• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pada awalnya SD Negeri II Ngadirojo merupakan Sekolah Rakyat (SR) serta belum memiliki bangunan tetap yang berdiri tahun 1947. Setelah mengalami perkembangan kemudian berubah menjadi Sekolah Dasar Negeri I Ngadirojo. Karena muridnya terlalu banyak maka didirikan SD Negeri II Ngadirojo. Jadi SD Negeri II Ngadirojo merupakan pecahan dari SD Negeri I Ngadirojo.

Fasilitas yang ada di SD Negeri II Ngadirojo cukup lengkap, terutama alat peraga untuk mendukung proses belajar mengajar. Alat peraga terawat dan disimpan dengan baik. Setiap akan menggunakan guru mengambil alat peraga tersebut dan dikembalikan setelah selesai digunakan. Jadi alat peraga tidak tertinggal di kelas.

Ruang kelas IV SD Negeri II Ngadirojo kurang begitu luas jika dilihat jumlah siswa sebanyak 39 siswa. Di sebelah belakang kelas sudah tidak ada ruang kosong. Begitu juga samping kanan dan kiri antar meja siswa ruang selanya juga sempit. Di sebelah utara ruang kelas IV SD Negeri II Ngadirojo merupakan jalan utama jadi suara bising kendaraan merupakan hal yang selalu didengar.

Pembelajaran bilangan bulat yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri II Ngadirojo, guru belum menggunakan model pembelajaran kuantum. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Jika dihubungkan dengan keadaan kelas dan sekitarnya, pembelajaran yang berpusat pada guru tentu dirasa kurang efektif. Siswa pun merasa bosan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo. Dengan penelitian ini diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dapat meningkat.

B. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan

commit to user

survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan saat pembelajaran operasi hitung bilangan bulat di kelas IV SD Negeri II Ngadirojo guru belum menggunakan model pembelajaran kuantum, selain itu pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered).

Dari hasil pretest yang dilakukan diketahui bahwa 60% siswa belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal ( KKM = 60). Hasil dari nilai pretest ( Lampiran 9 halaman 146) dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Tes sebelum Tindakan

No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1. 10 – 18 2 5 % 2. 19 – 27 4 10 % 3. 28 – 36 5 13 % 4. 37 – 45 5 13 % 5. 46 – 54 7 18 % 6. 55 – 63 2 5 % 7. 64 – 72 2 5 % 8. 73 – 81 3 8 % 9. 82 – 90 9 23 % Jumlah 39 100 %

commit to user

Berdasarkan Tabel 2, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut :

Gambar 4: Grafik Data Nilai sebelum Tindakan

Dari Tabel 2 dan Gambar 4 tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo sebelum dilaksanakan tindakan adalah 54. Dari data nilai pretest siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo sebanyak 39 siswa hanya 16 siswa atau 40 % yang mencapai nilai KKM. Sebanyak 23 siswa atau 60 % memperoleh nilai di bawah KKM. Dari hasil pretest pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV SD Negeri II Ngadirojo masih kurang.

Selain dilihat dari nilai sebelum tindakan juga dapat dilihat dari hasil wawancara (Lampiran 7 halaman 142) yang menyimpulkan bahwa dalam menyampaikan materi operasi hitung bilangan bulat, guru sudah menggunakan media pembelajaran tetapi masih bersifat abstrak. Meskipun guru sudah berusaha untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran tetapi siswa masih sulit untuk belajara aktif. Hal-hal inilah yang menyebabkan kurangnya kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo. 0% 5% 10% 15% 20% 25% 10-18 19-27 28-36 37-45 46-54 55-63 64-72 73-81 82-90 P e r s e n t a s e

commit to user C. Hasil Penelitian 1. Siklus I

Tindakan siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 kali dimulai pada tanggal 28 Februari 2011 sampai dengan 7 Maret. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 X 35 menit. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan deskripsi data awal yang telah dipaparkan, guru harus mempersiapkan segala perangkat yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Persiapan dilakukan sebaik mungkin agar kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dapat meningkat. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),membuat garis bilangan, menyusun lembar observasi baik untuk guru maupun lembar observasi untuk siswa.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan garis bilangan.

Standar Kompetensi :

5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi Dasar :

5.2. Menjumlahkan bilangan bulat 5.3. Mengurangkan bilangan bulat

Indikator :

5.2.1. Menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif. 5.2.2. Menjumlahkan bilangan bulat negatif dan positif. 5.2.2. Menjumlahkan bilangan negatif dan negatif. 5.3.1. Mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif. 5.3.2. Mengurangkan bilangan bulat negatif dan positif. 5.3.3. Mengurangkan bilangan bulat negatif dan negatif.

commit to user

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran kuantum. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 X 35 menit) lengkap dengan alat tes (Lampiran 4 halaman 95).

2) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu garis bilangan.

3) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa (Lampiran 10 halaman 148 dan lampiran 11 halaman 154).

4) Menyiapkan daftar presensi. 5) Menyiapkan lembar penilaian. b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran melalui model pembelajaran kuantum dengan media garis bilangan. Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan sesuai RPP yang telah disusun. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 3 pertemuan.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Senin 28 Februari 2011 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan pertama materi yang disampaikan adalah tentang penjumlahan bilangan bulat dengan indikator menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat negatif dan positif. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, guru mengadakan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebagai kegiatan apersepsi dengan tujuan merangsang ingatan siswa tentang konsep bilangan bulat yang telah diajarkan sebelum tindakan dan memusatkan perhatian siswa. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah mengajak siswa untuk menyanyikan menyayikan lagu tentang bilangan bulat.

commit to user

siswa. Setelah semua siswa mendapat kartu bilangan, mereka diminta untuk menyebutkan atau membaca bilangan yang telah mereka peroleh. Agar mereka lebih aktif dalam pembelajaran guru langsung memberikan beberapa soal penjumlahan bilangan bulat. Kemudian, beberapa siswa diminta untuk mengerjakan soal di depan kelas dengan menggunakan garis bilangan. Siswa lain mengoreksi pekerjaan teman yang mengerjakan soal di depan kelas. Setelah soal dikoreksi guru baru menjelaskan pengerjaan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan media garis bilangan.

Sebagai contoh, salah satu siswa diminta untuk menuliskan soal penjumlahan bilangan positif dan negatif jika dijumlah kuranng dari 10. Misalnya, 3 + (-4). Guru mendemonstrasikan cara mengerjakan soal yang disepakati dengan menggunakan garis bilangan. Cara menghitung 3 + (-4) menggunakan garis bilangan adalah : (a) posisikan boneka kertas pada angka 0, (b) jalankan boneka kea rah kanan sebanyak 3 langkah dan berhanti di angka 3, (c) karena ditambah bilangan negatif maka boneka tersebut dijalankan ke arah kiri sebanyak 4 langkah, (d) dari langkah yang ketiga boneka berhenti di angka -1 artinya hasil penjumlahan 3 + (-4) adalah -1. Setelah itu,siswa diminta untuk menanyakan hal yang belum dipahami. Guru bersama siswa merefleksi hasil pekerjaan beberapa siswa yang telah dikerjakan sebelumnya.

Pembelajaran dilanjutkan tentang penjumlahan bilangan negatif dan positif dengan menggunakan garis bilangan. Guru mengambil contoh yaitu (-6) + 8. Kemudian meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di depan kelas menggunakan garis bilangan dengan aturan sebagai berikut :

a) Setiap memulai perhitungan, boneka kertas selalu berada pada bilangan 0.

b) Bilangan positif ditunjukkan dengan arah langkah ke kanan. c) Bilangan negatif ditunjukkan dengan arah langkah ke kiri. d) Ditambah berarti maju.

e) Dikurang berarti mundur.

commit to user

bulat menggunakan garis bilangan, guru membimbing siswa untuk menuliskan langkah-langkah yang telah dilakukan dengan garis bilangan. 3 + (-4) =

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Keterangan:

Arah panah dari 0 ke 3 menunjukkan bilangan 3. Arah panah dari 3 ke -1 menunjukkan bilangan -4. Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke -1. Jadi, 3 + (-4) = -1.

(-6) + 8 =

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

Keterangan:

Arah panah dari 0 ke -6 menunjukkan bilangan -6. Arah panah dari -6 ke 2 menunjukkan bilangan 8. Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke 2. Jadi, (-6) + 8 = 2.

Kemudian guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan dan bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan tersebut. Dari pembelajaran yang telah dilakukan siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, yaitu penjumlahan bilangan positif dengan bilangan negatif atau sebaliknya hasilnya bisa bilangan bulat positif ataupun negatif. Hasilnya positif apabila angka bilangan bulat positif lebih besar dari bilangan bulat negatif, hasilnya negatif apabila angka bilangan bulat negatif lebih besar dari bilangan bulat positif.

commit to user

Selanjutnya, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar siswa memahami pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah waktu yang diberikan habis, guru dan siswa membahas hasil pekerjaan siswa, dilanjutkan dengan mengumumkan nilai siswa. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian tindak lanjut.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret 2011 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan kedua indikator yang disampaikan adalah menjumlahkan bilangan negatif dan negatif dan mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif. Guru menyajikan beberapa soal pengurangan bilangan bulat, kemudian mengadakan tanya jawab tentang soal tersebut. Kegiatan inti dengan siswa diminta untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Siswa mengamati jawaban yang diperoleh dari pengerjaan yang sudah dilakukan. Setelah itu, siswa diminta untuk mengemukakan hasil pengerjaan yang diperoleh.

Guru mengajak siswa untuk mengidentifikasi hasil pengurangan bilangan bulat. Siswa diminta untuk mendemonstrasikan pengerjaan soal penjumlahan bilangan bulat negatif dan negatif menggunakan garis bilangan. Misalnya menjumlahkan bilangan (-2) + (-5), langkahnya adalah (a) posisikan boneka kertas pada angka 0, (b) jalankan boneka kertas ke arah kiri sebanyak 2 langkah, (c) karena ditambah bilangan negatif, jalankan lagi boneka ke arah kiri sebanyak 5 langkah, (d) dari langkah ketiga diketahui bahwa boneka berhenti di titik -7. Setelah itu, siswa lain menuliskan operasi tersebut pada garis bilangan.

(–2) + (–5) =

commit to user Keterangan:

Arah panah dari 0 ke -2 menunjukkan bilangan -2. Arah panah dari -2 ke -7 menunjukkan bilangan -5. Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke -7. Jadi, (-2) + (-5) = -7

Selanjutnya, guru memberikan contoh soal pengurangan bilangan bulat positif dan negatif yang dikerjakan oleh salah satu siswa . Misalnya, 2 – (-5). Langkahnya adalah (a) posisikan boneka kertas pada angka 0, (b) jalankan boneka kertas ke arah kanan sebanyak 2 langkah, (c) karena dikurangi bilangan negatif, jalankan lagi boneka ke arah kanan sebanyak 5 langkah, (d) dari langkah ketiga diketahui bahwa boneka berhenti di titik 7. Setelah itu, siswa lain menuliskan operasi tersebut pada garis bilangan. 2 – (-5) =

-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Keterangan:

Arah panah dari 0 ke 2 menunjukkan bilangan 2. Arah panah dari 2 ke 7 menunjukkan bilangan -5. Hasilnya ditunjukkan arah panah dari 0 ke 7. Jadi, 2 – (-5) = 7

Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. Kesimpulan yang dapat diambil adalah (a) hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif akan menghasilkan bilangan bulat negatif. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, guru memberikan tes evaluasi akhir. Setelah waktu yang diberikan habis, siswa dan guru membahas tes yang telah dikerjakan. Pembelajaran diakhiri dengan guru mengumumkan hasil tes yang diperoleh

commit to user siswa.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 7 Maret 2011 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan ketiga materi yang disampaikan adalah tentang pengurangan dengan indikator mengurangkan bilangan bulat negatif dan positif dan mengurangkan bilangan bulat negatif dan negatif. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengajak siswa untuk menyanyi bersama lagu tentang matematika. Hal ini bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengingat hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya.

Sebagai kegiatan eksplorasi guru memberikan soal tentang operasi hitung bilangan bulat yang sudah dipelajari sebelumnya dan yang akan dipelajari kemudian meminta siswa untuk mengidentifikasi jenis bilangan yang akan diperoleh dari operasi hitung soal tersebut. Sebelumnya, guru menjelaskan secara singkat pengerjaan operasi pengurangan tanpa menggunakan garis bilangan. Pengurangan bilangan bulat positif dan negatif dan pengurangan bilangan bulat negatif dan negatif :

8 – (-5) = 8 + 5 = 13 -8 – (-5) = -8 + 5

= -3

Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan secara kelompok. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Guru memberikan beberapa soal tentang operasi pengurangan bilangan bulat negatif dan negatif untuk dikerjakan secara kelompok, setiap kelompok memiliki tiga soal yang berbeda. Guru mengamati jalannya diskusi siswa dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa yang mengalami kesulitan. Perwakilan dari kelompok ke depan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi dan kelompok lain memperhatikan.

Setelah semua kelompok menyampaikan hasil diskusi guru bersama-sama siswa merangkum hasil diskusi. Guru memberikan satu soal lagi

commit to user

untuk dikerjakan secara individu. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberi soal evaluasi yang harus dikerjakan secara individu. Setelah waktu yang diberikan telah habis, siswa dan guru membahas tes yang telah dikerjakan. Pembelajaran diakhiri dengan guru mengumumkan hasil tes yang diperoleh siswa.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan kegiatan penelitian ini dilakukan oleh guru kelas IV yaiti Ibu Yuli Kurniawati,A.Ma.Pd. observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir. Pengamatan yang dilakukan observer meliputi aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar observasi yang telah dipersiakan oleh peneliti. Hasil observasi dapat dipaparkan sebagai berikut :

1) Hasil Observasi Keterampilan Guru Mengajar

Dari data observasi yang dilakukan dalam siklus I selama 3 pertemuan diperoleh hasil observasi kinerja guru ( Lampiran 10 halaman 148) sebagai berikut:

a) Guru sudah baik dalam mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran, sesuai materi,dan menarik bagi anak.

b) Guru menguasai materi pembelajaran yang disampaikan dengan baik. c) Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan runtut.

d) Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. e) Baik dalam penggunaan metode yang sesuai dengan materi

pembelajaran yang disampaikan.

f) Kemampuan menguasai kelas dan menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan cukup baik.

g) Kemampuan guru dalam membangkitkan kemampuan berpikir siswa cukup baik dan diikuti dengan penuh perhatian terhadap siswa.

commit to user

baik ,dan cukup membuat siswa tertarik tentang materi yang akan disampaikan.

i) Guru memotivasi individu maupun kelompok pada saat pembelajaran. j) Guru menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran

yang disampaikan.

k) Guru melibatkan siswa dalam memanfaatan media dengan baik. l) Guru cukup menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa. m) Guru menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar,

dan lancar.

n) Guru melakukan penguatan kepada siswa dengan baik. o) Guru cukup baik dalam memberikan tindak lanjut.

Hasil observasi guru perkembangan keterampilan guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran kuantum pada siklus I selama 3 kali pertemuan ( Lampiran 8 halaman 148 ) dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3. Perkembangan Keterampilan Guru Mengajar Siklus I

No. Siklus I Nilai

1. Pertemuan ke 1 2,8

2. Pertemuan ke 2 3,1

3. Pertemuan ke 3 3,3

Rata-rata 3,1

Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada Gambar 5 sebagai berikut :

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

N i l a i

commit to user

Gambar 5: Grafik Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar Siklus I 2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dari data observasi pada siklus I diperoleh data aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo dalam pembelajaran ( Lampiran 11 halaman 154 ) adalah sebagai berikut:

a) Antusias siswa sudah baik saat kegiatan pembelajaran.

b) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat cukup baik. c) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik.

d) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru mengenai materi pembelajaran sudah baik.

e) Siswa terlihat gembira saat pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. f) Model pembelajaran kuantum efektif diterapkan saat pembelajaran

operasi hitung bilangan bulat pada kelas IV SD Negeri II Ngadirojo. g) Kerjasama yang dilakukan antar siswa sudah cukup baik.

h) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sudah baik.

i) Kesiapan siswa dalam mengerjakan evaluasi cukup baik. j) Kesungguhan siswa dalam mengerjakan evaluasi sudah baik.

Dalam observasi pada siklus I ini pembelajaran kuantum yang dilakukan oleh guru sudah cukup baik. Siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Mereka juga terlihat senang saat mengikutu pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.

Hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo ( Lampiran 11 halaman 154 ) dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I

No. Siklus I Nilai

1. Pertemuan ke 1 2,8

2. Pertemuan ke 2 2,9

3. Pertemuan ke 3 3,3

commit to user

Berdasarkan Tabel 4 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada Gambar 6 sebagai berikut :

Gambar 6: Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa Siklus I

3) Nilai Hasil Belajar Siswa

Selama tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh data tentang nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo berdasarkan data nilai siswa pada siklus I menunjukkan masih terdapat lima siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

Data nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo ( Lampiran 15 halaman 163 )dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I No. Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1. 10 – 18 0 0 % 2. 19 – 27 0 0 % 3. 28 – 36 0 0 % 4. 37 – 45 0 0 % 5. 46 – 54 3 8 % 6. 55 – 63 10 26 % 7. 64 – 72 4 10 % 8. 73 – 81 15 38 % 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

N i l a i

commit to user

9. 82 – 90 7 18 %

Jumlah 39 100 %

Rata-rata nilai siswa 71

Berdasarkan Tabel 5 di atas, maka dibuat grafik yang dapat dilihat pada Gambar 7 sebagai berikut:

Gambar 7: Grafik Frekuensi Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I

d. Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus I, nilai hasil belajar siswa dalam kemampuan pengerjaan operasi operasi hitung bilangan bulat telah mengalami peningkatan. Peningkatan nilai pada siklus I sebesar 47%. Sebelum dilaksanakan tindakan hanya 40% siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan pada siklus I terdapat 87% siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo mencapai ketuntasan belajar. Meskipun pada siklus I telah terjadi peningkatan, tetapi harus dilakukan lagi tindakan pada siklus II. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan nilai siswa kelas IV SD Negeri II Ngadirojo selanjutnya.

Hasil penilaian terhadap guru pada siklus I sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan guru mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran sesuai materi menarik bagi anak, menguasai materi pembelajaran yang disampaikan dengan baik, menyampaikan materi

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 10 - 18 19 - 27 28 - 36 37 - 45 46 -54 55 - 63 64 - 72 73 - 81 82 - 90 Rentang Nilai Hasil Belajar

P e r s e n t a s e

commit to user

pembelajaran dengan runtut, kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, memotivasi individu maupun kelompok pada saat pembelajaran, menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran yang disampaikan, melibatkan siswa dalam memanfaatan media dengan baik, melakukan penguatan kepada siswa dengan baik, dan menggunakan bahasan lisan dan tulisan secara baik, jelas, benar, dan lancar. Tetapi masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dalam pembelajaran yang dilakukan. Hal-hal tersebut antara lain :

1) Guru kurang menguasai kelas dan menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan cukup baik, dalam pembelajaran yang dilakukan masih banyak siswa melakukan aktivitasnya sendiri.

2) Dalam penggunaan alat peraga, guru hanya melibatkan siswa yang aktif dan kurang memperhatikan siswa yang kurang aktif.

3) Siswa belum maksimal dalam pengerjaan operasi hitung bilangan bulat. 4) Guru kurang menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa, guru

kurang membuka diri untuk menerima saran-saran dari siswa.

5) Dalam memberikan tindak lanjut, guru masih memberikan soal yang sama. Dalam pelaksanaan tindak lanjut seharusnya guru memberikan soal yang berbeda antara siswa yang sudah tuntas dalam belajar dan yang belum tuntas ( remidi dan pengayaan).

Dari hal-hal yang ditemui pada siklus I maka perlu diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya (siklus II).

2. Siklus II

Tindakan siklus II juga dilaksanakan sebanyak 3 kali dimulai pada tanggal 9 Maret 2011 sampai dengan 17 Maret. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 X 35 menit. Siklus II ini juga terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I melalui model pembelajaran kuantum menunjukkan adanya peningkatan kemampuan operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri II

commit to user

Ngadirojo. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Sebelum tindakan terdapat 23 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM, sedanngkan pada siklus I terdapat 5 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Oleh karena itu, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran kembali melalui model pembelajaran kuantum. Media pembelajaran yang digunakan pada siklus II adalah nomograf.

Adapun rencana tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Merancang kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran kuantum. RPP dilaksanakan selama tiga kali

Dokumen terkait