Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Seni Tari
Oleh
CANDRI MP RAMADHANI 1001481
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tari Kreasi Nanggok di
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan” ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanki apabila di
kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari pihak
lain terhadap keaslian karya saya sendiri ini.
Bandung, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman Pengesahan
CANDRI MP RAMADHANI
1001481
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I,
Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. NIP. 19650724 199302 1001
Pembimbing II
Hj. Ria Sabaria, M.Pd. HD 0000104
Mengetahui,
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Tari Kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan”. Dalam penelitian ini, masalah yang diajukan mengenai bagaimana struktur koreografi, busana, rias, alat musik pengiring tari nanggok. Tujuan yang yang daimbil untuk mengetahui dan mendeskripsikan struktur koreografi, busana, rias, alat musik pengiring tari nanggok. Metode yang digunakan deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian di deskripsikan dan dianalisis berdasarkan rumusan masalah dan tujuan. Lokasi penelitian ini berada di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, sedangkan sumber datanya berasal dari pencipta tari nanggok yang mejadi narasumber inti, dan narasumber pendukung lainnya. Tari Nanggok merupakan tari kreasi daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu yang diciptakan oleh Erma Yanti pada tahun 2009. Aktifitas sehari-hari masyarakat Ogan yang mempunyai kebiasaan mencari ikan di saat musim ikan tiba dengan menggunakan alat tradisional tanggok. Aktifitas masyarakat dalam melakukan kegiatan di sungai yang terwujud dari gerak tari, busana, musik, properti yang diopimalkan ke dalam berbagai kesesuaian gerak, dan seluruh yang mendukung pertunjukan. Berdasarkan dari analisis di atas, pengetahuan yang dapat dipetik dari tarian ini adalah sikap kegotong royongan dan nilai-nilai isi yang terkandung di dalamnya dan walaupun tari nanggok termasuk ke dalam tari kreasi yang tetap terus berkembang tetapi nilai budaya yang terkandung dalam tari ini akan tetap dijaga dan dilestarikan.
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abstract
Dance Creations Nanggok in Ogan Komering Ulu Regency, South Sumatra. In this study, concerns about how the structure of the choreography, fashion, makeup, dance accompaniment instrument nanggok. The purpose of the daimbil to know and describe the structure of the choreography, fashion, makeup, dance accompaniment instrument nanggok. The method used is descriptive analysis with qualitative approach, techniques of observation, interview, study the documentation and study of the literature. The Data was successfully collected later described and analyzed based on the formulation of problems and goals. The location of this research in the Regency of Ogan Komering Ulu, South Sumatra, while the source data comes from the creator of dance nanggok who became speaker, and other supporting resources. Dance Dance Nanggok is a Regency Ogan Komering area creations Ulu created by Erma Yanti in 2009. The daily activities of the community who have the habit of looking for Ogan fish in season when the fish arrived by using traditional tools tanggok. The activities of the community in conducting activities on the river being formed of dance movements, clothing, music, the diopimalkan property into the range of motion, and the entire suitability supporting performances. Based on the analysis above, the knowledge that can be learned from this dance is the kegotong royongan attitude and values the content contained therein and although nanggok included in dance dance creations that are still growing but cultural values embodied in this dance will remain guarded and preserved.
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ……… i
PERNYATAAN ………. ii
KATA PENGANTAR ……… iii
UCAPAN TERIMAKASIH ………. iv
ABSTRAK ………. vii
DAFTAR ISI ………. viii
DAFTAR GAMBAR ……… x
DAFTAR TABEL ………. xii
DAFTAR LAMPIRAN ………. xiii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Identifikasi Masalah ……… 7
C. Rumusan Masalah ……….... 7
D. Tujuan Penelitian ……… 8
1. Tujuan Umum ……….. 8
2. Tujuan Khusus ………. 8
E. Manfaat Penelitian ………. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……… 10
A. Penelitian Terdahulu ……….. 10
B. Seni Pertunjukan ……… 13
C. Pengertian Tari ………... 16
D. Struktur Koreografi ……… 19
E. Unsur-unsur Pertunjukan Tari ……… 20
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Metode Penelitian ……… 23
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….. 24
C. Definisi Operasional ……… 24
D. Instrumen Penelitian ……… 25
E. Teknik Pengumpulan Data ……….. 26
F. Pengolahan dan Analisis Data ……… 30
G. Langkah-langkah Penelitian ……… 33
H. Sistematika Penulisan ………. 35
I. Jadwal Kegiatan Penelitian ………. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 37
A. Hasil Penelitian ……….. 37
1. Gambaran Umum Kabupaten Ogan Komering Ulu …………. 37
2. Gambaran Sanggar Sebimbing Sekundang ………. 47
B. Pembahasan ……… 51
1. Struktur Koreografi ……… 51
2. Busana Tari Nanggok ……… 68
3. Rias Tari Nanggok ………. 71
4. Alat Musik Pengiring Tari Nanggok ………. 74
5. Properti Tari Nanggok ……… 78
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… 82
A. Simpulan ……… 82
B. Saran ……….. 85
DAFTAR PUSTAKA ……… 87
a. Sumber Buku ……….. 87
b. Sumber Lain atau Internet ……….. 88
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:10.612.130.523.244.681.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Hal
4.1 Peta Kabupaten Ogan Komering Ulu ……… 37
4.2 Sungai Ogan ……….. 39
4.3 Lambang Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu ……. 42
4.4 Sanggar Sebimbing Sekundang ……… . 50
4.5 Gerak Condong/Merendah ……… . 51
4.6 Gerak Membuka Kesamping ………. 52
4.7 Gerak Jinjit ………. 52
4.8 Gerak Merendah ………. 53
4.9 Gerak Rincik ……… . 53
4.10 Gerak Lenggok ……….. . 54
4.11 Gerak Melepas Selendang ………. . 54
4.12 Gerak Membentuk Perahu ……… . 55
4.13 Gerak Berputar Simpuh ……… . 55
4.14 Gerak Duduk Silang Rampak ……….... 56
4.15 Gerak Mendorong ………. 56
4.16 Gerak Mengayun ………... 57
4.17 Gerak Silang Tanggok ……….. 57
4.18 Gerak Menanggok Kesamping ………. 58
4.19 Gerak Mengambil ………. 58
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.21 Gerak Nanggok Rincik ………. 59
4.22 Gerak Nanggok Jalan Kanan/Kiri ……… 60
4.23 Gerak Angkat Berputar ……… 60
4.24 Gerak Rampak Lurus ……… 61
4.25 Gerak Lenggok ………. 61
4.26 Gerak Lurus Kemuka ……… 62
4.27 Gerak Mengayun Kemuka ……… 62
4.28 Gerak Cedok Samping ……….. 63
4.29 Gerak Bergembira ………. 63
4.30 Gerak Joged Penghalang ……….. 64
4.31 Gerak Nanggok Rampak Kesamping ……… 64
4.32 Gerak Sejajar Baris ………... 65
4.33 Gerak Geol Cedok ……… . 65
4.34 Gerak Tanggok Dipinggang ……….. 66
4.35 Gerak Loncat Kuda ………... 66
4.36 Gerak Loncat Kanan dan Kiri ………... 67
4.37 Gerak Pembentukan ………. 67
4.38 Tata Busana Tari Nanggok ……….. 70
4.39 Bentuk Kebaya dan Selendang Tari Nanggok ………. 71
4.40 Bentuk Rok dan Celana Tari Nanggok ……… 71
4.41 Tata Rias Tari Nanggok ……… 72
4.42 Bentuk Sanggul Tari Nanggok ……… 74
4.43 Alat Musik Keyboard ……… 75
4.44 Alat Musik Saron ……….. 76
4.45 Alat Musik Gendang Melayu ……… 76
4.46 Alat Musik Gong ……….. 76
4.47 Alat Musik Kenong ……….. 77
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.49 Alat Musik Bedug ………. 78
4.50 Alat Musik Simbal ………. 78
4.51 Properti Tari Nanggok (Tanggok) ……… 80
4.52 Properti Tari Nanggok (Selendang) ………. 81
DAFTAR TABEL Tabel Keterangan Hal 3.1 Kegiatan Penelitian ……… 32
4.1 Makna Lambang Kabupaten Ogan Komering Ulu ………... 42
4.2 Makna Warna dalam Logo Kabupaten Ogan Komering Ulu …. 45 4.3 Struktur Koreografi Tari Nanggok ………. 51
[image:12.612.109.526.94.413.2]Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan Hal
1 Surat Keputusan Judul Skripsi ………. 89
2 Surat Izin Observasi dan Penelitian ………. 91
3 Data Diri Narasumber ……….. 92
4 Data Diri Pemeraga Gerak Tari Nanggok ……… 96
5 Pedoman Wawancara ……….. 97
1
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian
selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera
Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya. Kondisi
alamnya terdiri dari sungai, hutan tropis, pegunungan dan sebagian besar wilayahnya
adalah rawa. Sumatera Selatan sering disebut salah satu provinsi di Sumatera sebagai
daerah Batanghari Sembilan, karena daerah ini terdapat sembilan sungai besar dengan
berpuluh-puluh anak sungai. Sungai-sungai tersebut adalah sungai Musi, Ogan,
Lematang Komering, Rawas, Kelingi, Lakitan, Batanghari dan Rupit. Secara
geografis provinsi Sumatera Selatan di Utara berbatasan dengan provinsi Jambi, di
Timur berbatasan dengan provinsi Bangka Belitung, di Selatan berbatasan dengan
provinsi Lampung dan di Barat berbatasan dengan provinsi Bengkulu.
Secara administratif provinsi Sumatera Selatan terdiri dari sebelas Pemerintah
Kabupaten dan empat Pemerintah Kota. Kabupaten tersebut salah satunya adalah
Kabupaten Ogan Komering Ulu memiliki enam macam suku yang mendiaminya,
yaitu suku Palembang, suku Daye, Ogan, Komering, Ranau dan Semende. Penduduk
asli terdiri dari beberapa suku yang masing-masing mempunyai bahasa dan dialek
sendiri. Namun dalam komunikasi sehari-hari mempergunakan bahasa Indonesia atau
bahasa lokal. Semua suku ini hidup berdampingan dan saling membaur dengan
suku-suku pendatang termasuk dengan orang asing. Hubungan sosial keagamaan terutama
didasarkan kepada semangat kebangsaan, walaupun dalam kehidupan sehari-hari
sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, seperti dalam bercakap-cakap atau berbicara
2
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suku-suku di Sumatera Selatan memiliki seni dan budaya sendiri yang saling
berbeda atau hampir bersamaan. Walaupun tiap kelompok etnik memiliki corak khas
dalam kebudayaan dan struktur bahasa sendiri, namun tetap merupakan kesatuan
yang sulit dipisahkan satu sama lain dengan lingkungan adat di daerah khususnya di
Kabupaten Ogan Komering Ulu, dan saling mempengaruhi sehingga unsur
kebudayaan yang satu terdapat juga pada kebudayaan suku lainnya. Ini disebabkan
karena adanya proses penyebaran, pencampuran, dan pembauran. Kesatuan dan
keseragaman kebudayaan dalam suku bangsa disadari sendiri oleh warganya.
Gambaran umum daerah Sumatera Selatan dan beragam pula masyarakatnya.
Kemajemukan ini menciptakan karya budaya yang tinggi. Manusia dan kebudayaan
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkannya melalui kebudayaan.
Kebudayaan secara garis besar dapat didefinisikan sebagai hasil cipta, rasa
dan karsa manusia yang dilakukan secara sadar dalam kehidupan masyarakat. Cipta
adalah kemampuan akal pikiran yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Rasa adalah
kemampuan indra yang mendorong manusia untuk mengembangkan rasa keindahan
yang melahirkan karya-karya seni yang agung. Karsa adalah kehendak manusia
terhadap adanya kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan.
Menurut ilmu antropologi, “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang terbentuk dari
upaya belajar manusia. Berdasarkan pemaparan kebudayaan di atas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kebudayaan adalah niat atau kehendak manusia yang kreatif
untuk menghasilkan karya-karya seni yang baru dan dapat merasakan baik buruk
karya sehingga dapat mendorong rasa keindahan yang agung.
Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan,
3
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan pendukung kebudayaan. Sekalipun makhluk manusia akan mati, tetapi
kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan untuk keturunannya, demikian
seterusnya. Menurut Sudartati (2012: 19) menyatakan bahwa:
Kebudayaanlah yang telah membentuk makhluk manusia, dan bukan alam sekitarnya. Keberhasilan mereka menundukan alam sekitarnya adalah bukti keberhasilan mereka mencapai suatu tingkat kebudayaan yang tinggi. Makhluk manusia selalu menyesuaikan dirinya dengan berbagai perubahan yang terjadi di sekitarnya sehingga melahirkan suatu pola-pola tingkah laku yang baru.
Kebudayaan berkembang secara akumulatif, dan semakin lama bertambah
banyak serta kompleks. Agar suatu kebudayaan dapat merespon berbagai masalah
kelangsungan hidup makhluk manusia dan tetap dipelajari oleh generasi berikutnya,
serta tetap lestari, maka suatu kebudayaan harus mampu mengembangkan berbagai
sarana yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pokok para individu.
Kebudayaan merupakan suatu hal yang sangat kompleks, di dalamnya
terdapat unsur yang mengandung ilmu pengetahuan, kesenian, kesusilaan,
undang-undang, kepercayaan, dan kebiasaan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Seperti yang dikemukaan oleh Koentjaraningrat, ada tujuh Unsur
Kebudayaan yaitu, unsur agama, unsur ilmu pegetahuan, unsur sistem
kemasyarakatan, unsur bahasa, unsur mata pencaharian, unsur peralatan hidup dan
unsur kesenian.
Kebudayaan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu terwujud dalam
berbagai unsur yaitu unsur mata pencaharian. Mata pencaharian masyarakat
Kabupaten Ogan Komering Ulu antara lain berkebun, nelayan, bertani, berladang,
berternak, karena merupakan masyarakat yang agraris. Masyarakat Kabupaten Ogan
Komering Ulu dalam melakukan kegiatan sangat erat kaitannya dengan sungai yaitu
sungai Ogan. Masyarakat masih bergantung pada sungai tersebut, karena merupakan
4
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komering Ulu. Sungai digunakan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari seperti
mandi, mencuci, air minum, mengairi sawah, dan lain-lain.
Salah satu unsur kebudayaan adalah kesenian, kesenian sebagai salah satu
kebudayaan berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan itu sendiri. Jika
kita akan menggali bagaimana perkembangan kesenian suatu ras atau etnis ataupun
suku bangsa, maka kita dapat mempelajarinya dari perkembangan kebudayaannya.
Kesenian yang terdapat di Indonesia sangat beraneka ragam, karena Indonesia
memiliki berbagai macam suku dan budaya. Hampir di setiap daerah di Indonesia
mempunyai kebudayaan sendiri yang berbeda satu sama lain. Namun dari
keanekaragaman yang ada, jika diamati akan ditemukan ciri-ciri khusus yang
didasarkan pada lingkungan dan alam sekitar. Kesenian adalah produk manusia.
Adanya perbedaan lingkungan alam sosial dan budaya, muncullah kesenian daerah
yang mempunyai ciri tersendiri. Kesenian daerah merupakan bentuk seni yang
berakar dan bersumber, serta dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat
pendukungnya.
Dengan demikian berbagai jenis kesenian sebagai media komunikasi
mengandung nilai budaya atau kesenian menjadi salah satu bentuk kebudayaan yang
berfungsi sebagai media komunikasi yang didukung oleh nilai-nilai keindahan.
Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan memiliki arti penting dalam upaya
menumbuh kembangkan budaya bangsa. Oleh sebab itu kesenian perlu juga dicermati
dan dilestarikan serta disosialisasikan. Demikian di Sumatera Selatan khususnya di
Kabupaten Ogan Komering Ulu sangat kaya akan kesenian, sebagai aset budaya
bangsa.
Perkembangan kesenian di Sumatera Selatan atau di Kabupaten Ogan
Komering Ulu tidak lepas juga dari perkembangan kesenian di Indonesia pada
umumnya. Bagaimanapun, hal ini tetap memberikan kesinambungan pada gaya dan
5
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beberapa karya individual, yang dalam kenyataannya telah mempengaruhi bentuk
kesenian. Kesenian secara kongkret menampilkan karakter atas kepribadian
masyarakat suatu daerah sebagai perwujudan dari pendukung kesenian tersebut.
Kesenian yang berasal dari ekspresi hasrat manusia yang dinikmati dengan
mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang menghasilkan corak kesenian mulai dari
yang sedehana sehingga perwujudan kesenian yang kompleks. Salah satu cabang dari
kesenian itu adalah seni tari. Seni tari sebagai hasil seni budaya suatu daerah sangat
erat hubungannya dengan lingkungan masyarakat pendukungnya. Hal ini menunjukan
bahwa seni tari tidak berdiri sendiri. Menurut Haukins dalam http://afand.abatasa.
com/post/detail/ 5341/pengertian-tari-seni-tari, bahwa :
Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta.
Berdasarkan dari pemaparan seni tari di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tari
adalah ekspresi atau bahasa tubuh manusia yang dituangkan melalui gerak yang
indah, halus dan mempunyai aturan-aturan dengan diiringi musik tari sehingga
menambah kesan yang lebih baik untuk dipertunjukan.
Tari berdasarkan pola garap ada dua jenis yaitu tari tradisional dan tari kreasi.
Tari tradisional sering diartikan sebagai sebuah kebiasaan, yang telah secara turun
temurun, berulang-ulang dari satu generasi ke generasi berikutnya, dalam rentang
waktu yang cukup panjang. Jadi, tari tradisi adalah tarian yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu wilayah atau suatu komunitas, sehingga kemudian
menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat bersangkutan. Sedangkan, seni
tari kreasi merupakan media yang membuka kebebasan untuk para seniman tari saat
ini di dalam mencari kemungkinan baru. Jenis tari kreasi adalah jenis tari yang diolah
dan dikembangkan dari pengamatan atau pengalaman. Dari hasil daya cipta seseorang
6
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyusun gerak-geraknya dari seorang koreografer. Dalam penelitian ini, peneliti
akan mengkaji seni tari yang tergolong seni tari kreasi.
Seni tari di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu, merupakan unsur budaya
yang memiliki andil cukup besar dalam hal pariwisata. Baik di dalam maupun di luar
kabupaten. Seni tari juga merupakan bagian penting dalam suatu kebiasaan adat di
kabupaten Ogan Komering Ulu. Salah satu tarian yang menjadi ciri khas di salah satu
dusun di kabupaten Ogan Komering Ulu adalah tari Nanggok.
Tari Nanggok merupakan tari kreasi daerah yang ditarikan oleh sekelompok
remaja putri yang menggambarkan kegiatan sehari-hari masyarakat di sungai.
Pertunjukan Tari Nanggok biasanya menjadi pertunjukan untuk menghibur tamu yang
hadir pada acara perlombaan tari atau festival tari daerah. Tari Nanggok juga dapat
ditampilkan sebagai tari hiburan dalam pertunjukan untuk kepentingan masyarakat
umum seperti sarana upacara keagamaan dan sarana upacara adat. Tari Nanggok
sering ditampilkan oleh sanggar Sebimbing Sekundang di bawah asuhan Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Tari Nanggok diciptakan pada tahun 2009 oleh seorang seniman Kabupaten
Ogan Komering Ulu, yang karya-karya tarinya sudah banyak digunakan dan sudah
dikenal oleh masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu Erma Yanti. Tari
Nanggok merupakan suatu gambaran kehidupan sehari-hari masyarakat Ogan yang
mempunyai kebiasaan mencari ikan pada saat musim ikan tiba. Dengan membawa
peralatan tanggok. Hati yang diliputi keceriaan mereka beramai-ramai pergi ke sungai
dan berbaris di sepanjang sungai, bahkan ada yang berperahu menyeberangi sungai.
Peristiwa nanggok ini lah yang digambarkan dalam bentuk tarian yang tercermin
dalam setiap langkah dan kelincahan geraknya (Hasil wawancara langsung dengan
koreografer Erma Yanti, 2 Januari 2014).
Dalam pertunjukannya Tari Nanggok di tarikan oleh tujuh penari. Meskipun
7
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sudah dipentaskan di beberapa tempat di antaranya di Palembang, Jakarta, Surabaya,
Bali dan setiap event-event tertentu di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Seni tari terdiri dari lapisan yang melibatkan banyak unsur yaitu penari, gerak,
busana, rias, iringan, lantai pentas, bahkan juga penonton. Jika diteliti secara utuh dan
menyeluruh, semua lapisan atau aspek dalam seni pertunjukan tari perlu dibahas dan
dicermati secara mendalam (Narawati dalam Noviasari, 2012: 6). Maka dari itu
peneliti ingin mengungkap struktur koreografi, busana, rias, alat musik pengiring
yang dipergunakan pada penyajian tari Nanggok.
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai kemunculan
tari Nanggok sehingga dapat dikenal oleh masyarakat. Peneliti tertarik dan akan
mengangkat permasalahan tari Nanggok tersebut ke dalam penelitian yang berjudul “Tari Kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan”. Dengan adanya penelitian tari Nanggok akan tetap terjaga kelestariannya,
keasliannya, lebih berkembang secara proporsional dan dipromosikan ke berbagai
daerah, serta memiliki ciri khas atau keunikan tersendiri dan tetap menarik sebagai
aspek seni budaya penunjang pariwisata daerah.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan dari penguasaan
masalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu
masalah. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa
masalah yang berhubungan dengan tari kreasi nanggok di Kabupaten Ogan Komering
Ulu, Sumatera Selatan.
C. Perumusan Masalah
8
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana struktur koreografi tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan?
2. Bagaimana busana tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan?
3. Bagaimana rias tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan?
4. Bagaimana alat musik pengiring tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan
yang ada di lapangan, dan mencari jawaban dari berbagai sumber yang diterima
berupa deskripsi dari permasalahan di rumusan masalah. Selain itu tujuan umum
penelitian ini bertujuan sebagai upaya penggalian dan pelestarian budaya khususnya
budaya di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu, serta sebagai bahan apresiasi bagi
pelaku seni, mahasiswa, dan masyarakat umumnya.
2. Tujuan Khusus :
a. Mendeskripsikan struktur koreografi tari Nanggok di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan.
b. Mendeskripsikan busana tari Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan.
c. Mendeskripsikan rias tari Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan.
d. Mendeskripsikan alat musik pengiring tari Nanggok di Kabupaten Ogan
9
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia seni dan
pendidikan, diantaranya sebagai berikut.
1. Peneliti
Menambah ilmu, wawasan, pengalaman dan pemahaman peneliti mengenai
tari Nanggok di Kabupten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan
2. Pencipta
Memberikan gambaran mengenai hasil dari tari Nanggok, sehingga dapat
menjadi tolak ukur dalam penciptaan karya-karya seni sejenis selanjutnya.
3. Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ogan
Komering Ulu
Mendapatkan tambahan dokumentasi tentang tari Nanggok dan diharapkan
dapat mengupayakan pembinaan, pelestarian serta pengembangan tari
Nanggok sebagai tari kreasi kebanggaan masyarakat Ogan Komering Ulu.
4. Peneliti Lain
Penelitian ini untuk menambah acuan dalam wawasan di bidang seni budaya
Nusantara, khususnya tentang tari Nanggok yang berada di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan dan dapat dijadikan bahan pertimbanagn
untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
5. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI
Menambah khasanah pustaka (literature) pada Jurusan Pendidikan Seni Tari
23
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian adalah salah satu kegiatan manusia yang sangat penting untuk
dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. Seperti yang diungkapkan
oleh Sugiyono (2011: 3) bahwa: “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Hal ini sejalan dengan pernyataan Suriasumantri dalam Sugiyono (2011: 9) bahwa “penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif,
berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang, dan perilaku yang dapat diamati,
pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Sedangkan metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis.
Sasaran dalam penelitian ini adalah menemukan dan menganalisis secara kualitatif
mengenai struktur koreografi, busana, rias, alat musik pengiring yang digunakan pada
penyajian tari nanggok.
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat
fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Metode
penelitian kualitatif bersifat pemberian artinya mencatat secara teliti segala gejala
(fenomena) bertujuan menggali atau membangun suatu proposisi atau menjelaskan
makna di balik realita yang dilihat dan didengar melalui wawancara atau bukan,
catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan, dokumen resmi atau bukan
24
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sanggar Sebimbing Sekundang milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Sanggar ini terletak di
pendopo rumah dinas Bupati Ogan Komering Ulu. Sanggar Sebimbing Sekundang
diambil sebagai lokasi penelitian karena pencipta Tari Nanggok Erma Yanti
merupakan pengurus organisasi Sanggar Sebimbing Sekundang, dan di Sanggar ini
juga tempat dilahirkannya Tari Nanggok.
C. Definisi Operasional
Agar penelitian yang dilakukan ini tidak terlalu meluas dan menimbulkan
perbedaan persepsi maka peneliti akan membatasi istilah-istilah yang ada dalam
penelitian ini, yakni:
1. Tari Kreasi
Tari kreasi adalah jenis tari yang diolah dan dikembangkan dari pengamatan atau
pengalaman. Dari hasil daya cipta seseorang yang tentu saja menarik atau
tidaknya tarian tergantung dari keterampilan dalam menyusun gerak-geraknya
dari seorang koreografer.
2. Tari Nanggok
Tari Nanggok adalah tari yang diciptakan pada tahun 2009 oleh Erma Yanti. Tari
Nanggok merupakan tarian yang ditarikan oleh sekelompok remaja putri yang
menggambarkan aktifitas sehari-hari masyarakat Ogan yang mempunyai
kebiasaan mencari ikan di sungai pada saat musim ikan tiba. Dengan membawa
peralatan tanggok untuk menangkap ikan. Mereka beramai-ramai pergi ke sungai
25
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sungai. Peristiwa nangok ini lah yang digunakan dalam bentuk tarian yang
tercermin dalam setiap langkah dan kelincahan geraknya.
3. Kabupaten Ogan Komering Ulu
Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan salah satu kabupaten di provinsi
Sumatera Selatan yang memiliki andil cukup besar dalam hal pariwisata, baik di
dalam maupun di luar kabupaten.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, Tari Nanggok
merupakan tari kreasi daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu yang diciptakan oleh
Erma Yanti pada tahun 2009. Menceritakan aktifitas sehari-hari masyarakat Ogan
yang mempunyai kebiasaan mencari ikan di sungai pada saat musim ikan tiba.
D. Instrumen Penelitian
Keberhasilan suatu penelitian ditentukan oleh instrumen yang digunakan,
sebab data yang digunakan untuk menjawab petanyaan penelitian diperoleh melalui
instrumen. Oleh karena itu, instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul
dirancang sehingga menghasilkan data empilis sebagaimana adanya.
Instrumen penelitian dianalisis secara induktif melalui dengan merumuskan
terlebih dahulu sejumlah permasalahan ke dalam beberapa pertanyaan yang dijadikan
sebagai tujuan penelitian. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa
pertanyaan yang diajukan kepada ibu Erma Yanti selaku pengurus organisasi Sanggar
Sebimbing Sekundang serta sebagai koreografer tari nanggok, ibu Oktamisari selaku
guru seni budaya SMA di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Mutia salah satu penari
tari nanggok, Aan sebagai penata musik tari nanggok serta masyarakat setempat.
Dalam wawancara ini peneliti menanyakan kepada narasumber mengenai struktur
26
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nanggok. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan di antaranya berupa
pedoman wawancara baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur adalah dengan
melakukan wawancara terhadap responden melalui pedoman wawancara.
Adapun alat yang digunakan untuk mencari sumber dan mendokumentasikan
hasil penelitian berupa:
a. Digital Camera
Digital camera (kamera digital) digunakan untuk mendokumentasikan setiap
hal yang berhubungan dengan penelitian, mendokumentasikan setiap gerakan penari,
busana, rias serta mendokumentasikan kegiatan penelitian di lapangan.
b. Handphone
Handphone digunakan untuk mencari sumber melalui komunikasi dengan
orang-orang yang bersangkutan walaupun melalui jarak jauh. Handphone juga dapat
digunakan untuk merekam suara ketika wawancara bersama narasumber.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan
beberapa teknik sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
yaitu tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam lain. Hadi dalam
Sugiyono, (2011:203), mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
27
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan
menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
Observasi dilakukan secara menyeluruh terhadap struktur koreografi, busana,
rias, serta alat musik pengiring tari nanggok dengan cara mendatangi Sanggar
Sebimbing Sekundang Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tanggal 26 desember
2013, untuk meminta izin kepada pencipta tari nanggok yaitu ibu Erma Yanti dan
bermaksud mendapatkan informasi mengenai tari nanggok. Selain meminta izin
kepada pencipta tari nanggok peneliti juga melihat dan mengamati proses latihan di
Sanggar Sebimbing Sekundang. Selanjutnya pada tanggal 28 desember 2013 kembali
mendatangi Sanggar Sebimbing Sekundang untuk menemui guru seni budaya SMA
yang merupakan salah satu anggota bidang seni tari di Sanggar Sebimbing
Sekundang, untuk mendapatkan informasi mengenai nilai pendidikan yang
terkandung dalam tari Nanggok, yang dijadikan hasil penelitian. Selanjutnya meminta
izin untuk mendapatkan informasi mengenai musik tari nanggok kepada penata musik
tari nanggok dan mendapatkan informasi selengkap mungkin mengenai tari nanggok
sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses pencarian data tentang diri subyek, wawancara
dapat dilaksanakan secara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur. Peneliti
melakukan tanya jawab dengan narasumber yang komponen dalam bidang yang
diteliti. Tanya jawab berupa pedoman wawancara berbentuk pertanyaan-pertanyaan
secara langsung dan teratur sesuai dengan masalah yang akan diteliti agar
mendapatkan data dan keterangan yang akurat.
Wawancara merupakan sebagai teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara bertukar informasi dan ide melalui
28
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mampu memberikan data yang dibutuhkan. Dalam penulisan laporan penelitian ini,
wawancara dilakukan pada pencipta tari, penari, pemusik, guru seni budaya SMA dan
lembaga yang menaungi seni budaya. Adapun narasumber yang diwawancarai adalah
sebagai berikut:
a. Erma Yanti
Selaku pengurus organisasi Sanggar Sebimbing Sekundang, sekaligus
pencipta tari nanggok. Erma Yanti dijadikan sebagai narasumber inti oleh peneliti
karena beliau merupakan pencipta tari nanggok yang mengetahui tari naggok dari
awal hingga sekarang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Erma Yanti pada tanggal
23 februari 2014 diperoleh data mengenai keseluruhan struktur koreografi, busana
dan rias. Kemudian tanggal 25 februari 2014 iringan musik tari nanggok.
b. Oktamisari
Selaku guru seni budaya SMA di Kabupaten Ogan Komering Ulu, sekaligus
anggota bidang seni tari di Sanggar Sebimbing Sekundang. Ibu Oktamisari dijadikan
narasumber pendukung untuk mengungkap nilai pendidikan yang terkandung dalam
tari nanggok yang akan menjadi hasil penelitian. Berdasarkan hasil wawancara
dengan ibu Oktamisari pada tanggal 25 februari 2014 diperoleh data untuk
memperoleh data tentang pendidikan seni dan semua yang berhubungan tari nanggok.
c. Muthia
Selaku penari tari nanggok sekaligus anggota bidang seni tari di Sanggar
Sebimbing Sekundang dan dijadikan narasumber pendukung oleh peneliti.
Berdasarkan wawancara bersama Muthia pada tanggal 2 januari 2014, peneliti
memperoleh data mengenai struktur tari nanggok.
29
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selaku penata musik tari nanggok sekaligus ketua bidag seni musik di sanggar
sebimbing sekundang dan dijadikan narasumber pendukung untuk mengungkap
musik dan alat musik pengiring tari nanggok. Berdasarkan wawancara pada tanggal 3
januari 2014 bersama Aan, peneliti memperoleh data mengenai iringan dan alat
musik pengiring yang digunakan pada penyajian tari nanggok.
e. Masyarakat
Berdasarkan wawancara pada tanggal 25 februari 2014, peneliti memperoleh
data mengenai respon masyarakat terhadap tari nanggok dan harapan masyarakat
terhadap tari nanggok. Masyarakat juga dijadikan narasumber pendukung oleh
peneliti.
3. Studi Pustaka
Dalam penelitian ini tinjauan atau telaah pustaka perlu dilakuakan dalam
rangka mendapat teori-teori, konsep-konsep tertentu yang akan dijadikan dasar
kebijakan dalam mengkaji permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini, peneliti
melakukan pencarian sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, skripsi, karya ilmiah
yang berkaitan dan mendekati pembahas dengan topik penelitian yang sedang
berlangsung. Penggunaan sumber-sumber tersebut sebagai landasan dalam
mengembangkan dan menganalisis hasil penelitian.
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti memperoleh data dalam penelitian ini
dari beberapa sumber dan perpustakaan, baik dari perpustakaan dimana peneliti
menjalani studi saat ini yaitu perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia peneliti
menemukan buku yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi dan Pertumbuhan Seni
Pertunjukan. Di perpustakaan STSI Bandung peneliti menemukan buku yang berjudul
Tari di Tatar Sunda, Catatan Seni, Antropologi Tari, Menggali Kompleksitas Gerak
30
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendekata Sejarah). Kemudian terakhir peneliti menemukan buku yang berjudul
Pengantar Kebudayaan Sumatera Selatan, Bahan Ajar Mata Kuliah Pengantar
Kesenian dan Pengantar Kebudayaan Sumatera Selatan (Bahan Ajar) di perpustakaan
Universitas PGRI Palembang.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,
hasil karya, maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis
(diurai), dibandingkan dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis,
terpadu, dan utuh.
Dokumentasi ini dilakukan dengan mengamati pertunjukan tari nanggok
terdahulu melalui video yang di arsipkan oleh Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Ogan Komering Ulu, dan foto-foto mengenai tari nanggok
yang di dokumentasikan sendiri oleh peneliti ataupun penari. Hal ini dilaksanakan
untuk mendapatkan data awal dan menambah wawasan tentang penyajian tari
nanggok.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan tari nanggok di Kabupaten
Ogan Komering Ulu, perlu menganalisis berbagai data yang ada, setelah data
terkumpul, kemudian melakukan pendekatan kualitatif yang menggunakan metode
deskriptif. Analisis data adalah pengumpulan data dengan cara reduksi data,
penyajian dan penarikan kesimpulan.
31
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya kemudian
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data dalam penelitian ini digunakan untuk memilih merangkum dan
memfokuskan hal-hal pokok mengenai perkembangan tari nanggok di Kabupaten
Ogan Komering Ulu. Dengan mereduksi data maka akan memberikan gambaran yang
lebih jelas.
2. Penyajian Data
Setelah dilakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data
yaitu menyajikan data secara jelas dan singkat. Penyajian data secara jelas dan
singkat, akan memudahkan dalam memahami aspek-aspek yang diteliti, baik secara
keseluruhan maupun bagian demi bagian yang selanjutnya data disajikan dalam
bentuk deskripsi dan interpretasi sesuai dengan data yang didapat.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori dan sejenisnya. Penyajian data
bertujuan untuk menyusun informasi yang diperoleh dari peneliti di lapangan guna
menarik kesimpulan mengenai tari nanggok di kabupaten Ogan Komering Ulu.
Dalam penyajian data dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi
merupakan gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji
fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda.
Menurut Sugiyono (2010: 330) yang menyebutkan bahwa triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
32
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta sekaligus menguji kredibilitas data yaitu mengecek kredibilitas data dengan
berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Data yanag akan di triangulasi dipilih sebagai berikut: Triangulasi dengan
sumber yaitu membandingkan atau menggabungkan data hasil pengamatan pada
penyajian tari nanggok dengan data hasil dari wawancara terhadap unsur pendukung
pertunjukan tari, yaitu koreografer, penari, pemusik, guru seni budaya SMA serta
masyarakat setempat. Selain itu juga membandingkan hasil wawancara dengan video
tari yang telah di dokumentasikan oleh Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan
Pariwisata Kabupaten Ogan Komering Ulu. Triangulasi dengan metode adalah untuk
pemeriksaan keabsahan data yang akan menghasilkan data yang di dapat dengan cara
mengecek data yang diperoleh berdasarkan penemuan selama proses penelitian dari
beberapa metode-metode penelitian kualitatif yaitu pemeriksaan data yang didapat
dari hasil pengamatan, wawancara, studi pustaka, studi dokumentasi yang disesuaikan
dengan perkembangan tari nanggok.
Terkait dengan penelitian yang dilakukan, menggaris bawahi pengujian
kredibilitas, maka penelitian ini secara garis besar teknik yang digunakan untuk
validasi data adalah triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini adalah data yang
terkumpul dari berbagai metode akan divalidasi oleh beberapa sumber. Pada
penelitian ini peneliti memperoleh data dari berbagai sumber mengenai tari kreasi
nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
3. Kesimpulan
Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dari data yang tersaji. Kesimpulan
dalam bentuk penelitian kualitatif harus menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan
temuan baru sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga
33
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau teori (Sugiyono, 2011:345). Adapun data yang dianalisis dan disimpulkan adalah
sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan struktur koreografi tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan.
b. Mendeskripsikan busana tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering
Ulu, Sumatera Selatan.
c. Mendeskripsikan rias tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan.
d. Mendeskripsikan iringan tari kreasi Nanggok di Kabupaten Ogan Komering
Ulu, Sumatera Selatan.
G. Langkah-langkah Penelitian 1. Survey atau Pra Observasi
Survey atau pra observasi ini dilakukan untuk menentukan objek yang akan
diteliti dan menentukan judul kepada dewan skripsi. Survey ini dilakukan di Sanggar
Sebimbing Sekundang di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
2. Pengajuan Judul
Pada tahap ini peneliti mengajukan beberapa judul yang kemudian dijelaskan
satu per satu dari judul yang diajukan, hal ini untuk mendapatkan judul yang tepat
dijadikan penelitian.
3. Pengajuan Proposal
Setelah judul penelitian ditetapakan maka langkah selanjutnya menyusun
proposal penelitian dan diajukan kepada dewan skripsi yang akan disidangkan.
34
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sidang proposal dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2013. Pada sidang ini
sembilan dewan penguji mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar proposal
penelitian dan kemudian peneliti harus menerima masukan-masukan dewan penguji
dan memperbaiki yang di anggap kurang atau belum benar.
5. Penetapan Pembimbing
Setelah melakuakan sidang proposal, dewan skripsi menetapkan pembimbing
I dan II yang nantinya akan membimbing peneliti dalam penulisan skripsi.
6. Revisi Proposal
Setelah sidang proposal dilaksanakan dan pembimbing I dan II sudah
ditetapkan maka tahap selanjutnya yaitu revisi proposal sesuai dengan masukan
dewan skripsi pada saat sidang proposal.
7. Pengajuan SK
Setelah proposal direvisi maka proposal akan disahkan oleh pembimbing I, II
dan ketua jurusan. Kemudaian proposal dijadikan pengajuan SK yang dikeluarkan
oleh fakultas untuk melakukan penelitian ke lapangan.
8. Pelaksanaan Penelitian
Pada tahapan ini peneliti sudah mulai terjun kelapangan yang di awali
langsung dengan observasi ke tempat yang berkaitan dengan penelitian, yaitu Sanggar
Sebimbing sekundang Kabupaten Ogan Komering Ulu. Kemudian peneliti
mengumpulkan data, lalu akhirnya data diolah dan dianalisis untuk dibuat menjadi
sebuah skripsi dengan melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing.
35
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah skripsi dibuat maka tahapan selanjutnya yaitu mengikuti prasidang
yang akan diuji kembali oleh dewan skripsi dan dewan penguji skripsi. Disini dewan
penguji tetap memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai skripsi dan dewan skripsi
juga memberikan masukan kepada peneliti.
10.Revisi Prasidang Skripsi
Setelah melakukan prasidang, peneliti harus merevisi skripsinya sesuai
dengan masukan para dewan penguji dan melakukan bimbingan kepada dosen
pembimbing I dan II agar skripsinya lebih baik lagi dan dapat diterima oleh dewan
skripsi dengan ketentuan yang sudah ada.
11.Sidang Skripsi
Tahap selanjutnya setelah revisi skripsi yaitu sidang skripsi. Disini skripsi
akan diuji kembali kelayakannya dan akan dipertanggung jawabkan kepada dewan
skripsi melalui sidang skripsi guna mengesahkan hasil penelitian tesebut.
12.Pelaporan
Pada tahapan pelaporan peneliti harus melaporkan hasil penelitiannya menjadi
syarat sebagai sarjana, dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
H. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:
JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA TULIS
KATA PENGANTAR
36
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
[image:36.612.113.545.415.686.2]I. Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian
NO KEGIATAN
WAKTU (BULAN)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Survey V
2 Pengajuan Judul V
3 Pembuatan Proposal V V
4 Seminar Proposal V
5 Revisi Proposal V V
37
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 Pengumpulan Data V V V V
8 Pengolahan Data V V V
82
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa sebuah kreatifitas dari Erma Yanti yang diciptakan pada tahun
2009 yaitu tari Nanggok. Tari Nanggok merupakan tari kreasi yang ditarikan oleh
sekelompok remaja putri. Tari Nanggok menggambarkan kehidupan sehari-hari
masyarakat Ogan yang mempunyai kebiasaan mencari ikan pada saat musim ikan
tiba. Dengan membawa peralatan yaitu tanggok. Tanggok merupakan alat untuk
menangkap ikan yang berbentuk keranjang dan diselamkan ke dalam air. Hati yang
diliputi keceriaan mereka beramai-ramai pergi ke sungai dan berbaris di sepanjang
sungai, bahkan ada yang beperahu menyeberangi sungai. Peristiwa nanggok ini yang
digambarkan sang pencipta tari dalam bentuk tarian yang tercermin dalam setiap
langkah dan kelincahan geraknya.
Tari Nanggok diangkat dari kebiasaan atau tradisinya suatu daerah yang masih
menggunakan alat tradisional yaitu tanggok sebagai alat untuk menangkap ikan di
sungai. Tarian ini semata-mata hanya untuk mengangkat kebiasaan masyarakat Ogan
Komering Ulu dan mengembangkan menjadi tarian daerah agar bisa dinikmati dan
dipahami oleh masyarakat setempat. Berangkat dari ide dasar tarian yang berorientasi
di sekitar perairan sungai Ogan yang memiliki relevansinya terhadap aktifitas
masyarakat dalam melakukan kegiatan di sungai yang terwujud dari ruang gerak tari,
busana, rias, properti, iringan musik serta seluruh pendukung yang terlibat secara
visual yang terjalin dalam bentuk penyajian tari. Penciptaan tari ini sangat berkaitan
dengan masyarakat Ogan Komering Ulu, karena masyarakat Ogan Komering Ulu
selain kebiasaan menangkap ikan, ini merupakan sumber mata pencaraian pokok
83
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Struktur koreografi pada tari nanggok lebih mengutamakan desain garis.
Desain garis yang tercipta dalam tari nanggok ini mempunyai makna yaitu kegiatan
masyarakat ketika berada di sungai untuk mencari atau menangkap ikan dan
menyeberangi sungai sambil mendayung perahu. Dalam hal ini adalah masyarakat
Kabupaten Ogan Komering Ulu. Suatu pertunjukan tari akan menjadi sempurna
sajiannya apabila dilengkapi dengan busana, rias, iringan musik, properti dan seluruh
pendukung yang terlihat visual. Bentuk tersebut ditampilkan diatas pentas sesuai
kebutuhan berupa arena bebas dan berupa panggung arena berbentuk proscenium.
Penyajiannya untuk menyampaikan sebuah nilai atau pesan yang erat kaitannya
dengan tema. Tema tersebut menggambarkan kehidupan dan kegotong royongan di
lingkungan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu dan membawa pesan dengan
adanya peralatan yang canggih tidak meninggalkan penggunaan alat-alat tradisional,
karena masyarakat sangat memegang pada tradisi yaitu tanggok yang terdapat dalam
karya tari yaitu tari nanggok.
Busana yang digunakan tari nanggok ini tidak mempunyai nama khusus,
hanya sering disebut dengan busana nanggok. Busana tari nanggok merupakan
busana ketika masyarakat akan pergi ke sungai. Tata busana yang digunakan dalam
tari naggok ini menggunakan baju kebaya yang terbuat dari bahan saten, kain
selendang yang menutupi dada dan rok setengah lutut yang terbuat dari bahan sipon
serta celana.
Dalam tari Nanggok rias wajah yang digunakan, yaitu rias korektif. Rias
korektif tanpa penokohan, bertujuan untuk mengubah penampilan fisik yang dinilai
kurang sempurna menjadi lebih sempurna.Tata rias korektif selal berhubungan
dengan penampilan sederhana namun lebih elegan karena dapat mengkoreksi
kekurangan dan kelebihan di wajah gara terlihat lebih segar dan sempurna.
Sedangkan dalam penggunaan asesoris menggunakan anting-anting imitasi berwarna
84
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dihiasi tali panjang, melinggakari pinggir sanggul dan menyilang di tengah sanggul
berwarna krem dan emas. Ini merupakan kebiasaan masyarakat dahulu menggunakan
selendang dan dililitkan diatas kepala yang bernama kandok. Pemilihan asesoris
tersebut disesuaikan dengan keadaan yang ada di masyarakat ketika akan melakukan
kegiatan di sungai yaitu cukup mengikat rambut mereka dengan dikuncir atupun
dicepol. Untuk penyajian tari nanggok bagian rambut tidak hanya dikuncir ataupun
dicepol akan tetapi menggunakan sanggul yang posisinya berada di atas kepala
karena untuk menambahkan keindahan aksesoris di kepala dan ke indahan penyajian
tarinya.
Musik sebagai bagian pertunjukan, musik memiliki hubungan sebagai iringan
tari, hal ini dapat dinikmati pada saat gerak tari dilakukan penari sambil menghayati
musik iringannya. Musik menjadi salah satu aspek penuntut irama gerak, iringan
gerak, dan memperkuat tempo dan ke dalaman penghayatan tari secara maksimal.
Motif gerak tidak akan hidup apabila tidak diiringi dengan musik, musik adalah bunyi
yang mempunyai bilangan getar tertentu yang disebut nada, jadi musik merupakan
permainan nada-nada yang merdu didengar. Adapun alat-alat musik yang digunakan
dalam tari nanggok yaitu keyboard, saron, gendang melayu, gong, kenong, bass,
bedug dan simbal.
Dalam tari Nanggok properti yang digunakan adalah tanggok dan kain
selendang. Tanggok adalah alat yang digunakan masyarakat Kabupaten Ogan
Komering Ulu yang berfungsi sebagai tempat untuk menangkap ikan di sungai yang
sangat berguna untuk mereka yang merupakan sumber mata pencarian mereka setiap
hari. Tanggok digunakan para nelayan untuk tempat mengambil ikan yang
diselamkan ke dalam air. Selendang digunakan untuk membentuk pola perahu dan
bergerak maju dengan mendayung ini merupakan keunikan dalam gerak tari dan
85
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengetahuan yang dapat di petik dari tari nanggok ini yaitu sikap kegotong
royongan dan nilai isi yang terkandung di dalamnya adalah walaupun dengan
perkembangan zaman yang semakin modern tetapi tidak membuat masyarakat begitu
saja meninggalkan budaya mereka penggunaan peralatan yang tradisonal.
Tolak ukur pencapaian dari pertunjukan ini terlihat dari keberhasilan para
penari dalam menginterpretasikan peran yang dibawakan, sehingga penampilannya
dapat menciptakan suasana seperti aslinya yaitu melakukan kegiatan di sungai. Ini
berarti penciptaan gerak tari nanggok ini sesuai konsepnya, dengan kata lain terwujud
bennag merahnya antara konsep dan gerak. Selain itu terlihat pula melalui efektifitas
koreografinya yaitu kualitas kerampakan gerak penari yang menari dengan
kecermatan irama, dinamika dan ekspresinya yang pada akhirnya dapat
menyampaikan makna yang hendak diungkapkan oleh pencipta melalui karya tari ini.
Hal ini berarti dalam karya tari ini mendapatkan keindahan dan keberhasilan
penyampaian pesan pencipta kepada penonton melalui bentuk penyajian yang
ditampilkan yang berhasil diwujudkan dari ide cerita.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai tari nanggok dalam hal ini mengenai
struktur koreografi, busana, rias, iringan musik dalam tari nanggok. Maka ada
beberapa hal yang ingin disampaikan dalam bentuk saran yaitu :
1. Peneliti
Diharapkan dapat menambah wawasan mengenai tari kreasi nanggok di
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
2. Seniman dan Budayawan di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Penelitian ini diharapkan kepada para seniman dan budayawan yang mengetahui,
86
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ulu, khususnya informasi tentang kebiasaan masyarakat yang dituangkan ke
dalam bentuk tarian, maka kesenian tersebut harus diinformasikan agar kesenian
tersebut dapat dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Ogan
Komering Ulu.
3. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang tari kreasi
nanggok di Kabupaten Ogan Komering Ulu untuk dapat dijadikan sebagai
inspirasi dalam menciptakan karya tari melalui hasil penelitian ini.
4. Masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu
Dapat memberikan masukan kepada pemerintah dalam pengembangan tari kreasi
nanggok dalam rangka upaya pelestarian seni tari daerah Kabupaten Ogan
Komering Ulu.
5. Guru Seni Budaya di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Agar dapat mengetahui tari nanggok maka tarian ini dapat digunakan sebagai
sumber belajar muatan lokal daerah setempat bagi anak-anak sekolah.
6. Generasi Penerus Budaya
Jangan pernah malu dengan apa yang kita lakukan, dengan banyak belajar dan
berusaha dengan sungguh-sungguh, apa yang hari ini terlihat buruk akan menjadi
sesuatu yang sangat berguna dan bermanfaat dikemudian hari jika kita
bersungguh-sungguh melakukannya, termasuk melestarikan tari nanggok yang
merupakan tari kreasi daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu.
7. Peneliti Lain
Penelitian ini hanya membahas tentang gambaran umum mengenai Tari Kreasi
Nanggok. Pembahasan dibatasi pada struktur koreografi, busana, rias dan alat
musik pengiring pada saat penyajian tari nanggok. Penelitian ini dapat dilanjutkan
87
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
a. Sumber Buku
Budi, Laksana Robert. (2013). Pengantar Kebudayaan Sumatera Selatan. Palembang: FKIP PGRI
Caturwati, Endang. (2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press-STSI
________. (1996). Catatan Seni. Bandung: STSI
Kasmahidayat, Yuliawan. (2012). Apresiasi Simbol dalam Seni Nusantara. Bandung: CV. Bintang WarliArtika
Koentjaraningrat. (2009). Pegantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka
Noviasari, Amelia. (2012). Analisis Dokumentasi Tari Sriwijaya The Golden
Peninsula Dalam Upacara Pembukaan Sea Games Ke-XXVI Tahun 2011 Di Palembang Sumatera Selatan. (Skripsi). Bandung: Jurusan Pendidikan
Seni Tari FPBS UPI
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu. (2013). Sejarah & Profil Kabupaten
Ogan Komering Ulu. Baturaja: OKU
Peterson, Royce Anya. (2007). Antropologi Tari. Bandung: Sunan Ambu Press STSI
Rustiyanti, Sri. (2012). Menggali Kompleksitas Gerak & Merajut Ekspresivitas
Koreografi. Bandung: STSI
Sartono. (2008). Bahan Ajar Mata Kuliah Pengantar Pengetahuan Kesenian. Palembang: FKIP Universitas PGRI
Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan
Sriwijaya, Aning. (2009). Makna Simbolik Tari Sambut Sebimbing Sekundang di
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. (Skripsi). Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Seni Tari UNY
88
Candri MP Ramadhani, 2014
TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiono. (2011). Metode Penel