(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Sur at Kabar J awa Pos Per iode Maret 2013 Sampai Bulan Mei 2013)
S K R I P S I
O l e h :
ANASTRI KARTIKASARI 0943010017
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN & PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN" J AWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA
(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Sur at Kabar J awa Pos Per iode Maret 2013 Sampai Bulan Mei 2013)
S K R I P S I
O l e h :
ANASTRI KARTIKASARI 0943010017
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN & PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN" J AWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Disusun Oleh :
Anastri Kartika Sar i 0943010017
Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi Menyetujui,
PEMBIMBING
J uwito, S.sos, Msi NPT. 3 6704 95 00361
Mengetahui, DEKAN
Disusun Oleh :
Anastri Kartika Sar i 0943010017
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitasPembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal
PEMBIMBING TIM PENGUJ I
1.
J uwito, S.Sos, Msi J uwito, S. Sos. MSi NPT. 367049500361 NPT.
367049500361
2.
Dra. Dyva Claretta, MSi
NPT. 366019400251
3.
Dr. Catur Suratnoaji, Msi
NPT. 368049400281 Mengetahui,
DEKAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “ANALISIS ISI RUBRIK
OPINI PADA SURAT KABAR J AWA POS PERIODE BULAN MARET 2013 SAMPAI BULAN MEI 2013 (Studi Deskr iptif Analisis Isi Dalam
Rubr ik Opini Pada Sur at Kabar J awa Pos Periode Maret 2013 Sampai Bulan Mei 2013)” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan banyak waktunya untuk
memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Selain itu penulis juga menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berpa moril, spiritual maupun
materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedart o, M P, selaku Rekt or UPN “ Vet eran” Jaw a Timur.
2. Ibu Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih untuk segala
ilmunya.
5. Kedua Orang Tuaku yang tidak berhenti memberikan dukungan serta doanya
Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Surabaya, 24 Oktober 2013
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
ABSTRAKSI ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
2.1 Penelitian Terdahulu ... 10
2.2 LandasanTeori ... 12
2.2.1 Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa ... 12
2.2.2 Elemen-Eleman Dalam Jurnalistik ... 15
2.2.3 Tulisan Opini Dalam SuratKabar ... 18
2.2.7 Analisis Isi ... 29
2.2.8 Teori Penjagaan Gerbang ... 30
2.3 KerangkaBerpikir ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Definisi Operasional ... 35
3.2.1 Tulisan Opini ... 35
3.2.2 Kolom Opini ... 36
3.3 Kategorisasi ... 36
3.4 Arah Opini ... 39
3.5 Jenis Opini ... 40
3.6 Unit Analisis ... 41
3.7 Populasi, Sampel dan TeknikPenarikan Sampel ... 41
3.7.1 Populasi ... 41
3.7.2 Sampel ... 42
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.9 Metode Analisis Data ... 43
4.2 Penyajian Dan Analisis Data ... 54
4.2.1 Analisis Tema Dan Sub Tema Rubric Opini Jawa Pos .. 54
4.2.2 Analisis Arah Opini Pada Rubrik Opini ... 74
4.2.3 Analisis Jenis Opini Pada Rubrik Opini ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
5.1 Kesimpulan ... 88
5.2 Saran ... 89
KABAR JAWA POS PERIODE BULAN MARET 2013 SAMPAI BULAN MEI 2013 (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Maret 2013 Sampai Bulan Mei 2013)
Penelitian ini dilakukan pada rubrik opini koran Jawa Pos. Dalam penelitian rubrik opini periode Maret 2013 sampai bulan Mei 2013 pada surat kabar Jawa Pos dipilih dengan alasan bahwa rubrik pada bulan tersebut masih mengangkat peristiwa- peristiwa atau permasalahan- permasalahan yang baru dialami oleh masyarakat.
Sumber atau teori yang terdapat pada penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Flournoy dalam Kriyantono (2006: 237) tentang kategori pengelompokkan tema- tema opini yang terdiri dari 11 kategori.
In Rubric Descriptive Content Analysis Opinion In Newspapers Jawa Pos Month Period March 2013 until May 2013)
The research was conducted at Java Post newspaper opinion column . In the opinion section studies the period March 2013 to May 2013 at the Jawa Pos newspaper selected on the grounds that the rubric for the month was raised events or new problems faced by society. Sources or theories contained in this research is the theory advanced by the Kriyantono Flournoy (2006 : 237) of the category grouping themes opinions consists of 11 categories .
1.1 Latar Belakang Masalah
Media massa adalah salah satu aspek komunikasi yang penting, terutama
pada masa sekarangini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan media massa senantiasa dituntut untuk mengikuti gerak dan
dinamika individu sebagai kesatuan dalam masyarakat, namun kehadiran media massa akna dinilai berbeda-beda oleh setiao individu. Untuk memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat, media massa (pers) diharapkan mampu
mencerdaskan masyarakat melalui muatan informasi yang memiliki kebenaran, kepentingan dan manfaat untuk masyarakat.
Kehadiran media massa tersebut dalam kehidupan masyarakat tidak dapat
diabaikan peranannya dalam mengubah budaya yang ada. Bagaimana media massa dapat mengembangkan norma-norma sosial, membentuk interaksi sosial, melakukan kontrol sosial, dan menimbulkan perubahan sosial juga bagaimana
tujuan utama media massa yang bersangkutan. Salah satu media massa yang dapat menyajikan informasi secara aktual adalah surat kabar. Isi surat kabar senantiasa
apa yang benar terjadi dalam masyarakat sebagai peristiwa fisik yang menempati ruang dan waktu maupun sebagai kejadian abstrak yang mengambil tempat di dalam otak dan hati masyarakat (Liliweri, 2001: 27).
program-program pemerintah dalam pembangunan di segala bidang kehidupan. Kemampuan pers dalam penyebaran informasi memang tidak diragukan lagi, pers
yang berfungsi sebagai penyebar informasi dapat menyampaikan berita-berita aktual tentang kondisi pemerintah dan pembangunan masyarakat secara luas. Media massa cetak seperti surat kabar, pesan-pesannya dapat dibaca kapan dan
dimana saja serta dapat diulang-ulang. Dengan demikian media cetak memiliki sifat menguasai waktu, adapun kelemahannya adalah terletak pada sistem
distribusinya karena harus melalui transportasi darat, laut dan udara (Panuju, 2002: 52).
Komunikasi adalah dasar dari kehidupan manusia yang dibutuhkan dalm
rangka bersosialisasi dengan sesamanya. Sebagai kebutuhan esensial dan seiring dengan berkembangnya pengetahuan manusia, maka proses komunikasi yang dilakukan manusia membutuhkan media komunikasi yang mampu mendukung
tercapainya proses tersebut. Media atau saluran komunikasi merupakan sesuatu yang digunakan sebagai alat penyampaian atau pengiriman pesan, misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi dan telepon.
Media komunikasi banyak jumlahnya, mulai dari yang tradisional sampai yang modern, misalnya kentongan, bedug, pagelaran kesenian, surat, papan
pengumuman, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, radio dan televisi yang pada umumnya dapat diklarifikasikan sebagai media
tulisan atau cetakan, visual, aural dan audio visual. Untuk mencapai sasaran
tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan (Effendy, 2003: 37).
Pesan melalui media cetak diungkapkan dengan huruf-huruf mati, yang baru menimbulkan makna apabila khalayak berperan secara aktif. Karena itu berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain, pada media cetak harus disusun
sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak. Kelebihan media cetak lainnya ialah bahwa media ini dapat dikaji ulang, didokumentasikan dan dihimpun
untuk kepentingan pengetahuan serta dapat dijadikan bukti otentik yang bernilai tinggi (Effendy, 2003: 313).
Beberapa kelebihan dari surat kabar diantaranya yaitu bisa disimpan lebih
lama atau dapat diulang dan jelas, berbeda dengan media elektronik yang hanya bisa menginformasikan sepintas dan membutuhkan perhatian dari komunikan untuk bisa memahami isi dan pesan. Pada saat ini surat kabar bukan hanya
sekedar untuk mengetahui suatu peristiwa, mengetahui kejadian yang sedang terjadi, memberikan informasi yang akurat mengenai perkembangan suatu pengetahuan bahkan bukan hanya penyampai pesan searah, tetapi surat kabar juga
menampung aspirasi atau opini balikan dari pembacanya. Artinya bahwa surat kabar merupakan suatu lembaga forum atau tempat dialog antara pihak
komunikator yaitu redaksi dengan pihak komunikan yaitu pembacanya. Selain itu, masyarakat luas berharap agar surat kabar dapat berfungsi sebagai mediasi yaitu sebagai penengah atau penghubung dalam menyelesaikan atau memecahkan suatu
tidak dapat bertahan hingga bangkrut membuktikan bahwa persaingan antar media terutama surat kabar sangat ketat sekali. Hal ini berdampak pada isi berita hingga
rubrik-rubrik yang dimunculkan oleh redaksi setiap harinya. Dengan memunculkan rubrik-rubrik baru yang dapat menarik perhatian pembaca akan membuat surat kabar tersebut untuk tetap bertahan dalam persaingan yang ketat.
Rubrik-rubrik tersebut akan mendorong pembaca untuk membeli atau bahkan meningkatkan pendatan surat kabar melalui iklan karena memiliki jumlah
pembaca yang cukup besar.
Surat kabar Jawa Pos yang beridri sejak 1 Juli 1949, dalam setiap harinya terbit kurang lebih sebanyak 50 halaman dimana terbagi atas kurang lebih 3
bagian yaitu bagian utama atau berita-berita utama nasional dan internasional, Ekonomi-bisnis dan Olah raga. Dalam berita utama terdapat halam opini yang merupakan tulisan atau artikel yang ditulis baik oleh masyarakat ataupun redaksi
yang bersifat subyektif yang sangat berbeda sekali dengan berita yang bersifat obyektif. Rubrik opini sendiri juga dapat digunakan sebagai media untuk menyalurkan opini publik yang dikemas dengan cukup menarik dalam penerbitan
pers. Rubrik opini ini pula yang dijadikan sebagai umpan balik (feedback) bagi pengelola penerbitan pers untuk mengetahui sejauh mana berita atau informasi itu
disajikan dibaca atau ditanggapi pembacanya.
Ruangan atau tempat khusus yang berisi opini pembaca bagi masyarakat luas biasa disebut dengan rubrik opini. Rubrik opini merupakan suatu tempat atau
tentang berbagai hal kepada pihak lain yang dituju. Pada awalnya rubrik opini bertujuan untuk memperoleh saran dari pembaca terhadap berita, artikel dan
informasi juga untuk memperoleh kesan dan pesan dari pembaca. Sedangkan dari pihak surat kabar, rubrik opini digunakan sebagai koreksi diri atas apa yang telah mereka sajikan sebagai penyalur berita. Namun pada perkembangan selanjutnya
rubrik menjadi sarana untuk menyatakan isi hati, pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah yang dihadapi oleh pembaca, tempat untuk menyatakan pendapat dan
kesan pribadi kepada masyarakat luas dan sebagai perantara dengan pihak eksekutif, pemerintah atau dengan masyarakat luas.
Opini sangat diperlukan karena opini merupakan sarana untuk
menyampaikan ide, gagasan, kritik dan saran kepada sistem kehidupan bermasyarakat yang merupakan kontrol bagi pelaksanaan pemerintahan. (Djuroto, 2000: 45).
Dalam menulis artikel atau opini dapat disebut juga sebagai karya tulis untuk surat kabar maka diperlukan beberapa unsur salah satunya adalah orisinalitas atau keaslian karya tulis tersebut, bukan hasil menjiplak atau
membajak karya orang lain. Dalam dunia intelektualisme dan jurnalistik, plagiat merupakan sebuah dosa besar sehingga harus dihindari dengan menguasai etika
penulisan dan pengutipan (Sumandiria, 2005: 7).
Begitu banyaknya permasalahan yang bermunculan akhir-akhir ini (pendidikan, agama, ekonomi, politik dan sebagainya) mengakibatkan masyarakat
ini diharapkan, mampu untuk menciptakan iklim atau arus informasi yang dapat mendorong terjadinya interaksi timbal balik secara terbuka dan bertanggung
jawab, antar pribadi atau kelompok dengan lembaga atau badan usaha baik milik pemerintah atau swasta.
Analisis isi sering dipakai untuk mengkaji pesan-pesan media. Oleh karena
metode ini adalah suatu cara untuk menguji isi secara kualitatif, keyakinan-keyakinan dan kepentingan-kepentingan para editor dan penerbit-penerbit,
kecenderungan para pembaca (berdasarkan asumsi bahwa bahan-bahan yang diterbitkan secara berhasil bagi sesuatu golongan tertentu, mencerminkan secara akurat kecenderungan golongan yang bersangkutan). Dalam buku Flournoy
(2001: 13) ditulis tentang asumsi teknik analisis isi:
a. Bahwa kesimpulan antara kesimpulan dan isi, serta antara isi dan efek dapat ditarik secara sah dan hubungan sebenarnya ditetapkan.
b. Bahwa pengkajian isi nyata adalah sangat berarti, kategori-kategori dapat dibuatkan pada isi yang sesuai dengan arti. Yang dimaksud oleh komunikator dan dimengerti oleh para pembaca.
c. Bahwa uraian isi komunikatif adalah sangat berarti. Asumsinya mengandung arti bahwa frekuensi kejadian dari berbagai sifat isu itu sendiri merupakan
faktor penting dalam proses komunikasi dalam keadaan tertentu.
Analisis isi terhadap rubrik opini dapat memberikan cara yang relatif untuk mendekati pengukuran yang obyektif terhadap
masyarakat dapat diselidiki dengan baik. Ini dapat dilakukan pada satu waktu tertentu atau dalam serangkaian waktu untuk membuktikan bahwa
perubahan-perubahan dan kecenderungan-kecenderungan sedang terjadi di masyarakat (Sudiman, 2004: 51).
Rubrik opini di harian Jawa Pos merupakan halaman khusus yang
disediakan untuk pembaca atau masyarakat sehingga dapat menginspirasikan pendapat, saran, kritik, problem pemerintah, pelayanan publik atau apa saja yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Disamping itu hal yang mendasari untuk menganalisa rubrik opini pada surat kabar Jawa Pos dengan menggunakan teknik analisis isi kuantitatif sebab menurut Berelson dan Kerlinger, analisis isii
merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif dan kualitatif terhadap pesan yang tampak (Krisyantono, 2007: 228). Dengan menggunakan teknik analisis isi, peneliti dapat menganalisa
isi berita utama surat kabar Jawa Pos dengan menlakukan kategorisasi tema-tema berita. Kategorisasi yang digunakan adalah kategorisasi yang dipilih oleh peneliti. Tema-tema yang terdapat dalam rubrik opini tersebut kemudian dikategorikan
menjadi: 1) Perang, pertahanan dan diplomasi, 2) Politik dan pertahanan, 3) Kegiatan ekonomi, 4) Kejahatan, 5) Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
6) Human Interest, 7) Bencana, 8) Pendidikan, 9) Masalah Moral Masyarakat, 10) Ilmu dan Penemuan, dan 11) Hiburan Rakyat.
Surat kabar Jawa Pos sebagai produsen informasi dan berita selalu
pembaca, baik yang bersifat human interest maupun berita umum. Agar mencapai sasaran maka peneliti akan membatasi periode penelitian yakni mulai bulan Maret
2013 sampai bulan Mei 2013.
Rubrik opini periode bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013 pada surat kabar Jawa Pos dipilih dengan alasan bahwa rubrik pada bulan tersebut masih
mengangkat peristiwa- peristiwa atau permasalahan- permasalahan terbaru yang dialami oleh masyarakat. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi penelitian selanjutnya untuk menambah jumlah berita yang akan dianalisis dan bagi fakultas dapat menambah pembendaharaan perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah tema opini apa yang paling sering diangkat dalam rubrik opini di surat kabar Jawa Pos periode bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013 ?
2. Bagaimana arah opini terhadap permasalahan yang sedang diangkat dalam rubrik opini ?
3. Apakah jenis opini dalam rubrik opini ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tema berita apa yang paling sering diangkat dalam rubrik Opini pada surat kabar Jawa Pos pada bulan Maret 2013 sampai bulan Mei
2013.
2. Untuk mengetahui arah opini terhadap permasalahan yang sedang diangkat dalam rubrik opini.
3. Untuk mengetahui jenis opini dalam rubrik opini.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis
Dapat memberikan masukan bagi pengembangan kajian komunikasi massa
pada bidang jurnalistik khususnya pada studi analisis isi mengenai tema berita dalam rubrik Opini pada surat kabar Jawa Pos.
1.4.2. Kegunaan Praktis
Memberikan landasa pemikiran dan pertimbangan bagi pengelola media massa dalam penerbitannya. Dalam hal ini isi dan tema laporan utama, hendaknya
sesuai dengan kebutuhan dan pemenuhan informasi terhadap semua permasalahan yang terjadi dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat (yang sedang hangat
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini yang
pernah dilakukan adalah :
1. Eko Sugiharto (2008), dengan judul “Analisis Isi Berita Pembangunan
Periklanan dan Kelautan pada Surat Kabar Kaltim Post”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan karakteristik profil surat kabar perikanan dan kelautan, untuk membandingkan objectiveity dari laporan
berdasarkan hasil sensus perikanan dan kelautan ilmu pengetahuan dan pendapat ahli media massa, untuk mempelajari kebijakan berita perikanan
dan pengembangan kelautan tentang Post koran redaksi Kaltim. Responden dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan didukung dengan metode random sampling stratifed proporsional untuk sampel berita
dipotong untuk evaluasi dari tim ahli panelis. Data yang diperoleh kemudian analyszed dengan menggunakan metode analysist konten. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa subjek materi frekuensi proporsi dan volume terutama didominasi dengan berita di pemasaran dan jenis tulisan didominasi dengan berita, juga didominasi dengan kecenderungan positif dan non-headline. Tim
Temuan reseacrh menunjukkan bahwa berita perikanan dan pengembangan kelautan masih dianggap sebagai wacana ringan oleh Kaltim Pos.
2. Juwito dan Saifudin Zuhri (2009), dengan judul “Berita Utama Di Surat Kabar (Studi Analisis Isi Tentang Tema- Tema Berita Utama di Harian Jawa Pos Dan Harian Republika Periode Mei 2008 - Oktober 2008). Kajian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah surat kabar Jawa Pos dan Republika sebagai media massa, pers dan jurnalistik, tema-tema berita dan berita utama,
sumber-sumber berita utama, kategorisasi berita utama. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi secara kuntitatif deskriptif. Pengambilan sample menggunakan teknik systematic sampling mulai periode Mei-Oktober
2008. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pencatatan data berdasarkan kategorisasi tema-tema berita utama dan sumber-sumber berita
utama yang telah ditentukan dan dianalisis datanya dengan menggunakan tabel frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan harian Jawa Pos dan harian Republika memuat beberapa tema –tema berita dan sumber-sumber berita
yang dimuat sebagai berita utama yaitu perang, pertahanan, dan diplomasi, politik dan pemerintah, kegiatan ekonomi, kejahatan, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, kecelakaan dan bencana, human interest, sedangkan untuk sumber berita terbagi 2 yaitu pemerintah, meliputi: kepolisian atau penyidik, presiden, menteri, militer. Untuk non pemerintah,
meliputi: tersangka, politikus. Kesimpulan dari penelitian ini harian Jawa Pos dan harian Republika tema berita tertinggi adalah politik dan pemerintah sub
berita dari pemerintah dan non pemerintah sama besarnya. Sedangkan untuk harian Republika sumber berita terbanyak berasal dari pemerintah.
2.2 Landasan Teori
2.2.1. Sur at Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa
Menurut warner L. Saverin dan James W. Tankard Jr, pengertuan dari komunikasi massa adalah : sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian
ilmu. Ia adlah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi kemera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis
skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia
adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dilakukan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik (Effendy, 2003: 21).
Dari pengertian diatas, komunikasi massa dapat diartikan sebagai media untuk menetapkan ketrampilan, seni dan ilmu pengetahuan dalam menuangkan
gagasan dan ide yang dapat dipergunakan untuk menjunjung berhasilnya suatu komunikasi sehingga memiliki daya tarik bagi khalayak.
Media cetak seperti surat kabar memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan media massa lain. Keunggulan yang pertama yaitu, informasi yang disampaikan surat kabar merupakan hasil peliputan terbaru. Hal ini dimungkinkan
setiap minggu atau setiap bulan. Sehingga dengan demikian perkembangan berita dapat segera diamati. Kedua yaitu, berita dapat disampaikan secara mendetail
tanpa kehilangan perhatian pembaca. Informasi disajikan dalam bentuk tulisan yang mudah dipahami sehingga berita atau pesan yang disampaikan dapat dimengerti. Ketiga yaitu, harga surat kabar relati lebih murah dibandingkan
dengan harga media massa lain, sehingga dapat dibaca oleh berbagai lapisan ekonomi masyarakat (Siregar, 2004: 152).
Untuk dapat menjalankan fungsi-fungsinya surat kabar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Publicity
Informasi atau berita yang terdapat dalam surat kabar ditujukan untuk umum atau khalayak yang harus sesuai dengan fakta isi surat kabar terdiri dari
berbagai hal yang erat kaitannya dengan kepentingan umum. Ditinjau dari halamannya, jika surat kabar memiliki halaman banyak, isinya dengan sendirinya pula akan memenuhi kepentingan khalayak lebih banyak lagi.
2. Periodecity
Keteraturan terbitnya surat kabar bisa satu hari satu kali atau seminggu sekali.
Penerbitan lainnya seperti buku misalnya, tidak disebarkan secara periodik, tidak teratur karena terbitnya hanya satu kali. Surat kabar terbit secara teratur, terus menerus dan terbit dalam jangka waktu tertentu, baik harian dan tengah
3. Universality
Surat kabar memberikan berita atau informasi tentang segala aspek kehidupan
manusia serta hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. 4. Actuality
Informasi atau berita yang disampaikan merupakan peristiwa atau hal-hal
yang sedang terjadi, menarik minat serta rame dibicarakan orang. Tetapi yang dimaksud aktualitas sebagai ciri surat kabar adalah, pertama yaitu, kecepatan
laporan tanpa mengesampingkan kebenaran berita (Effendy, 2003: 91).
Sebagai lembaga penerbitan, surat kabar dikategorikan sebagai media cetak yang memuat berbagai macam informasi, dan informasi tersebut yang
merupakan isi surat kabar, yaitu : 1. Berita
Menurut Erick C Hepwood, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan menarik perhatian unum.
2. Opini
Terdiri dari artikel (kolom dan tajuk rencana), karikatur, pojok dan surat pembaca.
3. Feature
Merupakan karangan khas yang tidak tunduk pada teknik penulisan dan penyajian fakta, sifatnya hanya menghibur.
4. Iklan
Merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan dan menyampaikan
5. Foto
Subyek yang menjadi penelitian ini adalah surat kabar Jawa Pos yang terbit
pagi hari, dimana surat kabar tersebut memuat beragam informasi dan aspirasi pembaca yang disusun dalam rubrik khusus yaitu surat pembaca.
2.2.2. Elemen-Elemen Dalam J ur nalistik
Bill Kovach dan Tom Rositel Elements of Journalism: What News People
Should Know And The Public Should Expect (Santana K, 2005: 6) merumuskan
sembilan elemen jurnalisme. Bebagai elemen ini merupakan dasar jurnalisme agar dapat dipercaya masyarakat Kovach dan Rositel, “ The purpose of journalism, is
to provide people with the information they need to be free and self-governing ”.
kebijakan utama jurnalisme ialah menyampaikan informasi yang dibutuhkan
masyarakat hingga leluasa dan mampu mengatur dirinya. Beberapa elemen jurnalisme :
a. Menyampaikan kebenaran, kebenaran yang dimaksud ialah kebenaran
fungsional. Bukan kebenaran yang dicari oleh orang-orang filsafat, bukanlah kebenaran mutlak apalagi kebenaran Tuhan. Kebenaran fungsional berarti
kebenaran yang terus menerus dicari. Kebenaran mengenai, misalnya : harga-harga bahan pokok saat ini, nilai kurs mata uang atau hasil pertandingan olahraga. Pada intinya, kebenaran dalam jurnalisme bukan kebenaran religius,
ideologis, ataupun filsafat. Juga tidak menyangkut kebenaran berdasar pandangan seseorang. Sebab, pemberitaan seorang wartawan dapat memiliki
atau agama yang dianut wartawan mempengaruhi laporan berita yang dibuatnya. Wartawan berkemungkinan menafsirkan “kebenaran” sebuah fakta
secara berbeda-beda satu sama lainnya.
b. Memiliki loyalitas kepada masyarakat, ini memaknakan kemandirian jurnalisme. Ini berarti membuat resensi film yang jujur (bukan pesanan),
mengulas liputan tempat rekreasi yang tidak dipengaruhi par pemasang iklan atau membuat liputan yang tidak didasari kepentingan pribadi atau
kepentingan relasi tertentu. Selain itu, pemberitaan disampaikan juga tidak dibayang-bayangi kepentingan bisnis dari pemilik media. Para jurnali bekerja atas komitmen, kebenaran, nilai yang diyakini, sikap kewenangan dan
profesionalisme yang telah diakui publik.
c. Memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi, ini berarti kegiatan menelusuri
sekian saksi untuk sebuah peristiwa, mencari sekian banyak narasumber dan mengunkap sekian banyak komentar. Verifikasi juga berarti memilah jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi dan seni. Hiburan (infotaintment)
tertuju pada hal-hal yang menyenangkan semata. Propaganda mengkerangka fakta (persuasi dan manipulasi) demi kepentingan tertentu fiksi memfokus
kesan personalitas pengarang. Jurnalisme ialah melaporkan segala apa yang terjadi setepat mungkin.
d. Memiliki kemandirian terhadap apa yang diliputnya, ini berarti tidak menjadi
konsultan diam-diam, penulis pidato atau mendapat uang dari pihak-pihak yang diliput. Arti lainnya lagi, menunjukkan kredibilitas kepada berbagai
Atau kemandirian melakukan kegiatan jurnalisme dengan ketaatan dan penghormatan yang tinggi pada prinsip kejujuran, kesetiaan pada rakyat serta
kewajiban memberi informasi dan bukan manipulasi. Bekerja atas dasar kesetiaan yang tinggi terhadap jurnalisme.
e. Memiliki kemandirian untuk menggunakan kekuasaan, elemen ini bukan
berarti pekerja wartawan itu mengganggu orang yang tengah berbahagia dengan berita-berita buruk bukan menunggangi keburukan masyarakat. Juga,
bukan memerankan watchdog dengan tujuan melaporkan sesuatu yang sensasional daripada melayani masyarakat. Apalagi mengatasnamakan
wathcdog untuk kepentingan bisnis media.
f. Menjadi jurnalisme sebagai forum bagi kritik dan kesepakantan publik. Elemen ini merpakan media penyedia ruang kritik dan kompromi kepada
publik. Ketika sebuah berita dilaporkan, media berarti mengingatkan masyarakat akan terjadi sesuatu. Selain berita, media juga menyediakan ruang analisis untuk membahas peristiwa tersebut , baik yang disampaikan oleh
redaksi media artikel (komentar atau surat kabar) yang berisikan opini pribadi dari masyarakat sendiri.
g. Jurnalisme harus dapat menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan kepada publik. Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita dengan cara yang menyenangkan, mengasyikkan dan menyentuh sensasi
masyarakat. Ditambah pula yang dilaporkan itu mesti merupakan sesuatu yang paling penting dan bermanfaat bagi masyarakat, dengan kata lain media
informasi kepada masyarakat, cara mendongeng dalam jurnalistik mempunyai tujuan. Tujuan utamanya memberi informasi yang dibutuhkan masyarakat
tentang lingkungannya. Maka itulah, media menugaskan awak redaksi untuk mencari, menemukan dan mencatat informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat pada waktu itu agar dapat mengembangkan kehidupan
bermasyarakat dengan baik. Setelah itu islsh melaporkan menjadi materi yang bermakna, relevan dan menarik untuk diikuti.
h. Jurnalisme mempunyai kewajiban membuat berita secara komprehensif dan proposional. Mutu jurnalisme amat tergantung pada kelengkapan dan proposionalitas yang dikerjakan medi, dalam elemen ini mengingatkan media
agar tidak jor-joran meliputi sensasi acara pengadilan atau skandal selebritis secara jor-joran, berlebihan, hanya untuk tujuan menaikkan rating, oplah atau
ikalan, apalagi melaporkan dengan tidak verifikasi, pengecekan silang atau wawancar ke berbagai pihak terkait.
i. Memberikan keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka. Ini
terkait dengan sistem dam manajemen media yang memiliki keterbukaan. Keterbukaan ini berguna untuk mengatasi kesulitan dan tekanan wartawan
dalam membuat berita secara akurat, adil, imbang, independent, berani dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Media harus memberi ruang bagi waratawan untuk merasa bebas berfikir dan berpendapat.
2.2.3 Tulisan Opini Dalam Sur at Kabar
pembaca. Rubrikasi merupakan pengelompokan pesan-pesan yang disuguhkan berdasarkan bidang seperti berita utama, politik, ekonomi, olahraga dan
sebagainya atau berdasarkan lingkup geografis seperti rubrikasi nasional, internasional dan sebagainya dengan tujuan untuk mensistematiskan informasi dan mempermudah pembaca dalam mencari informasi (Panuju, 2005: 95-96).
Sebagian besar media massa menyediakan rubrik khusus yang ditulis oleh masyarakat luas. Dalam rubrik ini merupakan analisis atau paparan yang
mendalam dan kritis serta disertai solusi dan prediksi terhadap suatu bidang atau masalah tertentu. Opini dalam penerbitan pers dapat berasal dari masyarakat luas yang disebut pendapat umum dan yang berasal dari penerbitannya sendiri yang
dikenal sebagai pendapat redaksi.
Pada penerbitan surat kabar biasanya menyediakan satu halaman penuh
yang khusus memuat pendapat atau opini, baik pendapat umum maupun pendapat penerbit. Halaman ini disebut sebagai halaman pendapat (opini page) yang bertujuan untuk memisahkan pemberitaan antara fakta dan opini, tetapi dalam
perkembangannya muncul juga berita yang bernuansakan opini di halaman-halaman utama (Djuroto, 2000: 67).
Tulisan opini ini kemudian mengalami perkembangan yang cukup luas bahkan telah membentuk dan membangun komunitas tersendiri. Halaman opini yang tersedia dalam surat kabar menjadi wahana atau temoat menuangkan
gagasan dan pendapat individu. Nama penulis yang dicantumkan dalam tulisan opini, dapat mengangkat kepopuleran penulisannya dan juga mendapatkan
sebagai pekerjaan sampingan. Bahkan penghasilan dari menulis opini lebih banyak daripada menerbitkan buku, maka para intelektual lebih banyak daripada
menerbitkan buku, maka para intelektual lebih memilih menulis opini daripada menerbitkan buku.
Dalam menulis buku dituntut untuk membaca banyak buku sebagai
referensi yang membutuhkan waktu yang lama. Hal ini belum ditunjang dengan royalti menulis buku yang sangat kecil. Sedangkan dalam menulis opini tidak
membutuhkan waktu yang lama, dengan membaca dua atau tiga buku saja sebagai referensi sudah cukup. Setelah tulisan opini tersebut dimuat dalam surat kabar maka honorarium yang diterima lumayan dalam jangka waktu pendek.
Dalam rubrik opini ini surat kabar bermaksud menyampaikan informasi tentang suatu analisis yang mempunyai perspektif keilmuan tertentu, tetap
disajikan dengan cara dari subtansi dan relasi logika yang dipergunakan dengan masalah yang disajikan. Hal ini memberikan wawasan yang lebih komprehensif kepada masyarakat tentang suatu masalah atau ide penting yang sedang aktual.
Selain itu, dalam rubrik opini tidak menutup kemungkinan terjadinya polemik dari banyak penulis yang mempunyai pendapat atau sudut pandang yang berbeda.
Keadaan semacam itu bisa menimbulkan kebingungan dalam masyarakat, tetapi pada hakekatnya mengandung pembelajaran agar pembaca terbiasa menerima pendapat atau pikiran yang berbeda dan menghargai pluralisme surat
kabar sebagai media massa yang arif pasti memiliki kebijakan untuk membuat polemik tersebut seimbang dan jalan tengah terhadap opini yang dimuat. Oleh
dalam polemik tersebut (tidak menulis berita tetapi menulis opini) dengan tujuan memberi perspektif lain diluar perspektif idealistis. Wartawan menulis opini tidak
terlalu banyak membahas teori karena sitem kerja wartawan sehingga wartawan memiliki pengalaman empirik di lapangan. Dengan demikian opini tidak sekedar analisis yang tidak masuk akal, tetapi menjadi realistis dengan kondisi masyarakat
(Panuju, 2005: 89).
2.2.4. Pengertian Berita
Berita berasal dari bahasa sansekerta “Vrit” yang dalam bahasa Inggris disebut “Write” yang artinya adalah “Ada” atau “terjadi”. Ada yang menyebut
dengan “Vritta” artinya “Kejadian” atau “Yang Telah Terjadi”. Menurut kamus besar, berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
Berita adalah sebuah bentuk laporan kejadian yang baru terjadi atau keterangan terbaru tentang suatu peristiwa. Berita adalah suatu fakta menarik atau sesuatu hal untuk diketahui yang biasa disampaikan kepada khalayak melalui
media, namun tidak semua fakta dapat diangkat oleh media menjadi sebuah berita (Ishwara, 2005: 52).
Terdapat beberapa unsur penting yang menjadi pertimbangan bahwa sebuah fakta itu dapat diangkat menjadi sebuah berita berita. Unsure penting tersebut adalah :
2. Besar yakni peristiwa yang menyangkut angka-angka besar dalam jumlah yang besar.
3. Waktu yakni sebuah peristiwa yang baru terjadi dan belum mengalami pengendapan.
4. Dekat artinya sebuah kejadian yang dekat dengan pembaca, baik dari segi
emosinal maupun dari segi geografis.
5. Popular yakni sebuah peristiwa yang memang memiliki tingkat kepopuleran
tinggi di kalangan orang banyak.
6. Manusiawi yakni sebuah peristiwa yang memiliki human interest dan mampu memberikan sentuhan perasaan bagi orang banyak.
Unsur-unsur penting tersebut harus digali dengan penerapan unsure penting lainnya yakni 5W1H ; what, who, where, when, why dan how.
2.2.5. J enis-J enis Berita
Berita memiliki pengertian yang sangat luas, banyak pakar yang memiliki
definisi sendiri-sendiri untuk mendeskripsikan pengertian berita. Dari banyaknya pengertian tentang berita ini, kemudian muncullah jenis-jenis berita di
masyarakat. Jenis berita tersebut adalah:
1. Straight News adalah berita langsung, apa adanya, dan biasanya ditulis atau disampaikan secara singkat dan lugas.
2. Depth News adalah berita yang diulas secara mendalam. Hal-hal yang berada dalam suatu permukaan masalah dikembangkan oleh pembuat berita, namun
3. Invertigation News adalah berita yang diangkat dan dikembangkan berdasarkan berbagai penyelidikan atau penelitian dari berbagai sumber lain
yang terpercaya.
4. Interpretative News adalah berita yang dikembangkan oleh interpretasi atau pendapat dan penelitian yang dilakukan oleh pembuat berita tersebut.
5. Opinion News adalah berita yang berisikan sebuah pendapat atau opini seseorang mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi.
Biasanya berita ini adalah dari para tokoh penting, cendekiawan, para pakar, atau pejabat berwenang.
2.2.6. Kategorisasi
Kategorisasi yang sudah biasa dipakai sebagai pedoman penelitian para
peneliti, stempel dalam (Flournoy, 2001: 186) mencatat sebagai berikut : Sungguh banyak manfaatnya menggunakan sistem penggolongan yang pernah dipakai dalam studi lainnya. Pertama, anda akan tahu bahwa sistem penggolongan
demikian sudah terbukti dapat dipakai. Dengan mengamati hasil studi lainnya yang pernah memakai sistem yang bersangkutan, anda akan memperoleh beberapa
pengertian tentang berbagai hasil yang mungkin diperoleh.
Namun demikian, beberapa perubahan dalam kategori-kategori yang sudah digunakan oleh peneliti tersebut dianggap perlu untuk mencapai sasaran penelitian
a. Kategori-kategori harus relevan dengan tujuan-tujuan studi. b. Kategori-kategori hendaknya fungsional.
c. Sistem kategori-kategorinya harus dapat dikendalikan.
Relevan berarti bahwa kategori-kategori itu dapat dipakai dalam menjawab hipotesa. Fungsional berarti bahwa kategori-kategori itu dapat
menunjukkan suatu proses dalam media massa, dan dapat dikendalikan berarti bahwa orang yang melakukan penelitian ini tidak perlu menghafal banyak
kategori.
Sedangkan cendikiawan lain, Ole. R. Holsty (Fournoy, 2001: 72) memberikan saran tentang pembentukan seperangkat kategori seyogyanya :
mencerminkan maksud dan tujuan penelitian, lengkap, terinci, eksklusif secara timbal balik, independent dan diambil dari penggolongan tunggal.
Selain itu, dalam pembentukan kategori ada beberapa yang perlu diperhatikan, sebagai berikut : pengukuran dalam analisis isi menggunakan pengamatan terstruktur, sistematik, pengamatan yang seksama berdasarkan aturan
tertulis. Dalam aturan tersebut menjelaskan bagaimana membuat kategori dan penggolongan pengamatan. Seperti halnya pengukuran lain, kategori seharusnya
mutual eksklusif dan tuntas. Dalam aturan tertulis menunjukkan bahwa kategori
dapat diterima dan terbukti reliabilitasnya.
Mutual eksklusif berarti bahwa semua kategori jelas pemisahannya antara
bagian satu dengan bagian yang lain, dan tidak saling tumpah tindih. Tuntas berarti semua kategori harus tergolong dalam kategori secara keseluruhan, jadi
Mengikuti saran Stempel, Holsty dan Neuman, untuk mencapai harapan tentang hubungan kefungsionalan dan keterkendalian seperti yang tersebut diatas,
maka peneliti menyusun sistem katgori dan perangkat definisi sendiri. Kategori-kategori yang digunakan dalam penelitian ini telah disesuaikan agar dapat mencapai sasaran penelitian.
Kategori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sub kategori- kategori tema yang terdapat dalam kolom opini, menurut Flournoy dalam
Kriyantono (2006: 237) :
1. Kategori Politik dan Pemerintahan
Opini yang membahas masalah- masalahang menyangkut kegiatan
pemerintah dan hal- hal yang menyangkut persoalan- persoalan politik, meliputi:
a. Politik
Berkaitan dengan kegiatan pemerintah baik pada tingkat nasional dan daerah. Kegiatan yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah maupun
pejabatnya. b. Pemerintah
Menyangkut persoalan politik dan atau pengangkatan calon atau pejabat untuk suatu kedudukan tertentu baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun partai politik.
2. Kategori Kegiatan Ekonomi
Dalam kategori ini termasuk cerita- cerita yang ada dasar ekonominya kecuali
a. Tindakan Pemerintah
Berkaitan dengan kebijakan pemerinatah dalam kegiatan perekonomian
b. Perbankan
Berkaitan dengan masalah – masalah yang berhubungan dengan sistem perbankan yang diterapkan.
c. Perpajakan
Berkaitan dengan kebijakan perpajakan Indonesia saat ini
d. Perekonomian
Berkaitan dengan keadaan perekonomian Indonesia saat ini 3. Kategori Kejahatan dan Kriminal
Dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan masalah- maslaah pelanggaran hukum dan penerapan hukum yang bersangkutan.
Dalam hal ini menyangkut tentang kasus korupsi yang sering terjadi di negara ini.
4. Kategori Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Menyangkut masalah- masalah tentang penyakit- penyakit tertentu yang mempunyai dampak umum dan masalah- masalah sosial yang terjadi dalam
masyarakat, meliputi: a. Kesehatan
Berkaitan dengan penyakit dan pengobatannya serta pencegahannya.
b. Kesejahteraan Masyarakat
Masalah- masalah penanganan sosical dan usaha untuk meningkatkan
5. Kategori Bencana
Kelompok ini terdiri dari hal- hal yang menyangkut pemusnahan secara
alamiah atau tidak alamiah dari hidup dan atau harta manusia, dalam hal ini menyangkut banjir yang sudah terjadi
6. Kategori Pendidikan
Kelompok menyangkut permasalahan yang berkaitan dengan sistem pendidikan umum. Dalam kolom opino ini hanya terdapat pendidikan yang
menyangkut sistem pendidikan
Arah opini adalah bentuk opini atau penilaian penulis dalam pembahasannya terhadap tema-tema atau permasalahan yang diangkat dalam
rubrik opini arah opini juga merupakan penentuan sikap dari penulis terhadap permasalahan yang sedang dibahas. Menurut Harold Lasswell arah opini dalam
tulisan opini surat kabar terbagi atas tiga kategori yaitu : 1. Arah Opini Positif
Jika opini atau komentar penulis dalam rubrik opini menyatakan kalimat yang
mendukung atau menyetujui masalah yang diangkat oleh redaksi Jawa Pos. 2. Arah Opini Negatif
Jika opini atau komentar penulis menyatakan kalimat yang menolak, tidak menyutujui dan menyindir atas masalah yang diangkat dalam rubrik opini. 3. Netral
Jika opini atau komentar penulis menyatakan kalimat yang tidak bersikap mendukung atau menolak. Penulisan dapat berupa saran atau masukan yang
Jenis opini dikategorikan menurut kategorisasi Hitlier Krieghbaurn. Untuk melihat apa saja jenis opini yang dimuat dalam rubrik opini surat kabar harian
Jawa Pos maka digunakan kategori-kategori yang meliputi : 1. Argumentasi
Opini yang bersifat argumentatif adalah opini yang berisi tentang pembelaan
terhadap suatu pandangan tertentu. Opini yang bersifat argumentatif disusun untuk mengajak pembaca. Jenis ini dibuat untuk membahas dan menganalisa
baik-buruknya suatu dampak atau pengalaman suatu kebijakan atau kegiatan. Argumen-argumen yang diajukan berupa himbauan jelas bertindak atau isyarat untuk menggiring pembaca kearah jalan pikiran yang dikehendaki
oleh penulis. Opini jenis ini biasanya alasan yang kemudian dikemukakan. 2. Informatif
Jenis opini yang bersifat informatif merupakan usaha penulis untuk memberikan keterangan-keterangan latar belakang tentang hal atau masalah tertentu kepada pembaca. Dalam opini informatif hanya sedikit menuntun
pembaca kearah suatu pandangan tertentu tetapi secara keseluruhan memberikan cukup banyak interprestasi. Opini jenis ini sedikit banyak
mencerminkan prasangka-prasangka yang dikandung penulis. 3. Aneka Rupa
Opini aneka rupa merupakan opini yang berusaha untuk menghibur atau
opini ini merupakan jenis yang bukan termasuk jenis argumentatif dan informatif atau merupakan jenis opini lain-lain.
2.2.7. Analisis Isi
Menurut Bulaeng (2004), analisis isi adalah suatu prosedur sistematika
yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut Kriyantono (2006: 247) mendefinisikan analisis isi adalah perpaduan analisis isi
objektif dengan observasi partisipan.
Dalam definisi Kerllnger ada tiga konsep yang tercakup didalamnya.
Pertama, analisis isi bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan dianalisa
dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit misalnya: cara penentuan sampel. Kedua, analisis isi bersifat objektif. Ketiga, analisis isi bersifat
kuantitatif (Bulaeng, 2004: 171).
Ada 10 tahap dalam analisis isi menurut Bulaeng (2004) yaitu: 1. Merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis
2. Mendefinisikan populasi yang diteliti 3. Memilih sampel yang sesuai dari populasi
4. Memilih dan menentukan unit analisis isi 5. Menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis 6. Membuat sistem hitungan
9. Menganalisa data yang sudah dikumpulkan
10. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi
Sedangkan tujuan analisis isi ada lima (5) yaitu : 1. Menggambarkan isi komunikasi
2. Menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan
3. Membandingkan isi media dengan dunia nyata
4. Melalui image suatu kelompok tertentu dan masyarakat
5. Menciptakan titik awal terhadap studi efek media
2.2.7. Teori Penjagaan Gerbang
Gatekeeper bisa juga menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka
“pintu gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi yang lain. Gatekeeper sangat
menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan baik buruknya dampak pesan yang disebarkannya pun tergantung pada fungsi pentapisan informasi atau pemalang pintu ini (Nurudin, 2003: 110).
Menurut Fishman, ada kecenderungan studi bagaimana proses produksi berita dilihat. Salah satunya adalah pandangan seleksi berita. Pandangan seleksi
berita (selectivity of news) seringkali melahirkan teori seperti gatekeeper. Intinya, proses produksi berita adalah proses seleksi. Seleksi ini dari wartawan di lapangan yang akan memilih mana yang penting mana yang tidak, mana peristiwa yang
diberitakan dan mana yang tidak. Setelah berita itu masuk ke tangan redaktur, akan diseleksi lagi dan di sunting dengan menekankan bagian mana yang perlu
seolah-olah ada realitas yang benar-benar riil yang ada di luar diri wartawan. Realitas yang riil itulah yang akan diseleksi oleh wartawan untuk kemudian
dibentuk dalam sebuah berita (Eriyanto, 2004: 100).
Peranan penjaga gawang atau gatekeeper menurut John R Bittner dalam buku Nurudin (2003: 115) adalah:
1. Menyiarkan informasi pada kita
2. Untuk membatasi informasi yang kita terima dengan mengedit informasi ini
sebelum disebarkan pada kita
3. Untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain
4. Untuk menginterprestasikan informasi
Terlepas dari konsep gatekeeping, isi berita yang ada di media mungkin
saja diperoleh dengan cara dicari, dipesan sebelumnya, atau penemuannya direncanakan secara sistematis. Kadang-kadang berita harus diolah atau dibentuk oleh redaksi. Pembentukan berita semacam itu seperti halnya penyeleksian berita,
tidak dilakukan secara acak dan bersifat subjektif. Pembuatannya disesuaikan dengan pola interprestasu dan relevansinya dengan berbagai institusi birokratis
yang menjadi sumber berita atau yang menangani peristiwa tersebut. Menurut McQuail (2004: 163), apa yang diketahui atau dapat diketahui oleh media tergantung pada kemampuan mengumpulkan informasi dan sumber-sumber
Gatekeeper keberadaanya sama pentingnya dengan peralatan mekanisme
yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, getekeeper
menjadi keniscayaan keberadaanya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya (Nurudin, 2004: 30).
2.3. Kerangka Ber fikir
Media massa adalah suatu aspek komunikasi yang penting, terutama pada
masa sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan media massa senantiasa dituntut untuk mengikuti gerak dan dinamika individu sebagai kesatuan dalam masyarakat, namun kehadiran media massa akan
dinilai berbeda-beda oleh setiap individu. Surat kabar merupakan salah satu jenis media cetak yang dinilai lebih up to date dalam menyajikan berita-berita yang
akan disampaikan kepada khalayak.
Pada saat ini, surat kabar bukan hanya sekedar untuk mengetahui suatu peristiwa, mengetahui kejadian yang sedang terjadi, memberikan informasi yang
akurat mengenai perkembangan sutu pengetahuan bahkan bukan hanya penyampaian pesan searah, tetapi surat kabar juga menampung aspirasi atau opini
balikan dari pembacanya. Ruangan atau tempat khusus yang berisi opini pembaca bagi masyarakat luas biasa disebut rubrik opini merupakan suatu tempat atau wadah yang sengaja disediakan oleh lembaga penerbitan surat kabar, sebagai
Rubrik opini periode bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013 pada surat kabar Jawa Pos dipilih dengan alasan masih mengangkat peristiwa-peristiwa atau
permasalahan-permasalahan yang baru dialami oleh masyarakat, sehingga banyak dimanfaatkan oleh pembaca sebagai sarana berkomunikasi secara terbuka, diantara penyampai kritik dan sebagai tempat penyampai rasa ketidakpuasan
terhadap sesuatu yang menjadi sasaran tujuannya. Seperti keluhan mengenai pelayanan umum, kebijakan pemerintah sampai keluhan konsumen terhadap suatu
Gambar 2.1.
3.1. J enis Penelitian
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif berdasarkan tatanan analisis. Analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan menngolah pesan atau suatu alat untuk
mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. Peneliti ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yakni bermaksud menjelaskan dan memberikan gambaran tentang begaimanakah
tema-tema yang muncul setiap harinya pada surat kabar Jawa Pos.
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Tulisan Opini
Pada pemberitaan surat kabar Jawa Pos biasanya menyediakan satu halaman penuh yang khusus memuat pendapat atau opini, baik pendapat umum
maupun pendapat penerbit. Halaman ini disebut sebagai halaman pendapat (opini
page) yang bertujuan untuk memisahkan penerbitan antara fakta dan opini.
Halaman opini yang tersedia dalam surat kabar Jawa Pos menjadi wahana atau tempat menuangkan gagasan dan pendapat individu. Dalam surat kabar Jawa Pos kolom opini ini merupakan bagian dari fungsi kontrol sosial dengan memuat
media cetak sehingga penulisannya mengikuti teknik penulisan berita yaitu populer, ringan dan mudah dipahami masyarakat.
3.2.2 Kolom Opini
Kolom opini dalam surat kabar Jawa Pos merupakan suatu tempat atau
wadah yang sengaja disediakan oleh lembaga penerbitan surat kabar Jawa Pos, sebagai tempat penampungan aspirasi masyarakat dalam mengeluarkan
pendapatnya tentang berbagai hal kepada pihak lain yang dituju.
Kolom ini dibuat sebagai wahana atau tempat untuk menulis karya tulis yang dapat dibaca oleh masyarakat. Selain itu pendapat atau opini yang dimuat
dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada. Pada perkembangan selanjutnya kolom menjadi sarana untuk
menyatakan isi hati, pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah yang dihadapi oleh penbaca, tempat untu menyatakan pendapat dan kesan pribadi kepada masyarakat luas dan sebagai perantara dengan pihak ekskutif, pemerintah atau dengan masyarakat luas.
3.3. Kategorisasi
Adapun kategorisasi tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategorisasi berita milk Stempel, Holsty dan Neuman (Flournoy, 2001: 26), yang telah dilakukan modifikasi atau perubahan-perubahan oleh penulis yang
Adapun sub kategori- kategori tema yang terdapat dalam kolom opini dikategorikan sebagai berikut:
1. Kategori Politik dan Pemerintahan
Opini yang membahas masalah- masalahang menyangkut kegiatan pemerintah dan hal- hal yang menyangkut persoalan- persoalan politik,
meliputi: a. Politik
Berkaitan dengan kegiatan pemerintah baik pada tingkat nasional dan daerah. Kegiatan yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah maupun pejabatnya.
b. Pemerintah
Menyangkut persoalan politik dan atau pengangkatan calon atau pejabat untuk suatu kedudukan tertentu baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun partai politik. 2. Kategori Kegiatan Ekonomi
Dalam kategori ini termasuk cerita- cerita yang ada dasar ekonominya kecuali
belanja pemerintah. Opini tentang perekonomian, meliputi : a. Tindakan Pemerintah
Berkaitan dengan kebijakan pemerinatah dalam kegiatan perekonomian b. Perbankan
Berkaitan dengan masalah – masalah yang berhubungan dengan sistem
c. Perpajakan
Berkaitan dengan kebijakan perpajakan Indonesia saat ini
d. Perekonomian
Berkaitan dengan keadaan perekonomian Indonesia saat ini 3. Kategori Kejahatan dan Kriminal
Dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan masalah- masalah pelanggaran hukum dan penerapan hukum yang bersangkutan.
Dalam hal ini menyangkut tentang kasus korupsi yang sering terjadi di negara ini.
4. Kategori Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Menyangkut masalah- masalah tentang penyakit- penyakit tertentu yang mempunyai dampak umum dan masalah- masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat, meliputi:
a. Kesehatan
Berkaitan dengan penyakit dan pengobatannya serta pencegahannya. b. Kesejahteraan Masyarakat
Masalah- masalah penanganan sosical dan usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam bidang tertentu terutama ekonomi.
5. Kategori Bencana
Kelompok ini terdiri dari hal- hal yang menyangkut pemusnahan secara alamiah atau tidak alamiah dari hidup dan atau harta manusia, dalam hal ini
6. Kategori Pendidikan
Kelompok menyangkut permasalahan yang berkaitan dengan sistem
pendidikan umum. Dalam kolom opinI ini hanya terdapat pendidikan yang menyangkut sistem pendidikan
3.4. Arah Opini
Arah opini adalah bentuk opini atau penilaian terhadap tema-tema yang
diangkat dalam kolom opini. Arah opini tersebut menggunakan kategorisasi dari Harold Lasswell, yaitu:
1. Positif
Jika opini atau komentar penulis dalam kolom opini menyatakan kalimat yang mendukung atau menyetujui masalah yang diangkat aleh redaksi Jawa Pos.
2. Negatif
Jika opini atau komentar penulis tersebut menyatakan kalimat yang menolak, tidak menyetujui dan menyindir atas masalah yang diangkat dalam kolom
opini. 3. Netral
3.5. J enis Opini
Jenis opini dikategorikan menurut kategorisasi Hitlier Krieghbaurn. Untuk
melihat apa saja jenis opini yang dimuat dalam kolom opini surat kabar harian Jawa Pos maka digunakan kategori-kategori yang meliputi:
1. Argumentasi
Opini yang bersifat argumentati adalah opini yang berisi tentang pembelaan terhadap sutau pandangan tertentu. Opini yang bersifat argumentatif disusun
untuk mengajak pembaca. Jenis ini dinuat untuk membahas dan menganalisa baik-buruknya suatu dampak atau pengalaman suatu kebijakan atau kegiatan. Argumen-argumen yang diajukan berupa himbauan jelas untuk bertindak atau
isyarat untuk menggiring pembaca kearah jalan pikiran yang dikehendaki penulis.
2. Informatif
Jenis opini yang bersifat informatif merupakan usaha penulis untuk memberikan keterangan-keterangan latar belakang tentang hal atau masalah tertentu kepada pembaca. Jenis ini merupakan opini interpretasi untuk
melancarkan proses pembentukan pendapat pembaca. Dalam opini jenis informatif hanya sedikit menuntun pembaca kearah suatu pandangan tertentu
tetapi secara keseluruhan memberikan banyak interprestasi. 3. Aneka Rupa
Opini aneka rupa merupakan opini yang berusaha untuk menghibur atau
3.6. Unit Analisis
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tematik dan unit
referensi. Tematik adalah tema yang ada dalam penelitian ini, dan unit referensi adalah segala sesuatu yang mendukung penelitian. Cara yang digunakan adalah dengan menghitung atau menganalisis tema dalam kolom opini yang muncul pada
surat kabar Jawa Pos periode bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013 dengan menggunakan kategori-kategori yang telah ditentukan.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh isi yang terdapat dalam kolom opini surat kabar Jawa Pos periode bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013. Selama kurun waktu tersebut, kolom opini di surat kabar Jawa Pos muncul
setiap hari senin sampai dengan hari sabtu.
3.7. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.7.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah kolom opini pada surat kabar Jawa Pos dengan menggunakan kategorisasi. Isi berita dalam kolom opini akan
dianalisis untuk mengetahui tema berita, arah opini dan jenis opini apa yang paling sering diangkat dalam kolom opini pada surat kabar Jawa Pos. populasi
dalam penelitian ini adalah tema kolom opini pada surat kabar Jawa Pos bulan Maret 2013 sampai bulan Mei 2013.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh opini pada
bahwa dengan populasi yang besar nantinya diharapkan opini yang ada dapat memenuhi semua kategorisasi- kategorisasi tema.
3.7.2. Sampel
Pengambilan sampel dalam suatu penelitian tidak ada ketentuan yang pasti
mengenai besar kecilnya sampel, hanya saja yang paling penting adalah dalam pengambilan sampel yang mewakili (representetive) dari seluruh populasi yang
ada. Namun jika jumlah populasi cukup besar, maka untuk mempermudah penelitian, peneliti dapat mengambil 50% atau 25% minimal 10% dari seluruh populasi (Subiakto, 1992: 8).
Dalam penelitian ini peneliti mengambil 25% dari seluruh jumlah populasi penelitian. Sehingga 25% dari 180 adalah 45 tema. Berdasarkan perhitungan sampel di atas maka sampel yang digunakan adalah 45 tema dari bulan Maret
2013 sampai bulan Mei 2013 dalam surat kabar Jawa Pos.
3.8. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan untuk penelitian data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari tulisan-tulisan dalam kolom berita kolom opini.
Prosedur yang digunakan untuk penelitian ini adalah pertama, dengan melakukan pencatatan terhadapa tema pada kolom opini pada surat kabar Jawa Pos. kedua, setiap data dikumpulkan dengan menggunakan lembar koding berdasarkan
3.9. Metode Analisis data
Data dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi yang telah dibuat
berdasarkan kategori seperti pada lembar koding kemudian dipresentase dengan jumlah keseluruhan data. Hasil presentase ini kemudian diintreprestasikan guna memperoleh jawaban dari permasalahan yang telah ditetapkan agar lebih
mendalam dan berbobot.
Tabel 3.1
Frekuensi Tema Dalam Rubrik Opini
No Tema Frekuensi Prosentase
1 Kategori Politik Dan
Pemerintahan 12 26.67
2 Kategori Kegiatan
Ekonomi 7 15.56
3 Kategori Kejahatan /
Kriminal 13 28.89
4 Kategori Kesehatan Dan
Kesejahteraan Masyarakat 4 8.89
5 Kategori Bencana 1 2.22
6 Kategori Pendidikan 8 17.78
Tabel 3.2
Frekuensi Sub Tema Politik Dan Pemerintahan
No Sub Tema Judul Opini Frekuensi Prosentase 1 Politik Tantang Empat Galau Parpol 1 8,33% 2 Politik Politik Dalam Industri Survey 1 8,33%
3 Politik Iklan Caleg Dan Kebebasan
Pers 1 8,33%
4 Politik Kegalauan Parpol Maskulin 1 8,33% 5 Politik Politik Selebrasi Gelar 1 8,33% 6 Pemerintahan Obama, Bintang Jatuh Palestina 1 8,33%
7 Pemerintahan Menindas Esensi Keadilan
Dalam Kasus Susno 1 8,33%
8 Pemerintahan Mendengar Koreksi RUU
Ormas 1 8,33%
9 Pemerintahan Diplomasi Memelihara Krisis
Ala Korut 1 8,33%
10 Pemerintahan Agenda Helper Sang Menkeu 1 8,33%
11 Pemerintahan Bom Boston Dan Suara
Moderat 1 8,33%
12 Pemerintahan Setelah Pilgub Lepas Dari
Kebutuhan 1 8,33%
Jumlah 12 100%
Tabel 3.3
Frekuensi Sub Tema Kegiatan Ekonomi
No Sub Tema Judul Opini Frekuensi Prosentase
1 Tindakan
Pemerintah Otonomi Tergadai RUU 1 14,29%
2 Tindakan
Pemerintah Usai SBY Ajak Stop Mengeluh 1 14,29%
4 Tindakan
Pemerintah Bahaya BBM Dua Harga 1 14,29% 5 Perbankan Komitmen Gubernur Baru BI 1 14,29%
6 Perekonomian Menjawab Perlambatan
Ekonomi 1 14,29%
7 Perekonomian Cermati, Tiongkok Demam 1 14,29%
Tabel 3.4
Frekuensi Tema Kejahatan dan Kriminal
No Sub Tema Judul Opini Frekuensi Prosentase
1 Kejahatan dan
Kriminal Distorsi Kesucian Perkawinan 1 (1/13) x 100% = 7,69%
8 Kejahatan dan
Frekuensi Tema Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Tabel 3.6
Frekuensi Tema Bencana
No Sub Tema Judul Opini Frekuensi Prosentase 1 Bencana Evaluasi Tragedi Lion Air 1 100%
Jumlah 1 100%
Tabel 3.7
Frekuensi Tema Pendidikan
No Sub Tema Judul Opini Frekuensi Prosentase 1 Pendidikan Sang Guru Sebagai Penantang 1 12,5%
2 Pendidikan Unas Gejala Sekolahisme
Kronis 1 12,5%
3 Pendidikan Bisnis Kecemasan Unas 1 12,5%
4 Pendidikan Mundur - Tak Mundur
Mendikbud 1 12,5%
5 Pendidikan Momentum Mengevaluasi Unas 1 12,5% 6 Pendidikan Unas Tiba, Bergembiralah 1 12,5% 7 Pendidikan Curhat Siswa Unas SMA 1 12,5%
8 Pendidikan Pendidikan Dokter Tak (Boleh)
Murah 1 12,5%
Jumlah 8 100%
Tabel 3.8
Frekuensi Arah Opini Rubrik Opini
No Arah Opini Frekuensi Prosentase
1 Positif 8 17.78
2 Negatif 26 57.78
3 Netral 11 24.44
Tabel 3.9
Frekuensi Arah Opini Negatif Rubrik Opini
No Arah Opini Judul Opini Frekuensi Prosentase 1 Negatif Tantang Empat Galau Parpol 1 3,85% 2 Negatif Kegalauan Parpol Maskulin 1 3,85% 3 Negatif Politik Selebrasi Gelar 1 3,85% 4 Negatif Obama, Bintang Jatuh Palestina 1 3,85%
5 Negatif Setelah Pilgub Lepas Dari
Kebutuhan 1 3,85% 13 Negatif Lupa Bahaya Laten Nepotisme 1 3,85% 14 Negatif Distorsi Kesucian Perkawinan 1 3,85% 15 Negatif Rakyat Dan Emas Banyuwangi 1 3,85% 16 Negatif Perempuan Di Negeri Daging 1 3,85%
17 Negatif Kepompong Dan Kupu- Kupu
PKS 1 3,85%
18 Negatif Gejala Setuju Main Hakim
Sendiri 1 3,85%
19 Negatif Cebongan, Guncangnya Modal
Sosial 1 3,85%
20 Negatif Geng Motor Dalam Konvoi
Kelulusan 1 3,85%
23 Negatif Sang Guru Sebagai Penantang 1 3,85%
24 Negatif Unas Gejala Sekolahisme
Kronis 1 3,85%
25 Negatif Bisnis Kecemasan Unas 1 3,85%
26 Negatif Pendidikan Dokter Tak (Boleh)
Murah 1 3,85%
Tabel 3.10
Frekuensi Arah Opini Positif Rubrik Opini
No Arah Opini Judul Opini Frekuensi Prosentase
1 Positif Menindas Esensi Keadilan
Dalam Kasus Susno 1 12,5%
5 Positif Melindungi Kelompok Hampir
Miskin 1 12,5%
6 Positif Momentum Mengevaluasi Unas 1 12,5% 7 Positif Unas Tiba, Bergembiralah 1 12,5% 8 Positif Curhat Siswa Unas SMA 1 12,5%
Jumlah 8 100%
Tabel 3.11
Frekuensi Arah Opini Netral Rubrik Opini
No Arah Opini Judul Opini Frekuensi Prosentase 1 Netral Tantang Empat Galau Parpol 1 9,09% 2 Netral Kegalauan Parpol Maskulin 1 9,09% 3 Netral Politik Selebrasi Gelar 1 9,09% 4 Netral Obama, Bintang Jatuh Palestina 1 9,09%
5 Netral Setelah Pilgub Lepas Dari
Kebutuhan 1 9,09% 11 Netral BPKB Sementara Dalam Bisnis 1 9,09%
Tabel 3.12
Frekuensi Jenis Opini Rubrik Opini
No Jenis Opini Frekuensi Prosentase
1 Argumentasi 18 40.00
No Jenis Opini Judul Opini Frekuensi Prosentase 1 Argumentatif Politik Dalam Industri Survey 1 5,56%
2 Argumentatif Iklan Caleg Dan Kebebasan
Pers 1 5,56%
3 Argumentatif Politik Selebrasi Gelar 1 5,56%
4 Argumentatif Menindas Esensi Keadilan
Dalam Kasus Susno 1 5,56%
6 Argumentatif Cermati, Tiongkok Demam 1 5,56% 7 Argumentatif Rasa Aman Sebagai Ibadah 1 5,56% 8 Argumentatif Merindu Keluguan Jogja 1 5,56% 9 Argumentatif Distorsi Kesucian Perkawinan 1 5,56%
10 Argumentatif Kepompong Dan Kupu- Kupu
PKS 1 5,56%
11 Argumentatif Gejala Setuju Main Hakim
Sendiri 1 5,56%
12 Argumentatif Proses “Sakit” Kartu Sehat 1 5,56%
13 Argumentatif
Berbagi Kepedulian di Hari Peduli Autisme Dunia 2 April: Resiko Otak Di BBM Subsidi
1 5,56%
14 Argumentatif Sang Guru Sebagai Penantang 1 5,56%
15 Argumentatif Unas Gejala Sekolahisme
Kronis 1 5,56%
16 Argumentatif Bisnis Kecemasan Unas 1 5,56% 17 Argumentatif Unas Tiba, Bergembiralah 1 5,56% 18 Argumentatif Curhat Siswa Unas SMA 1 5,56%