• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL P PEMBELAJARAN EMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL P PEMBELAJARAN EMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user PENINGKATAN K

MELALUI MODEL SD NEGE

Ditulis dan Diajukan Gelar Sarjana Pend

FAKULT

N KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANG EL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA

GERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh: MARYULIANI NIM. X7107042

SKRIPSI

kan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan M endidikan Program Studi Pendidikan Guru S

Jurusan Ilmu Pendidikan

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

i

NGAN BULAT ISWA KELAS IV

GIRI

an Mendapatkan u Sekolah Dasar

(2)

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS IV

SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

MARYULIANI

NIM. X7107042

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

(3)
(4)

commit to user

(5)

commit to user ABSTRAK

Maryuliani, NIM X 7107042. Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Ngadirojo Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum dengan media nomograf pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

Bentuk penelitian ini adalah diskriptif kualitatif karena data yang akan diperoleh adalah data langsung tercatat dari hasil kegiatan di lapangan. Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik analisi data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran 2010/2011.

(6)

commit to user ABSTRACT

Maryuliani, NIM X 7107042. The Improvement of Ability in Round Numbers

Counting Operation with Quantum Learning Module in the 4th Grade

Student of Public Elementary School II Ngadirojo Subdistrict Ngadirojo

Regency Wonogiri in Academic Year 2010/2011. A Thesis, Surakarta, Teacher

Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, May 2011. The aim of conducting the research was to improve student’s ability in round numbers counting operation in the 4th grade student’s of SD Negeri II Ngadirojo elementary school in Academic Year of 2010 / 2011 through Quantum Learning Module.

This is a qualitative-descriptive research, as the data was acquired directly from the result of periodical field activities. It is also an classroom action research. This research study consists of two cycles, each cycle consists of four phases those are planning, executing, observing, and reflecting. As the subject of this research are the 4th grade students of SD Negeri II Ngadirojo elementary school in Academic Year of 2010/2011. Observation, interview, documentation, and test were used to collect the data in this research. The data then further analyzed using an interactive model analysis which consists of three [3] analysis components they are reducing data, serving data, dan drawing conclusion or verification.

Based on the result of the research that consist of two cycle can be concluded that Quantum Learning Module can improve student’s ability in round numbers counting operation in 4th grade students of SD Negeri II Ngadirojo elementary school in Academic Year of 2010 / 2011.

(7)

commit to user MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan dating kemudahan, maka kerjakanlah

urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.”

(Terjemahan: QS. Al Nasyirah 6-8)

“ Barang siapa mengajarkan ilmu maka Allah akan menyempurnakan pahalanya ;

dan barang siapa mempelajari ilmu kemudian mengamalkannya, maka Allah akan

mengajarkan ilmu yang tidak dipelajarinya.”

(H.R. Abu al-Syaikh)

(8)

commit to user PERSEMBAHAN

Dengan penuh cinta, kasih, dan sayang teriring untaian doa suci dan ungkapan syukur

kehadirat Allah SWT tak lupa Sholawat senantiasa Kulantunkan untuk-Mu

Kupersembahkan karya ini kepada :

Ayah dan Ibunda Tercinta

Dengan segala baktiku terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan

yang Ayah, Ibu berikan padaku yang tak pernah terhenti sampai mengantarku

menjadi seperti sekarang ini. Ayah menjadi inspiratorku untuk lebih teguh dalam

menghadapi hidup. Ibu seorang motivatorku yang selalu memberi semangat

kekuatan uuntuk menjalani hidup yang penuh cobaan. Doa-doa tulus Ayah dan

Ibu yang selalu terucap penuh harap agar aku dapat menggapai cita-cita dan masa

depanku nanti.

Semua sahabat sejati dan Almamaterku

Terima kasih selalu menemani dan tak jenuh memberikan semangat, dorongan

dan kekuatan. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.

(9)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI

HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KUANTUM PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI II NGADIROJO

KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi,

Surakarta, fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret

Surakarta, April 2011 ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari penelitian tindakan kelas ini tidak akan berhasil tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan

hati penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd.. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd., selaku pembimbing I yang mengarahkan dan

membimbing hingga selesainya skripsi.

5. Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd., selaku pembimbing II yang mengarahkan dan

membimbing hingga selesainya skripsi.

6. Bapak Mulyadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri II Ngadirojo yang

telah mengijinkan penulis mengadakan penelitian di SD tersebut.

7. Bapak / Ibu Guru SD negeri II ngadirojo yang telah memberikan banyak

bantuan dan dorongan.

(10)

commit to user

8. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan

motivasi.

9. Dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang ada. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Surakarta, Mei 2011

Penulis

(11)

commit to user

1. Hakikat Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat……….

2. Pengartian Model Pembelajaran Kuantum……….……….

B. Hasil Penelitian yang Relevan………

C. Kerangka Berfikir………...

D. Pengajuan Hipotesis Tindakan………...

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……….

A. Tempat dan Waktu Penelitian………

(12)

commit to user

B. Subjek Penelitian………

C. Bentuk dan Strategi Penelitian………...

D. Sumber Data………...

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN……….

(13)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Rancangan Pembelajaran Matematika Berbasis Kuantum ……….………

2. Frekuensi Data Nilai Tes Sebelum Tindakan ……….

3. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus I ……….…….

4. Aktivitas Siswa Siklus I ………..…………

5. Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I ………...…………

6. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus II..………

7. Aktivitas Siswa Siklus II ……….………

8. Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II ………..………

9. Perkembangan Keterampilan Guru ……….………

10. Perkembangan Aktivitas Siswa ………...………

11. Perkembangan Nilai Tes Siswa ………...………… hal.

22

44

54

55

56

68

69

70

72

73

74

(14)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Bagan Kerangka berpikir ………

2. Model analisis interaktif Miles dan Huberman………

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas……….…

4. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Sebelum Tindakan ………..

5. Grafik Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar Siklus I………..

6. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I………

7. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus I ………

8. Grafik Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus II………...…

9. Grafik Aktivitas Siswa Siklus II ……….…

10. Grafik Frekuensi Data Nilai Tes Siklus II ………...………...

11. Grafik Perkembangan Keterampilan Guru ……….….

12. Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa ………....

13. Grafik Perkembangan Nilai Tes Siswa ………..…. hal.

31

38

39

45

54

56

57

68

69

71

72

73

74

(15)

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Waktu Penelitian……….

2. Silabi………...

3. Kisi-kisi Tes Siklus I………..

4. RPP Siklus I……….………..

5. Kisi-kisi Tes Siklus II ………

6. RPP Siklus II………

7. Pedoman Wawancara Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran

Kuantum………

8. Pedoman Wawancara untuk Guru Setelah Diterapkan Model Pembelajaran

Kuantum………

9. Daftar Nilai Pretest ………...

10. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I………

11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I………

12. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan 1………

13. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan 2………

14. Daftar Nilai Siklus I Pertemuan 3………

15. Daftar Nilai Siklus I………...

16. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II………

17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I………

18. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 1………

19. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 2………

20. Daftar Nilai Siklus II Pertemuan 3………

21. Daftar Nilai Siklus II ………

(16)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 251) banyak orang yang memandang

matematika sabagai bidang studi yang paling sulit. meskipun demikian, semua orang

harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari. Pandangan siswa secara umum mengenai pelajaran matematika bahwa

matematika merupakan pelajaran yang sulit dimengerti dan kurang diminati. Hal inilah

yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika.

Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 253) matematika merupakan bidang

studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga di

perguruan tinggi. Menurut Goenawan Roebyanto dan Sri Harmini (2009: 1)

menyatakan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta

didik mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi untuk membekali peserta didik

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerja sama. Dari hal-hal di atas dapat diketahui bahwa matematika

merupakan salah satu pelajaran yang penting untuk dipelajari. Meskipun demikian,

matematika dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sangat sulit bahkan ada yang

menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan penuh dengan

rumus rumit.

Hal ini dibuktikan dengan adanya dokumen yang diperoleh dari wali kelas IV

SD Negeri II Ngadirojo menunjukkan bahwa 60 % dari siswa kelas IV SD Negeri II

Ngadirojo mendapat nilai di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Nilai KKM

matematika yang berlaku di kelas IV SD Negeri II Ngadirojo adalah 60. Dari hasil

survey tersebut dapat diketahui bahwa kesulitan mempelajari matematika dialami oleh

sebagian besar anak SD khususnya kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.

(17)

commit to user

Hal-hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa kelas IV SD Negeri

II Ngadirojo antara lain :

1. Guru menggunakan pembelajaran yang konvensional.

2. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang menyenangkan dan kurang efektif.

3. Penggunaan media pembelajaran yang kurang sesuai. 4. Siswa tidak menyukai berhitung matematika.

5. Adanya sugesti yang tertanam dalam diri siswa bahwa matematika itu sulit.

6. Lingkungan belajar yang kurang mendukung.

Dari sebab-sebab di atas guru Sekolah Dasar memiliki peranan yang besar terhadap

keberhasilan pembelajaran matematika.

Seorang guru, khususnya guru Sekolah Dasar harus bisa menumbuhkan

motivasi belajar bagi semua siswanya. Seorang guru harus bisa mengurangi atau

menghilangkan pikiran negatif siswa tentang matematika. Pembelajaran yang menarik,

menyenangkan, dan efektif juga harus diterapkan agar penerimaan materi

pembelajaran matematika mudah dipahami. Metode dan media pembelajaran juga

harus tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Menurut Heruman (2007: 2) menyatakan bahwa konsep-konsep pada

kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman

konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan.

Konsep merupakan komponen pertama yang harus ditanamkan dalam pembelajaran

matematika. Alangkah baiknya apabila konsep-konsep tersebut diperoleh melalui

pembelajaran yang menyenangkan. Jadi pembelajaran yang menyenangkan, kreatif,

dan tidak membosankan menjadi pilihan yang baik untuk guru dalam pembelajaran

matematika bagi semua siswanya. Kaitannya dengan penanaman konsep operasi hitung

bilangan bulat, siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo masih mengalami banyak kesulitan. Operasi hitung bilangan bulat merupakan materi baru di kelas IV semester

II. Kesulitan pengerjaan operasi hitung bilangan bulat harus diatasi. Hal-hal yang

terjadi jika masalah ini tidak diatasi akan menimbulkan beberapa dampak yang

berkelanjutan. Dampak tersebut antara lain siswa akan mengalami kesulitan tentang

(18)

commit to user

materi sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat, pengerjaan operasi hitung campuran

bilangan bulat dengan bilangan yang lebih besar, menentukan FPB dan KPK suatu

bilangan yang akan dihadapi di kelas V.

Karena pentingnya pembelajaran operasi hitung bilangan bulat harus ada

strategi pembelajaran yang benar-benar efektif, efisien, dan menyenangkan. Sugiyanto

(2009: 67) menyatakan bahwa “ Pada saat ini, dapat kita pahami bahwa proses belajar

dipandang sebagai proses yang aktif dan partisipatif, konstruktif, komulatif, dan berorientasi pada tujuan pembelajaran”. Model-model pembelajaran inovatif semakin

berkembang seiring dengan perkembangan dunia pendidikan. Setiap model

pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda. Dan tidak semua model

pembelajaran tepat diterapkan untuk semua materi pembelajaran.

Peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Kuantum untuk mengatasi

kesulitan pengerjaan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II

Ngadirojo. Secara sederhana, pembelajaran kuantum dapat diartikan sebagai

pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi yang meningkatkan prestasi

siswa, dengan menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang

tepat, sehingga siswa dapat belajar secara mudah dan alami. Menurut Sugiyanto

(2009:74) pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,

“hewanistis”, dan atau nativistis”. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat

perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari

pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau optimal.

Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam

proses pembelajaran dan menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf

keberhasilan tinggi. Model pembelajaran ini menggunakan konsep tandur (tanamkan,

alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan). Tanamkan mengandung makna

bahwa pada kegiatan awal guru harus menumbuhkan atau menanamkan minat siswa

dalam belajar. Alami adalah dalam kegiatan pembelajaran siswa harus mengalami sendiri materi yang dipelajari. Namai mengandung makna bahwa penamaan adalah

saatnya untuk mengajarkan konsep. Demonstrasikan memberi peluang kepada siswa

untuk menerapkan pengetahuan mereka ke dalam kehidupan sehari-hari. Ulangi

(19)

commit to user

memperkuat ingatan pada siswa. Rayakan mengandung makna bahwa sesuatu yang

layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan. Komponen-komponen tersebut

memiliki tujuan masing-masing yang berguna untuk memudahkan anak dalam belajar.

Hal ini sangat diperlukan dalam pengerjaan operasi hitung bilangan bulat. Siswa

dituntut untuk melakukan operasi hitung bilangan bulat secara cepat dan tepat. Apabila

siswa sudah menguasai konsep operasi hitung bilangan bulat maka mereka akan

mudah mengerjakan soal operasi hitung lainnya.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “ PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG

BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA

SISWA KELAS IV ( EMPAT ) SD NEGERI II NGADIROJO KABUPATEN

WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas dapat diperoleh suatu rumusan

masalah. Pokok permasalahan dapat dirumuskan adalah “Apakah pembelajaran

kuantum dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa

kelas IV ( Empat ) SD Negeri II Ngadirojo?”

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan tentu mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai.

Adapun yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk meningkatkan

kemampuan operasi hitung bilangan bulat melalui model pembelajaran kuantum pada

siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo.”

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian Peningkatan Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui

(20)

commit to user

teoretis dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu

pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Untuk mempermudah pemahaman tentang operasi hitung bilangan bulat

melalui model pembelajaran kuantum.

2) Siswa dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan.

3) Menambah pengetahuan siswa bahwa sumber belajar tidak hanya dari buku.

b. Bagi Guru

1) Guru mendapatkan pengalaman mengajar matematika, khususnya materi

operasi hitung bilangan bulat menggunakan model pembelajaran kuantum

pada siswa kelas IV (empat) SD Negeri II Ngadirojo tahun pelajaran

2010/2011.

2) Guru dapat mengembangkan model-model pembelajaran inovatif untuk

diterapkan di Sekolah Dasar.

3) Meningkatkan keterampilan mengajar, khususnya bidang studi matematika.

c. Bagi Sekolah atau Lembaga

Penelitian ini diharapkan bisa sebagai masukan demi meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kuantum khususnya

(21)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Operasi Hitung Bilangan Bulat

a. Hakikat Kemampuan Operasi Hitung

Ability is what you're capable of doing. Motivation determines what you

do. Attitude determines how well you do it." Lee Holtz

(http://forum.um.ac.id/index.php?topic=3274.0). Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2008: 734) mampu berarti kuasa ( bisa, sanggup )

melakukan sesuatu; dapat, sedangkan kemampuan adalah kesanggupan ;

kecakapan ; kekuatan ; kita berusaha dengan diri sendiri. Kemampuan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988: 623) berasal dari kata

“mampu” yang berarti bisa atau sanggup. Kemampuan adalah suatu

kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu

apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

Sedangkan menurut Chaplin ability (1997: 34) kemampuan,

kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan merupakan tenaga (daya

kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan (http://www.digilib.petra.ac.id

diakses pada tanggal 30 Desember 2010). Menurut Robbins kemampuan bisa

merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan

atau praktik (http://www.digilib.petra.ac.id diakses pada tanggal 30 Desember

2010). Ada pula pendapat lain menurut Akhmat Sudrajat menghubungkan

kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan

yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Kecakapan ini

mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Proses

pembelajaran mengharuskan siswa mengoptimalkan segala kecakapan yang dimiliki (

http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/ke-mampuan-individu/) diakses pada tanggal 30 Desember 2010).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

(22)

commit to user

adalah kesanggupan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Setiap

individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan seseorang

juga dipengaruhi oleh potensi yang ada dalam dirinya.

Apabila dilihat dari arti katanya, hitung merupakan suatu kegiatan

membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyak, dsb).

Operasi hitung dalam matematika merupakan cara-cara yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan dan hubungan antar bilangan (http.belajar-matematika.com diakses tanggal 12 Januari 2011). Menurut

Rangga operasi hitung dalam matematika meliputi operasi penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian

(

http://papanoyt.blogspot.com/2011/04/upaya-meningkatkan-kemampuan-siswa.html diakses tanggal 15 April 2011). Bilangan kuadrat, akar pangkat,

bilangan kubik dan operasi hitung lainnya merupakan perluasan dari operasi

hitung dasar.

Menurut Murray R. Spiegel (1999: 1) empat operasi fundamental dalam

aljabar sebagaimana dalam ilmu hitung (aritmatika) adalah penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian.

1) Penjumlahan

Apabila dua bilangan a dan b dijumlahkan maka hasilnya ditunjukkan

dengan a + b.

2) Pengurangan

x ditambah b sama dengan a atau x + b = a. Apabila bilangan a dikurangi

bilangan b, maka pengurangannya ditunjukkan dengan a – b. pengurangan

dapat didefinisikan dalam bentuk penjumlahan. Yaitu, kita definisikan a – b

merupakan bilangan x sedemikian rupa sehingga.

3) Perkalian

Hasil kali dua bilangan a dan b adalah bilangan c sehingga a x b = c. operasi perkalian ditunjukkan dengan tanda silang, titik, atau kurung.

4) Pembagian

Apabila sebuah bilangan a dibagi dengan bilangan b, maka hasil bagi yang

(23)

commit to user

pembagi. Pembagian dapat didefinisikan dalam bentuk perkalian, yaitu kita

pandang a/b sebagai suatu bilangan x yang setelah dikalikan bilangan b

sama dengan a, atau bx = a.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa operasi hitung

adalah cara-cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai

bilangan dan hubungannya. Operasi hitung yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.

Dari teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan

operasi hitung adalah kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan masalah

mengenai bilangan dan hubungannya. Dalam penelitian ini operasi hitung

yang dimaksud adalah penjumlahan dan pengurangan.

b. Hakikat Bilangan Bulat dalam Pembelajaran Matematika

1) Pengertian Bilangan Bulat

Menurut Goenawan Roebyanto dan Sri Harmini (2009:4) bilangan

bulat negatif, nol, dan bilangan asli disebut bilangan bulat (integers).

Barisan bilangan bulat dapat diperlihatkan sebagai berikut : . . .

-3,-2,-1,0,1,2,3, . . . Menurut Karim, dkk (1996: 179) bilangan bulat diciptakan

untuk menjawab masalah seperti 3 + n = 0, 7 + n = 5 karena tidak ada

bilangan cacah yang memenuhi sehingga pernyataan tersebut menjadi

benar. Hal ini menunjukkan pengetahuan tentang bilangan cacah saja belum

cukup untuk memecahkan masalah. Karena itu manusia membutuhkan

pengetahuan yang lebih untuk dapat menyelesaikan permasalahan di atas

yaitu dengan bilangan bulat. Menurut Karim, dkk (1997: 180) gabungan

semua bilangan cacah dan himpunan semua bilangan bulat negatif, yaitu

himpunan {-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5} disebut himpunan bilangan

bulat. Bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan cacah, sedangkan 1, 2, 3, 4, 5, … disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah adalah

gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat

(24)

commit to user bilangan asli.

2) Pengertian Matematika

Matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan,

besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya. Matematika itu muncul karena pikiran-pikiran manusia yang

berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika adalah ilmu

yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak

(www.duniaguru.com diakses pada 30 Desember 2010). Untuk menunjang

kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga

perlu digunakan suatu pembelajaran yang sangat berperan dalam

membimbing abstraksi siswa.

Pengertian Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh

tim penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa

disebutkan bahwa Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan,

hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah bilangan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan tahun 2007 menyatakan bahwa Matematika merupakan ilmu

universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai

peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Menurut R.Soedjadi (2000: 11) menyatakan beberapa definisi atau

pengertian tentang matematika :

a) Matematika adalah ilmu pengetahuan eksak dan terorganisasi secara

sistematik.

b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan

berhubungan dengan bilangan.

d) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.

e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis.

f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

(25)

commit to user

garapan yakni objek langsung yang terdiri dari : fakta, konsep, prinsip, dan prosedur operasi. Sementara objek tidak langsung adalah implikasi dari proses pembelajaran matematika, yakni kebiasaan bekerja baik, sikap kemampuan mengalihgunakan cara kerja (memanipulasi dalam arti positif), serta membangun konsep mental (akhlak) yang baik seperti kejujuran.

Sedangkan menurut Asep Jihad (2008: 152) mengidentifikasi perbedaan

matematika dengan pelajaran lain dalam hal :

a) Objek pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran di sekolah

anak diajarkan benda konkrit, siswa tetap didorong untuk abstraksi.

b) Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa

pengertian dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan

kebenarannya dengan tata nalar yang logis

c) Pengertian atau konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang

sehingga terjaga konsistensinya. d) Melibatkan perhitungan (operasi).

e) Dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut R.Soedjadi (2000: 13) ciri-ciri khusus atau karakteristik yang

dapat merangkum pengertian matematika secara umum adalah sebagai

berikut :

a) Memiliki objek kajian abstrak

b) Bertumpu pada kesepakatan

c) Berpola piker deduktif

d) Memiliki symbol yang kosong dari arti

e) Memperhatikan semesta pembicaraan

f) Konsisten dalam sistemnya.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah salah satu ilmu dasar yang mempelajari tentang bilangan dan ruang

yang bersifat abstrak, bahasa simbolis, ciri utamanya adalah penggunaan

cara bernalar deduktif yang memudahkan manusia untuk berpikir sehingga

dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan

(26)

commit to user

3) Karakteristik Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik

yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta

antara siswa dengan siswa (www.dunia guru.com diakses tanggal 30

Desember 2010). Menurut Heruman (2007: 1) dalam pembelajaran

matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru

sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Beberapa karakteristik pembelajaran matematika di Sekolah Dasar

antara lain sebagai berikut :

a) Pembelajaran matematika dilakukan berjenjang.

Pembelajaran dimulai dari konsep sederhana ke konsep yang lebih

sukar. Berawal dari hal-hal yang konkrit atau nyata ke semi konkrit dan

berakhir pada abstrak.

b) Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.

Konsep baru diperkenalkan dengan mengaitkannya pada konsep yang

telah dipahami siswa. Hal ini merupakan prinsip belajar bermakna atau

belajar dengan pemahaman. Konsep baru merupakan perluasan dan

pendalaman konsep sebelumnya.

c) Pembelajaran matematika menekankan penggunaan pola deduktif.

Pembelajaran deduktif adalah pembelajaran dalam memahami konsep

melalui pemahaman definisi umum kemudian ke contoh-contoh.

d) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Pembelajaran ini adalah pernyataan dianggap benar apabila didasarkan

atas pernyataan sebelumnya yang sudah dianggap benar.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar berawal dari hal-hal yang

(27)

commit to user 4) Tujuan Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir secara

sistematis, logis, kritis, dan konsisten. Mata pelajaran matematika memiliki

tujuan sebagai berikut :

a) Tujuan Umum

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

(2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

(3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

(4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

(5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

b) Tujuan Khusus

(1) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan dalam kegiatan matematika.

(2) Mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai bekal

belajar lebih lanjut di SMP.

(3) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.

5) Tinjauan operasi hitung bilangan bulat dalam penelitian

Operasi hitung bilangan bulat yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah :

a) Operasi penjumlahan bilangan bulat.

(28)

commit to user

(1) Penjumlahan antara dua bilangan bulat positif hasilnya adalah

bilangan bulat positif juga.

Contoh :

7+3 = 10

(2) Penjumlahan antara dua bilangan bulat negatif hasilnya adalah

bilangan bulat negatif juga.

Contoh : (-4) + (-5) = -9

(3) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif atau sebaliknya

hasilnya sbb:

Jika angka bilangan bulat positif lebih kecil dari bilangan bulat

negatif maka hasilnya adalah bilangan bulat negatif.

Contoh :

(-4) + 2 = -2

Jika angka bilangan bulat positif lebih besar dari bilangan bulat

negatif maka hasilnya adalah bilangan bulat positif

Contoh :

7 + (-4) = 3

Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan :

(1) Sifat Komutatif (Pertukaran)

Andi mempunyai 5 kelereng berwarna merah dan 3

kelereng berwarna hitam. Budi mempunyai 3 kelereng berwarna

merah dan 5 kelereng berwarna hitam. Samakah jumlah kelereng

yang dimiliki Andi dan Budi?

5 + 3 = 8

3 + 5 = 8

Jadi 5 + 3 = 3 + 5

Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat

komutatif.

Secara umum, sifat komutatif pada penjumlahan

(29)

commit to user

a + b = b + a, dengan a dan b sembarang bilangan bulat.

(2) Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Andi mempunyai 2 kotak berisi kelereng. Kotak I

berisi 3 kelereng merah dan 2 kelereng hitam. Kotak II berisi 4

kelereng putih. Budi juga mempunyai 2 kotak berisi kelereng.

Kotak I berisi 3 kelereng merah. Kotak II berisi 2 kelereng hitam dan 4 kelereng putih.

Samakah jumlah kelereng yang dimiliki Andi dan

Budi?

(3 + 2) + 4 = 5 + 4 = 9

3 + (2 + 4) = 3 + 6 = 9

Jadi ( 3 + 2 ) + 4 = 3 + ( 2 + 4 )

Cara penjumlahan seperti ini menggunakan sifat

asosiatif pada penjumlahan.

Secara umum, sifat asosiatif pada penjumlahan dapat ditulis:

(a + b) + c = a + (b + c), dengan a, b, dan c sembarang bilangan

bulat.

b) Operasi pengurangan bilangan bulat

(a) Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat positif dengan

bilangan bulat positif maka:

Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang

lebih kecil maka hasilnya dalah bilangan bulat positif.

Contoh :

9– 5 = 4

Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang

lebih besar maka hasilnya adalah bilangan bulat negative. Contoh :

3– 6 = -3

(b) Apabila terjadi pengurangan bilangan bulat negatif dengan

(30)

commit to user

Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang

lebih kecil maka hasilnya adalah bilangan bulat positif.

Contoh :

-6 - (-8) = -6 + 8 = 2 (ingat - 8 < -6 )

Bilangan bulat negatif dikurangi dengan bilangan bulat negatif yang

lebih besar maka hasilnya adalah bilangan bulat negatif.

Contoh :

-5 – (-3) = -5 +3 = -2 ( -3 > -5 )

Bilangan bulat negatif yang dikurangi sama dengan bilangan bulat

negatif yang mengurangi maka hasilnya adalah 0 (nol).

Contoh :

-4 - (-4) = -4 + 4 = 0

(c) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif hasilnya selalu bilangan bulat positif.

contoh :

8 – (-4) = 8 + 4 = 12

(d) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat

positif hasilnya selalu bilangan bulat negatif.

contoh :

-8 – 4 = - 12

2. Pengertian Model Pembelajaran Kuantum

a. Model Pembelajaran Kuantum

Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu model

pembelajaran inovatif yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Menurut Miftahul A’la (2010: 57) pembelajaran kuantum adalah

sebuah program yang mengizinkan pendidik untuk memahami perbedaan gaya

pembelajaran para siswa di kelas. Hal ini bertujuan untuk mangetahui

bagaiman orang belajar dan mengapa siswa bertindak dan bereaksi terhadap

sesuatu. Pembelajaran kuantum menunjukkan pada guru bagaiman caranya

(31)

commit to user

yang berkaitan dengan lingkungan, desain kurikulum dan cara

mempresentasikannya.

Pembelajaran kuantum menawarkan ide baru tentang bagaimana

menciptakan lingkungan yang baik yang menjanjikan bagi pelajar dan

mendukung mereka dalam proses pembelajaran. Menurut Bobbi De Porter

(2005: 5) pembelajaran kuantum adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi

yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan

siswa.

Menurut Sugiyanto (2009: 74) pembelajaran kuantum adalah

pembelajaran yang memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor

potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental)

sebagai konteks pembelajaran. Dalam pandangan pembelajaran kuantum,

lingkungan fisik-mental dan kemampuan pikiran sama pentingnya dan saling

mendukung.

Menurut Ade Sanjaya pembelajaran kuantum merupakan interaksi yang

terjadi di dalam kelas antara siswa dengan lingkungan belajar yang efektif

(

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-quantum-teaching-serta.html dikses tanggal 12 Januari 2011). Dalam pembelajaran kuantum

bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan

dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan

pembelajaran kuantum tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari

siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan

hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.

Dengan pembelajaran kuantum kita dapat mengajar dengan

memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya

masing-masing. Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan pemikiran rasional dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Sedangkan otak

kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi.

Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan

(32)

commit to user

Menurut Gede Upadana Pembelajaran kuantum adalah pengubahan

belajar yang meriah dengan segala nuansanya, yang menyertakan segala kaitan,

interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus

pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang

mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar

(http://gedeupadana.blogspot.com/2010/11/model-pembelajaran-kuantum.html

di akses tanggal 12 Januari 2011).

Model pembelajaran kuantum memiliki dua unsur di dalamnya, yaitu :

1) Konteks

Konteks yaitu latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh seorang guru.

Konteks di sini meliputi keadaan lingkungan, suasana, dan rancangan

pembelajaran. Unsur-unsur ini harus menjadi padu agar tercipta suatu

pembelajaran yang menyeluruh.

2) Isi

Salah satu unsur isi adalah materi, bakat dan potensi peserta didik. Di sini

diperlukan kemampuan seorang guru untuk mengembangkan setiap unsur

isi. Guru juga harus memfasilitasi siswa untuk mencapai keberhasilan

belajar. Dalam proses pembelajaran unsur-unsur yang terdiri dari suasana,

lingkungan, landasan, rancangan, penyajian dan fasilitas disusun

sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesuksesan belajar siswa.

Dari berbagai teori tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kuantum adalah suatu model pembelajaran yang memadukan

semua unsur-unsur dalam proses pembelajaran sehingga tercipta suatu

pembelajaran menyenangkan, efektif, dan efisien serta dengan taraf

keberhasilan tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Karakteristik Umum

Beberapa karakteristik umum pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut :

1) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif bukan fisika

kuantum meskipun serba sedikit serba sedikit istilah dan konsep kuantum

(33)

commit to user

pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai

teori psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum.

2) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,

hewanistis, dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat

perhatiannya. Potensi diri, kemampuan piker, daya motivasi, dan

sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal

atau optimal. Hadiah dan hukuman dipandang tidak ada karena semua usaha yang dilakukan manusia patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai

gejala manusiawi. Ini semua menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada

pada manusia dilihat dalam perspektif humanistis.

3) Pembelajaran kuantum lebih bersifat kontruktivistis bukan

positivistis-empiris, behavioristis. Karena itu, nuansa konstruktivisme dalam

pembelajaran kuantum relative kuat. Malah dapat dikatakan di sini bahwa

pembelajaran kuantum menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam

mewujudkan pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan

keberhasilan tujuan pembelajaran. Pembelajaran kuantum berupaya

memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri

manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai

kontek pembelajaran. Dalam pandangan pembelajaran kuantum,

lingkungan fisikal dan mental dan kemampuan pikiran atau diri manusia

sama-sama pentingnya dan saling mendukung. Karena itu, baik lingkungan

maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan

sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran berhasil

baik.

4) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu

dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa

interaksi telah menjadi kata kunci konsep sentral dalam pembelajaran kuantum. Karena itu pembelajaran kuantum memberikan tekanan pada

pentingnya interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan

bermakna. Di sini proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan

(34)

commit to user

kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya-cahaya

yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar. Interaksi yang tidak mampu

mengubah energi menjadi cahaya harus dihindari, kalau perlu dibuang jauh

dalam proses pembelajaran. Dalam kaitan inilah komunikasi menjadi sangat

penting dalam pembelajaran kuantum.

5) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan

pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Di sini pemercepatan pembelajaran diandaikan sebagai lompatan kuantum. Pendeknya, menurut

pembelajaran kuantum, proses pembelajaran harus berlangsung cepat

dengan keberhasilan tinggi. untuk itu, segala hambatan dan halangan yang

melambatkan proses pembelajaran harus disingkirkan, dihilangkan, atau

dieliminasi. Di sini berbagai kiat, cara, dan teknik dapat dipergunakan,

misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan,

lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks dan

sebagainya. Jadi, segala sesuatu yang menghalangi pemercepatan

pembelajaran harus dihilangkan pada satu sisi dan pada sisi lain segala

sesuatu yang mendukung pemercepatan pembelajaran harus diciptakan dan

dikelola sebaik-baiknya.

6) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran

proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.

Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat,

rileks, santai, dan menyenagnkan, sedang keartifisialan dan kepura-puraan

menimbulkan suasana tegang kaku, dan membosankan. Di sinilah para

perancang harus secara proaktif dan suportif untuk menciptakan

kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran.

7) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan

kebermutuan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti tujuan

pembalajaran tidak tercapai. Sebab itu, segala upaya yang memungkinkan

terwujudnya kebermaknaan dan kebermutuan pembelajaran harus

(35)

commit to user

dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar,

terutama pengalaman pembelajar perlu diakomodasi secara memadai.

Untuk itu, dapat dilakukan upaya membawa dunia pembelajar ke dalam

dunia pengajar pada satu pihak dan pada pihak lain menghantarkan dunia

pengajar ke dalam dunia pembelajar. Hal ini perlu dilakukan secara

seimbang.

8) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang

memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan

rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang

prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan untuk belajar, dan

keterampilan hidup. Konteks dan isi ini tidak terpisahkan, saling

mendukung, bagaikan sebuah orkestra yang memainkan simfoni.

Pemisahan keduanya hanya akan membuahkan kegagalan pembelajaran.

Kepaduan dan kesesuaian keduanya secara fungsional akan membuahkan

keberhasilan pembelajaran yang tinggi; ibaratnya permainan simfoni yang

sempurna yang dimainkan dalam sebuah orkestra.

9) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan

keterampilan akademis, keterampilan [dalam] hidup, dan prestasi fisikal

atau material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dan dikelola

secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran, tidak bisa

hanya salah satu di antaranya. Dikatakan demikian karena pembelajaran

yang berhasil bukan hanya terbentuknya keterampilan akademis dan

prestasi fisikal pembelajar, namun lebih penting lagi adalah terbentuknya

keterampilan hidup pembelajar. Untuk itu, kurikulum harus disusun

sedemikian rupa sehingga dapat terwujud kombinasi harmonis antara

keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal.

10)Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian

penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses

pembelajaran kurang bermakna. Untuk itu, pembelajar harus memiliki nilai

(36)

commit to user

itu, proses pembelajaran hendaknya menanamkan nilai dan keyakinan

positif dalam diri pembelajar. Nilai dan keyakinan negatif akan

membuahkan kegagalan proses pembelajaran. Misalnya, pembelajar perlu

memiliki keyakinan bahwa kesalahan atau kegagalan merupakan tanda

telah belajar; kesalahan atau kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir

segalanya. Dalam proses pembelajaran dikembangkan nilai dan keyakinan

bahwa hukuman dan hadiah (punishment dan reward) tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. Nilai dan keyakinan positif

seperti ini perlu terus-menerus dikembangkan dan dimantapkan. Makin

kuat dan mantap nilai dan keyakinan positif yang dimiliki oleh pembelajar,

kemungkinan berhasil dalam pembelajaran akan makin tinggi. Dikatakan

demikian sebab “Nilai-nilai ini menjadi kacamata yang dengannya kita

memandang dunia. Kita mengevaluasi, menetapkan prioritas, menilai, dan

bertingkah laku berdasarkan cara kita memandang kehidupan melalui

kacamata ini.

11) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan

keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan

sebagai kata kunci selain interaksi. Karena itu, dalam pembelajaran

kuantum berkembang ucapan: Selamat datang keberagaman dan kebebasan,

selamat tinggal keseragaman dan ketertiban!. Di sinilah perlunya diakui

keragaman gaya belajar siswa atau pembelajar, dikembangkannya

aktivitas-aktivitas pembelajar yang beragam, dan digunakannya bermacam-macam

kiat dan metode pembelajaran. Pada sisi lain perlu disingkirkan

penyeragaman gaya belajar pembelajar, aktivitas pembelajaran di kelas, dan

penggunaan kiat dan metode pembelajaran.

12) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam

proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat

pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal

(37)

commit to user

Ada empat ciri yang cukup menonjol pada pembelajaran kuantum

diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran. Hal ini terlihat sekali dalam

penerapan quantum teaching terdapat unsur kesempatan yang luas kapada

seluruh siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan

kajian terhadap suatu mata pelajaran. Tidak ada rasa diskriminatif dan

membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Tentu ini sangat membantu sekali dalam pembelajaran bagi siswa karena mereka memiliki

peluang dan waktu yang sama dalam proses pengajaran. Sebagai akibat dari

ciri yang pertama, maka memungkinkan tergali dan terekspresikannya

seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak.

2) Adanya kepuasan pada diri si anak. Hal ini sangat terlihat dari adanya

pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh si anak

sehingga secara proporsional anak akan mampu memahami dan mengerti

apa yang telah disampaikan dengan cepat tanpa adanya hambatan yang

besar. Karena di dalam proses ini si anak akan mampu mencurahkan dan

mempelajari apapun sesuai dengan keinginannya dan mereka tidak merasa

ada unsur paksaan sehingga akan semakin menambah kepuasan siswa

dalam pengajaran dan menambah semangat.

3) Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan

yang diajarakan. Hal ini terlihat dari adanya pengulangan terhadap sesuatu

yang sudah dikuasai si anak, sehingga seandainya ada materi yang kurang

begitu paham, maka dengan sendirinya si anak akan paham karena materi

yang diberikan memungkinkan untuk diulang agar kesemuanya mampu

untuk diserap.

4) Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang

dihasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori, kodel, dan sebagainya. Ini sangat penting karena antara guru dan anak didik akan mampu terjalin ikatan

emosional yang begitu kuat antara keduanya. Dengan demikian maka akan

menjadikan belajar semakin menggembirakan dan enjoy dalam

(38)

commit to user c. Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum

Pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Serupa

dengan asas utama, bawalah dunia mereka ke dunia kita, antarkan dunia kita ke

dunia mereka, prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek pembelajaran

kuantum. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1) Segalanya Berbicara

Segalanya dari lingkungann kelas hingga bahasa tubuh seorang guru, kertas yang guru bagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirim

pesan tentang belajar.

2) Segalanya Bertujuan

Semua yang terjadi pembelajaran memiliki tujuan. Apa yang disusun dalam

pelajaran yang akan diberikan kepada siswa harus mempunyai tujuan dan

batasan yang jelas. Hal ini dimaksudkan agar dalam melaksanakam

pembelajaran tidak keluar dari tujuan utama. Guru dan peserta didik harus

menyadari bahwa kegiatan dalam pembelajaran selalu bertujuan.

3) Pengalaman sebelum Pemberian Nama

Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan yang akan

menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik

terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka

memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

4) Akui Setiap Usaha

Belajar mengandung risiko. Belajar berarti melangkah keluar dari

kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut

mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Rasa

percaya diri dibutuhkan dalam rangka proses pembelajaran yang lebih

kondusif dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya rasa percaya diri peserta

didik akan merasa gemetar dan sudah tidak stabil kondisi psikologisnya. Hal ini tentu akan menghambat jalannya proses pembelajaran.

5) Jika Layak Dipelajari maka Layak pula Dirayakan

Segala sesuatu yang layak dipelajari sudah pasti layak pula untuk dirayakan

(39)

commit to user

dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran

harus berdampak pada terbentuknya keunggulan. Ada delapan prinsip

keunggulan dalam pembelajaran kuantum, yaitu :

1) Terapkan hidup dalam integritas

Dalam pembelajaran bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang

lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan

belajar.

2) Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan

Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan mengakui bahwa kesalahan

atau kegagalan dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk belajar

lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil. Kegagalan janganlah membuat

cemas terus menerus dan diberi hukuman karena kegagalan adalah tanda

bahwa seseorang telah belajar.

3) Berbicaralah dengan niat baik

Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan berbicara dalam

arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan

langsung. Niat baik berbicara dapat meningkatkan rasa percaya diri dan

motivasi belajar peserta didik.

4) Hidup di saat ini

Pusatkan perhatian kita pada saat sekarang ini dan manfaatkan waktu

sebaik mungkin. Kerjakan setiap tugas dengan sebaik-baiknya.

5) Tegaskanlah komitmen

Dalam pembelajaran, baik guru maupun peserta didik harus mengikuti

tujuan dan kegiatan pembelajaran tanpa ragu-ragu, tetap pada

(40)

commit to user 6) Tanggung jawab

Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung jawab

tidak mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena

itu, guru dan peserta didik harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi

tugas mereka.

7) Sikap luwes

Dalam pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Seorang guru

harus pandai-pandai dalam membaca dan mengubah lingkungan dan

suasana jika diperlukan demi keberhasilan peserta didiknya.

8) Pertahankanlah keseimbangan

Dalam pembelajaran, pertahankanlah jiwa, tubuh, emosi, dan semangat

dalam satu kesatuan dan keseimbangan agar proses dan hasil pembelajaran

efektif dan optimal.

d. Kelebihan Model Pembelajaran Kuantum

Kelebihan model pembelaran kuantum antara lain :

1) Siswa dapat belajar dari mana saja, tidak terbatas hanya bersumber dari

buku atau penjelasan dari guru sehingga memudahkan siswa dalam

mengembangkan potensinya.

2) Membentuk siswa yang aktif, karena dengan metode ini siswa bukan hanya

sebagai objek yang hanya menerima melainkan juga sebagai pelaku dalam

proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk

belajar.

3) Dapat mempercepat pemahaman siswa karena siswa mengalami apa yang

dipelajari secara langsung.

4) Menumbuhkan semangat siswa untuk belajar, dalam metode ini

keberhasilan yang telah dicapai siswa dirayakan sebagai bentuk penghargaan.

(41)

commit to user e. Kelemahan Model Pembelajaran Kuantum

1) Sulit membentuk suasana yang menyenangkan untuk melaksanakan proses

pembelajaran, karena adanya faktor-faktor yang mungkin kurang

mendukung baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan di sekitar

sekolah.

2) Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam menerapkan model

pembelajaran kuantum.

3) Tidak semua mata pelajaran cocok menggunakan model pembelajaran

kuantum.

4) Tidak semua siswa cocok diberikan model pembelajan kuantum terutama

bagi siswa yang lambat, karena siwa tersebut tidak akan mampu

memanfatkan segala hal sebagai sumber belajar.

f. Kerangka Perancangan Pembelajaran Kuantum

Pada dasarnya dalam pelaksanaan komponen rancangan pembelajaran

kuantum, dikenal dengan singkatan “ TANDUR”yang merupakan kepanjangan

dari : Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

Unsur-unsur tersebut membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi

pembelajaran kuantum. Menurut Sugiyono (2009: 83) menyatakan bahwa

kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada

setiap pembelajaran apapun mata pelajaran, tingkat kelas dengan beragam

budaya, jika para guru benar-benar menggunakan prinsip-prinsip atau

nilai-nilai pembelajaran kuantum. Kerangka ini juga memastikan mereka mengalami

pembelajaran, berlatih, dan menjadikan isi pelajaran nyata begi mereka sendiri,

(42)

commit to user

Rancangan pembelajaran Kuantum dapat dilihat pada Tabel I sebagai

berikut :

Tabel I. Rancangan Langkah-langkah Pembelajaran Matematika

Berbasis Kuantum

No Rancangan Penerapan dalam Pembelajaran Matematika

Kuantum Operasi Hitung Bilangan Bulat Keterangan

1 Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung makna bahwa pada awal kegiatan pembelajaran pengajar harus

berusaha menumbuhkan atau

mengembangkan minat siswa dalam belajar.

Dengan tumbuhnya minat, siswa akan sadar

manfaatnya kegiatan pembelajaran bagi

dirinya atau bagi kehidupannya. Pada tahap

ini pengajar menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada peserta didik dengan

cara bercerita. Pengajar mengajak siswa untuk

menyanyikan lagu tentang bilangan bulat

kemudian memberikan kartu bilangan bulat

kepada peserta didik. Setiap siswa mendapat

bilangan bulat yang berbeda.

T

2 Alami Alami mengandung makna bahwa proses

pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa

mengalami secara langsung atau nyata materi

yang diajarkan. Pengalaman dapat

menciptakan ikatan emosional, menciptakan

peluang untuk pemberian makna dan

pengalaman membangun keingintahuan

siswa. Setelah semua peserta didik menerima

kartu bilangan,guru meminta siswa untuk

membaca lambang bilangan yang tertulis.

(43)

commit to user

Peserta didik juga diminta untuk mengerjakan

soal operasi hitung menggunakan nomograf

secara mandiri.

3 Namai Namai mengandung makna bahwa penamaan

adalah saatnya untuk mengajarkan konsep,

keterampilan berpikir, dan strategi belajar.

Penamaan mampu memuaskan hasrat alami

otak untuk memberi identitas, mengurutkan,

dan mendefinisikan. Dalam tahap ini peserta

didik mengidentifikasi jenis bilangan bulat

yang mereka peroleh. Peserta didik juga

diminta untuk mengemukakan hasil atau

jawaban dari pengerjaan soal operasi hitung

bilangan bulat.

N

4 Demontrasi Demontrasi mengandung makna bahwa

memberi peluang pada siswa untuk

menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan

mereka ke dalam pembelajaran lain atau ke

dalam kehidupan mereka. Kegiatan ini akan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Peserta didik mengerjakan soal operasi hitung

bilangan bulat menggunakan media nomograf. Selain itu, peserta didik juga harus

menjelaskan penggunaan nomograf untuk

memecahkan soal operasi hitung bilangan

bulat

D

5 Ulangi Ulangi mengandung makna bahwa proses

pengulangan dalam kegiatan pembelajaran dapat memperkuat koneksi saraf dan

menumbuhkan rasa tahu atau yakin terhadap

kemampuan siswa. Setelah peserta didik

(44)

commit to user

mendemonstrasikan penggunaan nomograf,

mereka mengerjakan beberapa soal tentang

operasi hitung bilangan bulat menggunakan

nomograf.

6 Rayakan Rayakan mengandung makna bahwa

pemberian penghormatan pada siswa atas

usaha, ketekunan, dan kesehatan. Dengan kata

lain perayaan berarti pemberian umpan balik

yang positif pada siswa atas keberhasilannya,

baik berupa pujian, pemberian hadiah atau

bentuk lainnya. Umpan balik sangat penting

artinya bagi proses penguatan terhadap

prestasi yang telah dicapai siswa. Hal ini

berarti bahwa perayaan akan dapat

memperkuat proses belajar selanjutnya.

Setelah siswa selesai mengerjakan soal,

pendidik mengajak siswa untuk bertepuk

tangan secara serentak. Pendidik juga

memberikan pujian untuk peserta didik.

R

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang akan dikemukakan oleh peneliti sekarang ini mengacu pada

penelitian yang telah ada sebelumnya, yaitu :

Noor Isna Izzati ( 2009 ) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil

Belajar IPA melalui Pembelajaran Kuantum pada Siswa Kelas IV SD Negeri

Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran

2008/2009. Persamaan antara penelitian ini dan penelitian penulis adalah sama-sama

menggunakan model pembelajaran kuantum. Perbedaannya adalah dalam penelitian ini

variabel bebasnya adalah peningkatan hasil belajar IPA, sedangkan pada penelitian

(45)

commit to user

Betty Beliya Anggraheni ( 2010 ) dalam penelitiannya yang berjudul

Peningkatan Kemampuan Menghitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Melalui Media Manik-manik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Balangan Teras Boyolali

tahun Pelajaran 2009 / 2010. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan media

manik-manik dapat meningkatkan kemampuan menghitung penjumlahan dan

pengurangan. Kedua penelitian ini memiliki persamaan pada variabel bebasnya, yaitu

bilangan bulat. Sedangkan perbedaannya, pada penelitian ini menggunakan media manik-manik dan pada penelitian peneliti menggunakan model pembelajaran kuantum.

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat, terbukti dari 65% siswa

memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 63 yang ditentukan dari sekolah. Hal ini terjadi

karena guru masih menggunakan model-model pembelajaran konvensional serta

kurang menarik dalam membawakan materi yang akan disampaikan kepada siswa

sehingga membuat mereka jenuh ketika mengikuti pelajaran.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan

menggunakan model pembelajaran kuantum. Tindakan ini dilakukan selama dua siklus.

Siklus I mempelajari bilangan bulat dengan angka yang kecil dan menggunakan alat

peraga garis bilangan. Sedangkan pada siklus II mempelajari bilangan bulat dengan

angka yang lebih besar menggunakan alat peraga nomograf.

Dengan tindakan tersebut diduga melalui model pembelajaran Kuantum dapat

meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat kelas IV SDN II Ngadirojo

(46)

commit to user

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Bagan Gambar I

sebagai berikut:

(47)

commit to user

D. Pengajuan Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas,

dapat diajukan sebuah hipotesis tindakan bahwa penggunaan model pembelajaran

kuantum dengan media nomograf dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung

bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo kabupaten Wonogiri.

Gambar

Tabel hal.
Gambar
Tabel I. Rancangan Langkah-langkah Pembelajaran Matematika
Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Figure 2.1 Translation

Dengan adanya Sistem Informasi E-Commerce Berbasis Web diharapkan para konsumen dapat melakukan pemesanan setiap waktu dan dimanapun tempatnya tanpa ada

Hendaknya warga masyarakat meningkatkan pengetahuan tentang jenis- jenis air minum yang sehat dengan cara mencari informasi dari media cetak maupun elektronik sehingga

Kendala-kendala yang dihadapi dalam Pengendalian Kerusakan Lingkungan sebagai akibat Pertambangan Pasir Pantai di Kabupaten Merauke……….. SURAT

(2) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Bagian Tata.. Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau

The dynamictwo-phase equations are solved numeri- cally by finite difference with alternating direction implicit method algorithm, and then applied to simulate humidity and

Pengelolaan upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan skala nasional.. Registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diketahui bahwa subjek memiliki kompetensi sosial yang baik, hal ini dikarenakan subjek telah