• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Kota Sukabumi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Kota Sukabumi)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Tax is the greatest revenue source for country Indonesia. Therefore, the government continues to disseminate to the public to pay taxes properly and correctly in order to increase tax revenues to finance the state budget has been set. This modernization process is one way to increase public compliance. The purpose of this study was to determine the extent of the influence modernization of tax administration on the level of taxpayer compliance in the Tax Service Office Pratama in Sukabumi.

The research methodology used is descriptive method of analysis is a method of research that aims to provide a picture of the actual condition of the item being investigated based on the facts that exist, with how to collect, process and analyze the various kinds of data that can be drawn a conclusion.

From the research results obtained, that the modernization of tax administration plays an active role in improving taxpayer compliance. From the results obtained by statistical calculation of the correlation coefficient of 0.912 which means the existence of a very strong relationship between the process of modernization of tax administration with taxpayer compliance. While the compliance of taxpayers who are affected by the modernization of tax administration and the rest 76.44% influenced by other factors. Based on the testing of hypotheses derived thitung TTable 12.48 is greater than 2.0150, then the hypothesis is acceptable.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling besar bagi Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk membayar pajak secara baik dan benar agar penerimaan pajak semakin meningkat untuk membiayai anggaran negara yang sudah ditetapkan. Proses modernisasi ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh modernisasi administrasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Sukabumi.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, dengan cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis berbagai macam data sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

Dari hasil penelitian diperoleh, bahwa modernisasi administrasi perpajakan berperan aktif dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,912 yang berarti adanya hubungan yang sangat kuat antara proses modernisasi administrasi perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak. Sedangkan kepatuhan wajib pajak yang dipengaruhi oleh modernisasi administrasi perpajakan sebesar 76.44% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan pengujian hipotesis didapat thitung sebesar 12,48 lebih besar dari

ttabel 2,0150, maka hipotesis dapat diterima.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Pengertian Perpajakan Secara Umum ... 8

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.2 Jenis Pajak ... 11

2.1.1.3 Sistem Perpajakan ... 12

2.1.1.4 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 14

2.1.2 Definisi Administrasi ... 15

2.1.2.1 Ruang Lingkup Administrasi ... 17

2.1.2.2 Reformasi Administrasi Perpajakan ... 19

2.1.3 Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 20

2.1.3.1 Modernisasi Struktur Organisasi ... 24

2.1.3.2 Modernisasi business process dan teknologi Informasi dan komunikasi ... 26

2.1.3.3 Modernisasi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 28

2.1.3.4 Modernisasi Good Governance ... 30

2.1.4 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ... 32

2.1.4.1 Dasar-dasar Kepatuhan ... 33

2.1.4.2 Jenis Kepatuhan Wajib Pajak ... 34

2.2 Rerangka Pemikiran ... 37

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 39

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN ... 40

3.1 Objek Penelitian ... 40

3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kota Sukabumi ... 40

3.1.2 Gambaran Umum KPP PratamaKota Sukabumi ... 42

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha 3.1.4 Tugas dan Fungsi Susunan Organisasi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Kota Sukabumi ... 44

3.1.5 Sumber Daya Manusia di KPP Pratama Kota Sukabumi ... 54

3.1.6 Fasilitas yang Dimiliki KPP Pratama Kota Sukabumi ... 54

3.1.7 Bidang Kegiatan KPP Pratama Kota Sukabumi ... 55

3.2 Metodologi Penelitian ... 55

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.2.2 Jenis dan Sumber Data ... 57

3.2.3 Pengembangan Instrumen ... 57

3.2.4 Operasional Variabel ... 58

3.2.5 Ikhtisar Variabel, Indikator Variabel, Skala Pengukuran dan Instrumen ... 59

3.2.6 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 60

3.2.7 Teknik Pengujian Hipotesis ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

4.1 Hasil Penelitian ... 67

4.1.1 Proses Modernisasi Struktur Organisasi ... 67

4.1.1.1 Pembenahan Fungsi Pelayanan dan Pemeriksaan ... 67

4.1.1.2 Jalur Pengawasan Tugas Pelayanan dan Pemeriksaan ... 68

4.1.2 Proses Modernisasi Business process dan Teknologi Komunikasi dan Informasi ... 69

4.1.2.1 Inovasi Proses dan Informasi ... 70

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha 4.1.3.1 Pengembangan Sistem Manajemen Sumber Daya

Manusia ... 71

4.1.3.2 Pengembangan Kapasitas serta Pengukuran Kinerja ... 72

4.1.4 Proses Modernisasi Good Governance ... 73

4.1.4.1 Mekanisme Pengawasan Internal ... 74

4.1.4.2 Evaluasi Kinerja ... 74

4.1.5 Manfaat Modernisasi Bagi Wajib Pajak ... 75

4.1.6 Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak ... 76

4.2 Pembahasan Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 77

4.2.1 Pelaksanaan Proses Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 77

4.2.1.1 Proses Modernisasi pada Struktur Organisasi ... 77

4.2.1.2 Proses Modernisasi pada Teknologi Komunikasi dan Informasi ... 78

4.2.1.3 Proses Modernisasi pada Manajemen Sumber Daya Manusia ... 79

4.2.1.4 Proses Modernisasi pada good governance ... 80

4.3 Hasil Pengolahan Data Kuesioner Variabel X (Modernisasi Administrasi Perpajakan) dan Variabel Y (Kepatuhan Wajib Pajak) ... 81

4.3.1 Peranan Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 81

4.3.2 Kepatuhan Wajib Pajak ... 99

4.4 Hasil Pengujian Data... 112

4.4.1 Uji Validitas ... 112

4.4.2 Uji Realibilitas ... 116

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 129

5.1 Simpulan ... 129

5.2 Saran1 ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133

LAMPIRAN ... 134

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Penetapan Indikator Variabel Independen (Modernisasi

Administrasi Perpajakan) ... 59 Tabel II Penetapan Indikator Variabel Dependen (Kepatuhan Wajib

Pajak) ... 60 Tabel III Permasalahan Wajib Pajak Dapat Ditangani Melalui Seorang

Account Representative (AR) ... 81

Tabel IV Penyusunan Organisasi Berdasarkan Fungsi Memudahkan Jalur Penyelesaian Pelayanan dan Pemeriksaan ... 82 Tabel V Fungsi Pelayanan dan Pemeriksaan Menjadi Tidak Kaku Dengan

Prinsip Orientas Hasil ... 82 Tabel VI Menetapkan Struktur Organisasi Fungsional ... 83 Tabel VII Pentingnya Pembagian Wewenang dan Pembebanan Tanggung

Jawab ... 83 Tabel VIII Workflow System Memudahkan Pengawasan Kegiatan

Administrasi Dari Pelayanan, Pengawasan, Pembayaran, dan Pelaporan Bagi Wajib Pajak ... 84 Tabel IX Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak Menjadi Acuan

Pemberian Sanksi Atas Kesalahan yang Dilakukan Pegawai ... 85 Tabel X Pemisahan Tugas Yang Memadai dan Otorisasi Yang Memadai

Atas Transaksi dan Aktivitas ... 85 Tabel XI Pengendalian Fisik dan Catatan Atas Prosedur Administrasi

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha Tabel XII Informasi Dilakukan Oleh Orang Yang Tepat, Relevan, Tepat

Waktu Dan Lengkap Yang Disebut Account Representative ... 87

Tabel XIII Adanya Komunikasi Yang Harmonis Antara Pegawai Pajak Dengan Wajib Pajak ... 87

Tabel XIV Account Representative Bertugas Menginformasikan Perubahan Ketentuan Perpajakan Dan Interpretasinya... 88

Tabel XV Account Representative Membantu Wajib Pajak Memperoleh Konfirmasi Atas Permasalahn Perpajakan ... 89

Tabel XVI Dilakukan Konsultasi Internal Yang Meliputi Sosialisasi Peraturan Baru, Dan Pembinaan Mental ... 89

Tabel XVII Website, E-Payment, E-SPT Atau E-Filling, E-Registration, Call Center, Complaint Center, SMS Tax, Help Desk, Dan Taxpayers Account Dapat Meningkatkan Produktivitas Dan Ketepatan Waktu Penyelesaian ... 90

Tabel XVIII Komusikasi Dengan Wajib Pajak Lebih Intensif Dan Terbukti Didukung Berbagai Sarana Komunikasi ... 91

Tabel XIX Diadakan Program Pelatihan Melalui Metode Adult Learning Principles ... 91

Tabel XX Dilakukannnya Pemetaan Kompetensi (Compentency Mapping) Untuk Seluruh Pegawai Direktorat Jenderal Pajak ... 92

Tabel XXI Meningkatnya Efektivitas Dan Akuntabilitas Pegawai Pajak ... 93

Tabel XXII Tingkat Disiplin Pegawai Semakin Meningkat ... 93

(11)

xvii Universitas Kristen Maranatha Tegas Yang Mencantumkan Kewajiban Dan Larangan Bagi Para

Pegawai DJP ... 94

Tabel XXV Pembentukan Complaint Center Di Masing-Masing Kanwil Modern Untuk Menampung Keluhan Wajib Pajak ... 95

Tabel XXVI Kantor Pajak Modern Mengadakan Survey Setiap Tahunnya Mengenai Tingkat Kepuasan Wajib Pajak ... 96

Tabel XXVII Pemanfaatan Teknologi Informasi Dianggap Sudah Memadai ... 96

Tabel XXVIII Jawaban dan Skor Responden Mengenai Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 97

Tabel XXIX Persentase Modernisasi Administrasi Perpajakan ... 98

Tabel XXX Pajak Adalah Partisipasi Dalam Membangun Negara ... 99

Tabel XXXI Memiliki NPWP Karena Kesadaran Sendiri ... 100

Tabel XXXII Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan Mempermudah Dalam Pendaftran Wajib Pajak ... 100

Tabel XXXIII Pelaporan SPT Melalui Media Komputer (E-SPT) Dan Jaringan Komunikasi Data (E-Filling) Memudahkan Wajib Pajak ... 101

Tabel XXXIV Ketepatan Waktu Penyampaian SPT Tahunan ... 102

Tabel XXXV Antrian Di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) Semakin Berkurang ... 102

Tabel XXXVI Fasilitas Di Kantor Pelayan Pajak Semakin Nyaman Dan Terorganisir ... 103

(12)

xviii Universitas Kristen Maranatha Tabel XXXVIII Dilakukan Pengarahan Langsung Ke Wajib Pajak Mengenai

E-SPT Atau E-Filling Dan E-Payment ... 104

Tabel XXXIX Dipertemukan Dengan Programmer Apabila Ditemukan Hambatan Yang Serius ... 105

Tabel XL Pembayaran Pajak Secara Online (E-Payment) Mengurangi Kemungkinan Terjadinya Pembayaran Fiktif ... 106

Tabel XLI Pembayaran Pajak Secara Online Dapat Dilakukan Wajib Pajak Setiap Saat Dengan Dukungan Fasilitas Perbaikan Seperti ATM, Internet Banking, Dan Phone Banking ... 106

Tabel XLII Account Representative Membantu Dalam Memperoleh Konfirmasi Permasalahan Wajib Pajak ... 107

Tabel XLIII Komunikasi Dengan Pegawai Pajak Yang Lebih Terbuka Didukung Berbagai Sarana Komunikasi ... 108

Tabel XLIV Semua Permasalahan Wajib Pajak Termonitor Secara Transparan Dengan Metode Workflow Dengan Rekening Khusus Wajib Pajak ... 108

Tabel XLV Pemeriksaaan Kriteria Seleksi Dipilih Dengan Berbagai Kriteria Secara Terkomputerisasi Sehingga Wajib Pajak Memiliki Tingkat Kemungkinan Yang Sama Dalam Pemeriksaan ... 109

Tabel XLVI Modernisasi Administrasi Perpajakan Mengakibatkan Kesadaran Wajib Pajak ... 110

Tabel XLVII Jawaban Dan Skor Mengenai Kepatuhan Wajib Pajak ... 110

Tabel XLVIII Persentase Kepatuhan Wajib Pajak ... 111

(13)

xix Universitas Kristen Maranatha

Tabel L Uji Validitas Variabel Y ... 115

Tabel LI Uji Realibilitas Data Untuk Item Ganjil ... 116

Tabel LII Uji Realibilitas Data Untuk Item Genap ... 118

Tabel LIII Uji Reliabilitas ... 119

Tabel LIV Ranking Variabel X Dan Y ... 122

Tabel LV Persentase Koefisien Korelasi ... 124

(14)

xx Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Struktur Organisasi ... 134

Lampiran B Standard Operating Procedure (SOP) ... 135

Lampiran C Tabel Jawaban Responden ... 136

Lampiran D Tabel Pertanyaan Genap ... 138

Lampiran E Tabel Pertanyaan Ganjil ... 139

Lampiran F Surat Keterangan Penelitian ... 140

(15)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pajak adalah iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa atau timbal

balik secara langsung dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum negara.

Dari definisi diatas, dapat dilihat ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah

sebagai berikut:

1. Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya.

2. Dalam pembayarannya tidak adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, dan apabila dari

pemasukkannya masih terdapat kelebihan (surplus), akan dipergunakan oleh

pemerintah untuk membiayai investasi umum.

Fungsi pajak secara umum ada dua yaitu Fungsi Penerimaan (Budgetair) dan

Fungsi Mengatur (Reguler). Fungsi Penerimaan mendefiniskan bahwa pajak

berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Sedangkan Fungsi Mengatur mendifinisikan pajak sebagai

alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.

Beberapa tahun belakang ini negara kita sedang gencar-gencarnya melakukan

(16)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha menciptakan hal tersebut diperlukan peningkatan penerimaan dari sumbangan diluar

minyak dan gas bumi, terutama dari sektor pajak dengan terus menyempurnakan

sistem perpajakan. Semua itu diharapkan agar kemampuan negara dan masyarakat

untuk membiayai pembangunan dari sumber-sumber dalam negeri makin meningkat.

Demi terealisasinya hal tersebut, maka negara kita melakukan modernisasi

perpajakan di bidang perpajakan demi meningkatkan penerimaan dalam negeri dari

sektor pajak.

Modernisasi perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

merupakan wujud dari reformasi perpajakan yang telah dilakukan sejak tahun 1983.

Penerapan sistem perpajakan modern dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan

kepada wajib pajak. Penerapan sistem tersebut mencakup aspek-aspek: perubahan

struktur organisasi, proses bisnis dan teknologi informasi dan komunikasi, serta

manajemen sumber daya manusia.

Undang-undang perpajakan sejak tahun 1983 sudah menganut sistem self

assessment yang memberikan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk

melaksanakan hak dan kewajibannya mulai dari menghitung, memungut, memotong,

menyetorkan, dan melaporkan sendiri pajak penghasilan terutang. Sistem ini

diterapkan melalui reformasi seperangkat undang-undang perpajakan yakni :

1. Undang-undang nomor 6 tahun 1983 (yang mengalami perubahan ketiga menjadi

undang-undang nomor 28 tahun 2007) tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan,

2. Undang-undang nomor 7 tahun 1983 (yang mengalami perubahan keempat

(17)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha 3. Undang-undang nomor 8 tahun 1983 (yang mengalami perubahan kedua menjadi

undang-undang nomor 18 tahun 2000) tentang Pajak Pertambahan Nilai.

Dalam pemberlakuan sistem self assessment ini kepatuhan Wajib Pajak

diharapkan meningkat, yang ditandai dengan pelaksanaan kewajiban perpajakan oleh

Wajib Pajak secara sukarela. Tetapi dalam kurun dua dekade tersebut kesadaran yang

ditunggu-tunggu tidak muncul juga, tercermin dari masih kecilnya Wajib Pajak yang

memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hal ini menandakan kebijakan

perpajakan tidak cukup kuat untuk melakukan ekstensifikasi pajak disamping proses

pendataan Wajib Pajak yang kurang gencar dilakukan. Disamping itu pandangan

negatif masih merebak ditengah masyarakat pada instansi perpajakan yang

disebabkan oleh terbongkarnya kasus korupsi dan penggelapan pajak yang dilakukan

oleh segelintir pegawai pajak yang disebut dengan mafia pajak juga mempengaruhi

tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak.

Sejak tahun 2002 Dirjen Pajak telah memulai langkah reformasi administrasi

perpajakan (tax administration reform) yang menjadi landasan terciptanya

administrasi perpajakan modern, efisiensi, dan dipercaya oleh masyarakat. Reformasi

perpajakan adalah perubahan yang mendasar di segala aspek perpajakan. Aspek

perpajakan yang menjadi prioritas menyangkut modernisasi administrasi perpajakan

jangka menengah dengan tujuan tercapainya tingkat sukarela yang tinggi,

kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi, dan produktivitas aparat

perpajakan yang tinggi. Dalam jangka pendek, upaya upaya yang dilakukan adalah

dimungkinkan wajib pajak untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara

elektronik (e-filling). Disamping itu, peningkatan pelayan terhadap wajib pajak

(18)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

(e-payment), pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (e-registration), serta pelaporan

Surat Pemberitahuan (e-filling) sehingga wajib pajak tidak perlu lagi datang ke

kantor pajak, namun cukup melakukan kegiatan tersebut secara on-line di rumah atau

di kantor mereka. Selain itu, reformasi pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban

dilakukan meliputi pembentukan bank data, mengembangkan e-mapping dan

smart-mapping serta melakukan law enforcement antara penyandaraan dan penyidikan.

Penerapan Administrasi Perpajakan Modern merupakan salah satu agenda

utama dalam blue-print Kebijakan Direktorat Jenderal Pajak tahun 2002-2008.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pajak berpegang pada

prinsip-prinsip perpajakan yang baik yaitu keadilan (equity), kemudahan (simple and

understandable), dan biaya yang efisien bagi institusi maupun Wajib Pajak,

distribusi beban pajak yang adil dan logis, serta struktur pajak yang dapat

mendukung stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi. Untuk mendukung hal tersebut,

Direktorat Jenderal pajak melakukan reformasi birokrasi yang didasari empat pilar

yaitu Modernisasi Administrasi Pajak, Amandemen Undang-undang Perpajakan,

Intensifikasi, dan ekstensifikasi pajak. Intensifikasi dapat ditempuh melalui

peningkatan kepatuhan wajib pajak dan pembinaan kualitas aparatur perpajakan,

pelayanan prima terhadap wajib pajak dan pembinaan kepada para wajib pajak,

pengawasan administratif, pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pasif dan aktif

serta penegakan hukum. Sedangkan Ekstensifikasi ditempuh dengan meningkatkan

jumlah wajib pajak yang aktif.

Reformasi Perpajakan telah, sedang, dan akan terus dilaksanakan oleh

Direktorat Jenderal Pajak. Reformasi Perpajakan merupakan perubahan yang sifatnya

(19)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha waktu yang tidak sebentar. Reformasi Perpajakan Jilid Satu yang dimulai pada tahun

2002 telah berakhir pada tahun 2008 dengan ditandai penerapan sistem administrasi

perpajakan modern di seluruh unit kerja Direktorat Jenderal Pajak. Disadari bahwa

masih terdapat kekurangan maupun ketidaksempurnaan, ataupun pekerjaan yang

belum terselesaikan pada tahapan reformasi jilid satu tersebut, Oleh karena itu Dirjen

Pajak berkomitmen untuk melanjutkan modernisasi dengan meluncurkan Reformasi

Perpajakan Jilid Dua pada pertengahan tahun 2009. PINTAR, singkatan dari Project

for Indonesian Tax Administration Reform, merupakan program penyempurnaan

proses bisnis perpajakan, yang berbasis teknologi informasi terkini, sekaligus

perbaikan sistem dan manajemen SDM, yang merupakan salah satu kegiatan utama

dari program Reformasi Perpajakan Jilid Dua.

Modernisasi Perpajakan yang dilakukan pemerintah tidak semata-mata hanya

untuk mencapai target penerimaan pajak saja, tetapi dilakukan untuk menuju

perubahan paradigma perpajakan di mata masyarakat. Dimana ketentuan, prosedur,

dan aktifitas perpajakan terus diarahkan kepada masyarakat sebagai peningkatan

pelayanan. Hal ini akan mengakibatkan pandangan masyarakat terhadap pajak

menjadi suatu kewajiban, bukan sebagai beban kuantitatif. Dengan subtansi yang ada

pada penerapan Modernisasi Administrasi Perpajakan sebagai praktik dari reformasi

perpajakan, peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana penerpan Modernisasi

Administrasi Perpajakan dalam kerangka reformasi perpajakan yang telah di

agendakan pada jilid pertama tahun 2002-2008 dan jilid kedua yang dimulai pada

pertengahan tahun 2009 berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor

(20)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha hal tersebut, penulis mengambil judul “Pengaruh Modernisasi Administrasi

Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis

mencoba mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) mengimplementasikan Modernisasi

Administrasi Perpajakan?

2. Bagaimanakah pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data yang akan dijadikan

sebagai bahan penulisan skripsi. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) mengimplementasikan

Modernisasi Administrasi Perpajakan.

2. Untuk mengetahui pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat

(21)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 1. Penulis

Penelitian ini sebagai bahan perbandingan antara teori yang di dapat selama masa

kuliah dengan kenyataan yang terjadi di Kantor Pelayanan Pajak mengenai

Modernisasi Administrasi Perpajakan sehingga dapat menambah pengetahuan

sehubungan dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni dan sebagai salah satu

syarat kelulusan dalam menyelesaikan program studi strata satu di Fakultas

Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Maranatha.

2. Kantor Pelayanan Pajak

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi tentang

pelaksanaan sistem modernisasi perpajakan sehingga dapat digunakan sebagai

dasar evaluasi pada Kantor Pelayanan Pajak.

3. Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam

pengkajian topik-topik yang sama dan berkaitan dengan masalah yang dibahas

dalam skripsi ini.

(22)

129 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Kota Sukabumi yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses modernisasi administrasi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Kota Sukabumi dinilai sangat efektif dalam analisis data terhadap kuesioner sebesar 88,16%. Hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur berikut:

a. Struktur berbasis fungsi diterapkan pada KPP Pratama Sukabumi dengan sistem administrasi modern untuk dapat merealisasikan debirokratisasi pelayanan sekaligus melaksanakan pengawasan terhadap Wajib Pajak secara lebih sistematis berdasarkan analisis resiko dan Terdapat posisi baru yang disebut Account Representative, yang mempunyai tugas antara lain memberikan bantuan konsultasi perpajakan kepada wajib pajak, memberitahukan peraturan perpajakan yang baru, dan mengawasi kepatuhan wajib pajak.

b. KPP Pratama Sukabumi sudah penerapan e-system dengan dibukanya fasilitas e-filing (pengiriman SPT secara online melalui internet), e-SPT (penyerahan SPT dalam media digital), e-payment (fasilitas pembayaran online untuk PBB), dan e-registration (pendaftaran NPWP secara online melalui internet)

(23)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 130

Universitas Kristen Maranatha kualitas kompetensi pegawai dan mengembangkan berbagai program pelatihan melalui metode Adult Learning Principles.

d. KPP Pratama Sukabumi dengan program modernisasinya senantiasa berupaya menerapkan prinsip-prinsip good governance. Salah satunya adalah dengan cara pembuatan dan penegakan Kode Etik Pegawai yang secara tegas mencantumkan kewajiban dan larangan bagi para pegawai dalam pelaksanaan tugasnya, termasuk sanksi-sanksi bagi setiap pelanggaran Kode Etik Pegawai tersebut.

2. Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Kota Sukabumi dinilai sangat efektif dalam analisis data terhadap kuesioner sebesar 87.8%. Hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur berikut ini:

a. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2005 sampai dengan 2010 sebagai tahap pertama Modernisasi Administrasi Perpajakan, penerimaan perpajakan berkisar antara 67% - 71%, dan penerimaan pajak cenderung akan terus meningkat jumlahnya secara absolut dari tahun ke tahun seiring dengan kebutuhan dalam pembiayaan APBN.

b. Jumlah wajib pajak dari tahun ke tahun di KPP Pratama Sukabumi terus meningkat berkisar antara 15-20% yang disebabkan oleh kemudahan dalam membuat NPWP dan melaporkan SPT karena proses dari modernisasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak.

c. Berdasarkan analisis korelasi Rank Spearman di dapat nilai koefisien korelasi rs sebesar 0,912 yang artinya terdapat hubungan yang sangat kuat antara

(24)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 131

Universitas Kristen Maranatha d. Perhitungan koefisien determinasi dalam persen diperoleh hasil sebesar

76.44% yang menunjukkan peranan Modernisasi Administrasi Perpajakan mempunyai kontribusi 76,44% dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak di KPP kota Sukabumi, sedangkan sisanya sebanyak 23.55% disebabkan oleh faktor lain

e. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa thitung > ttabel yaitu 12,48 >

2,0150 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. diperoleh simpulan bahwa

“Terdapat pengaruh signifikan antara modernisasi administrasi

perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan

Pajak”.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian atas peranan struktur pengendalian internal dalam mengamankan persediaan obat adalah sebagai berikut:

(25)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 132

Universitas Kristen Maranatha Adapun harapan penulis bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti topik yang sama yaitu:

a. Sebaiknya penelitian lebih diperluas. Akan lebih baik jika peneliti selanjutnya dapat memperluas penelitiannya dengan sampel bagaimana kepatuhan wajib pajak dapat meningkatkan penerimaan negara.

(26)

133 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Brotodiharjo, R.Santoso. (2005). Pengantar Ilmu Hukum Pajak, edisi tiga. Jakarta: Bumi Aksara.

Diana, Sari. (2007). Perpajakan. Bandung.

Hadi, Purnomo. (2005). Reformasi Administrasi Perpajakan. Jakarta :Kompas.

Liberty, Pandiangan. (2004). Pelayanan Wajah Kantor Pajak, Jakarta : Bisnis Indonesia.

Mardiasmo. (2005). Perpajakan, Edisi 15. Yogyakarta : Andi.

Pasolong, Harbani. (2008). Teori Administrasi Publik. Jakarta : Alfabeta.

Siti, Kurnia Rahayu. (2010). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

3.447.500,- Kemudian berturut-turut diikuti oleh keuntungan varian dodol rasa sirsak, ketan hitam, pisang dan keuntungan yang paling kecil diperoleh adalah usaha dodol

Saya mengalami kebingungan yang merepotkan saya sendiri, saya pernah didatangi pengurus gereja pentakosta agar ikut mereka, tapi saya tidak mau karena ibadahnya rame, pada saat

ALPIA NURRAHMAN PERPAJAKAN 810 1541211008 LYDIA RIZKY

Karena potensi umbi iles-iles yang cukup besar dan pengetahuan tentang pengolahan umbi iles-iles di Indonesia yang masih rendah, sehingga perlu diadakan penelitian

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 13 Tahun

Robia (1996) dalam kajian pembandaran dan hubungannya dengan politik kaum, mendapati bahawa pembangunan projek-projek perumahan kos sederhana dan mewah telah

Shigella dysentriae tipe 1 memproduksi eksotoksin tidak tahan panas yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan sarah pusat, eksotoksin merupakan protein yang