• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DENGAN Hubungan Antara Citra Raga Dengan Kepercayaan Diri Pada Pria.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DENGAN Hubungan Antara Citra Raga Dengan Kepercayaan Diri Pada Pria."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

12

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DENGAN

KEPERCAYAAN DIRI PADA PRIA

Naskah Publikasi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajad Sarjana S-1 Bidang Psikologi

Disusun Oleh : BHIRAWA RASYID

F 100 080 056

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DENGAN

KEPERCAYAAN DIRI PADA PRIA

ABSTRAKSI

Bhirawa Rasyid Zahrotul Uyun

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kepercayaan diri adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk dapat menentukan arah dan tujuan hidupnya.Dengan memiliki kepercayaan diri yang tinggi diharapkan individu tersebut tidak terpengaruh oleh kekurangan pada keadaan fisiknya, seperti jerawat, tinggi badan yang kurang, kurus, gemuk, rambut yang tidak sesuai yang diinginkan. Karena untuk memiliki kepercayaan diri tidak terfokus pada keadaan fisik saja. Namun, individu yang memiliki keadaan fisik yang ideal belum tentu memiliki kepercayaan diri yang tinggi karena banyak faktor yang mempengaruhi seorang individu tersebut memiliki rasa kepercayaan diri. Seperti pengalaman hidup, harga diri, konsep diri, serta lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut. Sehingga tujuan dari penelitian ini 1. Untuk mengetahui hubungan antara citra raga dengan kepercayaan diri pada pria. 2. Untuk mengetahui sumbangan efektif citra raga terhadap kepercayaan diri. 3. Untuk mengetahui tingkat citra raga. 4. Untuk mengetahui tingkat citra raga Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara sitra raga dengan kepercayaan diri pada pria.

Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta berjenis kelamin pria yang berjumlah 40 subjek dengan metode incidental sampling adalah pengambilan sampel dalam penelitian berdasarkan mereka yang secara kebetulan datang pada lokasi ketika penelitian sedang dilakukan. Variabel bebas adalah citra raga dan variabel tergantung adalah kepercayaan diri Pengumpulan data dengan menggunakan skala citra raga dan skala kepercayaan diri. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis product moment.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,523; p = 0,000 (p<0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara citra raga dengan kepercayaan diri pada pria. Sumbangan efektif variabel citra raga terhadap kepercayaan diri sebesar 27,3% ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) = 0,273. Hal ini masih terdapat 72,7% factor-faktor lain yang mempengaruhi kepercayaan diri diluar variabel citra raga seperti konsep diri dan harga diri, citra raga, pengalaman hidup, pendidikan, dan faktor lingkungan

(5)

2

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang seorang individu sangat menginginkan atau mempunyai kepercayayan diri yang tinggi guna mendukung segala potensi yang di miliki. Kepercayaan diri sangat berguna untuk mengembangkan kreatifitas, mencari pekerjaan, mengembangkan karier, serta berbagai hal yang dihadapi seorang individu pada jaman yang serba modern. Berbagai cara digunakan para pria untuk mendapatkan kepercayaan diri yang tinggi. Dengan memeliki kepercayaan diri yang tinggi individu

tersebut lebih mudah

mengaktualisasikan potensi yang dimliki.

Kepercayaan diri adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk dapat menentukan arah dan tujuan hidupnya. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Walgito (2010) kepercayaan diri adalah memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemulyaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang dimiliki pada setiap individu.Dengan memiliki kepercayaan diri yang tinggi diharapkan individu tersebut tidak terpengaruh oleh kekurangan pada keadaan fisiknya, seperti jerawat, tinggi badan yang kurang, kurus, gemuk, rambut yang tidak sesuai yang diinginkan. Karena untuk memiliki kepercayaan diri tidak terfokus pada keadaan fisik saja. Namun, individu yang memiliki keadaan fisik yang ideal belum tentu memiliki kepercayaan diri yang tinggi karena banyak faktor yang mempengaruhi seorang individu

tersebut memiliki rasa kepercayaan diri. Seperti pengalaman hidup, harga diri, konsep diri, serta lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut.

Kepercayaan diri akan muncul seiring dengan peningkatan kondisi fisik. Bentuk tubuh yang lebih baik serta kemampuan untuk melakukan latihan dengan lebih baik dapat meningkatkan rasa percaya diri. Kepercayaan diri yang meningkat akan diikuti pula dengan perilaku positif yang meningkat. Dengan memiliki perilaku yang positif serta rasa percaya diri yang tinggi akan menjadi pendorong seseorang untuk meningkatkan diri, pengetahuan dan meningkatkan potensi yang dimilikinya. Jika rasa percaya diri yang tinggi tidak diimbangi dengan perilaku positif yang tinggi maka akan menyebabkan individu tersebut merasa sombong dan puas diri yang berlebih sehingga individu tersebut menjadi malas, tidak mau bekerja keras, dan tidak mau berusaha untuk meningkatkan

dirinya lebih baik

lagi.(http://www.binaraga.net/content /221/Motivasi-Fitnes.html)

(6)

terhadap konsep diri, efikasi diri dan kesadaran diri. Mengenal terhadap lingkungannya seperti memahami kemampuan orang lain, waspada akan strategi yang dikembangkan orang lain. Sebagai contoh seorang mahasiswa saat menyampaikan materi dalam sebuah presentasi mendapatkan hasil yang baik walaupun materi yang disampaikan kurang baik. Hal ini di karenakan dalam menyampaikan sebuah materi dengan penuh kepercayaan diri. Contoh lainnya persis solo yang merupakan club sepak bola yang masih yunior mampu mengalahkan persebaya yang merupakan club sepak bola senior. Hal ini dapat tercapai karena adanya kepercayaan diri pada pemain persis. Kepercayaan diri pada pemain persis muncul karena mendapatkan dukungan dari sporter persis (lingkungan), yaitu pasopati yang memenuhi stadion sepak bola. Sporter pasopati dapat memenuhi stadion karena persis main di kandang sendiri. Hasil pertandingan akan berbeda jika pertandingan di laksanakan di kandang lawan, karena para pemain persis kurang percaya diri (Yahman,2010).

Sedangkan pendapat yang diungkapkan oleh Darajad (1992) menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah seperti menarik diri dari pergaulan dengan orang lain, menyendiri, tidak berani menyampaikan pendapat, tidak berani mengambil keputusan atau mengambil inisiatif dan bersikap pesimis sebagai contoh yang terjadi pada lingkungan perkuliahan terdapat mahasiswa yang tidak berani untuk menyampaikan

pendapat sehingga pendapat yang dimilki tidak dapat tersampaikan.

Memiliki kepercayaan diri

yang tinggi dapat

(7)

4

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi keadaan fisik yaitu tinggi badan yang ideal, berat badan yang ideal, bentuk tubuh yang atletis, bentuk perut yang sixpack, serta penampilan fisik yang baik sehingga nampak citra raga yang baik, konsep diri dan harga diri, penglaman hidup, serta lingkungan keluarga, kegagalan dan kesuksesan. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan dan pengalaman hidup, bekerja, pendidikan. Sehubungan dengan kondisi fisik mempengaruhi rendahnya harga diri dan kepercayaan diri pada individu tersebut (Nevid, Rathus & Greene, 2005).

Setiap pria mempunyai suatu gambaran ideal yang selalu ingin dimiliki termasuk wajah yang tampan, bentuk tubuh yang ideal, penampilan fisik yang menarik seperti yang diinginkan merupakan sutu citra raga yang tinggi. Pada masa remaja awal, para remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka (Wright dalam Santrock, 2003). Sehingga para pria banyak melakukan berbagai aktifitas dan usaha agar mempunyai bentuk tubuh yang ideal dan terlihat menarik seperti menggunakan pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh, namun hal tersebut belum dapat memenuhi kepuasan dalam penampilan mereka.

Individu yang menilai citra raganya kurang menarik,maka akan mencari solusi untuk menjadikan penampilan dirinya lebih menarik (Hurlock,2002). Berbagai

permasalahan akan muncul akibat dari kesalahan yang di lakukan oleh individu tersebut. Mengenai bentuk tubuh yang tidak sesuai dengan gambaran yang diharapkannya, seperti adanya harapan yang tidak sesuai dengan kenyataannya yaitu hilangnya kepercayaan diri. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi fisik yang akan mempengaruhi penilaian diri dan sikap sosialnya

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara Citra Raga dengan Kepercayaan Diri Pada Pria. Berdasar Rumusan Permasalahan di atas maka judul penelitian ini adalah : Hubungan Antara Citra Raga Dengan Kepercayaan Diri Pada Pria.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui :

1. Hubungan antara citra raga dengan kepercayaan diri

2. Tingkat citra raga

3. Tingkat kepercayaan diri

Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Bagi Subjek Penelitian

Diharapkan mahasiswa pria, dengan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pria agar menjaga penampilan fisik lebih menarik dengan berpenampilan rapi, berolah raga, merawat tubuh untuk meningkatkan citra raga agar lebih percaya diri.

(8)

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi ilmuan psikologi, terutama dalam hal citra raga dan kepercayaan diri pada pria.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai bahan pertimbangan ketika mengadakan penelitian pada topik yang sama atau sebagai referensi yang sejenis.

LANDASAN TEORI Definisi Kepercayaan Diri

Menurut misiak dan sexton (dalam Walgito,2010) kepercayaan diri adalah memberikan perhatian yang penuh sehingga yakin akan kemapuan yang dimiliki, meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang dimiliki pada setiap individu sehingga tidak mengharapkan bantuan dari orang lain. Mendukung pendapat diatas Kepercayaan diri adalah sikap pada diri individu yang mampu menerima kenyataan dan mengembangkan kesadaran diri,berfikir secara positif terhadap dirinya, memiliki kemandirian dan potensi yang dimiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkannya. Rasa percaya diri adalah suatu dimensi evaluatif yang menyeluruh dari diri sehingga rasa percaya diri disebut sebagai harga diri atau gambaran diri Anthony (2009).

Aspek-aspek Kepercayaan Diri

Terdapat beberapa aspek kepercayaan diri yang di ungkapkan Lauster (1997) mengemukakan aspek-aspek kepercayaan diri yang positif, yaitu:

a. Keyakinan akan kemampuan diri

b. Optimisme c. Objektif

d. Bertanggung jawab e. Rasional dan realistis

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepercayaan Diri

Menurut Anthony (2009) ada 2 faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, yaitu:

1) Faktor Internal

a. Konsep diri dan harga diri.

b. Kondisi fisik dan penampilan fisik ( citra raga).

c. Kegagalan dan

Kesuksesan

d. Pengalaman Hidup. 2) Faktor Eksternal

a. Pendidikan

b. Lingkungan dan Pengalamn Hidup. c. Bekerja

Definisi Citra Raga

Berdasarkan pendapat Honigman dan Castle (dalam Hurlock, 2002), mengatakan bahwa Citra Raga merupakan gambaran mental individu mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya, yaitu bagaimana

individu tersebut

(9)

6

dirasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya dan bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya. Mendukung pendapat diatas bahwa citra raga seseorang merupakan evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat badan, penampilan tubuh serta aspek-aspek lainnya mengenai bagian tubuh yang berhubungan dengan penampilan fisik (Thompson & Altabe, 1999).

Aspek-aspek Citra Raga

Menurut Bachtiar (1999) Citra Raga terkandung aspek-aspek yaitu:

a. Persepsi terhadap bagian-bagian tubuh.

b. Penampilan secara keseluruhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Raga

Beberapa faktor yang mempengaruhi Citra Raga menurut Hurlock (2002) adalah: a. Luasnya pergaulan

b. Pengetahuan yang dimiliki. Menurut pendapat Kartono (2000) menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Citra Raga antara lain yaitu :

a. Ciri-ciri fisik. b. Daya tarik.

Hubungan Antara Citra Raga Dengan Kepercayaan Diri Pada Pria

Citra raga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kepercayaan diri pada pria. Jika

seorang pria memililki tingkat kepercayaan diri yang rendah kemungkinan dapat disebabkan karena citra raga rendah yang dimiliki oleh seorang pria. Banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, diantaranya yaitu citra raga.Menurut Anthony (2009) faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mengenai kondisi fisik dapat mempengaruhi rendahnya kepercayaan diri dan tinginya kepercayaan diri. Jika persepsi individu mengenai citra raganya tinggi maka kepercayaan diri individu tersebut juga tinggi dan sebaliknya, jika persepsi individu mengenai citra raganya rendah maka kepercayaan diri individu tersebut juga rendah. Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa citra raga merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi kepercayaan diri pada individu. Sehingga salah satu penyebab yang meningkatkan kepercayaan diri pada pria adalah dengan citra raga yang tinggi.

(10)

Salah satu aspek yang mempengaruhi citra raga adalah Kepuasan Area Tubuh. Menurut Cash T.F (2000) kepuasan atau ketidakpuasan pada bagian-bagian tubuh tertentu menurut individu. Bagian-bagian tersebut antara lain tubuh bagian bawah, tubuh bagian tengah, penampilan fisik seperti penampilan rambut yang tidak rapi, berpakaian yang kurang menarik , tampilan otot, berat badan, tinggi badan (tubuh yang atletis). Menambahkan pendapat diatas menurut Kartono (2000) dengan memiliki penampilan fisik yang

menarik akan memiliki

perkembangan kepribadian yang baik seperti kepercayaan diri yang baik atau tinggi. Sehingga dapat diartikan bahwa dengan memiliki citra raga yang tinggi dapat mengembangkan kepercayaan diri yang tinggi.

Menurut Bachtiar (1999) salah satu aspek tentang citra raga adalah persepsi terhadap bagian-bagian tubuh. Dengan menilai secara positif pada bagian-bagian tubuhnya, maka individu tersebut memiliki keinginan yang tinggi untuk mengembangkan diri. Seperti mengembangkan kepercayaan diri pada dirinya. Mendukung pendapat di atas menurut Hakim (2002) yang merupakan salah satu ciri-ciri individu yang kurang memiliki kepercayaan diri adalah memiliki kekurangan fisik atau penampilan fisik yang rendah. Dengan memiliki kekurangan fisik atau penampilan fisik yang rendah seperti tubuh yang kurang ideal, tubuh yang kurang atletis (gemuk atau kurus), berpakaian kurang menarik, rambut yang tidak rapi merupakan salah satu ciri-ciri individu yang kurang

percaya diri. Maka dengan memiliki penampilan fisik atau citra raga yang tinggi akan semakin percaya diri.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa citra raga akan menentukan seberapa besar tingkat kepercayaan diri pada pria, sehingga dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi citra raga yang dimiliki maka semakin tinggi pula kepercayaan diri.

Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif antara citra raga dengan kepercayaan diri pada pria”. Semakin tinggi citra raga maka akan semakin tinggi tingkat kepercayaan diri pada pria. Begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat citra raganya maka akan semakin rendah tingkat kepercayaan dirinya

METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel

Variabel Bebas : Citra Raga

Variabel Tergantung : Kepercayaan Diri

Subjek Penelitian

a. Mahasiswa UMS yang berada di sekitar gedung fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta b. Mahasiswa yang berjenis

kelamin pria

Alat Ukur

(11)

8

1. Citra raga

Skala citra raga memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat citra raga, dalam hal ini aspek-aspek yang diungkap yaitu aspek persepsibagian-bagian tubuh, aspek penampilan secara keseluruhan. Dalam skala citra raga memiliki dua jenis pernyataan yaitu favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable merupakan nilai-nilai yang mendukung secara positif suatu pernyataan tertentu. Pernyataan unfavourable merupakan nilai-nilai yang mendukung secara negatif suatu pernyataan tertentu. Skala citra raga yang disusun oleh puspitasari (2010) yang dimodifikasi oleh peneliti.

2. Kepercayaan Diri

Skala kepercayaan diri memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri, dalam hal ini aspek-aspek yang diungkap yaitu aspek keyakinan dan kemapuan, optimisme, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis. Skala kepercayaan diri yang disusun oleh choirunisa (2011)

Tehnik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis product moment.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil dari perhitungan teknik analisis Product moment diperoleh nilai koefisien korelasi r = 0,523, p = 0,000 (p<0,01). Maka hasil tersebut menunjukan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara citra

raga dengan kepercayaan diri. Artinya semakin tinggi citra raga maka semakin tinggi pula kepercayaan diri pada pria. Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan peneliti dapat diterima atau terbukti.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Anthony (2009) faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mengenai kondisi fisik dan penampilan fisik atau citra raga dapat mempengaruhi rendahnya kepercayaan diri dan tinginya kepercayaan diri. Jika persepsi individu mengenai citra raganya tinggi maka kepercayaan diri individu tersebut juga tinggi dan sebaliknya, jika persepsi individu mengenai citra raganya rendah maka kepercayaan diri individu tersebut juga rendah. Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa citra raga merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi kepercayaan diri pada individu. Sehingga salah satu penyebab yang meningkatkan kepercayaan diri pada pria adalah dengan citra raga yang tinggi.

Hasil koefisien determinan (r2) sebesar 0,273. Hal ini berarti sumbangan citra raga terhadap kepercayaan diri sebesar sebesar 27,3%, maka masih terdapat 62,7% faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepercayaan diri di luar variabel citra raga seperti konsep diri dan harga diri, kondisi fisik dan penampilan fisik atau citra raga, pengalaman hidup, pendidikan, dan faktor lingkungan. (Anthony, 2009)

(12)

mahasiswa atau 17,5% yang tergolong rendah, terdapat 17 subjek atau 42,5% yang tergolong sedang dan 16 subjek atau 40% yang tergolong tinggi sehingga dapat diketahui bahwa citra raga pada subjek penelitian tergolong sedang, ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = 74,950 dan rerata hipotetik (RH) = 70. Citra raga tergolong sedang hal ini dapat diartikan bahwa aspek-aspek yang terdapat pada variabel citra raga adalah aspek persepsi bagian-bagian tubuh, penampilan secara keseluruhan belum seluruhnya menjadi karakter subjek dalam kehidupan sehari-hari.

Kepercayaan diri pada subjek dari 40 mahasiswa yang digunakan untuk sampel penelitian terdapat 2 subjek atau 5% yang tergolong sangat rendah, 9 subjek atau 22,5% yang tergolong rendah, 9 subjek atau 22,5% yang tergolong sedang, dan sebanyak 20 subjek atau 50% yang tergolong tinggi. Sehingga dapat diketahui bahwa kepercayaan diri pada subjek penelitian tergolong sedang, ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) = 110,525 dan rerata hipotetik (RH) = 105. Kondisi sedang hal ini dapat diartikan bahwa aspek-aspek yang terdapat pada variabel kepercayaan diri adalah keyakinan dan kemampuan diri, optimisme, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis belum seluruhnya menjadi bagian karakter subjek penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara citra raga dengan kepercayaan diri. Diperoleh nilai koefisien korelasi r : 0,523 dengan p < 0,01. Yang artinya semakin tinggi citra raga maka semakin tinggi pula kepercayaan diri. 2. Sumbangan efektif dari citra raga terhadap kepercayaan diri sebesar 33,7%, maka masih terdapat 66,3%. Adapun faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri antara lain faktor internal dan faktor eksternal meliputi konsep diri dan harga diri, kondisi fisik dan citra raga, kegagalan dan kesuksesan, pengalaman hidup, pendididkan, lingkungan dan pengalaman hidup, bekeja serta keadaan ekonomi seseorang.

3. Citra raga pada subjek penelitian termasuk dalam kategori sedang.

4. Kepercayaan diri pada subjek penelitian termasuk dalam kategori sedang

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka didapatkan berbagai saran sebagai berikut :

1. Bagi Subjek Penelitian

(13)

10

bentuk tubuh yang proporsional dan ideal sehingga memiliki citra raga yang baik dan meningkatkan kepercayaan diri yang masih tergolong sedang, dengan cara memaksimalkan aspek-aspek bagian-bagian tubuh, penampilan secara keseluruhan serta aspek keyakinan dan kemampuan diri, optimisme, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis. Secara operasional adalah dengan cara menilai keadaan diri serta menerima secara ikhlas segala kekurangan fisik dengan cara berolah raga maka hendaknya lebih berlatih lebih giat lagi serta menjaga penampilan rapi dan menarik agar memiliki citra raga yang optimal seperti dengan melakukan lari, joging, push up, pull up, sit up,.memakai corak dan warna pakaian yang sesuai dengan celana yang di gunakan, menggunakan minyak rambut agar rambut lebih mudah ditata. .

2. Bagi Ilmuwan Psikologi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan atau untuk mengembangkan penelitian selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan citra raga dan kepercayaan diri sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kepada para peneliti yang hendak melakukan penelitian tentang topik tersebut.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat meningkatkan kualitas penelitian yang lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan citra raga dan

kepercayaan diri, sehingga

diharapkan dapat

menyempurnakan hasil penelitian ini dengan cara menggunakan variabel-variabel yang belum dijelaskan yang dapat mempengaruhi subjek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Angelis, B.D. 2000. Percaya Diri :

Sumber Sukses dan

Kemandirian. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama. Anthony, R. 2009. Puncak Percaya

Diri Total ( terjemahan Rita Wiyadi). Jakarta : Mitra Sejati.

Atkinson, R.L dan Atkinson, R.C. 1995. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga

Atkinson, J.W.2010. Pengantar

Psikologi (Terjemahan

Taufik, N dan Burhan, B). Jakarta : Erlangga.

Azwar. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Bachtiar, A.P. 1999. Citra Raga dan

Budaya Konsumen (

Kedaulatan Rakyat Edisi 7 Januari 1999). Yogyakarta. Kedaulatan Rakyat Press. Burns, R.B. 1995. Konsep Diri :

Teori, Pengukuran,

Perkembangan dan

Perilaku. Jakarta : Arcan.

Cash, T.F. 2000. The

(14)

Self Relation Questioner MBSRQ User Manual (3rd Revision). Virginia : Old Dominion University Norfolk.

Choirunisa, Kiki. 2011. Hubungan Antara Body Image Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja Putri. Skripsi (tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Corsini, R. 1994. Encyclopedia of

Psychology (2ed ed). New York. Mc Graw-Hill

Daradjat, Z. 1992. Kesehatan Mental. Jakarta : Gunung Agung.

_________ 1992. Remaja, Harapan dan Tantangan. Jakarta : CV. Ruhama.

Hadi, S. 2007 . Statistik Jilid II. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. _______ 2007. Metodologi

Research. Jilid II.

Yogyakarta : Andi Offset. Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa

Tidak Percaya Diri.

Jakarta: Puspa Swara Hurlock, E.B. 2002. Psikologi

Perkembangan, Suatu

Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan.

Jakarta: Erlangga.

Jersild, A.T. 1995. The Psychology

of adolescene Third

Edition. New York: The

Macmilan.

Kartono, K.2000. Psikologi Wanita, Mengenali Gadis Remaja

dan Wanita Dewasa.

Bandung : Mandar Maju. Kuntari, J. 1998. Mendobrak Krisis

Percaya Diri. Femina, Majalah. No 28. Hal. 28. Jakarta : PT Femina Group. Lauster, P. 1997. Tes Kepribadian

(terjemahan Gulo). Jakarta : PT Gaya Media Pratama. Nevid, J.S, Rathus, S.A, dan Greene,

B. 2005. Psikologi

Abnormal Edisi Kelima

Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Puspitasari, Febrina. 2010. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Citra Raga

Dengan Keputusan

Membeli Produk Kosmetik Pada Wanita Karir. Skripsi ( tidak diterbitkan ). Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Santrock, J.W. 2005 . Adolescence

Perkembangan Remaja.

Jakarta : Erlangga.

(15)

12

Walgito, B . 2010 . Pengantar

Psikologi Umum.

Yogyakarta : Andi. Rai,Ade(http://www.binaraga.net/co

ntent/221/Motivasi-Fitnes.html) diakses pada hari rabu tanggal 28 desember 2011 pukul 15.30 WIB.

Yahman,http://solehamini.blogspot.c

om/2010/05/self-

confidance-development_12.html diakses pada hari senin tanggal 19 desember 2011 pukul 18.28 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan , tata ruang yang baik juga berguna untuk menjaga serta.. melindungi koleksi bahan pustaka

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya untuk pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan NomorTl rahun 2OI2 tentang Statuta Universitas Negeri Malang (Berita Negara. Republik Indonesia Tahun 2OL2 Nomor

Hal ini berarti ada peningkatan motivasi belajar dari pra tindakan sampai siklus II sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran tipe STAD yang diterapkan pada siswa kelas

prinsip-prinsip, teori, jenis-jenis dan bentuk-bentuk inovasi, makna dan tujuan inovasi, model- model inovasi yang dikembangkan di berbagai negara dan institusi (pemerintahan,

nilai tertentu yang berbeda dari plaintext dan berguna untuk menghasilkan ciphertext yang berbeda-beda jika nilai yang menjadi kunci tersebut juga berbeda-beda untuk algoritma

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk memperoleh data nama-nama siswa dan data prestasi belajar matematika siswa, metode angket untuk memperoleh

Ilmu Keolahragaan berkembang dari ilmu-ilmu pendahulu yang mengkaji tentang manusia dalam berbagai dimensinya, melalui pemfokusan kajian pada manusia yang melakukan