PEDOMAN
LOMBA KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU
PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH
TINGKAT NASIONAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH
iii KATA PENGANTAR
Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai peran strategis dalam membantu meningkatkan mutu sekolah, peran guru yang profesional punya andil dalam mewujudkan terselenggaranya pendidikan yang efektif dan efisien. Sesuai tugas fungsi yang dibebankan padanya, guru juga punya tanggung jawab untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu, tugas dan tanggungjawab guru sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan generasi yang mampu bersaing di dunia global. Sehubungan dengan itu, semua guru tidak terkecuali guru pendidikan khusus harus memiliki kompetensi, kreativitas, dan inovasi tinggi agar dapat mengemban tugas dan tanggungjawab tersebut.
Guru pendidikan khusus yang kreatif selayaknya mendapatkan penghargaan. Pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi, memberi rasa bangga, serta meningkatkan kreativitas dan inovasi guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan khusus, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan secara Nasional.
iv Materi lomba kreativitas pembelajaran bagi guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah (SMALB/ MALB/SMKLB) Tingkat Nasional berupa karya ilmiah hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi model-model pembelajaran dan media pembelajaran.
Pedoman ini memuat tentang pendahuluan, materi lomba, penilaian dan penghargaan, serta penutup. Mudah-mudahan pedoman ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan materi lomba kreativitas guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah.
v DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang………...………... 1
B. Dasar Hukum... 2
C. Tujuan... 3
D. Sasaran…... 4
BAB II PENGERTIAN DAN AZAS-AZAS PENGHARGAAN 5 A. Pengertian... 5
B. Azas-Azas Penghargaan... 5
BAB III PERSYARATAN PESERTA………. 8
A. Persyaratan Umum... 8
B. Persyaratan Khusus ... 9
C. Bentuk Karya Ilmiah ... 9
D. Materi Lomba ... 10
BAB IV PENILAIAN... 18
A.Penilaian …... 18
B.Tim Penilai... 18
C.Ketentuan Khusus Lainnya... 18
D.Kriteria Penilaian... 19
E.Pemenang... 19
vi
BAB V SISTEMATIKA DAN FORMAT PENULISAN... 21
A. Sistematika Penulisan………... 21
B. Format Penulisan………... 27
BAB VI PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN...…....... 29
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan... 29
B. Pembiayaan... 29
C. Rangkaian Kegiatan... 30
BAB VII PENUTUP... 32
LAMPIRAN: 1. Sampul Muka (Cover)... 33
2. Contoh Lembar Pengesahan.………... 34
3. Contoh Pernyataan Keaslian PTK...………... 35
4. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka……….... 36
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai upaya terus menerus dilakukan oleh Pemerintah dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia. Guru sebagai pendidik mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Peran guru dalam mengembangkan pendidikan melalui berbagai cara yang profesional merupakan kebutuhan utama suatu sekolah untuk meraih prestasi dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia unggul dan berdaya-saing secara Nasional maupun Internasional. Implementasi bagi anak berkebutuhan khusus melalui upaya guru dalam membentuk sumber daya manusia yang memiliki kemandirian sesuai karakteristiknya dalam kehidupan bermasyarakat.
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 40 Ayat (2) menyatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Mengingat fungsi strategis peran guru yang berprestasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diajarnya, maka guru diharapkan memiliki kreativitas dalam mengembangkan pendidikan yang bermutu di sekolahnya masing-masing.
2 pembelajaran. Nilai-nilai kreativitas diwujudkan ke dalam aktivitas program nyata di sekolah yang bermanfaat langsung untuk membantu anak berkebutuhan khusus mencapai kemandirian dan kemampuan vokasional pasca sekolah. Bentuk program bukan merupakan kegiatan insidental tetapi program terstruktur berkesinambungan dan dapat ditindaklanjuti sebagai program sekolah. Selain itu program dilengkapi dengan bukti dokumen kegiatan dan dokumen tertulis berupa karya ilmiah. Karya ini sekaligus dapat menjadi bukti pencapaian kinerja guru yang bisa digunakan untuk
pengembangan profesional guru. Namun kenyataan di lapangan, masih banyak guru yang belum termotivasi dan
terbiasa menulis karya tulis ilmiah, karena beragamnya latar belakang pendidikan dan kompetensi guru dalam pembelajaran.
Lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah bertujuan menggali potensi dan kompetensi guru dalam pengembangan metode, media dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan potensi peserta didik berkebutuhan khusus secara optimal.
B. Dasar Hukum
Landasan hukum Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah:
1. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang
Perubahan Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru; 5. Keppres Nomor 23 tahun 1976 tentang Hadiah Seni, Ilmu
Pengetahuan, Pendidikan, Pengabdian dan Olahraga; 6. Kepmendiknas RI Nomor 162 tahun 2003 tentang Pedoman
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah;
7. Permendiknas Nomor 8 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
8. Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
9. Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;
10. Permendiknas Nomor 32 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi dan Kualifikasi Akademik Guru Pendidikan Khusus;
11. Permendiknas Nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah.
C. Tujuan
1. Memotivasi guru untuk terus menerus belajar, dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan, kreativitas, dan inovasi pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus.
4 3. Meningkatkan produktifitas pembelajaran yang memiliki nilai manfaat untuk kemandirian peserta didik berkebutuhan khusus.
4. Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada guru yang secara nyata berprestasi dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah sesuai dengan karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus.
F. Sasaran
5 BAB II
PENGERTIAN DAN AZAS-AZAS PENGHARGAAN
A. Pengertian
1. Guru pendidikan khusus adalah guru yang bertugas sebagai tenaga pengajar di sekolah yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus.
2. Guru pendidikan khusus yang kreatif dan inovatif adalah guru yang memiliki motivasi dan kemampuan dalam mengembangkan metode, model, media dan aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan pembelajaran anak berkebutuhan khusus.
3. Lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah adalah lomba karya tulis guru dalam mengembangkan model dan media yang berhubungan dengan pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus.
B. Azas-Azas Penghargaan
Kegiatan Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah dilandasi oleh azas-azas sebagai berikut:
6 peserta didik berkebutuhan khusus yang layak mendapatkan penghargaan (reward) dari pemerintah.
2. Azas Keadilan: artinya pelaksanaan lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus bebas dari kepentingan kelompok atau golongan, berdasarkan suku, agama, ras, daerah, politik, dan lain-lain.
3. Azas Akuntabilitas: bahwa lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus didasarkan pada hasil penilaian yang terbuka, obyektif, dan jujur dengan mengikutsertakan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) pada proses dan hasil lomba.
4. Azas Transparansi: bahwa lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus didasari oleh kepercayaan pada kemampuan dan kreasi yang dimiliki oleh guru. Semua tahap penilaian dilakukan secara terbuka dan obyektif.
5. Azas Motivasi dan Promosi: bahwa lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus difokuskan pada aspek-aspek yang berhubungan dengan kinerja guru, kesetiaan, disiplin dan dedikasi untuk meningkatkan motivasi kerja, sehingga berpengaruh pada promosi jabatan fungsional dan struktural serta untuk mendapatkan pengakuan hak cipta (HAKI).
7 kesempatan bagi semua guru pada institusi layanan peserta didik berkebutuhan khusus.
7. Azas Demokrasi: bahwa lomba pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus berkompetisi dalam suasana kebebasan, jujur, bertanggungjawab untuk mengimplementasikan profesionalitas melalui kreativitas, inisiatif, dan prakarsa pembelajaran.
8. Azas Kebermanfaatan: bahwa program kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah yang dilakukan guru baik program pembelajaran akademik maupun program kebutuhan khusus yang memiliki nilai guna untuk mengembangkan potensi peserta didik berkebutuhan khusus.
8 BAB III
PERSYARATAN PESERTA
A. Persyaratan Umum
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
3. Memiliki moralitas, kepribadian dan kelakuan yang baik. 4. Masa kerja minimal 4 (empat) tahun sebagai guru
SMALB/MALB/SMKLB yang dibuktikan dengan SK Penugasan dari Kepala Sekolah/Yayasan.
5. Belum pernah terkena hukuman disiplin pegawai (dibuktikan dengan surat keterangan dari atasan/yayasan). 6. Belum pernah menjadi juara I, dalam lomba yang sejenis di
tingkat provinsi pada tahun sebelumnya.
7. Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1) atau diploma 4 (D-IV).
8. Melampirkan surat tugas tahunan dari kepala sekolah bahwa yang bersangkutan sebagai guru di SMALB/MALB/SMKLB.
9. Setiap Provinsi hanya mengirimkan 1 (satu) orang peserta yang merupakan Juara I lomba Tingkat Provinsi tahun 2015.
9 B. Persyaratan Khusus
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi peserta adalah:
1. Setiap guru mengirimkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang akan dipresentasikan di depan tim penilai.
2. Setiap hasil Penelitian Tindakan Kelas memiliki nilai orisionalitas dan belum dipublikasikan sebagai karya orang lain (tidak melanggar HAKI).
3. Setiap guru hanya boleh mengirimkan 1 (satu) hasil Penelitian Tindakan Kelas yang berkaitan dengan kreativitas guru dalam pembelajaran layanan pendidikan berkebutuhan khusus.
4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dikirim dalam bentuk
hardcopy dan softcopy. Peserta yang melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk pengembangan media pembelajaran diwajibkan membawa hasil karyanya pada waktu presentasi.
5. Dokumen telah diterima panitia paling lambat 24 Juli 2015.
Persyaratan tersebut di atas, dijadikan bahan acuan dasar untuk memilih guru kreatif yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
C. Bentuk Karya Ilmiah
10 D. Materi Lomba
Karya kreatif inovatif yang dilombakan berupa karya ilmiah hasil
Penelitian Tindakan Kelas, tentang upaya guru pendidikan khusus
jenjang menengah dalam mengembangkan model, metode, dan
media pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus.
Materi lomba kreativitas tersebut secara garis besar dijelaskan
sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis
dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar atau dapat juga diartikan suatu pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama
dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif
dan menyenangkan. Model pembelajaran yang dipilih
hendaknya model pembelajaran yang menarik dan variatif,
tergambar dari awal sampai akhir disajikan secara khas oleh
11 a. Model Pembelajaran Tematik Terpadu
Menurut Robin Fogarty (1991) ada sepuluh model
pembelajaran terpadu, seperti disajikan berikut ini.
1) Model penggalan (fragmented model). Model ini
diimplementasikan dengan pemaduan yang terbatas
pada satu mata pelajaran. Misalnya, mata pelajaran
bahasa Indonesia materi pembelajaran tentang
menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat
dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan
berbahasa.
2) Model keterhubungan (connected model). Model ini
diimplementasikan berbasis pada anggapan bahwa
beberapa substansi pembelajaran berinduk pada mata
pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti:
kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa dan
sastra.
3) Model sarang (nested model). Model ini
diimplementasikan dengan memadukan berbagai
bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah
kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu
12 pemahaman bentuk kata, makna kata, dan ungkapan
dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata
dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.
4) Model Urutan/Rangkaian (sequenced model). Model ini
memadukan topik-topik antar mata pelajaran yang
berbeda secara pararel. Isi cerita dalam roman sejarah,
misalnya: topik pembahasannya secara pararel atau
dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal
sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan
sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik
yang menyangkut perubahan makna kata.
5) Model berbagi (shared/participative model). Model ini
merupakan pemaduan pembelajaran akibat munculnya
tumbang-tindih (overlapping concept) atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir pembelajaran
tentang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat
bertumpang tindih dengan butir pembelajaran Tata
Negara, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan sebagainya.
6) Model jaring laba-laba (webbed model). Model ini
berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar
13 dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam
mata pelajaran tertentu maupun antar mata pelajaran.
7) Model galur (threaded model). Model ini memadukan
bentuk-bentuk ketrampilan. Misalnya: melakukan
prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan
terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita,
dsb. Bentuk model ini terfokus pada meta kurikulum.
8) Model celupan (immersed model). Model ini dirancang
untuk membantu peserta didik dalam menyaring dan
memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan
dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk mewadahi tukar
pengalaman dan pemanfaatan pengalaman
masing-masing.
9) Model jejaring (networked model). Model ini merupakan
model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan
masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru
setelah peserta didik mengadakan studi lapangan
dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.
10) Model terpadu (integrated model). Model ini merupakan
14 berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik
tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan IPS
agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan,
cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu,
misalnya IPA.
b. Model Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik
Model pembelajaran yang biasa digunakan dalam
pendekatan saintifik adalah:
1) Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based
Learning),
2) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning),
3) Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
4) Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning).
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana pembelajaran yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
15 metode pembelajaran yang sering digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar.
a. Berdasarkan pemberian informasi:
Metode Ceramah Metode Tanya Jawab Metode Demonstrasi
b. Berdasarkan pemecahan masalah:
Metode Curah Pendapat (Brainstorming) Metode Diskusi Kelompok
Metode Diskusi Panel
Metode Diskusi Kelompok Terfokus Metode Seminar
Metode Simposium
c. Berdasarkan penugasan:
Metode Latihan (Drill) Metode Permainan:
16 Metode Kelompok Kerja (Workshop)
Metode Proyek Metode Studi Kasus Metode Karyawisata
3. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah perlengkapan yang digunakan
untuk memperjelas pesan dan memungkinkan terjadinya
interaksi antara peserta dengan pesan yang ingin disampaikan.
Macam-macam media yang dapat digunakan antara lain:
a) audio : kaset audio, siaran radio, CD, telepon.
b) cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar, dsb.
c) audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis.
d) proyeksi visual diam : overhead transparansi (OHT), film
bingkai (slide).
e) proyeksi audio visual diam : film bingkai slide.
f) visual gerak : film bisu.
g) audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, TV,
Animasi, Assistive Technology.
h) obyek fisik : benda nyata, model, specimen.
i) manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran.
17 Model, metode, atau media pembelajaran yang dipilih hendaknya
yang biasa digunakan dalam pembelajaran peserta didik
18 BAB IV
PENILAIAN
A. Penilaian
Komponen yang dinilai dalam lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah meliputi (a) Substansi Karya Ilmiah dan (b) Pemaparan. Penilaian pemaparan dilakukan di depan dewan juri, meliputi penilaian presentasi dan tanya jawab. Penilaian tanya jawab dilakukan untuk mendalami materi yang dipresentasikan.
B. Tim Penilai
Panitia akan membentuk tim penilai lomba yang terdiri dari unsur Akademisi, Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI), Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) TKPLB dan Direktorat/Sub Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan PK dan LK Dikmen.
C. Ketentuan Khusus Lainnya
1. Peserta mentaati ketentuan yang ditetapkan panitia. 2. Panitia tidak bertanggungjawab jika dikemudian hari ada
gugatan dari pihak lain berkaitan dengan karya lomba. 3. Hak cipta atas karya tetap menjadi milik peserta,
19 menggandakan, mempublikasikan, mendiseminasikan, dan mendistribusikan karya yang terpilih.
4. Keputusan tim penilai tidak dapat diganggu gugat.
D. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian mencakup seluruh aspek yang harus dinilai dalam lomba kreativitas guru dalam pembelajaran.
Bobot setiap komponen penilaian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3. Komponen dan Bobot Penilaian
No. Komponen Penilaian Bobot
1 Substansi karya ilmiah 40
2 Pemaparan 60
E. Pemenang
20 F. Penghargaan
1. Semua penghargaan mencerminkan nilai pendidikan dan terkait dengan pelaksanaan tugas atau misi tenaga kependidikan.
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah melalui panitia lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah memberikan hadiah yang tidak mengikat dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Penghargaan kepada guru pendidikan khusus pemenang lomba akan diberikan hadiah berupa:
a. Juara I mendapatkan Piagam Penghargaan beserta uang pembinaan.
b. Juara II mendapatkan Piagam Penghargaan beserta uang pembinaan.
21 BAB V
SISTEMATIKA DAN FORMAT PENULISAN
A. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan mengikuti tata aturan penulisan karya Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sistematika penulisan mencakup bagian awal: Judul, Nama Penulis (termasuk alamat/nama institusi); Abstrak dan Kata Kunci. Bagian isi: Pendahuluan (termasuk latar belakang, tinjauan pustaka, dan tujuan); Metode Pendekatan atau Pendekatan Teoretik atau Konsideran Percobaan; Hasil; Pembahasan (Hasil dan Pembahasan bisa digabung); Kesimpulan. Bagian pendukung: Daftar Pustaka, dan Lampiran-lampiran.
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
1. Bagian Awal Judul/Cover
Lembar Pengesahan
Pernyataan Keaslian bermaterai Rp. 6.000 (enam ribu rupiah)
Kata Pengantar Abstrak
22 2. Bagian Isi:
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori B. Hipotesis Tindakan
BAB III : METODE
A. Pendekatan Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Prosedur Siklus Tindakan D. Analisis Data
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
B. Pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka Lampiran
23 Keterangan :
HALAMAN JUDUL
Halaman judul memuat judul penelitian, nama peneliti, nama institusi, dan tahun.
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar pengesahan berisi pengesahan oleh Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan Kab/Kota.
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
Abstrak berisi saripati unsur-unsur penelitian: permasalahan, tujuan, prosedur penelitian, hasil penelitian, kesimpulan, dan saran. Abstrak ditulis tidak melebihi satu halaman.
DAFTAR ISI
24 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Latar belakang memuat uraian kondisi peserta didik dan masalah pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, identifikasi dan analisis masalah, akar penyebab masalah, dan pentingnya masalah tersebut untuk diatasi melalui solusi yang ditawarkan.
B. Perumusan Masalah.
Rumusan masalah berisi hasil identifikasi dan analisis masalah sebagai rumusan masalah ditulis dalam kalimat tanya. Masalah tersebut akan dipecahkan melalui penelitian.
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ditulis sesuai dengan rumusan masalah dan tindakan perbaikan. Tujuan Penelitian berbeda dengan tujuan pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian memuat penjelasan tentang manfaat penelitian bagi guru, siswa, lembaga, dan pengembangan pembelajaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
25 hipotesis tindakan, yaitu pemecahan masalah sementara dan harus dibukti melalui penelitian tindakan yang menekankan pada proses bukan pada hasil.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Uraian tentang subjek penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, prosedur setiap siklus (perencanaan, pelaksanaan & pengumpulan data, refleksi). Uraian tentang rencana proses pelaksanaan tindakan secara mendetail berisi tentang apa yang dilakukan guru dan apa yang dilakukan peserta didik.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil penelitian menunjukkan aspek kebermanfaatan, keterbaruan, keaslian, implementatif, dan inovatif dalam pembelajaran:
2. Uraian data hasil penelitian, mulai dari perencanaan, hasil observasi, pelaksanaan yang berisi tentang proses pelaksanaan tindakan secara rinci apa yang dilakukan guru dan yang dilakukan peserta didik pada setiap siklus tindakan, dan refleksi hasil tindakan.
3. Sajian hasil analisis data diurutkan sesuai rumusan masalah. 4. Pembahasan dapat ditulis terpadu dengan sajian hasil
penelitian, atau ditulis secara terpisah setelah sajian hasil penelitian.
26 6. Hasil penelitian menunjukkan aspek kebermanfaatan, keterbaruan, keaslian, implementasi hasil inovasi dalam pembelajaran.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi uraian singkat tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan mengacu pada rumusan masalah, sedangkan saran mengacu pada hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar semua referensi atau rujukan (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, dll) yang digunakan sebagai acuan penelitian, ditulis secara konsisten mengikuti aturan tertentu (biasanya mencakup nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, nama jurnal dan nomor/edisi/volume, nama kota penerbit, nama penerbit).
LAMPIRAN
27 B. Format Penulisan
1. Naskah diketik 1,5 spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12, roman time style, jarak pengetikan 4 cm dari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari batas atas, dan 2,5 cm dari batas bawah.
2. Penomoran bab menggunakan angka Romawi, ditulis dalam huruf kapital. Judul bab ditulis menggunakan huruf kapital dengan font style bold (cetak tebal). Bab dan judul bab ditulis dengan posisi di tengah tanpa digarisbawahi.
3. Penomoran subbab menggunakan huruf abjad Latin ditulis dalam huruf kapital. Judul Subbab ditulis dengan font style bold (cetak tebal), dimulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti preposisi (di, ke, dari, yang, antara, pada, untuk, tentang, dengan); kata sambung (dan, atau, sejak, setelah, karena).
4. Penomoran anak subbab menggunakan angka (1, 2, dst). Judul Anak Subbab ditulis dengan font style italic (cetak miring) dimulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas.
5. Jarak pengetikan antara Bab dan Subbab 2,5 spasi, antara Subbab dan kalimat di bawahnya 2 spasi.
6. Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberi indentation) sebanyak 7-8 karakter (sekitar 1,25 cm).
28 8. Abstrak dan Daftar Pustaka diketik 1 spasi. Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem Harvard, menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara
alfabetis.
9. Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar anggota kelompok, halaman pengesahan serta kata pengantar apabila ada, diberi nomor halaman menggunakan angka romawi kecil dan diketik di sebelah tengah bawah (i, ii, dan seterusnya).
10. Bagian utama (naskah karya ilmiah) diberi nomor halaman menggunakan angka arab yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas.
11. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan angka arab.
12. Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka.
13. Hindari penggunaan warna dalam gambar, gunakan teknik
grey-scale untuk mengemulasi warna dalam foto atau
29 BAB VI
PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Tingkat Provinsi
Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah Tingkat Provinsi dilaksanakan oleh masing-masing provinsi yang mengacu pada pedoman ini.
2. Tingkat Nasional
Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah Tingkat Nasional akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 12 s.d 19 Agustus 2015.
B. Pembiayaan
30 C. Rangkaian Kegiatan
31 Naskah Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah dalam Pengembangan Pembelajaran dikirimkan paling lambat tanggal 10 Juli 2015 cap Pos, ke alamat:
Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah,
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Up. Kasubdit PTK PK-LK, Dit. P2TK Dikmen Kompleks Kemdikbud Gedung D Lantai 12 Jl. Jenderal Sudirman Pintu 1, Senayan Jakarta 10270
Telp. (021) 57974109
e-mail: subdit_pklk@yahoo.co.id
32 BAB VII
PENUTUP
Pedoman ini disusun untuk dapat dijadikan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam melaksanakan Kegiatan Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah.
Untuk memaksimalkan keikutsertaan peserta Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah dalam mengembangkan pembelajaran, diperlukan dukungan dari seluruh Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di dalam menyebarluaskan Pedoman Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah, dan mengatur pelaksanaannya di masing-masing Provinsi, sehingga manfaat kegiatan ini dapat dirasakan oleh seluruh daerah secara maksimal.
33 Lampiran : 1. Sampul Muka (Cover)
Sampul muka warna sampul orange, dengan menyebutkan bidang seperti di dalam tabel. Format selengkapnya seperti contoh berikut:
KARYA ILMIAH LOMBA KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH
Logo Daerah
JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Nama : ...
SEKOLAH ...
34 Lampiran : 2. Contoh Lembar Pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS TENTANG KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH
Judul PTK : ...
Bidang Kajian : Model, Metode, Media*
Ketua :
Kepala Dinas Pendidikan Kepala Sekolah
... ...
35 Lampiran : 3. Contoh Pernyataan Keaslian PTK
PERNYATAAN KEASLIAN PTK
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ………..
NIP/NUPTK : ………..
Sekolah/Lembaga : ………..
Dinas Pendidikan : Provinsi/Kab/Kota/.…………..…………...
Judul PTK : ………
……….. ………..
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa karya ilmiah ini bukan hasil karya saya sendiri, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.
………., 2015
Yang membuat pernyataan
……….……. Meterai
36 Lampiran : 4. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara
alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang
sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf italic. Terdapat banyak varian dari sistem Harvard yang digunakan dalam berbagai jurnal di dunia.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka Sistem Harvard (author-date style:
Buller, H. and Hoggart, K. (1994a). 'New drugs for acute respiratory distress syndrome', New England Journal of Medicine, vol. 337, no. 6, pp. 435-439.
Buller, H. and Hoggart, K. (1994b). ‘The social integration of British home owners into French rural communities’, Journal of Rural
Studies, 10, 2, 197–210.
Dower, M. (1977). ‘Planning aspects of second homes’, in J. T. Coppock (ed.), Second Homes: Curse or Blessing?, Oxford, Pergamon Press, pp.210–37.
Palmer, F. R. (1986). Mood and Modality, Cambridge, Cambridge University Press.
Grinspoon, L. & Bakalar, J.B. (1993). Marijuana: the forbidden
37 Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan :
"Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh beberapa spesies Rhizobiumyang berbeda”.
"Integrasi vertikal sistem rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi antara 15% sampai 25 % (Smith 1949, Bond et al. 1955, Jones dan Green 1963)."
38 Lampiran : 5
BIODATA
PESERTA LOMBA KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH
TINGKAT NASIONAL
(Diketik atau ditulis dengan huruf balok dan tinta hitam)
I. KETERANGAN PERORANGAN
1. Nama Lengkap 2. NIP.
3. Jabatan fungsional 4. Pangkat dan Golongan 5. Tempat/Tanggal Lahir
6. Jenis Kelamin Laki-laki/perempuan *
7. Agama *) Coret yang tidak perlu.
Catatan : Biodata bukan lampiran penilaian portofolio sertifikasi.
Pas foto 6 bulan terakhir
39 II. RIWAYAT PENDIDIKAN
Pendidikan di dalam dan di luar negeri
No. Tingkat Pendidikan Jurusan Tahun Institusi Pendidikan
III. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pendidikan dan latihan di dalam dan di luar negeri
No.
Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
…... 2015