• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru melalui Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Lolowau Kabupaten Nias Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru melalui Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Lolowau Kabupaten Nias Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Dharmawangsa

MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA

SEKOLAH SMP NEGERI 1 LOLOWAU KABUPATEN NIAS SELATAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh : Torozatulo Zega NIP. 19680724 199903 1 001

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profesionalitas guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lolowau, Kabupaten Nias Selatan melalui supervisi akademik. Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif. Dalam penulisan ini penulis menggunakan tehnik mengumpulkan data adalah wawancara dan teknik observasi. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan peningkatan kompetensi profesional guru melalui supervisi akademik di SMP Negeri 1 Lolowau, Kabupaten Nias Selatan masih tergolong rendah, sehingga dibutuhkan peningkatan dan perbaikan lagi agar guru memiliki kompetensi professional. Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah SMP Negeri 1 Lolowau, Kabupaten Nias Selatan dilakukan dengan cara membagi tugas supervisi akademik dengan wakil kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi terhadap guru-guru senior dan guru-guru senior.

Kata kunci : kompetensi, profesional guru dan supervisi akademik 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Guru merupakan suatu pekerjaan profesional, yang memerlukan suatu keahlian khusus. Karena keahliannya bersifat khusus, guru memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan pembelajaran, yang akan menentukan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam sistem pendidikan dan pembelajaran dewasa ini kedudukan guru dalam proses pembelajaran di sekolah belum dapat digantikan oleh alat atau mesin secanggih apapun. Keahlian khusus itu pula yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. Dalam kasus profesi yang berubah perlahan-lahan yaitu mengajar, pendidik terus berjuang menemukan jalan untuk menyeimbangkan kemampuan dengan tanggung jawab moral, dan untuk menyakini bahwa mereka dapat mendidik semua anak.

Dalam upaya mengembangkan profesi dan kompetensi guru dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional, dapat dilakukan melalui beberapa strategi atau model. Pengembangan tenaga kependidikan (guru) “dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training”. Pengembangan profesionalisasi guru dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi, kelompok guru, maupun individu guru sendiri. Dari perspektif institusi, pengembangan guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi adalah penting, namun yang paling berperan penting adalah berdasar kebutuhan individu guru untuk menjalani proses profesionalisasi. Tuntutan untuk meningkatkan kompetensi guru

(2)

Universitas Dharmawangsa

bila tidak dibarengi dengan kemauan, tekad dan kreativitas yang tumbuh dari diri sendiri, maka akan sia-sia, tidak bermanfaat.

Guru dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar akan berhasil secara optimal apabila guru benar-benar menguasai kemampuan dasar tersebut jelas bahwa setiap guru dituntut oleh bidang profesi keguruannya untuk menjadi guru yang baik harus mampu menentukan indicator, materi pelajaran, strategi, metode, langkah-langkah kegiatan alat bantu, sumber belajar, dan kemampuan merencanakan waktu dan penilaian. Selain mampu membuat perencanaan, guru juga harus mampu melaksanakan pengajaran sesuai dengan perencanaan pengajaran yang telah disusun.

Berkaitan dengan masalah ini, sering ditemui di lapangan bahwa guru dalam membuat rencana pembelajaran sudah bagus, tetapi pada pelaksanaan pengajaran tidak sesuai dengan yang telah ditulis di dalam perencanaan. Misalnya dalam perencanaan pengajaran ditulis metoda yang digunakan adalah metode diskusi, ternyata pada saat pelaksanaan yang digunakan adalah metode ceramah. Rencana pembelajaran sering tidak dibawa serta ke dalam kelas pada saat mengajar sehingga apa yang telah direncanakan tidak sesuai dengan pelaksanaan.

Berkaitan dengan kemampuan melaksanakan pengajaran, dalam hal ini diharapkan guru harus mampu menguasai bahan pelajaran, mampu mengelola kelas, memotivasi siswa, menggunakan media, interaksi dengan siswa serta membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru harus mampu melaksanakan evaluasi pengajaran yaitu melakukan penilaian hasil dan proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Maka penilaian proses pembelajaran tersebut sangat penting harus dilaksanakan oleh guru yang tujuan utamanya adalah untuk melihat kelemahan atau kebaikan suatu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Penilaian terhadap proses belajar mengajar bertujuan agak berbeda dengan tujuan penilaian hasil belajar. Apabila penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada derajat penguasaan tujuan pengajaran (Instruksional) oleh para siswa, maka tujuan penilaian proses belajar mengajar lebih ditekankan pada perbaikan dan pengoptimalkan kegiatan belajar mengajar itu sendiri terutama efesiensi keefektifan-produktivitas (Nana Sudjana, 2005 :57).

Selain mampu melaksanakan penilaian atau evaluasi, guru juga harus mampu melaksanakan perbaikan terhadap pengajaran yang dilaksanakan berdasarkan hasil penilaian dan proses pembelajaran. Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional, dalam hal ini perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses belajar (Nana Sudjana, 2005).

Guru memiliki peran yang bersifat multi fungsi, lebih dari sekadar yang tetuang pada produk hukum tentang guru, seperti Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen dan Peraturan Pemerintah No. 74 tentang Guru, bahwa guru berperan sebagai perancang, penggerak, evaluator, dan motivator.

Ketiga indikator dari profesional guru tersebut, yaitu: perencanaan pembelajaran (input), pelaksanaan pembelajaran (proses), dan evaluasi pembelajaran (output) dilakukan oleh guru dengan baik, maka profesional guru bisa dikatakan baik. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga profesional maka perlu diadakan pembinaan secara terus-menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya.

Supervisi akademik merupakan salah satu tugas kepala sekolah, guru senior dan tim pengawas dari Dinas Pendidikan dalam membina guru melalui fungsi pengawasan.

(3)

Universitas Dharmawangsa

Pengawasan pada intinya yaitu melakukan pembinaan, bimbingan untuk memecahkan masalah pendidikan termasuk masalah yang dihadapi guru secara bersama dalam proses pembelajaran dan bukan mencari kesalahan guru.

Tugas pokok pengawas sebagai pengawas atau supervisor akademik yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek teknis pendidikan dan pembelajaran, dan supervisor manajerial yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek manajemen sekolah.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profesionalitas guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lolowau, Kabupaten Nias Selatan melalui supervisi akademik.

1.3. Metode Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif dengan memaparkan secara alami fakta dengan ditemukan di lapangan tentang profesionalitas guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lolowau.

Subjek Penelitian ini adalah guru, Kepala Sekolah, dan tim pengawas dari Dinas Pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lebih satu instrumen penelitian yang kesemuanya merupakan alat yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang akurat. Dalam penulisan ini penulis menggunakan tehnik mengumpulkan data adalah wawancara dan teknik observasi.

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data. Data yang diperoleh umumnya adalah data kualitatif. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif.

2. Uraian Teoritis

2.1. Kompetensi Profesional

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tertulis bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Pada Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) yang menyebutkan kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Melalui penjabaran dalam Undang-Undang Guru dan Dosen dalam pasal 10 ayat (1) yang menjelaskan tentang penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.

2.2. Profesionalitas Guru

Istilah profesional berasal dari kata profesi, artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang, dan memiliki suatu ketrampilan tertentu. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intense.

Rimang (2011: 24) mengemukakan: bila pekerjaan guru merupakan suatu profesi, maka keahlian mendidik harus ada dan melekat pada profesi guru. Profesi guru apabila dijalankan dengan penuh ketekunan dan dedikasi yang tinggi dan dia mengembangkan

(4)

Universitas Dharmawangsa

satu disiplin ilmu dalam bidang pendidikan, maka orang tersebut telah menjalankan suatu spesialisasi ilmu pendidikan.

Dalam konteks ini yang dimaksud profesional adalah sebagai guru. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya didasarkan kepada ilmuan yang dimilikinya yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, social, maupun akademis.

Guru-guru yang profesional itu memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki kemampuan sebagai ahli dalam bidang mendidik dan mengajar; memiliki rasa tanggung jawab, yaitu mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap tugasnya; memiliki rasa kesejawatan dan menghayati tugasnya sebagai suatu karir hidup serta menjunjung tinggi kode etik jabatan guru.

Menurut Suprahatiningrum (2013:23) bahwa: guru merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan pekerjaan sebagai guru. Profesi guru memerlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru profesional, yang harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pembelajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan Profesi ini juga perlu pembinaan dan pengembangan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.

Profesionalitas guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, kualitas keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

2.3. Supervisi Akademik

Supervisi dapat di artikan sebagai pemberian bantuan dan pengembangan kemampuan kepada guru sehingga dapat meningkatkan profesional dalam proses pembelajaran. Secara umum supervisi sering di artikan sebagai pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan terhadap fisik, material, tetapi supervise merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik.

Purwanto (2009: 88) menjelaskan tentang supervisi pengajaran atau supervisi akademik, sebagai berikut: “Supervisi pengajaran atau supervisi akademik ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi-baik personel maupun material- yang memungkinkan terciptanya situasi belajar-mengajar yang lebih baik demi tercapaianya tujuan pendidikan”.

Ketrampilan utama dari seorang pengawas adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru. Supervisi akademik merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan teknis kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah/madrasah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian,

(5)

Universitas Dharmawangsa

tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah sebagai berikut: 1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan

perkembangan tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.

2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.

3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan mata pelajaran di SMP berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.

5. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.

6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.

7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.

Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata pelajaran sekolah.

2.4. Peranan Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik

Kepala sekolah sebagai supervisor dalam melakukan supervisi harus mengetahui secara jelas apa saja yang harus disupervisi dan bagaimana tekniknya. Sagala (2013:136) menjelaskan: dalam melakukan kegiatan supervisi, tentu kepala sekolah dapat memulainya dengan menanyakan dalam hal apa saja guru perlu mendapat bantuan dari kepala sekolah. Pertanyaan ini penting untuk memfokuskan bantuan yang akan diberikan. Karena inti kegiatan sekolah adalah pembelajaran, maka aspek yang paling penting untuk disupervisi dan menilai kegiatan pendidikan adalah yang berkaitan dengan pembelajaran. Kepala sekolah sebagai supervisor secara tegas harus menguasai penilaian hasil belajar oleh pendidik.

Guru yang profesional, tentu selalu menggunakan tes yang standar dalam melakukan evaluasi hasil belajar. Semua kegiatan evaluasi ini dipantau oleh kepala sekolah untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik dan mengetahui kinerja guru.

Supervisi akademik merupakan salah satu aspek penting dilakukan oleh pengwas dan kepala sekolah yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh diri guru sendiri akan tetapi harus diupayakan bersama antara guru dan supervisor.

Dengan demikian kepala sekolah mensupervisi guru mengajar menjadi suatu keharusan yang tidak dapat diabaikan. Supervisi semacam ini biasanya disebut supervisi akademik.

Pengawas merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan pengawas (supervisor) akan menumbuhkan semangat dan motivasi mengajar guru dengan cara memperbaiki segala jenis dan bentuk kekurang-kekurangannya dalam proses belajar

(6)

Universitas Dharmawangsa

mengajar. Proses bantuan itu dapat dilakukan secara langsung kepada guru itu sendiri, maupun secara tidak langsung melalui kepala sekolah.

Tugas terpenting pengawas adalah memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran. Bila terjadi sesuatu yang timbul atau mencuat ke permukaan yang dapat menganggu kosentrasi proses belajar mengajar, maka kehadiran pengawas bersifat fungsional untuk melakukan perbaikan.

3. Pembahasan

3.1. Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Melalui Supervisi Akademik di SMP Negeri 1 Lolowau, Kabupaten Nias Selatan

Pada intinya, peningkatan kompetensi professional guru melalui supervisi akademik di SMP Negeri 1 Lolowau masih tergolong kurang, sehingga masih perlu dilakukan peningkatan dan diperbaiki lagi agar guru memiliki kompetensi dalam mengemban tugasnya sebagai pendidik yang professional karena setiap mata pelajaran yang diajarkan dapat meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan.

Dari keseluruhan temuan sebagaimana dikemukakan dapat ditarik sebuah teori bahwa pelaksanaan supervisi akademik dalam mengembangkan kompetensi professional guru melalui mata pelajaran umum, pertama memahami konsep, prinsip, dan lain sebagainya tiap bidang pengembangan mata pelajaran umum dan proses pengembangan mata pelajaran umum. Kedua, membimbing langsung guru dalam menyusun silabus tiap bidang mata pelajaran. Ketiga, membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi dan lain-lain, memberikan bimbingan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan mata pelajaran umum. Keempat, membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, membimbing guru dalam mengelola, dan menggunakan media pendidikan serta fasilitas pembelajaran. Maka terlihat kesiapan guru dalam mengajar. Kelima, memotivasi guru untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk mendukung pembelajaran.

Hal yang tidak kalah pentingnya, keterangan dari murid atau siswa tentang sejauhmana seorang guru tersebut menguasai materi mata pelajaran. Ini terbukti dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa murid yang dimintai keterangannya. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Pidarta (2009 : 87), bahwa dari berbagai teknik dan metode supervisi yang ada, ada tiga teknik supervisi yang sering dipakai supervisor dalam melaksanakan tugasnya mensupervisi guru-guru diantaranya: teknik observasi kelas, teknik kunjungan kelas, dan teknik supervisi klinis.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sagala (2009 : 172), memang beragamnya problem dan tantangan yang dihadapi oleh para guru hendaknya para supervisor harus menggunakan beragam teknik supervisi yang sesuai dengan permasalahan pengajaran yang dialami para pendidik. Agar dapat membantu mengatasi kesulitan guru melaksanakan pengajaran. Supervisor dalam melaksanakan supervisi mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Sebelum menentukan teknik supervisi yang akan digunakan tentu saja supervisor lebih dulu melakukan diagnosa atau menelusuri apa sebenarnya permasalahan mendasar yang dihadapi guru. Setelah ditemukan permasalahannya, kemudian supervisor menetukan teknik supervisi yang digunakan. Teknik supervisi yang digunakan akan selalu memperhatikan dan terkait dengan problem mengajar yang dilakukan guru, banyaknya guru dan variasi mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab guru yang dibimbing.

(7)

Universitas Dharmawangsa

Supervisi pendidikan mempunyai fungsi penilaian (evaluation) yaitu penilaian kinerja guru dengan jalan penelitian yaitu pengumpulan informasi dan fakta-fakta mengenai kinerja guru dengan cara melakukan penelitian. Kegiatan evaluasi dan research ini merupakan usaha perbaikan (improvement), sehingga berdasarkan data dan informasi yang diperoleh oleh supervisor dapat dilakukan perbaikan kinerja guru sebagaimana mestinya dan ahirnya dapat meningkatkan kualitas kinerja guru dalam melaksanakan tugas mengajar.

3.2. Pelaksanaan Supervisi dalam Peningkatan Profesionalitas Guru di SMP Negeri 1 Lolowau, Kabupaten Nias Selatan

Dalam pelaksanaan supervisi peningkatan professional guru di SMP Negeri 1 Lolowau, pendekatan yang digunakan oleh kepala sekolah, sebenarnya sudah berjalan seperti yang diharapkan karena kepala sekolah membagi tugas supervisi dengan wakil kepala sekolah bidang akademik.

Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah semua guru secara merata mendapatkan supervisi, oleh karena itu kepala sekolah sudah meningkatkan lagi frekuensi atau waktu untuk pelaksanaan supervisi seperti dengan melibatkan wakil kepala sekolah atau guru senior, hal ini terjadi karena banyaknya jumlah guru yang harus dibina.

Kegiatan supervisi akademik kunjungan kelas, juga dilakukan pembinaan guru melalui kegiatan kelompok atau rapat rutin. Herabudin (2009:210) menyatakan: kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas, pengendali, pembina, pengarah dan pemberi contoh kepada para guru dan karyawannya disekolah. Salah satu hal terpenting bagi kepala sekolah, sebagai supervisor adalah memahami tugas dan kedudukan karyawan-karyawannya atau staf sekolah yang dipimpinnya.

Peran kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik tidak hanya masuk kedalam kelas melihat proses pembelajaran yang dilakukan guru, selain itu juga setiap pagi selalu mengontrol suasana seluruh lingkungan sekolah sampai dengan kebersihan kelas dan halaman.

Dari pendapat diatas kita melihat disini pentingnya penghargaan diberikan kepada guru untuk memotivasi agar mereka merasa dirinya benar-benar dihargai, penghargaan ini sangat bermakna dan dapat meningkatkan persaingan sesama guru dan antar kelas, hal ini juga sering dilakukan oleh kepala sekolah yaitu mengadakan lomba kebersihan antar kelas, lomba cerdas cermat, lomba kegiatan dalam setiap bidang pendidikan.

4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan

1. Dalam proses pelaksanaan peningkatan kompetensi profesional guru melalui supervisi akademik di SMP Negeri 1 Lolowau, Kabupaten Nias Selatan masih tergolong rendah, sehingga dibutuhkan peningkatan dan perbaikan lagi agar guru memiliki kompetensi professional.

2. Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah SMP Negeri 1 Lolowau, Kabupaten Nias Selatan dalam rangka peningkatan profesionalitas guru dilakukan dengan cara membagi tugas supervisi akademik dengan wakil kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi terhadap guru-guru senior.

(8)

Universitas Dharmawangsa

1. Dalam proses pelaksanaan pengembangan kompetensi profesional guru melalui supervisi akademik masih memerlukan perbaikan dan dikoreksi agar guru menjadi pendidik yang kompeten dan professional dibidangnya.

2. Sebelum melaksanakan supervisi akademik kepala sekolah sebaiknya menyusun sendiri program supervisi jangan dilimpahkan sepenuhnya kepada wakil kepala sekolah. Hal ini sangat penting karena kemajuan sekolah dan peningkatan kemampuan profesionalitas guru sangat tergantung pada penyusunan program supervisi akademik. 3. Kepala sekolah hendaknya selalu memotivasi guru agar lebih kreatif, inovatif dan

dapat mendisain model pembelajaran yang menyenangkan sebagai usaha meningkatkan pembelajaran, agar guru tidak monoton, dan hanya menunggu dari kepala sekolah.

Daftar Pustaka

Herabudin, 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Pidarta, Made, 2009. Supervisi Pendidikan Konstektual. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto, M. Ngalim, 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Rimang, Siti Suwadah, 2011. Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna. Bandung: Alfabeta. Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: CV. Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2013. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Suprahatiningrum, Jamil. 2013. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi Guru. Jakarta : Ar-Ruzz Media.

Referensi

Dokumen terkait

penerbit, tempat terbit pun tak tertinggal untuk dicantumkan sebagaimana buku-buku yang terbit dewasa ini. 4) Meskipun material sumber sudah didigitalisasi atau dengan

Dengan menggunakan asumsi potensi wakaf uang yang diestimasi oleh Cholil Nafis sebesar 1,2 triliun per tahun ataupun oleh Mustafa Edwin Nasution sebesar 3 triliun

Dari hasil analisis GCMS (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa bio-oil yang dihasilkan dari serbuk kayu, kulit kayu mahoni dan sludge kertas pada suhu 550 C menggunakan proses

Untuk mencapai tujuan tersebut, perhitungan jumlah pelanggan seluler dan kapasitas trafik menjadi suatu cara mendapatkan jumlah BTS dan menara bersama

• Jumlah tulangan tarik terpasang pada suatu pondasi telapak harus diperhatikan besarnya, dengan luas minimum tulangan tarik dalam arah bentang yang ditinjau harus memenuhi

Pada Gambar 10 dapat dilihat grafik pengaruh lamanya proses pelapisan terhadap ukuran butir lapisan nikel, yaitu semakin lama proses pelapisan maka ukuran butir semakin

Tanah liat tambang sebagai pengganti tanah liat biasa memungkinkan terdapatnya unsur-unsur yang berguna sebagai alternatif bahan baku pembuatan semen dan pengisi karet

Hukum tabayyun secara garis besar dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu satu hukum melakukan tabayyun adalah wajib baik berita yang disampaikan oleh orang fasik