MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A
TK AL-HIKMAH II
(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok A TK Al-Hikmah II Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh : Kania Puspitasari
1003505
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A
TK AL-HIKMAH II
(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok A TK Al-Hikmah II Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2014-2015)
Oleh Kania Puspitasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Kania Puspitasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK DI KELOMPOK A TK AL-HIKMAH II
KANIA PUSPITASARI 1003505
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan mengenai kemampuan motorik halus anak kelompok A TK Al-Hikmah II yang masih rendah. Pembelajaran yang dilakukan untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak belum optimal serta kurang bervariasinya kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan kegiatan membatik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua Siklus. Setiap siklus dilakukan dua tindakan. Lokasi penelitian ialah TK Al-Hikmah II. Subjek penelitian ialah anak kelompok A yang berjumlah 14 orang. Hasil Penelitian sebelum tindakan secara persentase menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak pada kategori B sebesar 20%, kategori C sebesar 36%, dan kategori K sebesar 44%. Setelah tindakan mengalami peningkatan persentasi yaitu 83% anak tergolong ke dalam kategori B, 15% kategori C dan 2% kategori K. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan membatik yang diterapkan dapat membantu anak dalam kemampuan motorik halusnya. Rekomendasi dari penelitian ini ialah guru dapat mempertimbangkan serta memilih kegiatan membatik sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak di TK Al-Hikmah II.
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
FINE MOTOR SKILLS IMPROVE CHILDREN THROUGH BATIK ACTIVITIES IN GROUP A TK AL-HIKMAH II
KANIA PUSPITASARI 1003505
This research was motivated by problems found on the fine motor skills of children in group A kindergarten Al-Hikmah II were still low. Learning was done to stimulate the child's fine motor skills have not been optimal and less varied learning activities were carried out. This study also aims to determine how the application of batik activities to improve children's fine motor skills. This study used classroom action research. Implementation of Classroom Action Research was conducted in two cycles. Each cycle performed two acts. Location of the study was TK Al-Hikmah II. The research subject was a child group numbering 14 people. Research before action showed that the percentage of fine motor skills in children by 20% Category B, Category C by 36%, and category C by 44%. Once the action had increased the percentage was 83% of the children belong to category B, 15% C and 2% category category K. Based on the results of the research, applied batik activities that could help children in their fine motor skills. Recommendations from this study was that teachers could consider and chose batik activities as an alternative learning strategies, especially in an effort to improve fine motor skills in preschool children of Al-Hikmah II.
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR HAK CIPTA
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN UCAPAN TERIMAKASIH ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GRAFIK ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK ... 9
A. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini ... 9
1. Konsep Pendidikan pada Anak Usia Dini ... 9
2. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ... 10
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Hakikat Karakteristik Anak Usia Dini ... 14
C. Hakikat Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini ... 17
1. Kemampuan Motorik ... 17
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Anak ... 18
3. Kemampuan Motorik Halus ... 20
4. Tahapan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini ... 21
5. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus Anak ... 22
6. Tujuan Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak ... 23
D. Hakikat Membatik ... 24
1. Membatik ... 24
2. Sejarah Batik ... 25
3. Teknik-Teknik Membatik ... 27
4. Manfaat Membatik ... 33
E. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik ... 34
F. Penelitian yang Relevan ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38
1. Lokasi Penelitian ... 38
2. Subjek Penelitian ... 39
B. Desain Penelitian ... 40
C. Metode Penelitian ... 43
D. Penjelasan Istilah ... 49
E. Instrumen Penelitian ... 49
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Hasil Penelitian ... 58
1. Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A TK AL-Hikmah II Sebelum Diterapkannya Kegiatan Membatik ... 58
2. Penerapan kegiatan Membatik dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A TK AL-Hikmah II ... 63 3. Peningkatan kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik pada Kelompok A TK AL-Hikmah II ... 104
B. Pembahasan ... 105
1. Kondisi Awal Kemampuan Motorik Halus Anak pada Kelompok A TK AL-Hikmah II ... 105
2. Pelaksanaan Kegiatan Membatik untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak ... 107
3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak TK AL-Hikmah II Setelah Diterapkannya Kegiatan Membatik ... 111
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 114
A. Simpulan ... 114
B. Rekomendasi ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 116
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Batik Cierbon ... 26
Gambar 2.2 Batik Solo ... 27
Gambar 2.3 Batik Jogja ... 27
Gambar 2.4 Batik Tulis ... 28
Gambar 2.5 Batik Celup Ikat ... 29
Gambar 2.6 Batik Cap ... 29
Gambar 2.7 Batik Lukis ... 30
Gambar 2.8 Membatik Teknik Jumputan ... 31
Gambar 2.9 Membatik Teknik Tulis ... 32
Gambar 2.10 Membatik Teknik Mewarnai ... 33
Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 41
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 39
Tabel 3.2 Daftar Peserta Didik ... 39
Tabel 3.3 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 41
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Peningkatan kemampuan Motorik Halus
Anak Melalui Kegiatan Membatik Pengembangan Teori Dini,
P. dan Sari, D... 50
Tabel 3.5 Aktivitas Guru pada Saat Pembelajaran ... 52
Tabel 3.6 Aktivitas Anak ... 52
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Kondisi Objektif Kemampuan Motorik
Halus Anak di TK AL-Hikmah II Sebelum Tindakan ...
53
Tabel 3.8 Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Al
Hikmah II sesudah Tindakan ... 54
Tabel 3.9 Pedoman Studi Dokumentasi ... 55
Tabel 4.1 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan
(Observasi) ...
60
Tabel 4.2 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan ... 61
Tabel 4.3 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I ... 79
Tabel 4.4 Skor Penilaian Kemampuan Motorik Halus Anak
Siklus I ... 80
Tabel 4.5 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II... 100
Tabel 4.6 Skor Penilaian Kemampuan Motorik Halus Anak
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I... 108
Tabel 4.8 Hasil Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II ... 110
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Persentase Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Tindakan ... 62Grafik 4.2 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I ... 82
Grafik 4.3 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II ... 102
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Persentase Kemampuan Motorik Halus Anak
Sebelum Tindakan ... 62
Diagram 4.2 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus I ... 82
Diagram 4.3 Kemampuan Motorik Halus Anak Siklus II ... 102
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Anak merupakan anugerah terbesar yang dititipkan oleh Allah SWT.
untuk dididik dan dibimbing agar menjadi individu yang beriman serta
bertaqwa kepada Allah SWT., berbakti kepada orangtua dan berkembang
seluruh aspek perkembangannya. Dalam rangka melangsungkan
kehidupannya, anak masih membutuhkan orang disekitarnya untuk dapat
membantunya menjadi pribadi yang baik. Dalam UU No. 23 tahun 2002
dikemukakan bahwa : “Anak merupakan individu yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.”
Dalam rangka mencapai perkembangannya sehingga dapat berkembang
sesuai dengan apa yang diharapkan, anak membutuhkan stimulus yang baik
dari orang dewasa disekelilingnya terutama orangtua, karena tak dapat
dipungkiri bahwa orangtua lah yang banyak menghabiskan waktu bersama
anak dan pendidikan pertama yang diperoleh anak adalah pendidikan yang
diberikan oleh orangtuanya. Oleh karena itu, jika orangtua tidak tepat
memberikan stimulus pada anak maka dikhawatirkan aspek perkembangan
anak pun tidak dapat berkembang secara optimal.
Selain orangtua, peran guru pun sangat berpengaruh penting dalam
membantu mengembangkan aspek perkembangan anak, karena di Sekolah
guru adalah figur pengganti orangtua yang dapat dijadikan model bagi anak
serta dapat membantu anak untuk mengembangkan aspek perkembangannya.
Dalam upaya membantu anak, guru harus dapat menciptakan lingkungan
belajar yang menyenangkan bagi anak serta dapat menstimulasi
perkembangan anak.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya untuk pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Berdasarkan hal tersebut nampak jelas bahwa pembelajaran yang
diberikan di satuan pendidikan anak usia dini dilakukan dengan
mempertimbangkan tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak yang
mengembangkan berbagai aspek diantaranya aspek sosial emosional, nilai
agama moral, bahasa, fisik motorik dan kognitif anak.
Kondisi pembelajaran anak usia dini tak pernah lepas dari bermain,
karena pada masa usia dini, dunia anak adalah dunia bermain. Melalui
bermain gerakan motorik anak akan senantiasa terlatih dengan baik.
Bredekamp mengemukakan bahwa bagi anak usia dini, gerakan-gerakan fisik
tidak sekedar penting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan fisik
anak, melainkan dapat berpengaruh positif terhadap pembentukan rasa
percaya diri dan bahkan perkembangan kognisi anak (Solehuddin, 2000, hlm.
41).
Perkembangan fisik anak sangat berkaitan erat dengan perkembangan
motorik halus anak. Yang mana Motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak dan spinal cord (Endah dalam Hikmayani, 2013,
hlm. 2). Adapun Gerak motorik halus adalah gerak yang hanya melibatkan
bagian tubuh tertentu, otot-otot kecil dan tidak membutuhkan tenaga yang
terlalu besar namun membutuhkan koordinasi yang cermat antara panca indra
dengan anggota tubuh yang terlibat. (Mulyani dan Gracinia, 2007, hlm. 2).
Kemampuan motorik halus sangat penting bagi anak karena
kemampuan motorik halus yang dimiliki anak akan membantu mereka untuk
memenuhi kebutuhan dirinya secara mandiri dikemudian hari, seperti :
makan, minum, memakai pakaian, menggunakan sepatu dan sebagainya.
Hasil penelitian Mayke (2007) mengemukakan bahwa motorik halus penting
3
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai,
melipat, menarik garis dan menggambar. Hal ini sejalan dengan pendapat
Hurlock (1978) yang mengemukakan bahwa penguasaan motorik halus
penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang
dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak
serta semakin baik prestasi di sekolah. (Hikmayani, 2013, hlm. 2)
Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa kemampuan
motorik halus yang dimiliki anak tidak hanya akan membantu anak dalam
kegiatan akademisnya saja seperti menggambar, mewarnai dan sebagainya,
akan tetapi akan membantu anak pula dalam keterampilan sosial serta aspek
perkembangan yang lainnya.
Untuk menguasai kemampuan motorik halusnya, maka anak harus
mampu mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh
secara bersamaan. Indikator-indikator dari kemampuan motorik halus anak
yaitu kelenturan, kecermatan koordinasi mata dengan gerakan tangan dan
kekuatan pergelangan tangan (Sumarno dalam Mulyana, 2012, hlm. 4).
Seiring dengan hal tersebut maka guru harus dapat memberikan kegiatan
yang dapat membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya
secara optimal serta senantiasa memberikan kesempatan dan pengalaman
langsung kepada anak sehingga anak betul-betul terlibat dalam kegiatan yang
sudah disiapkan oleh guru dan anak menjadi pusat dari pembelajaran.
Perkembangan motorik halus setiap anak tentunya berbeda. Hal ini
menyebabkan tidak semua anak memiliki kematangan pada tahap yang sama
(Hildayani dalam Melinda, 2013, hlm. 2). Selain itu, keterlambatan yang
dialami anak dalam perkembangan kemampuan motorik halusnya dapat
mempengaruhi kemandirian anak. Dimana anak masih membutuhkan bantuan
atau dengan kata lain belum dapat melakukan kegiatan yang seharusnya
dapat dilakukan oleh anak seusianya seperti halnya memakai baju sendiri,
memakai kaos kaki sendiri, menggambar, menggunting kertas dan kegiatan
4
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Holts (2009) pun mengemukakan bahwa kemampuan motorik anak
dikatakan terlambat, bila diusianya yang seharusnya ia sudah dapat
mengembangkan keterampilan baru, tetapi ia tidak menunjukkan kemajuan.
Terlebih jika sampai memasuki usia sekolah sekitar 6 tahun, anak belum
dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Anak-anak yang
mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus mengalami
kesulitan untuk mengoordinasikan gerakan tangan dan jari-jemarinya secara
fleksibel (Ngadi, 2010, hlm. 3).
Dalam Permendiknas No. 58 tahun 2009, dikemukakan bahwa pada
rentang usia 4-5 tahun seharusnya anak sudah dapat melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan motorik halus, antara lain :
Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung, menjiplak bentuk, melakukan kegiatan yang berkaitan dengan koordinasi mata dan tangan untuk melakukan gerakan rumit, melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media dan mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.
Akan tetapi, berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan, peneliti
menemukan suatu permasalahan yang terdapat pada anak kelompok A TK
Al-Hikmah II, yang mana beberapa anak mengalami keterlambatan dalam
kemampuan motorik halusnya. Hal ini terlihat pada saat anak melakukan
kegiatan, nampak masih kurang mampunya anak dalam menjiplak bentuk,
yang mana pada saat kegiatan menjiplak bentuk, anak belum dapat
menggerakan lengan kanannya dengan lentur mengikuti bentuk yang telah
disediakan. Selain kesulitan dalam menjiplak bentuk, terdapat sebagian anak
yang masih kesulitan untuk mewarnai gambar sesuai dengan pola. Hal ini
terjadi karena masih rendahnya kemampuan anak untuk mengontrol gerakan
jari jemarinya sehingga pada saat melakukan kegiatan, terkesan gerakan anak
masih ragu- ragu dan canggung.
Kurangnya kemampuan motorik halus anak tersebut jika dibiarkan
5
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gerakan tangannya. Selain itu, permasalahan mengenai kemampuan motorik
halus anak pun dapat pula berdampak pada aspek perkembangan lain,
misalnya anak akan menarik diri dalam bersosialisasi dikarenakan ia merasa
bahwa ia tak mampu untuk melakukan kegiatan yang dapat dilakukan oleh
teman-temannya dan anak merasa takut untuk melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan kemampuan motorik halus seperti menggambar atau
menggunting.
Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan
kemampuan motorik halus anak ini, terdapat berbagai macam kegiatan
pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya yaitu melalui kegiatan
seni. Seni merupakan ciptaan yang berbentuk keindahan (Qiszal, 2007, hlm.
53). Melalui kegiatan seni ini diharapkan dapat membantu anak untuk
terampil dalam menuangkan imajinasinya sehingga berdampak pula pada
perkembangan motorik halusnya. Terdapat berbagai macam kegiatan yang
berkaitan dengan seni, salah satunya yaitu membatik. Membatik merupakan
kegiatan menggambari kain dengan menggunakan tahapan-tahapan
(Nurhadiat, 2004, hlm. 45).
Pemecahan masalah anak melalui kegiatan membatik ini disebabkan
karena pada dasarnya anak menyukai kegiatan yang berkaitan dengan warna
dan cat sehingga kegiatan tersebut dapat membantu dan memotivasi anak
untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Disamping itu,
aktivitas membatik yang dilakukan anak dapat membantu anak untuk
mengembangkan kemampuan emosionalnya, karena dalam kegiatan
membatik dibutuhkan ketekunan, kesabaran serta optimisme anak untuk
menghasilkan karya seni serta kegiatan membatik yang dilakukan pun dapat
dijadikan sebagai ajang pelestarian budaya kepada anak sehingga sejak dini
anak sudah mengetahui dan turut serta dalam melestarikan budaya membatik.
Bertolak dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
menerapkan kegiatan membatik dalam meningkatkan kemampuan motorik
halus anak di Kelompok A TK Al-Hikmah II Desa Panyirapan Kecamatan
6
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II.”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dalam proses penelitian diperlukan suatu proses identifikasi masalah
terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permasalahan yang sedang
diteliti sehingga dapat lebih mudah dan jelas. Identifikasi masalah tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1. Kurangnya pengaruh lingkungan yang membantu anak untuk dapat
mengembangkan kemampuan motorik halusnya.
2. Kurang bervariasinya media atau teknik pembelajaran yang digunakan
sehingga menyebabkan anak kurang berminat untuk melakukan kegiatan
pembelajaran.
3. Proses pembelajaran masih kaku dan kurang menarik bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan motorik halusnya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman
Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun
Pelajaran 2014-2015 sebelum dilakukan kegiatan membatik?
2. Bagaimana proses kegiatan membatik yang dilakukan dalam
meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman
Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun
Pelajaran 2014-2015?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok A di
Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun
Pelajaran 2014-2015 setelah dilakukan kegiatan membatik?
7
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dari penelitian ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak kelompok A di
Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun
Pelajaran 2014-2015 sebelum dilakukan kegiatan membatik.
2. Untuk mengetahui proses kegiatan membatik yang dilakukan dalam
meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A di Taman
Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun
Pelajaran 2014-2015.
3. Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak kelompok A di
Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah II Kec. Soreang Kab. Bandung Tahun
Pelajaran 2014-2015 setelah dilakukan kegiatan membatik.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan dalam mengembangkan kemampuan motorik
halus anak khususnya melalui kegiatan membatik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Anak
Membantu anak untuk dapat mengembangkan kemampuan motorik
halusnya serta dapat memberikan pengalaman langsung kepada anak
mengenai kegiatan membatik.
b. Bagi Guru
Lebih mengoptimalkan guru dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang dapat menstimulasi kemampuan motorik halus
anak serta menambah referensi bahwa kegiatan membatik dapat
digunakan untuk membantu anak mengembangkan kemampuan
motorik halusnya.
8
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Membantu dalam memberikan informasi yang rinci kepada lembaga
taman kanak-kanak mengenai upaya meningkatkan kemampuan
motorik halus anak melalui kegiatan membatik.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memudahkan penulisan skripsi, dibawah ini adaah gambaran
umum dari bab ke bab isi dari penulisan skripsi ini :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I ini mengemukakan tentang : Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian dan Struktur Organisasi Skirpsi
BAB II KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBATIK
Pada bab ini menguraikan tentang teori-teori dari konsep tentang
masalah yang sedang diteliti
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini mengemukakan tentang : Lokasi dan Subjek Penelitian,
Desain Penelitian, Metode Penelitian, Penjelasan Istilah, Instrumen
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan dan Analisis Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini mengmukakan tentang : Pengolahan dan Analisis Data,
Pembahasan Data dan Analisis Temuan.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini mengemukakan tentang : Simpulan yang akan diambil dan
9
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah TK
Al-Hikmah II Gang Natawirya RT 02 RW 04 Desa Panyirapan Kecamatan
Soreang Kabupaten Bandung. Secara garis besar profil singkat mengenai
TK Al-Hikmah II antara lain sebagai berikut :
a. Sejarah singkat TK Al-Hikmah II
Tk Al-Hikmah II ini didirikan pada tanggal 16 Juli tahun 2007 atas
usulan dari masyarakat sekitar karena di lokasi tersebut belum
tersedinya arena bermain untuk anak khususnya untuk anak usia dini
yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Disamping itu, masyarakat
pun mengusulkan untuk didirikannya lembaga satuan PAUD yang
berbasis Islam, sehingga sejak dini anak sudah mengenal dan
memiliki pemahaman mengenai agama yang dianutnya (Islam).
Meliha begitu antusiasnya masyarakat akan pendirikan TK di lokasi
tersebut, maka TK Al-Hikmah II pun didirikan oleh yayasan dan
yang menjadi Kepala Sekolah pertama TK Al-Hikmah II yaitu Ibu
Amilah, S.Pd. Suasana di TK Al-Hikmah II ini cukup nyaman,
kondusif dan tenang karena terletak di dekat pewasahan. Disamping
itu, fasilitas yang terdapat di TK AL-Hikmah II pun sudah cukup
memadai.
b. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran di TK AL-Hikmah II lebih banyak
menggunakan model pembelajaran klasikal, akan tetapi pada tahun
ajaran 2014-2015, TK ini mulai menerapkan model pembelajaran
39
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada bidang pengembangan persiapan ke jenjang pendidikan sekolah
dasar seperti kegiatan membaca.
c. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang ada di TK AL-Hikmah II,
antara lain :
Tabel 3.1
Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No. Nama Pendidikan Jabatan
1. Amilah, S.Pd S1 Kepala Sekolah
2. Mila Kusmirah, S.Pd., AUD S1 Guru
3. Siti Atikah, S.PdI S1 Guru
Sumber : Arsip TK AL-Hikmah II
2. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini yaitu peserta didik kelompok A TK
Al-Hikmah II pada semester I tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah
peserta didik sebanyak 14 orang yang terdiri dari 4 laki-laki dan 10
perempuan. Adapun daftar peserta didik yang menjadi subjek dalam
penelitian ini antara lain sebagai berikut :
Tabel 3.2
Daftar Peserta Didik kelompok A TK Al-Hikmah II
No. Nama Jenis Kelamin
1. Alyandra Fardan F. Laki-laki
2. Aulia Ananda Dwitami Perempuan
3. Kaysan Alby Hibban Laki-laki
4. Kenzie Musyafa Al-Khairi Laki-laki
5. M. Fahad Fakhrizi Laki-laki
6. Mutia Faqihatul Jannah Perempuan
40
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
.8. Nazmi Perempuan
9. Nazwa Alisa Fahira Perempuan
10. Salma Apipah Perempuan
11. Salza Nurazqia Putry Perempuan
12. Sendyta Aprilia Azzahra Perempuan
13. Nhahnaz Nasya Siti A. Perempuan
14. Zahra Al-Faila Perempuan
Sumber : Arsip TK AL-Hikmah II
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) dengan mengadaptasi model John Elliot. Adapun jenis dari
penelitian ini menggunakan PTK Partisipan yang mana dalam penelitian ini
peneliti terlibat secara langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai
penelitian tersebut berakhir atau dengan kata lain peneliti tidak hanya
mengamati aktivitas anak dalam proses pembelajaran akan tetapi peneliti
terlibat langsung dalam proses pembelajaranyang dilakukan (Iskandar, 2009,
hlm. 27).
Desain penelitian yang diadaptasi dari model John Elliot ini memiliki
ciri tertentu yaitu dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan atau
tahapan tindakan yang terperinci. Setiap aksi (tindakan) memungkinkan
terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar
mengajar (Ngadi, 2010, hlm.59).
Siklus dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga membantu
peneliti untuk mendapatkan solusi dalam memecahkan masalah yang muncul
secara optimal. Hal ini pun dapat membantu proses pembelajaran ke arah
yang lebih baik. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Hasil dari refleksi pada siklus I akan digunakan
41
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil, maka akan diperbaiki
pada siklus selanjutnya sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Adapun Skema Model John Elliot dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
dst. dst.
atau
Gambar 3.1
Riset Aksi Model John Elliot
(Sanjaya, 2009, hlm. 53)
Adapun desain pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang akan
dilakukan sesuai skema diatas, dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3
Alur Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan Kegiatan:
Pengembangan Gagasan Umum
Eksplorasi
Rencana
Tindakan 2 dst Revisi Rencana
Tindakan 2 dst
Gagasan Umum
Eksplorasi
Rencana
Tindakan 1
Monitor dan Eksplorasi
42
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
S
1. Menentukan dan menyiapkan tema
2. Membuat rencana pembelajaran
3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan
digunakan seperti pensil, penghapus, bahan
pembuatan batik cap sederhana (kain,
canting cap, dll)
4. Membuat lembar pengamatan
Pelaksanaan
1. Guru menjelaskan kepada anak mengenai
kegiatan yang akan dilakukan
2. Guru memberikan kegiatan yang berkaitan
dengan kegiatan membatik
3. Guru menjelaskan kepada anak
langkah-langkah membuat batik cap sederhana dan
memberikan contoh kepada anak mengenai
cara membuat batik cap sederhana
4. Guru membimbing dan memperhatikan
anak pada saat kegiatan membuat batik cap
Pengamatan
Dilakukan melalui kegiatan mengamati :
1. Kegiatan membuat batik cap sedehana
dalam meningkatkan kemampuan motorik
halus anak
2. Pengamatan ini dilakukan untuk
memperoleh data mengenai proses dan hasil
dari pelaksanaan kegiatan kemampuan
motorik halus anak
Refleksi
Data yang telah diperoleh pada tahap
pengamatan selanjutnya dianalisis. Hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil
ketercapaian terhadap anak. Apabila belum
43
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berikutnya
telah diajukan pada siklus I
2. Memperbaiki kekurangan dan kesalahan
yang terjadi pada siklus I
3. Menyiapkan kembali bahan membuat batik
cap sederhana
Pelaksanaan
1. Guru memberikan kegiatan yang berkaitan
dengan kegiatan membatik
2. Anak melakukan kegiatan membatik secara
individu tetapi tetap dalam pengawasan
guru
3. Guru memberikan motivasi kepada anak
untuk dapat melakukan kegiatan membatik
(cap sederhana) dengan tepat
Pengamatan
Setelah diperoleh data mengenai proses dan
hasil dari pelaksanaan kegiatan membatik
untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak, maka data tersebut dianalisa untuk
mengetahui kelemahan yang mungkin ada pada
saat pelaksanaan
Refleksi
Data yang telah diperoleh pada tahap observasi
dianalisis. Hasil yang diperoleh dapat
disimpulkan menjadi hasil kemampuan
motorik halus anak selama 2 siklus
Sumber : Arikunto (Kunandar, 2008, hlm. 96)
44
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul pada
kelompok A TK AL-Hikmah II mengenai kemampuan motorik halus anak
tahun ajaran 2014-2015. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan membantu
anak untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Dalam rangka
mencapai tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, peneliti bekerja
sama dengan guru di TK tersebut untuk merencanakan dan memilih tindakan
dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak secara
berkesinambungan sehingga perkembangan kemampuan anak pun dapat
berkembang ke arah yang lebih baik lagi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian
Tindakan Kelas.Adapun yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan kelas
menurut Kunandar (2008, hlm.46) yaitu
Sebuah Kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang (1) praktik-praktik kependidikan mereka, (2) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Adapun karaktersitik dari penelitian kelas yaitu :
1. Penelitian didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam
instruksional
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus (Aqid
dalam Intania, 2014, hlm.54 )
Disamping itu, Sanjaya (2009, hlm. 33) menuturkan bahwa
karakterisitk penelitian tindakan kelas yaitu :
45
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis,
yang mana PTK berangkat dari keresahan yang dialami guru dalam
pengelolaan proses pembelajaran.
3. Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran. PTK dilaksanakan
untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang maksimal.
Sebuah penelitian kelas tidak akan terlepas dari prosedur penelitian
yang digunakan sebagai dasar tindakan penelitian. Adapun prosedur
penelitian kelas menurut Muslihuddin (Fatmawati, 2013, hlm. 42), antara
lain:
Penelitian tindakan kelas secara berurutan dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yang diawali dengan revisi rencana, tindakan, observasi,refleksi. Tahapan terus berulang sampai intervensi yang dilakukan dianggap berhasil atau menunjukan terjadinya perubahan perilaku.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik
penelitian tindakan kelas (PTK) adalah berangkat dari masalah yang sedang
dihadapi oleh guru untuk dapat dikaji sehingga dapat membantu guru untuk
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Terdapat beberapa manfaat PTK bagi guru, adapun manfaat tersebut
antara lain :
1. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran
2. Meningkatkan profesionalitas guru
3. Meningkatkan rasa percaya diri guru
4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya. (Kusumah, W. dan Dedi, 2009, hlm.14)
Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang muncul di Kelompok
A TK Al-Hikmah II. Dengan melaksanaan tahapan-tahapan penelitian
46
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memecahkan permasalahan yang timbul di TK tersebut dengan menerapkan
teori dan teknik pembelajaran yang relevan.
Prosedur penelitian bertujuan untuk mencapai hasil dan proses yang
terstruktur dengan baik. Tahapan-tahapan yang harus dicapai guna
pencapaian hasil dan kegiatan proses tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini, peneliti berusaha mengidentifikasi permasalahan
yang ada. Teknik yang digunakan adalah observasi langsung ke TK
AL-Hikmah II yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. Adapun aspek
perkembangan yang akan diamati yaitu kemampuan motorik halus anak
kelompok A serta proses pembelajarannya, kemudian dicatat ke dalam
catatan secara apa adanya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, ditemukan
permasalahan mengenai kemampuan motorik halus anak. Yang mana
anak masih sangat membutuhkan stimulus untuk dapat menggerakan jari
jemarinya secara lentur. Hal tersebut menyebabkan anak sulit untuk
menjiplak bentuk, menebalkan garis serta menggunting kertas.
2. Pengumpulan Data
Langkah kedua adalah pengumpulan data berkenaan dengan
masalah yang dihadapi. Data yang diambil adalah bagaimana guru
mengajar, bagaimana permasalahan kemampuan motorik halus yang
dialami anak, media atau sumber belajar apa yang digunakan, dan
kesulitan apa yang dihadapi guru dalam mengembangkan kemampuan
motorik halus anak.
3. Analisis dan Interpretasi Data
Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dalam arti
diuraikan, dibandingkan, disintesiskan, lalu disusun atau diurutkan secara
47
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data kualitatif merupakan metode perolehan data yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data (Istikomah
2013, hlm. 27). Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan
peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan
guru. (Sanjaya. 2009, hlm. 106).
4. Proses Pelaksanaan Tindakan
Proses pelaksanaan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus anak kelompok A TK AL-Hikmah II ini
dilaksanakan setelah peneliti mengetahui fokus permasalahan. Peneliti
dan guru melaksanakan tindakan melalui kegiatan membuat batik cap
sederhana. Pelaksanaan tindakan ini berguna untuk membantu
meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
membatik yang dilaksanakan dalam beberapa siklus hingga hasil yang
diharapkan tercapai.
Masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang kemudian
diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap
pelaksanaan siklus sebelumnya untuk melanjutkan ke siklus berikutnya.
Setiap siklus dikatakan berhasil apabila ada peningkatan dalam
kemampuan motorik halus anak.
Berdasarkan gambar alur penelitian tindakan kelas diatas, terdapat
empat tahap yang dilalui dalam model penelitian ini. Adapun penjabaran
dalam langkah-langkah yang hendak ditempuh dalam melakukan
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal dalam setiap kegiatan,
melalui perencanaan, kegiatan yang hendak dilakukan dapat
terarah. Pada tahap ini ada beberapa hal yang peneliti persiapkan,
yaitu (a) Menentukan kelas dan waktu penelitian (b)
Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan
48
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(d) Menyiapkan pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan membatik (batik
cap sederhana).
Disamping itu, skenario pembelajaran dilakukan pada setiap
siklus. Setiap siklus melalui tahapan sebagai berikut : (1)
pengenalan kegiatan membatik cap sederhana (2) Membuat
pedoman observasi untuk mencatat kemampuan motorik halus anak
(3) Merancang format evaluasi untuk melihat apakah kegiatan
membatik menggunakan teknik batik tulis sederhana dapat
membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak
khususnya anak di kelompok A.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari skenario
pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, guru memberikan
tindakan dengan menggunakan teknik pembelajaran yang telah
ditetapkan bersama peneliti pada anak dan mengamati anak pada
saat proses pembelajaran sedang berlangsung yang kemudian
diikuti dengan refleksi.
c. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini, dilakukan perekaman data menggunakan kamera
dan video. Disamping itu, pada tahap ini pun peneliti dan guru
bekerjasama untuk mengamati dan mendokumentasikan proses,
hasil dan permasalahan yang muncul pada saat anak melakukan
kegiatan. Pada tahap pengamatan, peneliti dapat mencatat berbagai
kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan
tindakan sehingga dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan
refleksi atau dengan kata lain tujuan dilaksanakanya pengamatan
ini adalah untuk mengumpulkan data hasil tindakan agar dapat
dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
49
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Refleksi merupakan aktivitas melihat berbagai kekurangan yang
dilaksanakan guru selama tindakan. Pada tahap ini, peneliti
mencoba melakukan refleksi yang mencakup analisis mengenai
kekurangan-kekurangan pada penerapan kegiatan membatik serta
keunggulan-keunggulan dari pembelajaran membatik yang harus
dipertahankan untuk perencanaan pembelajaran dalam siklus
berikutnya.
Pelaksanaan siklus ini dilakukan kembali jika hasil dan proses yang
diperoleh belum memuaskan. Siklus ini akan dihentikan setelah
berhasil mengatasi permasalahan yang muncul.
D. Penjelasan Istilah
Dibawah ini dijelaskan mengenai variabel-variabel istilah yang
terdapat dalam penelitian ini, antara lain :
1. Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan otot-otot kecil atau
halus, gerakan lebih menurut koordinasi mata dan tangan serta kemampuan
pengendalian gerak yang baik, yang memungkinkan melakukan ketepatan dan
kecermatan dalam gerakan-gerakan. Adapun ciri-ciri kemampuan motorik
halus anak yang diamati, diantaranya : kemampuan anak untuk membuat
garis, menjiplak bentuk serta menebalkan tepian gambar.
2. Membatik adalah kegiatan yang dapat memberikan rangsangan yang cukup
kuat pada otak kanan yang juga merupakan gudang kreativitas. Melalui
membatik, anak akan dirangsang untuk dapat menyalurkan imajinasi yang
ada didalam pikirannya ke dalam sebuah karya seni. Selain itu, kegiatan
membatik yang dilakukan dapat membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan motorik halusnya, karena dalam kegiatan membatik anak
dituntut untuk dapat menggerakan tangan dan jari jemarinya dengan lentur ke
segala arah. Adapun kegiatan membatik dalam penelitian ini yaitu kegiatan
membuat batik cap sederhana dengan menggunakan bahan dan alat yang
50
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto, Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas
yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah (Nuraeni, 2011, hlm. 42).
Tak jauh berbeda dengan pendapat Arikunto, Sanjaya (2009, hlm. 84)
mengemukakan bahwa Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Adapun kisi-kisi instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kisi-kisi mengenai kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
membatik. Adapun kisi-kisi instrumen tersebut, antara lain :
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak melalui
Kegiatan Membatik Pengembangan Teori Dini, P. dan Sari, D.
Variabel Sub Variabel Pernyataan
Teknik
2. Anak dapat menggunting
kertas mengikuti pola
51
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Anak dapat menggambar
1. Anak dapat mencocokkan
benda sesuai dengan
pasangannya
2. Anak dapat menebalkan
tepian garis pada gambar
3. Anak dapat mencelupkan
kain ke dalam pewarna
4. Anak dapat memakai hasil
karya batiknya dengan
cara mengikat dan melipat
Observasi Anak
Sumber : (Dini, P. dan Sari, D. 1996)
Adapun instrumen yang digunakan untuk mengamati proses dan hasil
peningkatan kemampuan motorik halus dalam penelitian ini antara lain :
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk melihat aspek motorik halus
dalam proses dan hasil kegiatan membatik yang mencakup aspek
kelenturan jari jemari serta koordinasi mata dan tangan pada setiap tahapan
dalam 2 siklus yang terdiri dari beberapa item. Melalui pengamatan ini,
diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengetahui
kekurangan-kekurangan pada saat pelaksanaan tindakan. Melalui kegiatan observasi,
peneliti dapat melihat langsung penerapan kegiatan membatik untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
Tabel 3.5
Aktivitas Guru pada Saat Kegiatan
Nama Guru :
52
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hari/Tanggal :
No. Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1. Guru menceritakan kepada anak mengenai tema yang akan dibahas
2. Guru menceritakan kegiatan yang akan dilakukan
3. Guru memperlihatkan alat-alat yang akan digunakan dalam membuat batik cap sederhana
4. Guru menjelaskan satu persatu alat membuat batik cap
5. Guru menjelaskan kepada anak cara-cara dalam membuat batik cap sederhana
*Lampiran A.6
Tabel 3.6
Aktivitas Anak pada Saat ProsesPembelajaran
Nama observer :
Tempat :
Hari/Tanggal :
No. Indikator Penilaian Anak Keterangan
B C K
1. Anak dapat mewarnai gambar dengan rapi
2. Anak dapat menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
3. Anak dapat mencampurkan warna
4. Anak dapat melakukan kegiatan mencap
5. Anak dapat menggambar garis lurus
6. Anak dapat menggambar garis lengkung
7. Anak dapat menggambar objek dari bentuk lingkaran
8. Anak dapat meremas kain yang telah dicelupkan
53
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pasangannya
10. Anak dapat menebalkan tepian garis pada gambar
11. Anak dapat mencelupkan kain ke dalam pewarna
12. Anak dapat memakai hasil karya batiknya dengan cara mengikat dan melipat
*Lamiran B.3
Keterangan :
Nilai K : Kurang baik
Nilai C : Cukup baik
Nilai B : Baik
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan alat berupa pertanyaan yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan yang
dianggap dapat memberkan penjelasan mengenai pembelajaran motorik
halus yang dilakukan di TK Al-Hikmah II. (Ngadi, 2010, hlm. 69). Dalam
penelitian ini,yang diwawancarai adalah guru kelas.
Tabel 3.7
Pedoman Wawancara
Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus Anak di TK Al-Hikmah
II Sebelum Tindakan
Nama Guru :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
No. Aspek yang ditanya Deksripsi jawaban
1. Bagaimana persepsi Ibu mengenai kemampuan motorik halus anak di kelompok A?
54
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan motorik halus bagi anak kelompok A ?
3.
Metode apa saja yang digunakan oleh Ibu
dalammembantu meningkatkan kemampuan motorik
halus anak kelompok A ?
4.
Apakah Ibu pernah menerapkan kegiatan membatik
dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak di
kelompok A ?
5. Kendala apa saja yang dirasakanIbu dalam melatih kemampuan motorik halus anak kelompok A ?
6.
Upaya apa saja yang dilakukan oleh Ibu untuk
meningkatkan kemapuan motorik halus anak kelompok A
di TK Al-Hikmah II ?
*Lampiran A.4
Tabel 3.8
Kondisi Objektif Kemampuan Motorik Halus di TK AL-Hikmah II
Sesudah Tindakan
Nama Guru :
Jabatan :
Hari/Tangggal :
No. Aspek yang ditanyakan Deskripsi jawaban
1. Apa pendapat Ibu mengenai kegiatan membatik ?
2. Bagaimana perasaan Ibu ketika mengajar dengan menggunakan kegiatan membuat batik cap sederhana di kelompok A ?
3.
Apa saja kesulitan yang dihadapi Ibu dalam menggunakan
kegiatanmembuat batik cap sederhaa ketika dan setelah
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan ?
4.
Bagaimna pelaksanaan evaluasi hasil belajar mengenai
kemampuan motorik halus anak kelompok A setelah
menggunakan kegiatan membatik ?
55
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A ketika melaksanakan kegiatan membatik ?
6. Siapa saja yang mengalami peningkatan dalam kemampuan motorik halusnya ?
7.
Apa saran Ibu terhadap kegiatan membatik yang telah
diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan mtorik halus
anak kelompok A ?
*Lampiran A.5
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu instrumen pengumpulan data-data yang
digunakan dalam penelitian yang berupa foto, gambar dan sebagainya. Dalam
hal ini data-data yang berkaitan dengan studi dokumentasi di TK Al-Hikmah II
yaitu profil sekolah, profil guru, anak serta Rencana Kegiatan harian (RKH).
Dokumen hasil dari studi dokumentasi tersebut yang dijadikan bahan
rujuakan sebagai bagian penunjang dalam penelitian ini (Intania, R., 2014,
hlm.62)
Tabel 3.9
Pedoman Studi Dokumentasi
Nama TK :
Hari/Tanggal :
No. Indikator Keterangan
Ada Tidak ada
1. Kurikulum PAUD
2. Kalender Pendidikan
3. Program Kegiatan Tahunan dan Semester
4. Dokumentasi mengenai Program Kegiatan/
Pembelajaran
5. Penataan Lingkungan Main
6. Rencana Kegiatan Harian (RKH)
7. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)
56
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Air
b. Pasir
c. Alat Main untuk membangun (balok)
d. Alat main manipulatif (lego, puzzle)
e. Alat dari lingkungan sekitar (daun, ranting,
batu, kerang, dsb)
f. Alat bermain peran (peralatan dokter,
pedagang, dsb)
9. Buku inventaris
10. Pencatatan dokumen/ pembukuan terhadap
penerimaan dan pengeluaran dana
Sumber :StandarAdministrasiPAUD
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Berikut ini adalah
pemaparan dari setiap teknik pengumpulan data :
1. Observasi
Menurut Rianto (1996, hlm. 77), Observasi adalah teknik
pengamatan terhadap objek atau situasi secara terus menerus, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Melalui observasi yang dilakukan,
diharapkan akan diperoleh informasi mengenai gambaran proses kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
Sejalan dengan pendapat Rianto, Sanjaya (2009, hlm. 86)
mengemukakan bahwa observasi merupakan teknik mengumpulkan data
dengan cara mengamati suatu kejadian yang sedang berlangsung dan
mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati
atau diteliti.
2. Wawancara
Menurut Denzim (Nuraida, 2012, hlm. 61), wawancara
57
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan
mengenai hal-hal yang diperlukan. Disamping itu, wawancara diartikan
sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan bahasa lisan baik
secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu (Sanjaya, 2009,
hlm. 96)
3. Catatan Harian
Catatan harian merupakan instrumen untuk mencatat segala
peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru.
Catatan harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta
perkembangan siswa dalam melakukan proses pembelajaran (Sanjaya,
2009, hlm. 95)
4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu instrumen pengumpulan data-data
yang digunakan dalam penelitian yang berupa foto, gambar dan
sebagainya. (Intania, R., 2014, hlm.62)
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis
interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984). Kunandar
(Iswanti, 2012, hlm.51) mengumakakan bahwa analisis interaktif terdiri dari
tiga kmponen kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun tiga
komponen tersebut, antara lain :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentuan fokus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang
ada dalam catatan lapangan. Reduksi data dimulai dengan pembuatan
rangkuman dari setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami.
58
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa macam data PTK yang telah direduksi perlu dideksripsikan
dengan tertata rapi berupa narasi dan grafik.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi
dilakukan seara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 114
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan motorik halus anak
di Kelompok A TK AL-Hikmah II, dapat diuraikan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kemampuan motorik halus anak Kelompok A TK Al-Hikmh II sebelum
diterapkannya kegiatan membatik masih rendah. Hal ini terlihat dari
ketidakmampuan sebagian anak dalam mengikuti kegiatan yang
berkaitan motorik halus.
2. Pelaksanaan kegiatan membatik dilakukan dalam dua siklus, yang mana
setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan
dengan rencana yang telah dirancang sebelumnya. Kekurangan pada
siklus I akan diperbaiki pad siklus II. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru
senantiasa membimbing dan memberikan arahan kepada anak. Jika anak
tidak dapat melakukan kegiatan dengan baik, maka guru membantu serta
membimbing anak untuk dapat menyelesaikan tugasnya.
3. Kemampuan motorik halus anak setelah diterapkannya kegiatan
membatik mengalami peningkatan yang cukup baik dari sebelum
tindakan hingga siklus dua. Kemampuan motorik halus anak yang
mengalami peningkatan paling tinggi yaitu pada pengendalian gerak anak
dalam kegiatan menggambar garis lurus dan meremas. Persentase expon
baik pada tahap observasi dengan nilai 15%, pada siklus I dengan nilai
30% dan siklus II dengan nilai 55%. Kegiatan membatik yang dilakukan
dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan motorik
halusnya serta membantu perkembangan sosial emosional anak.
B. Rekomendasi
Dari beberapa kesimpulan di atas, terdapat beberapa rekomendasi yang
115
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi Guru
a. Hendanya guru senantiasa menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan bagi anak sehingga anak dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.
b. Hendaknya guru dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang
lebih bervariasi sehingga anak lebih tertarik untuk mengikuti
pembelajaran.
c. Hendaknya guru senantiasa melibatkan orangtua dalam membantu
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.
2. Bagi Sekolah
a. Diharapkan Sekolah dapat memberikan kesempatan kepada guru
dalam pengembangan profesinya.
b. Diharapkan Sekolah memberikan penyuluhan materi dari para ahli
mengenai kegiatan yang dapat membantu anak mengembangkan
kemampuan motorik halusnya.
c. Diharapkan Sekolah dapat menyediakan berbagai media
pembelajaran yang menunjang kemampuan motorik halus anak.
3. Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mendalami penelitian
ini yakni menganalisis lebih dalam mengenai kemampuan motorik halus
Kania Puspitasari, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Membatik di Kelompok A TK Al-Hikmah II
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
116
DAFTAR PUSTAKA
Ariesta, R. Alat Permainan Edukatif Lingkungan Sekitar. Bandung : PT Sadiarta
Sukses.
Ariyanti, F., ddk. (2006). Diary Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Tahun.
Bandung : Read! Publishing House.
Azhari. (2013). Batik Tulis. [Online]. Tersedia : http://tk.azhari.sch.id/?p=336. .
(04 Januari 2014)
Azhima, F. (2012). Kajian Studi Deskriptif Motif Batik Singa Payung Karya
Katuradi Trusmi Kabupaten Cirebon. FPBS UPI : tidak diterbitkan.
Barcode. ( 2010). Mengenal batik dan cara mudah membuat batik. Jakarta : Tim
Sanggar Batik Barcode.
Darman, F. (2007). UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Jakarta :
Visimedia.
Dini, P. dan Daeng Sari. (1996). Metode Mengajar di TK. Jakarta : Depdikbud
Dirjen Dikti.
Fatmawati, A. (2013). Implementasi Playdough dalam Menstimulasi Kemampuan
Motorik Halus.Skripsi pada Jurusan PGPAUD FIP UPI Bandung : tidak
diterbitkan.
Giri, M. (2007). UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Transmedia