• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERI TADI TK ST THERESIA BINJAI T.A 2014/2015”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERI TADI TK ST THERESIA BINJAI T.A 2014/2015”."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERITA DI

TK SANTA THERESIA BINJAI T.A 2014/2015

SKRIPSI

Oleh:

MARIANA PUTRI MANURUNG NIM. 109113031

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Mariana Putri Manurung “Upaya Meningkatkan Konsentrasi Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Penggunaan Metode Bercerita di TK ST Theresia Binjai T.A 2014/2015”

Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya konsentrasi anak dalam mengikuti pelajaran, khususnya dalam hal bercerita. Hal ini disebabkan karena cara mengajar guru yang kurang menerapkan kegiatan bercerita dalam pembelajaran di sekolah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode bercerita dapat meningkatkan konsentrasi anak usia 5-6 tahun di TK.ST Theresia Binjai Tahun Ajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus. Dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Subjek penelitian adalah anak kelas B di TK Santa Theresia Binjai yang berjumlah 18 orang anak, terdiri atas 8 orang anak perempuan dan 10 orang anak laki-laki. Sedangkan objek penelitian ini adalah Meningkatkan Konsentrasi Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Penggunaan Metode Bercerita di TK Santa Theresia Binjai.

Hasil analisis pada pertemuan1siklus I setelah metode bercerita dilakukan rata-rata penilaian konsentrasi anak 32.3% yang berarti termasuk kategori cukup. Sedangkan pada pertemuan 2 siklus I setelah metode bercerita dilakukan, rata-rata konsentrasi anak 43.5% masih berada pada kategor icukup. Hasil observasi dan refleksi pada pertemuan 1 siklus II setelah metode bercerita dilakukan rata-rata penilaian konsentrasi anak 65.7% yang berarti sudah termasuk kategori baik. Sedangkan pada pertemuan 2 siklus II setelah metode bercerita dilakukan, rata-rata konsentrasi anak meningka tmenjadi 80.5% masih termasuk kategori baik.

(5)

DAFTAR ISI

2.1.2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kurangnya Konsentrasi ... 12

2.1.3.Teknik-Teknik Untuk Meningkatkan Konsentrasi Anak ... 13

2.1.4.Teori Untuk Melatih Konsentrasi Anak ... 15

2.2. Metode Bercerita ... 16

(6)

2.2.2. Jenis Cerita ... 18

2.2.3. Manfaat Metode Bercerita... 19

2.2.4. Karakteristik Cerita Untuk Anak Taman Kanak-Kanak ... 20

2.2.5. Metode Bercerita Meningkatkan Konsentrasi Anak ... 21

2.2.6. Teknik-Teknik Bercerita ... 22

2.2.7. Langkah-Langkah Bercerita ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 24

3.4. Defenisi Operasional Variabel ... 27

3.5. Desain Penelitian ... 27

3.6. Prosedur Penelitian ... 28

3.7. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.8. Teknik Analisis Data ... 33

3.9. Jadwal Penelitian ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 37

(7)

4.1.2. Hasil Dan Pembahasan Penelitian Siklus II ... 46

4.1.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 58

5.2. Saran ... 59

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi Konsentrasi Anak ... 32

Tabel 3.2 Interpretasi Peningkatan Konsentrasi Anak ... 33

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 35

Tabel 4.1 Data Konsentrasi Anak Pada Pertemuan 1 siklus I ... 42

Tabel 4.2 Data Konsentrasi Anak Pada Pertemuan 2 siklusI ... 43

Tabel 4.3 Rekapitulasi Konsentrasi Anak Pada siklus I ... 44

Tabel 4.4 Data Konsentrasi Anak Pada Pertemuan 1 siklus II ... 51

Tabel 4.5 Data Konsentrasi Anak Pada Pertemuan 2siklus II ... 52

Tabel 4.6 Rekapitulasi Konsentrasi Anak Pada siklus II ... 53

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Desain Penelitian ... 28

Gambar 4.1 Diagram Batang Perolehan Skor peningkatan Konsentrasi

Anak Pada siklus I ... 45

Gambar 4.2 Diagram Batang Perolehan Skor peningkatan Konsentrasi

Anak Pada siklus II ... 54

Gambar 4.3 Diagram Batang Perolehan Skor peningkatan Konsentrasi

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan

suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia

yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

negara. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan

yang mereka butuhkan baik melalui pendidikan formal maupun nonformal.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan sehingga ia mampu menjadi dewasa.

Pendidikan perlu dimulai sejak dini supaya potensi yang dimiliki anak dapat

dirangsang dan akan mempengaruhi seseorang untuk berkembang ke arah

perkembangan selanjutnya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 ayat 14 bahwa :

(11)

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

anak masuk pada jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal

dan nonformal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,

daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan

perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan

tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Anak adalah amanah yang dititipkan Tuhan kepada orang tua untuk

dirawat, dididik sekaligus diarahkan ke jalan yang benar. Sebagai orangtua dan

guru di sekolah dituntut agar mampu merawat dan mendidik anak dengan baik

supaya anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, aktif, kreatif dan

sebagainya. Banyak kebutuhan anak yang harus diperhatikan diantaranya adalah

kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Hal ini perlu diperhatikan karena

sebagai orangtua dan guru di sekolah hendaknya senantiasa memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tersebut secara seimbang dengan maksud agar pertumbuhan dan

perkembangan anak dapat berjalan secara optimal. Salah satu dari kebutuhan

tersebut yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan rohani, karena kebutuhan

(12)

karena pengembangan daya ingat dan konsentrasi sangat diperlukan dalam upaya

peningkatan intelektual anak. Dalam hal ini orangtua dan guru diwajibkan

memberikan bimbingan dan arahan berupa pendidikan yang baik dan bermanfaat,

sehingga anak memiliki mental dan kepribadian yang baik. Berkaitan dengan itu

orangtua dan guru di sekolah harus mengupayakan agar anak memiliki kecerdasan

yang baik serta daya ingat yang kuat untuk pengembangan proses berfikir anak.

Di rumah setiap anak memiliki banyak waktu untuk berkumpul bersama

keluarga, sehingga orangtua juga mempunyai kesempatan yang luas untuk

memberikan rangsangan yang berguna dalam meningkatkan kinerja otaknya.

Namun sebagian orangtua kurang menyadari kesempatan itu dengan baik karena

kesibukan orangtua dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Sesuai dengan peran

keluarga dimana anak lahir dan dibesarkan di dalam keluarga maka anak akan

banyak memperoleh pengaruh dari anggota keluarganya khususnya dalam

memberikan dasar-dasar pendidikan. Sebagian besar orangtua kurang menyadari

akan fungsi dan tanggung jawabnya dalam mengasuh anak sehingga masih

ditemukan anak yang dimanja, anak yang cenderung diberi kebebasan untuk

melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak anak dan kurang melakukan

pembiasaan untuk merangsang anak berfikir dalam melakukan sesuatu yang

berguna untuk anak. Hal tersebut terjadi karena kesibukan orangtua di luar rumah

sehingga kurang memperhatikan kesempatan untuk menemani, membimbing, dan

merawat sang anak dirumah. Sebagian orangtua hanya memikirkan bagaimana

supaya kebutuhan materi sang anak terpenuhi sepenuhnya dan kurang

(13)

Selain itu orangtua juga banyak menitipkan anak mereka kepada pengasuh

atau baby sister yang kurang memahami bagaimana cara merawat dan

membimbing anak. Dimana mereka justru hanya berusaha bagaimana anak

tersebut dapat diam, tentram dan tidak mengganggu dan kurang menyadari

bagaimana cara untuk mendidik sang anak.

Disamping itu, banyaknya orangtua yang kurang memahami pembiasaan

untuk melatih anak di rumah seperti meletakkan barang atau mainannya pada

tempatnya. Pendidikan pada anak juga menjadi pemacu kurangnya daya ingat atau

konsentrasi seorang anak dalam melakukan suatu kegiatan. Beberapa orangtua

justru memilih untuk segera menyekolahkan sang anak, karena mereka berpikir

dengan bersekolah sang anak akan menjadi cerdas dan pintar karena diasuh oleh

guru-guru yang profesional.

Dalam upaya meningkatkan konsentrasi dan daya ingat seorang anak

dalam belajar di sekolah, juga dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam

memberikan pembelajaran kepada anak di sekolah. Mengingat pembelajaran di

sekolah yaitu belajar sambil bermain, maka seorang guru harus mempunyai

keterampilan yang matang. Adapun keterampilan yang harus dimiliki guru dalam

proses belajar mengajar adalah strategi pembelajaran, model pembelajaran, media

pembelajaran, serta metode pembelajaran.

Dalam ilmu perkembangan otak (Salman Rusydie:2012), dijelaskan bahwa

salah satu ciri orang yang mempunyai tingkat kecerdasan baik adalah ia yang

memiliki daya ingat kuat dan konsentrasi sehingga dapat merekam, mengingat

(14)

memiliki konsentrasi yang tinggi dan daya ingat yang kuat akan lebih kreatif

dalam menghadapi berbagai persoalan.

Konsentrasi belajar sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar.

Konsentrasi penuh pada seorang anak akan membuat anak tersebut dapat

menangkap hal-hal yang penting dari pembelajaran yang sedang disampaikan. Hal

ini berarti bahwa konsentrasi dapat membuat seseorang menguasai apa yang

dipelajarinya, karena dengan konsentrasi anak akan menjadi terfokus terhadap

kegiatan yang sedang dilakukannya. Bagi seorang anak yang sudah terbiasa

berkonsentrasi dalam belajar akan dapat belajar sebaik-baiknya, kapan dan

dimanapun berada. (Slameto, 2003:86) menyatakan bahwa “kemampuan

berkonsentrasi pada dasarnya ada pada setiap orang dan merupakan kebiasaan

yang dapat dilatih jadi bukan bakat/bawaan”. Mengingat pentingnya mempunyai

keterampilan dalam mengajar untuk itulah guru perlu mempunyai metode yang

digunakan dalam belajar untuk meningkatkan konsentrasi dan daya ingat anak

dalam belajar.

Konsentrasi anak usia 5-6 tahun adalah suatu keadaan dimana anak dapat

memfokuskan pikirannya dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu yang

diperintahkan oleh gurunya di kelas. Untuk anak usia 5-6 tahun kurangnya

konsentrasi dapat dilihat dari bagaimana anak tersebut di sekolah. Pemandangan

anak-anak TK yang tidak bisa duduk diam di kelas adalah biasa, rnengingat

sebagian besar aktivitas anak usia prasekolah melibatkan gerak fisik dan bermain.

Agak sukar bagi mereka bila harus duduk diam dalam waktu lama dan

berkonsentrasi. Sepertinya setiap anak dilengkapi dengan energi yang tak ada

(15)

di dalam kelas, mengganggu temannya yang sedang belajar, dan asik sendiri

dengan dirinya. Meskipun begitu anak-anak prasekolah, khususnya anak usia 5-6

tahun boleh diajarkan untuk duduk diam dalam menerima pembelajaran. Tetapi

tentunya pengenalan itu hanya boleh dilakukan secara bertahap. Kita tidak bisa

memaksakan anak untuk langsung duduk diam dan tidak boleh jalan-jalan di

kelas. Disamping menjadi tugas tambahan bagi guru untuk memberikan ekstra

perhatian pada anak-anak didiknya, sebagai sosok pengganti orang tua di sekolah

yang kreatif dan inovatif, guru harus dapat mengendalikan situasi semacam ini.

Salah satunya dengan menerapkan metode bercerita dalam proses pembelajaran.

Metode bercerita merupakan salah satu kegiatan yang disenangi oleh anak,

dimana cerita itu harus mengandung makna yang berarti bagi anak. Stewigh

dalam (Mustakim:2005) menyatakan bahwa “anak senang pada cerita karena

terdapat sejumlah manfaat bagi anak dalam perkembangan dan pembentukan

pribadi anak”. Bercerita merupakan sebuah karya sastra yang dapat membantu

meningkatkan konsentrasi dan daya ingat anak, meningkatkan kemampuan

eksplorasi anak melalui karakter tokoh dalam cerita. Selain itu, kegiatan bercerita

juga dapat meningkatkan imajinasi anak serta merangsang kognitif anak. Melalui

bercerita dapat menyampaikan pesan-pesan moral secara lisan kepada anak.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar pada kelompok B

yang berusia 5-6 Tahun di TK ST Theresia Binjai, menunjukkan anak yang ada di

TK B masih kurang memiliki konsentrasi yang baik ketika mengikuti pelajaran di

kelas khususnya dalam hal bercerita. Ini dapat terlihat ketika guru memberikan

(16)

dengan dirinya sendiri, dengan teman bahkan ada pula anak yang mengganggu

temannya ketika belajar.

Anak yang kurang tertarik dalam belajar membuatnya sulit untuk

berkonsentrasi. Hal ini terjadi karena materi pelajaran yang diberikan guru dan

metode pembelajaran yang digunakan guru pun kurang bervariasi dan kurang

menarik. Dengan demikian diharapkan agar guru dapat menggunakan metode

yang bervariasi supaya menarik perhatian anak dan dapat mempengaruhi

konsentrasi belajar. Agar pembelajaran itu menarik dan dapat meningkatkan

konsentrasi salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan

menggunakan metode bercerita karena melalui penggunaan metode bercerita

diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat anak.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik membahas judul “Upaya

Meningkatkan Konsentrasi Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bercerita Di

TK ST.Theresia Binjai T.A 2014 / 2015”.

1.2.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

dapat didefinisikan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Konsentrasi anak masih kurang dalam mengikuti pelajaran, khususnya

dalam hal bercerita.

2. Pola asuh orang tua di rumah yang kurang menyadari akan pentingnya

(17)

3. Banyaknya orang tua yang menitipkan anak pada pengasuh dirumah yang

kurang memahami pentingnya meningkatkan konsentrasi atau daya ingat

anak.

4. Cara mengajar guru di sekolah yang kurang memiliki atau menerapkan

keterampilan dalam mengajar.

5. Kurang tertariknya anak terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan oleh

guru

1.3.

Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka perlu ada pembatasan

masalah. Sebab dilihat dari kemampuan, dana dan waktu penelitian yang tidak

memungkinkan untuk meneliti semua permasalahan di atas maka penulis

membatasi masalah pada Upaya Meningkatkan Konsentrasi Anak Usia 5-6 Tahun

Melalui Metode Bercerita Di TK ST.Theresia Binjai T.A 2014/2015.

1.4.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan

masalah penelitian ini adalah: Apakah metode bercerita dapat membantu anak

kelompok B untuk meningkatkan konsentrasi di TK ST.Theresia Binjai?

1.5.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan penerapan

metode bercerita dalam meningkatkan konsentrasi di TK ST.Theresia Binjai T.A

(18)

1.6.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi anak, untuk meningkatkan konsentrasi dan daya ingatnya sebagai

dasar belajar yang baik

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru-guru untuk menggunakan

metode bercerita dalam pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan

konsentrasi pada anak

3. Bagi kepala sekolah, untuk mengajarkan dan meningatkan guru-guru agar

dalam melakukan proses belajar mengajar menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi

4. Bagi peneliti, untuk mengetahui dan menambah wawasan bagi peneliti dalam menggunakan metode bercerita sebagai upaya untuk meningkatkan

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti

selama 2 siklus diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:

a. Metode bercerita dapat meningkatkan konsentrasi anak usia 5-6 Tahun di

TK Santa Theresia Binjai T.A 2014/2015

b. Hasil observasi dan refleksi pada pertemuan I siklus I setelah metode

bercerita dilakukan dimana pada siklus I pertemuan 1 bercerita yang

dilakukan peneliti tidak menggunakan media apapun sehingga rata-rata

perkembangan konsentrasi anak 32.3% yang berarti termasuk kategori

cukup. Sedangkan pada pertemuan 2 siklus I setelah metode bercerita

dilakukan, dimana peneliti bercerita sudah menggunakan media seperti

buku cerita rata-rata konsentrasi anak 43.5% masih termasuk kategori

cukup. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi anak dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran semakin meningkat, namun belum optimal. Untuk

itu perlu bagi penulis untuk melakukan siklus berikutnya.

c. Pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran dengan tetap

menggunakan metode bercerita, tetapi kegiatan bercerita dilakukan dengan

menggunakan media (gambar) yang sesuai dengan cerita yang akan

dibawakan. Hasil observasi dan refleksi pada pertemuan 1 siklus II setelah

(20)

dalam bercerita rata-rata penilaian konsentrasi anak 65.7% yang berarti

termasuk kategori baik. Sedangkan pada pertemuan 2 siklus II setelah

metode bercerita dilakukan, rata-rata konsentrasi anak meningkat menjadi

80.5% masih termasuk kategori baik.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran

yaitu:

a. Bagi guru TK untuk meningkatkan konsentrasi anak usia 5-6 tahun perlu

menggunakan metode yang bervariasi salah satunya yaitu metode

bercerita.

b. Bagi sekolah terutama kepala sekolah diharapkan untuk dapat

menghimbau guru-guru untuk melakukan lokakarya atau diklat-diklat

tentang bagaimana bercerita yang baik dan benar untuk anak usia dini.

c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang menyeluruh dan dapat dijadikan bahan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, Suhardjono, Supardi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Almala, 2013. Pentingnya Konsentrasi Dalam Belajar. (http://bakalmala.blogspot.com/2013/05/pentingnya-konsentrasi-dalam-belajar.html) diakses 7 November 3103

Ciremay, Anak. 2010. Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode (http://anakciremay.com/2010/08/pembelajaran-dengan-menggunakan-metode.html) diakses pada tanggal 7 februari 2014

Dewi, Rosmala, 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Pendidikan Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed

Dilts, Roberts & Jennifer Dilts. 2014. Strategi Mengatasi Kesulitan Konsentrasi Anak. Jakarta: Prestasi Pustaka

Itadz, 2008. Memilih, Menyusun Dan Menyajikan Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana

Mursini, 2011. Apresiasi Dan Pembelajaran Sastra Anak-Anak. Bandung: Citapustaka Media Perintis

(22)

Padmonodewo, Soemiarti, 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Prakoso, A. (kakawam@facebook.com) 6 Maret 2014. Metode Bercerita Meningkatkan Konsentrasi Anak. E-mail kepada Mariana Putri dalam (mariana_poetri@facebook.com)

Rusydie, Salman, 2012. Kebiasaan-Kebiasaan Khusus Pembuat Daya Ingat Anak Semakin Cemerlang. Yogyakarta: Laksana

Stine, Jean, 2003. Mengoptimalkan Daya Pikir. Jakarta: Delepratasa Publishing

(23)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

DATA PRIBADI

a. Nama : MARIANA PUTRI MANURUNG

b. Nim : 109113031

c. Tempat Tanggal Lahir : Medan, 01 April 1990

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Agama : Katolik

f. Alamat : Jl. Danau Jempang KM. 17,5 Binjai

II. NAMA ORANG TUA

a. Nama Ayah : M. Manurung

b. Nama Ibu : E. Tinambunan

c. Anak ke : 2(Dua) dari 3(Tiga) bersaudara

III.

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1996-2002 : SD RK. Delimurni Diski

2. Tahun 2002-2005 : SMP ST. Thomas 2 Binjai

3. Tahun 2005-2008 : SMA ST. Thomas 4 Binjai

4. Tahun 2009-2015 : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Gambar

Tabel 3.1. Kisi-kisi Lembar Observasi Konsentrasi Anak .........................  32
Gambar 3.1. Desain Penelitian ................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Director yang dipilih harus yang dianggap mampu menghidupkan ide cerita yang udah disetujui klien, yang secara style sesuai dengan tone and manner yang kita mau capai,

[r]

Pengelolaan data pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas (frekuensi kayuhan lengan) dengan variabel terikat (kecepatan renang 50 meter

Data mengenai hal ini sengaja diarnbil untuk mengetahui kegiatan yang di· lakukan oleh siswa SPG dalam memanfaatkan waktu yang kosong - tidak ada guru, istirahat, dan

Kelompok Kerja (POKJA) VII pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin telah membuat Berita Acara Lelang Gagal untuk paket pekerjaan sebagai berikut

- Warna hijau keunguan - Tekstur agak halus - Pola tidak teratur - Biasanya terletak di.. daerah pantai dan muara

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret dengan menggunakan rumus pada deret aritmetika , deret geometri.  Menggunakan sifat-sifat dan rumus pada deret

Tujuan pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan.. benda tajam atau benda keras, baik yang sifatnya jatuh, melayang atau