ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS)
DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT
SKRIPSI
Disusun Oleh:
MARDHITA ARLINDAWATI
0731010033
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT
Disusun oleh :
MARDHITA ARLINDAWATI 0731010033
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Dosen Penguji Pada Tanggal 18 November 2011
Tim Penguji : Pembimbing :
1.
Erwan Adi Saputra, ST. MT Prof. Dr. Ir. Sri Redjeki, MT NIP. 19800410 200501 1 001 NIP. 19570314 198603 2 001
2.
Ir. Sri Risnoyatiningsih, MPd 030 147 545
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Ir. Sutiyono, MT NIP. 19600713 198703 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas karunia dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik penelitian ini yang berjudul
Energi Alternatif (Biogas) dari Kulit Buah Coklat dan Rumput.
Sebagai dasar penyusunan penelitian ini adalah teori yang diperoleh selama
kuliah, data-data dari majalah maupun literatur yang ada. Selanjutnya, dengan
tersusunnya penelitian ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Ir. Retno Dewati, MT, selaku Kepala Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Suprihatin, MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Redjeki, MT, selaku dosen pembimbing.
5. Ibu Ir. Sri Risnoyatiningsih, MPd dan Bapak Erwan Adi Saputra, ST. MT selaku
dosen penguji
6. Bapak, Ibu, Saudara, rekan – rekan tercinta yang telah memberikan dorongan,
do’a dan restu serta semangat demi berhasilnya studi kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan laporan penelitian, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat
membangun dan bermanfaat bagi kesempurnaan laporan ini akan kami terima dengan
senang hati.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Surabaya, Desember 2011
ii
KATA PENGANTAR
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT SPESIA L THA NK’S TO :
Allah SWT dengan mengucap syukur Alhamdulillah dan atas segala limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya dalam penyelesaian penelitian ini.
THA NK’S TO :
1. Ayah dan Ibu atas cinta kasih, semangat, materi serta doa yang tak
henti-hentinya diberikan.
2. Saudara-saudaraku, serta kakak dan adekku yang telah memberikan
semangat dan dukungan doa’nya.
3. To someone spesial “k30” who give support and make me believe about your
true love to me.
4. Temen terbaikku (Ria, Pendi, Ruby, Pundra dan Vivi) makasih banget udah
ngasih dukungan doa dan semangatnya, serta bantuin motong-motong kulit
buah coklat terutama Pendi yang bawain coklat dari rumah’e mpe kampus
(jadi inget waktu nge’lab bareng....).
5. Patrnerku Mardhita Arlindawati, thank’s udah jadi patrner terbaikku saat
skripsi ini. Maaf ya kalau aku ada salah sama kamu, thank’s banget dah
nebengin aku setiap beli perlengkapan atau bahan-bahan buat penelitian
sampe belain kehujanan kerumah salah satu dosen demi revisi dan nilai.
Benar-benar pengalaman yang indah dan tak pernah terlupakan serta tak lekang
oleh waktu. (Kerispatih banget deh....)
6. Makasih juga buat angkatan ’08 yang dah ngebantuin juga dalam penelitian
ini.
7. Serta semua pihak yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, maaf kalau
terlewatkan. Makasih buat semuanya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ... 1
1.2 TUJUAN PENELITIAN ... 2
1.3 MANFAAT PENELITIAN ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 UMUM ... 3
2.1.1 BIOGAS ... 3
2.1.2 KLASIFIKASI KULIT BUAH COKLAT ... 6
2.1.3 FERMENTASI ... 9
2.1.4 BAKTERI... 10
2.1.5 SPESIFIKASI RUMPUT ... 12
2.2 KHUSUS ... 13
2.2.1 SIFAT – SIFAT BIOGAS ... 13
2.2.2 REAKSI KIMIA PADA PROSES FERMENTASI ... 13
2.2.3 BAKTERI YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES FERMENTASI... 14
2.3 LANDASAN TEORI ... 15
2.4 HIPOTESA ... 16
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 BAHAN – BAHAN YANG DIGUNAKAN ... 17
vi
DAFTAR ISI
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT
3.3 GAMBAR SUSUNAN ALAT ... 17
3.4 VARIABEL ... 18
3.5 PROSEDUR ... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TABEL HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ... 20
4.2 GRAFIK DAN PEMBAHASAN... 24
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN ... 28
5.2 SARAN ... 28
BAB V JADWAL KEGIATAN... 29
DAFTAR PUSTAKA ... 30
LAMPIRAN... 32
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bahan Organik yang Berpotensi Menghasilkan Methana ... 6
Tabel 2.2 Kandungan Kulit Buah Coklat ... 8
Tabel 2.3 Kandungan Hara N, P, K dan C-Organik ... 12
Tabel 2.4 Berbagai Macam Bakteri Penghasil Methana dan Substratnya... 15
Tabel 4.1 Hasil Kadar Gas Methana (CH4) dengan Penambahan 50 gram Rumput... 20
Tabel 4.2 Hasil Kadar Gas Methana (CH4) dengan Penambahan 100 gram Rumput... 21
Tabel 4.3 Hasil Kadar Gas Methana (CH4) dengan Penambahan 150 gram Rumput... 22
DAFTAR GAMBAR
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Fermentasi Anaerobik Bahan Organik ... 5
Gambar 2.2 Penampang Dalam Buah Coklat ... 8
Gambar 2.3 Kurva Pertumbuhan Kultur Mikroba ... 10
Gambar 3.1 Susunan Alat Pembuatan Biogas... 17
Gambar 3.2 Alat Skala Laboratorium... 18
Gambar 4.1 Hubungan antara Pengaruh Penambahan Rumput terhadap Kadar CH4 pada Setiap Perbandingan... 24
Gambar 4.2 Hubungan antara Waktu vs Tinggi Manometer pada Berbagai Perbandingan dengan Penambahan Rumput 50 gram .. 24 Gambar 4.3 Hubungan antara Waktu vs Tinggi Manometer pada
Berbagai Perbandingan dengan Penambahan Rumput 100 gram . 25 Gambar 4.4 Hubungan antara Waktu vs Tinggi Manometer pada
Berbagai Perbandingan dengan Penambahan Rumput 150 gram . 26 Gambar 4.5 Hubungan antara Waktu vs Tinggi Manometer pada
Berbagai Perbandingan dengan Penambahan Rumput 200 gram . 26
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iii INTISARI
INTISARI
Penelitian ini bertujuan mendapatkan biogas untuk mencari kadar CH4 sesuai
standart di Indonesia, serta dapat digunakan sebagai energi alternatif.
Tahapan pertama dilakukan dengan menyiapkan 1 liter bahan baku yaitu kulit
buah coklat dan air yang kemudian dicampur dengan starter (kotoran sapi) 10% dari
volume bahan baku serta penambahan yeast dan rumput setelah itu dicampur hingga
seragam. Kemudian dimasukkan ke dalam wadah/botol yang sudah dipasang selang,
manometer air, dan gas holder. Penelitian ini dilakukan secara bertahap dengan
kondisi yang dijalankan.
Peubah yang dijalankan adalah perbandingan bahan baku air : kulit buah
coklat (1:1 ; 1:1,5 ; 1:2 ; 1,5:1 ; 2:1), waktu pengamatan (5 hari, 10 hari, 15 hari, 20
hari, 25 hari, 30 hari), serta variabel penambahan rumput (50gr, 100gr, 150gr, 200gr)
sebagai pengembangan mikroba. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil kadar
terbesar adalah 74,22 % pada perbandingan 1 (air) : 1,5 (kulit buah coklat) dengan
penambahan rumput 150 gram. Kadar terendah adalah 60,04 % pada perbandingan 2
(air) : 1 (kulit buah coklat) dengan penambahan rumput 200 gram, hasil penelitian ini
iv INTISARI
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT ABSTRACT
This study aims to obtain biogas find produce CH4 according to standard
levels in Indonesia and to that can be used as alternative energy.
The first stage is done by preparing 1 liter of raw materials is chocolate peel
and water are then mixed with a starter (execes from cow) 10% of the volume of raw
materials and the addition of yeast and grass after it, is mixed until uniform. Then put
into containers / bottles that have been fitted hose, water manometer, and the gas
holder. The research was done in stages with the conditions that purposed before.
The variables are comparison of raw water : chocolate peel (1:1; 1:1.5; 1:2;
1.5:1; 2:1), observation time (5 days, 10 days, 15 days, 20 days, 25 days, 30 days), as
well as the addition of variable grass (50gr, 100gr, 150gr, 200gr) as the microbes
development. From this study the greatest level of 74.22% in comparison 1 (water) :
1.5 (chocolate peel) with the addition of 150 gram of grass. The low is 60.04% in
comparison 2 (water) : 1 (choolate peel) with the addition of 200 gram of grass, the
results of this study was adaquate the National Standards of Indonesia.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi energi alternatif bahan bakar pada saat ini banyak yang
dihasilkan dari sumber daya hayati, misalkan pembuatan Biosolar dan Biodiesel
sebagai bahan bakar pengganti BBM. Biogas juga salah satu solusi yang terbaik pada
saat ini dalam pengkayaan sumber daya energi alternative. Biogas dapat dihasilkan
dari berbagai macam bahan organik yang terdekomposisi, misalkan saja
limbah-limbah dari rumah tangga dan industri yang diuraikan oleh bakteri kelompok
meta-nogen menghasilkan biogas yang sebagian besar berupa metana.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alamnya (sumber daya
hayati), hal ini dikarenakan struktur tanah yang baik dan juga keadaan iklim yang
sangat menunjang. Salah satu contoh hasil alam yang memiliki peranan yang cukup
nyata dan dapat diandalkan dalam mewujudkan program pembangunan pertanian
ter-sebut adalah buah coklat (kakao). Adanya nilai tambah yang tinggi dalam industri
pengolahan coklat dipandang sangat perlu untuk terus mendorong perkembangan
in-dustri pengolahan di dalam negeri, biji coklat diproduksi menjadi coklat sedangkan
kulit dari buah coklat dimanfaatkan menjadi berbagai energi alternatif.
Kulit buah coklat merupakan limbah dari buah coklat (hasil buangan) yang
ba-nyak jumlahnya. Berdasarkan data statistik perkebunan, luas areal kakao di Indonesia
tercatat 992.448 ha, produksi 560.880 ton dan tingkat produktivitas 657 kg/ha/th.
Bobot buah kakao yang dipanen per ha akan diperoleh 6200 kg kulit buah dan 2178
kg biji basah. (http://isroi.files.wordpress.com/2008/02/komposlimbahkakao.pdf). Pemanfaatan kulit buah coklat saat hanya sebagai pakan ternak dan pupuk
organik. Sebagai alternatif lain dalam pemanfaatan kulit buah coklat ini dilakukan
suatu percobaan dari peneliti yang terdahulu yaitu pembuatan asam oksalat dari kulit
buah coklat (Rachmat, Alif Yeni. 2005) yang menjelaskan bahwa hasil asam oksalat
terbaik terdapat pada suhu pemanasan 210 oC. Penelitian kedua yaitu ekstraksi pektin dari kulit buah coklat (Mariana, Tri. 2005) yang menjelaskan bahwa pektin yang
diperoleh dari buah coklat merupakan pektin dengan kadar metoksil tinggi, maka
PENDAHULUAN
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 2 yang bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis tinggi dengan jalan menjadikannya
sumber energi alternatif biogas. Pemanfaatan limbah organik sebagai bahan baku
pembuatan biogas (Hudha, Mohammad Istnaeny, 2007) yang menjelaskan bahwa
bakteri memegang peranan yang sangat penting dalam memproduksi biogas yang
berasal dari sampah organik. Pembuatan biogas dapat diperoleh dari kotoran sapi
(Billah, Mu’tasim. 2009) yang menjelaskan bahwa didalam kotoran sapi mengandung
bakteri methanobacterium yang dapat menghasilkan gas methana (CH4) dengan
penambahan mikroba yang dibuat sendiri dari bahan dasar kotoran sapi.
Biogas (metana) dapat terjadi dari penguraian limbah organik yang mengandung
protein, lemak, dan karbohidrat. Penguraian ini dilakukan untuk fermentasi oleh
bak-teri anaerob, oleh karena itu bejana yang digunakan untuk fermentasi limbah ini
se-baiknya ditutup agar udara (O2) tidak masuk ke biodigester yang mengakibatkan
pe-nurunan produksi metana
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan secara umum adalah untuk memanfaatkan kulit buah coklat yang kurang
memiliki nilai ekonomis, yang digunakan sebagai energi alternative yang dapat
dipakai oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomis tinggi.
Penelitian ini bertujuan membuat biogas dari kulit buah coklat serta mencari
kadar gas methane (CH4) yang sesuai dengan standart di Indonesia.
1.3 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini, diharapkan dapat menaikkan nilai ekonomis dari kulit
buah coklat dengan mengubahnya menjadi biogas sebagai salah satu sumber energi
alternative. Manfaat yang diambil oleh peneliti adalah dapat mempelajari pengaruh
perubahan variabel terhadap produk gas yang dihasilkan dari proses fermentasi
an-aerob limbah organik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMUM
2.1.1 BIOGAS
Biogas adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan bakar gas yang
merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob, dan gas
yang dominan adalah gas methana (CH4) dan gas karbondioksida (CO2)
www.wikipedia.com/methanobacterium.
Pembentukan biogas berlangsung melalui proses fermentasi anaerobik atau
tidak berhubungan dengan udara bebas. Proses fermentasinya merupakan suatu
reaksi oksidasi-reduksi di dalam sistem biologis yang menghasilkan energi, dimana
sebagai donor dan akseptor elektronnya digunakan senyawa organik. Fermentasi
anaerobik hanya dapat dilakukan oleh mikroorganisme yang dapat menggunakan
molekul lain selain oksigen sebagai akseptor elektron. Fermentasi anaerobik
meng-hasilkan biogas yang terdiri dari metana (54-74 %), karbondioksida (27-45 %),
sedikit hidrogen, nitrogen, dan hidrogen sulfide. (Sukmana, Rika Widya dan Anny
Muljatiningrum. 2011) Keseluruhan reaksi pembentukan biogas dinyatakan dalam
reaksi sebagai berikut :
Bahan Organik + H2O CH4 + CO2 + H2S + H2 + N2 + slurry…… (1)
Ada tiga tahap dalam pembuatan biogas yaitu sebagai berikut :
a. Tahap Pertama (Reaksi Hidrolisis: Pelarutan)
Reduksi senyawa organik yang komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana
oleh bakteri hidrophilik. Bakteri hidrophilik ini bekerja pada suhu antara 30-40
o
C, untuk kelompok mesophilik dan antara 50-60 oC untuk kelompok
termophilik. Tahap pertama ini berlangsung dengan pH optimum antara 6
sampai 7.
b. Tahap Kedua (Reaksi Acidogenik: Pengasaman)
Perubahan senyawa sederhana menjadi asam organik yang mudah menguap
TINJAUAN PUSTAKA
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 4 terbentuknya asam organik maka pH akan terus menurun, namun pada waktu
yang bersamaan terbentuknya buffer dapat menetralisir pH. Di sisi lain untuk
mencegah penurunan pH yang drastis maka perlu ditambahkan kapur sebagai
buffer sebelum tahap pertama berlangsung. Bakteri pembentukan asam-asam
organik tersebut di antaranya adalah Pseudomonas, Flavobacterium,
Escherichia, dan Aerobacter. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan
dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
beralkohol lainnya
c. Tahap Ketiga
Konversi asam organik menjadi metana, karbondioksida, dan gas-gas lain seperti
hidrgen sulfida, hidrogen, dan nitrogen. Konversi ini dilakukan oleh bakteri
metan seperti Methanobacterium omelianskii, Methanobacterium sohngenii,
Methanobacterium suboxydans, Methanobacterium propionicum,
Methano-bacterium formicium, MethanoMethano-bacterium ruminantium, Methanosarcina
bar-keril, Methanococcus vannielli dan Methanococcus mazei. Bakteri metana ini
sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan pH oleh karena kedua parameter ini
harus dikendalikan dengan baik. pH optimum adalah antara 7.0-7.2, sedangkan
pada pH 6.2 bakteri metana akan mengalami keracunan.
Bakteri-bakteri yang terlibat dalam ketiga tahap tersebut diatas pada
umumnya telah terdapat dalam limbah bahan-bahan organik, tetapi untuk
meningkatkan kinerja produksi biogas maka perlu ditambahkan bakteri metanogen
yang telah direkayasa. Penelitian kali ini melibatkan bakteri Methanobacterium
ruminantium yang berasal dari kotoran sapi.
Bakteri ini didapat dan dikembangkan dengan cara mengambil isi dari
kotoran sapi kemudian dicampur dengan air dan dilakukan ekstraksi dengan cara
diperas. Filtrat yang dihasilkan terdapat bakteri Methanobacterium yang nantinya
dapat menghasilkan biogas berupa metana.
Secara lebih ringkas, dapat dinyatakan bahwa bakteri yang berperan dalam
perombakan bahan organik dalam produksi biogas ada dua macam yaitu bakteri
pembentuk asam dan bakteri pembentuk gas metana. Bakteri pembentuk asam
merombak bahan organik dan menghasilkan asam-asam lemak. Proses ini
dilaku-kan oleh bakteri-bakteri Pseudomonas, Flavobacterium, Escherchia, Aerobacter.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TINJAUAN PUSTAKA
Selanjutnya asam lemak ini akan dirombak oleh bakteri metan dan menghasilkan
biogas (sebagian besar menghasilkan methana). Bakteri-bakteri tersebut adalah
Methanobacterium, Methanosarcina, Methanococcus. Disamping itu, juga ada
ke-lompok bakteri lain yang memanfaatkan unsur sulfur (S) dan membentuk H2S yaitu
bakteri Desulvovibrio. (Budiyanto, Moch. Agus Krisno. 2002)
Gambar 2.1 Skema Fermentasi Anaerobik Bahan Organik
Proses produksi biogas biasanya dilakukan secara semisinambungan
(substrat dimasukkan satu kali di dalam selang waktu tertentu), tetapi untuk
mendapatkan kemungkinan metode produksi optimal, sistem batch (substrat hanya
dimasukkan sekali saja) juga dapat digunakan. Kecepatan produksi biogas dalam
sistem batch mula-mula akan naik sehingga mencapai kecepatan maksimum dan
akhirnya akan turun lagi ketika sejumlah besar bahan telah dirombak.
Fermentasi atau perombakan limbah seperti yang tertera dalam gambar
tersebut diatas adalah proses mikrobiologi yang merupakan himpunan proses
metabolisme sel.
Hasil lain dalam produksi biogas adalah supernatan dan skum. Supernatan
dan skum ini dapat digunakan sebagai pupuk. Biogas banyak dihasilkan dari bahan
organik, berikut bahan-bahan organik yang berpotensi dapat menghasilkan biogas.
(Budiyanto, Moch. Agus Krisno, 2002)
Bahan organik yang terlarut Bahan organik
H2O
Sel-sel bakteri Asam organik CO2 + H2O Hasil-hasil lain
Bakteri metanogenik
TINJAUAN PUSTAKA
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 6 Tabel 2.1 Bahan Organik yang Berpotensi Menghasilkan Methana
Limbah Panenan : Sampah tebu, pangkal dan daun jagung,
jerami, sisa makanan ternak, dan gulma.
Limbah Ternak : Limbah kandang ternak (kotoran, kencing,
sampah), sampah unggas, kotoran kambing.
Limbah Manusia : Tinja, kencing, dan sampah.
Seresah Hutan : Daun, ranting, kelika, dan cabang.
Limbah Tumbuhan Air : Ganggang laut, gulma air (enceng gondok).
Produk Sampingan : Bungkil, ampas tebu, sekam, belotong, limbah
industri dan lain – lain.
(Sardjoko, 1991)
Keuntungan pemanfaatan biogas:
Pemanfaatan biogas sebagai sumber energi alternatif memberikan banyak
keuntungan, diantaranya adalah:
1. Biogas dapat mengurangi pemakaian bahan bakar fosil (bahan bakar yang tidak
dapat diperbarui)
2. Biogas dapat mengurangi masalah lingkungan akibat limbah / sampah organik
3. Biogas merupakan sumber energi alternatif yang mudah didapat dan biaya murah
4. Bahan organik sisa proses biogas disebut lumpur pencerna (sludge) yang dapat
digunakan sebagai pupuk organik
2.1.2 KLASIFIKASI KULIT BUAH COKLAT
Theobroma Cacao adalah nama biologi yang diberikan pada pohon coklat.
Tempat alamiah dari genus Theobroma adalah dibagian bawah dari hutan dengan
banyak curah hujan (evergreen rain forest). Semua spesies dari genus itu berada di
hutan tropis di lintang belahan bumi Barat, mulai dari 18 derajat Lintang Utara
sampai 15 derajat Lintang Selatan, yaitu dari Meksiko sampai batas selatan dari
hutan Amazon
Coklat merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau
cabang, karena itu tanaman ini digolongkan ke dalam kelompok tanaman
caulifloris. Adapun sistematikanya menurut klasifikasi botani (Siregar, Tumpal H.
2009) adalah :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TINJAUAN PUSTAKA
Divisio : Spermatophyta
Klas : Dicotyledon
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroman Cacao
Theobroma Cacao dibagi dalam 2 sub spesies. Sub spesies pertama sering
disebut dengan Criollo, sedangkan yang kedua dikenal sebagai Forastero. Criollo
(dalam bahasa Spanyol berarti pribumi) merupakan tipe kakao pilihan (mulia,
choice cocoa dalam bahasa Inggris, edel cocoa dalam bahasa Jerman) dan buahnya
berwarna merah. Forastero (dalam bahasa Spanyol berarti pendatang) merupakan
tipe yang bermutu rendah (kakao lindak, coklat jenis curah dalam bahasa Inggris)
dan buahnya berwarna hijau. Hibrida jenis kedua disebut sebagai Trinitario, yang
sekarang banyak ditanam dan buahnya kadang – kadang agak hijau atau merah.
Bentuk buahnya pun ada yang agak bulat dan ada pula yang agak panjang.
Kakao lindak dan hibrida tumbuh di ketinggian dibawah 400 meter dari atas
permukaan laut dan mempunyai ciri tambahan, yaitu biji kakaonya besar,
berbuahnya amat cepat dan aromanya kurang. Sedangkan kakao mulia tumbuh di
ketinggian diatas 400 meter diatas permukaan laut, buahnya kecil, kualitasnya
tinggi dan aromanya bagus.
Coklat dianggap di perkenalkan di Indonesia sejak tahun 1560, tetapi baru
menjadi komoditi yang penting sejak tahun 1951. Produksi coklat di Indonesia di
hasilkan dari perkebunan besar Negara dan swasta, yang terdapat di daerah Sumatra
Utara dan Jawa Timur. Selain itu juga, produksi yang berasal dari perkebunan
rakyat yang tersebar di daerah – daerah Maluku, Sulawesi Selatan, Kalimantan
Timur dan Irian Jaya. Jenis coklat yang ditanam saat ini sebagian besar adalah jenis
Criolla atau Flavour Cocoa. Produksinya sebagian besar di ekspor, khususnya ke
negara – negara Belanda, Jerman Barat, Amerika Serikat maupun Singapura
TINJAUAN PUSTAKA
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 8 Tabel 2.2 Kandungan Kulit Buah Coklat
Komponen %
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 FERMENTASI
Fermentasi bahan organik ini dapat terjadi dalam keadaan aerobik maupun
anaerobik. Untuk proses fermentasi aerobik akan menghasilkan gas-gas ammonia
(NH3) dan karbondioksida (CO2). Proses dekomposisi anaerobik dari bahan organik
akan menghasilkan biogas. Kondisi lingkungan ternyata juga mempengaruhi
pro-duksi biogas. Di antara kondisi lingkungan tersebut adalah:
a. Suhu
Terdapat dua selang suhu optimum untuk produksi biogas, yaitu selang meso-filik
(30-40 oC) dan selang termofilik (50-60 oC). Pengalaman di Cina me-nunjukkan
bahwa selama musim dingin dimana suhu udara antara 0-7 oC dan suhu digester
10 oC biogas masih dapat diproduksi walaupun tidak optimum. Secara umum,
pada suhu yang lebih tinggi didapatkan produksi biogas yang lebih tinggi pula.
b. Besarnya pH
Besar pH optimum untuk memproduksi biogas adalah netral. Di kedua sisi pH
netral tersebut, maka akan muncul gangguan dalam produksi biogas. Bakteri
berkembang dengan baik pada keadaan yang agak asam (pH antara 6,6-7) dan pH
tidak boleh dibawah 6,2.
c. Total Padatan
Kandungan total padatan yang mampu mendukung produksi biogas yang optimal
adalah antara 7-9 %. Kandungan padatan yang lebih tinggi atau sebaliknya lebih
rendah akan menimbulkan gangguan terhadap produksi biogas.
d. Rasio C/N
Rasio C/N substrat yang optimum untuk produksi biogas berkisar 25:1 dan 30:1.
Besarnya rasio C/N yang terlalu tinggi akan menaikkan kecepatan perombakan
tetapi buangannya (sludge) akan mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi.
Substrat dengan C/N yang terlalu rendah akan menyisakan banyak nitrogen yang
akan berubah menjadi amonia dan meracuni bakteri. Pencampuran limbah
pertanian dengan kotoran ternak akan merubah rasio C/N untuk produksi gas yang
lebih baik.
TINJAUAN PUSTAKA
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 10 e. Lingkungan Abiotis
Biodigester harus tetap dijaga tanpa kontak langsung dengan oksigen (O2). Udara
(O2) yang memasuki biodigester menyebabkan penurunan produksi metana,
karena bakteri berkembang pada kondisi yang tidak sepenuhnya anaerob.
f. Starter
Starter merupakan campuran yang mengandung bakteri metanogen yang
diperlukan untuk mempercepat proses fermentasi anaerob.
2.1.4 BAKTERI
Pembentukan biogas dari bahan organik yang melibatkan bakteri terjadi
dalam proses fermentasi anaerob, dimana bakteri itu merombak atau
mendekomposisi bahan–bahan organik menjadi asam selanjutnya dikonversi
menjadi gas. Proses fermentasi sendiri merupakan suatu proses pencernaan
bahan organik yang dilakukan oleh bakteri dalam kondisi anaerob. Pertumbuhan
mikroorganisme dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah :
1. Waktu
Pada kondisi optimal hampir semua bakteri memperbanyak diri dengan
pembelahan biner tiap 20 menit. Dalam pertumbuhannya bakteri melalui
beberapa fase yang dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Fase Adaptasi
Pada fase ini, bakteri membutuhkan waktu untuk penyesuaian terhadap
kondisi lingkungan dan selanjutnya mulai membelah diri.
Fase Adaptasi
Gambar 2.3Kurva Pertumbuhan Kultur Mikroba
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TINJAUAN PUSTAKA
b. Fase Pertumbuhan Logaritmik
Pada fase ini, bakteri mengalami pertumbuhan dan pembelahan yang
ditentukan oleh waktu untuk mencapai pembelahan serta kemampuan
untuk memproses makanan. Pada fase ini juga terjadi peningkatan aktifitas
bakteri yang ditandai dengan peningkatan suhu sehingga pada kondisi
mesofilik.
c. Fase Stasioner
Jumlah bakteri pada fase ini relatif tetap hal ini disebabkan oleh
keterbatasan substrat dan nutrient serta adanya bakteri yang mati.
d. Fase Kematian
Jumlah bakteri yang mati relatif lebih banyak secara logaritmik daripada
pertumbuhannya.
2. Nutrient
Semua mikroorganisme memerlukan nutrient untuk kelangsungan hidup dan
nutrient akan menyediakan :
Energi : diperoleh dari substansi yang mengandung karbon. Nitrogen : untuk sintesa protein.
Vitamin : berkaitan dengan faktor pertumbuhan. Mineral
3. Mikroorganisme memerlukan air untuk mempertahankan hidupnya.
4. Suhu
Mikroorganisme dalam pertumbuhannya membutuhkan suhu yang optimal
berdasarkan suhu untuk pertumbuhan mikroorganisme dibedakan menjadi : Psikofilik : dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu dibawah
20 oC, kisaran suhu optimal 10-20 oC.
Mesofilik : dimana bakteri dapat secara optimal pada suhu antara 20-45
o
C.
Termofilik : dimana bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu diatas 45
o
C, kisaran pertumbuhan optimalnya adalah 50–60 oC.
5. Oksigen
Berdasarkan kebutuhan oksigen mikroorganisme dikelompokkan :
TINJAUAN PUSTAKA
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 12 Aerob Fakultatif : bakteri dapat tumbuh dengan baik jika oksigen
cukup tetapi juga dapat tumbuh secara anaerob.
Anaerob Obligat : bakteri dapat tumbuh jika tidak ada oksigen.
Anaerob Fakultatif : bakteri dapat tumbuh sangat baik jika tidak ada oksigen tetapi juga dapat tumbuh secara aerob.
6. pH
Hampir semua mikroorganisme tumbuh baik jika pHnya antara 6,6-7,9.
Pem-buatan biogas sendiri dilakukan di dalam sebuah alat penampung yang kedap
udara atau sering disebut dengan digester. Pembuatan gasbio sendiri bahan
bakunya dapat digunakan bermacam-macam dari bahan organik, misalkan
saja dari sampah organik. (Kuntari, 2004)
2.1.5 SPESIFIKASI RUMPUT
Hakim et al. (1986) mengemukakan bahwa bila rasio C/N bahan organik
rendah, maka proses dekomposisi bahan organik berlangsung cepat, sebaliknya
bila rasio C/N tinggi, maka proses dekomposisi bahan organik berjalan lambat.
Tabel 2.3 Kandungan hara N, P, K, dan C-organik
Kandungan Hara (%) Golongan/Spesies Gulma
C-org N P K
Rasio C/N
Golongan rumput
Paspalidium punctatum* 49,59 2,35 0,11 0,99 21,10
Leptochloa chinensis* 54,49 1,41 0,06 1,68 38,64
Echinochloa crus-galli 51,26 1,53 0,07 1,78 33,50
Sacciolepis interupta* 49,80 2,79 0,18 0,84 17,85
Lersia hexandra 47,11 2,83 0,17 0,81 16,64
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/bt131086.pdf
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 KHUSUS
2.2.1 Sifat – Sifat Biogas
Biogas (yang terdiri dari gas methana) mempunyai sifat-sifat yang
umumnya dibedakan menjadi:
a. Sifat Kimia
b. Sifat Fisika
1. Sifat Kimia dari Biogas adalah : a. Rumus kimia : CH4
b. Berat molekul : 16,042
c. Titik didih pada 14,7 psia : - 258,68 oF (- 161,49 oC)
d. Titik beku pada 14,7 psia : - 296,46 oF (- 182,98 oC)
e. Tekanan kritis : 673 psia (47,363 kg/cm2)
f. Temperatur kritis : - 116,5 oF (- 82,5 oC)
g. ρ gas pada 1 atm : 0,00415
h. ρ liquid pada 263,2 oF : 0,41
2. Sifat Fisika dari Biogas adalah : a. Mengandung bau yang khas
b. Tidak berwarna
c. Tidak larut dalam air
d. Bersifat explosive pada konsentrasi 10 – 15 %
e. Bersifat Racun
(Novel, dkk. 1983)
2.2.2 Reaksi Kimia pada Proses Fermentasi
Reaksi yang terjadi dalam tangki pencerna (fermentor) adalah sangat
kompleks, sehingga reaksi fermentasi anaerob dapat dituliskan pada persamaan (1).
Reaksi yang terjadi secara teoritis dalam fermentor adalah 3 tahap:
1. Reaksi Hidrolisa
(C6H10O5)n (s) + n H2O(l) n C6H12O6
Air
TINJAUAN PUSTAKA
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 14 2. Reaksi Acetogenik
a. n (C6H12O6) 2n (C2H5OH)+ 2n CO2(g) + kalor
b. 2n (C2H5OH)(aq) + n CO2(g) 2n (CH3COOH)(aq) + n CH4 (g)
3. Reaksi Metanogenik
2n (CH3COOH) 2n CH4 (g) + 2n CO2 (g)
Secara umum, reaksi pembentukan CH4 yaitu:
CxHyOz + (x-¼y-½z) H2O (½x-1/8y+¼z) CH4 + (½x-1/8y+¼z) CO2
Sebagai contoh, pada pembuatan biogas dari bahan baku kotoran sapi atau kerbau
yang banyak mengandung selulosa. Bahan baku dalam bentuk selulosa akan lebih
mudah dicerna oleh bakteri anaerob. Reaksi pembentukan CH4 adalah :
(C6H10O5)n (s) + n H2O(l) 3n CO2 + 3n CH4
(Price and Cheremisinoff, 1981)
2.2.3 Bakteri yang Digunakan dalam Proses Fermentasi
Pada pembuatan biogas, bakteri yang dipakai untuk menghasilkan gas
methana salah satunya adalah bakteri Methanobacterium (Budiyanto, Moch. Agus
Krisno. 2002) yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Nama : Methanobacterium
Domain : Archaea
Kingdom : Euryachaeota
Phyum : Euryachaeota
Class : Methanobacteria
Order : Methanobacteriales
Family : Methanobacteriaceae
Genus : Methanobacterium
Binomial Name : Methanobacterium
www.wikipedia.com/methanobacterium
Glukosa Ethanol Karbondioksida
Ethanol Karbondioksida Acetate Metana
Acetate Gas Metana Gas Karbondioksida
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.4 Berbagai Macam Bakteri Penghasil Methana dan Substratnya
Bakteri Substrat Produk
Methanobacterium
Caproate dan Butyrate Propionate dan
Acetate
Methanobacteriummazei Acetate dan Butyrate CH4 + CO2
Methanobacterium
vannielii
H2 + CO2
Formate
CH4
Methanosarcinabarkeri H2 + CO2
Methanol dan Acetate
CH4 CH4
CH4 + CO2
Methanobacterium
methanica
Acetate dan Butyrate CH4 +CO
http://eprints.undip.ac.id/16669/3/Laporan_Skripsi_Penelitian_Membran.pdf
2.3 LANDASAN TEORI
Selama penguraian limbah padat organik pada proses anaerobik digester,
membentuk reaksi pada persamaan (1). Proses pembentukan biogas sebagai upaya
mereduksi limbah padat organik dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara
yaitu : dengan sistem curah (batch) dan menggunakan sistem berkesinambungan
TINJAUAN PUSTAKA
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 16 Pada sistem batch, proses pembentukan biogas sangat bergantung pada
penambahan bakteri dan lamanya proses sehingga hubungan pembentukan biogas
terhadap reduksi limbah padat dapat ditentukan melalui penyelesaian secara grafis.
Berdasarkan kandungannya pada produksi biogas akan terbentuk
bermacam-macam kandungan gas yang salah satu diantaranya adalah gas methana (CH4) yang
memiliki kandungan terbesar berkisar antara 54-74 % dan produksi gas yang paling
dibutuhkan karena mempunyai nilai kalor yang tinggi. Jika CH4 dianggap sebagai
gas ideal, maka CH4 dalam reaktor mengikuti persamaan sebagai berikut :
P V = n R T ……… (2)
Dengan : P = tekanan gas
V = volume ruang gas
n = mol gas CH4
R = tetapan gas
T = suhu
Persamaan diatas digunakan untuk mencari volume biogas yang diketahui
tekanan pada manometer dan suhu operasi. Apabila tekanan gas tinggi, maka
volume gas tersebut juga semakin besar.
2.4 HIPOTESA
Biogas dapat dibuat dari kulit biji coklat dengan menggunakan bakteri
Methanobacterium yang dipengaruhi oleh waktu proses dan perbandingan antara
penambahan bahan baku (kulit buah coklat) dan aquadest, serta penambahan
rumput dan ragi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Bahan – Bahan yang Digunakan :
Kulit buah coklat yang dibeli dari Kebun Coklat di Wonosalam,
Kabupaten Jombang. Aquadest sebagai larutan untuk campuran kulit buah
coklat yang akan dicacah pada mesin pencacah (blender). Kotoran sapi yang
digunakan sebagai starter. Penambahan bahan lainnya yaitu yeast dan rumput.
3.2 Alat – Alat yang Digunakan :
Terdiri dari sebuah tangki pencerna (digester) yang dilengkapi dengan
manometer, serta saluran gas keluar dan saluran pembuangan air. Tangki
digester ini berfungsi sebagai tempat terjadinya perombakan limbah industri
yang dilakukan oleh bakteri melalui proses fermentasi anaerobik sehingga
nantinya didapatkan hasil dari fermentasi anaerobik yaitu gas metana dan
kompos.
3.3 Gambar Susunan Alat :
Gambar 3.1 Susunan Alat Pembuatan Biogas Keterangan gambar :
1. Tangki Umpan Masuk
2. Manometer
3. Thermometer
4. Tangki Pencerna / digester
5. Kran Gas Keluar
6. Kran Pembuangan Air
7. Selang Gas Keluar
8. Selang Pembuangan Air
9. Tempat Penampung Slurry
PELAKSANAAN PENELITIAN
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 18 Gambar 3.2 Alat Skala Laboratorium
3.4 Variabel
1. Tetapan yang dikondisikan :
a. Volume bahan (air dan kulit buah coklat) : 1 liter
b. Pemberian starter 10% dari bahan baku
c. Pemberian yeast 25 ml
2. Tetapan yang dijalankan :
a. Perbandingan volume bahan baku kulit coklat dan air : 1:1 ; 1:1,5 ;
1:2 ; 1,5:1 ; 2:1 .
b. Waktu (hari) : 5, 10, 15, 20, 25, 30.
c. Variabel penambahan rumput (gr) : 50, 100, 150, 200. Manometer
Selang
Bahan Baku
Botol Gas Holder
Biogas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.5 Prosedur :
1. Bahan baku yang berupa limbah kulit buah coklat dicacah terlebih dahulu
agar seragam.
2. Setelah di cacah dilakukan pengenceran dengan cara di blender ditambah
dengan air menurut perbandingan yang telah ditetapkan, lalu dicampur dan
diaduk rata sampai menjadi bubur kemudian ditambahkan starter dari
kotoran sapi, yeast, dan rumput setelah itu diaduk hingga bercampur merata.
3. Campuran bahan baku tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam tangki
digester atau botol yang sudah disediakan.
4. Setelah dimasukkan ke dalam tangki digester atau botol dapat dilakukan
pengadukan setelah itu amati produk biogas yang dihasilkan dari proses
fermentasi anaerobik dengan cara gas yang dihasilkan dibakar menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 20 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Kadar Gas Methane (CH4) dengan Penambahan 50 gram Rumput
Perbandingan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.2 Hasil Kadar Gas Methane (CH4) dengan Penambahan 100 gram Rumput
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 22 Tabel 4.3 Hasil Kadar Gas Methane (CH4) dengan Penambahan 150 gram Rumput
Perbandingan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.4 Hasil Kadar Gas Methane (CH4) dengan Penambahan 200 gram Rumput
Perbandingan
Kadar yang kami peroleh dari penelitian ini dapat dikatakan sesuai dengan Standart
Nasional Indonesia yaitu antara 54-74 % akan tetapi volume yang didapat hanya sedikit
karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu ruangan, pH, rasio C/N, total
padatan serta pengadukan bahan dan cara penempatan botol yang seharusnya tidak
diposisikan berdiri, akan lebih baik bila botol diposisikan miring karena akan mempunyai
luas permukaan yang lebih besar. Semakin luas permukaan di dalam botol tersebut maka
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 24 4.2 Grafik dan Pembahasan
Gambar 4.1 Hubungan antara Pengaruh Penambahan Rumput terhadap Kadar CH4 pada Setiap Perbandingan
Pembahasan :
Pada gambar 4.1 diperoleh nilai kadar tertinggi 74,22 % yang terdapat pada
perbandingan 1 : 1,5 dengan penambahan rumput 150 gr, sedangkan nilai kadar terendah
60,04 % dengan penambahan rumput 200 gr. Pada perbandingan 1:1,5 ; 1,5:1 ; 1:2 ; dan 2:1
rata-rata nilai kadar tertinggi terdapat pada perbandingan 1: 1,5 dan nilai kadar yang terendah
rata-rata terdapat pada perbandingan 2:1, dibandingkan dengan penelitian terdahulu
(Mu’tasim Billah, 2009) kadar methane (CH4) tertinggi yang diperoleh 74 % dan rata-rata
nilai kadar tertinggi pada perbandingan 1:1, keadaan ini dipengaruhi oleh perbedaan rasio
C/N, kualitas bahan baku (kandungan selulosa), pH dan starter atau mikroba yang
mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH4
dan CO2, tapi yang menjadi masalah adalah hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang
diharapkan karena adanya aerasi atau kehadiran udara (Oksigen) selama proses, sehingga
akan mempengaruhi kadar biogas serta kemampuan sebagai bahan bakar. Hasil kadar yang
diperoleh telah memenuhi Standart Nasional Indonesia.
Gambar 4.2 Hubungan antara Waktu vs Tinggi Manometer pada Berbagai Perbandingan dengan Penambahan Rumput 50 gram
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan :
Grafik 4.2 menunjukkan bahwa pada penambahan rumput 50 gr volume tertinggi
terdapat pada hari ke-30 dengan tinggi 0,4 cm yang terdapat pada perbandingan 1:1
sedangkan volume terendah pada hari ke-30 dengan tinggi 0,1 cm terdapat pada
perbandingan 1:1,5 dan 2:1 pada kedua perbandingan ini pula di hari ke-15 sampai hari ke-30
tidak terjadi peningkatan volume disebabkan proses pengadukan yang tidak sempurna karena
bahan terlalu kental yang memiliki beberapa komponen yang terkandung didalam kulit buah
coklat. Pada penelitian terdahulu (Mu’tasim Billah, 2009) volume biogas tertinggi pada hari
ke-12 dengan nilai 12,5 cm, dikarenakan adanya perbandingan jumlah mikroba (starter) yang
digunakan. Faktor lain yang mempengaruhi volume yaitu suhu karena pada suhu 30-40 oC bakteri dapat berkembang biak. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas akan
berjalan sesuai dengan waktunya, tetapi berbeda jika nilai temperatur terlalu rendah (dingin),
maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.
Gambar 4.3 Hubungan antara Waktu vs Tinggi Manometer pada Berbagai Perbandingan dengan Penambahan Rumput 100 gram
Pembahasan :
Grafik 4.3 menunjukkan bahwa pada penambahan rumput 100 gr volume tertinggi
terdapat pada hari ke-30 dengan tinggi 0,45 cm yang terdapat pada perbandingan 1:1
sedangkan volume terendah pada hari ke-30 dengan tinggi 0,2 cm terdapat pada
perbandingan 1:2 pada perbandingan ini pula hari ke-15 sampai hari ke-30 tidak terjadi
peningkatan volume disebabkan proses pengadukan yang tidak sempurna karena bahan
terlalu kental yang memiliki beberapa komponen yang terkandung didalam kulit buah coklat.
Pada penelitian terdahulu (Mu’tasim Billah, 2009) volume biogas tertinggi pada hari ke-12
dengan nilai 12,5 cm, dikarenakan adanya perbandingan jumlah mikroba (starter) yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 26 berjalan sesuai dengan waktunya, tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah
(dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.
Gambar 4.4 Hubungan antara Waktu vs Tinggi Manometer pada Berbagai Perbandingan dengan Penambahan Rumput 150 gram
Pembahasan :
Grafik 4.4 menunjukkan bahwa pada penambahan rumput 150 gr volume tertinggi
pada hari ke-30 dengan tinggi 0,4 cm yang terdapat pada perbandingan 1:1 dan 1:2
sedangkan volume terendah paha hari ke-30 dengan tinggi 0,1 cm yang terdapat pada
perbandingan 2:1 pada perbandingan ini pula pada hari ke-10 sampai hari ke-30 tidak terjadi
peningkatan volume disebabkan proses pengadukan yang tidak sempurna karena bahan
terlalu kental yang memiliki beberapa komponen yang terkandung didalam kulit buah coklat.
Pada penelitian terdahulu (Mu’tasim Billah, 2009) volume biogas tertinggi pada hari ke-12
dengan nilai 12,5 cm, dikarenakan adanya perbandingan jumlah mikroba (starter) yang
digunakan. Faktor lain yang mempengaruhi volume yaitu suhu karena pada suhu 30-40 oC bakteri dapat berkembang biak. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas akan
berjalan sesuai dengan waktunya, tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah
(dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.
Gambar 4.5 Hubungan antara Waktu vs Tinggi Manometer pada Berbagai Perbandingan dengan Penambahan Rumput 200 gram
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan :
Grafik 4.5 menunjukkan bahwa penambahan rumput 200 gr volume tertinggi pada
hari 30 dengan tinggi 0,3 cm pada perbandingan 1:1 pada perbandingan ini pula dihari
15 sampai 30 tidak terjadi penambahan volume. Sedangkan volume terendah pada hari
ke-30 dengan tinggi 0,2 cm pada perbandingan 1:2 pada perbandingan pula dihari ke-10 sampai
hari ke-30 juga tidak terjadi peningkatan volume disebabkan proses pengadukan yang tidak
sempurna karena bahan terlalu kental yang memiliki beberapa komponen yang terkandung
didalam kulit buah coklat. Pada penelitian terdahulu (Mu’tasim Billah, 2009) volume biogas
tertinggi pada hari ke-12 dengan nilai 12,5 cm, dikarenakan adanya perbandingan jumlah
mikroba (starter) yang digunakan. Faktor lain yang mempengaruhi volume yaitu suhu karena
pada suhu 30-40 oC bakteri dapat berkembang biak. Dengan temperatur itu proses pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan waktunya, tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu
rendah (dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama.
SIMPULAN DAN SARAN
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 28
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Penelitian ini memperoleh kadar gas methana tertinggi 74,22 % dan kadar gas
methana terendah 60,04 %, hasil ini sesuai dengan Standart Nasional Indonesia yaitu
antara 54-74 % akan tetapi volume yang didapat hanya sedikit dibandingkan dengan
penelitian terdahulu (Mu’tasim Billah, 2009) dengan kadar 74 % yang sesuai dengan
Standart Nasional Indonesia dan volume yang didapat juga besar karena dipengaruhi
oleh faktor-faktor pembuatan biogas seperti suhu ruangan, pH, rasio C/N,
penambahan jumlah mikroba, total padatan, pengadukan bahan dan cara penempatan
biodigester (wadah).
5.2 SARAN
1. Diharapkan para peneliti memperhatikan suhu ruangan, pH, dan rasio C/N.
2. Air berperan sangat penting dalam proses pembuatan biogas, maka penambahan air
harus diperhatikan.
3. Perhatikan volume, perbandingan bahan baku antara kulit buah coklat dan air,
pemberian starter, dan pemberian yeast agar hasil yang diperoleh sesuai dengan
kehendak.
4. Perhatikan juga posisi botol/wadah jika semakin luas permukaannya maka semakin
besar pula gas methan yang dihasilkan.
5. Begitu pula dengan pengadukan, semakin lama pengadukan bahan di dalam bejana
tersebut semakin banyak pula gas methan yang dihasilkan.
6. Pada kulit buah coklat terdapat beberapa kandungan yang membuat bahan baku
menjadi kental sehingga para peneliti harus memproses terlebih dahulu bahan baku
yang kental tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR PUSTAKA
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT DAFTAR PUSTAKA
Billah, Mu’tasim dan Edi Mulyadi. (2009). Produksi Biogas Sebagai Sumber Energi
Genenator Listrik dengan Pola Pemurnian Multi-Stage. Surabaya : UPN “Veteran”
Jawa Timur.
Budianto, Moch. Agus Krisno, DR, M, Kes. (2002). Mikrobiologi Terapan. Malang :
Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Fessenden, Ralp J. And J. S. Fessenden. (1989). Kimia Organik Jilid 1, Edisi Ke-3. Jakarta :
Erlangga.
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B. Hong, dan
H.H. Bailey. (1986). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung.
Hudha, Mohammad Istnaeny. (2007). Pemanfaatan Limbah Organik sebagai Bahan Baku
Pembuatan Biogas. Malang : Institut Teknologi Nasional.
Kuntari. (2004). Korelasi Pembentukan Biogas terhadap Reduksi Kotoran Sapi Rumah
Potong Hewan Kedurus dengan Proses Anaerobik. Laporan Tugas Akhir jurusan
Taknik Lingkungan, FTSP-UPN “Veteran” Surabaya.
L., Widarto dan Sudarto. (1997). Membuat Biogas. Penerbit Kanisius. pp. 10.
Mariana, Tri. (2005). Ekstraksi Pectin dari Kulit Buah Coklat. Surabaya : UPN “Veteran”
Jawa Timur.
Minifie, B. W. (1970). Chocolate, Cocoa and Confectioninery The Avi Publishing Company,
Westport, Connecticut.
Noor, A., A. Jumberi, dan R.D. Ningsih. (1996). Peranan pupuk organik dalam meningkatkan
hasil padi gogo di lahan kering. hlm. 575-586. Dalam M. Sabran, H. Sutikno, A
Supriyo, S. Raihan, dan S. Abdussamad (Ed.). Prosiding Seminar Teknologi Sistem
Usahatani Lahan Rawa dan Lahan Kering. Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan
Rawa, Banjarbaru.
Novel, dkk. (1983). “Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi”. Laporan Tugas Akhir, Jurusan
DAFTAR PUSTAKA
PENELITIAN ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) DARI KULIT BUAH COKLAT DAN RUMPUT 31
Perry, R. H. (1997). Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 7th Edition. New York : Mc
Graw Hill Compainies Inc. pp. Table 2-1 dan 2-2
Price, E. C and Cheremisinoff, P. N. (1981). Biogas Production and Utilization. United
States of America : Ann Arbor Science Publishers, Inc.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. (2004). Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Rachmat, Alif Yeni. (2005). Pembuatan Asam Oksalat dari Kulit Buah Coklat. Surabaya :
UPN “Veteran” Jatim.
Sardjoko. (1991). Bioteknologi Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya. PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta.
Siregar, Tumpal H.S. dkk. (2009). Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran Coklat.
Penebar Swadaya : Jakarta.
Sukmana, Rika Widya, S.P., M.Pd. dan Anny Muljatiningrum, S.Pd., M.Pd. (2011). Biogas
dari Limbah Ternak. Bandung : Penerbit Nuansa.
www.wikipedia.com/methanobacterium : 06/03/11. 10:30
http://eprints.undip.ac.id/16669/3/Laporan_Skripsi_Penelitian_Membran.pdf: 06/03/11. 12.40
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/bt131086.pdf : 29/09/11. 14:38
http://www.hear.org/pier/imagepages/singles/starr_030807_8002_echinochloa_crusgalli.htm
: 29/09/11. 14:39
http://ptp2007.wordpress.com/2008/04/11/ragi-tape/ : 29/09/11. 14:36
http://isroi.files.wordpress.com/2008/02/komposlimbahkakao.pdf : 02/11/11. 15:15
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :