• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Ne

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Ne"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS)

PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 1

SD NEGERI 02 KUNDURAN KECAMATAN KUNDURAN

KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PUBLIKASI ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

RUSDIYANTO A 510081013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS)

PADA BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 1

SD NEGERI 02 KUNDURAN KECAMATAN KUNDURAN

KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

RUSDIYANTO

A 510081013

Abstrak

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat memnyelaesaikan skripsi ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Membaca Permulaan melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) pada Bidang Studi Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 SD Negeri 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2010/2011.”Tujuan penelitian, mengetahui peningkatan ketrampilan membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD Negeri 02 Kunduran kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2010/2011 dengan menggunakan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS). Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi awal, nilai rerata keterampilan membaca siswa 49,87 dengan tingkat ketuntasan klasikal 0 %. Pada siklus I, nilai rerata keterampilan membaca siswa 61,07 dengan tingkat ketuntasan klasikal 41,67 %. Pada siklus II, nilai rerata siswa 70,83 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 87,50 %. Pada siklus III, nilai rerata keterampilan membaca 82,03 dengan tingkat ketuntasan klasikal 100 %. Dari keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa Kelas I SDN 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan menggunakan metode stuktural analitik sintatik. Setiap siklus selalu membawa dampak yang positif ke arah peningkatan perkembangan kemampuan membaca permulaan siswa Kelas I SDN 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun 2010/2011.

(4)

A. Pendahuluan

Membaca sebagai bahan pembela.jaran berbicara, dapat dilaksanakan

dengan cara bertumpu pada bahan bacaan sederhana, kemudian siswa diminta

untuk menceritakan kembali isi bacaan tersebut. Pada tahap awal, sebelum siswa

dapat membaca, hal itu dapat dilakukan oleh guru dan siswa, menyimak,

kemudian siswa disuruh untuk menyatakan kembali isi bacaan tersebut sesuai

dengan hasil penyimakan mereka. Agar dapat menumbuhkan keterampilan

berbahasa anak khusus keterampilan membaca diusia anak kelas I pada jenjang

pendidikan dasar diperlukan metode pembelajaran bahasa secara khusus. Salah

satu metode pembelajaran bahasa lndonesia yang dapat dikembangkan untuk

meningkatkan keterampilan membaca pada anak sekolah dasar adalah metode

SAS (Struktural Analitik Sintetik). Struktural bahasa terdiri atas kalimat. Analitik

berarti memisahkan, menceraikan, membagi, menguraikan, membongkar dan

lain-lain. Sintetik berarti menyatukan, menggabungkan, merangkai, menyusun. Setelah

kita mengenal struktur, mengenal bagian secara analitik, selanjutnya kita sintesis

untuk kembali mengenal struktur. Jadi usaha secara sintetik berarti kembali

mengenal bentuk struktur. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dalam

pembelajaran bahasan menekankan sekali hal-hal yang fungsional.

Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung

tercatat dari kegiatan dilapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Adapun tujuan dari penelitian ini, secara umum, untuk

mengetahui penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan

keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD. Secara khusus, untuk

mengetahui penggunaan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) dapat meningkatkan

keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri 02 Kunduran,

Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora tahun ajaran 2010 / 2011.

B. Metode Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Kunduran

(5)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap yaitu pada tanggal 28

Pebruari 2011 sampai dengan tanggal 30 April 2011.

3. Bentuk Penelitian

Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang

langsung tercatat dari kegiatan dilapangan maka bentuk pendekatan yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis

penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

4. Strategi Penelitian

Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi

tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu

sekolah. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut :

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Observasi

d. Refleksi

5. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini diperoleh dari data kuantitatif. Informasi data ini akan digali

dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan

dalam penelitian ini antara lain :

a. Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas I serta wali

kelas

b. Ulangan harian (tes)

c. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode SAS

d. Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang dipergunakan:

(6)

Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui secara mendalam keterampilan

membaca permulaan sebelum pembelajaran dengan metode SAS maupun

setelah pembelajaran dengan metode SAS.

b. Teknik Observasi Langsung

Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang

diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan

efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran

beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Langkah-langkah observasi

meliputi perencanaan, pelaksanaan observasi kelas dan pembahasan balikan.

7. Teknik Analisis Langsung

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini,

digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan

tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui

respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran langsung (Zainal Aqib, dkk, 2008)

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar

siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan

dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.

Analisis ini dihitung dengan mengutamakan statistik sederhana berikut ini.

a. Penilaian Tugas dan Tes

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya

dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.

Nilai rata-rata itu didapat dengan menggunakan rumus:

฀X

x ---

฀N

Keterangan x : nilai rata-rata

฀X : jumlah semua nilai siswa

(7)

b. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan

dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar,

peneliti menganggap bahwa penerapan pembelajaran membaca Bahasa

Indonesia dengan pertanyaan terstruktur ini dikatakan berhasil dalam

meningkatkan hasil belajar siswa jika siswa mampu menyelesaikan dan

memenuhi ketuntasan belajar yaitu 100 %, dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) di tempat penelitian yaitu 65. Untuk menghitung persentase

ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut.

฀ siswa yang tuntas belajar

P = --- x 100 %

฀ siswa

Analisis ini dilakukan pada tahap saat tahapan refleksi. Hasil

analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan

lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan

refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran.

8. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap

mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian. Tindakan yang

ditempuh mencakup rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Secara rinci

prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Tahap Perencanaan

1) Mengumpulkan data yang diperlukan.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan

dengan metode SAS beserta mendesain alat evaluasinya.

3) Membuat laporan observasi

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Guru menerapkan proses pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan

(8)

c. Tahap Observasi

1) Mengobservasi tindakan guru dalam proses pembelajaran permulaan.

2) Guru dan observer memonitor siswa selama proses pembelajaran

membaca permulaan.

3) Menilai hasil dalam pembelajaran membaca permulaan.

d. Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1,2 dan 3. Berdasarkan hasil

refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan

kelas pada siklus berikutnya. Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I

menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca permulaan pada

siswa kelas I SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten

Blora, maka tidak perlu dilanjutkan siklus II. Namun apabila belum

memperlihatkan peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siswa

kelas I SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora,

maka dibuat siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap

pelaksanaan tindakan, tahap observasi tindakan, dan tahap refleksi.

Demikian untuk siklus III selanjutnya sampai kemampuan membaca

permulaan SD Negeri 02 Kunduran, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora

meningkat.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Suasana ruang kelas 1 SD Negeri Kunduran Kecamatan Kunduran

Kabupaten Blora begitu tenang dan tertib ketika jam pelajaran dimulai. Para

siswa menempati tempat duduk masing-masing kemudian bersiap-siap

menerima pelajaran.

Materi pelajaran Bahasa Indonesia pada awal dikemas dengan

alokasi waktu 3 x 35 menit. Guru pun memulai pembelajaran membaca

dengan mengabsen siswa terlebih dahulu. Dengan metode membaca, materi

pelajaran membaca Bahasa Indonesia, para siswa disuruh untuk membaca

(9)

Adapun uraian hasil penelitian pada tahap pra siklus pertemuan

pertama dan kedua terlampir pada lampiran 3 tabel 1 dan tabel 2. Sedangkan

hasil pembelajaran membaca Bahasa Indonesia pada kondisi awal disajikan

[image:9.595.136.513.247.410.2]

dalam tabel berikut:

Tabel 1. Nilai Keterampilan Membaca Permulaan pada Kondisi Awal

Pra Siklus Pertama

No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai

1.

2.

3.

4.

Siswa yang mendapat nilai < 65

Siswa yang mendapat nilai ≥ 65

Rata-rata Ketuntasan Klasikal 24 0 47,66 0%

Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan

sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Nilai rata-rata 57,99

dengan tingkat ketuntasan secara klasikal sebesar 0 %. Data ini menunjukkan

bahwa pembelajaran membaca sama sekali belum memenuhi batas tuntas

yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi awal ini pembelajaran

membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan belum

[image:9.595.161.507.598.755.2]

mencapai tujuan yang diharapkan.

Tabel 2. Nilai Keterampilan Membaca Permulaan pada Kondisi Awal

Pra Siklus Kedua

No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah / Nilai

1.

2.

3.

4.

Siswa yang mendapat nilai < 65

Siswa yang mendapat nilai ≥ 65

(10)

Nilai siswa yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan

sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Nilai rata-rata 52,86

dengan tingkat ketuntasan secara klasikal masih tetap 0 %. Data ini

menunjukkan bahwa pembelajaran membaca belum memenuhi batas tuntas

yang ditetapkan. Dengan demikian, pada kondisi awal pertemuan kedua ini

pembelajaran membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat

dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan, meskipun pada nilai

rata-rata ada peningkatan.

Penelitian ini melalui tindakan kelas atau siklus daur ulang melalui

model proses, berharap dan berkelanjutan, yang direncanakan dilaksanakan

selama tiga siklus. Tindakan yang dilakukan pada setiap putaran adalah pada

setiap jam pelajaran, guru selalu mengawali dengan menunjukkan gambar

pada awal pembelajaran, berikutnya di bawah gambar diberi tulisan sesuai

dengan gambar siswa diharapkan bisa membaca. Tindakan-tindakan kedua

guru menyuruh siswa menggabungkan huruf-huruf menjadi satu kata.

Sedangkan pada siklus ketiga ditingkatkan taraf kesukarannya dengan

melanjutkan membaca atau menggabungkan kata menjadi kalimat.

Perkembangan peningkatan taraf kesukaran tergantung dari perkembangan

kemampuan siswa dalam menggabungkan huruf menjadi satu kata disertai

membca atau menggabungkan suku kata menjadi kata, jika siswa sudah bisa

menggabungkan huruf-huruf menjadi kata, maka guru lebih meningkatkan

lagi dengan menggabungkan kata menjadi kalimat. Masing-masing tindakan

diakhiri dengan evaluasi.

Perencanaan tindakan disusun bersama-sama berdasarkan hasil

pengamatan dan refleksi guru kelas I sebagai pelaku utama dalam penelitian

tindakan kelas ini. Disamping itu, para peneliti mengamati waktu kegiatan

belajar mengajar dengan pengamatan guru dan siswa. Kegiatan pada setiap

siklus adalah observasi dan perencanaan tindakan, implemantasi tindakan,

dan monitoring penelitian, refleksi hasil penelitian dan pengembangan,

setelah keempat dan seterusnya adalah tahap penyusunan laporan hasil

(11)

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian tiap siklus dapat dilihat di bawah ini dengan

memperhatikan range nilai sebagai berikut:

No. Nilai Keterangan

1. 85 – 100 Melakukan membaca lancar dan cepat

2. 65 – 84 Melakukan membaca lancar

3. 50 – 64 Melakukan membaca agak lancar

4. 0 - 49 Melakukan mengeja

a. Siklus I

Uraian hasil penelitian terhadap siklus I pertemuan pertama,

tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil

observasi pada siklus I pertemuan pertama yang berkategori kurang baik,

dapat disajikan sebagai berikut:

1) Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 0 %

2) Melakukan membaca lancar 25 %

3) Melakukan membaca agak lancar 12,50 %

4) Melakukan mengeja 62,50 %.

Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori kurang baik dalam mengikuti

pembelajaran adalah 58,07. Ketuntasan secara klasikal sebesar 25 %.

Uraian hasil penelitian terhadap siklus I pertemuan kedua,

tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil

observasi pada siklus I pertemuan kedua yang berkategori baik, dapat

disajikan sebagai berikut:

1) Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 0 %

2) Melakukan membaca lancar 41,67 %

3) Melakukan membaca agak lancar 45,83 %

4) Melakukan mengeja 12,50 %.

Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori baik dalam mengikuti

(12)

b. Siklus II

Uraian hasil penelitian terhadap siklus II pertemuan pertama,

tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil

observasi pada siklus II pertemuan pertama ini yang berkategori cukup

baik, dapat disajikan sebagai berikut:

1) Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 0 %

2) Melakukan membaca lancar 58,33 %

3) Melakukan membaca agak lancar 41,67 %

4) Melakukan mengeja 0 %.

Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori baik dalam mengikuti

pembelajaran adalah 68,23. Ketuntasan secara klasikal sebesar 58,33 %.

Uraian hasil penelitian terhadap siklus II pertemuan kedua,

tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran berdasarkan hasil

observasi pada siklus II pertemuan kedua yang berkategori baik, dapat

disajikan sebagai berikut:

1) Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 8,33 %

2) Melakukan membaca lancar 79,17 %

3) Melakukan membaca agak lancar 12,50 %

4) Melakukan mengeja 0 %.

Rata-rata aktivitas siswa yang berkategori baik dalam mengikuti

pembelajaran adalah 73,44. Ketuntasan secara klasikal sebesar 87,50 %.

c. Siklus III

Tingkat aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada

siklus III pertemuan pertama yang berkategori baik, dapat diketahui dari

hasil observasi sebagai berikut:

1) Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 25 %

2) Melakukan membaca lancar 66,67 %

3) Melakukan membaca agak lancar 8,33 %

4) Melakukan mengeja 0 %

Rata-rata aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan kategori

(13)

Tingkat aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran

berdasarkan hasil observasi pada siklus III pertemuan kedua yang

berkategori baik, dapat di sajikan sebagai berikut:

1) Melakukan membaca lancar dan cepat sebesar 50 %

2) Melakukan membaca lancar 50 %

3) Melakukan membaca agak lancar 0 %

4) Melakukan mengeja 0 %

Rata-rata aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan kategori

baik adalah 85,42. Ketuntasan klasikal sebesar 100%.

D. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

Melalui penggunaan Metode SAS dapat meningkatkan

keterampilan membaca peermulaan pada siswa Kelas I SDN 02 Kunduran

Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun 2010/2011.

Pada kondisi awal, nilai rerata keterampilan membaca siswa 49,87

dengan tingkat ketuntasan klasikal 0 %. Pada siklus I, nilai rerata

keterampilan membaca siswa 61,07 dengan tingkat ketuntasan klasikal 41,67

%. Pada siklus II, nilai rerata siswa 70,83 dengan tingkat ketuntasan secara

klasikal 87,50 %. Pada siklus III, nilai rerata keterampilan membaca 82,03

dengan tingkat ketuntasan klasikal 100 %. Dari keseluruhan siklus yang telah

dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru telah mampu meningkatkan

keterampilan membaca permulaan siswa Kelas I SDN 02 Kunduran

Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan menggunakan metode

stuktural analitik sintatik. Setiap siklus selalu membawa dampak yang positif

ke arah peningkatan perkembangan kemampuan membaca permulaan siswa

Kelas I SDN 02 Kunduran Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora tahun

(14)

Daftar Pustaka

Abu Achmadi dan Widodo supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Andrienze Katz. 1997. Membimbing Anak Belajar Membaca. Jakarta: Arcan.

Baradja, M. F. 1990. Kapita Selekta Selekta Pengajaran Bahasa. Malang: IKIP Malang

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa. Jakarta: Depdiknas

Henry Cuntur Tarigan. 2005. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Nasution. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Puspita, Linda. 2000. Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi Aktivitas membaca Berpikir Terbimbing Siswa Kelas V SD. Thesis. Malang: Universitas Negeri Malang. (tidak diterbitkan)

Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk guru, Karyawan dan Peneliti Pemuda. Bandung: Aifabeta.

Semiawan, Conny. R. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta: PT. ikrar mandiri Abadi.

Slameto. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Subana, M. dan Sunarti, tt. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Tarigan, Djago. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Universitas Terbuka.

Wibihasih. 2005. Diagnosis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa SD/MI melalui Analisis Reading Readiness. Jurnal Sekolah Dasar. Mei Tahun 14, No. 1. Zainal Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK.

(15)

Gambar

Tabel 1. Nilai Keterampilan Membaca Permulaan pada Kondisi Awal

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “

Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul UPAYA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia -Nya, sehingga dapat menyelesaikan penysunan skripsi dengan judul

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat Hidayah serta Inayahnya sehingga dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi dengan judul “Upaya