BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha yang terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu diantaranya ialah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-8 tahun. PAUD telah berkembang dengan pesat dan mendapat perhatian yang luar luar biasa terutama dinegara-negara maju. Karena menurut ilmu tersebut pengembangan kapasitas manusia akan lebih mudah dilakukan sejak usia dini, dalam Suyanto (2005 : 1).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa:
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Peraturan Menteri Pedidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini memuat Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan. Tingkat pencapaian perkembangan
tersebut menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan
nilai agama moral, bidang pengembangan fisik motorik, bidang
pengembangan kognitif, bidang pengembangan bahasa, serta bidang
pengembangan sosial-emosional. Perkembangan yang dicapai merupakan
integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama moral, fisik, kognitif, bahasa,
dan sosial-emosional. Baik aspek agama moral, fisik motorik, kognitif,
bahasa, dan sosial-emosional perlu dikembangkan melalui pendidikan
formal, informal maupun nonformal. Salah satunya mengembangkan
kecerdasan yang berhubungan dengan aspek bidang pengembangan sosial
melalui pendidikan nonformal di lembaga pendidikan Kelompok Bermain,
yaitu mengembangkan kecerdasan interpersonal anak.
Sujiono (2009 : 192) menjelaskan: “berpikir lewat berkomunikasi
dengan orang lain. Ini mengacu pada ketrampilan manusia, dapat dengan
mudah membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain.“
Meskipun kecerdasan ini sangat menyenangkan namun, stimulasi ke arah
tersebut sangat tidak optimal. Ini dikarenakan disekolah pendidik sering
lebih menekankan kemandirian daripada kerjasama. Kegiatan-kegiatan
proyek yang mengondisikan anak bekerjasama dan berinteraksi sosial jarang
dilakukan.
Padahal kecerdasan interpersonal sangat penting dikembangkan sejak
dini, karena kecerdasan interpersonal adalah kepandaian anak dalam
bersosialisasi dengan orang lain. Banyak masyarakat yang beranggapan
bahwa anak yang pandai dalam akademik lebih diutamakan dari pada anak
yang pandai dalam bersosialisasi. Bersosialisasi dapat dilakukan anak ketika
Oleh sebab itu peneliti berupaya mengembangan kecerdasan interpersonal
anak dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dilingkungan sekolah sangat
penting bagi anak Kelompok Bermain Aisyiah Pabelan Kartasura. Karena
tanpa adanya kecerdasan interpersonal pada anak, biasanya anak akan sulit
untuk bekerjasama dan berkomunikasi dengan orang lain. Sedangkan
kondisi yang diharapkan adalah bahwa setiap anak mampu bekerjasama
dengan orang lain dan berkomunikasi dengan baik (bersosialisasi).
Menurut Sujiono (2009 : 16), kegiatan pendidikan seharusnya disusun
dalam suatu rencana kegiatan pendidikan diarahkan pada tiga peran
Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu;
1. Pendidikan sebagai proses belajar dalam diri anak
Anak harus diberikan kesempatan untuk belajar secara optimal, kapan saja dan dimana saja. Implementasinya terwujud dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mendengar, melihat mengamati, dan menyentuh benda-benda disekitarnya.
2. Pendidikan sebagai proses sosialisasi
Pendidikan bukan hanya untuk mencerdaskan dan membuat anak terampil, tapi juga membuat anak menjadi manusia yang bertanggung jawab, bermoral, dan beretika. Pendidikan yang mempersiapkan anak untuk mampu hidup sesuai dengan tuntutan jaman masa depan.
3. Pendidikan sebagai proses pembentukan kerja sama peran
Dengan demikian anak dapat mengetahui bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling melengkapi. Manusia membutuhkan orang lain karena secara individual memiliki kekurangan dan di sisi lain memiliki kelebihan yang memiliki nilai tambah bagi orang lain.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 29 Oktober 2013 di
Kelompok Bermain Aisyiyah Pabelan Kartasura. Anak diberi kegiatan
menyusun bangunan dari balok secara berkelompok hasilnya belum
memuaskan, dari 20 anak baru ada 3 anak (15%) yang mau bekerjasama.
dikarenakan guru lebih menekankan pada sikap kemandirian anak. Sikap
guru ketika waktu istirahatpun demikian, ketika ada seorang anak yang
datang mendekati temannya yang sedang bermain, guru kadang langsung
menegur anak tersebut “eh jangan ganggu temannya to, main sendiri-sendiri
saja ya“. Tanpa guru sadari, guru telah mencegah atau menutup akses bagi
perkembangan interpersonal anak.
Melihat rendahnya kecerdasan interpersonal anak, peneliti yang
sekaligus guru melakukan inovasi dalam pembelajaran yang dapat
mengembangkan kecerdasan interpersonal. Inovasi yang ditawarkan peneliti
adalah metode permainan air.
Diharapkan dengan adanya inovasi ini dapat mengembangkan
kecerdasan interpersonal. Dengan uraian diatas, maka peneliti menawarkan
solusi dengan mengadakan penelitian yang berjudul “PENGEMBANGAN
KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI PERMAINAN AIR
PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH PABELAN
KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014“.
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan efektif, maka perlu dibatasi
permasalahannya sebagai berikut:
1. Permainan air dibatasi pada permainan selang bambu dan bola borot
C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang ingin diteliti pada penelitian ini adalah:
“Apakah penerapan permainan air dapat mengembangkan kecerdasan
interpersonal pada anak Kelompok Bermain Aisyiyah Pabelan Kartasura
Tahun Ajaran 2013/2014?”
D.Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
kecerdasan interpersonal pada anak Kelompok Bermain Aisyiyah Pabelan
Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
kecerdasan interpersonal anak melalui permainan air pada anak Kelompok
Bermain Aisyiyah Pabelan Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014.
E.Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi
atau acuan dalam pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
terutama pembembelajaran yang berhubungan dengan kecerdasan
interpersonal yang dipengaruhi oleh permainan air.
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal
3) Memberikan kesempatan pada anak untuk berpartisipasi dalam
setiap kegiatan atau permainan dengan aktif dan kreatif
b.Bagi Guru
1) Memperoleh informasi tentang tingkat kemampuan anak dalam
bersosialisasi sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam
membuat atau merencanakan kegiatan disekolah
2) Membantu anak yamg mengalami kesulitan bersosialisasi
3) Mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang berhubungan
dengan kecerdasan interpersonal sesuai dengan kebutuhan anak
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai masukan dalam rangka pembinaan dan peningkatan
profesionalisme guru
2) Menerapkan model permainan yang bervariasi untuk
mengembangakan aspek kecerdasan interpersonal dapat pula
diterapkan untuk mengembangkan kecerdasan yang lain
3) Dapat menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga
tercipta pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM)
d.Bagi Peneliti Lain
1) Dapat menerapkan metode permainan air dalam penelitian di
setting yang berbeda
2) Dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal anak usia dini