• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN ADMINISTRATIF KESEHATAN MELALUI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULUTIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAYANAN ADMINISTRATIF KESEHATAN MELALUI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULUTIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PELAYANAN ADMINISTRATIF KESEHATAN MELALUI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULUTIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

Oleh:

Advent Pradita

1112011013

JURNAL ILMIAH

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Judul Skripsi : PELAYANAN ADMINISTRATIF KESEHATAN MELALUI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

Nama Mahasiswa : Advent Pradita

No Pokok Mahasiswa : 1112011013

Bagian : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. FX Sumarja, S. H. , M. Hum. Marlia Eka Putri, S. H. ,M. H.

NIP 19650622 199003 1 001 NIP 198403212006042 001

2. Sekretaris Bagian Hukum Administrasi Negara

Satria Prayoga, S. H. , M. H.

(3)

PELAYANAN ADMINISTRATIF KESEHATAN MELALUI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULUTIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN

Advent Pradita, Dr. FX Sumarja, S. H. , M. Hum. , Marlia Eka Putri, S. H. ,M. H. , Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, 35145 Hp 085664758291

e-mail: advent. pradita01@gmail. com

ABSTRAK

Kesehatan merupakan hak asasi manusia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mendistribusikan kesejahteraan. Keberadaan BPJSadalah salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Hal ini diatur berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2011 dan Peraturan Bupati OKU Timur Nomor 15 Tahun 2016 untuk maksimalnya pelayanan kesehatan di lingkungan OKU timur.

Permasalahan yang diteliti adalah bagaimanakah pelayanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan di Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan dan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksananan pelayanan kesehatan melalui program BPJS Kesehatan menurut masyarakat di Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan.

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data sekunder berasal dari peraturan perundang-undangan dan literatur, sedangkan data primer diperoleh dari studi lapangan melalui wawancara. Data diolah dan dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian bahwa Pelaksanaan pelayanan kesehatan melalui BPJS belum terlaksana secara maksimal karena pelaksaan pelayanan kesehatan yang belum terealisasi seluruhnya. Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dana kapitasi di Puskesmas OKU Timur dialokasikan berdasarkan UU 15 Tahun 2016. Faktor pendukung pelayanan kesehatan melalui BPJS yaitu, tersedianya sarana pelayanan kesehatan (alat medis), adanya kedisplinan dalam bekerja, dan adanya rasa tanggung jawab pemberi pelayanan kesehatan, sedangkan faktor penghambat yaitu, alokasi dana alat medis yang minim untuk puskesmas dan kartu KIS belum tersebar secara merata. Perlu penambahan anggaran APBD untuk alat medis dan peningkatan Sumber Daya Manusia.

(4)

ABSTRACT

Health is a human right, Social Security Agency (BPJS) distribute welfare. The existence BPJSadalah one way to meet the needs of basic life and improve the dignity towards the creation of a prosperous Indonesia, equitable, and prosperous. It is regulated by Law No. 24 of 2011 and the East OKU decree No. 15 of 2016 for maximum environmental health services in eastern OKU.

Problems studied is how the health service through BPJS in East OKU District of South Sumatra province and any supporting factors and obstacles in health care through the plan program BPJS by communities in East OKU District of South Sumatra Province.

Approach to the problem which is used in this research is normative juridical and empirical jurisdiction. Secondary data derived from legislation and literature, while the primary data obtained through interviews of field study. The data is processed and analyzed qualitatively.

The results of the research that the implementation of health care through BPJS has not been done up for the implementation of health services which have not been realized fully. Health services performed by hospitals and health centers the ministry of health promotive, preventive, curative, and rehabilitatif. Dana capitation in PHC East OKU allocated by Law 15 of 2016. Factors supporting health care through BPJS namely, the availability of health care (medical devices), their discipline in their work, and their sense of responsibility for health care providers, while inhibiting factor, namely, the allocation for minimal medical equipment for health centers and KIS card has not been spread evenly. Budgets need to increase the budget for medical devices and enhancement of Human Resources.

(5)

I. PENDAHULUAN

Keberadaan institusi bernama Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) adalah salah satu cara untuk

dapat memenuhi kebutuhan dasar

hidup yang layak dan meningkatkan

martabatnya menuju terwujudnya

masyarakat Indonesia yang sejahtera,

adil, dan makmur. Tujuan Sistem

Jaminan Sosial Nasional

memberikan jaminan terpenuhinya

kebutuhan hidup yang layak bagi

peserta atau anggota keluarganya.

Badan Penyelenggara Jaminan

Sosialakan menjalankan jaminan

kesehatan yang berasal dari Program

Jaminan Kesehatan (Askes), Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

pemerintah, Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan (JPK) Jamsostek. Badan

Penyelenggara Jaminan Kesehatan

Ketenagakerjaan menyelenggarakan

berbagai program diantaranya

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan

Kematian (JK), dengan

menambahkan Jaminan Pensiun (JP)

mulai juli 20151. Undang-Undang

1

Tim Visi Yustisia. 2014.Memperolah Jaminan Sosial Dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Jakarta: Visimedia. Hlm. 1.

Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional menentukan

program jaminan nasioanal yang

dilaksanakan oleh beberapa badan

penyelenggara secara bertahap dapat

menjangkau kepesertaan yang lebih

luas , serta memberikan manfaat

yang lebih baik bagi setiap peserta.

Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 40 tahun 2004 menentukan

bahwa, “pemerintah secara bertahap

mendaftarkan peneriman bantuan

iuran sebagai peserta kepada Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial”2

.

Jaminan kesehatan di Indonesia

merupakan salah satu hak yang harus

dimiliki oleh tiap warga negara.

Didalam Undang-undang Dasar 1945

pasal 28 H dan Undang-undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang

kesehatan, menetapkan bahwa

kesehatan merupakan hak asasi

manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan

sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

2

(6)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan yang

implementasinya dimulai 1 januari

2014. 3 Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) yang akan

dibentuk berdasarkan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011

tentang BPJS yang merupakan

transformasi dari empat Badan

Usaha Milik Negara (Askes,

ASABRI, Jamsostek dan Taspen).

BPJS mendistribusikan kesejahteraan

sekaligus perlindungan bagi seluruh

rakyat Indonesia. Sebelum BPJS

dibentuk, telah ada beberapa

program jaminan sosial, yaitu

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek) yang mencakup program

jaminan pemeliharaan kesehatan,

jaminan kecelakaan kerja, jaminan

hari tua, dan jaminan kematian bagi

tenaga ketenagakerjaan.

Pelaksanaan berbagai program

jaminan sosial tersebut mampu

memberikan perlindugan yang adil

dan memadai kepada para peserta

sesuai dengan manfaat program yang

menjadi hak peserta. Sehubungan

dengan hal diatas maka perlu

3

Anggota IKAPI. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin. Bandung: Fokus Media. Hlm 84.

diadakannya penyusunan sistem

jaminan sosial dimana penyelenggara

jaminan sosial oleh beberapa

penyelenggara jaminan sosial yang

dapat menjangkau kepesertaan yang

lebih luas serta memberikan manfaat

yang lebih besar bagi setiap peserta.

Oleh karena itu untuk mewujudkan

tujuan sistem jaminan sosial nasional

maka dibentuklah BPJS yang terdiri

dari BPJS Kesehatan dan BPJS

Tenaga Ketenagakerjaan.

Berdasarkan latar belakang di atas,

permasalahan dalam penelitisan ini

diuraikan sebagai berikut (1)

Bagaimanakah pelayanan

administratif kesehatan melalui BPJS

Kesehatan di Kabupaten OKU Timur

Provinsi Sumatera Selatan? (2) Apa

saja faktor pendukung dan

penghambat dalam pelaksananan

pelayanan kesehatan melalui

Program BPJS Kesehatan menurut

masyarakat di Kabupaten OKU

Timur ProvinsiSumatera Selatan ?

II. METODE PENELITIAN

Pendekatan masalah merupakan

proses penyelesaian atau pemecahan

masalah melalui tahapan-tahapan,

yang telah ditentukan sehingga

(7)

penelitian ini dilakukan dengan

penelitian hukum yuridis normatif,

yaitu penelitian hukum yang objek

kajiannya meliputi

ketentuan-ketentuan peraturan

perundang-undangan serta penerapannya pada

peristiwa hukum. Dan dilakukan

pendekatan yuridis empiris yaitu

dengan cara studi lapangan untuk

mengetahuikenyataan-kenyataan

yang terjadi mengenai pelayanan

administratif kesehatan melalui

program BPJS Kesehatan di

Kabupaten OKU Timur provinsi

Sumatera Selatan.

2.1.Sumber Data

Sebagai dasar pembahasan dalam

penelitian ini digunakan sebagai

bahan penelitian yang bersumber

dari data-data sebagai berikut:

2.1.1.Data Primer

1) Data Primer adalah data yang

diperoleh dari studi lapangan

yaitu hasil wawancara dengan

responden yaitu Bapak

Sugihartono selaku Pegawai

Dinas Kesehatan, Dokter Deni

Sasmito selaku Kepala IGD di

salah satu Rumah Sakit di OKU

Timur Provinsi Sumatera Selatan,

Dokter Triana Minarni selaku

Kepala Puskesmas di OKU Timur

ProvinsiSumatera Selatan,

Pengguna BPJS di Kabupaten

OKU Timur, ProvinsiSumatra

Selatan.

2.1.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang

diperoleh dari studi pustaka terhadap

bahan-bahan hukum dan dokumen

yang berhubungan dengan

permasalahn yang dibahas. Data

sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain :

1. Bahan hukum primer,antara lain

Undang-Undang Dasar 1945,

Undang-Undang Nomor 23 Tahun

1992 tentang Kesehatan,

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional, Undang-Undang Nomor

24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial,

Peraturan Pemerintah Nomor 101

Tahun 2012 tentang Penerimaan

Bantuan Iuran (PBI), Peraturan

Presiden Nomor 12 Tahun2013

tentang Jaminan Kesehatan,

Peraturan Pemerintah Nomor 84

Tahun 2015 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor

87 Tahun 2013 tentang

(8)

Kesehatan, Keputusan Bupati

Ogan Komering Ulu Timur

Nomor 15 Tahun 2016 tentang

Alokasi Dana Kapitasi Jaminan

Kesehatan Nasional pada

Puskesmas Dilingkungan

Pemerintah Kabupaten Ogan

Komering Ulu Timur.

2. Bahan hukum sekunder adalah

bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan

hukum primer dan dapat

membantu menganalisa dan

memahami bahan hukum primer

berupa Undang-Undang,

buku-buku, literatur maupun data-data

lainnya.

3. Bahan hukum tersier adalah bahan

hukum lain yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder, seperti

hasil penelitian, Kamus Hukum,

Kamus Besar Bahasa Indonesia,

artikel-artikel di internet dan

bahan-bahan lain yang sifatnya

karya ilmiah berkaitan dengan

masalah yang akan dibahas dalam

penelitian ini.

2.2. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

2.2.1.Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang benar

dan akurat dalam penelitian ini

ditempuh prosedur sebagai berikut:4

1) Studi Lapangan (Field

Reasearce)

Studi Lapangan adalah

mengumpulkan data yang

dilakukan dengan mengadakan

penelitian langsung pada tempat

atau objek penelitian yaitu

dengan menggunakan teknik

wawancara kepada narasumber,

yaitu

1. Bapak Sugihartono selaku

Pegawai Dinas Kesehatan,

2. Dokter Deni Sasmito selaku

Kepala IGD di salah satu

Rumah Sakit di OKU Timur

ProvinsiSumatera Selatan,

3. Dokter Triana Minarni selaku

Kepala Puskesmas di OKU

Timur Provinsi Sumatera

Selatan,

4. Pengguna BPJS di Kabupaten

OKU Timur, Provinsi

Sumatra Selatan.

4

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum,

(9)

2) Studi Kepustakaan (Library

Research)

Studi kepustakaan adalah

mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara

membaca, mengutip, mencatat

dan memahami berbagai literatur

yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti

dengan berbagai sumber.

2.2.2.Pengolahan Data

Setelah semua data yang diperlukan

terkumpul, maka pengolahan data

dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Identifikasi

Identifikasi data yaitu mencari

dan menetapkan data yang

berhubungan dengan

Pengawasan penyaluran pupuk

bersubsidi dan pestisida oleh

Komisi Pengawas Pupuk Dan

Pestisida di Kabupaten Lampung

Timur.

2. Editing

Editing data yaitu meneliti

kembali data yang diperoleh dari

keterangan para responden

maupun dari kepustakaan, hal ini

perlu untuk mengetahui apakah

data tersebut sudah cukup dan

dapat dilakukan.

3. Klasifikasi Data

Klasifikasi data yaitu menyusun

data yang diperoleh menurut

kelompok yang telah ditentukan

secara sistematis sehingga data

tersebut siap untuk dianalisis.

4. Sistematisasi Data

Sistematisasi data yaitu

penyusunan data secara teratur

sehingga dalam data tersebut

dapat dianalisis menurut susunan

yang benar dan tepat.

5. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan yaitu

langkah selanjutnya setelah data

tersusun secara sistematis,

kemudian dilanjutkan dengan

penarikan suatu kesimpulan

yang bersifat umum dan yang

bersifat khusus.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1.Gambaran Umum Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

Sarana dan prasarana OKU timur

pada tahun 2016 yaitu 756 unit, data

tenaga kesehatan sebanyak 939

pegawai, dengan keberadaan BPJS di

OKU Timur pelayanan kesehatan

masyarakat secara umum telah

meningkat. Hal ini menunjukan

(10)

banguna dan prasarana lain,

dukungan sumber daya manusia di

bidang kesehatan yang berkualitas

dan dalam jumlah yang memadai

menjadi faktor kunci bagi upaya

pelayanan kesehatan pada

masyarakat OKU Timur. Pelayanan

kesehatan masyarakat dirahkan

kepada :

a. Pelayanan kesehatan penduduk

b. Pelayanan kesehatan terhadap

tenaga produktif

c. Usaha preventif kesehatan

3.2.Tugas Pokok dan Wewenang Struktur Tata Kelola BPJS Kesehatan

Struktur tata kelola BPJS Kesehatan

lingkungan BPJS Kesehatan dengan

mengacu pada ketentuan yang

terdapat dalam Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2011 tentang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

yang berlaku bagi BPJS Kesehatan

adalah sebagai berikut :

Dewan Pengawas merupakan organ

BPJS Kesehatan yang bertugas untuk

melakukan pengawasan atas

pelaksanaan pengurusan BPJS

Kesehatan oleh Direksi dan

memberikan nasihat kepada Direksi

dalam penyelenggaraan program

Jaminan Sosial Kesehatan oleh BPJS

Kesehatan. Fungsi Dewan Pengawas,

sesuai dengan Pasal 22 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2011 adalah melakukan pengawasan

atas pelaksanaan tugas BPJS

Kesehatan. Dewan Pengawas

bertugas

a. Melakukan pengawasan atas

kebijakan pengelolaan BPJS

Kesehatan dan kinerja Direksi;

b. Melakukan pengawasan atas

pelaksanaan pengelolaan dan

pengembangan Dana Jaminan

Sosial oleh Direksi;

c. Memberikan saran, nasihat, dan

pertimbangan kepada Direksi

mengenai kebijakan dan

pelaksanaan pengelolaan BPJS

Kesehatan;

d. Menyampaikan laporan

pengawasan penyelenggaraan

Jaminan Sosial sebagai bagian

dari laporan BPJS Kesehatan

kepada Presiden dengan tembusan

kepada DJSN.

Direksi BPJS Kesehatan yang

selanjutnya disebut Direksi adalah

organ BPJS Kesehatan yang

berwenang dan bertanggung jawab

penuh atas pengurusan BPJS

Kesehatan untuk kepentingan BPJS

(11)

tujuan, dan prinsip BPJS Kesehatan,

serta mewakili BPJS Kesehatan, baik

di dalam maupun di luar pengadilan.

Sesuai ketentuan Pasal 24 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2011, Direksi BPJS Kesehatan

berfungsi melaksanakan

penyelenggaraan kegiatan

operasional BPJS Kesehatan yang

menjamin Peserta untuk

mendapatkan manfaat sesuai dengan

haknya. Direksi bertugas untuk:

a. Melaksanakan pengelolaan BPJS

Kesehatan yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan evaluasi,

b. Mewakili BPJS Kesehatan di

dalam dan di luar pengadilan; dan

c. Menjamin tersedianya fasilitas

dan akses bagi Dewan Pengawas

untuk melaksanakan fungsinya.

3.3.Pelayanan Kesehatan Kabupaten OKU Timur

4.3.1. Prosedur Pendaftaran Peserta BPJS

Prosedur pendaftaran peserta

ditentukan berdasarkan kategori

peserta diantaranya:

a. Pendaftaran Bagi Penerima

Bantuan Iuran / PBI

Pendataan Fakir Miskin dan Orang

Tidak mampu yang menjadi peserta

PBI dilakukan oleh lembaga yang

menyelenggarakan urusan

Pemerintahan di bidang statistik

(Biro Pusat Statistik) yang

diverifikasi dan divalidasi oleh

Kementerian Sosial.

b. Pendafataran Bagi Peserta

Pekerja Penerima Upah / PPU

Perusahaan/ Badan usaha

mendaftarkan seluruh karyawan

beserta anggota keluarganya ke

Kantor BPJS Kesehatan.

4.3.2.Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Timur

Berdasarkan hasil wawancara dengan

Bapak Sugihartono selaku pegawai

Dinas Kesehatan,5 mengatakan

bahwa pelayanan kesehatan adalah

setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri atau secara bersama-sama

dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok dan ataupun

masyarakat.

Peran dan kewenangan dinas

kesehatan provinsi dan kabupaten/

kota merupakan isu penting dalam

5

(12)

revisi PP No. 38 Tahun 2007

(tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota)

dan PP No. 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah. dinas

kesehatan provinsi dan

kabupaten/kota akan berfokus

sebagai regulator, atau akan memiliki

fungsi rangkap sebagai regulator

sistem kesehatan sekaligus sebagai

operator pelayanan kesehatan.

Berdasarkan wawancara dengan

Bapak Sugihartono selaku Pegawai

Dinas Kesehatan, mengatakan

bahwa, Prosedur pelayanan yang

seharusnya dilakukan menurut

peraturan perundang-undangan

namun pada keadaan nyatanya belum

berjalan sesuai dengan tujuan

peraturan pelayanan kesehatan

melalui BPJS yang telah di tetapkan

dikarenakan proses pemberian

pelayanan melalui program BPJS ini

belum tersusun secara rapi dan

belum terkoordinir secara baik di

pemerintah OKU Timur.

Pelayanan BPJS kemasyarakat

didaerah OKUTimur sudah berjalan

sebagaimana mestinya dan sesuai

dengan peraturan

perundang-undangan serta sesuai dengan

pelaksanaannya. Selaku pegawai

dinas kesehatan memberikan

pendapat bahwa semua perencanaan

dan pelaksanaan kadang tidak

sepenuhnya berjalan dengan lancar.

Misalnya akhir-akhir ini kami kurang

berkoordinasi dengan pemerintah

daerah OKUTimur yang berimbas

pada program kerja

dipuskesmas-puskesmas. Untuk itu kami perlu

mengevaluasi kembali hubungan dan

program kerja antara pemerintahan

dan dinkes demi kepuasan

msayarakat OKUTimur khususnya

pelayanan BPJS kesehatan. Menurut

Arsip peserta BPJS tahun 2016 ini

hingga Bulan maret tercatat jumlah

peserta BPJS.

4.3.3. Pelayanan Kesehatan melalui Puskesmas

Berdasarkan hasil wawancara dengan

Dokter Triana Minarni selaku kepala

Puskemas,6 mengatakan bahwa

Puskesmas adalah suatu kesatuan

organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan

kesehatan masyarakat yang juga

6

(13)

membina peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu kepada masyarakat di

wilayah kerjanya dalam bentuk

kegiatan pokok.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan

melalui BPJS di Puskesmas

Kabupaten OKU Timur dilakukan

berdasarkan peraturan pemerintah

yaitu Peraturan Bupati Ogan

Komering Ulu Timur Nomor 15

Tahun 2016. 7 Keputusan bupati ini

memutuskan tentang pembahayaran

dana kapitasi sebesar 70% (tujuh

puluh persen) digunakan untuk

pembayaran jasa pelayanan

kesehatan pada puskesmas

dilingkungan pemerintah Kabupaten

OKU Timur dan dan alokasi dana

kapitasi untuk pembayaran dukungan

biaya operasional pelayanan

kesehatan pada puskesmas

ditetapkan untuk obat, alat

kesehatan, dan bahan medis habis

pakai maksimal sebesar 10%

7

Keputusan Bupati Ogan Komering Ulu Timur Nomor 15 Tahun 2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Puskesmas Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

(sepuluh persen), serta kegiatan

operasional pelayanan kesehatan

lainnya sebesar 20% (duapuluh

persen).

4.3.4. Pelayanan Kesehatan Pasien Rumah Sakit Kabupaten OKU Timur

Upaya kesehatan yang

diselenggarakan dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif) dan pemulihan kesehatan

(rehabilitative) yang diselenggarakan

secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan Bapak Deni

Sasmito,selaku dokter RS Kabupaten

OKU Timur,8 mengatakan bahwa

upaya pelayanan kesehatan yang

dilakukan pihak rumah sakit meliputi

semua upaya yang di sebutkan di

atas namun upaya yang sering

dilkukan pihak rumah sakit ialah

upaya kesehatan penyembuhan

penyakit dan upaya pemulihan

kesehatan.

8

(14)

4.4.Faktor Pendukung dan Penghambat Pelayanan BPJS

Faktor pendukung pelayanan

kesehatan terhadap pasien BPJS

Kesehatan :

a. Tersedianya sarana (peralatan

medis secara umum) dalam

melayani pasien, eksistensi

peralatan medis, seperti alat

tensi, pengukur berat badan, alat

suntik, obat, dan lain-lain.

b. Adanya kedisplinan dalam

bekerja, karena adanya

dukungan dari tenaga dan

sumber daya yang memadai.

c. Adanya rasa tanggung jawab

dari pemberi pelayanan

kesehatan terhadaop pasien yang

merupakan peserta BPJS

Kesehatan.

Faktor penghambat pelayanan

kesehatan melalui BPJS diantaranya

belum tersedianya secara maksimal

peralatan-peralatan pelayanan medis

terhadap pasien rawat inap di

puskesmas Kabupaten OKU Timur

karena alokasi dana untuk alat medis

yang minin pada puskesmas OKU

Timur, dan kartu KIS belum tersebar

secara merata.

IV. PENUTUP 4.1.Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah

dikemukan pada pembahasan

sebelumnya, maka kesimpulan yang

didapat dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Pelayanan kesehatan adalah setiap

upaya yang diselenggarakan sendiri

atau secara bersama-sama dalam

suatu organisasi untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga, kelompok dan

ataupun masyarakat. Pelaksanaan

pelayanan kesehatan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2011 tentang BPJS sudah dilakukan

sesuai diupayakan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang

berlaku, namun prosedur pelayanan

yang diberikan belum terlaksanan

dan terkoordinir secara baik. Upaya

pembangunan kesehatan melalui

BPJS Kesehatan meliputi Kurasi

(Penyembuhan), Promotif

(peningkatan derajat kesehatan),

Prevensi (Pencegahan), Rehabilitasi

(Pemulihan). Pelayanan kesehatan

melalui BPJS dapat dilakukan oleh

(15)

sakit, namun masih ada tingkat

kepuasan pasien yang tergolong

tingkat kurang puas, ada perbedaan

kepuasan pasien terhadap pelayanan

rawat inap, pelayanan pada peserta

PBI dan Non PBI masih ada

perbedaan pelayanan kesehatan yang

diberikan, jadi pengaruh positif

antara kinerja pegawai terhadap

kepuasan pasien pengguna BPJS

kesehatan merupakan hal yang

paling dominan. Dana kapitasi di

puskesmas OKU Timur di

alokasikan berdasarkan UU Nomor

15 tahun 2016.

Faktor penghambat pelayanan

kesehatan melalui BPJS diantaranya

belum tersedianya secara maksimal

peralatan-peralatan pelayanan medis

terhadap pasien rawat inap di

puskesmas Kabupaten OKU Timur

karena alokasi dana untuk alat medis

yang minin pada puskesmas OKU

Timur dan kartu KIS belum tersebar

secara merata.

4.2.Saran

Adapun beberapa saran yang dapat

diberikan dan dijadikan bahan

pertimbangan sehubungan dengan

pelayanan administrasi kesehatan

melalui BPJS Kesehatan di

Kabupaten OKU Timur:

1. Sebaiknya pemerintah lebih

meningkatkan pengawasan

terhadap pelayanan admistratif

yang dilkukan oleh unit-unit

kesehatan yang ada di

Kabupaten OKU Timur. Dan

Peningkatan kualitas tenaga

medis yang melayani

masyarakat.

2. Sebaiknya pemerintah

menyebarkan kartu KIS secara

merata dan meningkatkan dana

subsidi untuk perlatan medis di

Kabupaten OKU Timur.

DAFTAR PUSTAKA

A.Literatur

Anggota IKAPI. 2011. Sistem

Jaminan Sosial Tenaga

Kerja. Bandung:

Fokusmedia.

Anggota IKAPI. Badan

Penyelenggara Jaminan

Sosial dan Penanganan

Fakir Miskin. Bandung:

Fokus Media.

Asyhadie, Zaeni. 2007. Aspek-Aspek

Hukum Jaminan Sosial

(16)

Djumhana, Muhamad. 1994. Hukum Ekonomi Sosial Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Juanita. 2002. Peran Asuransi

Kesehatan dalam

Benchmarking Rumah Sakit dalam Menghadapi Krisis

Ekonomi, Universitas

Sumatra Utara : PPS.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Manan, Bagir. 2004. Teori dan

Politik Konstitusi,

Yogyakarta, FH-UII Press.

Nasution, Bahder Johan. 2005.

Hukum Kesehatan

Pertanggungjawaban

Dokter. Jakarta : Rineka Cipta.

Paptianingsih, Sri. 2006. Kedudukan

Hukum Perawat dalam

Upaya Pelayanan

Kesehatan di Rumah Sakit,

Jakarta : Rajagrafiando Persada.

Salim, Joko. 2014. Pelaksanaan

Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial 2014 Edisi

Pertama. Jakarta:

Harvarindo.

Strong, C. F. 1963, Modern Political

Constitution, London,

Sidgwick and Jackson.

Sulastomo. 2007. Sistem Jaminan

Sosial Nasional Sebuah

Introduksi, Rajawali Pers, Jakarta.

Tunggal, Hadi Setia. 2014.

Peraturan

Perundang-Undangan Badan

Penyelenggara Jaminan

Sosial. Jakarta: Harvarindo.

Yustisia, Tim Visi. 2014.

Memperolah Jaminan

Sosial Dari Badan

Penyelenggara Jaminan

Sosial Ketenagakerjaan.

Jakarta: Visimedia.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerimaan Bantuan Iuran (PBI).

(17)

Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Aset Jaminan Soaial Kesehatan.

Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Timur Nomor 15 Tahun 2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Puskesmas Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

C.Sumber Lain

http://www.bpjs-kesehatan.go.id/ statis-13-manfaat.html dikunjungi tanggal 24 Desember 2015 pukul 17:40 wib

www.bpjs kesehatan OKU Timur. go.id Tanggal 26 November 2015, Pukul 15:44

http://www.bpjs-kesehatan.go. id/statis-2-visidanmisi. html dikunjungi tanggal 15 Desember 2015 pukul 16:45 wib

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perlakuan pemberian pupuk organik cair dan perlakuan macam varietas tidak terjadi interaksi nyata terhadap rerata bobot kering biji per tanaman dapat dilihat pada

Dengan sub-sub masalah: (1) Bagaimanakah kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial menggunakan model kooperatif make a match di kelas

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Rizki, H (2014) yang menyatakan apabila bahan baku yang digunakan dalam pembuatan yoghurt memiliki kadar protein yang cukup

Implementasi monitoring dan evaluasi visi misi yang dilakukan di tingkat jurusan berjalan dan berhasil baik jika didukung oleh komitmen para pelaku, manajemen

(1996) pada dasarnya sebuah robot bawah laut yang dikendalikan oleh operator ROV, untuk tetap dalam kondisi yang aman, pada saat ROV bekerja di lingkungan yang berbahaya [11]..

Pada intinya, peningkatan kompetensi professional guru melalui supervisi akademik di SMP Negeri 1 Lolowau masih tergolong kurang, sehingga masih perlu dilakukan

Harry tak menutup mata, sebagai perusahaan bahan peledak yang sepenuhnya dimiliki negara, perusahaan tak hanya semata mengejar profit, namun bagaimana menjadikan PT Dahana