• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebangkrutan Usaha dengan Model Altman's Z-Score: Studi Kasus pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kebangkrutan Usaha dengan Model Altman's Z-Score: Studi Kasus pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha v ii

!" # $ !%

$ !%

&''( &'')

*

!" $ !

% &''( &''+ &''%

&'') !" $ !%

&''( !" &''+

&'') ,

(2)

- / #

/

"

#

/ # $ !%

# / $ !%

&''( &'') $ /

"

/

/ $ !% &''( &''+

&''% &'')

-$ !%

&''( &''+

&'') "

! /

- ! .

(3)

Universitas Kristen Maranatha

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... v

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Laporan Keuangan ... 9

(4)

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 9

2.1.1.3 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ... 10

2.1.1.4 Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan ... 11

2.1.1.5 Sifat Laporan Keuangan ... 11

2.1.1.6 Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan ... 12

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan ... 16

2.1.3 Analisis Rasio ... 18

2.1.4 Kesulitan Keuangan ... 21

2.1.5 Kebangkrutan ... 22

2.1.5.1 Pengertian Kebangkrutan ... 22

2.1.5.2 Manfaat Informasi Kebangkrutan untuk Berbagai Pihak 23 2.1.5.3 Alternatif Perbaikan Kesulitan Keuangan ... 24

2.1.5.4 Indikator-Indikator dalam Prediksi Kebangkrutan ... 25

2.1.5.5 Model-Model Analisis Prediksi Kebangkrutan ... 25

2.1.5.5.1 Analisis Univariate ... 25

2.1.5.5.2 Analisis Multivariate ... 26

2.1.5.5.3 Analisis Altman Z-Score ... 26

(5)

Z-Universitas Kristen Maranatha xi

2.1.5.6.2 Proses Likuidasi ... 29

2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 30

2.3 Kerangka Pemikiran... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 35

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.2 Objek Penelitian ... 35

3.2.1 Sejarah Singkat Perkembangan Perseroan ... 35

3.2.2 Visi dan Misi Perseroan ... 37

3.2.2.1 Visi ... 37

3.2.2.2 Misi ... 37

3.2.3 Produk dan Layanan ... 37

3.2.3.1 Produk Perseroan ... 37

3.2.3.2 Layanan Perseroan ... 42

3.2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ... 48

3.2.5 Saham Perseroan dan Anak Perusahaan ... 49

3.2.5.1 Susunan Kepemilikan Saham Perseroan ... 49

3.2.5.2 Kronologis Pencatatan dan Perubahan Jumlah Saham .... 50

3.2.5.3 Kebijakan Dividen ... 51

3.2.5.4 Anak Perusahaan ... 52

3.3 Jenis Penelitian... 52

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54

(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Analisis Rasio ... 57

4.2 Analisis Altman Z-Score ... 81

4.2.1 Rasio-Rasio Keuangan Altman Z-Score ... 81

4.2.2 Formula Z-Score ... 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Simpulan ... 94

5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN ... 99

(7)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... .34

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Penelitian-Penelitian Terdahulu... .31

Tabel II Susunan Kepemilikan Saham PT. Mobile-8 Telecom, Tbk ... 49

Tabel III Kepemilikan Saham oleh Komisaris dan Direksi ... 50

Tabel IV Kronologis Pencatatan dan Perubahan Jumlah Saham Mobile-8 ... 51

(9)

Universitas Kristen Maranatha

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Jumlah Saham Mobile-8 yang Beredar ... .99

Lampiran B Harga Saham Mobile-8 ... 100

Lampiran C Neraca Mobile-8 tahun 2007 dan 2006 ... 101

Lampiran D Laporan Laba Rugi Mobile-8 tahun 2007 dan 2006 ... 103

Lampiran E Laporan Perubahan Ekuitas Mobile-8 tahun 2007 dan 2006 ... 104

Lampiran F Laporan Arus Kas Mobile-8 tahun 2007 dan 2006 ... 106

Lampiran G Neraca Mobile-8 tahun 2009 dan 2008 ... 107

Lampiran H Laporan Laba Rugi Mobile-8 tahun 2009 dan 2008 ... 109

Lampiran I Laporan Arus Kas Mobile-8 tahun 2009 dan 2008 ... 110

Lampiran J Laporan Perubahan Ekuitas Mobile-8 tahun 2009 dan 2008 ... 111

Lampiran K Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Beredar tahun 2007 dan 2006 . 112

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi global, Indonesia pun

mengalami perkembangan yang pesat pula di berbagai bidang. Salah satu diantaranya

adalah bidang telekomunikasi.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mendorong dunia perhubungan

mengarah pada tema boarderless communication (komunikasi tanpa batas). Dengan

demikian, pembangunan infrastruktur telekomunikasi merupakan sebuah kebutuhan

yang mendesak bagi suatu negara dewasa ini. Akses komunikasi selular dan internet

yang semakin luas telah menciptakan suasana yang serba cepat. Oleh karena itu,

ketersediaan infrastruktur telekomunikasi menjadi sebuah keharusan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, industri telekomunikasi bergerak cepat

dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Pertumbuhannya meningkat secara

signifikan dan menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional. Kita

harus menyadari dan mengakui bahwa kehadiran telekomunikasi telah menjadi salah

satu kebutuhan dasar, terutama telekomunikasi selular yang sifatnya lebih mobile.

Oleh karena itu, telekomunikasi telah menjadi life-style dalam setiap lapisan

masyarakat.

Pemanfaatan jasa telepon yang sifatnya efektif dan efisien, menjadi kunci

utama yang membuat telekomunikasi seluler bisa berkembang hingga seperti

(11)

Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan 2

disediakan oleh operator juga memberikan kontribusi tersendiri bagi kepuasan

pelanggan. Oleh karena itu, dengan kemudahan tersebut memungkinkan hampir

semua masyarakat dapat menikmati berbagai layanan seperti siaran televisi melalui

telepon seluler, menonton televisi melalui jaringan internet, maupun melakukan

transaksi tidak lagi secara konvensional.

Tingkat persaingan antara operator seluler semakin ketat sehingga strategi

perang tarif digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.

Suatu perusahaan harus dapat berkompetisi dengan perusahaan lainnya sebagai

kompetitor dan sebagai mitra unit lainnya yang juga memberikan produk atau

layanan yang sama. Suatu perusahaan berhasil memenangkan kompetisi bisnisnya

jika ia mampu memberikan produk atau jasa yang lebih baik daripada kompetitornya,

serta mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan lingkungan. Dengan kemampuan

manajerial yang dimiliki, para manajer perusahaan diharapkan mampu mengubah

ancaman lingkungan yang turbulen menjadi berbagai peluang usaha yang

menguntungkan. Perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan

(financial distress) akan lebih tertekan jika sudah mengarah ke arah kebangkrutan

karena adanya biaya-biaya tambahan. Dalam upaya menekan biaya yang berkaitan

dengan kebangkrutan, para regulator dan para manajer perusahaan berupaya

bertindak cepat mencegah kebangkrutan atau menurunkan biaya kegagalan tersebut.

Munculnya berbagai model prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan

sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat

digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi

sebelum sampai pada kondisi kebangkrutan. Hal lain yang mendorong perlunya

(12)

Pendahuluan 3

operasional perusahaan. Faktor modal dan risiko keuangan ditengarai mempunyai

peran penting dalam menjelaskan fenomena kepailitan. Dengan terdeteksinya lebih

awal kondisi perusahaan, sangat memungkinkan bagi perusahaan, investor dan para

kreditur (lembaga keuangan) serta pemerintah melakukan langkah-langkah antisipatif

agar krisis keuangan segera tertangani.

Perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangannya

yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba. Dengan menganalisis neraca akan

dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangan. Sedangkan analisis terhadap

laporan laba rugi dapat memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan

perusahaan. Laporan keuangan merupakan refleksi dari sekian banyak transaksi yang

ada. Laporan keuangan yang disusun pada akhir periode berisi tentang laporan

pertanggungjawaban dalam bidang keuangan dan merupakan salah satu sumber

informasi yang penting untuk dijadikan pertimbangan oleh pimpinan perusahaan

dalam pengambilan keputusan.

Ada beberapa metode untuk memprediksi tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Salah satu metode tersebut adalah Altman Z-Score dimana potensi kebangkrutan dan

tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan dapat diprediksi sebelum perusahaan

tersebut dinyatakan bangkrut. Dengan melakukan analisis laporan keuangan,

pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial

perusahaan serta hasil yang telah dicapai saat ini maupun di masa yang lalu. Dengan

menganalisa laporan keuangan di masa yang lalu, maka dapat diketahui

kelemahan-kelemahan perusahaan dan hasil yang dianggap cukup baik serta mengetahui potensi

(13)

Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan 4

sebagai suatu upaya untuk membuat informasi dalam suatu laporan keuangan yang

kompleks ke dalam elemen-elemen yang lebih sederhana dan mudah dipahami.

Dalam penelitian ini, membahas atau mengevaluasi masalah-masalah yang

terjadi pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. Agum Gumelar selaku Presiden Komisaris

Mobile-8 (dalam laporan tahunan Mobile-8,2008:13) menyatakan bahwa, “Tahun

2008 merupakan tahun yang amat sulit bagi PT Mobile-8 Telecom Tbk. Persaingan

usaha yang sangat ketat di sektor industri telekomunikasi nasional pada tahun 2008,

khususnya bagi bisnis telekomunikasi selular, diwarnai oleh perang harga yang

cenderung merugikan industri telekomunikasi itu sendiri. Hal ini sangat dipengaruhi

pula oleh jumlah operator seluler dalam industri telekomunikasi di Indonesia yang

terlampau banyak. Kondisi yang kurang menguntungkan ini terutama dirasakan oleh

operator jasa telekomunikasi selular bergerak yang masih berada dalam tahap

pengembangan seperti Mobile-8, sebagian besar modal maupun utang usahanya

masih terikat pada modal investasi jaringan transmisi yang masih belum menberikan

hasil yang optimal. Menurunnya tarif percakapan selular per menit akibat persaingan

usaha yang meruncing sudah tentu mengakibatkan jangka waktu pencapaian titik

impas investasi Perseroan menjadi lebih panjang. Hal ini terjadi akibat menurunnya

pendapatan kotor dikarenakan oleh tarif percakapan yang menurun selain juga

migrasi pelanggan akibat persaingan pasar yang sangat kompetitif. Kondisi inilah

yang dialami oleh Mobile-8 sepanjang tahun 2008, sehingga mengakibatkan

pendapatan kotor Perseroan menurun sebesar 17,1% dari Rp 1.117.700.000.000,00

pada tahun 2007 menjadi Rp 926.500.000.000,00 pada tahun 2008. Atas penurunan

pendapatan kotor di satu sisi, dan kenaikan biaya operasi di sisi lainnya, Perseroan

(14)

Pendahuluan 5

tahun buku 2008, dibandingkan dengan laba bersih Rp 50.300.000.000,00 pada tahun

2007.”

Dalam economy.okezone.com (17 Juni 2009) disampaikan bahwa Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menjatuhkan sanksi

denda kepada PT Mobile-8 Telecom Tbk sebesar Rp 100.000.000,00. Dikarenakan,

operator telepon genggam ini diduga melanggar ketentuan di bidang akutansi terkait

perlakuan atas transaksi derivatif.

Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum Bapepam-LK Robinson

Simbolon dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (17/6/2009) mengatakan,

“Laporan keuangan konsolidasi PT. Moblie-8 Telecom per 30 Juni 2008 dan 2007

tidak mencatat adanya transaksi derivatif tersebut. Hal itu dilakukan karena adanya

ketidakpastian sebagai akibat dipailitkannya Lehman Brothers Holding Inc di

Amerika Serikat yang merupakan induk LBSF.” Bapepam menilai perusahaan tidak

melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam paragraph 17 Pedoman

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 55 tentang Akuntansi Transaksi Derivatif yang

mewajibkan Mobile-8 untuk mengakui seluruh instrument derivatifnya di dalam

laporan posisi keuangan sebagai aktiva atau kewajiban (economy.okezone.com).

Dalam www.kontan.co.id (2 Maret 2009) disampaikan bahwa transaksi

derivatif perusahaan ini melibatkan perusahaan investasi ternama dunia, Lehman

Brothers. Kejadiannya adalah sebagai berikut: Pada 8 Agustus 2007, FREN

melakukan perjanjian swap dengan Lehman Brothers Special Financing (LBSF),

anak usaha Lehman Brothers Holding, yang berlaku efektif tanggal 15 Agustus 2007

sampai dengan 1 Maret 2013. Perjanjian swap itu dilakukan untuk mengelola risiko

(15)

Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan 6

Berdasarkan perjanjian tersebut, FREN membayar tingkat bunga tetap ke LBSF

sebesar 10,45% per tahun. Pembayaran bunga itu berlangsung setiap enam bulan.

Pada saat bersamaan, FREN juga menerima tingkat bunga mengambang atau floating

dari LBSF maksimum 11,25% dikalikan dengan Range Accrual per tahun

sebagaimana didefinisikan dalam perjanjian swap. Pada tanggal 26 Agustus 2008,

Perusahaan menerima tagihan penyelesaian transaksi swap dari LBSF untuk periode

perhitungan sejak tanggal 3 Maret 2008 hingga 2 September 2008 sebesar US$

2.047.576,03. Namun, pada kenyataannya selama periode tersebut transaksi derivatif

ini merugikan FREN (www.mobile-8.com).

Pada 15 September 2008, Lehman Brothers Holding Inc. yang merupakan

induk LBSF mengajukan permohonan kepailitan di Amerika Serikat. Oleh karena

itu, kelanjutan transaksi swap Mobile-8 pun menjadi tidak jelas. Karena tidak ada

kepastian kelanjutan perjanjian swap tersebut, Mobile-8 tidak mencatatkan kerugian

maupun tagihan transaksi derivatif itu dalam laporan keuangan kuartal ketiga tahun

2008. Inilah yang menjadi salah satu fokus pemeriksaan Bapepam-LK.

Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh Mobile-8, maka perlu untuk

dilakukan penelitian mengenai “Analisis Kebangkrutan Usaha Dengan Model

Altman Z-Score, pada PT. MOBILE-8 TELECOM, Tbk.”

1.2Identifikasi Masalah

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda, tetapi pada hakekatnya

adalah sama, yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal guna mempertahankan

(16)

Pendahuluan 7

Untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan, maka analisis laporan

keuangan dengan metode Altman (Z-Score) dapat digunakan sebagai alat bantu,

diantaranya dapat menunjukkan kelemahan-kelemahan yang terjadi, sehingga pada

akhirnya dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasikan pokok permasalahan

dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimanakah kondisi keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk?

2. Apakah PT. Mobile-8 Telecom, Tbk berpotensi mengalami kebangkrutan jika

ditinjau dari analisis laporan keuangan dengan metode Altman (Z-Score)?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka maksud dan tujuan penelitian ini

adalah untuk:

1. Mengetahui kondisi keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk.

2. Mempelajari dan mengevaluasi PT. Mobile-8 Telecom, Tbk berpotensi

mengalami kebangkrutan atau tidak jika ditinjau dari analisis laporan keuangan

dengan metode Altman (Z-Score).

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi PT. Mobile-8 Telecom, Tbk, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

dan saran sebagai alat ukur mengenai kondisi finansial perusahaan dilihat dari

(17)

Universitas Kristen Maranatha Pendahuluan 8

tindakan-tindakan untuk mengantisipasi memburuknya kondisi keuangan

perusahaan.

2. Bagi peneliti, untuk mengetahui bagaimana teori analisa laporan keuangan yang

telah diperoleh penulis dapat diterapkan dalam praktek di perusahaan.

3. Bagi Universitas Kristen Maranatha dan pihak-pihak lain, hasil penelitian ini

dapat memperkaya kepustakaan dan menjadi bahan kajian untuk penelitian lebih

(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT. Mobile-8 Telecom,

Tbk mengenai analisis kebangkrutan usaha dengan model Altman z-score, maka

penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan melakukan analisis rasio terlebih dahulu maka dapat diketahui gambaran

kinerja Mobile-8 dari tahun 2006 hingga 2009. Rasio likuiditas menunjukkan

kondisi Mobile-8 yang semakin tidak likuid. Rasio aktivitas menunjukkan

bahwa perputaran piutangnya cepat namun perputaran aktiva tetap serta

perputaran total aktiva tidak efektif dan cenderung semakin menurun.

Berdasarkan rasio solvabilitas diperoleh kondisi yang tidak baik karena semakin

membesarnya proporsi hutang dalam aktiva serta hutang yang harus ditanggung

perseroan meningkat bahkan melebihi dari modal yang dimiliki. Dari sisi profit

menunjukkan bahwa perseroan tidak mampu mempertahankan perolehan laba

seperti tahun 2006 dan 2007 pada tahun-tahun berikutnya. Rasio pertumbuhan

pun memperlihatkan perkembangan perseroan yang menunjukkan penurunan

pada tahun 2008 dan 2009. Oleh karena itu, secara keseluruhan dapat dikatakan

terdapat penurunan kinerja Mobile-8 pada tahun 2008 dan tahun 2009

(19)

Universitas Kristen Maranatha

Simpulan dan Saran 95

2. Hasil analisis kebangkrutan dengan model Altman z-score menunjukkan bahwa

Mobile-8 masuk dalam grey area pada tahun 2006 kemudian nilai z-score

menurun sehingga nilainya lebih kecil dari 1,81 maka dapat dikatakan perseroan

berpotensi mengalami kebangkrutan pada tahun 2007, 2008 dan 2009. Mobile-8

didirikan pada tahun 2002 dan memulai operasi pada tahun 2003 kemudian

dalam jangka waktu tiga tahun Mobile-8 menunjukkan pertumbuhan yang pesat

sehingga pada tahun 2006 Perseroan membukuan laba bersih untuk yang

pertama kalinya. Selanjutnya, Mobile-8 menghadapi persaingan yang ketat

dalam industri telekomunikasi di Indonesia dan berbagai masalah lainnya

sehingga nilai z-score menurun yang menyebabkan Perseroan berada di daerah

kebangkrutan pada tiga tahun terakhir tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah

dikemukakan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Sehubungan dengan kondisi keuangan Mobile-8, manajemen perlu

melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap kinerja perusahaan guna

menghindari terjadinya gangguan terhadap kelangsungan usaha (going

concern). Misalnya, perseroan mulai membenahi hutang-hutangnya, mencari

tambahan dana untuk meningkatkan modal yang dimiliki, memperkenalkan

produk yang lebih sesuai dengan kondisi pasar yang dapat meningkatkan

(20)

Simpulan dan Saran 96

sehingga perlahan-lahan kerugian perseroan akan tertutup dan kembali

membukukan laba bersih.

2. Prediksi kebangkrutan perusahaan tidak hanya dapat dilakukan dengan

menggunakan rasio keuangan model Altman, serta harus memperhatikan

faktor-faktor lain yang berasal dari luar perusahaan seperti kondisi ekonomi,

politik, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut tidak digunakan pada penelitian

ini karena kesulitan pengukurannya. Bila faktor-faktor tersebut dapat

diperoleh serta dapat diukur dengan tepat, maka akan diperoleh tingkat

prediksi kebangkrutan yang lebih akurat.

3. Formula z-score yang digunakan oleh penulis mungkin kurang sesuai jika

digunakan pada perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia. Model z-score

dari Altman dibentuk dari studi empirik terhadap industri manufaktur.

Kondisi yang berbeda-beda di setiap negara juga menjadi salah satu faktor

yang menyebabkan ketidaktepatan dalam penilaian z-score. Agar hasil yang

diperoleh lebih maksimal untuk penelitian di masa mendatang disarankan

menggunakan model yang lebih sesuai.

4. Peneliti menggunakan data dengan periode yang relatif pendek, yaitu tahun

2006 sampai 2009, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan

pada data serupa yang diterbitkan pada periode lain. Oleh karena itu, untuk

penelitian lanjutan hendaknya menggunakan data dengan periode waktu yang

(21)

Universitas Kristen Maranatha 97

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, L.S., dan Kristijadi, E. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article/viewFile/846/765. Diakses pada tanggal 7 April 2010.

Beams, F.A. (1992). Akuntansi Keuangan Lanjutan Di Indonesia. Diterjemahkan oleh: Jusuf, A.A. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Endri. (2009). Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola

Perubahan Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman’s Z-Score.

http://www.perbanasinstitute.ac.id/attachments/623_Prediksi-endri.PDF. Diakses pada tanggal 27 Nopember 2009.

Hanafi, M.M., dan Halim, A. (1996). Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Edisi Pertama. UPP-AMP YKPN, Yogyakarta.

Harnanto, H.Y. (2000). Akuntansi Keuangan Lanjutan. Cetakan 13. Edisi Pertama. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

http://www.mobile-8.com/

Munawir, S. (1993). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Salim. (2009). Bapepam Beri Sanksi Mobile-8. Okezone, 17 Juni 2009 diakses dari http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/06/17/278/230251/ba pepam-beri-sanksi-mobile-8/bapepam-beri-sanksi-mobile-8 pada tanggal 3 Maret 2010.

(22)

Transaksi Derivatif Fren. Kontan, 2 Maret 2009 diakses dari http://www.kontan.co.id/index.php/investasi/news/9395/Transaksi-Derivatif-FREN-Masuk-Komite-Sanksi pada tanggal 3 Maret 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen FMIPA

1). Ia yakin bahwa tata surya terbentuk dari ondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas. Pada proses kondensasi tersebut sebagian terpisah dan merupakan cincin

Menurut Pasal 1 ayat 2 KUHAP penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari

Misalkan akan dilakukan proses mining semua frequent itemset dari sebuah database transaksi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3a dengan minimum support threshold

Selain membahas perubahan fonologis pada sejumlah kata yang umum diucapkan oleh masyarakat Indramayu, dalam penelitian ini juga dilakukan penelitian mengenai faktor

(2) Wajib Retribusi dalam hal melaksanakan uji kendaraan bermotor untuk pertama kali dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah mendapat Surat Tanda Nomor

Hasil penelitian pada RSUD Kabupaten Morowali yang terlihat dari tanggapan responden tentang pengaruh stres kerja di RSUD Kabupaten Morowali yang terdiri dari intimidasi

Sifat ZnO yang mudah bereaksi menjadikan bahan tersebut dapat disintesis menjadi nanopartikel sebagai filler pada pembuatan bio- nanokomposit film berbahan