HUBUNGAN LAMA LATIHAN AEROBIK MENGGUNAKAN
PERMAINAN DANCE DANCE REVOLUTION (DDR)
TERHADAP NILAI VO2 MAKS PADA KOMUNITAS DDR DI
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM
MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS TERAPAN FISIOTERAPI
Disusun Oleh :
DANAR PARAMUDITA J110100061
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
iii
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Danar Paramudita
NIM : J110100061
Fakuktas/Jurusan : FIK/Diploma IV Fisioterapi
Jenis Penelitian : Skripsi
Judul : Hubungan Lama Latihan Aerobik Menggunakan
Permainan Dance Dance Revolution (DDR)
Terhadap Nilai VO2 maks Pada Komunitas DDR di
Surakarta.
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan / pengalih formatkan.
3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya
serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.
4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, 21 Juli 2014
Yang Menyatakan
iv
HUBUNGAN LAMA LATIHAN AEROBIK MENGGUNAKAN PERMAINAN DANCE DANCE REVOLUTION (DDR) TERHADAP NILAI
VO2 MAKS PADA KOMUNITAS DDR DI SURAKARTA
DANAR PARAMUDITA
Program Studi Diploma IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Surakarta E-mail: danarparamudita@yahoo.com
ABSTRAK
Latar Belakang: Model latihan aerobik salah satunya adalah aerobic dancing.
Konami DigitalEntertainment Co, Ltd pada tahun 1998 menciptakan latihan fisik ke dalam video game yang disebut Dance Dance Revolution (DDR). Latihan aerobik menggunakan DDR akan melibatkan berbagai organ tubuh yaitu jantung, peredaran darah, dan pernapasan. Kapasitas vital paru sangat berpengaruh pada kesegaran jasmani seseorang. Salah satu cara menilai kebugaran seseorang adalah dengan mengukur VO2 maks.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan lama latihan aerobik menggunakan permainan Dance Dance Revolution (DDR) terhadap nilai VO2 maks pada komunitas DDR di Surakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan observasional dengan pendekatan
Cross Sectional. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada komunitas DDR di Surakarta sebanyak 60 orang. Design penelitian ini dengan Point Time Approach
dimana subyek penelitian diobservasi sekali dan pengukuran dilakukan menggunakan Cooper Test. Analisa data yang digunakan pada penilitian ini adalah uji korelasi Pearson-Product Momment.
Hasil Penelitian: Pengukuran nilai VO2 maks menggunakan Cooper Test pada komunitas DDR di Surakarta didapatkan hasil yang signifikan. Hasil uji Korelasi antara lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR terhadap nilai VO2 maks diperoleh sig. (2-tailed) 0,000 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,720, sehingga disimpulkan ada hubungan kuat lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR terhadap nilai VO2 maks pada komunitas DDR di Surakarta.
Kesimpulan: Lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR terhadap nilai VO2 maks pada komunitas DDR di Surakarta terdapat adanya hubungan yang kuat dan signifikan.
1
PENDAHULUAN
Olahraga telah menjadi salah satu gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang dalam berolahraga
bermacam-macam, ada yang bertujuan untuk sekedar mengisi waktu luang, rekreasi,
kesehatan, kebugaran (Giriwijoyo, 2012). Menurut World Health Organization
(WHO) pada faktor-faktor risiko, menyatakan bahwa gaya hidup duduk
terus-menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di
dunia. Pada tahun 2010 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melaporkan
bahwa 82% dari siswa SMA tidak aktif secara fisik untuk melakukan aktifitas
fisik 60 menit per hari dan persentase siswa yang menghadiri kelas pendidikan
jasmani harian hanya 33%.
Aktifitas fisik ada berbagai macam bentuk, salah satunya latihan aerobik.
Contoh latihan aerobik adalah lari, jalan, aerobic dancing, bersepeda, renang, dan
treadmill (Sukmaningtyas, 2004). Interactive Video Dance Games (IVDGs)
menyediakan banyak pilihan untuk berpartisipasi dalam latihan fisik. Dance
Dance Revolution, lebih dikenal sebagai DDR adalah salah satu game pertama
yang menggabungkan latihan fisik ke dalam video game.
Latihan aerobik menggunakan DDR melibatkan kemampuan organ tubuh
seperti, jantung, peredaran darah, dan paru. Pada paru-paru akan berperan
kapasitas vital paru. Kapasitas vital paru berperan dalam menentukan nilai
kebugaran jasmani seseorang. Penilaian kebugaran jasmani seseorang dapat
dilihat melalui pengukuran nilai VO2 maks. Semakin lama melakukan latihan
aerobik dampa progresifitas nilai VO2 maks juga akan meningkat (Guyton, 2006).
Melihat latar belakang tersebut peneliti mengambil judul hubungan lama
latihan aerobik menggunakan permainan dance dance revolution (DDR) terhadap
nilai VO2 maks pada komunitas DDR di Surakarta.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama latihan aerobik
menggunakan permainan dance dance revolution (DDR) terhadap nilai VO2 maks
2
KERANGKA TEORI A. Latihan Aerobik
Latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan sistem kerja dengan
menggunakan oksigen sebagai kerja utama (Ashadi, 2008). Latihan aerobik
juga disebut latihan daya tahan. Untuk kegiatan aerobik, perlu setidaknya tiga
menit dalam durasi. Aktivitas aerobik merupakan aktivitas yang bergantung
terhadap ketersediaan oksigen untuk membantu proses pembakaran sumber
energi (Giriwijoyo, 2012).
Manfaat latihan aerobik menurut Junusul Hairy tahun 1989 : terjadi
perubahan kardiorespirasi, terjadi perubahan daya tahan otot, meningkatkan
kandungan myoglobin, meningkatkan oksidasi karbohidrat dan lemak,
menurunkan presentase lemak tubuh dan meningkatkan massa tubuh tanpa
lemak, dan menurunkan tekanan darah.
B. Dance Dance Revolution (DDR)
DDR adalah sebuah permainan dimana pemain berdiri di atas tikar yang
luas dan dikelilingi oleh lima anak panah yang berwarna. Sebuah layar di
depan pemain akan mengedipkan panah yang diiringi oleh lagu-lagu
kesukaan pemain. Pemain harus menyentuh panah yang berada di tikar
bersama dengan panah yang bergerak di layar (Curry, 2010).
Aliran DDR ada dua speed dan freestyle: aliran speed pemain harus
bermain dengan cepat mengikuti gerak panah yang cepat dan aliran freestyle
pemain bermain dengan mengikuti gerak panah yang lambat dengan diikuti
gerakan menari (Chiang, 2007).
C. VO2 Maks
VO2 maks adalah kapasitas atau kemampuan tubuh untuk menghirup,
mengangkut, mengedarkan, membagikan dan menggunakan oksigen secara
maksimal yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan
yang intensif (Carolyn, 2007). Faktor yg mempengaruhi nilai VO2 maks
adalah umur, jenis kelamin, suhu, dan keadaan latihan (Giriwijoyo, 2012).
Pengukuran VO2 maks dapat dilakukan berbagai cara misalnya,
3
dilapangan bisa dilakukan Cooper Test atau lari 12 menit. Pengukurannya
adalah Setiap orang diminta berlari selama 12 menit sesuai kemampuannya
(jika tidak mampu berlari dibolehkan berjalan) pada lintasan. Setelah itu
pemeriksa mencatat jarak tempuh yang dilalui pasien dalam satuan meter,
baru kemudian menghitung nilai VO2 maks dengan cara melihat tabel
(Giriwijoyo, 2012).
D. Hubungan Lama Latihan Aerobik Terhadap Nilai VO2 maks
Ketika melakukan latihan aerobik menggunakan DDR akan terjadi
proses mekanisme olah daya oksidatif menggunakan ATP melalui siklus
Krebs. Pada saat itu akan terjadi perubahan energi dan asupan oksigen yang
dibutuhkan oleh tubuh (Giriwijoyo, 2012). Proses tersebut akan
mengakibatkan terjadinya perubahan kardiorespirasi. Ketika terjadi
perubahan pda kardiorespirasi akan mempengaruhi kapasitas vital paru.
Dimana kapasitas vital paru merupakan patokan untuk mengetahui kebugaran
seseorang. Untuk mengetahui kebugaran seseorang kita dapat mengukur nilai
VO2 maks seseorang (Carolyn, 2007).
Takaran latihan aerobik yang dapat dilaksanakan yaitu meliputi
frekuensi 3-5 kali/minggu selama 20-60 menit/latihan, secara umum
intensitas 65%-75% dari detak jantung maksimal sesuai dengan kondisi dan
tingkat keterlatihan (Djoko Pekik, 2004). Dampak progresif lama latihan
DDR akan meningkat selama 7 – 13 minggu, program latihan meningkatan
nilai VO2 maks sebesar 10%. Hal ini terjadi karena proses reaksi aerob yang
berulang dan secara teratur (Guyton, 2006).
METODE
Penelitian yang dilaksanakan bulan Mei sampai Juni 2014 di lapangan sepak
bola UMS terhadap 60 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.
Jenis penelitian dilakukan adalah penelitian Observasional dengan pendekatan
Cross-Sectional. Desain penelitian ini adalah Point Time Approach artinya
pengumpulan data dilakukan sekaligus pada satu kali pertemuan. Responden
melakukan Cooper Test, kemudian penelitian melihat kategori nilai VO2 maks
4
responden. Hasil tersebut dicatat sebagai data yang akan diuji dengan uji
normalitas data menggunakan Kolmogorov-smirnov dan uji statistik menggunakan
uji Korelasi Pearson-Product Momment.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sama antara
laki-laki dan wanita pada komunitas DDR di surakarta yaitu sebesar 50% laki-laki-laki-laki dan
50% perempuan. Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak pada
usia 13-19 tahun sebesar 70%. Karakteristik responden berdasarkan lama bermain
DDR paling banyak yang bermain selama lebih dari 13 minggu sebesar 65%.
Karakteristik responden berdasarkan intensitas bermain DDR dalam satu minggu
paling banyak dengan intesitas 3 kali seminggu sebesar 90%. Karakteristik
responden berdasarkan intensitas bermain DDR setiap sesi paling banyak selama
lebih dari 60 menit sebesar 43,3%. Karakteristik responden berdasarkan jenis
olahraga selain DDR paling banyak adalah renang sebesar 13,3% walaupun
61,6% responden tidak melakukan olah raga selain DDR. Karakteristik responden
berdasarkan intensitas olahraga selain DDR paling banyak adalah 1 kali dalam
seminggu 20% walaupun 61,6% responden tidak melakukan olahraga selain
DDR.
Hasil analisa data statistik uji normalitas menggunakan
Kolmogorov-smirnov adalah nilai Asymp.Sig. Hasil uji normalitas selengkapnya ditampilkan
pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Uji Normalitas
Kelompok Asymp.Sig. Keputusan Lama DDR 0,485 Data berdistribusi normal
Nilai VO2 maks 0,225 Data berdistribusi normal Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Hasil kelompok lama DDR sebesar 0,485 maka lebih besar dari 0,05
sehingga data berdistribusi normal. Nilai Asymp.Sig. pada kelompok Nilai VO2
maks sebesar 0,225 maka lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi normal.
Hasil analisa data statistik uji korelasi menggunakan uji korelasi
Pearson-Product Momment. Hasil uji korelasi selengkapnya ditampilkan pada tabel
5
Tabel 4.13 Uji Korelasi Pearson-Product Moment
Nilai VO2 maks
Lama DDR Pearson Correlation 0,720 Sig. (2-tailed) 0,000 Sumber: Data Primer yang diolah, 2014
Hasil uji korelasi menggunakan uji Korelasi Pearson-Product Momment
adalah Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 berarti kurang dari 0,05 maka Ho ditolak.
Hubungan lama DDR terhadap nilai VO2 maks termasuk pada tingkat hubungan
yang kuat karena dilihat dari nilai koefisien korelasi 0,720 termasuk dalam
hubungan kuat.
Berdasarkan karakteristik responden menurut jenis kelamin, jumlah laki-laki
dan perempuan yang bermain DDR di Surakarta sam. Tetapi jenis kelamin
merupakan faktor yang mempengaruhi nilai VO2 maks. Hasil penelitian Proctor et
al tahun 1998 dan Matthys tahun 2008, Perbedaan mendasar adalah laki-laki
mempunyai ukuran tubuh lebih besar. Faktor lain yang berpengaruh adalah kadar
Hb, sebagian perempuan mempunyai kadar Hb lebih rendah dibandingkan
laki-laki dan biasanya aktivitas fisik perempuan juga lebih rendah daripada laki-laki-laki-laki.
Menurut Armstrong tahun 2006 hal ini dipengaruhi adanya perbedaan hormonal
yang menyebabkan wanita memiliki konsentrasi hemoglobin lebih rendah dan
lemah tubuk lebih besar daripada laki-laki. Selain itu, wanita juga memiliki massa
otot lebih kecil daripada pria.
Berdasarkan karakteristik responden menurut usia, pada penelitian ini usia
13-19 tahun lebih banyak bermain DDR. Selain jenis kelamin usia juga faktor
yang mempengaruhi niali VO2 maks. Sesuai dengan bertambahnya umur atau
proses penuaan maka kapasitas difusi paru, ventilasi paru, ambilan oksigen
kapasitas vital dan semua parameter faal paru yang lain akan menurun (Suyono,
2001). Penurunan VO2 maks ini terjadi karena reduksi denyut jantung maksimal
dan isi sekuncup jantung maksimal yang dalam prosesnya mengalami penurunan
(Jackson A.S, 2009).
Keadaan latihan sangat berpengaruh dalam nilai VO2 maks. Nilai VO2 maks
akan meningkat ketika kita melakukan latihan sesuai dengan intensitas yang
6
aerobik adalah 65-80% dari denyut nadi maksimal sesuai umur yang dihitung dari
rumus 220 dikurangi umur yang bersangkutan dalam tahun. Keadaan latihan DDR
dalam meningkatkan VO2 maks bisa juga dipengaruhi oleh olahraga rutin selain
bermain DDR. Beberapa responden ada yang melakukan olahraga selain bermain
DDR tetapi 61,6% dari mereka tidak melakukan olahraga selain bermain DDR
secara rutin. Takaran aerobik menurut Djoko Pekik tahun 2004 bahwa latihan
aerobik meliputi frekuensi 3-5 kali/minggu selama 20-60 menit setiap latihan.
Tetapi, pada penelitian ini responden yang melakukan olahraga tidak memiliki
pengaruh dalam nilai VO2 maks keadaan takaran olahraga yang dilakukan tidak
memenuhi takaran latihan aerobik.
Hubungan lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR terhadap
nilai VO2 maks adalah Lama latihan aerobik menggunakan permainan DDR
sangat berpengaruh terhadap nilai VO2 maks. Dilihat dari responden yang
bermain DDR lebih dari 7 minggu sebesar 76,7% dan yang mempunyai nilai VO2
maks baik sebesar 53,4%. Sistem aerobik yang diproses menggunakan bahan
makanan dalam mitokondria akan mengubah ADP dan AMP menjadi ATP
melalui siklus Krebs (Guyton, 2006). Dari proses perubahan tersebut akan
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sistem tubuh salah satunya perubahan
kardiorespirasi. Perubahan yang terjadi pada kardiorespirasi berpengaruh pada
kapasitas vital paru. Kapasitas vital paru dapat kita ketahui dengan melihat
kebugaran jasmani seseorang dengan cara mengukur nilai VO2 maks (Giriwijoyo,
2012). Latihan aerobik akan mengembangkan konsumsi oksigen. Menurut
Willmore dan Costill (1994) mengatakan bahwa subyek yang belum terlatih, nilai
VO2 maks menunjukkan peningkatan sebesar 20% atau lebih setelah mengikuti
program latihan selama 6 bulan. Pada penelitian Guyton tahun 2006 menunjukkan
progesifitas peningkatan program latihan selama 7-13 minggu. Program latihan
tersebut menunjukkan adanya peningkatan VO2 maks sekitar 10%. Penelitian
Mejia tahun 2011 tentang efek DDR terhadap nilai VO2 maks mengalami
7
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan terhadap lama latihan
aerobik menggunakan permainan dance dance revolution (DDR) terhadap nilai
VO2 maks pada komunitas DDR di Surakarta.
Saran dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil penelitian yang
baik pada penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah
responden dan lebih memperdalam faktor yang mempengaruhi nilai VO2 maks
atau faktor yang berkaitan dengan permainan DDR misalnya: kelincahan.
DAFTAR PUSTAKA University of Indianapolis, Indianapolis, IN. 2004; 4.
Armstrong N. Aerobic Fitness of Children and Adolescent. Journal de Pediatria. 2006; 82 : 406.
Ashadi, Kunjung. 2008. Kepelatihan Cabang Senam Aerobik I. Surabaya: FIK Universitas Negeri Surabaya.
Carolyn, Kisner. 2007. Therapeutic Exercise. United Stated Of America: Davis Company
Chiang, Mona. Dance, Dance, Revolution. Science World; Nov 12-Nov 26, 2007; 64, 5/6; ProQuest Agriculture Journals pg. 27.
Curry, Andrew. Off the Couch. Diabetes Forecast; Oct 2010; 63, 10; ProQuest Agriculture Journals pg. 72
Djoko P.I. 2000. Panduan Latihan Kebugaran. Yogyakarta: Lukman Offset. Giriwijoyo, Santosa. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Guyton C. Arthur, 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Junusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan.
Kuntaraf. (1992). Olahraga Sumber Kesehatan, Indonesia Publishing House,Bandung : 105 & 178
Wilmore, H.J., and Costill, DL., (1994). Physiology of Sport And Exercise, USA: Human Kinetics, Champaign