• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pengaruh Tingkat Keparahan Karies Terhadap Barodontalgia Pada Penyelam di Satkopaska Armatim Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pengaruh Tingkat Keparahan Karies Terhadap Barodontalgia Pada Penyelam di Satkopaska Armatim Surabaya."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena rasa nyeri pada gigi yang disebabkan oleh perubahan tekanan

barometrik yang disebut aerodontalgia di laporkan untuk pertama kalinya oleh kru

pesawat pada awal abad ke-20. Pada pertengahan abad ke-20, tepat pada awal tahun

1940 aerodontalgia mulai muncul pada penyelam dan lebih dikenal dengan tooth

squeeze atau barodontalgia. Selama tahun 1940-an barodontalgia cukup dilupakan

dan ditinjau kembali pada dekade terakhir karena dilaporkan adanya peningkatan

insidensi terjadinya barodontalgia yang lebih besar pada penyelam dibandingkan

dengan kru pesawat (Zadik, 2010).

Prevalensi barodontalgia sangat tinggi pada dekade ke-3. Sebanyak 17,3% insiden

terjadinya barodontalgia pada penyelam militer laki-laki di Amerika. Barodontalgia

dapat terjadi pada perubahan tekanan 1 atmosfer dengan kedalaman 10 meter (32,8

feet) dan paling banyak terjadi pada kedalaman 60-80 feet (Zadik, 2010).

Penyelaman merupakan suatu aktivitas kerja di lingkungan yang bertekanan lebih

dari satu atmosfer yang dapat dilaksanakan di dalam air (penyelaman basah) atau di

udara/gas bertekanan (penyelaman kering) (United States Navy, 2008). Penyelam

ketika menyelam dengan kedalaman lebih dari 30 meter akan menemukan fenomena

alam berupa kegelapan dilautan sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nur

(2)

“.. atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang

diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap. Itulah

gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya hamper tidak

dapat melihatnya” (Q.S. An-Nur, 24:40)

Menyelam biasanya berhubungan dengan berbagai jenis perubahan tekanan

terutama tekanan ambient. Tekanan ambient sendiri merupakan tekanan lingkungan

pada penyelam yakni tekanan dari media sekitarnya seperti gas pernapasan pada air

compress dan air yang berkontak dengan penyelam (United States Navy, 2008).

Perubahan tekanan ambient saat menyelam akan menyebabkan rongga-rongga

dalam tubuh yaitu kulit, telinga, sinus, gigi, paru-paru dan saluran percernaan

mengalami efek langsung dari perubahan tekanan tersebut, akibatnya tubuh harus

dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan tekanan yang terjadi. Namun

ketika tubuh tidak mampu menyesuaikan dengan perubahan tekanan yang ada maka

akan terjadi ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan itu menyebabkan terjadinya

squeeze, kerusakan organ atau minimal menimbulkan rasa tidak nyaman (Mehrotra et

al, 2014). Penyelam dengan riwayat karies ketika menyelam kemudian terjadi

perubahan tekanan, gas dalam air compress masuk ke dalam gigi melalui celah yang

(3)

nosiseptor pada pulpa sehingga menyebabkan timbulnya rasa nyeri yang disebut

dengan barodontalgia (Gaur et al, 2012).

Barodontalgia sendiri merupakan gejala dari kondisi patologis dan dalam

kebanyakan kasus dihubungkan dengan gigi yang memang telah memiliki keadaan

patologis (Gaur K and Tarun, 2012). Etiologi barodontalgia antara lain restorasi gigi

rusak dan karies tanpa keterlibatan pulpa (29,2%), nekrosis pulpa atau peradangan

periapikal (27,8%), pulpa patologi (13,9%) dan riwayat pasca operasi (11,1%) (Zadik,

2010).

Berdasarkan wawancara dengan salah seorang penyelam di Satkopaska,

menyelam merupakan aktivitas kerja didalam air. Para penyelam di Satkopaska

memiliki jadwal rutin untuk menyelam yakni satu sampai dua kali dalam seminggu.

Lama penyelaman tergantung pada kedalaman dan medan yang ditempuh. Penyelam

dapat menyelam hingga kedalaman 40-60 meter dengan menggunakan air compress

sebagai media nafas.

Menurut dokter gigi di Satkopaska Armatim Surabaya terdapat beberapa penyelam

yang memang sering mengeluhkan adanya nyeri pada gigi mereka saat menyelam.

Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat

keparahan karies terhadap barodontalgia pada penyelam di Satkopaska Armatim

(4)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan adalah :

Apakah ada pengaruh tingkat keparahan karies terhadap barodontalgia pada

penyelam di Satkopaska Armatim Surabaya?

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk :

Mengetahui adanya pengaruh tingkat keparahan karies terhadap barodontalgia

pada penyelam di Satkopaska Armatim Surabaya

D. Keaslian Penelitian

Sejauh yang penulis tahu melalui penelusuran, penelitian ini belum pernah

dilakukan, namun ada beberapa penelitian dengan tema terkait yang pernah dilakukan

diantaranya

- What have we learned in the past decade ?. Penelitian dilakukan oleh

beberapa peneliti diantaranya Gonzales Santiago, Al-Hajri dan Al-Madi,

Sipahi dan Jagger (2010) dengan menyebarkan kuesioner pada kru militer

udara dan laut. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa insidensi barodontalgia

pada penyelam lebih besar dibandingkan dengan kru pesawat. Perbedaannya

(5)

- Hubungan antara keparahan karies dengan terjadinya barodontalgia pada

penyelam di pulau Kambuno (Anonim, 2011). Metode penelitian yang

digunakan adalah observasional deskriptif dengan cross sectional. Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

keparahan karies dengan nyeri gigi saat menyelam. Perbedaannya terletak

pada jenis dan desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel

penelitian, serta teknik analisis data.

- Aplikasi flowable resin komposit dalam mengurangi salah satu resiko

barodontalgia oleh Raagung (2009). Metode penelitian yang digunakan adalah

deskriptif non eksperimental. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa flowable

resin komposit dapat dijadikan alternatif dalam mengurangi mikroleakage

sebagai salah satu faktor resiko terjadinya barodontalgia. Perbedaannya

terletak pada jenis dan desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel

penelitian, serta teknik analisis data.

E. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat

1. Bagi penulis

a. Memberi pengalaman dalam melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah

dan melatih kemampuan dalam melakukan penelitian di masyarakat

b. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengembangkan ilmu

(6)

2. Bagi masyarakat

Mampu memberikan tambahan pengetahuan bagi masyarakat maupun

instansi terkait tentang barodontalgia yang biasa dikeluhkan oleh para

penyelam, masyarakat menjadi lebih tahu tentang gejala-gejala yang biasa

terjadi dan masyarakat menjadi mampu untuk menghindari gejala-gejala

tersebut.

3. Bagi dunia penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memicu diadakannya penelitian-penelitian

sejenis. Misalnya untuk lebih melakukan penelitian secara besar pada seluruh

penyelam yang memiliki potensi terjadinya barodontalgia. Sehingga nantinya

diharapkan dapat menemukan solusi untuk mengurangi keluhan barodontalgia

Referensi

Dokumen terkait

Pemertahanan bahasa daerah dalam puisi terjemahan seperti yang telah dilakukan oleh Sosiawan Leak dapat mengenalkan budaya Jawa kepada pembaca yang bukan penutur bahasa

Daya dorong sebuah kajian tergantung pada latar belakang pengarangnya, bisa dari profesinya, asal kebangsaan dan etniknya, kelompok sosial politiknya, atau zaman

Pernikahan fasid dalam madzhab Hanafi yaitu pernikahan yang tidak memenuhi salah satu syarat sahnya pernikahan, contohnya: pernikahan tanpa saksi, pernikahan sementara,

Disertasi dengan judul Makna Tradisi Gusjigang Pada Rumah Kaum Santri Pedagang di Kota Lama Kudus ini merupakan penelitian tentang kebudayaan masyarakat pada suatu

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari sumber=sumber yang akurat, seprti buku, jurnal, skripsi, dan internet kemudian melakukan observasi dan wawancara

c.| Sirkulasi dan Parkir Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan

pengendalian diri terhadap perilaku konsumtif mahasiswa Ekonomi STIE.

2 Kalimat pada teks eksplanasi di atas yang mempunyai unsur kausalitas (sebab-akibat) yang mempunyai unsur kausalitas (sebab-akibat) adalah nomor … adalah nomor …