• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A TK AL-HIKMAH II.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A TK AL-HIKMAH II."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A

TK AL-HIKMAH II

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok A TK Al-Hikmah II Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh : Kania Puspitasari

1003505

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014

(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A

TK AL-HIKMAH II

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok A TK Al-Hikmah II Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015)

Oleh Kania Puspitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Kania Puspitasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A TK AL-HIKMAH II

KANIA PUSPITASARI 1003505

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan mengenai kemampuan motorik halus anak kelompok A TK Al-Hikmah II yang masih rendah. Pembelajaran yang dilakukan untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak belum optimal serta kurang bervariasinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan kegiatan membatik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua Siklus. Setiap siklus dilakukan dua tindakan. Lokasi penelitian ialah TK Al-Hikmah II. Subjek penelitian ialah anak kelompok A yang berjumlah 14 orang. Hasil Penelitian sebelum tindakan secara persentase menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak pada kategori B sebesar 20%, kategori C sebesar 36%, dan kategori K sebesar 44%. Setelah tindakan mengalami peningkatan persentasi yaitu 83% anak tergolong ke dalam kategori B, 15% kategori C dan 2% kategori K. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan membatik yang diterapkan dapat membantu anak dalam kemampuan motorik halusnya. Rekomendasi dari penelitian ini ialah guru dapat mempertimbangkan serta memilih kegiatan membatik sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Al-Hikmah II.

(5)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

FINE MOTOR SKILLS IMPROVE CHILDREN THROUGH BATIK ACTIVITIES IN GROUP A TK AL-HIKMAH II

KANIA PUSPITASARI 1003505

This research was motivated by problems found on the fine motor skills of children in group A kindergarten Al-Hikmah II were still low. Learning was done to stimulate the child's fine motor skills have not been optimal and less varied learning activities were carried out. This study also aims to determine how the application of batik activities to improve children's fine motor skills. This study used classroom action research. Implementation of Classroom Action Research was conducted in two cycles. Each cycle performed two acts. Location of the study was TK Al-Hikmah II. The research subject was a child group numbering 14 people. Research before action showed that the percentage of fine motor skills in children by 20% Category B, Category C by 36%, and category C by 44%. Once the action had increased the percentage was 83% of the children belong to category B, 15% C and 2% category category K. Based on the results of the research, applied batik activities that could help children in their fine motor skills. Recommendations from this study was that teachers could consider and chose batik activities as an alternative learning strategies, especially in an effort to improve fine motor skills in preschool children of Al-Hikmah II.

(6)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR HAK CIPTA

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN UCAPAN TERIMAKASIH ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK ... 9

A. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini ... 9

1. Konsep Pendidikan pada Anak Usia Dini ... 9

2. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ... 10

(7)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Hakikat Karakteristik Anak Usia Dini ... 14

C. Hakikat Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini ... 17

1. Kemampuan Motorik ... 17

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Anak ... 18

3. Kemampuan Motorik Halus ... 20

4. Tahapan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini ... 21

5. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus Anak ... 22

6. Tujuan Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak ... 23

D. Hakikat Membatik ... 24

1. Membatik ... 24

2. Sejarah Batik ... 25

3. Teknik-Teknik Membatik ... 27

4. Manfaat Membatik ... 33

E. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik ... 34

F. Penelitian yang Relevan ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

1. Lokasi Penelitian ... 38

2. Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 40

C. Metode Penelitian ... 43

D. Penjelasan Istilah ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 49

(8)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 58

1. Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A TK AL-Hikmah II Sebelum Diterapkannya Kegiatan Membatik ... 58

2. Penerapan kegiatan Membatik dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A TK AL-Hikmah II ... 63 3. Peningkatan kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik pada Kelompok A TK AL-Hikmah II ... 104

B. Pembahasan ... 105

1. Kondisi Awal Kemampuan Motorik Halus Anak pada Kelompok A TK AL-Hikmah II ... 105

2. Pelaksanaan Kegiatan Membatik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak ... 107

3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak TK AL-Hikmah II Setelah Diterapkannya Kegiatan Membatik ... 111

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 114

A. Simpulan ... 114

B. Rekomendasi ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 116

(9)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batik Cierbon ... 26

Gambar 2.2 Batik Solo ... 27

Gambar 2.3 Batik Jogja ... 27

Gambar 2.4 Batik Tulis ... 28

Gambar 2.5 Batik Celup Ikat ... 29

Gambar 2.6 Batik Cap ... 29

Gambar 2.7 Batik Lukis ... 30

Gambar 2.8 Membatik Teknik Jumputan ... 31

Gambar 2.9 Membatik Teknik Tulis ... 32

Gambar 2.10 Membatik Teknik Mewarnai ... 33

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 41

(10)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 39

Tabel 3.2 Daftar Peserta Didik ... 39

Tabel 3.3 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 41

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Peningkatan kemampuan Motorik Halus

Anak Melalui Kegiatan Membatik Pengembangan Teori Dini,

P. dan Sari, D... 50

Tabel 3.5 Aktivitas Guru pada Saat Pembelajaran ... 52

Tabel 3.6 Aktivitas Anak ... 52

Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kondisi Objektif Kemampuan Motorik

Halus Anak di TK AL-Hikmah II Sebelum Tindakan ...

53

Tabel 3.8 Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Al

Hikmah II sesudah Tindakan ... 54

Tabel 3.9 Pedoman Studi Dokumentasi ... 55

Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan

(Observasi) ...

60

Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan ... 61

Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I ... 79

Tabel 4.4 Skor Penilaian Kemampuan Motorik Halus Anak

Siklus I ... 80

Tabel 4.5 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II... 100

Tabel 4.6 Skor Penilaian Kemampuan Motorik Halus Anak

(11)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I... 108

Tabel 4.8 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II ... 110

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan ... 62

Grafik 4.2 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I ... 82

Grafik 4.3 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II ... 102

(12)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Persentase Kemampuan Motorik Halus Anak

Sebelum Tindakan ... 62

Diagram 4.2 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I ... 82

Diagram 4.3 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II ... 102

(13)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Anak merupakan anugerah terbesar yang dititipkan oleh Allah SWT.

untuk dididik dan dibimbing agar menjadi individu yang beriman serta

bertaqwa kepada Allah SWT., berbakti kepada orangtua dan berkembang

seluruh aspek perkembangannya. Dalam rangka melangsungkan

kehidupannya, anak masih membutuhkan orang disekitarnya untuk dapat

membantunya menjadi pribadi yang baik. Dalam UU No. 23 tahun 2002

dikemukakan bahwa : “Anak merupakan individu yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.”

Dalam rangka mencapai perkembangannya sehingga dapat berkembang

sesuai dengan apa yang diharapkan, anak membutuhkan stimulus yang baik

dari orang dewasa disekelilingnya terutama orangtua, karena tak dapat

dipungkiri bahwa orangtua lah yang banyak menghabiskan waktu bersama

anak dan pendidikan pertama yang diperoleh anak adalah pendidikan yang

diberikan oleh orangtuanya. Oleh karena itu, jika orangtua tidak tepat

memberikan stimulus pada anak maka dikhawatirkan aspek perkembangan

anak pun tidak dapat berkembang secara optimal.

Selain orangtua, peran guru pun sangat berpengaruh penting dalam

membantu mengembangkan aspek perkembangan anak, karena di Sekolah

guru adalah figur pengganti orangtua yang dapat dijadikan model bagi anak

serta dapat membantu anak untuk mengembangkan aspek perkembangannya.

Dalam upaya membantu anak, guru harus dapat menciptakan lingkungan

belajar yang menyenangkan bagi anak serta dapat menstimulasi

perkembangan anak.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(14)

2

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya untuk pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Berdasarkan hal tersebut nampak jelas bahwa pembelajaran yang

diberikan di satuan pendidikan anak usia dini dilakukan dengan

mempertimbangkan tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak yang

mengembangkan berbagai aspek diantaranya aspek sosial emosional, nilai

agama moral, bahasa, fisik motorik dan kognitif anak.

Kondisi pembelajaran anak usia dini tak pernah lepas dari bermain,

karena pada masa usia dini, dunia anak adalah dunia bermain. Melalui

bermain gerakan motorik anak akan senantiasa terlatih dengan baik.

Bredekamp mengemukakan bahwa bagi anak usia dini, gerakan-gerakan fisik

tidak sekedar penting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik

anak, melainkan dapat berpengaruh positif terhadap pembentukan rasa

percaya diri dan bahkan perkembangan kognisi anak (Solehuddin, 2000, hlm.

41).

Perkembangan fisik anak sangat berkaitan erat dengan perkembangan

motorik halus anak. Yang mana Motorik merupakan perkembangan

pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara

susunan saraf, otot, otak dan spinal cord (Endah dalam Hikmayani, 2013,

hlm. 2). Adapun Gerak motorik halus adalah gerak yang hanya melibatkan

bagian tubuh tertentu, otot-otot kecil dan tidak membutuhkan tenaga yang

terlalu besar namun membutuhkan koordinasi yang cermat antara panca indra

dengan anggota tubuh yang terlibat. (Mulyani dan Gracinia, 2007, hlm. 2).

Kemampuan motorik halus sangat penting bagi anak karena

kemampuan motorik halus yang dimiliki anak akan membantu mereka untuk

memenuhi kebutuhan dirinya secara mandiri dikemudian hari, seperti :

makan, minum, memakai pakaian, menggunakan sepatu dan sebagainya.

Hasil penelitian Mayke (2007) mengemukakan bahwa motorik halus penting

(15)

3

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai,

melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat

Hurlock (1978) yang mengemukakan bahwa penguasaan motorik halus

penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang

dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak

serta semakin baik prestasi di sekolah. (Hikmayani, 2013, hlm. 2)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa kemampuan

motorik halus yang dimiliki anak tidak hanya akan membantu anak dalam

kegiatan akademisnya saja seperti menggambar, mewarnai dan sebagainya,

akan tetapi akan membantu anak pula dalam keterampilan sosial serta aspek

perkembangan yang lainnya.

Untuk menguasai kemampuan motorik halusnya, maka anak harus

mampu mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh

secara bersamaan. Indikator-indikator dari kemampuan motorik halus anak

yaitu kelenturan, kecermatan koordinasi mata dengan gerakan tangan dan

kekuatan pergelangan tangan (Sumarno dalam Mulyana, 2012, hlm. 4).

Seiring dengan hal tersebut maka guru harus dapat memberikan kegiatan

yang dapat membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya

secara optimal serta senantiasa memberikan kesempatan dan pengalaman

langsung kepada anak sehingga anak betul-betul terlibat dalam kegiatan yang

sudah disiapkan oleh guru dan anak menjadi pusat dari pembelajaran.

Perkembangan motorik halus setiap anak tentunya berbeda. Hal ini

menyebabkan tidak semua anak memiliki kematangan pada tahap yang sama

(Hildayani dalam Melinda, 2013, hlm. 2). Selain itu, keterlambatan yang

dialami anak dalam perkembangan kemampuan motorik halusnya dapat

mempengaruhi kemandirian anak. Dimana anak masih membutuhkan bantuan

atau dengan kata lain belum dapat melakukan kegiatan yang seharusnya

dapat dilakukan oleh anak seusianya seperti halnya memakai baju sendiri,

memakai kaos kaki sendiri, menggambar, menggunting kertas dan kegiatan

(16)

4

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Holts (2009) pun mengemukakan bahwa kemampuan motorik anak

dikatakan terlambat, bila diusianya yang seharusnya ia sudah dapat

mengembangkan keterampilan baru, tetapi ia tidak menunjukkan kemajuan.

Terlebih jika sampai memasuki usia sekolah sekitar 6 tahun, anak belum

dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Anak-anak yang

mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus mengalami

kesulitan untuk mengoordinasikan gerakan tangan dan jari-jemarinya secara

fleksibel (Ngadi, 2010, hlm. 3).

Dalam Permendiknas No. 58 tahun 2009, dikemukakan bahwa pada

rentang usia 4-5 tahun seharusnya anak sudah dapat melakukan kegiatan yang

berkaitan dengan motorik halus, antara lain :

Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung, menjiplak bentuk, melakukan kegiatan yang berkaitan dengan koordinasi mata dan tangan untuk melakukan gerakan rumit, melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media dan mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.

Akan tetapi, berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan, peneliti

menemukan suatu permasalahan yang terdapat pada anak kelompok A TK

Al-Hikmah II, yang mana beberapa anak mengalami keterlambatan dalam

kemampuan motorik halusnya. Hal ini terlihat pada saat anak melakukan

kegiatan, nampak masih kurang mampunya anak dalam menjiplak bentuk,

yang mana pada saat kegiatan menjiplak bentuk, anak belum dapat

menggerakan lengan kanannya dengan lentur mengikuti bentuk yang telah

disediakan. Selain kesulitan dalam menjiplak bentuk, terdapat sebagian anak

yang masih kesulitan untuk mewarnai gambar sesuai dengan pola. Hal ini

terjadi karena masih rendahnya kemampuan anak untuk mengontrol gerakan

jari jemarinya sehingga pada saat melakukan kegiatan, terkesan gerakan anak

masih ragu- ragu dan canggung.

Kurangnya kemampuan motorik halus anak tersebut jika dibiarkan

(17)

5

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gerakan tangannya. Selain itu, permasalahan mengenai kemampuan motorik

halus anak pun dapat pula berdampak pada aspek perkembangan lain,

misalnya anak akan menarik diri dalam bersosialisasi dikarenakan ia merasa

bahwa ia tak mampu untuk melakukan kegiatan yang dapat dilakukan oleh

teman-temannya dan anak merasa takut untuk melakukan kegiatan yang

berkaitan dengan kemampuan motorik halus seperti menggambar atau

menggunting.

Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan

kemampuan motorik halus anak ini, terdapat berbagai macam kegiatan

pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya yaitu melalui kegiatan

seni. Seni merupakan ciptaan yang berbentuk keindahan (Qiszal, 2007, hlm.

53). Melalui kegiatan seni ini diharapkan dapat membantu anak untuk

terampil dalam menuangkan imajinasinya sehingga berdampak pula pada

perkembangan motorik halusnya. Terdapat berbagai macam kegiatan yang

berkaitan dengan seni, salah satunya yaitu membatik. Membatik merupakan

kegiatan menggambari kain dengan menggunakan tahapan-tahapan

(Nurhadiat, 2004, hlm. 45).

Pemecahan masalah anak melalui kegiatan membatik ini disebabkan

karena pada dasarnya anak menyukai kegiatan yang berkaitan dengan warna

dan cat sehingga kegiatan tersebut dapat membantu dan memotivasi anak

untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Disamping itu,

aktivitas membatik yang dilakukan anak dapat membantu anak untuk

mengembangkan kemampuan emosionalnya, karena dalam kegiatan

membatik dibutuhkan ketekunan, kesabaran serta optimisme anak untuk

menghasilkan karya seni serta kegiatan membatik yang dilakukan pun dapat

dijadikan sebagai ajang pelestarian budaya kepada anak sehingga sejak dini

anak sudah mengetahui dan turut serta dalam melestarikan budaya membatik.

Bertolak dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

menerapkan kegiatan membatik dalam meningkatkan kemampuan motorik

halus anak di Kelompok A TK Al-Hikmah II Desa Panyirapan Kecamatan

(18)

6

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II.”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam proses penelitian diperlukan suatu proses identifikasi masalah

terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permasalahan yang sedang

diteliti sehingga dapat lebih mudah dan jelas. Identifikasi masalah tersebut

dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Kurangnya pengaruh lingkungan yang membantu anak untuk dapat

mengembangkan kemampuan motorik halusnya.

2. Kurang bervariasinya media atau teknik pembelajaran yang digunakan

sehingga menyebabkan anak kurang berminat untuk melakukan kegiatan

pembelajaran.

3. Proses pembelajaran masih kaku dan kurang menarik bagi anak untuk

mengembangkan kemampuan motorik halusnya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman

Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun

Pelajaran 2014-2015 sebelum dilakukan kegiatan membatik?

2. Bagaimana proses kegiatan membatik yang dilakukan dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman

Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun

Pelajaran 2014-2015?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A di

Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun

Pelajaran 2014-2015 setelah dilakukan kegiatan membatik?

(19)

7

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini, antara lain :

1. Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak kelompok A di

Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun

Pelajaran 2014-2015 sebelum dilakukan kegiatan membatik.

2. Untuk mengetahui proses kegiatan membatik yang dilakukan dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman

Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun

Pelajaran 2014-2015.

3. Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak kelompok A di

Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun

Pelajaran 2014-2015 setelah dilakukan kegiatan membatik.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah

wawasan ilmu pengetahuan dalam mengembangkan kemampuan motorik

halus anak khususnya melalui kegiatan membatik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Anak

Membantu anak untuk dapat mengembangkan kemampuan motorik

halusnya serta dapat memberikan pengalaman langsung kepada anak

mengenai kegiatan membatik.

b. Bagi Guru

Lebih mengoptimalkan guru dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan motorik halus

anak serta menambah referensi bahwa kegiatan membatik dapat

digunakan untuk membantu anak mengembangkan kemampuan

motorik halusnya.

(20)

8

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membantu dalam memberikan informasi yang rinci kepada lembaga

taman kanak-kanak mengenai upaya meningkatkan kemampuan

motorik halus anak melalui kegiatan membatik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan penulisan skripsi, dibawah ini adaah gambaran

umum dari bab ke bab isi dari penulisan skripsi ini :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I ini mengemukakan tentang : Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian dan Struktur Organisasi Skirpsi

BAB II KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK

Pada bab ini menguraikan tentang teori-teori dari konsep tentang

masalah yang sedang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini mengemukakan tentang : Lokasi dan Subjek Penelitian,

Desain Penelitian, Metode Penelitian, Penjelasan Istilah, Instrumen

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini mengmukakan tentang : Pengolahan dan Analisis Data,

Pembahasan Data dan Analisis Temuan.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini mengemukakan tentang : Simpulan yang akan diambil dan

(21)

9

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

(22)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah TK

Al-Hikmah II Gang Natawirya RT 02 RW 04 Desa Panyirapan Kecamatan

Soreang Kabupaten Bandung. Secara garis besar profil singkat mengenai

TK Al-Hikmah II antara lain sebagai berikut :

a. Sejarah singkat TK Al-Hikmah II

Tk Al-Hikmah II ini didirikan pada tanggal 16 Juli tahun 2007 atas

usulan dari masyarakat sekitar karena di lokasi tersebut belum

tersedinya arena bermain untuk anak khususnya untuk anak usia dini

yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Disamping itu, masyarakat

pun mengusulkan untuk didirikannya lembaga satuan PAUD yang

berbasis Islam, sehingga sejak dini anak sudah mengenal dan

memiliki pemahaman mengenai agama yang dianutnya (Islam).

Meliha begitu antusiasnya masyarakat akan pendirikan TK di lokasi

tersebut, maka TK Al-Hikmah II pun didirikan oleh yayasan dan

yang menjadi Kepala Sekolah pertama TK Al-Hikmah II yaitu Ibu

Amilah, S.Pd. Suasana di TK Al-Hikmah II ini cukup nyaman,

kondusif dan tenang karena terletak di dekat pewasahan. Disamping

itu, fasilitas yang terdapat di TK AL-Hikmah II pun sudah cukup

memadai.

b. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran di TK AL-Hikmah II lebih banyak

menggunakan model pembelajaran klasikal, akan tetapi pada tahun

ajaran 2014-2015, TK ini mulai menerapkan model pembelajaran

(23)

39

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada bidang pengembangan persiapan ke jenjang pendidikan sekolah

dasar seperti kegiatan membaca.

c. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ada di TK AL-Hikmah II,

antara lain :

Tabel 3.1

Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No. Nama Pendidikan Jabatan

1. Amilah, S.Pd S1 Kepala Sekolah

2. Mila Kusmirah, S.Pd., AUD S1 Guru

3. Siti Atikah, S.PdI S1 Guru

Sumber : Arsip TK AL-Hikmah II

2. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini yaitu peserta didik kelompok A TK

Al-Hikmah II pada semester I tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah

peserta didik sebanyak 14 orang yang terdiri dari 4 laki-laki dan 10

perempuan. Adapun daftar peserta didik yang menjadi subjek dalam

penelitian ini antara lain sebagai berikut :

Tabel 3.2

Daftar Peserta Didik kelompok A TK Al-Hikmah II

No. Nama Jenis Kelamin

1. Alyandra Fardan F. Laki-laki

2. Aulia Ananda Dwitami Perempuan

3. Kaysan Alby Hibban Laki-laki

4. Kenzie Musyafa Al-Khairi Laki-laki

5. M. Fahad Fakhrizi Laki-laki

6. Mutia Faqihatul Jannah Perempuan

(24)

40

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

.8. Nazmi Perempuan

9. Nazwa Alisa Fahira Perempuan

10. Salma Apipah Perempuan

11. Salza Nurazqia Putry Perempuan

12. Sendyta Aprilia Azzahra Perempuan

13. Nhahnaz Nasya Siti A. Perempuan

14. Zahra Al-Faila Perempuan

Sumber : Arsip TK AL-Hikmah II

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research) dengan mengadaptasi model John Elliot. Adapun jenis dari

penelitian ini menggunakan PTK Partisipan yang mana dalam penelitian ini

peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai

penelitian tersebut berakhir atau dengan kata lain peneliti tidak hanya

mengamati aktivitas anak dalam proses pembelajaran akan tetapi peneliti

terlibat langsung dalam proses pembelajaranyang dilakukan (Iskandar, 2009,

hlm. 27).

Desain penelitian yang diadaptasi dari model John Elliot ini memiliki

ciri tertentu yaitu dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan atau

tahapan tindakan yang terperinci. Setiap aksi (tindakan) memungkinkan

terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar

mengajar (Ngadi, 2010, hlm.59).

Siklus dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga membantu

peneliti untuk mendapatkan solusi dalam memecahkan masalah yang muncul

secara optimal. Hal ini pun dapat membantu proses pembelajaran ke arah

yang lebih baik. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi. Hasil dari refleksi pada siklus I akan digunakan

(25)

41

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil, maka akan diperbaiki

pada siklus selanjutnya sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Adapun Skema Model John Elliot dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

dst. dst.

atau

Gambar 3.1

Riset Aksi Model John Elliot

(Sanjaya, 2009, hlm. 53)

Adapun desain pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang akan

dilakukan sesuai skema diatas, dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan Kegiatan:

Pengembangan Gagasan Umum

Eksplorasi

Rencana

Tindakan 2 dst Revisi Rencana

Tindakan 2 dst

Gagasan Umum

Eksplorasi

Rencana

Tindakan 1

Monitor dan Eksplorasi

(26)

42

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

S

1. Menentukan dan menyiapkan tema

2. Membuat rencana pembelajaran

3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan

digunakan seperti pensil, penghapus, bahan

pembuatan batik cap sederhana (kain,

canting cap, dll)

4. Membuat lembar pengamatan

Pelaksanaan

1. Guru menjelaskan kepada anak mengenai

kegiatan yang akan dilakukan

2. Guru memberikan kegiatan yang berkaitan

dengan kegiatan membatik

3. Guru menjelaskan kepada anak

langkah-langkah membuat batik cap sederhana dan

memberikan contoh kepada anak mengenai

cara membuat batik cap sederhana

4. Guru membimbing dan memperhatikan

anak pada saat kegiatan membuat batik cap

Pengamatan

Dilakukan melalui kegiatan mengamati :

1. Kegiatan membuat batik cap sedehana

dalam meningkatkan kemampuan motorik

halus anak

2. Pengamatan ini dilakukan untuk

memperoleh data mengenai proses dan hasil

dari pelaksanaan kegiatan kemampuan

motorik halus anak

Refleksi

Data yang telah diperoleh pada tahap

pengamatan selanjutnya dianalisis. Hasil yang

diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil

ketercapaian terhadap anak. Apabila belum

(27)

43

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berikutnya

telah diajukan pada siklus I

2. Memperbaiki kekurangan dan kesalahan

yang terjadi pada siklus I

3. Menyiapkan kembali bahan membuat batik

cap sederhana

Pelaksanaan

1. Guru memberikan kegiatan yang berkaitan

dengan kegiatan membatik

2. Anak melakukan kegiatan membatik secara

individu tetapi tetap dalam pengawasan

guru

3. Guru memberikan motivasi kepada anak

untuk dapat melakukan kegiatan membatik

(cap sederhana) dengan tepat

Pengamatan

Setelah diperoleh data mengenai proses dan

hasil dari pelaksanaan kegiatan membatik

untuk meningkatkan kemampuan motorik

halus anak, maka data tersebut dianalisa untuk

mengetahui kelemahan yang mungkin ada pada

saat pelaksanaan

Refleksi

Data yang telah diperoleh pada tahap observasi

dianalisis. Hasil yang diperoleh dapat

disimpulkan menjadi hasil kemampuan

motorik halus anak selama 2 siklus

Sumber : Arikunto (Kunandar, 2008, hlm. 96)

(28)

44

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul pada

kelompok A TK AL-Hikmah II mengenai kemampuan motorik halus anak

tahun ajaran 2014-2015. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan membantu

anak untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Dalam rangka

mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, peneliti bekerja

sama dengan guru di TK tersebut untuk merencanakan dan memilih tindakan

dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak secara

berkesinambungan sehingga perkembangan kemampuan anak pun dapat

berkembang ke arah yang lebih baik lagi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian

Tindakan Kelas.Adapun yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan kelas

menurut Kunandar (2008, hlm.46) yaitu

Sebuah Kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang (1) praktik-praktik kependidikan mereka, (2) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Adapun karaktersitik dari penelitian kelas yaitu :

1. Penelitian didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam

instruksional

2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya

3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik

instruksional

5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus (Aqid

dalam Intania, 2014, hlm.54 )

Disamping itu, Sanjaya (2009, hlm. 33) menuturkan bahwa

karakterisitk penelitian tindakan kelas yaitu :

(29)

45

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis,

yang mana PTK berangkat dari keresahan yang dialami guru dalam

pengelolaan proses pembelajaran.

3. Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran. PTK dilaksanakan

untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang maksimal.

Sebuah penelitian kelas tidak akan terlepas dari prosedur penelitian

yang digunakan sebagai dasar tindakan penelitian. Adapun prosedur

penelitian kelas menurut Muslihuddin (Fatmawati, 2013, hlm. 42), antara

lain:

Penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yang diawali dengan revisi rencana, tindakan, observasi,refleksi. Tahapan terus berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap berhasil atau menunjukan terjadinya perubahan perilaku.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik

penelitian tindakan kelas (PTK) adalah berangkat dari masalah yang sedang

dihadapi oleh guru untuk dapat dikaji sehingga dapat membantu guru untuk

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Terdapat beberapa manfaat PTK bagi guru, adapun manfaat tersebut

antara lain :

1. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran

2. Meningkatkan profesionalitas guru

3. Meningkatkan rasa percaya diri guru

4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

keterampilannya. (Kusumah, W. dan Dedi, 2009, hlm.14)

Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang muncul di Kelompok

A TK Al-Hikmah II. Dengan melaksanaan tahapan-tahapan penelitian

(30)

46

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memecahkan permasalahan yang timbul di TK tersebut dengan menerapkan

teori dan teknik pembelajaran yang relevan.

Prosedur penelitian bertujuan untuk mencapai hasil dan proses yang

terstruktur dengan baik. Tahapan-tahapan yang harus dicapai guna

pencapaian hasil dan kegiatan proses tersebut diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, peneliti berusaha mengidentifikasi permasalahan

yang ada. Teknik yang digunakan adalah observasi langsung ke TK

AL-Hikmah II yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Adapun aspek

perkembangan yang akan diamati yaitu kemampuan motorik halus anak

kelompok A serta proses pembelajarannya, kemudian dicatat ke dalam

catatan secara apa adanya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, ditemukan

permasalahan mengenai kemampuan motorik halus anak. Yang mana

anak masih sangat membutuhkan stimulus untuk dapat menggerakan jari

jemarinya secara lentur. Hal tersebut menyebabkan anak sulit untuk

menjiplak bentuk, menebalkan garis serta menggunting kertas.

2. Pengumpulan Data

Langkah kedua adalah pengumpulan data berkenaan dengan

masalah yang dihadapi. Data yang diambil adalah bagaimana guru

mengajar, bagaimana permasalahan kemampuan motorik halus yang

dialami anak, media atau sumber belajar apa yang digunakan, dan

kesulitan apa yang dihadapi guru dalam mengembangkan kemampuan

motorik halus anak.

3. Analisis dan Interpretasi Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dalam arti

diuraikan, dibandingkan, disintesiskan, lalu disusun atau diurutkan secara

(31)

47

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data kualitatif merupakan metode perolehan data yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data (Istikomah

2013, hlm. 27). Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan

peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan

guru. (Sanjaya. 2009, hlm. 106).

4. Proses Pelaksanaan Tindakan

Proses pelaksanaan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus anak kelompok A TK AL-Hikmah II ini

dilaksanakan setelah peneliti mengetahui fokus permasalahan. Peneliti

dan guru melaksanakan tindakan melalui kegiatan membuat batik cap

sederhana. Pelaksanaan tindakan ini berguna untuk membantu

meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

membatik yang dilaksanakan dalam beberapa siklus hingga hasil yang

diharapkan tercapai.

Masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang kemudian

diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap

pelaksanaan siklus sebelumnya untuk melanjutkan ke siklus berikutnya.

Setiap siklus dikatakan berhasil apabila ada peningkatan dalam

kemampuan motorik halus anak.

Berdasarkan gambar alur penelitian tindakan kelas diatas, terdapat

empat tahap yang dilalui dalam model penelitian ini. Adapun penjabaran

dalam langkah-langkah yang hendak ditempuh dalam melakukan

penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam setiap kegiatan,

melalui perencanaan, kegiatan yang hendak dilakukan dapat

terarah. Pada tahap ini ada beberapa hal yang peneliti persiapkan,

yaitu (a) Menentukan kelas dan waktu penelitian (b)

Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan

(32)

48

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(d) Menyiapkan pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membatik (batik

cap sederhana).

Disamping itu, skenario pembelajaran dilakukan pada setiap

siklus. Setiap siklus melalui tahapan sebagai berikut : (1)

pengenalan kegiatan membatik cap sederhana (2) Membuat

pedoman observasi untuk mencatat kemampuan motorik halus anak

(3) Merancang format evaluasi untuk melihat apakah kegiatan

membatik menggunakan teknik batik tulis sederhana dapat

membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak

khususnya anak di kelompok A.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari skenario

pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, guru memberikan

tindakan dengan menggunakan teknik pembelajaran yang telah

ditetapkan bersama peneliti pada anak dan mengamati anak pada

saat proses pembelajaran sedang berlangsung yang kemudian

diikuti dengan refleksi.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini, dilakukan perekaman data menggunakan kamera

dan video. Disamping itu, pada tahap ini pun peneliti dan guru

bekerjasama untuk mengamati dan mendokumentasikan proses,

hasil dan permasalahan yang muncul pada saat anak melakukan

kegiatan. Pada tahap pengamatan, peneliti dapat mencatat berbagai

kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan

tindakan sehingga dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan

refleksi atau dengan kata lain tujuan dilaksanakanya pengamatan

ini adalah untuk mengumpulkan data hasil tindakan agar dapat

dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

(33)

49

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Refleksi merupakan aktivitas melihat berbagai kekurangan yang

dilaksanakan guru selama tindakan. Pada tahap ini, peneliti

mencoba melakukan refleksi yang mencakup analisis mengenai

kekurangan-kekurangan pada penerapan kegiatan membatik serta

keunggulan-keunggulan dari pembelajaran membatik yang harus

dipertahankan untuk perencanaan pembelajaran dalam siklus

berikutnya.

Pelaksanaan siklus ini dilakukan kembali jika hasil dan proses yang

diperoleh belum memuaskan. Siklus ini akan dihentikan setelah

berhasil mengatasi permasalahan yang muncul.

D. Penjelasan Istilah

Dibawah ini dijelaskan mengenai variabel-variabel istilah yang

terdapat dalam penelitian ini, antara lain :

1. Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan otot-otot kecil atau

halus, gerakan lebih menurut koordinasi mata dan tangan serta kemampuan

pengendalian gerak yang baik, yang memungkinkan melakukan ketepatan dan

kecermatan dalam gerakan-gerakan. Adapun ciri-ciri kemampuan motorik

halus anak yang diamati, diantaranya : kemampuan anak untuk membuat

garis, menjiplak bentuk serta menebalkan tepian gambar.

2. Membatik adalah kegiatan yang dapat memberikan rangsangan yang cukup

kuat pada otak kanan yang juga merupakan gudang kreativitas. Melalui

membatik, anak akan dirangsang untuk dapat menyalurkan imajinasi yang

ada didalam pikirannya ke dalam sebuah karya seni. Selain itu, kegiatan

membatik yang dilakukan dapat membantu anak untuk mengembangkan

kemampuan motorik halusnya, karena dalam kegiatan membatik anak

dituntut untuk dapat menggerakan tangan dan jari jemarinya dengan lentur ke

segala arah. Adapun kegiatan membatik dalam penelitian ini yaitu kegiatan

membuat batik cap sederhana dengan menggunakan bahan dan alat yang

(34)

50

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto, Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas

yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah (Nuraeni, 2011, hlm. 42).

Tak jauh berbeda dengan pendapat Arikunto, Sanjaya (2009, hlm. 84)

mengemukakan bahwa Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.

Adapun kisi-kisi instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kisi-kisi mengenai kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

membatik. Adapun kisi-kisi instrumen tersebut, antara lain :

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui

Kegiatan Membatik Pengembangan Teori Dini, P. dan Sari, D.

Variabel Sub Variabel Pernyataan

Teknik

2. Anak dapat menggunting

kertas mengikuti pola

(35)

51

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Anak dapat menggambar

1. Anak dapat mencocokkan

benda sesuai dengan

pasangannya

2. Anak dapat menebalkan

tepian garis pada gambar

3. Anak dapat mencelupkan

kain ke dalam pewarna

4. Anak dapat memakai hasil

karya batiknya dengan

cara mengikat dan melipat

Observasi Anak

Sumber : (Dini, P. dan Sari, D. 1996)

Adapun instrumen yang digunakan untuk mengamati proses dan hasil

peningkatan kemampuan motorik halus dalam penelitian ini antara lain :

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk melihat aspek motorik halus

dalam proses dan hasil kegiatan membatik yang mencakup aspek

kelenturan jari jemari serta koordinasi mata dan tangan pada setiap tahapan

dalam 2 siklus yang terdiri dari beberapa item. Melalui pengamatan ini,

diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengetahui

kekurangan-kekurangan pada saat pelaksanaan tindakan. Melalui kegiatan observasi,

peneliti dapat melihat langsung penerapan kegiatan membatik untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Tabel 3.5

Aktivitas Guru pada Saat Kegiatan

Nama Guru :

(36)

52

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hari/Tanggal :

No. Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

1. Guru menceritakan kepada anak mengenai tema yang akan dibahas

2. Guru menceritakan kegiatan yang akan dilakukan

3. Guru memperlihatkan alat-alat yang akan digunakan dalam membuat batik cap sederhana

4. Guru menjelaskan satu persatu alat membuat batik cap

5. Guru menjelaskan kepada anak cara-cara dalam membuat batik cap sederhana

*Lampiran A.6

Tabel 3.6

Aktivitas Anak pada Saat ProsesPembelajaran

Nama observer :

Tempat :

Hari/Tanggal :

No. Indikator Penilaian Anak Keterangan

B C K

1. Anak dapat mewarnai gambar dengan rapi

2. Anak dapat menggunting kertas mengikuti pola garis lurus

3. Anak dapat mencampurkan warna

4. Anak dapat melakukan kegiatan mencap

5. Anak dapat menggambar garis lurus

6. Anak dapat menggambar garis lengkung

7. Anak dapat menggambar objek dari bentuk lingkaran

8. Anak dapat meremas kain yang telah dicelupkan

(37)

53

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pasangannya

10. Anak dapat menebalkan tepian garis pada gambar

11. Anak dapat mencelupkan kain ke dalam pewarna

12. Anak dapat memakai hasil karya batiknya dengan cara mengikat dan melipat

*Lamiran B.3

Keterangan :

Nilai K : Kurang baik

Nilai C : Cukup baik

Nilai B : Baik

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan alat berupa pertanyaan yang

berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan yang

dianggap dapat memberkan penjelasan mengenai pembelajaran motorik

halus yang dilakukan di TK Al-Hikmah II. (Ngadi, 2010, hlm. 69). Dalam

penelitian ini,yang diwawancarai adalah guru kelas.

Tabel 3.7

Pedoman Wawancara

Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Al-Hikmah

II Sebelum Tindakan

Nama Guru :

Jabatan :

Hari/Tanggal :

No. Aspek yang ditanya Deksripsi jawaban

1. Bagaimana persepsi Ibu mengenai kemampuan motorik halus anak di kelompok A?

(38)

54

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan motorik halus bagi anak kelompok A ?

3.

Metode apa saja yang digunakan oleh Ibu

dalammembantu meningkatkan kemampuan motorik

halus anak kelompok A ?

4.

Apakah Ibu pernah menerapkan kegiatan membatik

dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak di

kelompok A ?

5. Kendala apa saja yang dirasakanIbu dalam melatih kemampuan motorik halus anak kelompok A ?

6.

Upaya apa saja yang dilakukan oleh Ibu untuk

meningkatkan kemapuan motorik halus anak kelompok A

di TK Al-Hikmah II ?

*Lampiran A.4

Tabel 3.8

Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus di TK AL-Hikmah II

Sesudah Tindakan

Nama Guru :

Jabatan :

Hari/Tangggal :

No. Aspek yang ditanyakan Deskripsi jawaban

1. Apa pendapat Ibu mengenai kegiatan membatik ?

2. Bagaimana perasaan Ibu ketika mengajar dengan menggunakan kegiatan membuat batik cap sederhana di kelompok A ?

3.

Apa saja kesulitan yang dihadapi Ibu dalam menggunakan

kegiatanmembuat batik cap sederhaa ketika dan setelah

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan ?

4.

Bagaimna pelaksanaan evaluasi hasil belajar mengenai

kemampuan motorik halus anak kelompok A setelah

menggunakan kegiatan membatik ?

(39)

55

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A ketika melaksanakan kegiatan membatik ?

6. Siapa saja yang mengalami peningkatan dalam kemampuan motorik halusnya ?

7.

Apa saran Ibu terhadap kegiatan membatik yang telah

diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan mtorik halus

anak kelompok A ?

*Lampiran A.5

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu instrumen pengumpulan data-data yang

digunakan dalam penelitian yang berupa foto, gambar dan sebagainya. Dalam

hal ini data-data yang berkaitan dengan studi dokumentasi di TK Al-Hikmah II

yaitu profil sekolah, profil guru, anak serta Rencana Kegiatan harian (RKH).

Dokumen hasil dari studi dokumentasi tersebut yang dijadikan bahan

rujuakan sebagai bagian penunjang dalam penelitian ini (Intania, R., 2014,

hlm.62)

Tabel 3.9

Pedoman Studi Dokumentasi

Nama TK :

Hari/Tanggal :

No. Indikator Keterangan

Ada Tidak ada

1. Kurikulum PAUD

2. Kalender Pendidikan

3. Program Kegiatan Tahunan dan Semester

4. Dokumentasi mengenai Program Kegiatan/

Pembelajaran

5. Penataan Lingkungan Main

6. Rencana Kegiatan Harian (RKH)

7. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)

(40)

56

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Air

b. Pasir

c. Alat Main untuk membangun (balok)

d. Alat main manipulatif (lego, puzzle)

e. Alat dari lingkungan sekitar (daun, ranting,

batu, kerang, dsb)

f. Alat bermain peran (peralatan dokter,

pedagang, dsb)

9. Buku inventaris

10. Pencatatan dokumen/ pembukuan terhadap

penerimaan dan pengeluaran dana

Sumber :StandarAdministrasiPAUD

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Berikut ini adalah

pemaparan dari setiap teknik pengumpulan data :

1. Observasi

Menurut Rianto (1996, hlm. 77), Observasi adalah teknik

pengamatan terhadap objek atau situasi secara terus menerus, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Melalui observasi yang dilakukan,

diharapkan akan diperoleh informasi mengenai gambaran proses kegiatan

pembelajaran yang berlangsung.

Sejalan dengan pendapat Rianto, Sanjaya (2009, hlm. 86)

mengemukakan bahwa observasi merupakan teknik mengumpulkan data

dengan cara mengamati suatu kejadian yang sedang berlangsung dan

mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati

atau diteliti.

2. Wawancara

Menurut Denzim (Nuraida, 2012, hlm. 61), wawancara

(41)

57

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan

mengenai hal-hal yang diperlukan. Disamping itu, wawancara diartikan

sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik

secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu (Sanjaya, 2009,

hlm. 96)

3. Catatan Harian

Catatan harian merupakan instrumen untuk mencatat segala

peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru.

Catatan harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta

perkembangan siswa dalam melakukan proses pembelajaran (Sanjaya,

2009, hlm. 95)

4. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu instrumen pengumpulan data-data

yang digunakan dalam penelitian yang berupa foto, gambar dan

sebagainya. (Intania, R., 2014, hlm.62)

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis

interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984). Kunandar

(Iswanti, 2012, hlm.51) mengumakakan bahwa analisis interaktif terdiri dari

tiga kmponen kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun tiga

komponen tersebut, antara lain :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentuan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang

ada dalam catatan lapangan. Reduksi data dimulai dengan pembuatan

rangkuman dari setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami.

(42)

58

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa macam data PTK yang telah direduksi perlu dideksripsikan

dengan tertata rapi berupa narasi dan grafik.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi

dilakukan seara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik

(43)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 114

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan motorik halus anak

di Kelompok A TK AL-Hikmah II, dapat diuraikan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Kemampuan motorik halus anak Kelompok A TK Al-Hikmh II sebelum

diterapkannya kegiatan membatik masih rendah. Hal ini terlihat dari

ketidakmampuan sebagian anak dalam mengikuti kegiatan yang

berkaitan motorik halus.

2. Pelaksanaan kegiatan membatik dilakukan dalam dua siklus, yang mana

setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan

dengan rencana yang telah dirancang sebelumnya. Kekurangan pada

siklus I akan diperbaiki pad siklus II. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru

senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada anak. Jika anak

tidak dapat melakukan kegiatan dengan baik, maka guru membantu serta

membimbing anak untuk dapat menyelesaikan tugasnya.

3. Kemampuan motorik halus anak setelah diterapkannya kegiatan

membatik mengalami peningkatan yang cukup baik dari sebelum

tindakan hingga siklus dua. Kemampuan motorik halus anak yang

mengalami peningkatan paling tinggi yaitu pada pengendalian gerak anak

dalam kegiatan menggambar garis lurus dan meremas. Persentase expon

baik pada tahap observasi dengan nilai 15%, pada siklus I dengan nilai

30% dan siklus II dengan nilai 55%. Kegiatan membatik yang dilakukan

dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan motorik

halusnya serta membantu perkembangan sosial emosional anak.

B. Rekomendasi

Dari beberapa kesimpulan di atas, terdapat beberapa rekomendasi yang

(44)

115

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi Guru

a. Hendanya guru senantiasa menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan bagi anak sehingga anak dapat mengikuti

pembelajaran dengan baik.

b. Hendaknya guru dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang

lebih bervariasi sehingga anak lebih tertarik untuk mengikuti

pembelajaran.

c. Hendaknya guru senantiasa melibatkan orangtua dalam membantu

mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.

2. Bagi Sekolah

a. Diharapkan Sekolah dapat memberikan kesempatan kepada guru

dalam pengembangan profesinya.

b. Diharapkan Sekolah memberikan penyuluhan materi dari para ahli

mengenai kegiatan yang dapat membantu anak mengembangkan

kemampuan motorik halusnya.

c. Diharapkan Sekolah dapat menyediakan berbagai media

pembelajaran yang menunjang kemampuan motorik halus anak.

3. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mendalami penelitian

ini yakni menganalisis lebih dalam mengenai kemampuan motorik halus

(45)

Kania Puspitasari, 2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

116

DAFTAR PUSTAKA

Ariesta, R. Alat Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar. Bandung : PT Sadiarta

Sukses.

Ariyanti, F., ddk. (2006). Diary Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Tahun.

Bandung : Read! Publishing House.

Azhari. (2013). Batik Tulis. [Online]. Tersedia : http://tk.azhari.sch.id/?p=336. .

(04 Januari 2014)

Azhima, F. (2012). Kajian Studi Deskriptif Motif Batik Singa Payung Karya

Katuradi Trusmi Kabupaten Cirebon. FPBS UPI : tidak diterbitkan.

Barcode. ( 2010). Mengenal batik dan cara mudah membuat batik. Jakarta : Tim

Sanggar Batik Barcode.

Darman, F. (2007). UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Jakarta :

Visimedia.

Dini, P. dan Daeng Sari. (1996). Metode Mengajar di TK. Jakarta : Depdikbud

Dirjen Dikti.

Fatmawati, A. (2013). Implementasi Playdough dalam Menstimulasi Kemampuan

Motorik Halus.Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Giri, M. (2007). UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Transmedia

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Gambar 3.1 Riset Aksi Model John Elliot
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui
Tabel 3.5
+5

Referensi

Dokumen terkait

“ Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian