• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VOLUME PELARUT, WAKTU DAN SUHU EKSTRAKSI TERHADAP PENENTUAN KADAR AZADIRACHTIN PADA BIJI MIMBA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH VOLUME PELARUT, WAKTU DAN SUHU EKSTRAKSI TERHADAP PENENTUAN KADAR AZADIRACHTIN PADA BIJI MIMBA."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VOLUME PELARUT, WAKTU DAN SUHU EKSTRAKSI TERHADAP PENENTUAN KADAR AZADIRACHTIN PADA BIJI MIMBA

Retno Dewati,Ilma Amiriyah, Nur Machillah

Jurusan Teknik Kimia, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur JL. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294

Telp. 031-8706369 Fax. 031-8706372 Email: ilma.amiriyah@gmail.com

ABSTRACT

Organism Harassed Plants is krusial problem by this farmer. Synthetical pesticide's push its happening green revolution. Synthetical pesticide's to contain residu that dangerously divides man. Therefore begins person change over to go to nature pesticide that actually was known since forbear era.

Mimba or Azadirachta Indica is a plant who can be utilized as material of nature pesticide. All a part Mimba can be utilized as material of pesticides for example leafs and its seed because contains Substance Azadirachtin.

Constant variable for example, concentration etanol's 70 %, material type grades Mimba’s seed heavily 20 gram and mixing speed 350 rpm. Variable that is carried on for example, volume of solvent 100, 150, 200, 250 and 300 (ml), extraction time 1, 3, 5, 7 and 9 (hours) and on extraction temperature 30 and 50 (oC).

Experimental procedure are the first insert Mimba’s seed into jugular gourd three for at extraction with volume of solvent allowable variable on 100, 150, 200, 250 and 300 (ml). Heating being started up by temperature allowable variable on 30 oC and 50 oC, mixing speed 350 rpm up to 1, 3, 5, 7 and 9 (hours). Extraction result is screened, then filtrat is analysed to know azadirachtin's and terapan's analysis.

Of attempt result that does to be gotten best azadirachtin's value (% recovery) at volume 100 ml, extraction time 9 hours and on temperature 30 oC which is 61,64%.

Key word : Azadirachtin, Mimba's seed, nature pesticide

ABSTRAK

Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan masalah krusial yang dihadapi oleh petani dewasa ini. Hadirnya pestisida sintetis mendorong terjadinya green revolution. Pestisida sintetis mengandung residu yang berbahaya bagi manusia. Maka mulailah orang beralih ke pestisida alami yang sebenarnya telah dikenal sejak jaman nenek moyang.

Mimba atau Azadirachta Indica merupakan suatu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami. Seluruh bagian tanaman mimba dapat digunakan sebagai bahan pestisida antara lain daun dan bijinya karena mengandung Zat Azadirachtin.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh volume pelarut, waktu dan suhu ekstraksi terhadap kadar azadirachtin. Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai alternatif lain dalam pembuatan pestisida, meningkatkan nilai ekonomi dari biji mimba dan pengembangan teknologi dalam pengolahan biji mimba.

Variabel tetap antara lain, pelarut etanol 70 %, jenis bahan biji buah Mimba dengan berat bahan 20 gram dan kecepatan pengadukan sebesar 350 rpm. Sedangkan variabel yang dijalankan antara lain, volume pelarut 100, 150, 200, 250 dan 300 (ml), waktu ekstraksi 1, 3, 5, 7 dan 9 (jam) dan pada suhu ekstraksi 30 dan 50 (oC).

Prosedur percobaan yang dilakukan yaitu terlebih dahulu memasukkan biji Mimba ke dalam labu leher tiga untuk diekstraksi dengan volume pelarut sesuai variabel yang dijalankan 100, 150, 200, 250 dan 300 (ml). Pemanas dihidupkan dengan suhu sesuai variabel yang dijalankan 30 oC dan 50 oC, kecepatan pengadukan 350 rpm selama 1, 3, 5, 7 dan 9 (jam). Hasil ekstraksi disaring, kemudian filtrat dianalisa untuk mengetahui kadar azadirachtin dan analisa terapan (uji coba hama).

(2)

Kata kunci : Azadirachtin, biji Mimba, pestisida botani

PENDAHULUAN

Pestisida sintetis mengandung residu yang berbahaya bagi manusia. Selain sifatnya yang beracun juga berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Karena itulah orang berusaha mencari suatu cara untuk mengurangi hama dan penyakit tanaman. Musnahnya musuh alami dan kekebalan organisme penganggu tanaman terhadap pestisida sintetis menjadi tantangan besar bagi dunia pertanian. Maka mulailah orang beralih ke pestisida alami. Mimba atau Azadirachta indica merupakan suatu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami. Seluruh bagian tanaman mimba dapat digunakan sebagai bahan pestisida antara lain daun dan bijinya karena mengandung zat azadirachtin.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh volume pelarut, waktu dan suhu ekstraksi terhadap kadar azadirachtin.

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Sebagai alternatif lain dalam pembuatan pestisida. 2) Meningkatkan nilai ekonomi dari biji mimba. 3) Pengembangan teknologi dalam pengolahan biji mimba.

Di dalam biji mimba banyak terkandung minyak dan bahan-bahan lain.

1. Minyak mimba, diperoleh melalui proses ekstraksi, jumlah bahan terekstraksi dengan kandungan utamanya berkisar 30 % – 60 %.

2. Komponen lainnya, selain minyak adalah azadirachtin, melantriol, salanin, nimbin, nimbolin, salanol, dan nimbandiol.

Azadirachtin

Azadirachtin (C35H44O16)merupakan komponen aktif pestisida yang penting dari biji mimba. Sebagai komponen aktif pestisida, senyawa ini merupakan racun bagi hama dan penyakit tanaman. Kadar zat aktif sekitar 0,1 % - 0,5 % dengan rata – rata 0,25 % dari berat kering biji mimba. 1 biji mimba dapat menghasilkan azadirachtin dengan rata – rata berat 650 μg.(Sukrasno, 2003).

Tabel 1. Sifat-sifat fisika azadirachtin

Sifat-sifat Nilainya

Specific gravity Kelarutan dalam air Titik didih

1.066 (Azatin-EC) 0.00005

25-100 °C

[image:2.595.190.405.408.632.2]

Tekanan uap > 2 mmHg

(3)

Sebagai komponen aktif Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa serangga. Biasanya kegagalan dalam proses ini seringkali mengakibatkan kematian serangga tersebut.

Ekstraksi padat-cair (leaching)

Pada ekstraksi padat-cair (leaching), satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Ekstraksi padat-cair adalah proses pengambilan suatu komponen dari campuran padatan yaitu dengan mengontakkan padatan tersebut dengan pelarut.

Jenis pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah Ethanol 70 %. Ethanol 70 % memiliki tekanan uap pada suhu 20 °C adalah 43 mmHg. Larutannya bening (tidak berwarna). Spesific gravity pada 15,56 °C adalah 0,816. Memiliki Titik didih 78 °C, dan titik beku -114 °C.

METODE PENELITIAN

Sebagai bahan utama penelitian digunakan biji mimba yang diperoleh dari lamongan Kecamatan Kembangbahu. Selain biji mimba, dalam penelitian ini digunakan juga pelarut etanol 70 % yang diperoleh dari toko bahan kimia indokimia jalan tidar Surabaya.

[image:3.595.183.413.299.436.2]

Komponen yang terkandung dalam biji mimba selain minyak yang diperoleh dari lamongan sebagai berikut :

Tabel 2. Analisa Kandungan Bahan

No. Parameter Hasil Uji (%)

1 Azadirachtin 36,112

2 Melantrid 27,872

3 Selanin 16,48

4 Nistbin 15

5 Nistbolin 8,688

6 Salanol 4,304

7 Nistbandiol 4,225

Penelitian ini menggunakan variabel tetap antara lain, pelarut etanol 70 %, jenis bahan biji buah Mimba dengan berat bahan 20 gram dan kecepatan pengadukan sebesar 350 rpm. Sedangkan variabel yang dijalankan antara lain, volume pelarut 100, 150, 200, 250 dan 300 (ml), waktu ekstraksi 1, 3, 5, 7 dan 9 (jam) dan pada suhu ekstraksi 30 dan 50 (oC).

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

% Recovery Pada Suhu 30°C

0 10 20 30 40 50 60 70

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Waktu Ekstraksi (Jam)

% R ec o v er y 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml 300 ml

% Recovery Pada Suhu 50°C

0 10 20 30 40 50 60

0 2 4 6 8 10 12

Waktu Ekstraksi (Jam)

[image:4.595.99.503.79.376.2]

% R ecove ry 100 ml 150 ml 200 ml 250 ml 300 ml

Grafik I. Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap % Recovery Grafik II. Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap % Recovery dengan Berbagai Volume Pelarut pada Suhu 30°C dengan Berbagai Volume Pelarut pada Suhu 50 °C

% Recovery Pada Suhu 30°C

0 10 20 30 40 50 60 70 80

0 100 200 300 400

Volume Pelarut (ml)

% R eco v ery 1 jam 3 jam 5 jam 7 jam 9 jam

% Recovery Pada Suhu 50°C

0 10 20 30 40 50 60

50 100 150 200 250 300 350

Volume Pelarut (ml)

% R eco v ery 1 jam 3 jam 5 jam 7 jam 9 jam

Grafik III. Pengaruh Volume Pelarut Terhadap % Recovery Grafik IV. Pengaruh Volume Pelarut Terhadap % Recovery dengan Berbagai Waktu Ekstraksi pada Suhu 30 °C. dengan Berbagai Waktu Ekstraksi pada Suhu 50 °C.

Dari grafik I – IV dapat disimpulkan bahwa kondisi terbaik untuk menghasilkan kadar azadirachtin terbesar diperoleh pada suhu 50 °C, waktu ekstraksi 9 jam dan volume pelarut 100 ml dengan kadar azadirachtin sebesar 22,26 % atau 61.64 % (% recovery).

Uji Hasil

Hasil pengujian ekstrak biji mimba yang dilakukan pada hama ulat grayak selama lima hari dengan diberi makan daun kedelai yang telah diberi ekstrak biji mimba dapat dilihat pada halaman lampiran. Pada table dibawah ini merupakan table hasil terbaik perolehan azadirachtin pada volume 100 ml, 9 jam pada suhu 30 0C yang diujikan pada hama ulat grayak selama 5 hari.

[image:4.595.120.503.257.371.2]
(5)

3. Semakin besar volume pelarut, maka kadar azadirachtin (% recovery) yang diperoleh semakin kecil. Volume pelarut terbaik pada ekstraksi biji mimba adalah 100 ml.

4. Suhu yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan semakin kecil kadar azadirachtin (% recovery) yang didapat, suhu terbaik pada ekstraksi biji mimba adalah 30 OC.

5. Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan kadar azadirachtin (% recovery) tertinggi pada volume pelarut 100 ml, waktu ekstraksi 9 jam dan pada suhu 30 OC yaitu sebesar 61,64%. 6. Zat azadirachtin pada biji mimba dapat membunuh hama, tetapi tidak secara langsung. 7. Kondisi terbaik untuk membunuh hama yaitu berdasar pada lama waktu ekstraksi.

DAFTAR PUSTAKA

Anshory, Irfan, dan Achmad, Hiskia, 1996, Acuan Pelajaran Kimia Smu Jilid 2, hal 168, Erlangga, Jakarta.

Bernardini, E., 1982, Oil and Fat Tehnologi 2nd Edition, hal. 227 – 238, Publishing House Technologi, Rome.

Guenther, E., 1987, Minyak Atsiri Jilid 1, hal. 244 – 248, Universitas Indonesia, Jakarta. 2006, Setingkat Obat Medis, Majalah Intisari Edisi November No. 520 Th. XLIII.

http://Www.Intisari-Online.Com/Majalah-Print.Asp?Tahun=2006&Edisi=520&File=Warna0402&Page=02&V=Cet Tanggal Akses : 04 Februari 2008, 18.44.

Kardinan, Agus, dan Dhalimi, A., 2003, Mimba (Azadirachta Indica A.Juss) Tanaman Multi Manfaat, Perkembangan Teknologi Tro Vol. Xv, No. 1, hal. 1 – 10.

http:/Www.Google.Co.Id/Search?Q=Pembuatan+Pestisida+Nabati&Hl=Id Tanggal Akses : 21 Januari 2008. 08.05.

Mc Cabe, W.L., Smith J.C., 1976, “Unit Operation of Chemical Engineering” 3thEd., hal 607, Mc Graw Hill, New York.

Muyassaroh, Suhariyono, D. E. A., dan Fakhrina, F. Z., 2007, Pemanfaatan Tanaman Mimba Sebagai Insektisida yang Ramah Lingkungan dalam Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Soebardjo Brotohardjono, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” JATIM.

Primazona, R., Rizal, A.A., Dan Gumala, E., 2007, Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta Indica A.Juss) Pengganti Pestisida Buatan Sebagai Salah Satu Upaya Pencegahan dan Pengobatan Hama Thrips pada Tanaman Cabai (Capsicum Annum. L), hal. 1 - 5.

Gambar

Gambar  1. Struktur kimia azadirakhtin
Tabel 2. Analisa Kandungan Bahan
Grafik I. Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap % Recovery             Grafik II. Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap % Recovery  C              dengan Berbagai Volume Pelarut pada Suhu 50 °C

Referensi

Dokumen terkait

Rumah Sakit yang ada di Wilayah Kabupaten Sumenep sebagai perusahaan publik, selain mempunyai tugas dan tanggung jawab bisnis untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi

Hasil akhir sek.aligus manfaat penelitian ini adalah memberi- k.an bukti empiris tentang pengaruh faktor beban PBB WP terhadap keberhasilan penerimaan PBB di

Orientasi dari kursus Kamerawan Televisi adalah agar peserta didik me mahami dan terampil serta bersikap profesional dalam melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan kamera

Sementara untuk komoditas udang, China saat ini menempati peringkat pertama produsen udang dunia dengan kapasitas produksi kurang lebih 700.000 ton per tahun, mengalahkan

Gambar 4.2 Kapasitas Produksi per Skenario Gambar 4.3 menunjukkan kerugian utilisasi pada stasiun shearing dan stasiun galvanizing Dari Gambar 4.3 ini dapat diketahui bahwa model

Myasthenia Gravis adalah penyakit kelemahan pada otot, maka gejala-gejala yang timbul juga dapat dilihat dari terjadinya kelemahan pada beberapa otot.. Otot- otot

Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan

PT LinkNet Tbk didirikan pada tahun 1996, dan menjalankan kegiatan usahanya saat ini dibidang penyedia jaringan tetap berbasis kabel, jasa multimedia, jasa akses internet,