• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Diferensial tentang Motif dan Strategi Belajar pada Mahasiswa dengan Kurikulum Perguruan Tinggi Berbasis KKNI dan Kurikulum KBI di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Diferensial tentang Motif dan Strategi Belajar pada Mahasiswa dengan Kurikulum Perguruan Tinggi Berbasis KKNI dan Kurikulum KBI di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan motif dan strategi pada mahasiswa Psikologi dengan kurikulum KKNI dan KBI di Universitas “X” di Bandung. Metode yang digunakan adalah metode studi diferensial . Variabel penelitiannya adalah dimensi- dimensi learning approach yaitu motif dan strategi. Pemilihan sampling menggunakan Purposive sampling dengan sampel penelitian 170 orang.

Alat ukur yang digunakan adalah The revised Two- Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F), yang dibuat oleh John Biggs (2001), diterjemahkan dan dimodifikasi oleh peneliti, yang mengukur deep motive, deep strategy, surface motive dan surface strategy. Setelah dilakukan uji validitas diperoleh 35 item ( 0,331-0,672 ) dan uji reabilitas sebesar 0.893. Untuk mencari validitas digunakan rumus Rank Spearman dan reabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach, dengan bantuan SPSS.20.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik menggunakan T-test (compare means), maka didapat koefisien signifikansi untuk dimensi- dimensi learning approach yaitu motif 0.38 dan strategi 0, dengan melihat taraf kepercayaan 0.05.

Kesimpulan dari penelitian adalah tidak terdapat perbedaan motif antara kedua kelompok mahasiswa dan terdapat perbedaan strategi antara kedua kelompok mahasiswa, yang berarti kedua kelompok mahasiswa memiliki motif belajar yang sama dalam proses pembelajaran, namun memiliki strategi belajar yang berbeda, dikarenakan sistem kurikulum kedua kelompok mahasiswa yang berbeda. Saran dari peneliti adalah agar mahasiswa dapat mempertahankan dan mengembangkan motif dan strategi belajar yang tinggi, serta dosen dan fakultas dapat membimbing dan mendukung mahasiswa dalam mengembangkan motif dan strategi.

(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha

Abstract

This study was conducted to determine differences in the motives and strategies in Psychology students with curriculum KKNI and KBI in the University "X" in Bandung. The method used is the method of differential studies. Variable dimensions learning approach research is motive and strategies. Selection of sampling using purposive sampling with a sample of 170 people.

Measuring instrument used is the revised Two- Factor Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F), made by John Biggs (2001), translated and modified by the researcher, which measures the deep motive, deep strategy, surface motive and surface strategy. After testing the validity of the obtained 35 items (0.331 to 0.672) and reliability testing by 0893. To find a formula used Rank Spearman validity and reliability using Cronbach Alpha formula, with the help SPSS.20.

Based on statistical data processing using T-test (compare means), then the significance of the coefficients obtained for the dimensions of learning approach is motive 0.38 and strategy 0 ,to see the level of confidence 0.05.

The conclusion is there is no difference motive between the two groups and there are differences in strategy between the two groups of students, which means that the two groups had the motive to learn the same in the learning process, but it has a strategy to learn different, because the curriculum system the two groups different , Advice from researchers is that students can maintain and develop motifs and high learning strategies, as well as professors and faculty can guide and support students in developing motives and strategies.

(3)

iii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…...ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI…...iii

LEMBAR PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK (BAHASA INDONESIA) ... v

ABSTRACT (BAHASA INGGRIS) ... vi

KATA PENGANTAR…... vii

DAFTAR ISI…... ix

DAFTAR BAGAN... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Maksud Penelitian... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis... 8

1.5 Kerangka Pikir... 8

(4)

iv

Universitas Kristen Maranatha

1.7 Hipotesis Penelitian... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 15

2.1 Definisi Belajar... 15

2.2 Learning Approach... 16

2.2.1 Definisi Learning Approach... 16

2.2.2 Jenis Learning Approach... 17

2.3 Presage, Process and Product... 22

2.4 Proses Belajar sebagai Suatu Sistem... 24

2.5 Faktor yang berkaitan dengan Learning Approach...25

2.5.1 Personal Factors...25

2.5.2 Experiental Background Factor...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...30

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian...30

3.2 Bagan Rancangan Penelitian...30

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasioanl...31

3.3.1 Variabel Penelitian...31

3.3.2 Definisi Operasional Learning Approach...31

3.4 Alat Ukur...31

3.4.1 Alat Ukur Learning Approach... 31

3.4.2 Data Sosiodemografis... 33

3.4.3 Validitas dan Reabilitas Alat ukur... 34

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur Learning Approach... 34

(5)

v

Universitas Kristen Maranatha

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel... 36

3.5.1 Populasi Sasaran... 36

3.5.2 Karakteristik Populasi... 36

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel... 36

3.6 Teknik Analisis Data... 36

3.7 Hipotesa Statistik... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 38

4.1 Gambaran Responden Penelitian... 38

4.1.1 Gambaran Responden berdasarkan jenis kelamin... 38

4.1.2 Gambaran Responden berdasarkan jadwal belajar... 38

4.1.3 Gambaran Responden berdasarkan pendidikan orangtua... 39

4.1.5 Gambaran Responden berdasarkan status tinggal... 40

4.2 Hasil Penelitian... 40

4.2.1 Hasil Penelitian Motif dan Strategi... 41

4.3 Pembahasan dan Hasil Penelitian... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 49

5.1 Simpulan... 49

5.2 Saran... 49

5.2.1 Saran Teoritis... 50

5.2.2 Saran Praktis... 50

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN

(6)

vi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Kerangka Pikir…... 13

(7)

vii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Cara penilaian alat ukur Learning Approach (item positif)...32

Tabel 3.2 Cara penilaian alat ukur Learning Approach (item negatif)...32

Tabel 3.3 Kisi- kisi Alat Ukur... 33

Tabel 4.1.1 Gambaran Responden berdasarkan jenis kelamin... 38

Tabel 4.1.2 Gambaran Responden berdasarkan jadwal belajar...38

Tabel 4.1.3 Gambaran Responden berdasarkan pendidikan orangtua... 39

Tabel 4.1.4 Gambaran Responden berdasarkan status tinggal... 40

Tabel 4.5 Hasil Penelitian Motif dan Strategi... 41

Tabel 4.6 Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan total motif... L-11

Tabel 4.7 Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan total strategi... L-11

Tabel 4.8 Tabulasi silang antara jadwal belajar dengan total motif... L-12

Tabel 4.9 Tabulasi silang antara jadwal belajar dengan total strategi... L-12

Tabel 4.10 Tabulasi silang antara status tinggal dengan total motif... L-13

(8)

viii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Pengambilan data

Lampiran 2 Kuesioner Learning Approach dan Data Sosiodemografis

Lampiran 3 Validitas dan Reabilitas Alat Ukur

Lampiran 4 Hasil Tabulasi Silang

Lampiran 5 Hasil Skor Mentah

(9)

L-1 LAMPIRAN 1: LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

Kepada Yth,

Mahasiswa KKNI dan KBI .

Saya, Siska Natalia (NRP : 1130138), merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang sedang menyusun skripsi yang berjudul “Studi Diferensial tentang Motif dan Strategi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Psikologi dengan Kurikulum KKNI Angkatan 2013 dan Kurikulum KBI Angkatan 2012 di Universitas “X” di Bandung. Agar penelitian ini dapat terlaksana, saya selaku peneliti mengharapkan kesediaan Saudara untuk meluangkan waktu guna mengisi kuesioner ini.

Data yang Saudara berikan sangat bermanfaat bagi penelitian saya ini. Saya sangat berharap agar Saudara dapat mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan apa yang Saudara rasakan, pikirkan, atau keadaan diri Saudara, sehingga dapat diperoleh data yang objektif. Oleh karena itu saya akan menjaga kerahasiaan data-data yang Saudara berikan.

Atas kesediaan dan bantuan yang Saudara berikan, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Bandung, Oktober 2015

(10)

L-2 LAMPIRAN 2: KUISIONER DAN DATA SOSIODEMOGRAFIS

2.1 KUISONER LEARNING APPROACH

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Pada halaman ini , terdapat sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan kegiatan belajar saudara yang berkaitan dengan sistem KKNI

(angkatan 2013) dan sistem KBI (angkatan 2012), isilah sesuai dengan kurikulum yang saudara tempuh. Pada setiap pernyataan terdapat empat

pilihan jawaban, yaitu:

STS : Sangat tidak setuju S : Setuju

TS : Tidak setuju SS : Sangat setuju

Pada setiap pernyataan Saudara diminta untuk mengisinya sesuai dengan keadaan Saudara dengan mengaitkan konteks saat mengikuti

pembelajaran mata kuliah inti psikologi. Dengan cara memberikan tanda check list () pada pilihan jawaban yang sesuai.

(11)

L-3

No Pertanyaan STS TS S SS

1. Setiap kali saya belajar, memberikan kepuasan pribadi bagi saya.

2. Saya harus mengerahkan usaha untuk memahami materi agar dapat menyimpulkann nya sendiri.

3. Tujuan saya adalah lulus mata kuliah dengan usaha seminimal mungkin.

4. Saya hanya ingin memelajari materi yang diberikan di kelas, tanpa berusaha mencari lebih banyak.

5. Saya merasa setiap materi dapat menjadi sangat menarik saat saya mendalaminya. 6. Saya meluangkan waktu lebih banyak

untuk mencari informasi lebih jauh dalam memelajari materi baru.

7. Saya merasa perkuliahan ini tidak terlalu menarik, sehingga saya tidak perlu bekerja keras.

(12)

L-4 9. Setiap kali saya mendapatkan topik baru

dikelas, saya merasa sama tertariknya dengan membaca novel atau film

10. Saya menguji kemampuan saya sendiri atas topik- topik tertentu hingga saya dapat memahaminya dengan utuh.

11. Saya merasa untuk menghadapi ujian cukup dengan cara menghapal dibandingkan dengan memahami materinya.

12. Dalam belajar saya membatasi materi yang tidak membutuhkan usaha ekstra. 13. Saya bersungguh- sungguh belajar, karena

saya merasa materi- materinya menarik. 14. Saya mengisi waktu luang untuk mencari

tahu mengenai topik yang menarik sesudah didiskusikan di kelas.

(13)

L-5 mengetahui sedikit tentang materi

tersebut.

16. Saya meyakini bahwa dosen seharusnya tidak menuntut mahasiswa untuk menghabiskan waktu memelajari materi. 17. Saya tiba di kelas dengan berbagai

pertanyaan- pertanyaan yang ingin mendapatkan jawaban.

18. Saya membaca berbagai buku sumber dari mata kuliah yang saya tempuh.

19. Cara terbaik untuk lulus ujian adalah dengan cara mengingat jawaban yang sekiranya akan ditanyakan

20. Memelajari secara mendalam suatu materi membuat saya merasa puas dalam memahami materi yang sulit saya pahami. 21. Saya mencari tahu lebih lanjut mengenai

materi yang belum saya pahami.

(14)

L-6 23. Saya menyusun jadwal untuk belajar

secara mandiri di luar jam kuliah.

24 Saya menguji diri untuk dapat menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan di dalam kelas.

25. Saya merasa nilai minimal kelulusan sudah memuaskan diri saya

26. Saya merasa bosan ketika mengikuti perkuliahan.

27. Saya merasa menghapal merupakan metode terbaik untuk belajar.

28. Saya meyakini bahwa belajar secara menyeluruh tidaklah penting, belajar cukup dengan memelajari inti materi saja 29. Saya mencoba menghapalkan materi

untuk presentasi tanpa berusaha untuk memahami lebih lanjut mengenai materi tersebut

(15)

L-7 31. Saya merasa masih kurang apabila ada

pertanyaan yang belum tuntas.

32. Saya tidak berhenti mencari jawaban sampai saya mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya.

33. Saya berusaha untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai suatu materi agar dapat memahami secara lebih menyeluruh.

34. Saya memiliki keyakinan bahwa saya hanya perlu lulus pada suatu mata kuliah tanpa melihat nilainya.

35. Saya tidak tertarik untuk memelajari lebih jauh materi yang diajarkan didalam kelas. 36. Saya hanya memelajari materi yang saya

anggap mudah

37. Saya merasa puas apabila saya dapat menjawab pertanyaan dari dosen secara detail

(16)

L-8 39. Saya menghafal semua materi yang masuk

dalam ujian, meskipun saya tidak memahaminya secara mendalam

40. Saya hanya menghafal materi yang akan masuk dalam ujian.

2.2. DATA SOSIODEMOGRAFIS

Inisial :

Jenis Kelamin :

Semester :

Kurikulum yang ditempuh :

Jadwal belajar ( teratur/ tidak teratur) :

Pendidikan orangtua :

Status tinggal di Bandung :

(17)

L-9 LAMPIRAN 3: VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

3.1. VALIDITAS ITEM

Dimensi Deep Motive

No.Item Koefisien

(18)

L-10

Dimensi Surface Strategy No.Item Koefisien

3.2. REABILITAS ITEM

(19)

L-11

LAMPIRAN 4: HASIL TABULASI SILANG ANTARA DIMENSI LEARNING APPROACH DAN RESPONDEN

Tabel 4.6 Tabulasi silang antara Jenis kelamin mahasiswa KKNI dan KBI dengan total motif

Jenis Kelamin Motif KKNI Total Motif KBI Total

Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Laki- laki 8 9 17 1 7 8

47 % 53 % 100 % 12.5 % 87.5 % 100 %

Perempuan 56 32 88 17 40 57

63.7 % 36.3 % 100 % 29.9 % 70.1 % 100 %

64 41 105 18 47 65

Tabel 4.7 tabulasi silang antara jenis kelamin mahasiswa KKNI dan KBI dengan total strategi

Jenis Kelamin Strategi KKNI Total Strategi KBI Total

Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Laki- laki 3 14 17 0 12 12

17.7% 82.3 % 100 % 0 100 100 %

Perempuan 10 78 88 1 52 53

11.3% 88.7 % 100% 1.9 % 98.1 % 100%

(20)

L-12

Tabel 4.8 tabulasi silang antara jadwal belajar mahasiswa KKNI dan KBI dengan total motif

Jadwal belajar Motif KKNI Total Motif KBI Total

Tinggi Rendah Tinggi Rendah

teratur 16 22 38 5 11 16

42.1 % 57.9 % 100% 31.2 % 68.8% 100 %

Tidak teratur 24 43 67 13 36 49

35.9 % 64.1 % 100 % 26.6 % 73.4 % 100 %

40 65 105 18 47 65

Tabel 4.9 tabulasi silang antara jadwal belajar mahasiswa KKNII dan total strategi

Jadwal belajar Strategi KKNI Total Strategi KBI Total

Tinggi Rendah Tinggi Rendah

teratur 8 30 38 1 15 16

21 % 79% 100 % 6.3 % 93.7 % 100 %

Tidak teratur 5 62 67 0 49 49

7.4 % 92.6 % 100 % 0 100 % 100 %

(21)

L-13

Tabel 4.10 tabulasi silang antara status tinggal mahasiswa KKNI dan KBI dengan total motif

Status Tinggal Motif KKNI Total Motif KBI Total

Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Kost 19 27 46 5 23 28

Tabel 4.11 tabulasi silang antara status tinggal mahasiswa KKNI dan KBI dengan total strategi

Status Tinggal Strategi KKNI Total strategi KBI Total

Tinggi Rendah Tinggi Rendah

(22)

L-14 LAMPIRAN 5: DATA MENTAH HASIL PENELITIAN

5.1 DATA MENTAH DIMENSI MOTIF No

Resp.

Jenis Kelamin

Semester Kurikulum Jadwal Belajar

Pendidikan Orangtua

Status tinggal Skor Total Motif

Label

1

perempuan V KKNI tidak teratur SMA

tinggal bersama

Orangtua 45 Surface Motive

2

perempuan V KKNI teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 41 Surface Motive

3

perempuan V KKNI teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Motive

4

Orangtua 42 Surface Motive

8

perempuan V KKNI teratur S2

tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Motive

9

perempuan V KKNI teratur sarjana

tinggal bersama

Orangtua 45 Surface Motive

10

perempuan V KKNI tidak teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 39 Surface Motive

11 perempuan V KKNI tidak teratur SMA kost 50 Deep Motive

12 perempuan V KKNI tidak teratur SMA kost 50 Deep Motive

13

perempuan V KKNI teratur

S2 ayah; SMA

ibu tinggal bersama kakak 49 Surface Motive

14

(23)

L-15

Orangtua 47 Surface Motive

23

Orangtua 47 Surface Motive

26 perempuan V KKNI teratur S1 ayah; D3 ibu kost 58 Deep Motive

Orangtua 40 Surface Motive

30 laki-laki V KKNI - S2 - 53 Deep Motive

31 laki-laki V KKNI teratur SMA kost 44 Surface Motive

32

perempuan V KKNI tidak teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Motive

33 perempuan V KKNI teratur S1 kost 48 Surface Motive

Orangtua 47 Surface Motive

36 perempuan V KKNI tidak teratur SMA kost 43 Surface Motive

(24)

L-16 38

perempuan V KKNI tidak teratur D3

tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Motive

39

Orangtua 45 Surface Motive

47

perempuan V KKNI tidak teratur D3

tinggal bersama

Orangtua 42 Surface Motive

48

perempuan V KKNI tidak teratur SMA

tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Motive

49 perempuan V KKNI tidak teratur D3 kost 58 Deep Motive

Orangtua 48 Surface Motive

56 perempuan V KKNI teratur S2 kost 48 Surface Motive

57

perempuan V KKNI teratur D3

tinggal bersama

(25)

L-17

Orangtua 45 Surface Motive

61

Orangtua 49 Surface Motive

63

Orangtua 41 Surface Motive

69

(26)

L-18

Orangtua 49 Surface Motive

79

Orangtua 43 Surface Motive

81

Orangtua 38 Surface Motive

83 Perempuan V KKNI Teratur D3 Kost 49 Surface Motive

ibu Tinggal Bersama Kakak 51 Deep Motive

85

Orangtua 45 Surface Motive

88

Perempuan V KKNI Teratur S2

Tinggal bersama

Orangtua 45 Surface Motive

89

(27)

L-19

Orangtua 44 Surface Motive

92

perempuan V KKNI teratur SMA

tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Motive

93 perempuan V KKNI tidak teratur D3 Kost 45 Surface Motive

94 perempuan V KKNI teratur S1 Kost 50 Deep Motive

95

perempuan V KKNI tidak teratur S1 ayah;S3 ibu

tinggal bersama

Orangtua 38 Surface Motive

96

Orangtua 47 Surface Motive

101

perempuan V KKNI tidak teratur D3

tinggal bersama

Orangtua 45 Surface Motive

102 Laki- laki V KKNI tidak teratur SMA Kost 56 Deep Motive

Orangtua 49 Surface Motive

106

Perempuan VII KBI Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 46 Surface Motive

(28)

L-20

Orangtua 42 Surface Motive

110

Orangtua 44 Surface Motive

112

Orangtua 45 Surface Motive

114 Perempuan VII KBI Teratur SMA Kost 54 Deep Motive

Orangtua 44 Surface Motive

117

Orangtua 41 Surface Motive

119

Orangtua 49 Surface Motive

121

Orangtua 45 Surface Motive

122

Orangtua 42 Surface Motive

124

Perempuan VII KBI Teratur S1

Tinggal bersama

(29)

L-21

Orangtua 45 Surface Motive

126

Orangtua 47 Surface Motive

136

Orangtua 45 Surface Motive

138

Orangtua 40 Surface Motive

140

Laki- laki VII KBI

Tidak

Teratur SMA

Tinggal bersama

(30)

L-22

Orangtua 46 Surface Motive

145

Orangtua 47 Surface Motive

148

Orangtua 43 Surface Motive

151

Orangtua 49 Surface Motive

153

Orangtua 47 Surface Motive

(31)

L-23 157

Perempuan VII KBI Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 47 Surface Motive

158

Orangtua 41 Surface Motive

164

Orangtua 46 Surface Motive

167

Perempuan VII KBI

Tidak

Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 45 Surface Motive

168 Perempuan VII KBI Teratur SMA Kost 49 Surface Motive

5.2. DATA MENTAH DIMENSI STRATEGI No.

Resp

Jenis

Kelamin Semester Kurikulum Jadwal Belajar

(32)

L-24

Orangtua 37 Surface Strategy

3

perempuan V KKNI teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 40 Surface Strategy

4

Orangtua 51 Deep Strategy

6 perempuan V KKNI teratur S3 dan S1 kost 53 Deep Strategy

7

perempuan V KKNI teratur S2

tinggal bersama

Orangtua 38 Surface Strategy

8

perempuan V KKNI teratur S2

tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Strategy

9

perempuan V KKNI teratur sarjana

tinggal bersama

Orangtua 40 Surface Strategy

10

perempuan V KKNI tidak teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 37 Surface Strategy

11 perempuan V KKNI tidak teratur SMA kost 47 Surface Strategy

12 perempuan V KKNI tidak teratur SMA kost 47 Surface Strategy

13

perempuan V KKNI teratur

S2 ayah; SMA

ibu tinggal bersama kakak 44 Surface Strategy

14

perempuan V KKNI teratur D3 ayah; S1 ibu

tinggal bersama

Orangtua 51 Deep Strategy

15

laki-laki V KKNI tidak teratur

SMA ayah; D3 ibu

tinggal bersama

Orangtua 45 Surface Strategy

16 perempuan V KKNI tidak teratur SMA kost 41 Surface Strategy

17 laki-laki V KKNI tidak teratur SMA kost 39 Surface Strategy

18 laki-laki V KKNI tidak teratur D3 kost 45 Surface Strategy

(33)

L-25 20

perempuan V KKNI - S1

Tinggal bersama

Orangtua 49 Surface Strategy

21

perempuan V KKNI tidak teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 45 Surface Strategy

22

perempuan V KKNI tidak teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 40 Surface Strategy

23

perempuan V KKNI tidak teratur D2

tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Strategy

24

perempuan V KKNI tidak teratur S1

Tinggal bersama

orangtua 42 Surface Strategy

25

laki-laki V KKNI tidak teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 39 Surface Strategy

26 perempuan V KKNI teratur S1 ayah; D3 ibu Kost 51 Deep Strategy

Orangtua 35 Surface Strategy

30

laki-laki V KKNI - S2

Tinggal bersama

orangtua 51 Deep Strategy

31 laki-laki V KKNI teratur SMA kost 46 Surface Strategy

32

perempuan V KKNI tidak teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 36 Surface Strategy

33 perempuan V KKNI teratur S1 kost 47 Surface Strategy

34

perempuan V KKNI teratur sarjana

tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

35

perempuan V KKNI tidak teratur S1 ayah; S2 ibu

tinggal bersama

Orangtua 41 Surface Strategy

36 perempuan V KKNI tidak teratur SMA kost 36 Surface Strategy

37 perempuan V KKNI tidak teratur S1 kost 41 Surface Strategy

38

perempuan V KKNI tidak teratur D3

tinggal bersama

(34)

L-26 39

perempuan V KKNI tidak teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 48 Surface Strategy

40 perempuan V KKNI teratur S1 kost 42 Surface Strategy

41 perempuan V KKNI tidak teratur S1 - 41 Surface Strategy

42

perempuan V KKNI S1

tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

43 perempuan V KKNI tidak teratur S1 ayah; D2 ibu kost 41 Surface Strategy

44

laki-laki V KKNI teratur S2

tinggal bersama

Orangtua 59 Deep Strategy

45 laki-laki V KKNI tidak teratur S1 kost 41 Surface Strategy

46

perempuan V KKNI tidak teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 40 Surface Strategy

47

perempuan V KKNI tidak teratur D3

tinggal bersama

Orangtua 37 Surface Strategy

48

perempuan V KKNI tidak teratur SMA

tinggal bersama

Orangtua 39 Surface Strategy

49 perempuan V KKNI tidak teratur D3 kost 50 Deep Strategy

Orangtua 49 Surface Strategy

55

perempuan V KKNI tidak teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 40 Surface Strategy

56 perempuan V KKNI teratur S2 kost 46 Surface Strategy

57

perempuan V KKNI teratur D3

tinggal bersama

Orangtua 47 Surface Strategy

(35)

L-27

59 perempuan V KKNI tidak teratur S1 kost 43 Surface Strategy

60

perempuan V KKNI teratur S1 ayah; S2 ibu

tinggal bersama

Orangtua 40 Surface Strategy

61 Perempuan V KKNI Tidak Teratur D3 Kost 34 Surface Strategy

62

perempuan V KKNI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Strategy

63 perempuan V KKNI Tidak Teratur S2 Kost 42 Surface Strategy

Orangtua 48 Surface Strategy

68

perempuan V KKNI Tidak Teratur D3

Tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Strategy

69 laki-laki V KKNI Tidak Teratur SMA Kost 28 Surface Strategy

Orangtua 47 Surface Strategy

72 laki-laki V KKNI Teratur SMP Kost 41 Surface Strategy

73

perempuan V KKNI Tidak Teratur S3

Tinggal bersama

orangtua 48 Surface Strategy

74

Perempuan V KKNI Teratur D3 ayah; S1 ibu

Tinggal bersama

orangtua 48 Surface Strategy

75

Perempuan V KKNI Teratur D3

Tinggal bersama

Orangtua 49 Surface Strategy

76 Perempuan V KKNI Teratur STM Kost 47 Surface Strategy

77 Perempuan V KKNI Tidak Teratur S1 Kost 46 Surface Strategy

78

Perempuan V KKNI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

(36)

L-28

Orangtua 38 Surface Strategy

81

Perempuan V KKNI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 55 Deep Strategy

82

Perempuan V KKNI Tidak Teratur S1

Tinggal Bersama

Orangtua 35 Surface Strategy

83 Perempuan V KKNI Teratur D3 Kost 48 Surface Strategy

84

Perempuan V KKNI Tidak Teratur

SMA ayah; D3

ibu Tinggal Bersama Kakak 34 Surface Strategy

85 Perempuan V KKNI Tidak Teratur S1 Kost 42 Surface Strategy

86

Perempuan V KKNI Tidak Teratur S2

Tinggal bersama

Orangtua 44 Surface Strategy

87

Perempuan V KKNI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

88

Perempuan V KKNI Teratur S2

Tinggal bersama

Orangtua 42 Surface Strategy

89

Orangtua 46 Surface Strategy

91

perempuan V KKNI teratur

SMA ayah; S1 ibu

tinggal bersama

Orangtua 46 Surface Strategy

92

perempuan V KKNI teratur SMA

tinggal bersama

Orangtua 47 Surface Strategy

93 perempuan V KKNI tidak teratur D3 Kost 39 Surface Strategy

94 perempuan V KKNI teratur S1 Kost 48 Surface Strategy

95

perempuan V KKNI tidak teratur S1 ayah; S3 ibu

tinggal bersama

(37)

L-29 96

Laki- laki V KKNI tidak teratur S1 ayah; D3 ibu

Tinggal sendiri di

rumah 41 Surface Strategy

97

perempuan V KKNI teratur S1

Tinggal bersama Nenek

dan kakak 44 Surface Strategy

98 perempuan V KKNI tidak teratur S1 ayah; D3 ibu Kost 51 Deep Strategy

99 perempuan V KKNI teratur S2 Kost 47 Surface Strategy

100

perempuan V KKNI tidak teratur SMA

tinggal bersama

Orangtua 39 Surface Strategy

101

perempuan V KKNI tidak teratur D3

tinggal bersama

Orangtua 45 Surface Strategy

102 Laki- laki V KKNI tidak teratur SMA Kost 49 Surface Strategy

103

perempuan V KKNI teratur S1

tinggal bersama

Orangtua 50 Deep Strategy

104 perempuan V KKNI tidak teratur S2 ayah; S1 ibu Kost 46 Surface Strategy

105

perempuan V KKNI tidak teratur S2 ayah; S1 ibu

tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

106

Perempuan VII KBI Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

107 Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1 Kost 44 Surface Strategy

108 Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA Kost 31 Surface Strategy

109

Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 37 Surface Strategy

110

Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

111

Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 38 Surface Strategy

112 Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1 Kost 35 Surface Strategy

113

Perempuan VII KBI Tidak Teratur S2

Tinggal bersama

Orangtua 39 Surface Strategy

(38)

L-30 115

Laki- laki VII KBI Tidak Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 40 Surface Strategy

116

Laki- laki VII KBI Tidak teratur

SMA ayah;SMP ibu

Tinggal bersama

Orangtua 41 Surface Strategy

117 Laki- laki VII KBI Tidak Teratur SMA Kost 25 Surface Strategy

118

Laki- laki VII KBI Tidak Teratur S2 ayah; S1 ibu

Tinggal bersama

Orangtua 37 Surface Strategy

119

Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 38 Surface Strategy

120

Perempuan VII KBI Teratur S1 ayah; S2 ibu

Tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

121

Perempuan VII KBI Tidak Teratur

SMA ayah; D3 ibu

Tinggal bersama

Orangtua 35 Surface Strategy

122

Perempuan VII KBI Teratur S2 ayah; S1 ibu

Tinggal bersama

Orangtua 40 Surface Strategy

123

Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 35 Surface Strategy

124

Perempuan VII KBI Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 45 Surface Strategy

125

Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 38 Surface Strategy

126

Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 41 Surface Strategy

127 Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA Kost 37 Surface Strategy

Orangtua 45 Surface Strategy

132

Perempuan VII KBI Teratur S1

Tinggal bersama

(39)

L-31

Orangtua 45 Surface Strategy

136

Perempuan VII KBI Tidak Teratur

SD ayah;SMA

Orangtua 42 Surface Strategy

138

Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

139

Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 34 Surface Strategy

140

Laki- laki VII KBI Tidak Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 30 Surface Strategy

141

Perempuan VII KBI Tidak Teratur

S1 ayah; SMA ibu

Tinggal bersama

Orangtua 47 Surface Strategy

142 Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1 Kost 41 Surface Strategy

143

Perempuan VII KBI Tidak Teratur

SD ayah; SMP

ibu Kost 46 Surface Strategy

144

Perempuan VII KBI Tidak Teratur

SMA ayah;SMK ibu

Tinggal bersama

Orangtua 41 Surface Strategy

145

Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

146 Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA Kost 34 Surface Strategy

147

Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 40 Surface Strategy

148 Perempuan VII KBI Tidak Teratur S2 Kost 37 Surface Strategy

149 Laki- laki VII KBI Teratur S2 ayah; S1 ibu Kost 41 Surface Strategy

150

Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 33 Surface Strategy

(40)

L-32 152

Perempuan VII KBI Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 43 Surface Strategy

153

Perempuan VII KBI Tidak Teratur

S1 ayah; SMA ibu

Tinggal bersama

Orangtua 39 Surface Strategy

154

Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 42 Surface Strategy

155 Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA Kost 42 Surface Strategy

156

Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 48 Surface Strategy

157

Perempuan VII KBI Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 35 Surface Strategy

158

Perempuan VII KBI Tidak Teratur

SMA ayah;SMP

Orangtua 41 Surface Strategy

164

Perempuan VII KBI Teratur S1

Tinggal bersama

Orangtua 47 Surface Strategy

165

Laki- laki VII KBI Tidak Teratur

SMA ayah; S1

ibu Kost 30 Surface Strategy

166

Perempuan VII KBI Tidak Teratur

SMA ayah;SMP ibu

Tinggal bersama

Orangtua 39 Surface Strategy

167

Perempuan VII KBI Tidak Teratur SMA

Tinggal bersama

Orangtua 41 Surface Strategy

168 Perempuan VII KBI Teratur SMA Kost 44 Surface Strategy

169 Perempuan VII KBI Tidak Teratur S1 Kost 35 Surface Strategy

(41)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar, apa yang

sedang terjadi dalam diri individu yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung

hanya dengan mengamatinya, bahkan hasil belajarnya tidak langsung kelihatan tanpa individu

itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar.

Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, namun tidak sembarang berada ditengah-

tengah lingkungan, menjamin adanya proses belajar, individu harus aktif, melibatkan diri

dengan segala pemikiran, kemauan dan perasaannya, supaya terjadi proses belajar. Dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktvitas mental/ psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam

pengetahuan- pemahaman, keterampilan dan nilai- sikap(Winkel, 1987). Sedangkan proses

belajar adalah suatu aktivitas psikis/ mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan- pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap.

Proses belajar yang ditempuh di perguruan tinggi, tentu berbeda dengan jenjang

pendidikan sebelumnya, karena materi belajar yang diberikan pada mahasiswa lebih luas dan

kompleks dibandingkan materi belajar yang diberikan di pendidikan sebelumnya. Gie (1979)

mengatakan cara belajar yang baik sangat mendukung seseorang untuk berhasil dalam studinya.

Di perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk mandiri dan aktif baik secara perilaku

maupun cara belajar. Mahasiswa harus mencari dan membaca buku referensi dari materi yang

diajarkan, selain itu mahasiswa pun diberikan tugas- tugas yang dapat dikerjakan secara

(42)

2

Universitas Kristen Maranatha Untuk meningkatkan kompetensi dan keaktifan pada mahasiswa, pemerintah telah

menerbitkan Perpres No. 08 tahun 2012 tentang kurikulum perguruan tinggi berbasis KKNI

( Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan lampirannya menjadi acuan dalam penyusunan

capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang pendidikan secara nasional. Kurikulum

perguruan tinggi merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi yang dapat menyandingkan,

menyetarakan, dan mengintegrasikan capaian pembelajaran dari jalur pendidikan nonformal,

pendidikan informal, dan/atau pengalaman kerja ke dalam jenis dan jenjang pendidikan tinggi.

Kurikulum yang pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi, diubah menjadi

mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes). Dengan adanya Kurikulum

perguruan tinggi ini diharapkan akan mengubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak lagi

semata ijazah tapi dengan melihat pada kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional

sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non formal,

atau in formal) yang akuntanbel dan transparan.

Dalam menerapkan kurikulum tersebut, perguruan tinggi mempunyai fungsi dan tugas

yaitu setiap program studi wajib menyusun deskripsi capaian pembelajaran yang mengacu pada

standar perguruan tinggi. Setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan

mengevaluasi pelaksanaan kurikulum yang mengacu pada kualifikasi yang sudah disepakati

oleh pemerintah , dan setiap program studi wajib mengembangkan sistem penjaminan mutu

internal untuk memastikan terpenuhinya capaian pembelajaran program studi.

Pelaksanaan Kurikulum perguruan tinggi ini dapat dilakukan melalui delapan tahapan.

Adapun kedelapan tahapan yang dimaksud adalah penetapan profil kelulusan, merumuskan

learning outcomes, merumuskan kompetensi bahan kajian, pemetaan learning outcomes,

pengemasan matakuliah, penyusunan kerangka kurikulum, penyusunan rencana

(43)

3

Universitas Kristen Maranatha Tahun 2013 Tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan

Tinggi).

Fakultas Psikologi di Universitas “X” Bandung telah menerapkan sistem kurikulum

perguruan tinggi berbasis KKNI sejak tahun akademik 2013/2014. Dalam hal ini, Fakultas

memiliki empat kompetensi yang dicanangkan kepada mahasiswa, yaitu kompetensi dalam

menganalisis perilaku, kompetensi dalam melakukan assessment, kompetensi dalam

melakukan intervensi, dan kompetensi dalam melakukan penelitian. Adapun tahapan

pelaksanaan kurikulum perguruan tinggi di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung

dimulai darimahasiswa mengontrak mata kuliah dalam bentuk paket yang sudah ditentukan

untuk setiap semesternya, tidak bergantung pada pencapaian IP/ IPK. Setiap mata kuliah

disusun dalam modul- modul yang sudah dirancang untuk kemudahan mahasiswa memelajari

mata kuliah dan memeroleh kompetensi yang sudah ditentukan. Kegiatan belajar mahasiswa di

kelas dilakukan secara aktif melalui aktivitas diskusi ataupun kerja kelompok, dan presentasi

baik dalam kelompok kecil maupun kelas. Kegiatan di atas dilakukan karena standar nilai yang

ditetapkan dalam kurikulum perguruan tinggi tersebut minimal B, sehingga mahasiswa

berusaha untuk aktif didalam kelas untuk memahami materi yang diberikan.

(https://www.maranatha.edu/prodi/psikologi/). Sistem kurikulum perguruan tinggi di

Universitas “X” berfokus pada student learning yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada

siswa (learner centered) selaku peserta didik. Diharapkan model pembelajaran tersebut dapat

mendorong mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan

perilaku.

Paralel dengan penerapan kurikulum perguruan tinggi berbasis KKNI, fakultas ini juga

masih memberlakukan sistem pendidikan kurikulum 2008 atau yang sering disebut sebagai

Kurikulum Berbasis Isi (KBI). Adapun kebijakan menerapkan dua kurikulum secara parallel

(44)

4

Universitas Kristen Maranatha dalam jumlah yang cukup banyak sehingga fakultas tetap memberi kesempatan kepada

mahasiswa beberapa angkatan itu untuk menyelesaikan pendidikan S1-nya.

Sistem kurikulum KBI meletakkan kurikulum sebagai aspek input, padahal

sesungguhnya kurikulum mempunyai peran kompleks di dalam proses pendidikan. Tercakup

kedalam pengertian ini adalah jarangnya dipertimbangkan apakan lulusan yang dihasilkan suatu

program studi relevan dengan kebutuhan masyarakat atau tidak. Kurikulum KBI menerapkan

metode pembelajaran teacher centered learning, yaitu menitikberatkan pada upaya mentransfer

pengetahuan dosen kepada mahasiswa. Proses pembelajaran KBI biasanya memanfaatkan satu

metode pembelajaran yaitu dengan metode ceramah; selain itu standar nilai yang ditetapkan

oleh kurikulum ini adalah C. Ini artinya mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan minimal

sesuai dengan sasaran kurikulum agar biasa lulus pada suatu mata kuliah. Pada KBI, lebih

banyak menekankan pada hardskill (bukansoftkill) (Panduan Pengembangan dan Penyusunan

Kurikulum Pendidikan Tinggi, Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi,dan Pendidikan

Berbasis Capaian, 2012). Sistem student center maupun teacher center akan memengaruhi

motif dan strategi belajar yang digunakan oleh mahasiswa. Motif dan strategi merupakan bagian

dari teori learning approach.

Learning approach atau pendekatan belajar memiliki dua pengertian. Learning

approach merujuk pada suatu proses yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar, yang

pada awalnya dikemukakan oleh Marton & Saljo,dalam Biggs, 1987. Learning approach juga

merujuk pada predisposisi untuk menggunakan proses khusus didalam kegiatan belajar (Biggs,

1987a).

Ada dua jenis learning approach, yaitu deep approach dan surface approach (Biggs,

1993). Deep approach adalah pendekatan belajar yang mengacu pada ketertarikan mahasiswa

untuk memahami materi yang dipelajari dan mencari hal- hal yang mendasari prinsip dari suatu

(45)

5

Universitas Kristen Maranatha Sedangkan surface approach merupakan pendekatan belajar yang hanya berfokus pada hafalan

dan mahasiswa belajar hanya untuk lulus dengan usaha yang minimal.

Bertolak dari paparan di atas mengenai learning approach, baik deep approach maupun

surface approac htersusun atas dua dimensi yaitu motif dan strategi. Ini sekaligus menunjukkan

bahwa motif dan strategi merupakan kunci dari learning approach. Penelitian ini tidak

bermaksud membedakan pendekatan belajar yang digunakan oleh kedua kelompok mahasiswa

yang mengikuti kurikulum berbeda ini, melainkan bermaksud membedakan motif dan strategi

belajar pada kedua kelompok mahasiswabersangkutan.

Motif merupakan alasan atau tujuan mahasiswa untuk belajar, sedangkan strategi

merujuk pada metode yang digunakan mahasiswa dalam memelajari materi (Biggs,

1993).Marton & Saljo menekankan bahwa motif dan strategi belajar yang digunakan

mahasiswa sangat penting untuk menentukan pendekatan belajar yang digunakan

Motif cenderung menentukan strategi, apa yang mahasiswa ingin tentukan (motif) maka

itulah yang akan mahasiswa lakukan (strategi). Motif dan strategi cenderung selaras, bersama-

sama membentuk sebuah pendekatan untuk belajar (Biggs 1985; Marton& Saljo 1976).

Motif adalah kebutuhan mahasiswa yang didapatnya dari belajar. Ada berbagai alasan

mengapa mahasiswa menggunakan satu pendekatan dalam memelajari suatu mata kuliah,

alasan tersebut bisa berasal dari motif yang dapat muncul dari dalam maupun luar diri. Motif

yang berasal dari dalam diri yaitu berupa komitmen pribadi untuk memelajari materi mata

kuliah, adanya ketertarikan pada tugas- tugas akademik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

pada suatu materi atau tugas- tugas akademik dan memiliki motivasi untuk beprestasi terutama

pada bidang akademik. Sedangkan motif yang berasal dari luar diri yaitu mahasiswa

menginginkan nilai yang diperolehnya minimal mencapai standar yang telah ditentukan oleh

kurikulum, lebih mementingkan hasil akhir dibandingkan proses, dan seringkali merasa cemas

(46)

6

Universitas Kristen Maranatha prestasinya. Motif mahasiswa dengan kurikulum perguruan tinggi dan KBI dapat berbeda-

beda, hal tersebut tergantung pada penghayatan mahasiswa terhadap tujuan yang telah

ditetapkan pada suatu mata kuliah.

Strategi adalah cara mahasiswa untuk mencapai kebutuhannya dari belajar. Sama halnya

dengan motif, strategi yang ditetapkan oleh mahasiswa dengan kurikulum perguruan tinggi dan

KBI dapat berbeda- beda seperti membuat jadwal belajar khusus diluar proses pembelajaran

dikelas, memelajari materi yang akan diberikan oleh dosen, bersikap aktif dan kritis dalam

proses pembelajaran, sehingga dapat mengevaluasi materi yang didapatkan, dan

menghubungkan pengetahuan yang didapat dengan pengetahuan sebelumnya. Selain itu

terdapat pula strategi belajar yang dapat diterapkan mahasiswa yaitu rote learning yang artinya

menghafal secara berulang- ulang tapi hanya poin- poin tertentu saja tanpa mengetahui makna

dari materi tersebut, hanya memelajari materi yang diberikan dikelas, dan mahasiswa

cenderung bersikap secara tidak mandiri karena hanya tergantung pada materi yang diberikan

dikelas.

Mahasiswa yang akan menjadi responden adalah mahasiswa kurikulum perguruan

tinggi angkatan 2013 dan mahasiswa KBI angkatan 2012, dikarenakan metode pembelajaran

yang diterapkan oleh kedua kurikulum tersebut berbeda. Kurikulum perguruan tinggi lebih

berpusat pada student centered yang diharapkan akan mengarahkan mahasiswa untuk memiliki

motif dan strategi yang deep dibandingkan dengan KBI yang lebih berpusat dengan teacher

centered yang akan lebih mengarahkan mahasiswa memiliki motif dan strategi yang surface.

Namun berdasarkan hasil wawancara pada lima orang mahasiswa kurikulum perguruan tinggi

, dengan sistem student centered yang diterapkan di kelas, mahasiswa cenderung mengerjakan

tugas agar memeroleh nilai, dikarenakan sebagian besar penilaian mahasiswa didapatkan dari

(47)

7

Universitas Kristen Maranatha Peneliti ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan dimensi learning

approach yaitu motif dan strategi belajar, karena peneliti menduga tuntutan pembelajaran yang

terjadi di sistem kurikulum perguruan tinggi dan KBI terdapat perbedaan dalam mengarahkan

motif dan strategi belajar pada mahasiswa, maka peneliti ingin menelusuri lebih lanjut.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti motif dan strategi

belajarpada mahasiswa Kurikulum perguruan tinggi angkatan 2013 dan mahasiswaKBI

angkatan 2012.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, peneliti tertarik

untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motif dan strategi belajar antara mahasiswa

angkatan 2013 dengan kurikulum perguruan tinggi berbasis KKNI dan mahasiswa KBI

angkatan 2012di fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif dan strategi belajar pada

mahasiswa kurikulum perguruan tinggi berbasis KKNI angkatan 2013 dan KBI angkatan 2012 di fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.

1.3.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan motif dan strategi

belajaryang digunakan oleh mahasiswa kurikulum perguruan tinggi berbasis KKNIangkatan

(48)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoretis

1) Sebagai bahan rujukan untuk peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai learning approach

2) Memberikan informasi tambahan mengenai learning approach pada bidang psikologi

pendidikan

1.4.2. Kegunaan Praktis

1) Untuk memberikan informasi pada tim dosen setiap mata kuliah mengenaimotif dan

strategi belajaryang digunakan oleh mahasiswa, untuk mengembangkan dan

mempertahankan motif dan strategi belajar mahasiswa dengan memberikan metode

pembelajaran yang tepat.

2) Memberikan informasi kepada Fakultas mengenai kebijakan berubahnya kurikulum

KBI menjadi kurikulum perguruan tinggi berbasis KKNI dalam hubungannya dengan

motif dan strategi belajar yang digunakan oleh mahasiswa.

3) Memberikan informasi pada mahasiswa kurikulum perguruan tinggi berbasis KKNI dan KBI di Fakultas Psikologi Universitas “X” kota Bandung tentang motif dan strategi

belajar dan kegunaannya dalam proses pembelajaran, supaya dapat menjadi bahan

refleksi.

1.5. Kerangka pikir

Fakultas Psikologi di Universitas “X’ di Bandung menerapkan kurikulum perguruan

tinggi berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) sejak tahun akademik

2013/2014. Kurikulum ini mengharuskan mahasiswa mengontrak mata kuliah dengan sistem

paket yang sudah ditetapkan oleh fakultas untuk setiap semester yang akan berjalan. Dengan

(49)

9

Universitas Kristen Maranatha penentu jumlah SKS yang dapat ditempuhnya. Setiap mata kuliah sudah disusun ke dalam

modul- modul yang sudah disesuaikan oleh standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh

sistem kurikulum perguruan tinggi. Proses pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum ini

lebih menitikberatkan pada aktivitas mahasiswa didalam kelasnya, seperti kerjasama didalam

mengerjakan tugas kelompok, diskusi, tanya jawab pada saat persentasi, ataupun menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh dosen. Penilaian pada sistem kurikulum perguruan tinggi ini

lebih difokuskan kepada nilai keaktifan mahasiswa dalam kelas dan standar nilai yang

ditetapkan oleh kurikulum ini adalah B, sehingga mahasiswa berusaha untuk memeroleh

standar nilai tersebut. Sehingga pada proses pembelajaran kurikulum perguruan tinggi berbasis

KKNI ini lebih berpusat pada student centered yaitu proses pembelajaran yang lebih berpusat

pada mahasiswa (learner centered).

Bersamaan dengan penerapan kurikulum perguruan tinggi berbasis KKNI, Fakultas

Psikologi Universitas “X” juga masih menyelenggarakan perkuliahan dengan sistem

pendidikan Kurikulum 2008 atau yang biasa disebut sebagai Kurikulum Berbasis Isi (KBI),

Sistem kurikulum KBI meletakkan kurikulum sebagai aspek input, padahal kurikulum

memunyai peran yang kompleks dalam proses pendidikan. Dalam hal ini jarang

dipertimbangkan apakan lulusan yang dihasilkan relevan dengan kebutuhan masyarakat atau

tidak. Proses pembelajaran pada sistem KBI ini pun biasanya menggunakan satu metode

pembelajaran dalam bentuk ceramah, dimana dosen lebih banyak menjelaskan materi dan

seringkali dosen pun memberikan tugas individu maupun kelompok, karena pada dasarnya pada

proses pembelajaran KBI ini lebih dititikberatkan pada bagaimana penyampaian materi yang

dilakukan oleh dosen. Standar nilai yang ditetapkan oleh sistem KBI ini adalah C, artinya

dengan nilai C mahasiswa sudah dapat dinyatakan tuntas pada satu mata kuliah yang

ditempuhnya. Nilai C mengisyaratkan bahwa mahasiswa cukup mengantongi kemampuan

(50)

10

Universitas Kristen Maranatha Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan

Pendidikan Berbasis Capaian (PBC), 2012). Selain itu, KBI lebih berorientasi pada penerapan

metode pembelajaran teacher centered learning, dengan menitikberatkan pada pentransferan

pengetahuan yang dimiliki oleh dosen kepada mahasiswa.

Menurut Winkel (1987) belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan

dari luar, apa yang sedang terjadi dalam diri individu yang sedang belajar, tidak dapat diketahui

secara langsung melainkan hanya dengan mengamatinya, bahkan hasil belajarnya tidak

langsung terlihat tanpa individu itu melakukan sesuatu untuk menampakkan kemampuan yang

telah diperoleh melalui belajar. Mahasiswa dikatakan belajar apabila dirinya dapat mengolah

informasi yang didapatkan dan pengolahannya tersebut dapat melalui beberapa cara pendekatan

belajar (learning approach) Menurut Heuristic Model of Learning dari Entwistle, pendekatan

belajar (learning approach) dianggap memengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Menurut Biggs (1987), keberhasilan mahasiswa dalam menjalani perkuliahan

tergantung pada bagaimana mahasiswa ini melakukan pendekatan belajar terhadap materi

perkuliahan (learning approach). Learning approach atau pendekatan belajar memiliki dua

jenis pengertian. Learning approach merujuk pada suatu proses yang digunakan untuk

mendapatkan hasil belajar, yang pada awalnya dikemukakan oleh Marton & Saljo, dalam Biggs,

198. Learning approach juga merujuk pada predisposisi untuk menggunakan proses khusus

didalam kegiatan belajar (Biggs, 1987a).

Ada dua jenis learning approach, yaitu deep approach dan surface approach. Menurut

Schmeck (1983), mahasiswa dengan gaya belajar deep approach memiliki rasa ketertarikan dan

kepuasan pribadi untuk memelajari tugas- tugas akademik, berusaha untuk mencari makna yang

mendasari suatu prinsip dari setiap materi ataupun tugas- tugas akademik, mengevaluasi

pengetahuan yang didapat secara kritis, mengintegrasikan aspek atau bagian dari tugas menjadi

(51)

11

Universitas Kristen Maranatha didapat sebelumnya dan mencoba untuk membentuk suatu simpulan dari materi yang

didapatkan. Apabila menurut Biggs & Das (1973) mahasiswa yang menggunakan gaya belajar

deep approach akan berpikir secara divergen yaitu pemikiran yang meliputi kemampuan

berpikir kreatif dan keluwesan dalam berpikir, memiliki kinerja yang baik dan memiliki

kemampuan untuk mencari makna.

Sedangkan mahasiswa yang menerapkan gaya belajar surface approach, menurut

Schmenk (1983), akan melihat suatu tugas hanya sebagai tuntutan yang harus dipenuhi, melihat

suatu materi atau tugas sebagai hal yang tidak berhubungan satu sama lain dengan materi atau

tugas sebelumnya, belajar hanya untuk lulus dengan usaha seminimal mungkin, merasa

khawatir ataupun cemas akan kegagalan terhadap suatu tugas, metode yang digunakan hanya

menghafal berdasarkan materi yang diberikan dikelas dan hanya mengingat poin- poin tertentu

pada suatu materi sehingga tidak dapat mengintegrasikan materi secara detail. Apabila menurut

Biggs & Das (1973), mahasiswa cenderung menghindari untuk mencari makna dari suatu teori

dan hanya menggunakan metode menghafal.

Bertolak dari paparan di atas mengenai learning approach, deep approach dan surface

approach tersusun atas dua dimensi yaitu motif dan strategi. Ini artinya motif dan strategi

merupakan kunci dari learning approach. Penelitian ini tidak membedakan pendekatan belajar

yang digunakan oleh kedua kelompok mahasiswa tetapi penelitian ini bermaksud untuk

membedakan motif dan strategi belajar pada kedua kelompok mahasiswa.

Motif merupakan alasan atau tujuan mahasiswa untuk belajar, dan motif merupakan

keadaan dalam diri yang mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar

mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Motif belajar dapat berasal dari dalam diri maupun

dari luar diri mahasiswa. Sedangkan strategi merujuk pada metode yang digunakan mahasiswa

(52)

12

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa untuk terlibat pada suatu tugas- tugas akademik dan mengacu pada bagaimana

mahasiswa mengatur tugas- tugas akademiknya (Biggs, 1987a).

Motif cenderung menentukan strategi, apa yang mahasiswa ingin tentukan (motif), itu

yang akan mahasiswa lakukan (strategi). Motif dan strategi cenderung selaras, bersama- sama

membentuk sebuah pendekatan untuk belajar (Biggs 1985; Marton& Saljo 1976). Mahasiswa

memiliki kumpulan motif yang cukup stabil untuk melakukan proses pembelajaran dan setiap

kumpulan motif menentukan strategi yang digunakan untuk menangani berbagai tugas- tugas

akademik.

Mahasiswa dengan kurikulum perguruan tinggi dan KBI yang memiliki motif seperti

memiliki komitmen pribadi untuk memelajari materi mata kuliah, adanya ketertarikan pada

tugas- tugas akademik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada suatu materi atau tugas- tugas

akademik dan memiliki motivasi untuk beprestasi terutama pada bidang akademik, akan

menetapkan strategi belajar seperti membuat jadwal belajar khusus diluar proses pembelajaran

dikelas, memelajari materi yang akan diberikan oleh dosen, bersikap aktif dan kritis dalam

proses pembelajaran, sehingga dapat mengevaluasi materi yang didapatkan, dan

menghubungkan pengetahuan yang didapat dengan pengetahuan sebelumnya.

Berbeda halnya jika mahasiswa dengan kurikulum perguruan tinggi dan KBI memiliki

motif seperti, menginginkan nilai minimal agar mencapai standar yang telah ditentukan oleh

kurikulum, lebih mementingkan hasil akhir dibandingkan proses, dan seringkali merasa cemas

atau kuatir dengan tugas- tugas akademik ataupun ujian yang sulit yang akan berdampak pada

prestasinya, akan menetapkan strategi seperti menerapkan rote learning yang artinya menghafal

secara berulang- ulang tapi hanya poin- poin tertentu saja tanpa mengetahui makna dari materi

tersebut, hanya memelajari materi yang diberikan di kelas, dan mahasiswa cenderung bersikap

(53)

13

Universitas Kristen Maranatha Secara lebih jelas kerangka pemikiran diatas dapat digambarkan dalam bagan dibawah

ini:

Bagan 1.5 bagan Kerangka Pikir Mahasiswa

Kurikulum Perguruan Tinggi

(54)

14

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi

1) Motif dan strategi yang diterapkan oleh mahasiswa kurikulum perguruan tinggi berbasis

KKNI dan KBI akan membentuk learning approach

2) Tuntutan akademik student centered learning mengarahkan mahasiswa kurikulum

perguruan tinggi untuk menerapkan motif dan strategi yang deep.

3) Tuntutan akademik teacher centered learning, mengarahkan mahasiswa KBI untuk

menerapkan motif dan strategi yang surface.

1.7. Hipotesis Penelitian

H0: Tidak terdapat perbedaan motif belajar antara mahasiswa dengan kurikulum perguruan

tinggi berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan mahasiswa dengan

Kurikulum Berbasis Isi (KBI).

H1: Terdapat perbedaan motif belajar antara mahasiswa dengan kurikulum perguruan

tinggi berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan mahasiswa dengan

Kurikulum Berbasis Isi (KBI).

H0: Tidak terdapat perbedaan strategi belajar antara mahasiswa dengan kurikulum

perguruan tinggi berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan

mahasiswa dengan Kurikulum Berbasis Isi (KBI).

H1: Terdapat perbedaan strategi belajar antara mahasiswa dengan kurikulum perguruan

tinggi berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan mahasiswa dengan

(55)

15

Universitas Kristen Maranatha BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Belajar

Belajar didefinisikan sebagai proses pengalaman yang mengakibatkan perubahan yang

relatif permanen dalam perilaku yang tidak dapat dijelaskan oleh keadaan sementara,

kematangan atau kecenderungan respon bawaan (Stephen B. Klein, 1991)

Menurut W.S Winkel (1987) belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat

disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar tidak

dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang tersebut, bahkan hasil belajar

orang itu tidak dapat langsung terlihat tanpa orang tersebut melakukan sesuatu yang

menampakkan kemampuan yang diperoleh melalui belajar. Belajar terjadi dalam interaksi

dengan lingkungan, misalnya saat bergaul dengan orang lain, saat memegang benda dan saat

menghadapi peristiwa, saat itulah manusia belajar. Namun tidak setiap berada di tengah- tengah

lingkungan menjamin adanya proses belajar. Orangnya harus aktif sendiri, melibatkan diri

dengan segala pemikiran, kemauan, dan perasaannya. Misalnya setiap guru mengetahui dari

pengalaman bahwa kehadiran siswa dalam kelas bukan berarti siswa sedang belajar, selama

siswa tidak melibatkan diri dia tidak akan belajar, agar terjadi belajar, dituntut orang melibatkan

diri; harus ada interaksi aktif.

Belajar menghasilkan perubahan; namun pernyataan ini tidak dapat dibalik, seolah- olah

perubahan pada manusia merupakan hasil dari suatu proses belajar, karena dapat pula terjadi

perubahan yang bukan akibat dari belajar, melainkan karena penyebab lain. Perubahan yang

disebutkan dibawah ini bukan kasus gejala belajar (dalam Winkel,1987).

 Perubahan akibat kelelahan fisik dimana perubahan hanya bersifat sementara, sesudah

(56)

16

Universitas Kristen Maranatha  Perubahan akibat menggunakan obat dimana perubahan bersifat sementara. Setelah efek

obat habis, tingkah laku akan kembali seperti biasa, kecuali bila terjadi kerusakan organ

tubuh.

 Perubahan akibat penyakit parah atau trauma fisik dimana perubahan semacam ini

biarpun mungkin permanen, tidak dapat dikatakan merupakan hasil dari proses belajar.

Ini bukan sesuatu yang diperoleh melalui interaksi aktif subjek dengan lingkungan

sebagaimana terjadi dalam belajar.

 Perubahan yang terjadi akibat pertumbuhan jasmani dimana perubahan semacam ini

terjadi dengan sendirinya, asalkan anak mendapatkan perawatan secukupnya biarpun

perubahan tersebut bersifat permanen. Dengan demilkian bahwa tidak semua perubahan

merupakan akibat langsung dari usaha belajar.

2.2. Learning Approach

2.2.1. Pengertian Learning Approach

Sederhananya, kontrak ini dibagi menjadi dua pertanyaan, kemauan dan keterampilan

(Pintrich & DeGroot 1990) :

 Apa yang saya inginkan dari ini? Apa motif- motif saya?

 Bagaimana cara saya untuk dapat mencapai hal tersebut? Apa yang akan menjadi

strategi- strategi saya untuk mencapai apa yang saya inginkan?

Motif cenderung menetukan strategi; apa yang ingin saya tentukan (motif) itu yang akan

Lakukan (strategi). Motif dan strategi cenderung selaras, bersama- sama membentuk sebuah

pendekatan untuk belajar (Biggs, 1985; Marton & Saljo 1976). Pendekatan belajar berasal dari

kebutuhan untuk menangani modul pembelajaran, mereka menggambarkan cara khas dimana

metakognisi mahasiswa berhubungan dengan situasi pembelajaran.

Gambar

Tabel 4.6 Tabulasi silang antara Jenis kelamin mahasiswa KKNI dan KBI dengan total motif
Tabel 4.8 tabulasi silang antara jadwal belajar mahasiswa KKNI dan KBI dengan total motif
Tabel 4.10 tabulasi silang antara status tinggal mahasiswa KKNI dan KBI dengan total motif
Tabel 2.2. Motif dan strategi dalam learning approach
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara pemenuhan motif diversi mahasiswa FISIP USU melalui tayangan infotainment

Terdapat pengaruh keyakinan akan kemampuan untuk bertahan saat menghadapi rintangan terhadap motif berprestasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas “X”

Kesimpulan dari penelitian ini adalah : (1) Terdapat perbedaan pengaruh antara strategi snowball throwing dan strategi the power of two terhadap hasil belajar siswa IPA kelas

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara mahasiswa yang berasal dari IPA dengan mahasiswa yang berasal

Kriteria yang terdapat dalam Academic Adjustment yaitu Succsesful Performance, dilihat dari nilai optimal yang diperoleh mahasiswa angkatan 2015 dengan KKNI di

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah 1) Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar mahasiswa antara yang menerapkan strategi kognitif multipurpose: rehearsal, imagery

Berdasarkan hasil uji statistic T-Test baik pada kelompok mahasiswa maupun dosen, maka H0 diterima, yaitu tidak ada perbedaan signifikan antara ekspektasi kinerja

Terdapat empat motif yang didapat dari penelitian ini, diantaranya adalah (1) Motif untuk menemukan informasi, mahasiswa Ilmu komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya