Universitas Kristen Maranatha v ii
!" # $ !%
$ !%
&''( &'')
*
!" $ !
% &''( &''+ &''%
&'') !" $ !%
&''( !" &''+
&'') ,
- / #
/
"
#
/ # $ !%
# / $ !%
&''( &'') $ /
"
/
/ $ !% &''( &''+
&''% &'')
-$ !%
&''( &''+
&'') "
! /
- ! .
Universitas Kristen Maranatha
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... v
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 9
2.1 Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Laporan Keuangan ... 9
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 9
2.1.1.3 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ... 10
2.1.1.4 Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan ... 11
2.1.1.5 Sifat Laporan Keuangan ... 11
2.1.1.6 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan ... 12
2.1.2 Analisis Laporan Keuangan ... 16
2.1.3 Analisis Rasio ... 18
2.1.4 Kesulitan Keuangan ... 21
2.1.5 Kebangkrutan ... 22
2.1.5.1 Pengertian Kebangkrutan ... 22
2.1.5.2 Manfaat Informasi Kebangkrutan untuk Berbagai Pihak 23 2.1.5.3 Alternatif Perbaikan Kesulitan Keuangan ... 24
2.1.5.4 Indikator-Indikator dalam Prediksi Kebangkrutan ... 25
2.1.5.5 Model-Model Analisis Prediksi Kebangkrutan ... 25
2.1.5.5.1 Analisis Univariate ... 25
2.1.5.5.2 Analisis Multivariate ... 26
2.1.5.5.3 Analisis Altman Z-Score ... 26
Z-Universitas Kristen Maranatha xi
2.1.5.6.2 Proses Likuidasi ... 29
2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 30
2.3 Kerangka Pemikiran... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 35
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35
3.2 Objek Penelitian ... 35
3.2.1 Sejarah Singkat Perkembangan Perseroan ... 35
3.2.2 Visi dan Misi Perseroan ... 37
3.2.2.1 Visi ... 37
3.2.2.2 Misi ... 37
3.2.3 Produk dan Layanan ... 37
3.2.3.1 Produk Perseroan ... 37
3.2.3.2 Layanan Perseroan ... 42
3.2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 48
3.2.5 Saham Perseroan dan Anak Perusahaan ... 49
3.2.5.1 Susunan Kepemilikan Saham Perseroan ... 49
3.2.5.2 Kronologis Pencatatan dan Perubahan Jumlah Saham .... 50
3.2.5.3 Kebijakan Dividen ... 51
3.2.5.4 Anak Perusahaan ... 52
3.3 Jenis Penelitian... 52
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 52
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1 Analisis Rasio ... 57
4.2 Analisis Altman Z-Score ... 81
4.2.1 Rasio-Rasio Keuangan Altman Z-Score ... 81
4.2.2 Formula Z-Score ... 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 94
5.1 Simpulan ... 94
5.2 Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN ... 99
Universitas Kristen Maranatha xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... .34
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Penelitian-Penelitian Terdahulu... .31
Tabel II Susunan Kepemilikan Saham PT. Mobile-8 Telecom, Tbk ... 49
Tabel III Kepemilikan Saham oleh Komisaris dan Direksi ... 50
Tabel IV Kronologis Pencatatan dan Perubahan Jumlah Saham Mobile-8 ... 51
Universitas Kristen Maranatha
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Jumlah Saham Mobile-8 yang Beredar ... .99
Lampiran B Harga Saham Mobile-8 ... 100
Lampiran C Neraca Mobile-8 tahun 2007 dan 2006 ... 101
Lampiran D Laporan Laba Rugi Mobile-8 tahun 2007 dan 2006 ... 103
Lampiran E Laporan Perubahan Ekuitas Mobile-8 tahun 2007 dan 2006 ... 104
Lampiran F Laporan Arus Kas Mobile-8 tahun 2007 dan 2006 ... 106
Lampiran G Neraca Mobile-8 tahun 2009 dan 2008 ... 107
Lampiran H Laporan Laba Rugi Mobile-8 tahun 2009 dan 2008 ... 109
Lampiran I Laporan Arus Kas Mobile-8 tahun 2009 dan 2008 ... 110
Lampiran J Laporan Perubahan Ekuitas Mobile-8 tahun 2009 dan 2008 ... 111
Lampiran K Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Beredar tahun 2007 dan 2006 . 112
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi global, Indonesia pun
mengalami perkembangan yang pesat pula di berbagai bidang. Salah satu diantaranya
adalah bidang telekomunikasi.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mendorong dunia perhubungan
mengarah pada tema boarderless communication (komunikasi tanpa batas). Dengan
demikian, pembangunan infrastruktur telekomunikasi merupakan sebuah kebutuhan
yang mendesak bagi suatu negara dewasa ini. Akses komunikasi selular dan internet
yang semakin luas telah menciptakan suasana yang serba cepat. Oleh karena itu,
ketersediaan infrastruktur telekomunikasi menjadi sebuah keharusan.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, industri telekomunikasi bergerak cepat
dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Pertumbuhannya meningkat secara
signifikan dan menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional. Kita
harus menyadari dan mengakui bahwa kehadiran telekomunikasi telah menjadi salah
satu kebutuhan dasar, terutama telekomunikasi selular yang sifatnya lebih mobile.
Oleh karena itu, telekomunikasi telah menjadi life-style dalam setiap lapisan
masyarakat.
Pemanfaatan jasa telepon yang sifatnya efektif dan efisien, menjadi kunci
utama yang membuat telekomunikasi seluler bisa berkembang hingga seperti
Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan 2
disediakan oleh operator juga memberikan kontribusi tersendiri bagi kepuasan
pelanggan. Oleh karena itu, dengan kemudahan tersebut memungkinkan hampir
semua masyarakat dapat menikmati berbagai layanan seperti siaran televisi melalui
telepon seluler, menonton televisi melalui jaringan internet, maupun melakukan
transaksi tidak lagi secara konvensional.
Tingkat persaingan antara operator seluler semakin ketat sehingga strategi
perang tarif digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Suatu perusahaan harus dapat berkompetisi dengan perusahaan lainnya sebagai
kompetitor dan sebagai mitra unit lainnya yang juga memberikan produk atau
layanan yang sama. Suatu perusahaan berhasil memenangkan kompetisi bisnisnya
jika ia mampu memberikan produk atau jasa yang lebih baik daripada kompetitornya,
serta mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan lingkungan. Dengan kemampuan
manajerial yang dimiliki, para manajer perusahaan diharapkan mampu mengubah
ancaman lingkungan yang turbulen menjadi berbagai peluang usaha yang
menguntungkan. Perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
(financial distress) akan lebih tertekan jika sudah mengarah ke arah kebangkrutan
karena adanya biaya-biaya tambahan. Dalam upaya menekan biaya yang berkaitan
dengan kebangkrutan, para regulator dan para manajer perusahaan berupaya
bertindak cepat mencegah kebangkrutan atau menurunkan biaya kegagalan tersebut.
Munculnya berbagai model prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan
sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat
digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi
sebelum sampai pada kondisi kebangkrutan. Hal lain yang mendorong perlunya
Pendahuluan 3
operasional perusahaan. Faktor modal dan risiko keuangan ditengarai mempunyai
peran penting dalam menjelaskan fenomena kepailitan. Dengan terdeteksinya lebih
awal kondisi perusahaan, sangat memungkinkan bagi perusahaan, investor dan para
kreditur (lembaga keuangan) serta pemerintah melakukan langkah-langkah antisipatif
agar krisis keuangan segera tertangani.
Perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangannya
yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba. Dengan menganalisis neraca akan
dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangan. Sedangkan analisis terhadap
laporan laba rugi dapat memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan
perusahaan. Laporan keuangan merupakan refleksi dari sekian banyak transaksi yang
ada. Laporan keuangan yang disusun pada akhir periode berisi tentang laporan
pertanggungjawaban dalam bidang keuangan dan merupakan salah satu sumber
informasi yang penting untuk dijadikan pertimbangan oleh pimpinan perusahaan
dalam pengambilan keputusan.
Ada beberapa metode untuk memprediksi tingkat kesehatan suatu perusahaan.
Salah satu metode tersebut adalah Altman Z-Score dimana potensi kebangkrutan dan
tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan dapat diprediksi sebelum perusahaan
tersebut dinyatakan bangkrut. Dengan melakukan analisis laporan keuangan,
pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial
perusahaan serta hasil yang telah dicapai saat ini maupun di masa yang lalu. Dengan
menganalisa laporan keuangan di masa yang lalu, maka dapat diketahui
kelemahan-kelemahan perusahaan dan hasil yang dianggap cukup baik serta mengetahui potensi
Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan 4
sebagai suatu upaya untuk membuat informasi dalam suatu laporan keuangan yang
kompleks ke dalam elemen-elemen yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Dalam penelitian ini, membahas atau mengevaluasi masalah-masalah yang
terjadi pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. Agum Gumelar selaku Presiden Komisaris
Mobile-8 (dalam laporan tahunan Mobile-8,2008:13) menyatakan bahwa, “Tahun
2008 merupakan tahun yang amat sulit bagi PT Mobile-8 Telecom Tbk. Persaingan
usaha yang sangat ketat di sektor industri telekomunikasi nasional pada tahun 2008,
khususnya bagi bisnis telekomunikasi selular, diwarnai oleh perang harga yang
cenderung merugikan industri telekomunikasi itu sendiri. Hal ini sangat dipengaruhi
pula oleh jumlah operator seluler dalam industri telekomunikasi di Indonesia yang
terlampau banyak. Kondisi yang kurang menguntungkan ini terutama dirasakan oleh
operator jasa telekomunikasi selular bergerak yang masih berada dalam tahap
pengembangan seperti Mobile-8, sebagian besar modal maupun utang usahanya
masih terikat pada modal investasi jaringan transmisi yang masih belum menberikan
hasil yang optimal. Menurunnya tarif percakapan selular per menit akibat persaingan
usaha yang meruncing sudah tentu mengakibatkan jangka waktu pencapaian titik
impas investasi Perseroan menjadi lebih panjang. Hal ini terjadi akibat menurunnya
pendapatan kotor dikarenakan oleh tarif percakapan yang menurun selain juga
migrasi pelanggan akibat persaingan pasar yang sangat kompetitif. Kondisi inilah
yang dialami oleh Mobile-8 sepanjang tahun 2008, sehingga mengakibatkan
pendapatan kotor Perseroan menurun sebesar 17,1% dari Rp 1.117.700.000.000,00
pada tahun 2007 menjadi Rp 926.500.000.000,00 pada tahun 2008. Atas penurunan
pendapatan kotor di satu sisi, dan kenaikan biaya operasi di sisi lainnya, Perseroan
Pendahuluan 5
tahun buku 2008, dibandingkan dengan laba bersih Rp 50.300.000.000,00 pada tahun
2007.”
Dalam economy.okezone.com (17 Juni 2009) disampaikan bahwa Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menjatuhkan sanksi
denda kepada PT Mobile-8 Telecom Tbk sebesar Rp 100.000.000,00. Dikarenakan,
operator telepon genggam ini diduga melanggar ketentuan di bidang akutansi terkait
perlakuan atas transaksi derivatif.
Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum Bapepam-LK Robinson
Simbolon dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (17/6/2009) mengatakan,
“Laporan keuangan konsolidasi PT. Moblie-8 Telecom per 30 Juni 2008 dan 2007
tidak mencatat adanya transaksi derivatif tersebut. Hal itu dilakukan karena adanya
ketidakpastian sebagai akibat dipailitkannya Lehman Brothers Holding Inc di
Amerika Serikat yang merupakan induk LBSF.” Bapepam menilai perusahaan tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam paragraph 17 Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 55 tentang Akuntansi Transaksi Derivatif yang
mewajibkan Mobile-8 untuk mengakui seluruh instrument derivatifnya di dalam
laporan posisi keuangan sebagai aktiva atau kewajiban (economy.okezone.com).
Dalam www.kontan.co.id (2 Maret 2009) disampaikan bahwa transaksi
derivatif perusahaan ini melibatkan perusahaan investasi ternama dunia, Lehman
Brothers. Kejadiannya adalah sebagai berikut: Pada 8 Agustus 2007, FREN
melakukan perjanjian swap dengan Lehman Brothers Special Financing (LBSF),
anak usaha Lehman Brothers Holding, yang berlaku efektif tanggal 15 Agustus 2007
sampai dengan 1 Maret 2013. Perjanjian swap itu dilakukan untuk mengelola risiko
Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan 6
Berdasarkan perjanjian tersebut, FREN membayar tingkat bunga tetap ke LBSF
sebesar 10,45% per tahun. Pembayaran bunga itu berlangsung setiap enam bulan.
Pada saat bersamaan, FREN juga menerima tingkat bunga mengambang atau floating
dari LBSF maksimum 11,25% dikalikan dengan Range Accrual per tahun
sebagaimana didefinisikan dalam perjanjian swap. Pada tanggal 26 Agustus 2008,
Perusahaan menerima tagihan penyelesaian transaksi swap dari LBSF untuk periode
perhitungan sejak tanggal 3 Maret 2008 hingga 2 September 2008 sebesar US$
2.047.576,03. Namun, pada kenyataannya selama periode tersebut transaksi derivatif
ini merugikan FREN (www.mobile-8.com).
Pada 15 September 2008, Lehman Brothers Holding Inc. yang merupakan
induk LBSF mengajukan permohonan kepailitan di Amerika Serikat. Oleh karena
itu, kelanjutan transaksi swap Mobile-8 pun menjadi tidak jelas. Karena tidak ada
kepastian kelanjutan perjanjian swap tersebut, Mobile-8 tidak mencatatkan kerugian
maupun tagihan transaksi derivatif itu dalam laporan keuangan kuartal ketiga tahun
2008. Inilah yang menjadi salah satu fokus pemeriksaan Bapepam-LK.
Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh Mobile-8, maka perlu untuk
dilakukan penelitian mengenai “Analisis Kebangkrutan Usaha Dengan Model
Altman Z-Score, pada PT. MOBILE-8 TELECOM, Tbk.”
1.2Identifikasi Masalah
Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda, tetapi pada hakekatnya
adalah sama, yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal guna mempertahankan
Pendahuluan 7
Untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan, maka analisis laporan
keuangan dengan metode Altman (Z-Score) dapat digunakan sebagai alat bantu,
diantaranya dapat menunjukkan kelemahan-kelemahan yang terjadi, sehingga pada
akhirnya dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasikan pokok permasalahan
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimanakah kondisi keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk?
2. Apakah PT. Mobile-8 Telecom, Tbk berpotensi mengalami kebangkrutan jika
ditinjau dari analisis laporan keuangan dengan metode Altman (Z-Score)?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka maksud dan tujuan penelitian ini
adalah untuk:
1. Mengetahui kondisi keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk.
2. Mempelajari dan mengevaluasi PT. Mobile-8 Telecom, Tbk berpotensi
mengalami kebangkrutan atau tidak jika ditinjau dari analisis laporan keuangan
dengan metode Altman (Z-Score).
1.4Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi PT. Mobile-8 Telecom, Tbk, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan
dan saran sebagai alat ukur mengenai kondisi finansial perusahaan dilihat dari
Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan 8
tindakan-tindakan untuk mengantisipasi memburuknya kondisi keuangan
perusahaan.
2. Bagi peneliti, untuk mengetahui bagaimana teori analisa laporan keuangan yang
telah diperoleh penulis dapat diterapkan dalam praktek di perusahaan.
3. Bagi Universitas Kristen Maranatha dan pihak-pihak lain, hasil penelitian ini
dapat memperkaya kepustakaan dan menjadi bahan kajian untuk penelitian lebih
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT. Mobile-8 Telecom,
Tbk mengenai analisis kebangkrutan usaha dengan model Altman z-score, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan melakukan analisis rasio terlebih dahulu maka dapat diketahui gambaran
kinerja Mobile-8 dari tahun 2006 hingga 2009. Rasio likuiditas menunjukkan
kondisi Mobile-8 yang semakin tidak likuid. Rasio aktivitas menunjukkan
bahwa perputaran piutangnya cepat namun perputaran aktiva tetap serta
perputaran total aktiva tidak efektif dan cenderung semakin menurun.
Berdasarkan rasio solvabilitas diperoleh kondisi yang tidak baik karena semakin
membesarnya proporsi hutang dalam aktiva serta hutang yang harus ditanggung
perseroan meningkat bahkan melebihi dari modal yang dimiliki. Dari sisi profit
menunjukkan bahwa perseroan tidak mampu mempertahankan perolehan laba
seperti tahun 2006 dan 2007 pada tahun-tahun berikutnya. Rasio pertumbuhan
pun memperlihatkan perkembangan perseroan yang menunjukkan penurunan
pada tahun 2008 dan 2009. Oleh karena itu, secara keseluruhan dapat dikatakan
terdapat penurunan kinerja Mobile-8 pada tahun 2008 dan tahun 2009
Universitas Kristen Maranatha
Simpulan dan Saran 95
2. Hasil analisis kebangkrutan dengan model Altman z-score menunjukkan bahwa
Mobile-8 masuk dalam grey area pada tahun 2006 kemudian nilai z-score
menurun sehingga nilainya lebih kecil dari 1,81 maka dapat dikatakan perseroan
berpotensi mengalami kebangkrutan pada tahun 2007, 2008 dan 2009. Mobile-8
didirikan pada tahun 2002 dan memulai operasi pada tahun 2003 kemudian
dalam jangka waktu tiga tahun Mobile-8 menunjukkan pertumbuhan yang pesat
sehingga pada tahun 2006 Perseroan membukuan laba bersih untuk yang
pertama kalinya. Selanjutnya, Mobile-8 menghadapi persaingan yang ketat
dalam industri telekomunikasi di Indonesia dan berbagai masalah lainnya
sehingga nilai z-score menurun yang menyebabkan Perseroan berada di daerah
kebangkrutan pada tiga tahun terakhir tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah
dikemukakan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Sehubungan dengan kondisi keuangan Mobile-8, manajemen perlu
melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap kinerja perusahaan guna
menghindari terjadinya gangguan terhadap kelangsungan usaha (going
concern). Misalnya, perseroan mulai membenahi hutang-hutangnya, mencari
tambahan dana untuk meningkatkan modal yang dimiliki, memperkenalkan
produk yang lebih sesuai dengan kondisi pasar yang dapat meningkatkan
Simpulan dan Saran 96
sehingga perlahan-lahan kerugian perseroan akan tertutup dan kembali
membukukan laba bersih.
2. Prediksi kebangkrutan perusahaan tidak hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan rasio keuangan model Altman, serta harus memperhatikan
faktor-faktor lain yang berasal dari luar perusahaan seperti kondisi ekonomi,
politik, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut tidak digunakan pada penelitian
ini karena kesulitan pengukurannya. Bila faktor-faktor tersebut dapat
diperoleh serta dapat diukur dengan tepat, maka akan diperoleh tingkat
prediksi kebangkrutan yang lebih akurat.
3. Formula z-score yang digunakan oleh penulis mungkin kurang sesuai jika
digunakan pada perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia. Model z-score
dari Altman dibentuk dari studi empirik terhadap industri manufaktur.
Kondisi yang berbeda-beda di setiap negara juga menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan ketidaktepatan dalam penilaian z-score. Agar hasil yang
diperoleh lebih maksimal untuk penelitian di masa mendatang disarankan
menggunakan model yang lebih sesuai.
4. Peneliti menggunakan data dengan periode yang relatif pendek, yaitu tahun
2006 sampai 2009, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan
pada data serupa yang diterbitkan pada periode lain. Oleh karena itu, untuk
penelitian lanjutan hendaknya menggunakan data dengan periode waktu yang
Universitas Kristen Maranatha 97
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, L.S., dan Kristijadi, E. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article/viewFile/846/765. Diakses pada tanggal 7 April 2010.
Beams, F.A. (1992). Akuntansi Keuangan Lanjutan Di Indonesia. Diterjemahkan oleh: Jusuf, A.A. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Endri. (2009). Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola
Perubahan Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman’s Z-Score.
http://www.perbanasinstitute.ac.id/attachments/623_Prediksi-endri.PDF. Diakses pada tanggal 27 Nopember 2009.
Hanafi, M.M., dan Halim, A. (1996). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Edisi Pertama. UPP-AMP YKPN, Yogyakarta.
Harnanto, H.Y. (2000). Akuntansi Keuangan Lanjutan. Cetakan 13. Edisi Pertama. Penerbit BPFE, Yogyakarta.
http://www.mobile-8.com/
Munawir, S. (1993). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Salim. (2009). Bapepam Beri Sanksi Mobile-8. Okezone, 17 Juni 2009 diakses dari http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/17/278/230251/ba pepam-beri-sanksi-mobile-8/bapepam-beri-sanksi-mobile-8 pada tanggal 3 Maret 2010.
Transaksi Derivatif Fren. Kontan, 2 Maret 2009 diakses dari http://www.kontan.co.id/index.php/investasi/news/9395/Transaksi-Derivatif-FREN-Masuk-Komite-Sanksi pada tanggal 3 Maret 2010.