• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN

DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Assa Prima Sekarini NIM: 131134082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN

DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Assa Prima Sekarini NIM: 131134082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Allah SWT, karena atas izin dan karunia-Nya, skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya.

 Bapak dan Ibu saya yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.  Dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan motivasi.  Kakak-kakak saya tersayang yang selalu menyemangati dan membantu.  Para sahabat tercinta yang selalu memberikan dukungan dan keceriaan.  Almamater kebanggaan Universitas Sanata Dharma.

(6)

v

MOTTO

“If I try my best and fail, well, I’ve tried my best”

-Steve Jobs-

“Man Jadda Wa Jada”

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN

DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA.

Assa Prima Sekarini Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah kesulitan guru dan siswa dalam menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik dan kurangnya penggunaan LKS dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya, dan (2) mengetahui kualitas LKS IPA yang dikembangkan. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan menurut Dick & Carey (2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dilakukan berdasarkan model pengembangan Dick & Carey yang dimodifikasi menjadi delapan tahapan meliputi analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif, 2) hasil validasi oleh ahli IPA produk LKS memperoleh rerata skor 2,85 dengan kategori baik dan guru kelas IV SD memperoleh rerata skor 3,72 dengan kategori sangat baik. Hasil validasi tersebut berpedoman pada empat aspek yaitu konten atau isi, tampilan, bahasa, penggunaan dan penyajian. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan perolehan persentase peningkatan nilai sebesar 38,07%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar dengan revisi sesuai saran.

(10)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE STUDENTS WORKSHEET BASED ON SCIENTIFIC APPROACH TO FOURTH GRADE MATERIAL OUTER

BODY SHAPE AND FUNCTIONS OF ANIMAL AND PLANT

Assa Prima Sekarini Universitas Sanata Dharma

2017

Research background is student and teacher difficulty on applying scientific approach steps and the lack of using worksheet on studying. This research aims for (1) developing of using worksheet of outter body shape and its function of animal and plant based on scientific approach, and (2) knowing the developed science worksheet quality. The sample for this research is fourth student of SD Negeri Perumnas Condongcatur batch of 2016/2017. Type of the research is Research and Development (R&D). The model that used for the research is development model according to Dick & Carey (2013).

The research findings show that 1) science worksheet development based on scientific approach developed based on the modified development model of Dick & Carey, is divided into eight steps which are: needs analysis, formulating certain objectives, developing instruments, developing strategy, developing the content of worksheet, formatif evaluatition, revision, and summative evaluation, 2) the result validated by the experts of science, the worksheet product obtains the average score of 28.5, which is categorized as good while the teacher of the forth grade of Elementary School obtains obtains the average score of 3.72, which is categorized as very good. The validated result is based on the four aspects namely content, appearance, language, usage, and presentation. The limitted field test shows that the score acquired by the students during the post-test is 38,07% higher than the pretest. Therefore, it can be concluded that the science worksheet developed based on scientific approach is appropriate to be used for the test in the learning activity of the Forth grade of Elementary School with the recommended revision.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan limpahan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa

kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ditujukkan kepada:

1. Rohandi, Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. 3. Apri Damai Sagita K., S.S., M.Pd., sebagai Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

4. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., sebagai dosen pembimbing I, yang sudah membimbing dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing II, yang selalu membimbing dan memberikan arahan serta masukan bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Albertus Hariwangsa Panuluh, M.Sc. dan Sartinah, S.Pd. yang sudah membantu dalam proses validasi produk LKS.

7. Bapak dan Ibu guru yang sudah membantu peneliti dalam validasi instrumen.

8. Mukija, S.Pd.SD., sebagai kepala SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

(12)
(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... Error! Bookmark not defined.

1.6 Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.1.1.1 Pengertian Belajar ... 8

2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran ... 9

2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 9

(14)

xiii

2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD ... 10

2.1.2.3 Morfologi Tumbuhan dan Hewan ... 10

2.1.3 Pendekatan Saintifik ... 13

2.1.3.1 Pengertian Pendekatan Saintifik ... 13

2.1.3.2 Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik ... 13

2.1.3.3 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 14

2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 16

2.1.4.1 Pengertian LKS ... 17

2.1.4.2 Tujuan LKS... 17

2.1.4.3 Jenis-jenis LKS ... 17

2.1.4.4 Manfaat LKS ... 18

2.2 Penelitian yang Relevan ... 18

2.3 Kerangka Berpikir ... 21

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Setting Penelitian ... 23

3.2.1 Subjek Penelitian... 23

3.2.2 Objek Penelitian ... 24

3.2.3 Lokasi Penelitian ... 24

3.2.4 Waktu Penelitian ... 24

3.3 Rancangan Penelitian ... 24

3.4 Prosedur Penelitian ... 26

3.4.1 Analisis Kebutuhan ... 27

3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus ... 28

3.4.3 Mengembangkan instrumen... 28

3.4.4 Mengembangkan Strategi ... 29

3.4.5 Mengembangkan Isi LKS ... 29

3.4.6 Evaluasi formatif ... 29

3.4.7 Revisi ... 29

3.4.8 Evaluasi Sumatif ... 30

(15)

xiv

3.6.1 Pedoman Observasi ... 32

3.6.2 Pedoman Wawancara ... 32

3.6.2.1 Wawancara Guru Kelas IV ... 32

3.6.2.2 Wawancara Siswa Kelas IV ... 33

3.6.3 Kuesioner ... 34

3.6.3.2 Instrumen Analisis Kebutuhan ... 34

3.6.3.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli ... 35

3.6.4 Tes ... 35

3.7 Teknik Analisis Data ... 36

3.7.1 Data Kualitatif ... 36

3.7.2 Analisis Data Kuantitatif ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Hasil penelitian ... 40

4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah ... 40

4.1.1.1 Identifikasi Potensi ... 40

4.1.1.2 Identifikasi Masalah ... 40

4.1.2 Proses Pengembangan LKS ... 44

4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ... 44

4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus ... 45

4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ... 45

4.1.2.4 Mengembangkan Strategi ... 47

4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ... 48

4.1.2.6 Evaluasi Formatif ... 53

4.1.2.7 Revisi ... 53

4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ... 54

4.1.3 Kualitas LKS... 54

(16)

xv

BAB V PENUTUP ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 63

5.3 Saran ... 64

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan ... 11

Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan ... 13

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas IV ... 32

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV ... 33

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas IV ... 33

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka ... 34

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Guru Tertutup ... 34

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup ... 34

Tabel 3.7 Aspek Penilaian LKS ... 35

Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif... 38

Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif... 38

Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen ... 46

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas soal ... 47

Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal ... 47

Tabel 4.4 pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan ... 47

Tabel 4.5 Pemetaan Karakteristik LKS... 48

Tabel 4.6 LKS Sebelum dan Sesudah Direvisi Oleh Ahli ... 54

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli ... 55

Tabel 4.8 Hasil perhitungan Pretest dan Posttest Siswa ... 56

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan. ... 21

Gambar 3.1 Bagan Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey ... 25

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan ... 27

Gambar 3.3 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert ... 37

Gambar 3.4 Rumus Perhitungan Persentase Jawaban Kuesioner... 38

Gambar 3.5 Rumus Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest... 39

Gambar 3.6 Rumus Rerata Siswa ... 39

Gambar 3.7 Rumus Persentase Kenaikan Pretest dan Posttest ... 39

Gambar 4.1 Bagan Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah .. 42

Gambar 4.2 Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ... 47

Gambar 4.3 Kegiatan Siswa 1 ... 49

Gambar 4.4 Kegiatan Siswa 2 ... 49

Gambar 4.5 Kegiatan Siswa 3 ... 50

Gambar 4.6 Kegiatan Mengamati ... 50

Gambar 4.7 Kegiatan Menanya ... 51

Gambar 4.8 Kegiatan Menalar ... 51

Gambar 4.9 Kegiatan Mencoba ... 52

Gambar 4.10 Kegiatan Mengomunikasikan ... 52

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa ... 56

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 68

Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Kelas ... 69

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 37

Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Guru... 72

Lampiran 1.5 Transkrip Wawancara dengan Siswa ... 73

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Terbuka Guru ... 76

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Tertutup Guru ... 82

Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa ... 84

Lampiran 2.4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Siswa ... 87

Lampiran 2.5 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa ... 849

Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 500 Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ... 91

Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ... 94

Lampiran 3.4 Output SPSS Untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes ... 98

Lampiran 3.5 Perhitungan Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest ... 99

Lampiran 4 Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Ahli IPA ... 101

Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Guru ... 104

Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian ... 107

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 108

Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan Lampiran 6.1 Gambar LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik ... 109

Lampiran 7 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas ... 114

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan hakekatnya adalah kebutuhan pokok setiap manusia. Adanya pendidikan yang terarah diyakini mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah merupakan sarana pendidikan formal yang selain memberikan ilmu pengetahuan juga mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Peran dan fungsi sekolah yaitu membantu keluarga atau orang tua dalam pendidikan anak-anaknya serta berperan memberikan pengetahuan, keterampilan, penanaman nilai-nilai sikap secara lengkap sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa yang berbeda (Jumali, 2007: 47).

(21)

2 pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan.

Guru senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan ajar. Bahan ajar berisi topik atau materi harus sesuai dengan materi ajar yang akan diajarkan agar dapat meningkatkan keaktifan dan mengefektifkan waktu belajar sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Bahan ajar tidak hanya memuat materi saja tetapi harus memenuhi kebutuhan belajar dan meningkatkan daya pikir peserta didik. Saat ini, sudah banyak cetakan bahan ajar yang beredar di pasaran oleh penerbit buku. Bentuknya pun terdiri dari berbagai macam seperti modul, buku teks, lembar kerja siswa (LKS), handout dan sebagainya. LKS biasanya dapat dijadikan sebagai panduan atau pedoman bagi siswa dalam kegiatan observasi, dan sebagainya. LKS yang dicetak oleh penerbit biasanya terdiri dari soal-soal. Percobaan atau kegiatan yang dilakukan hanya sedikit, bahkan ada yang tidak ada sama sekali. Masih banyak sekolah dan guru yang menggunakan bahan ajar khususnya LKS buatan orang lain atau cetakan dari pabrik. Padahal bahan ajar yang digunakan sering kali tidak sesuai dengan konteks dan situasi sosial budaya siswa.

Hal yang serupa peneliti temukan ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN Perumnas Condongcatur. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan diketahui bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013 dan guru sudah menerapkan pendekatan saintifik, tetapi lima langkah pendekatan saintifik belum dilaksanakan secara utuh. Beberapa narasumber menyebutkan bahwa baik guru maupun siswa masih merasa kesulitan dalam menerapkan kelima tahapan pendekatan saintifik secara utuh seperti menalar dan mengaitkan antar informasi yang diperoleh, menyimpulkan hasil percobaan atau kegiatan yang dilakukan. Selain itu, guru hanya menggunakan buku siswa dari pemerintah sebagai penunjang pembelajaran. Guru menggunakan LKS apabila materi yang terdapat dalam buku siswa sudah habis.

(22)

3 penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Anak dapat memecahkan permasalahan yang kompleks selama permasalahan tersebut konkret dan tidak abstrak (Hergenhahn & Olson, 2010: 320). Berdasarkan uraian tersebut, penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangatlah diperlukan dalam pembelajaran bagi siswa SD.

Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya membantu siswa memahami dan mengamati secara langsung hewan dan tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitar, karena siswa dapat melakukan kegiatan pengamatan secara langsung sehingga siswa tidak hanya berpikir secara abstrak. Selain itu, siswa mampu mengasah keterampilannya dalam menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik ini diharapkan mampu melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan serta melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. LKS yang dikembangkan berdasarkan empat karakteristik yaitu mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

(23)
(24)

5 memperoleh hasil skor rata-rata 4,18 dengan kategori valid dan 4,26 dengan kategori efektif.

Penelitian ini dibatasi pada Kompetensi Dasar (KD) 3.1 menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dan uji coba produk terbatas. Pada uji coba produk terbatas, produk yang dikembangkan diujikan pada enam siswa kelas IV SD. Siswa yang dipilih berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang, rendah) dan rekomendasi dari wali kelas.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya?

1.2.2 Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengembangkan Lembar Kerja Sekolah (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya.

1.3.2 Mengetahui kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Produk yang dikembangkan dapat memberikan motivasi bagi peneliti untuk mengembangkan produk pembelajaran yang inovatif.

1.4.2 Bagi Guru

(25)

6 IPA berbasis pendekatan saintifik yang dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa.

1.4.3 Bagi Siswa

Siswa dapat melakukan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik ini juga dapat menumbuhkan keaktifan siswa.

1.4.4 Bagi Sekolah

Sekolah mendapatkan wawasan baru tentang pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, sekolah dapat mempertimbangkan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.

1.5Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut.

1.5.1 LKS dikembangkan berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (KD)

“menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”. Selanjutnya, KD dijabarkan menjadi empat indikator yang meliputi (1) menyebutkan bagian luar tubuh hewan menurut tempat tinggalnya (air dan darat), (2) menjelaskan fungsi bagian luar tubuh hewan, (3) menyebutkan bagian luar tubuh tumbuhan, dan (4) menjelaskan fungsi bagian luar tubuh tumbuhan. Masing-masing indikator terdiri dari satu sampai dua kegiatan. 1.5.2 LKS yang dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran 18 cm x 25 cm.

LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft Word 2007. Kertas yang digunakan adalah ivory 310 gram untuk bagian cover dan kertas HVS 80 gram untuk bagian isi. Jenis font yang digunakan adalah Comic Sans MS dan Kristen ITC dengan ukuran font 12. Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Tampilan LKS dibuat menarik dan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan siswa.

(26)

7 siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

1.5.4 LKS yang dikembangkan dapat digunakan dalam kurikulum 2013, karena LKS terdapat Kompetensi Inti (KI) yang meliputi KI 2, 3, dan 4 yaitu sikap sosial, pengetaahuan, dan keterampilan.

1.6Definisi Operasional

1.6.1 Belajar adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan sebagainya yang dapat merubah kepribadian manusia.

1.6.2 Pembelajaran adalah suatu proses atau serangkaian aktivitas yang dapat membantu seseorang belajar secara aktif optimal.

1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam dan dapat di peroleh dengan menggunakan metode observasi.

1.6.4 Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa daripada guru dan memiliki lima tahapan yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

1.6.5 LKS adalah suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah yang diharapkan mampu memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan oleh guru.

1.6.6 Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan adalah suatu materi yang terdapat dalam IPA yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan.

(27)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah belajar dan pembelajaran, hakikat IPA, pendekatan saintifik, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian belajar dan pembelajaran.

2.1.1.1Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain (Hakim, 2000: 7). Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku/sikap, dan mengkokohkan kepribadian (Suyono, 2011: 9).

(28)

9 langsung/berpengalaman, pengulangan tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual (Dimyati, 2006: 42).

2.1.1.2Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatan guru terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati, 2006: 297). Menurut Gagne, pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang membantu memudahkan seorang dalam belajar, sehingga terjadi belajar yang optimal (Kurniawan, 2014: 27). Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses atau serangkaian aktivitas yang dapat membantu seseorang belajar secara aktif dan optimal. Terdapat lima ciri dalam pembelajaran yaitu 1) siswa merupakan individu yang dapat berkembang apabila disediakan kondisi yang menunjang, 2) menekankan pada aktivitas siswa, 3) merupakan upaya sadar dan disengaja, 4) bukan kegiatan insidental tanpa persiapan, dan 5) pemberian bantuan yang memungkinkan siswa untuk belajar (Kustandi, 2011: 5-6).

2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian IPA, morfologi hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

2.1.2.1Pengertian IPA

(29)

10 pertumbuhan manusia dari mulai bayi sampai dengan dewasa. Sedangkan teori konstruktivisme merupakan teori perkembangan kognitif seseorang berdasarkan pengalaman yang sudah pernah dialami sebelumnya. Pada pembelajaran IPA, teori kontruktivisma berhubungan dengan lingkungan alam sekitar. IPA secara umum meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, kimia, dan fisika. Pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan, yaitu produk, proses, dan sarana pengembangan sikap ilmiah. IPA sebagai produk merupakan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data yang disusun secara sistematis. IPA sebagai proses merupakan urutan atau langkah untuk memperoleh data melalui metode ilmiah. IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah merupakan suatu sarana yang dapat mengembangkan sikap ilmiah, seperti sikap kerja sama, sikap tanggung jawab, sikap berpikir bebas, dan sebagainya.

2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar (Paolo & Marten, dalam Samatowa, 2006: 12). Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu siswa diharapkan mampu berpikir secara kritis dan ilmiah serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup pembelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet dan listrik, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya (Depdiknas, 2007: 14). Dari ruang lingkup tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA mempelajari makhluk dan semua benda yang ada di alam semesta.

2.1.1.3Morfologi Tumbuhan dan Hewan

(30)

11 suatu ilmu yang mempelajari tentang struktur atau bentuk luar dari suatu organisme yang mencakup bagian-bagiannya terutama tumbuhan dan hewan. Morfologi pada tumbuhan meliputi: akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Berikut adalah bagian-bagian tumbuhan yang disajikan dalam tabel 2.1 (Sumantoro, 2009: 31-41) dan bagian luar tubuh hewan yang disajikan dalam tabel 2.2 (Haryanto, 2013: 3-5).

Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan

No.

Bagian LuarTubuh

Tumbuhan

Gambar jenis - jenis bagian

tumbuhan Keterangan tumbuhan, tempat menyimpan cadangan makanan, dan alat pernapasan pada tumbuhan.

2. Batang

(31)

12

No.

Bagian LuarTubuh

Tumbuhan

Gambar jenis - jenis bagian

tumbuhan Keterangan

3. Daun

Berdasarkan bentuknya daun dikelompokkan menjadi daun menyirip, menjari, melengkung, dan sejajar. Fungsi daun: tempat memasak makanan atau fotosintesis.

4. Bunga

Bagian- bagian bunga yang lengkap meliputi tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Fungsi bunga: perhiasan tumbuhan, tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan.

5. Buah dan Biji

(32)

13 Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan

No. Bagian Keterangan

1. Kepala

Kepala hewan biasanya memiliki mata, hidung, telinga, dan mulut. Bagian khusus hewan yang biasa ada di kepala adalah antena, gading, belalai, tanduk, dan cula.

2. Badan

Tubuh hewan melindungi organ-organ pencernaan, pernapasan, peredaran darah, perkembangbiakan, dan lain sebagainya.

Penutup tubuh hewan dapat berupa sisik, bulu, dan rambut. 3. Alat Gerak Alat gerak hewan dapat berupa kaki, sirip, dan sayap.

2.1.2 Pendekatan Saintifik

Subbab ini menguraikan mengenai pengertian pendekatan saintifik, prinsip-prinsip pendekatan saintifik, dan langkah-langkah pendekatan saintifik.

2.1.2.3Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan peserta didik daripada guru. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Hosnan, 2014: 34). Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep yang ditemukan. Pendekatan saintifik bertujuan untuk melatih dan meningkatan kemampuan siswa dalam berpikir, menyelesaikan suatu masalah, dan mengomunikasikan ide atau gagasan.

2.1.2.4Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik

(33)

14 motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, 6) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi, 7) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya (Daryanto, 2014: 58).

2.1.2.5Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi: menggali informasi melalui pengamatan (observing), bertanya (questioning), percobaan (experimenting), kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar (associating), kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jaringan (networking) (Hosnan, 2014: 37). Langkah-langkah pendekatan saintifik dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Mengamati (Observing)

(34)

15 2) Menanya (Questioning)

Menanya (questioning) merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang data/informasi yang belum dipahaminya setelah melakukan pengamatan. Kegiatan mengajukan berbagai pertanyaan yang dilakukan oleh siswa memerlukan bimbingan dari guru. Fungsi bertanya ialah membangkitkan rasa keingintahuan dan melatih cara berpikir siswa.

Manfaat penerapan metode menanya antara lain menggali informasi, baik administrasi maupun akademis, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respons kepada siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa (Hosnan, 2014: 51). Dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang digunakan untuk membina peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, antara lain singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memilih fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi (Abidin, 2014: 137).

3) Menalar (Associating)

(35)

16 dikoreksi atau diperbaiki, (6) perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik, (7) evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang nyata atau otentik, (8) guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajarran perbaikan (Abidin, 2014: 139).

4) Mencoba (Experimenting)

Tahap mencoba digunakan untuk mengarahkan peserta didik melakukan percobaan atau eksperimen terkait dengan materi yang sesuai. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tahap mencoba yaitu (1) persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan, (2) usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan kegiatan eksperimen, (3) sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan, (4) lakukan pengelompokkan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan. Bila hasilnya belum memuaskan, dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya, (5) setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis (Fathurrahman, dalam Hosnan, 2014: 62).

5) Mengomunikasikan Pembelajaran

Tahap mengomunikasikan pembelajaran dalam pendekatan saintifik, siswa diharapkan mampu mengomunikasikan hasil kerjanya yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Kegiatan mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya (Permendikbud, dalam Hosnan, 2014: 76). Melalui kegiatan mengomunikasikan, siswa diharapkan mampu menjelaskan atau mempresentasikan hasil kerjanya di depan guru dan teman-temannya, sehingga rasa percaya diri siswa akan terasah.

2.1.3 Lembar Kerja Siswa (LKS)

(36)

17 2.1.3.1 Pengertian LKS

LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah (Trianto, 2008 :148). LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya (Depdiknas, 2004: 18). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah. Adanya LKS diharapkan mampu memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan oleh guru.

2.1.3.2 Tujuan LKS

Tujuan LKS antara lain sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu, dapat mempercepat proses belajar mengajar dan hemat waktu mengajar, dan dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat menggunakan alat bantu secara bergantian (Tim instruktur Penilaian Kinerja Guru (PKG), dalam Sudiati, 2003: 11-12). LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa (Azhar, 1993: 78). LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah diberikan. Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan LKS adalah membantu guru dalam menyampaikan materi dan membantu siswa dalam memahami suatu materi. 2.1.3.3 Jenis-jenis LKS

(37)

18 2.1.3.4 Manfaat LKS

LKS memiliki beberapa manfaat sebagai berikut (Lismawati, 2010: 40). 1) LKS dapat dipelajari kapanpun dan dimanapun serta tidak

menggunakan alat khusus.

2) LKS dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu mencari tahu prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang riil.

3) LKS dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, not musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

4) LKS lebih ekonomis jika dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya.

2.2 Penelitian yang Relevan

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian yang relevan yang dijabarkan sebagai berikut.

Salikhah (2015) melakukan pengembangan lembar kerja siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan scientific untuk melatih keterampilan proses sains siswa SD/MI kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R & D). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan scientific pada materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit untuk SD/MI kelas IV, (2) mengetahui proses pengembangan LKS IPA, (3) mengetahui kualitas LKS IPA, (4) mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan scientific terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu LKS IPA yang berupa materi, tugas dan latihan soal, kata mutiara, informasi tambahan dan refleksi. Kualitas dari produk yang berupa LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari ahli materi yang memperoleh persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dari ahli bahasa memperoleh persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dan dari ahli media memperoleh persentase 91,25% dengan kategori sangat baik.

(38)

19 Kualitas dari produk yang berupa LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari ahli media memperoleh persentase 97.73 % dengan kategori valid, dari ahli materi memperoleh persentase 96.67 % dengan kategori valid dan dari angket siswa persentasenya 96.25 % kategori valid. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar.

Mustofa (2013) melakukan pengembangan lembar kerja siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Tinjomoyo, Semarang. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi dari pakar materi memperoleh persentase 90% dengan kategori sangat layak, dari pakar desain memperoleh persentase 96% dengan kategori sangat layak, dan dari guru memperoleh persentase 93,18% dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis observasi yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar.

Dalla (2016) melakukan pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Kalasan 1, Yogyakarta. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 dan media LKS memperoleh skor 4,0 dengan kategori baik dan skor 4,06 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas II Sekolah Dasar.

(39)

20 (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Ciamis. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi ahli menunjukkan nilai kevalidan dan kepraktisan dengan skor 4,67, keefektifan pembelajaran siswa memperoleh nilai yang cukup efektif ditunjukkan dengan hasil persentase 52,5%, respon siswa terhadap pembelajaran dinilai positif ditunjukkan dengan hasil persentase 94,12%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan scientific yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kels IV Sekolah Dasar.

Fitri (2014) melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kegiatan siswa (LKS) tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif yang baik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 09 Kota Bengkulu. Kualitas produk yang berupa LKS dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa termasuk dalam kategori valid, ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,18. LKS termasuk dalam kategori praktis dan efektif ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,24 dan 4,26. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS tematik integratif yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicobakan dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar.

(40)

21

Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan. 2.3 Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar (Paolo & Marten dalam Samatowa, 2006: 12). Pembelajaran IPA lebih ditekankan pada praktik daripada teori, sehingga dalam kegiatannya lebih diarahkan pada kegiatan pengamatan dan percobaan. Pada pembelajaran IPA dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang sesuai dan efektif. Apabila metode yang digunakan guru lebih sering menggunakan metode ceramah, akibatnya siswa cenderung pasif dan berpikir secara abstrak.

Pendekatan saintifik merupakan suatu metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan dan keterampilan siswa, meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pembelajaran IPA mempunyai relevansi dengan pendekatan saintifik, karena pembelajaran IPA berkaitan dengan lingkungan alam, sedangkan pendekatan saintifik mengajak siswa mengalami

(41)

22 secara langsung kegiatan yang dilakukan. Misalnya dalam pembelajaran IPA, siswa diminta untuk mempelajari tentang bagian-bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan, dengan menggunakan pendekatan saintifik siswa mengamati secara langsung hewan dan tumbuhan, kemudian siswa akan membangun konsepnya sendiri. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk berpikir secara konkret dan membangun konsepnya secara mandiri.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang sudah dilakukan, penggunaan lembar kerja siswa berbasis pendekatan saintifik untuk menunjang pembelajaran belum sepenuhnya diterapkan oleh guru. Hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan LKS dari penerbit yang sebagian besar hanya berisi soal-soal. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV SD.

Penelitian ini difokuskan pada kompetensi dasar “Menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya?

2.4.2 Bagaimana kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya?

2.4.3 Bagaimana dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya terhadap proses belajar siswa selama uji coba lapangan terbatas?

(42)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297). Metode penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenis (Gall & Borg, 2007: 589). Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang mengembangkan suatu produk dan diuji keefektivitasannya sesuai dengan standar tertentu.

Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan suatu produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba produk terbatas yang bertujuan untuk mendapatkan informasi apakah produk baru yang telah dikembangkan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan produk yang lama atau yang lain. Hasil dari penelitian ini berupa produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian.

3.2.1 Subjek Penelitian

(43)

24 siswa putri dan empat siswa putra. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan nilai akademik siswa dan rekomendasi dari guru kelas.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah produk yang berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS ini digunakan untuk membantu siswa kelas IV SD dalam memahami materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. LKS tersebut terdiri dari berbagai macam kegiatan yang mencakup lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Pengambilan data yang digunakan untuk penelitian dilakukan di SD Negeri Perumnas Condongcatur yang berlokasi di Jalan Flamboyan No.11, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Perumnas Condongcatur sebagai tempat uji coba produk terbatas, karena SD Negeri Perumnas Condongcatur sudah dan masih menggunakan kurikulum 2013. Selain itu juga terdapat tiga kelas paralel yang memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. SD Negeri Perumnas Condongcatur masih minim dalam menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, letaknya strategis dan mudah untuk dijangkau.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli s.d. Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama lima bulan.

3.3 Rancangan Penelitian

(44)

25 mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif (Setyosari, 2013: 230-235). Berikut adalah langkah penelitian dan pengembangan menurut model Dick & Carey yang disajikan dalam bagan berikut.

Gambar 3.1 Bagan Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey (Setyosari, 2013: 234).

Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230-235) menguraikan setiap langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut. Pertama, analisis kebutuhan dan tujuan. Pada langkah ini, peneliti menganalisis dan mengkaji kebutuhan untuk

(45)

26 menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kedua, analisis pembelajaran. Langkah ini mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, analisis pembelajar dan konteks. Analisis ini mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajar dalam pembelajaran. Keempat, merumuskan tujuan performansi. Perumusan dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik. Kelima, mengembangkan instrumen. Instrumen digunakan untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan desain atau produk yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek. Keenam, mengembangkan strategi pembelajaran. Peranan strategi sangat penting dalam kaitannya dengan pengembangan produk yang dilakukan. Pada langkah ini, peneliti harus memilih strategi yang cocok dengan desain produk yang dikembangkan. Ketujuh, mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran. Pada langkah ini, peneliti memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe atau model tertentu perlu diberikan argumen atau alasan mengapa memilih tipe atau model tersebut. Kedelapan, merancang dan melakukan evaluasi formatif. Langkah ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mendukung adanya peningkatan efektivitas. Dick & Carey menguraikan proses evaluasi formatif menjadi tiga langkah, yaitu uji coba prototipe, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Pada kondisi tertentu, peneliti cukup sampai pada langkah ini. Kesembilan, melakukan revisi. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Kesepuluh, evaluasi sumatif. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas produk secara keseluruhan dibandingkan dengan produk lainnya.

3.4 Prosedur Penelitian

(46)

27 LKS, 6) evaluasi formatif 7) revisi, 8) evaluasi sumatif. Prosedur penelitian dan pengembangan terkait delapan langkah tersebut tersaji dalam bagan berikut.

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan

3.4.1 Analisis Kebutuhan

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pembelajaran dan siswa. Analisis pembelajaran dilakukan melalui wawancara dan observasi. Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV, sedangkan observasi dilakukan di kelas IV ketika

(47)

28 pembelajaran sedang berlangsung. Hasil dari wawancara dan observasi terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas IV, kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan kuesioner yang digunakan untuk mengetahui analisis kebutuhan siswa. Kuesioner kebutuhan siswa yang disusun mencakup karakteristik siswa dan karakteristik produk. Kuesioner yang telah dibuat, kemudian diberikan kepada guru dan siswa kelas IV.

3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah merumuskan tujuan khusus. Pada langkah ini, peneliti merumuskan tujuan khusus dari produk berupa LKS. Perumusan tujuan khusus memperhatikan karakterisitik LKS yang diperoleh melalui analisis kebutuhan yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, 2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat karakteristik LKS tersebut kemudian dijadikan pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS.

3.4.3 Mengembangkan instrumen

(48)

29 3.4.4 Mengembangkan Strategi

Tahap keempat dalam penelitian ini adalah mengembangkan strategi. LKS yang dibuat mengacu pada KD menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Selanjutnya, peneliti menjabarkannya ke dalam beberapa indikator, tujuan dan rencana kegiatan. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan pemetaan karakteristik LKS yang diperoleh dari analisis kebutuhan siswa.

3.4.5 Mengembangkan Isi LKS

Tahap kelima dalam penelitian ini adalah mengembangkan isi LKS. Peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik berdasarkan hasil pemetaan KI dan KD yang sudah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam LKS berisi kegiatan dalam pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Selain itu kegiatan yang terdapat pada LKS mengacu pada empat karakteristik LKS yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, 2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

3.4.6 Evaluasi formatif

Tahap keenam dalam penelitian ini adalah merancang dan melakukan evaluasi formatif. Pada tahap ini, LKS yang dikembangkan kemudian divalidasi oleh beberapa ahli untuk mengetahui kelayakan LKS sebelum diuji cobakan. Peneliti melakukan uji coba produk yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi oleh ahli IPA dan guru SD ke kelompok kecil. Uji coba terbatas yang dilakukan melibatkan subjek yang terdiri atas enam siswa kelas IV SD.

3.4.7 Revisi

(49)

30 produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya.

3.4.8 Evaluasi Sumatif

Tahap kedelapan dalam penelitian ini adalah evaluasi sumatif. Setelah melakukan pretest dan posttest kepada siswa kelas IV SD pada uji coba terbatas, kemudian peneliti menghitung hasil pretest dan posttest yang didapatkan oleh siswa. Selanjutnya, peneliti menghitung peningkatan nilai pretest dan posttest untuk mengetahui tingkat efektivitas LKS.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai permasalahan berdasarkan kenyataan yang ada. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2009: 137). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan tes.

3.5.1 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun buatan, untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 231). Observasi pada penelitian ini dilaksanakan di kelas IV. Aspek yang diamati oleh peneliti ketika melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas IV adalah ketersediaaan bahan ajar yang digunakan dan penerapan lima tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA.

3.5.2 Wawancara

(50)

31 untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 137).

Teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru dan tiga siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Wawancara dengan guru kelas IV dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai analisis kebutuhan LKS dan penerapan lima tahapan pendekatan saintifik. Wawancara dengan siswa kelas IV dilakukan untuk memperoleh data terkait dengan karakterisitik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. 3.5.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai analisis kebutuhan baik guru maupun siswa dan validasi produk. Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur untuk memperoleh analisis kebutuhan terkait dengan produk. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli pembelajaran IPA dan guru SD untuk menilai kelayakan produk berupa LKS yang sudah dibuat.

3.5.4 Tes

Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Peneliti menggunakan tes dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Pretest digunakan sebelum siswa menggunakan LKS IPA, sedangkan posttest digunakan sesudah siswa menggunakan LKS IPA. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA.

3.6 Instrumen Penelitian

(51)

32 penelitian ini di antaranya pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan tes.

3.6.1 Pedoman Observasi

Observasi dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran di kelas IV adalah penerapan pendekatan saintifik dan penggunaan LKS IPA. Peneliti mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi. Kisi-kisi observasi pembelajaran di kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas IV No Kisi-kisi Observasi

1 Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar.

2

Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA.

3 Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA.

Uji validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Sebelum digunakan, pedoman observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi yang dapat dilihat pada lampiran 1.1.

3.6.2 Pedoman Wawancara

Wawancara ditujukan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur.

3.6.2.1 Wawancara Guru Kelas IV

(52)

33 peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2009: 140). Peneliti menggunakan pedoman wawancara hanya berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV

No Topik Pertanyaan

1 Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik

2 Pelaksanaan lima langkah pendekatan saintifik di pembelajaran 3 Kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi pendekatan saintifik 4 Kesulitan siswa dalam mengkuti lima langkah pendekatan saintifik 5 Manfaat bagi siswa setelah menerapkan pembelajaran saintifik

3.6.2.2 Wawancara Siswa Kelas IV

Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada siswa kelas IV yang berjumlah tiga siswa. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak terstruktur. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas IV

No Topik Pertanyaan

1 Penggunaan LKS IPA dalam pembelajaran di kelas

2 Pendapat siswa tentang LKS yang menarik (warna, gambar dan ukuran) 3 Bentuk LKS yang disukai siswa

4 Pentingnya penggunaan LKS dalam membantu pemahaman materi 5 Pemahaman siswa terhadap penggunaan bahasa di LKS

6 Pemahaman siswa terhadap petunjuk di LKS

(53)

34 3.6.3 Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba lapangan terbatas.

3.6.3.1 Instrumen Analisis Kebutuhan

Instrumen analisis kebutuhan yang berupa kuesioner diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Kuesioner analisis kebutuhan guru diberikan kepada dua guru kelas IV. Instrumen analisis kebutuhan siswa diberikan kepada siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa. Pemberian instrumen kuesioner bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa akan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Kuesioner yang diberikan kepada guru berupa kuesioner terbuka dan tertutup, sedangkan kuesioner yang diberikan kepada siswa berupa kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang bisa dijawab/direspon secara bebas oleh responden, sedangkan kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan (Widoyoko, 2012: 36). Adapun kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka

Aspek yang Diamati Nomor Item

Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPA 1 Kegiatan yang pernah dilakukan siswa di dalam maupun di luar

kelas 2

Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA 3, 4, dan 5 Penggunaan buku siswa penuntun pembelajaran 6 dan 7 Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendekatan saintifik 8

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Guru Tertutup

Aspek yang Diamati Nomor Item

Pentingnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA 1 Pemberian panduan kegiatan untuk siswa 2, 3, 4, 5, dan 6 Pentingnya penggunaan LKS dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan pendekatan saintifik pada materi sifat-sifat bunyi 7

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup

Aspek yang Diamati Nomor item

Penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA 1, 2, 3, 5, 7

Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA

(54)

35 3.6.3.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli

Instrumen validasi produk oleh ahli berupa kuesioner dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang berupa LKS. Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban berskala likert. Rentang skala yang disediakan yaitu 1-4 dengan jawaban skala (1) sangat kurang baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Validasi produk dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan guru kelas IV. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 32 butir. Berikut adalah aspek yang dinilai dalam validasi produk yang di sajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.7 Aspek Penilaian LKS

No Aspek yang Dinilai 1 Konten atau isi

2 Tampilan 3 Bahasa

4 Penggunaan dan penyajian

Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu guru dan ahli pembelajaran IPA. Melalui validasi yang dilakukan oleh ahli diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.3.

3.6.4 Tes

Peneliti menggunakan pretest dan posttet untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan mengembangkan soal pretest dan posttest berdasarkan KD menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Soal yang dibuat berjumlah 20 soal tipe pilihan ganda.

(55)

36 perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157).

Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai Cronbach Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 22 for Windows dengan menghitung nilai cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali, 2001: 46) .

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang meunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang ada, baik keadaan proses, peristiwa/kejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2012: 18). Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2012: 21). Berikut pembahasan dari masing-masing teknik analisis.

3.7.1 Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif yang diperoleh berupa komentar dan saran yang dikemukakan oleh ahli pembelajaran IPA, guru dan siswa kelas IV SD. Selain itu data juga diperoleh dari hasil pengamatan peneliti selama proses ujicoba. Data yang diperoleh kemudian dianalisis sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas dan mengetahui kelayakan produk.

3.7.2 Analisis Data Kuantitatif

Gambar

Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan
Gambar jenis - jenis bagian
Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan
Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Brainstorming teruji lebih baik daripada menggunakan pembelajaran PBL dalam peningkatan kemampuan berfikir kreatif matematis siswa, maka pembelajaran matematika dengan

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Penawaran Administrasi dan Teknis Nomor : 02/16/91.04/PPBJ- NF/DJB/DBT/2012 tanggal 13 Agustus Juli 2012, pekerjaan Pelaksanaan Fire

of this study were to evaluate physical characteristics of the forms of pressed complete feed in the form of cube, cylinder and ball on bulkiness, hardness

Hasil penelitian dapat dilihat dari siklus I yaitu nilai rata-rata tanggung jawab berdasarkan hasil angket siswa sebesar 3,2 dengan kriteria baik, prestasi

Perbedaan aktivitas makrofag dari mencit yang diberi perlakuan ekstrak etanol daun katuk dapat dilihat dari kemampuan jumlah makrofag yang memfagosit lateks

Tokoh Lintas Agama Tulungagung.

[r]