1994). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali Kota
Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudrajat A. (2008). Peranan Kepala Sekolah, Guru, dan Wali Kelas Dalam Bimbingan Konseling.
Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/13/peranan-kepala-sekolah-guru-dan-wali-kelas-dalam-bimbingan-dan-konseling/
(Desember 2012).
104
Asep Mulyadi, 2013
Layanan Bimbingan Oleh Tutor Pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudjana, N. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad. W. (1994) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Surya. M. (1989). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani
Willis, S. (2009). Konseling Individual: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.