ABSTRAK
Perlindungan Konsumen Terhadap Pencantuman Klausula Baku Dihubungkan Dengan Asas – Asas Perjanjian Berdasarkan Kitab Undang – Undang Hukum
Perdata Dan UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Sekararum Intan Munggaran 110110110505
Dunia perekonomian semakin berkembang pesat di Indonesia. Bidang ekonomi sedang disoroti banyak pihak karena sampai saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat disertai dengan daya beli masyarakat yang semakin meningkat.. Salah satu contoh dari berkembangnya bidang ekonomi adalah dalam bidang perdagangan, baik perdagangan produk ataupun jasa. Bahasan dalam skripsi ini adalah mengenai perdagangan barang dan jasa yang ditawarkan oleh pelaku usaha terhadap konsumen. Beberapa permasalahan timbul akibat tindakan kesewenang – wenangan pelaku usaha terhadap hak – hak konsumen sehingga terjadi ketidakseimbangan posisi antara pelaku usaha yang mempunyai posisi lebih tinggi dibandingkan dengan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kegiatan transaksi perdagangan mengenai penerapan klausula baku dalam perjanjian transaksi perdagangan dengan Undang – Undang Hukum Perdata dan Undang – Undang Perlindungan Konsumen serta tanggung jawab terhadap konsumen apabila dirugikan oleh pelaku usaha.
Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif analitis. Penerapan klausula baku dalam suatu perjanjian jual beli barang ataupun jasa diperbolehkan asalkan tidak mengandung klausula eksonerasi dan tidak bertentangan dengan pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) Undang – Undang Perlindungan Konsumen. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah secara yuridis formatif dengan bahan berupa bahan hukum primer, sekunder, dan tersier baik berupa peraturan perundang – undangan, asas – asas hukum dan hasil penelitian.
Hasil penelitian dari skripsi ini adalah bahwa pencantuman klausula baku dalam perjanjian diperbolehkan tetapi dalam kasus ini perjanjian tersebut mengandung klausula yang dilarang berdasarkan Pasal 18 UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan merugikan konsumen sehingga klausula baku tersebut dinyatakan batal demi hukum. Bentuk tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen dapat dilakukan dengan cara melakukan pembuktian terbalik dimana pelaku usaha yang mempunyai kewajiban pembuktian terhadap kerugian yang diderita oleh konsumen berdasarkan pasal 19, 21, 23, dan 28 UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.