Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA
PADA MATERI PENCEMARAN AIR
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
OLEH:
IIS RISWANTI
1007036
PENDIDIKAN BIOLOGI SL
PROGRAM PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM S-2
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ Model
Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
SMP” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dab saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2013
Yang membuat pernyataan
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA PADA MATERI PENCEMARAN AIR
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP
Oleh : Iis Riswanti
1007036
DISETUJUI OLEH :
Dosen Pembimbing I
Prof. Dr. H. Achmad Munandar, M.Pd NIP. 194907131976031002
Mengetahui
Ketua Program Studi IPA
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Model Pembelajaran Berbasis Fenomena
pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa antara yang menggunakan model pembelajaran berbasis fenomena dengan model pembelajaran konvensional pada materi pencemaran air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian Pretest Postest Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester II pada salah satu SMP Negeri di Soreang tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 80 siswa. Instrumen yang digunakan berupa skala motivasi belajar, lembar soal uraian kemampuan berpikir kreatif, skala tanggapan siswa dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis fenomena tidak berbeda signifikan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh nilai statistik hitung Mann Whitney sebesar 0,12 untuk postes motivasi belajar siswa, sedangkan nilai statistik hitung t-test 0,66 untuk postes kemampuan berpikir kreatif siswa. Semua hasil uji statistik melebihi signifikansi 0,05. Siswa dan guru memberikan tanggapan positif terhadap model pembelajaran berbasis fenomena.
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Phenomenal Based Instruction Model In Water Pollution Concept to Enhancing Junior High School Students Learning Motivation
and Creative Thinking Skills
Abstract
This research was aimed to compare students’s learning motivation and creative thinking
skills between whose using phenomenal base instruction model with conventional learning model in water pollution concept. The research method was quasi experimental with Pretest Postest Control Group Design. The sum of the sample were eighty students at the second semester of seventh grade in one of junior high school in Soreang academic year 2011/2012 .
Student learning motivation scale, creative thinking skills test, and teacher’s and student’s
response scale were used as instrument. The result of Mann-Whitney statistics was 0,12 for posttest of student’s learning motivation and the result of t-test was 0,66 for posttest of creative thinking skills. All statistical test exeed 0,05. The result showed that there was no significant differences between students with phenomenal based instruction model and conventional model. The respons of phenomenal based instruction model were positively shown by students and teachers.
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
1. Rumusan Masalah 3
2. Pertanyaan Penelitian 3
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN 5
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Model Pembelajaran Berbasis Fenomena 5
B. Motivasi Belajar 8
C. Kemampuan Berpikir Kreatif 17
D. Materi Pencemaran Air 19
E. Kerangka Pemikiran 23
F. Hipotesis Penelitian 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 24
1. Lokasi Penelitian 24
2. Subjek Penelitian 24
a. Populasi 24
b. Sampel 24
B. Desain Penelitian 24
C. Metode Penelitian 25
D. Definisi Operasional 25
E. Instrumen Penelitian 27
F. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen 28
G. Teknik Pengumpulan Data 31
H. Analisis Data 31
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35
A. Hasil Penelitian 35
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 39
3. Angket 43
B. Pembahasan 47
1. Motivasi Belajar Siswa 47
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 50
3. Angket 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57
A. Kesimpulan 57
B. Saran 58
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 6
2.2 Sintaks Pembelajaran Berbasis Fenomena 7
2.3 Keterampilan Proses Berpikir Kompleks 18
2. 4 Indikator dan Ciri-Ciri Berpikir Kreatif 19
2.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 20
3.1 Desain Penelitian 24
3.2 Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian 27
3.3 Rekapitulasi Analisis Soal Uraian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 29
3.4 Rekapitulasi Analisis Skala Motivasi Belajar Siswa 30
4.1 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa 36 Kelas Kontrol
4.2 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa 36 Kelas Eksperimen
4.3 Rekapitulasi Uji Statistik Motivasi Belajar Siswa 38
4.4 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Tiap Indikator Kemampuan Berpikir 40 Kreatif Siswa Kelas Kontrol
4.5 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Tiap Indikator Kemampuan Berpikir 40 Kreatif Siswa Kelas Eksperimen
4.6 Rekapitulasi Uji Statistik Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 42
4.7 Persentase Hasil Skala Tanggapan Siswa Berdasarkan Respon Positif 43 dan Negatif
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Teori Harapan dalam Motivasi Siswa 14
4.1 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Motivasi Belajar 35 Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
4.2 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa 37 Kelas Kontrol
4.3 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa 37 Kelas Eksperimen
4.4 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 39 Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
4.5 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Indikator Berpikir Kreatif Siswa 41 Kelas Kontrol
4.6 Rata-Rata Skor Pretes dan Postes Indikator Berpikir Kreatif Siswa 41 Kelas Eksperimen
4.7 Persentase Hasil Skala Tanggapan Siswa Berdasarkan Respon Positif 44 dan Negatif
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR FOTO
Foto
1. Foto Alat Peraga Pencemaran Tanah 134
2. Foto Alat Peraga Pencemaran Air 134
3. Foto Alat Peraga Pencemaran Udara 135
4. Foto Kegiatan Pendahuluan Pertemuan I Kelas Eksperimen 136
5. Foto Pengamatan Pencemaran Lingkungan Sekolah 1 Kelas Eksperimen 136
6. Foto Pengamatan Pencemaran Lingkungan Sekolah 2 Kelas Eksperimen 137
7. Foto Diskusi Kelompok Pertemuan I Kelas Eksperimen 137
8. Foto Demonstrasi Pencemaran Air Pertemuan II Kelas Eksperimen 138
9. Foto Diskusi Kelompok Pertemuan II Kelas Eksperimen 138
10.Foto Diskusi Kelompok 1 Pertemuan I Kelas Kontrol 139
11.Foto Diskusi Kelompok 2 Pertemuan I Kelas Kontrol 139
12.Foto Diskusi Kelompok 1 Pertemuan II Kelas Kontrol 140
1
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan nasional dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 (BNSP,,2006) yang menegaskan bahwa
“proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif…”. Kenyataan di lapangan, banyak siswa SMP yang kurang
berminat mempelajari IPA dan menganggapnya sebagai suatu mata pelajaran yang
sukar dipahami. Hal serupa disampaikan oleh Wartono (2003), menurutnya,
hambatan dalam mempelajari IPA ini bersumber pada kurangnya motivasi siswa
dalam mempelajarinya. Anggapan siswa tentang IPA sebagai pelajaran yang sulit
untuk dipahami, menjadi salah satu faktor yang akhirnya menyebabkan motivasi
belajar siswa rendah. Hal ini tentu tidak sesuai dengan harapan, karena apabila
motivasi belajar siswa rendah dapat menyebabkan tidak akan tercapainya
keberhasilan proses pembelajaran.
Pembelajaran biologi dilapangan biasanya menggunakan metode
konvensional, pada metode ini keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar
mengajar masih kurang. Tidak mengherankan apabila konsep yang telah tertanam
tidak akan bertahan lama dan akan mudah hilang lagi. Pada umumnya proses
pembelajaran yang berlangsung masih didominasi oleh guru, sehingga siswa lebih
bersikap dan bertindak pasif. Siswa lebih banyak menunggu sajian materi dari
guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta
sikap yang mereka butuhkan. Kondisi proses pembelajaran yang memaksimalkan
peran dan keterlibatan guru serta meminimalkan peran dan keterlibatan siswa
akan mengakibatkan sulit tercapainya tujuan pembelajaran (Pribadi, 2009).
Model pembelajaran berbasis fenomena ini dikembangkan dari suatu
model pembelajaran berbasis masalah (PBM) yang merupakan bagian dari
2
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
untuk memahami dan menerapkan konsep pada masalah teoritis, percobaan di
laboratorium, pengkajian lingkungan dan pengkajian teknologi (Darliana, 2008).
Kreativitas sangat perlu dikembangkan pula pada siswa sekolah tingkat
menengah. Kreativitas siswa akan berkembang jika keterampilan berpikir kreatif
siswa dikembangkan pula dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Keterampilan
berpikir kreatif adalah suatu bentuk pemikiran terbuka yang menjajaki
berbagaimacam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah (Munandar,
1999). Diharapkan dengan dikembangkannya kemampuan siswa dalam berpikir
kreatif, maka siswa akan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya
dengan berbagai alternatif pemecahan masalah. Sehingga siswa belajar untuk
berpikir secara divergen bukan secara konvergen.
Kreativitas adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk
menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar (Slameto, 2010).
Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memperoleh
kompetensi atau berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan
dalam melakukan suatu pekerjaan (Pribadi, 2009). Pembelajaran adalah proses
belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran (Sagala, 2010).
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada sekolah
menengah pertama dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri. Salah satu kompetensi dasar yang termuat pada standar
kompetensi ketujuh kelas VII semester genap berisi bahwa siswa dapat
mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi pencemaran dan kerusakan
lingkungan merupakan salah satu materi yang bersifat fenomena, yang biasa siswa
amati dan temukan di lingkungan sekitarnya. Kata kerja mengaplikasikan pada
kompetensi dasar tersebut di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa kata kerja
3
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna, diantaranya menugaskan,
menentukan, menerapkan, menyelidiki, maupun melaksanakan.
Konsep pencemaran air memiliki sifat materi yang ril dan aplikatif, karena
konsep ini terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari. Siswa akan lebih memahami
konsep ini apabila melakukan kegiatan yang nyata mengenai pencemaran air ini,
sehingga diharapkan dapat memperoleh data yang akurat tentang bahayanya
pencemaran lingkungan serta mampu menyimpulkan dan memprediksi bagaimana
cara untuk menghindari dan mencegah atau meminimalisir terjadinya pencemaran
air. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk menerapkan model
pembelajaran berbasis fenomena dengan pendekatan pembelajaran berbasis
masalah pada materi pencemaran air untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
peningkatan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah “Bagaimanakah perbedaan motivasi belajar dan kemampuan
berpikir kreatif siswa SMP antara yang menggunakan model
pembelajaran berbasis fenomena dengan model pembelajaran
konvensional pada materi pencemaran air?”
2. Pertanyaan Penelitian
Selanjutnya rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimanakah perbedaan motivasi belajar antara siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan model berbasis fenomena dengan
siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional
pada materi pencemaran air?
b. Bagaimanakah perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa
4
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model
konvensional pada materi pencemaran air?
c. Bagaimanakah tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran berbasis fenomena dengan pendekatan pembelajaran
berbasis masalah pada materi pencemaran air?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini
bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran berbasis fenomena dalam
meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi
pencemaran air, serta mengidentifikasi tanggapan guru dan siswa terhadap proses
pembelajaran tersebut.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain :
a. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Terutama dalam
pengembangan proses belajar mengajar khususnya dalam penggunaan
model - model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar
dan kemampuan berpikir kreatif siswa, serta sebagai masukan atau acuan
bagi penelitian yang sejenis atau lebih luas sifatnya.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan contoh
penerapan model pembelajaran berbasis fenomena dengan pendekatan
pembelajaran berbasis masalah di sekolah menengah pertama, memberikan
alternatif strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar
24
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Soreang Kabupaten Bandung.
2. Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII dari sepuluh
kelas yang ada di SMPN 2 Soreang Kabupaten Bandung pada
semester genap tahun ajaran 2011/2012.
b. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan VII B di
SMPN 2 Soreang Kabupaten Bandung pada semester genap tahun
ajaran 2011/2012 yang diambil melalui metode random purposive
sampling.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest
Postest Control Group Design (Arikunto, 2002), untuk mengetahui adanya
perbedaan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa, dengan
rancangan seperti tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test
Eksperimen T1 X1 T2
Pembanding T1 X2 T2
25
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Keterangan :
T1 = pretes untuk mengetahui motivasi belajar dan kemampuan berpikir
kreatif siswa sebelum menggunakan model pembelajaran berbasis
fenomena pada materi pencemaran air.
X 1 = kelompok eksperimen dengan perlakuan pembelajaran
menggunakan model berbasis fenomena pada materi pencemaran air.
X 2 = kelompok kontrol dengan perlakuan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran konvensional pada materi pencemaran air.
T2 = postes untuk mengetahui motivasi belajar dan kemampuan berpikir
kreatif siswa setelah menggunakan model pembelajaran berbasis
fenomena pada materi pencemaran air.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi
eksperimen atau eksperimen semu (Arikunto, 2002).
D. Definisi Operasional
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis fenomena dengan pendekatan pembelajaran berbasis
masalah dan model pembelajaran konvensional sedangkan variabel terikatnya
adalah motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam penafsiran maka perlu
dijelaskan mengenai definisi dari variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian
ini. Definisi operasinal variabel yang dimaksud adalah:
a. Model Pembelajaran Berbasis Fenomena
Model pembelajaran berbasis fenomena yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran yang didahului dengan penyajian fenomena
sebagai wahana untuk mengenalkan dan menanamkan konsep biologi terkait
fenomena berupa pengamatan pencemaran tanah, air dan udara yang ada di
26
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
siswa untuk belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk melakukan
diskusi kelompok dengan panduan LDS, memberi kesempatan kepada tiap
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
menganalisis serta mengevaluasi proses penjelasan fenomena terkait
percemaran air khususnya. Keterlaksanaan model pembelajaran ini diamati
melalui penggunaan lembar observasi. (Lampiran H)
b. Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah umumnya,
yaitu didominasi oleh metode ceramah saat menyajikan materi pencemaran
tanah, air dan udara, member contoh-contoh penyelesaian soal pencemaran,
tanya jawab dan diskusi dimana guru cenderung lebih aktif sebagai sumber
informasi bagi siswa dan siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran.,
serta menjawab semua permasalahan yang diajukan siswa.
c. Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah skor hasil tes soal
uraian jenjang kognitif dengan indikator kemampuan berpikir lancar,
kemampuan berpikir asli, dan kemampuan berpikir memerinci pada materi
pencemaran air dalam dimensi pengetahuan konseptual yang dibuat oleh
peneliti dan telah dijudgement oleh tim ahli serta telah diuji coba terlebih
dahulu pada kelas uji coba.
d. Motivasi
Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah motivasi belajar yang dijaring
dengan menggunakan instrumen skala motivasi belajar hasil pretes dan
postes motivasi belajar biologi pada materi pencemaran air khususnya.
Instrumen skala motivasi belajar dibuat oleh peneliti yang telah dijudgement
terlebih dahulu oleh tim ahli dan dilakukan uji coba. Indikator motivasi
belajar yang digunakan pada aspek intrinsik berupa adanya hasrat dan
keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita
27
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
belajar, kegiatan yang menarik dalam belajar dan lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.
E. Instrumen Penelitian
Ada beberapa jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk
memperoleh data yang diperlukan, baik data utama maupun data pendukung.
Berikut ini jenis instrumen, topik kajian dan sumber data untuk penelitian ini.
Tabel 3.2
Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian
No Instrumen Topik Kajian Sumber
Data
RPP dikembangkan oleh peneliti dengan dijudgement oleh ahli
Tanggapan guru mengenai model berbasis fenomena dengan
28
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Instrumen Topik Kajian Sumber
Data
F. Hasil Analisis dan Uji Coba Instrumen
Suatu tes mempunyai ciri yang baik apabila alat pengukur tersebut
memenuhi persyaratan tes, yaitu validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas,
dan ekonomis (Arikunto, 2003). Selain itu, suatu soal dikatakan baik apabila
mempunyai taraf kesukaran, daya pembeda, dan pola jawaban soal yang baik
(Arikunto, 2003).
Maka dari itu instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data pada
subjek penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba pada kelas yang bukan subjek
penelitian, kemudian dilakukan analisis data meliputi daya pembeda, tingkat
kesukaran, reliabilitas, dan validitas butir soal. Butir soal tersebut dianalisis
menggunakan program anates versi 4,0 untuk program uraian. Uji coba ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut untuk
digunakan pada penelitian.
1. Validitas
Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes untuk
mengukur suatu konsep tertentu (Arikunto, 2010). Alat ukur yang baik harus
memiliki kesahihan yang baik. Soal disebut sahih/valid jika mempunyai dukungan
yang besar terhadap skor total karena akan menyebabkan skor total menjadi tinggi
atau rendah (Arikunto, 2003).
Berdasarkan hasil uji coba soal terhadap validitas soal (Lampiran B1 dan
B2), maka validasi 10 soal kemampuan berpikir kreatif siswa dan 30 soal skala
29
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Tingkat Kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untuk mengetahui sukar
atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran uji
coba 10 soal kemampuan berpikir kreatif siswa dan 30 soal skala motivasi belajar
siswa (Lampiran B3 dan B4) hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal
ini dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah (Arikunto, 2003). Berdasarkan hasil analisis daya pembeda
10 soal kemampuan berpikir kreatif siswa dan 30 soal skala motivasi belajar siswa
(Lampiran B5 dan B6) hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.
4. Reliabilitas
Untuk memperoleh data yang dapat dipercaya, instrumen penelitian yang
digunakan harus reliabel. Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen itu sudah baik (Arikunto, 2003). Dari hasil uji coba instrumen soal
uraian diperoleh data hasil perhitungan reliabilitas soal untuk kemampuan berpikir
kreatif yaitu sebesar 0,76 (katagori tinggi) sedangkan untuk skala motivasi siswa
hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,71 (katagori tinggi) (dapat dilihat pada
lampiran B5 dan B6). Dari hasil pengolahan uji coba 10 soal uraian kemampuan
berpikir kreatif dan skala motivasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan
Tabel 3.4.
Tabel 3.3
Rekapitulasi Analisis Soal Uraian Kemampuan Berpikir Kreatif
No Validitas Taraf
kesukaran
Daya
Pembeda Reliabilitas Keputusan
1 Tidak signifikan Sedang Jelek
0,76
3 Sangat signifikan Sedang Baik Dipakai
4 Tidak Signifikan Sedang Jelek Tidak
30
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No Validitas Taraf
kesukaran
Daya
Pembeda Reliabilitas Keputusan
5 Tidak Signifikan Sedang Jelek
0,76
7 Sangat Signifikan Sedang Jelek Direvisi
8 Sangat Signifikan Mudah Cukup Dipakai
9 Signifikan Sedang Cukup Dipakai
10 Tidak Signifikan Sedang Cukup Tidak
Dipakai
Tabel 3.4
Rekapitulasi Analisis Skala Motivasi Belajar Siswa
No Validitas Taraf kesukaran
Daya
Pembeda Reliabilitas Keputusan
1 Sangat signifikan Sedang Cukup
0,71 (katagori
tinggi)
Dipakai
2 Tidak Signifikan Sedang Jelek Tidak Dipakai
3 Tidak Signifikan Sangat Mudah
Jelek Tidak Dipakai
4 Sangat Signifikan Mudah Cukup Dipakai
5 Sangat Signifikan Mudah Jelek Direvisi
6 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
7 Sangat Signifikan Mudah Jelek Direvisi
8 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
9 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
10 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
11 Sangat Signifikan Sedang Cukup Dipakai
12 Sangat Signifikan Sedang Jelek Direvisi
13 Tidak Signifikan Sangat Mudah
Jelek Tidak Dipakai
14 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
15 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
16 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
17 Tidak Signifikan Sedang Jelek Tidak Dipakai
18 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
19 Sangat Signifikan Sedang Cukup Dipakai
20 Tidak Signifikan Sedang Jelek Tidak Dipakai
21 Sangat Signifikan Sangat Mudah
Cukup Dipakai
22 Sangat Signifikan Mudah Jelek Direvisi
23 Sangat Signifikan Mudah Jelek Direvisi
24 Tidak Signifikan Sedang Jelek Tidak Dipakai
31
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu No Validitas Taraf
kesukaran
Daya
Pembeda Reliabilitas Keputusan
26 Tidak Signifikan Mudah Jelek
0,71 (katagori
tinggi)
Tidak Dipakai
27 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
28 Signifikan Mudah Jelek Direvisi
29 Sangat Signifikan Mudah Jelek Direvisi
30 Tidak Signifikan Mudah Jelek Tidak Dipakai
Berdasarkan hasil analisis butir soal uraian uji coba instrumen kemampuan
berpikir kreatif dan skala motivasi belajar siswa, maka peneliti menentukan
sebanyak lima soal uraian kemampuan berpikir kreatif yang terdiri dari indikator
kemampuan berpikir lancar, berpikir asli dan berpikir memerinci serta 12 butir
skala motivasi belajar siswa yang terdiri dari indikator adanya hasrat dan
keinginan berhasil (tiga butir), indikator adanya dorongan dan kebutuhan belajar
(tiga butir) dan indikator adanya harapan dan cita-cita masa depan (empat butir)
untuk aspek intrinsik serta sebanyak dua butir untuk indikator adanya lingkungan
belajar yang kondusif dari aspek ekstrinsik sebagai alat untuk mengambil data dan
terlebih dahulu melakukan revisi dengan bimbingan dosen pembimbing sebelum
akhirnya digunakan untuk mengambil data pada kelas subjek penelitian. (dapat
dilihat pada Lampiran D1, D2, D3 dan D4)
G. Teknik Pengumpulan Data
Data motivasi belajar siswa dijaring dengan menggunakan instrumen skala
motivasi yang berisi 12 pernyataan terbuka terdiri dari aspek intrinsik dengan tiga
indikatornya dan aspek ekstrinsik dengan satu indikatornya, serta penilaian
dengan menggunakan Skala Likert. Data kemampuan berpikir kreatif siswa
dijaring dengan menggunakan soal uraian sebanyak lima butir soal yang mewakili
indiator-indikatornya.
Tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran
berbasis fenomena dijaring juga dengan menggunakan instrument skala tanggapan
siswa dan guru, yang masing-masing secara berurutan terdiri dari 12 pernyataan
terbuka tentang tanggapan siswa dan 13 pernyataan terbuka tentang tanggapan
32
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu H. Analisis Data
Analisis dilakukan terhadap data yang telah terkumpul dan berpedoman
pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dalam penelitian. Data yang
bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk menemukan
kecenderungan-kecenderungan yang muncul dalam penelitian. Sedangkan data kuantitatif
dianalisis dengan uji statistik. Pengolahan data statistik dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 20.0 Windows dan Microsoft Excel 2007. Analisis
data dengan statistik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memberi skor pada pretes dan postes yang mengukur kemampuan berpikir
kreatif siswa dan motivasi belajar siswa. Untuk analisis data secara kuantitatif
skala motivasi belajar terlebih dahulu dilakukan penyekoran dari skala Likert
yaitu dengan cara menjumlahkan skor tiap jawaban pernyataan pada angket
yang diberikan. Jawaban sangat setuju (SS) 4, setuju (S) 3, tidak setuju (TS) 2,
dan sangat tidak setuju (STS) 1untuk pernyataan positif sedangkan untuk
pernyataan negatif penskoran dilakukan sebaliknya. (Sugiyono, 2009).
b. Menghitung skor gain yang dinormalisasi
Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan statistik. Data
primer hasil tes siswa sebelum dan setelah perlakuan penerapan pembelajaran
dengan pendekatan nilai dianalisis dengan cara membandingkan skor pretes
dan postes. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran
dihitung dengan menggunakan rumus g factor (N-Gains) dengan rumus :
g =
(Hake dalam Meltzer, 2002)
Keterangan :
Spost = skor postes Spre = skor pretes Smaks = skor maksimum
33
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu c. Melakukan uji Normalitas dan Homogenitas
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan pada data hasil pretes dan postes sehingga
dapat diketahui apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20 for windows, yaitu
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov atau dengan rumus :
x2 =
(Ruseffendi, 2005)
Keterangan :
fo = frekuensi dari hasil observasi fe = frekuensi dari hasil estimasi
2) Uji homogenitas
Uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama atau
berbeda. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene
Statistik pada program SPSS 20 for windows atau dengan menggunakan
uji variansi dua peubah bebas dengan rumus :
F =
(Russefendi, 2005) Kriteria :
Pada taraf signifikansi alpha, variansi sampel dikatakan homogeni jika
Fmaks< Ftabel = (1-α)Fk;n-1 (Sujana, 2005)
d. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan dua rerata, setelah
data diuji ternyata berdistribusi normal dan homogen dengan menggunakan
bantuan program SPSS 20.0.
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan
berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian
rerata skor pretes dan postes dilakukan berdasarkan hipotesis statistik sebagai
berikut :
H0 = tidak terdapat perbedaan skor pretes dan postes kemampuan
34
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
H1 = terdapat perbedaan skor pretes dan postes kemampuan berpikir
kreatif antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Uji hipotesis dilakukan pula untuk mengetahui perbedaan motivasi
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian rerata skor
pretes dan postes dilakukan berdasarkan hipotesis statistik sebagai berikut :
H0 = tidak terdapat perbedaan skor pretes dan postes motivasi belajar
antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol
H1 = terdapat perbedaan skor pretes dan postes motivasi belajar antara
siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Hasil uji normalitas dan homogenitas data pretes dan postes
kemampuan berpikir kreatif berdistribusi normal dan homogen sehingga yang
digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk menguji perbedaan dua rata-rata
pada sampel kecil. Uji t dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0
for windows.
Hasil uji normalitas dan homogenitas data pretes dan postes motivasi
belajar siswa berdistribusi normal akan tetapi tidak homogen sehingga yang
digunakan adalah Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney digunakan untuk
menguji perbedaan dua rata-rata pada sampel yang tidak homogen. Uji t dan
uji Mann-Whitney dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0 for
windows.
e. Untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan dua rata-rata skor pretes dan
postes motivasi belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan
dilakukan uji prasyarat, yaitu data hasil pretes dan postes dinormalisasi antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan analisis secara statistik
dengan menggunakan uji statistik parametrik menggunakan SPSS versi 20.0.
Data yang diperoleh melalui skala tanggapan siswa dan guru tentang
model pembelajaran berbasis fenomenal dikonversi menjadi skala kuantitaif,
untuk data yang bersifat positif, katagori SS (sangat setuju) diberi skor tertinggi
(4), makin menuju STS (sangat tidak setuju) skor yang diberikan berangsur angsur
menurun dari skala 4-1. Sebaliknya untuk skor yang bersifat negatif, katagori STS
57
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model
berbasis fenomena dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model
konvensional pada materi pencemaran air ternyata tidak berbeda secara signifikan.
Kemampuan berpikir kreatif siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan model berbasis fenomena tidak berbeda secara signifikan dengan siswa
yang mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional pada materi
pencemaran air.
Berdasarkan hasil data skala tanggapan siswa, secara keseluruhan siswa
memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran yang berlangsung melalui
model pembelajaran berbasis fenomena.
Hasil data skala tanggapan guru secara keseluruhan memberikan respon
yang positif juga terhadap pembelajaran yang berlangsung melalui model
pembelajaran berbasis fenomena. Model pembelajaran berbasis fenomena ini
dianggap cocok dan dapat digunakan dalam materi biologi lainnya, juga dianggap
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan guru.
Motivasi belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa yang melakukan
proses pembelajaran dengan menggunakan model berbasis fenomena ternyata
tidak berbeda dengan siswa yang melakukan proses pembelajaran dengan model
konvensional, hal ini terjadi karena setiap model pembelajaran memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Akan tetapi siswa yang melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan model berbasis fenomena mendapatkan
keterampilan-keterampilan yang tidak dimiliki oleh siswa yang melakukan proses
pembelajaran dengan model konvensional yaitu yang berupa keterampilan
melakukan pengamatan (observasi) terhadap fenomena, keterampilan menuliskan
data hasil pengamatan fenomena beserta interpretasinya, keterampilan
58
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
keterampilan mengkomunikasikan kesimpulan hasil diskusi serta kemampuan
menganalisis dan mengevaluasi proses penjelasan suatu fenomena.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dan hambatan yang dialami selama proses
penelitian, maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan guru ,siswa
maupun peneliti lain tentang penggunaan model pembelajaran berbasis fenomena
ini. Bagi guru diupayakan agar penggunaan model pembelajaran berbasis
fenomena digunakan lebih kontinyu dan dikolaborasikan dengan metoda yang
tepat sehingga dapat merangsang motivasi belajar siswa baik dari aspek intrinsik
dan ekstrinsik serta kemampuan berpikir kreatif siswa agar dapat menemukan
konsep dasar dari materi yang dipelajarinya dari berbagai dimensi.
Siswa diharapkan dapat meningkat motivasi belajar dan kemampuan
berpikir kreatifnya, disebabkan guru sering melatih keterampilannya dalam
menggunakan model pembelajaran berbasis fenomena tidak hanya pada materi
IPA tertentu saja sehingga siswa tidak termotivasi hanya karena berharap diberi
penghargaan oleh guru atau orang tua akan tetapi melakukannya karena memang
merasa perlu akan ilmu untuk dijadikan modal untuk memecahkan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari.
Butir soal yang digunakan untuk menjaring data hasil penelitian
sebaiknya dibuat sebanyak mungkin dan mencakup setiap indikator dari variabel
yang ditelitinya, sehingga setelah dilakukan analisis terhadap hasil uji coba akan
diperoleh sejumlah soal yang cukup representatif untuk tiap variabel penelitian
59
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
As’ad, M. (2003). Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: Liberty.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Beyer, L.E. (Ed.). (1996). Creating democratic classrooms: The struggle to integrate theory and practice. New York: Teachers College Press.
BNSP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan Formal. Jakarta: Dharma Bhakti.
Bojovic, V. (2003). Physical Phenomena In Preschool And Elementary Education Teaching And Learning Activities.
http://web.uniud.it/Cird/girepseminar2003/abstracts/pdf/bojovic1.pdf. [21 Januari 2012]
Costa, A.L. (2001). Developing Mind. A Resource book for teaching thinking. (3rd edn) (Alexandria, VA, Assiciation for Supervision and Curriculum Development).
Dahar, R.W. (1991). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Darliana. (2008). Analisis Objek Dan Fenomena Fisika SMP Dan Pembelajarannya. Bandung: PMPTK-P4TKIPA
D e g e n g , N . S . ( 1 9 9 0 ) . Desain Pembelajaran: Teori ke
Terapan. M a l a n g : P r o y e k P e n u l i s a n
B u k u T e k s F P S - I K I P M a l a n g .
Djamarah, S.B dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
60
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hotang, L. Br., Rusdiana, D., dan Hamidah, I. (2010). Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Kalor untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010.
Ibrahim, M. dkk. (2003). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESA.
Kuswadi. (2004). Cara Mengukur Kepuasan Kerja Karyawan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Liliasari. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Kimia untuk Meningkatkan Strategi Kognitif Mahasiswa Calon Guru dalam Menerapkan Berfikir Konseptual Tingkat Tinggi (Studi Pengembangan Berfikir Kritis dan Kreatif). Laporan penelitian hibah bersaing IX.2002.
Meltzer, D. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning in Physics: A Possible “Hidden Variable in
Diagnostic Pretest Scores”. 1259-1268. (Online) Tersedia:
http://ips.alp.org/ajp. [30 November 2009]
Munandar, S.C.U. (1985). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Munandar, S.C.U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Munandar, S.C.U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nawawi, H. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ngalim, P. M. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Novak, J.D. (1979). Meaningful Receptional Learning As a Basic for Rational Thinking. In lewson, A. (ed). (1980). AETS Yearbook, The Psikologi of teaching for Thinking and creativity.Colombus, Ohio: ERIC Information Analysis Center for science, Mathematics and environmental education.
61
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Presseisen, B.Z. (2001). Thinking Skill: meanings and models revisited, in: A. L. Costa (Ed.) Developing minds: a resource book for teaching thinking (3rd edn) (Alexandria, VA, Associationfor supervision and curriculum Development Publications)
Pribadi, B. A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Ruseffendi, E.T. (2005). Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Saptoto, R. (2008). Bagaimana Mengajari Siswa Agar Kreatif. [online]. Tersedia: http://staff.ugm.ac.id/. [7 November 2010]
Simanjuntak, P.J. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Edisi 2001. Jakarta: FE UI.
Slameto, (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Starko, A.J. (2009). Creativity in the Classroom. London: Lawrence Erlbaum Associates.
Sudibyo, E. (2002). Beberapa model pengajaran dan Strategi Belajar dalam Pembelajaran Fisika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sujana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Supriadi, D. (1997). Mengangkat Citra dan Martabat Guru.Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Surtikanti, H.K. (2009). Biologi Lingkungan. Bandung: Prisma Press Prodaktama.
Triyanto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
62
Iis Riswanti, 2013
Model Pembelajaran Berbasis Fenomena pada Materi Pencemaran Air untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Usman, M. Uzer. (2001). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Wartono. (2003). “Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Sains di SD dalam Khazanah Pengayaan IPA”. Majalah Pendidikan IPA. 1. (2),31. Bandung: IMARIPA PPs dan PPs IKIP Bandung.
Yasa, D.(2008). Pembelajaran Konvensional.
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/14/ pembelajaran-konvensional.html. [11 Juni 2013]